11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap jenjangnya, proses belajar tentu mengalami perbedaan. Pada saat menempuh jenjang pendidikan di SMA, siswa lebih menggantungkan pelajarannya pada guru dan kurang berinisiatif dalam mengumpulkan ilmu. Siswa lebih tergantung pada pelajaran yang diberikan guru dan buku-buku sekolah dibandingkan dengan mencari dan mengembangluaskan ilmunya secara mandiri, maka dari itu pada saat siswa menempati jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Universitas atau Perguruan Tinggi), tentunya siswa akan mengalami stress dan adaptasi dalam menerima mata kuliah yang baru dipelajarinya. Oleh karena itu dengan adanya beban SKS yang baru di hadapi siswa, tentunya siswa harus lebih giat dalam meluaskan ilmu yang sedang di gelutinya demi mendapakan nilai IPK 1

4 BAB 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hubungan tingkat stres dengan gangguan pola tidur

Citation preview

Page 1: 4 BAB 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam setiap jenjangnya, proses belajar tentu mengalami perbedaan.

Pada saat menempuh jenjang pendidikan di SMA, siswa lebih

menggantungkan pelajarannya pada guru dan kurang berinisiatif dalam

mengumpulkan ilmu. Siswa lebih tergantung pada pelajaran yang diberikan

guru dan buku-buku sekolah dibandingkan dengan mencari dan

mengembangluaskan ilmunya secara mandiri, maka dari itu pada saat siswa

menempati jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Universitas atau Perguruan

Tinggi), tentunya siswa akan mengalami stress dan adaptasi dalam menerima

mata kuliah yang baru dipelajarinya. Oleh karena itu dengan adanya beban

SKS yang baru di hadapi siswa, tentunya siswa harus lebih giat dalam

meluaskan ilmu yang sedang di gelutinya demi mendapakan nilai IPK yang

telah di tentukan pihak Universitas. (Afriannisa, 2011).

Stres merupakan realita kehidupan sehari – hari yang dialami oleh

semua orang mulai dari anak – anak sampai orang dewasa semua dapat

mengalaminya, tidak terkecuali juga akan di alami oleh Mahasiswa Diploma

III Keperawatan. Darmawan (2006) mengatakan bahwa tuntutan prestasi,

tuntutan biaya dan juga tuntutan kelulusan merupakan salah satu stresor yang

di alami oleh mahasiswa yang dapat menyebabkan mahasiswa menjadi stres,

1

Page 2: 4 BAB 1

2

terlebih lagi mahasiswa semester akhir yang akan siap menghadapi kelulusan.

Mereka di tuntut untuk menyelesaikan tugas akhir yang akan di gunakan

sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan.

Banyaknya stressor dan tuntutan yang dihadapi menyebabkan

mahasiswa akhir rentan mengalami stress. Hal ini diperkuat oleh Lubis &

Nurlaila (2010) yang mengatakan bahwa saat ini tingkat stres pelajar dan

mahasiswa meningkat lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan era depresi

besar pada tahun 1938. Penelitian yang dilakukan Wijiyanti (2013)

menunjukkan mahasiswa FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan) angkatan 2008

mengalami stres dalam penyusunan skripsi pada kategori sedang (77,9%),

sumber stres yang paling dominan yaitu frustrasi kesulitan bertemu dosen

pembimbing dan mencari buku referensi, dan jenis stres yang dominan yaitu

stres psikologis seperti cemas dan panik.

Stres dan gangguan tidur yang terus berlangsung dapat mengganggu

mahasiswa skripsi untuk mencapai kesuksesan akademik, yaitu lulus dengan

IPK yang memenuhi standar di institusi minimal 2,75. Hal ini didukung oleh

hasil penelitian Robotham (2008) yang mencatat bahwa individu yang

mengalami stres akan merasakan dampak negatif stres seperti sulit

berkonsentrasi, mudah lupa, depresi, sakit kepala, dan berperilaku negatif,

misalnya minum minuman alkohol. Stresor yang dihadapi mahasiswa skripsi

tidak hanya menyebabkan mahasiwa rentan stres tetapi juga rentan mengalami

gangguan tidur. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Gaultney (2010)

terhadap 1.845 mahasiswa yang menyebutkan 27% mengalami setidaknya satu

2

Page 3: 4 BAB 1

3

jenis gangguan tidur. Menurut Cabrera & Schub (2011) bahwa gangguan tidur

bisa mengakibatkan perubahan kognitif, persepsi, perhatian, suasana hati, dan

peningkatkan risiko kecelakaan.

Dampak negatif stres dan gangguan tidur menjadi penghambat bagi

mahasiswa untuk meraih kesuksesan akademik yaitu lulus dengan IPK tinggi.

Hal ini didukung oleh Gaultney (2010) yang menjelaskan bahwa 22%

mahasiswa yang berisiko mengalami gangguan tidur juga berisiko memiliki

Grade Point Average (GPA) rendah (GPA < 2.0 ). Gaultney (2010) juga

menjelaskan bahwa prestasi akademik mahasiswa yang mengalami gangguan

tidur lebih rendah daripada mahasiswa yang cukup tidur.

Penelitian lain dari Wulandari (2012) mengatakan bahwa hasil analisis

data penelitiannya yang menggunakan uji chi square menunjukkan 61,6%

responden mengalami stres sedang dan tidak ada yang mengalami stres berat,

44,6% responden mengalami gangguan tidur, dan tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat stres dengan gangguan tidur pada mahasiswa skripsi

(95% CI; p= 0.675; α= 0.05).

Tuntutan untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran seperti praktek

klinik keperawatan jiwa II di RS Jiwa Bogor dan keperawatan gawat darurat II

di Rumah Sakit Haji Jakarta yang mana aksesibilitas ke RS yang lumayan

jauh, serta tuntutan menyelesaikan dokumentasi asuhan keperawatan yang

dikerjakan sampai larut malam. Hal ini menyebabkan ritme sirkadian atau

ritme jam biologis seseorang menjadi terganggu, yang seharusnya pada malam

hari istirahat terpaksa digunakan untuk bekerja dikarenakan waktu pada siang

3

Page 4: 4 BAB 1

4

hari tidak mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Setelah itu

pada bulan Maret akan ada praktek klinik keperawatan gerontik di panti jompo

serta Praktek Kerja Lapangan di daerah pedesaan, yang mana bersamaan

dengan tuntutan menyelesaikan proposal KTI yang akan disidangkan pada

tanggal 7 April – 18 April 2014 dan adanya ujian akhir perkuliahan serta uji

kompetensi nasional yang akan diadakan pada bulan Agustus, hal inilah yang

menjadi beban pikiran mahasiswa semester VI Jurusan Keperawatan prodi

DIII POLTEKKES Banjarmasin yang akan menyebabkan tekanan fisik dan

psikis serta rasa lelah dan tertekan pada mereka, dan ada juga yang mengalami

tututuan-tuntutan tugas serupa dengan Keperawatan yaitu Jurusan Kebidanan

prodi D III POLTEKKES Banjarmasin.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti ada 9

mahasiswa yang terganggu pola tidurnya karena menyelesaikan semua tugas-

tugas tersebut, bahkan tidak jarang membuat mahasiswa merubah pola

tidurnya yang sebelumnya termasuk normal yaitu 6 sampai 8 jam sehari dan

dapat memulai tidur dengan mudah sekarang hanya 3 sampai 6 jam sehari dan

sulit memulai tidur. Hal tersebut seperti yang dialami oleh mahasiswi

POLTEKKES Jurusan Keperawatan Semester 5 yang mengalami kesulitan

tidur setelah ia berada di semester akhir ini yang mana dituntut untuk

membuat karya tulis ilmiah, yang mana mulai sibuk mencari masalah, judul,

referensi, dan lain-lain. Waktu semester awal biasanya tidur pukul 22.00

WITA, tapi pada semester akhir ini baru bisa tidur di atas pukul 00.00 WITA.

(Wawancara pada 12/12/13).

4

Page 5: 4 BAB 1

5

Seorang mahasiswi lain menyatakan ketika dirinya di semester awal

bisa tidur pukul 21.00 WITA dan bangun tidur di pagi harinya terasa segar,

dia mengemukakan alasannya dikarenakan tugas kampus yang masih sedikit,

tetapi ketika naik tingkat dari semester awal menuju semester akhir, pola

tidurnya berubah menjadi pukul 00.00 WITA baru bisa tidur dan saat bangun

tidur di pagi hari, badannya terasa lelah serta masih mengantuk. (Wawancara

pada 12/12/13).

Gangguan pola tidur yang dialami oleh mahasiswa semester V juga

didapatkan oleh peneliti berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 12

Desember 2013. Wawancara awal peneliti lakukan kepada 13 mahasiswa yang

sedang proses pembuatan KTI di jurusan Keperawatan POLTEKES

Banjarmasin semester 5. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut didapatkan

informasi bahwa 69% mahasiswa mengalami tanda-tanda terganggunya pola

tidur seperti sulit tidur, jam tidur berkurang atau bertambah, bangun terlalu

pagi, serta mimpi buruk. Dari 13 mahasiswa tersebut ditemukan ada 5 orang

yang nilai IPK semester limanya menurun dibandingkan dengan semester yang

lalu yaitu semester empat. Hal ini cenderung adalah dampak kelanjutan dari

tanda dan gejala stress yang mengganggu pola tidur, maka dari itu dibutuhkan

manajemen stress dan pola tidur yang tepat agar dampak yang berkelanjutan ini

segera bisa diatasi.

Berdasarkan teori-teori dan hasil studi pendahuluan yang telah

dilakukan peneliti, maka peneliti berinisistif untuk meneliti hubungan tingkat

5

Page 6: 4 BAB 1

6

stress dengan pola tidur pada mahasiswa semester VI di Program Studi

Diploma III Keperawatan dan Kebidanan POLTEKKES Banjarmasin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian sementara dapat di

rumuskan masala yaitu sebagai berikut:

“Bagaimana Hubungan Tingkat Stres Dengan Pola Tidur Pada Mahasiswa

Semester VI Program Studi D III POLTEKKES Banjarmasin Tahun 2014 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress

dengan pola tidur pada mahasiswa Semester VI Program Studi D III

POLTEKKES Banjarmasin.

2. Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi:

a) Tingkat stres pada mahasiswa Semester VI Program Studi D III

POLTEKKES Banjarmasin Tahun 2014.

b) Pola tidur pada mahasiswa semester VI Program Studi D III

Keperawatan POLTEKKES Banjarmasin Tahun 2014.

6

Page 7: 4 BAB 1

7

c) Mengidentifikasi hubungan antara tingkat stres dengan pola tidur pada

mahasiswa Semester VI Program Studi D III POLTEKKES

Banjarmasin Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan para

pembaca yang terutama mengenai tingkat stress mahasiswa dalam

menghadapi proses belajar di kampus, khususnya di Program Studi

Diploma III Keperawatan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pihak Institusi

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk lebih

meningkatkan proses belajar mengajar di kampus, juga pengaturan

manajemen waktu yang baik sehingga mahasiswa bisa lebih maksimal

dalam menerima ilmu yang diterapkan oleh dosen Program Studi.

b. Bagi Pihak Mahasiswa

Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk lebih siap dalam

menghadapi proses belajar di kampus khususnya di Program Studi

Keperawatan agar lebih meningkatkan kesungguhannya untuk belajar.

7