Upload
verlymelicea
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
1/26
1
BAB I
PENDAHULUAN
Mata merupakan salah satu organ indera manusia yang mempunyai
manfaat sangat besar. Kelainan yang menggangu fungsi mata salah satunya adalah
strabismus. Strabismus ini terjadi jika ada penyimpangan dari penjajaran okular
yang sempurna. Pada usia enam bulan sampai enam tahun memiliki prevalensi
strabismus sekitar 2,5, sedangkan temuan ini tetap konstan tanpa memandang
jenis kelamin atau etnis, prevalensi !enderung meningkat dengan bertambahnya
usia. Strabismus terjadi pada kira"kira 2 anak"anak usia di ba#ah $ tahun dan
sekitar $ remaja dan de#asa muda. Kondisi ini mengenai pria dan #anita dalam
perbandingan yang sama.
Strabismus mempunyai pola keturunan, jika salah satu atau kedua orang
tuanya strabismus, sangat memungkinkan anaknya akan strabismus. %nak"anak
disarankan untuk dilakukan pemeriksaan mata saat usia $"& tahun. Strabismus
menyebabkan posisi kedua mata tidak lurus maka akan mengakibatkan
penglihatan binokuler tidak normal yang akan berdampak pada berkurangnya
kemampuan orang tersebut dalam batas tertentu.
Strabismus adalah kondisi dimana kedua mata tidak tertuju pada satu
obyek yang menjadi pusat perhatian. Satu mata bisa terfokus pada satu obyek
sedangkan mata yang lain dapat bergulir ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke ba#ah.
Keadaan ini bisa menetap 'selalu tampak( atau dapat pula hilang timbul. Penyebab
juling yang pasti belum seluruhnya diketahui. )nam otot mata, yang
mengontrol pergerakan bola mata, melekat pada bagian luar masing"masing mata.
Pada setiap mata, dua otot menggerakkan ke kanan dan ke kiri. )mpat otot lainnya
menggerakkan ke atas, ke ba#ah, dan memutar. %gar kedua mata lurus dan dapat
berfokus pada satu obyek yang menjadi pusat perhatian, semua otot pada setiap
mata harus seimbang dan bekerja se!ara bersama"sama.
1
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
2/26
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI & FISIOLOGI MATA
1. Anatomi Mata
Mata adalah organ fotosensitif yang kompleks dan berkembang
lanjut yang memungkinkan analisis !ermat tentang bentuk, intensitas
!ahaya, dan #arna yang dipantulkan obyek. *ola mata de#asa normal
hampir mendekati bulat dengan diameter anteroposterior sekita 2&,5 mm.
Pada saat bayi, panjangnya 1+,5 mm. erdapat beberapa komponen yang
menyusun organ mata. %dapun organ"organ tersebut dapat dilihat pada
gambar di ba#ah ini-
ambar 1. %natomi Mata Potongan Sagital
1
ambar 2. %natomi Mata ampak /epan1
2
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
3/26
$
a. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis
yang membungkus permukaan posterior kelopak mata dan permukaan
anterior sklera. erdiri dari tiga bagian yaitu konjungtiva tarsal, bulbi,
dan forniks.
b. Sklera
Sklera merupakan 50+ bagian dinding bola mata berupa jaringan kuat
yang ber#arna putih.
!. Kornea
Kornea merupakan lapisan transparan yang melapisi 10$ depan bola
mata. Permukaannya li!in dan mengkilat. erdiri dari 5 buah lapisan-
i. )pitel - terdiri dari 5"+ lapis
sel berbentuk kubus sampai
gepeng
ii. Membrana *o#man -
kolagen yang tersusun tidak
teratur dan tidak mempunyai
daya regenerasi.
iii. Stroma - terdiri dari
kumpulan sel yang
membentuk jaringan ikat
yang kuat.
iv. Membrana /essement - membran jernih yang sangat elastik,
berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal &m.
v. )ndotel - merupakan satu lapis sel berbentuk kubus.2
d. 3vea
3vea merupakan lapisan vaskuler tengah mata dan dilindungi oleh
sklera. *agian ini ikut memasok darah ke retina. erdiri dari-
i. 4ris merupakan perpanjangan korpus siliare ke anterior.
ii. Korpus siliaris berfungsi untuk produksi akuos humor.
ambar $. %natomi Kornea1
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
4/26
&
iii. Koroid merupakan segmen posterior dari uvea, di antara retina dan
sklera. ersusun dari 2 lapis pembuluh darah
e. ensa merupakan struktur bikonveks, avaskuler, tak ber#arna, dan
hampir transparan sempurna. Menggantung pada korpus siliaris
melalui 6onula 6inii.
f. Korpus vitreus mengisi 20$ bagian isi bola mata dan mempertahankan
bentuknya selalu bulat. Konsistensinya 7 air dan berbentuk gel.
g. 8etina merupakan jaringan saraf tipis yang semi transparan,
membentang dari papil saraf optik ke depan sampai 9raserata. Pada
bagian retina terdapat ma!ula, dan ditengah ma!ula terdapat fovea
sentralis.2,$
2. Anatomi dan Fisioo!i Otot P"n!!"#a$ Mata%'
*eberapa struktur yang ada dalam kategori struktur luar mata adalah orbit,
otot ekstraokular, sistem lakrimal, dan kelopak mata. %dapun peran otot
ekstraokular adalah untuk mengatur arah pergerakan mata. %dapun
gambaran anatomi otot ekstraokular dapat dilihat di ba#ah ini.
ambar &. %natomi 9tot )kstraokuler 1,$
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
5/26
5
9rbit adalah struktur berbentuk keru!ut '8ongga piramidal dengan
& sisi( yang terdiri dari basis 'margin orbital( yang terbuka ke garis tengah
#ajah, pun!ak, ujung sempit ke arah posterior kepala, dan & dinding.
Pada orang de#asa, orbit dibentuk oleh : tulang- '1( frontal, '2(
;ygoma, '$( ma
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
6/26
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
7/26
:
0. -as$,a#isasi otot "$st#ao$,a#)%'*
Suplai darah utama mata berasal dari arteri oftalmik. Aabang otot
lateral arteri oftalmik memasok rektus lateral, rektus superior, dan
superior obli@ue. Aabang medial memasok rektus inferior, rektus
medial, dan obli@ue inferior
Aabang medial dan lateral arteri menimbulkan : pembuluh silier
anterior, yang berjalan dengan & otot rektus untuk memberikan
sirkulasi untuk segmen anterior mata. Setiap otot rektus memiliki 2
pembuluh silier anterior, ke!uali untuk otot rektus lateral, yang hanya
memiliki 1 pembuluh. Kapal ini mele#ati anterior epis!lera dan
memasok segmen anterior mata, termasuk sklera, limbus, dan
konjungtiva.
+. Otototot Int#insi$ Boa Mata)'3*
1. M.!iliaris -
• =ungsi - mengatur ke!embungan lensa.
• 4nervasi - Serabut parasimpatis >.444 melalui ganglion !iliare.
2. 9tot"otot iris-
• M.sphin!ter pupillae -
- Menge!ilkan ukuran pupil
- 4nervasi oleh sistem parasimpatis melalui nn.!iliares
breves.
• M.dilator pupilae-
- Melebarkan pupil
- 4nervasi oleh sistem simpatis
d. Ja#as Oti$ 4
Aahaya yang sampai di retina tersebut akan mengakibatkan
hiperpolarisasi dari reseptor pada retina. Biperpolarisasi ini akan
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
8/26
C
mengakibatkan timbulnya potensial aksi pada sel"sel ganglion, yang
aksonnya membentuk nervus optikus. Kedua nervus optikus akan bertemu
pada kiasma optikum, di mana serat nervus optikus dari separuh bagian
nasal retina menyilang ke sisi yang berla#anan, yang kemudian akan
menyatu dengan serat nervus optikus dari sisi temporal yang berla#anan,
membentuk suatu traktus optikus. Serat dari masing"masing traktus
optikus akan bersinaps pada korpus genikulatum lateralis dari thalamus.
Kemudian serat"serat tersebut akan dilanjutkan sebagai radiasi optikum ke
korteks visual primer pada fisura !al!arina pada lobus oksipital medial.
Serat"serat tersebut kemudian juga akan diproyeksikan ke korteks visual
sekunder.
Selain ke korteks visual, serat"serat visual tersebut juga ditujukan ke
beberapa area seperti- '1(nukleus suprakiasmatik dari hipotalamus untuk
mengontrol irama sirkadian dan perubahan fisiologis lain yang berkaitan
ambar +. Daras 9ptik
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
9/26
7
dengan siang dan malam, '2( ke nukleus pretektal pada otak tengah, untuk
menimbulkan gerakan refleks pada mata untuk fokus terhadap suatu obyek
tertentu dan mengaktivasi refleks !ahaya pupil, dan '$( kolikulus superior,
untuk mengontrol gerakan !epat dari kedua mata.
B. ST5ABISMUS
ambar :. Strabismus
1. D"/inisi)2*
Strabismus merupakan suatu keadaan penyimpangan sumbu bola mata
yang nyata di mana sumbu penglihatan tidak berpotongan pada titik
fiksasi.
2. Etioo!i)6*
a. =aktor Keturunan
EGenetic PatternFnya belum diketahui dengan pasti, tetapi akibatnya
sudah jelas. *ila orang tua yang menderita strabismus dengan operasi
berhasil baik, maka bila anaknya menderita strabismus dan operasi
akan berhasil baik pula.
b. Kelainan %natomi
Kelainan otot ekstraokuler
i. Over development
ii. Under development
iii. Kelainan letak insertio otot.
!. Kelainan pada Evascial structureF
%danya kelainan hubungan vas!ial otot"otot ekstraokuler.
d. Kelainan dari tulang"tulang orbita
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
10/26
1
i. Kelainan pembentukan tulang orbita menyebabkan bentuk dan
orbital abnormal.
ii. Kelainan pada saraf pusat yang tidak bisa mensintesa rangsangan.
iii. =ovea tidak dapat menangkap bayangan.
iv. Kelainan k#antitas stimulus pada otot bola mata.
v. Kelainan Sensoris
e. Kelainan 4nervasi - angguan proses transisi dan persepsi
7. Pato!"n"sis
*ila terdapat satu 0 lebih otot mata yang tidak dapat mengimbangi gerak
otot"otot lainnya maka akan terjadi gangguan keseimbangan gerak kedua
mata, sumbu penglihatan akan menyilang, mata menjadi strabismus dan
penglihatan menjadi ganda 'diplopia(.
a. angguan gerakan mata-
i. onus yang berlebihan.
ii. Paretik 0 paralytik.
iii. Bambatan mekanik.
Aontoh - parese 0 paralyse re!tus lateralis mata kanan, maka akan
terjadi esotropi mata kanan.'2(
b. angguan =aal 9tot Penggerak *ola Mata'2,$,5(
Kedua bola mata digerakkan oleh otot"otot mata luar
sedemikian rupa sehingga bayangan benda yang menjadi perhatian
akan selalu jatuh tepat di kedua fovea sentralis. Keseimbangan yang
ideal seluruh otot penggerak bola mata ini menyebabkan kita dapat
selalu melihat se!ara binokular.
%pabila terdapat satu atau lebih otot penggerak bola mata yang
tidak dapat mengimbangi gerak otot"otot lainnya, maka terjadilah
gangguan keseimbangan gerak antara kedua mata, sehingga sumbu
penglihatan menyilang pada tempat diluar letak benda yang menjadi
perhatiannya dan disebut Ejuling '!rossed )yes(. angguan‟
keseimbangan gerak bola mata 'mus!le imbalan!e( bisa disebabkan
oleh hal"hal berikut-
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
11/26
11
• Pertama apabila aktivitas dan tonus satu atau lebih otot penggerak
menjadi berlebihanG dalam hal ini otot bersangkutan akan menarik bola mata dari kedudukan normal. %pabila otot yang hiperaktif
adalah otot yang berfungsi untuk kovergensi terjadilah juling yang
konvergen 'esotropia(.
• Kedua, adalah kebalikan dari pertama, apabila satu atau lebih dari
otot penggerak bolamata aktivitas atau tonusnya menjadi melemah
atau paretik. *ila hal ini terjadi pada otot yang dipakai untuk
konvergensi, maka terjadilah juling divergen 'ekstropia(.
/apatlah dimengerti bah#a ada dua keadaan tersebut di atas, besarnya
sudut deviasi adalah berubah"ubah tergantung pada arah penglihatan
penderitaan. Keadaan juling seperti itu disebut sebagai gangguan
keseimbangan gerak yang inkomitan. Sebagai !ontoh adalah suatu
kelumpuhan otot rektus lateral mata kanan, maka besar sudut deviasi
adalah ke!il bila penderita melihat kearah kiri dan membesar bila arah
pandang ke kanan. angguan keseimbangan gerak bola mata dapat
pula terjadi karena suatu kelainan yang bersifat sentral berupa kelainan
stimulus pada otot. Stimulus sentral untuk konvergensi bisa berlebihan
sehingga akan didapatkan seorang penderita kedudukan bola matanya
normal pada penglihatan jauh 'divergensi( tetapi menjadi juling
konvergen pada #aktu melihat dekat 'konvergensi(G demikian kita
kenali -
• Convergence excess
*ila kedudukan bola mata penderita normal melihat jauh dan juling
ke dalam esotopia pada #aktu melihat dekat.
• Divergence excess
bila kontraksi otot penggerak bola mata penderita normal pada
penglihatan dekat, tetapi juling keluar 'divergent s@uint( bila
melihat jauh.
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
12/26
12
• Convergence insuffiency
*ila kedudukan bola mata normal pada penglihatan jauh tapi julingkeluar pada #aktu melihat dekat.
• Divergence insuffience
*ila penderita mempunyai kedudukan bola mata yang normal
untuk dekat tetapi juling ke dalam bila melihat jauh.
!. %nisometropia
%pabila seseorang berbeda derajat hipermetropinya sebanyak dua dioptri atau lebih, maka se!ara sadar atau tidak ia akan memakai
mata dengan derajat hipermetropia yang lebih ringan untuk
penglihatan jauh maupun dekat, karena jumlah enersi untuk akomodasi
yang diperlukan untuk melihat jelas adalah lebih ringan. /engan
jumlah akomodasi ini mata dengan hipermetropi yang lebih berat tidak
pernah melihat dengan jelas, baik untuk penglihatan dekat maupun
jauh. *ila keadaan ini terjadi se!ara dini dalam masa perkembangan
penglihatan dan dibiarkan sampai anak berumur lebih dari lima tahun
maka kemajuan melihat dari mata dengan hipermetropia yang lebih
tidaklah sebaik di banding mata lainnya. Kelemahan penglihatan yang
tidak di dasarkan pada adanya kelainan organik disebut ambilopia.
Perbedaan kekuatan miopia antara mata satu dan lainnya pada
umumnya tidak mengakibatkan timbulnya ambliopia yang men!olok,
disebabkan oleh kerena mata dengan miopia yang lebih berat sifatnya
masih dapat melihat berbeda"beda se!ara jelas untuk dekat tanpa
akomodasi, lagi pula kelainan miopia umumnya bersifat progresif dan
umumnya belum terdapat se!ara menyolok pada usia sangat muda.
d. %niseikonia
%pabila kita melihat ke suatu benda yang berjarak antara satu
dan dua meter dihadapan kita, kemudian menutup satu mata berganti,
maka kita akan mengetahui bah#a terdapat perbedaan bentuk, tempat
maupun besarnya benda yang kita perhatikan. Perbedaan penglihatan
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
13/26
1$
antara mata kanan dan kiri tersebut dikenal dengan nama penglihataan
diantara dua mata kita. /isparitas yang ringan memang diperlukan
untuk kemampuan penglihatan stereoskopik.
/isparitas penglihatan yang terlalu besar, seperti !ontohnya
seorang dengan afakimonokular yang dikoreksi dengan ka!a mata,
mengakibatkan kesulitan bagi sistem saraf pusat untuk menyatukan
'memfusikan( menjadi satu bayangan tunggal dan benda"benda yang
dilihat akan tampak ganda. /isparitas penglihatan yang menimbulkan
gangguan berupa penglihatan ganda atau diplopia disebut aniseikonia.
Seseorang yang menderita diplopia sudah barang tentu akan
menjadi binggung seperti seorang yang baru belajar menggunakan
mikroskop monokular, se!ara sadar ataupun tidak akan menutup salah
satu matanya agar penglihatan menjadi tunggal kembali. ama
kelamaan orang tersebut akan belajar mengeliminasi bayangan salah
satu matanya dan disebut sebagai image supression dan dalam
pembahasan ini akan disebut sebagai supresi.
Supresi dapat dilakukan se!ara sadar pada kedua mata berganti
" ganti menjadi dan disebut Alternating uppression, tapi dapat pula
terjadi se!ara terus menerus pada mata yang sama dan memilih
menggunakan mata lainnya untuk penglihatan. /alam hal ini maka
mata yang dipakai untuk penglihataan sehari"hari disebut sebagai mata
yang dominan sedang mata yang mengalami supresi sebagai mata
malas 'la!y eye(. Mata malas dalam keadaan sehari"hari tidak dipakai
melihat, maka pada umumnya mata ini mengalami kemunduran"
kemunduran fungsional dan menjadi ambliopia bahkan kadang"kadang
mengalami deviasi sumbu penglihatan dan menjadi juling.
e. Bukum dalam Strabismus '2(
i. Bukum /esmarrens - bila sumbu penglihatan bersilangan maka
bayangan tidak bersilangan
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
14/26
1&
ii. Bukum /onder - Kedudukan bola mata terhadap fiksasi
penglihatan ditentukan oleh arah mata. *ola mata berputar pada
sumbu penglihatan tanpa disadari atau disengaja.
iii. Bukum ullstrand - bila pasien yang sedang berfiksasi jauh
digerakkan kepalanya maka refle< kornea pada kedua mata akan
bergerak searah dengan arah gerakan kepala atau bergerak ke arah
otot yang lebih lemah.
iv. Bukum Bering - Pada pergerakan bersama kedua bola mata
didapatkan rangsanag yang sama dan simultan pada otot"otot mata
agonis dari pusat persarafan okulogiri untuk mengarahkan
kedudukan mata.
v. Bukum isting - bila terjadi perubahan grafis fiksasi bola mata dari
posisi primer ke posisi yang lainnya maka sudut torsi pada posisi
sekunder ini sama seperti bila mata itu kembali pada posisinya
dengan berputar pada sumbu yang tetap yang tegak lurus pada
sumbu permulaan dan posisi akhir dari garis fiksasi.
vi. Bukum Sherington - otot mata luar seperti pada otot serat lintang
menunjukkan persarafan resiprokal pada otot antagonisnya.
%. Kasi/i$asi8
a. *erdasarkan manifestasinya
*erdasarkan manifestasinya, deviasi mata terbagi menjadi deviasi mata
bermanifestasi 'heterotropia( dan laten 'heteroforia(. Beterotropia
adalah suatu keadaan penyimpangan sumbu bola mata yang nyata di
mana kedua penglihatan tidak berpotong pada titik fiksasi.Sedangkan
heteroforia adalah penyimpangan sumbu penglihatan yang
tersembunyi yang masih dapat diatasi dengan reflek fusi.
i. H"t"#ot#oia
• )sotropia
)sotropia adalah keadaan dimana satu mata berfiksasi pada
objek yang menjadi pusat perhatian sedangkan mata yang lain
menuju arah yang lain, yaitu hidung. Strabismus jenis ini
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
15/26
15
dibagi menjadi dua bagian, yaitu paretik 'akibat paresis satu
atau lebih otot ekstraokular( dan non paretik.
• )ksotropia
)ksotropia adalah keadaan dimana satu mata berfiksasi pada
objek yang menjadi pusat perhatian sedangkan mata yang lain
menuju ke arah lain yaitu ke arah luar 'eksodeviasi(.
• Bipertropia
/eviasi vertikal la;imnya diberi nama sesuai mata yang tinggi,tanpa memandang mata mana yang memiliki penglihatan lebih
baik dan yang diugunakan untuk fiksasi. Bipertropia lebih
jarang dijumpai daripada deviasi hori;ontal dan biasanya
didapat setelah le#at masa anak"anak.
• Bipotropia
Bipotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan
yang nyata dimana salah satu sumbu penglihatan menuju titik
fiksasi sedangkan sumbu penglihatan yang lainnya
menyimpang pada bidang vertikal ke arah inferior 'ba#ah(.
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
16/26
1+
ambar C. Beterotropia
ii. H"t"#o/o#ia
Beteroforia merupakan kelainan deviasi yang laten, mata
mempunyai ke!enderungan untuk berdeviasi ke salah satu arah,
yang dapat diatasi oleh usaha otot untuk mempertahankan
penglihatan binokular. Aontoh- eksoforia dan esoforia.
Penyebab heteroforia dibagi menjadi penyebab refraktif dan
nonrefraktif. Penyebab refraktif, misalnya pada hipermetropia dan
miopia. Sedangkan penyebab non refraktif, foria tampak pada
keadaan neurastenia, anemia, infeksi lokal.
T"m,an $inis
ejala klinis dapat berupa diplopia atau astenopia 'kelelahan
mata(. ejala yang timbul pada astenopia memiliki berma!am
bentuk. /apat timbul rasa berat, lelah atau tidak enak pada mata.
Mudah lelah, penglihatan kabur, dan diplopia, terutama setelah
pemakaian mata berkepanjangan, dapat juga terjadi.
P"m"#i$saan(
• Cover and uncover test untuk membedakan foria dari tropia.
• Kekuatan duksi untuk mengetahui letak kelainan otot.
• Pemeriksaan refraksi.
b. *erdasarkan Sudut deviasi
i. In$omitan )Pa#aiti$*
Sudut deviasi tidak sama, pada kebanyakan kasus disebabkan
oleh kelumpuhan otot penggerak bola mata. Kelumpuhan otot
dapat mengenai satu otot atau beberapa otot.
anda"tanda-
• erak mata terbatas pada daerah di mana otot yang
lumpuh bekerja.
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
17/26
1:
• /eviasi. Dika mata digerakkan ke arah otot yang
lumpuh bekerja, mata yang sehat akan menjurus ke arah inidengan baik, sedangkan mata yang sakit tertinggal.
• /iplopia terjadi pada otot yang lumpuh.
• Hertigo, mual"mual.
/iagnosa berdasarkan-
• Keterbatasan gerak
• /eviasi
• /iplopia
1(. %bdusen pal!y
Sering terdapat pada orang de#asa yang mendapat trauma
kepala, tumor, atau peradangan dari susunan saraf serebral.
anda"tanda-
" angguan pergerakkan bola mata ke arah luar
" /iplopia homonim, yang menjadi lebih hebat bila mata
digerakkan ke arah luar.
2(. Kelumpuhan >. 444
anda"tanda
" Ptosis
" *ola mata hampir tidak dapat bergerak atau terdapat
keterbatasan bergerak ke atas, nasal, dan sedikit ke arah
ba#ah.
" Mata berdeviasi ke temporal, sedikit ke ba#ah
" Sedikit eksoftalmus
" Crossed diplopia.
Penyebab-
Kelainan dapat terjadi pada setiap tempat dari korteks serebri
ke otot. Kelainan dapat berupa eksudat, perdarahan, periostitis,
tumor, trauma, perubahan pembuluh darah. Pada umunya
disebabkan oleh lues yang dapat menyebabkan ensafelitis,
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
18/26
1C
infeksi akut, diabetes melitus, penyakit sinus. erjadinya dapat
se!ara tiba"tiba, tetapi perjalanan penyakitnya selalu menahun.
ii. Non$omitan )Non a#aiti$*
Sudut deviasi tetap konstan pada berbagai posisi, mengikuti
gerak mata yang sebelahnya pada semua arah dan selalu berdeviasi
dengan kekuatan yang sama. /eviasi primer 'deviasi pada mata
yang sakit( sama dengan deviasi sekunder 'deviasi pada mata yang
sehat(.
'. Komi$asi)7*
Komplikasi pada strabismus dapat berupa -
a. Supresi
Merupakan usaha yang tak disadari dari penderita untuk menghindari
diplopia yang timbul akibat adanya deviasinya.
b. %mbliopiaIaitu menurunkan visus pada satu0dua mata dengan atau tanpa koreksi
ka!amata dan tanpa adanya kelainan organiknya.
ambar 7. Mekanisme terjadinya ambliopia
!. Anomalous retinal correspondence
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
19/26
17
%dalah suatu keadaan dimana fovea dari mata yang baik 'yang tidak
berdeviasi( menjadi sefaal dengan daerah diluar fovea dari mata yang
berdeviasi.
d. /efe!t otot
• Misal - Kontraktur otot mata biasanya timbul pada strabismus yang
bersudut besar J berlangsung lama.
• Perubahan"perubahan sekunder dari struktur konjungtiva dan
jaringan fas!ia yang ada di sekeliling otot menahan pergerakan
normal mata
e. %daptasi posisi kepala antara lain -
"ead #ilting$ "ead #urn.
Keadaan ini dapat timbul untuk menghindari pemakaian otot yang
mengalami defe!t atau kelumpuhan untuk men!apai penglihatan
binokuler. %daptasi posisi kepala biasanya kearah aksi otot yang
lumpuh. Aontoh - Paralyse 8e!tus ateralis mata kanan akan terjadi
"ead #urn kekanan.
3. P"m"#i$saan O/tamoo!i )2619*
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur derajat strabismus.
Pemeriksaan tersebut antara lain-
a. es Birs!hberg
ujuan - Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai derajat pengguliran
bola mata abnormal dengan melihat refleks sinar pada kornea
/asar - bila terdapat fiksasi sentral pada satu mata maka refleks sinar
yang diberikan pada kornea mata lainnya dapat menentukan derajat
deviasi mata se!ara kasar.
%lat - sentolop
eknik -
• Sentolop disinarkan setinggi mata penderita, sebagai sinar fiksasi
• Sentolop terletak $ !m dari penderita
• 8efleks sinar pada mata fiksasi diletakkan ditengah pupil
• /ilihat letak refleks sinar pada kornea mata yang lain
• >ilai -
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
20/26
2
- 8efleks sinar pada mata normal terletak pada kedua mata sama"
sama di tengah pupil.- *ila satu refleks sinar di tengah pupil sedang pada mata yang
lain di nasal pupil berarti pasien juling ke luar atau eksotropia.- *ila satu refleks sinar di tengah pupil sedang pada mata yang
lain di temporal pupil berarti pasien juling ke dalam atau
esotropia.- 8efleks !ahaya pada mata yang berdeviasi bila - lebih dekat
pertengahan pupil, berarti deviasi 5o"+o , sedang bila pada tepi
pupil, berarti deviasi 12"15o '$ prisma dioptri(. *ila refleks
sinar pada kornea terletak antara pinggir pupil dan limbus,
berarti deviasi 25o , dan bila pada pinggir limbus berarti deviasi
&5"+o
ambar 1. es Birs!hbeg
b. es Krimsky 'untuk mengukur derajat deviasi mata(
Aaranya- Penderita melihat ke sumber !ahaya yang jaraknya
ditentukan. Perhatikan refleks !ahaya pada mata yang berdeviasi.
Kekuatan prisma yang terbesar diletakkan di depan mata
yang berdeviasi, sampai refleks !ahaya yang terletak disentral kornea.
ambar 11. es Krimsky
!. Aover est
Aaranya- menyuruh mata pasien berfiksasi pada satu obyek. *ila telah
terjadi fiksasi kedua mata maka mata kiri ditutup dengan lempeng
penutup. /i dalam keadaan ini mungkin akan terjadi-
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
21/26
21
• Mata kanan bergerak berarti mata tersebut mempunyai
kejulingan yang manifes. *ila mata kanan bergerak ke nasal berarti mata kanan juling ke luar atau eksotropia. *ila mata
kanan bergerak ke temporal berarti mata kanan juling ke dalam
atau esottropia.
• Mata kanan bergoyang yang berarti mata tersebut mungkin
ambliopia atau tidak dapat berfiksasi.
• Mata kanan tidak bergerak sama sekali, yang berarti bah#a
mata kanan berkedudukan normal, lurus atau telah berfiksasi.
ambar 12. Cover #est
Pemeriksaan lain yang berhubungan dengan strabismus-
T"s D,$si
ujuan - Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat pergerakan setiap otot
mata menurut fungsi gerakan otot tersebut
/asar - setiap otot penggerak mata mempunyai fungsi khusus pada
pergerakan mata
%lat - lampu fiksasi
eknik -
- Pemeriksaan ini dilakukan pada jarak dekat atau $ !m
- Mata diperiksa satu persatu mata
- /ilihat pergerakan mata dengan menyuruh mata tersebut mengikuti
gerakan sinar ke atas, keba#ah, kekiri, kekanan, temporal atas,
temporal ba#ah, nasal atas dan nasal ba#ah
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
22/26
22
>ilai - bila tidak terlihat kelambatan pergerakan otot disebut fungsi
otot normal
4. P"nataa$sanaan )27.1112*
erjadinya strabismus adalah akibat dari tidak dipenuhinya syarat"
syarat binokuler vision normal, karena itu tujuan pengobatan strabismus
adalah mendapatkan binokuler vision yang baik
$ tahap pengobatan strabismus-
• Memperbaiki visus masing"masing
mata -
- /engan menutup mata yang baik
- Pemberian ka!a mata
- atihan 'oleh orthoptist(
• Memperbaiki kosmetik -
- Mata diluruskan dengan jalan
operasi
- Pemberian ka!a mata
- Kombinasi keduanya
• Penglihatan binokuler -
- atihan orthopti!
- 9perasi J orthopti!
- Ka!a mata J orthopti!
Dadi pengobatan strabismus dapat disimpulkan -
a. >on operatif
1. Ka!a Mata
2. 9rthopti!s -
- 9klusi Mata yang sehat ditutup dan diharuskan melihat dengan
mata yang ambliopia. 9klusi sebagian juga harus bisa
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
23/26
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
24/26
2&
timbulkan eksotropia pada jarak dekat dilakukan reseksi dari
m.rektus medialis. 3ntuk eksotropia yang menetap untuk jauh dan
dekat, dilakukan operasi kombinasi.
ambar 1$. 8esesi dan 8eseksi Pada Strabismus$
ambar 1&. indakan 9peratif Pada Strabismus
6. P#o!nosis
Prognosis pada strabismus ini baik bila segera ditangani lebih lanjut,
sehingga tidak sampai menimbulkan komplikasi yang menetap.
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
25/26
25
BAB III
KESIMPULAN
1. Se!ara umum strabismus merupakan suatu keadaan penyimpangan sumbu
bola mata yang nyata di mana sumbu penglihatan tidak berpotongan pada
titik fiksasi.
2. Strabismus disebabkan oleh kelainan otot ekstraokuler, kelainan dari
tulang"tulang orbita yang paling sering adalah faktor keturunan yang
EGenetic PatternFnya belum diketahui dengan pasti, tetapi akibatnya
sudah jelas. *ila orang tua yang menderita strabismus dengan operasi
berhasil baik, maka bila anaknya menderita strabismus dan operasi akan
berhasil baik pula.
$. /iagnosis dapat ditegakan dengan anamnesa, inspeksi, pemeriksaan
ketajaman penglihatan, pemeriksaan kelainan refraksi, mengukur sudut
deviasi.
&. Penatalaksanaan esotropia dan eksotropia yaitu pengobatan se!ara non
operatif dan operatif.
25
8/16/2019 4. BAB I, II, III Daftar Pustaka Strabismus
26/26
2+
DAFTA5 PUSTAKA
1. Kahle . Ehe )yeF, in Aolor %tlas %nd eoble D, Ahaudray H. AM%D. 21.
2. 4lyas, Sidarta. /asar"eknik Pemeriksaan /alam 4lmu Penyakit Mata edisi
ketiga. Dakarta-=K 34G 27.
$. Houghan, %sbury, /aniel , aylor, dan 8iordan")va, Paul. )ditorG /iana
Susanto.9ftalmologi 3mum. Dakarta- )AG 27
&. Snell, 8i!har!d. %natomi Klinik )disi Keenam. Dakarta - )AG 2+.
5. uyton, %rthur A. dan Ball, Dohn ). =isiologi Kedokteran edisi 11. Dakarta -
)AG 2C
+. Sher#ood, . =isiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 21. Penerbit )A-
Dakarta.
:. anong =. 8evie# of Medi!al Physiology. 22nd ed. Singapore-
M!ra#BillG 25.
C. Kanski, Da!k D., !lini!al ophthalmology fourth edition. lasgo#- *ath Press
AolourbooksG1777.
7. una#an, asisdi dkk. Strabismus. 4lmu Kesehatan Mata. *agian 4lmu
Mata =akultas Kedokteran 3niversitas adjah Mada. Iogyakarta.2:.
1. >ema BH. ee# /elhi.
11. Dames, *ru!e, Ahe#, Ahris., *ron, %nthony. 9ftalmologi edisi kesembilan.Dakarta -)rlanggaG 2+
12. Perhimpunan dokter Spesialis Mata 4ndonesia. 4lmu Penyakit Mata edisi
kedua. Dakarta-Sagung SetoG 2: