38
87 Universitas Kristen Petra 4. KONSEP DESAIN ATAU VISUALISASI Final Artwork 4.1. Fashion Perancangan fashion ini dibuat dengan bahan utama kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar. 4.1.1. Tema Desain Fashion Tema yang digunakan dalam merancang busana-busana dari kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar ini adalah etnik, sehingga warna-warna yang digunakan pun adalah warna-warna tua yang mempresentasikan kain-kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar di zaman dulu yang masih menggunakan pewarna alam dalam proses pemberian motifnya. 4.1.2. Konsep Desain Fashion Pengolahan kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar menjadi produk pakaian premium sehingga dapat diterima oleh masyarakat modern, dengan cara: Padu padan kain tenun dengan kain komersil yang dapat mengimbangi kain tenun dari sudut pandang estetika dan efisiensi biaya. Desain yang elaborasi dari segi cutting hingga pengolahan embellismet dan textile manipulation, untuk memberikan tambahan nilai eksklusif pada produk pakaian yang menggunakan kain tenun. Desain dengan proses produksi yang meminimalkan waste kain tenun dalam segi pola pakaian, serta menghindari proses “mutilasi” kain tenun untuk mendapatkan desain pakaian yang maksimal. Garmen pada setiap look memiliki potensi untuk dipadukan dengan garmen dari look yang berbeda atau tipe garmen lainnya. 4.1.3. Gaya Desain Fashion Busana-Busana yang dirancang terdiri dari 6 look. Masing-masing look memiliki gaya desain yang berbeda-beda yaitu:

4. KONSEP DESAIN ATAU VISUALISASI Final Artwork 4.1 ... · 4. KONSEP DESAIN ATAU VISUALISASI Final Artwork 4.1. Fashion Perancangan fashion ini dibuat dengan bahan utama kain tenun

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 87 Universitas Kristen Petra

    4. KONSEP DESAIN ATAU VISUALISASI

    Final Artwork

    4.1. Fashion

    Perancangan fashion ini dibuat dengan bahan utama kain tenun ikat

    Kepulauan Tanimbar.

    4.1.1. Tema Desain Fashion

    Tema yang digunakan dalam merancang busana-busana dari kain tenun

    ikat Kepulauan Tanimbar ini adalah etnik, sehingga warna-warna yang digunakan

    pun adalah warna-warna tua yang mempresentasikan kain-kain tenun ikat

    Kepulauan Tanimbar di zaman dulu yang masih menggunakan pewarna alam dalam

    proses pemberian motifnya.

    4.1.2. Konsep Desain Fashion

    Pengolahan kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar menjadi produk

    pakaian premium sehingga dapat diterima oleh masyarakat modern, dengan cara:

    Padu padan kain tenun dengan kain komersil yang dapat mengimbangi

    kain tenun dari sudut pandang estetika dan efisiensi biaya.

    Desain yang elaborasi dari segi cutting hingga pengolahan embellismet

    dan textile manipulation, untuk memberikan tambahan nilai eksklusif

    pada produk pakaian yang menggunakan kain tenun.

    Desain dengan proses produksi yang meminimalkan waste kain tenun

    dalam segi pola pakaian, serta menghindari proses “mutilasi” kain tenun

    untuk mendapatkan desain pakaian yang maksimal.

    Garmen pada setiap look memiliki potensi untuk dipadukan dengan

    garmen dari look yang berbeda atau tipe garmen lainnya.

    4.1.3. Gaya Desain Fashion

    Busana-Busana yang dirancang terdiri dari 6 look. Masing-masing look

    memiliki gaya desain yang berbeda-beda yaitu:

    http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htmlwww.petra.ac.id

  • 88 Universitas Kristen Petra

    a). Look 1

    Tipe busana : Semi Formal - Formal

    Style : Feminim, Elegant

    Midi Dress :

    Textile manipulation berbentuk bunga untuk menambahkan texture pada

    keseluruhan look.

    Cutting pada dress dimodifikasi untuk dapat menunjang bentuk dari textile

    manipulation.

    Potongan kain tenun menjadi fokus utama dari keseluruhan look karena warna

    dan motif yang kontras, akan diletakkan di atas kain mesh untuk memperkuat

    warna serta tekstur dari kain tenun tersebut.

    Konstruksi dress menggunakan teknik corset pada bagian lining.

    Outer :

    Outer berbentuk cape dengan opening lengan berupa welt slit dari kain tenun.

    Outer memiliki detail pada bagian belakang berupa textile manipulation yang

    membentuk bunga anggrek Tanimbar.

    b). Look 2

    Tipe busana : Semi Formal

    Style : Feminim, Elegant

    Mini Dress :

    Menggunakan cutting yang lebih elaborasi, bentuk potongan kain tenun pada

    bagian bawah merupakan interpretasi (penggambaran) dari kelopak bunga

    yang saling bertumpukan, menjadi point of interest dari garmen ini.

    Konstruksi dress menggunakan teknik corset pada bagian lining.

    Micro Skirt :

    Gabungan dari kain tenun taplak membentuk skirt, dengan mengaplikasikan

    pengembangan teknik umum masyarakat lokal (dilipat-lipat kemudian

    diberikan pengikat pada bagian pinggang) agar tercipta pakaian Ready to Wear.

    Simpul pada bagian depan merupakan bagian dari teknik konstruksi untuk

    mehanan beban dari lipatan atas mini skirt.

  • 89 Universitas Kristen Petra

    Point of Interest dari garmen ini adalah simpul bertumpuk permanen yang

    terletak pada bagian belakang, simpul ini menggunakan opening berupa clasp.

    Opening dari mini skirt ini adalah invisible zipper.

    Sheer Skirt :

    Garmen yang dapat memaksimalkan penampilan, dan produk yang paling

    mudah untuk dipadu padankan dengan look lainnya

    Untuk memaksimalkan penampilan produk, pada bagian kemeja terdapat

    aplikasi jalinan kain tenun. Pinggiran potongan kain tenun dijahit dengan

    interlining hard tulle sehingga dapat diperoleh pinggiran yang bertiras.

    c). Look 3

    Tipe busana : Semi Formal

    Style : Feminim, Edgy

    Top :

    Atasan menyerupai konstruksi “kutu baru”, namun tanpa bidang kain pada

    bagian tengah. Opening garmen ini menggunakan fasterner tali.

    Fokus dari garmen ini adalah kain tenun yang terdapat pada lapel dan potongan

    kain tenun pada lengan yang berjuntai.

    Skirt :

    Garmen ini merupakan high waist skirt, dengan konstruksi wrap over dimana

    pada bagian depan terdapat lapisan kain yang dapat disilangkan ke sisi

    berlawanan.

    Detail pada garmen ini berupa textile manipulation yaitu susunan potongan

    kain tenun yang yang dijahit secara horizontal pada kain organdy, kemudian

    di-pleat manual untuk memperoleh lipatan-lipatan vertikal.

    d). Look 4

    Tipe busana : Non-Formal

    Style : Edgy

    Top :

    Pengembangan desain dari tradisi lokal yang mengenakan kain tenun dengan

    cara diselempangkan di bahu.

  • 90 Universitas Kristen Petra

    Konstruksi selempang kain tenun ditopang dengan tulle warna kulit (beige),

    dan opening berupa kancing dan sengkelit.

    Detail tambahan pada garmen ini adalah waistband dengan lilitan tali cord

    yang membentuk simpul pada bagian depan.

    Pants :

    Tipe garmen baggy pants dengan efek drapery dan potongan kemeja yang

    berbentuk melengkung (curvy).

    e). Look 5

    Tipe busana : Non Formal

    Style : Edgy, Casual

    Top :

    Pengembangan desain dari tradisi lokal yang mengenakan kain tenun dengan

    cara dibalut kemudian ditutup dengan dengan ikatan.

    Konstruksi selempang kain tenun dengan tambahan tulle waena senada

    (maroon), dan opening berupa resleting jaket (open end zipper) tipe small

    track.

    Detail pada garmen ini adalah simpul yang dibuat dari kain pada bagian depan

    yang dibuat seolah-olah pengikat opening garmen.

    Skirt :

    Tipe garmen straight skirt dengan potongan waist berbentuk heart, sebagai

    komplementer untuk menghasilkan bentuk bentuk wajik apabila dipadukan

    dengan atasan.

    Opening pada garmen ini berupa invisible zipper, namun terdapat ilusi opening

    pada bagian depan rok yang berupa lubang-lubang vertikal yang dilalui oleh

    potongan kain tenun untuk mempersatukan panel rok.

    Detail tambahan pada garmen ini berupa deretan simpul pada bagian bawah

    rok (hem).

    f). Look 6

    Tipe busana : Semi-Formal

    Style : Casual

  • 91 Universitas Kristen Petra

    Outer :

    Konstruksi outer ini memaksimalkan penggunaan kain (zero waste) dengan

    menggabungkan dua kain kemudian kerung lengan dibuat dengan melubangi

    area tertentu pada lembaran kain tersebut.

    Efek drapery dan simpul-simpul yang dibuat dari uraian benang kain menjadi

    detail dari desain garmen ini.

    Pants :

    Tipe garmen straight pants dengan detail waistband berupa kain tenun yang

    diikat pada bagian depan.

    4.1.4. Kolaborasi Bahan Kain

    Material atau bahan-bahan yang digunakan untuk merancang busana-

    busana yang terdiri dari 6 look ini adalah kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar dan

    kain-kain jenis lainnya seperti, Woven Batik Dobby, Satin Binding, Cashmere Wool,

    Hard Tulle, Middle hard tulle, Soft tulle, Asahi Lining, Organdy, dan lain-lain.

    Penggunaan bahan-bahan tmbahan berupa kain-kain jenis lain dalam

    perancangan busana kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar ini dengan

    mempertimbangkan hal-hal seperrti berikut:

    a). Biaya kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar yang agak mahal

    Kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar dijual dengan harga yang cukup

    mahal, karena pengrajin tenun berkurang dan motif-motif tua kain tenun ikat

    Tanimbar yang sangat jarang ditemui. Oleh karena itu, busana-busana ini

    dirancangan dengan menggabungkan bahan kain jenis lain untuk mengurangi biaya

    produksi, yang nantinya akan mempengaruhi biaya pemasarannya.

    b). Berat busana

    Kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar, dulu ditenun dari kapas yang

    dipintal sendiri sehingga massa dari kain tenun ikat yang dibuat dari benang

    pintalan sendiri memiliki massa yang berat. Walaupun sekarang para pengrajin

    tenun ikat Kepulauan Tanimbar sudah menggunakan benang olahan pabrik, namun

    massa dari kain tenun ikat Tanimbar masih dapat dibilang cukup berat. Hal ini

    merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kenyamanan dalam penggunaan

  • 92 Universitas Kristen Petra

    busana dari kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar. Oleh karena itu, busana-busana

    dari kain tenun ikat Tanimbar ini dikolaborasikan atau dimodifikasi dengan kain-

    kain jenis lainnya.

    c). Estetika busana

    Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam berbusana, hal keindahan dan

    estetika sangatlah diperhatikan. Saat ini, busana merupakan salah satu upaya

    komunikasi untuk merepresentasikan sesuatu. Selain mempengaruhi berat dari

    busana-busana olahan kain tenun ikat Tanimbar, maka digunakanlah bahan-bahan

    tambahan lainnya agar busana dari kain tenun ikat Taninbar dapat terlihat indah dan

    sesuai dengan rancangan yang mengikuti tren masa kini. Contohnya adalah

    menambahkan kain keras pada rok agar dapat mengembang mengikuti lekuk tubuh,

    karena jika tidak demikian maka rok tersebut akan langsung terlihat jatuh, lurus

    kebawah tanpa bentuk mengingat massa kain tenun ikat Tanimbar yang cukup

    berat.

  • 93 Universitas Kristen Petra

    4.1.5. Thumbnail

    a. Sketsa Desain Look 1

    Gambar 4.1. Sketsa Thumbnail Fashion look 1

  • 94 Universitas Kristen Petra

    b. Sketsa Desain Look 2

    Gambar 4.2. Sketsa Thumbnail Fashion look 2

  • 95 Universitas Kristen Petra

    c. Sketsa Desain Look 3

    Gambar.4.3. Sketsa Thumbnail Fashion look 3

  • 96 Universitas Kristen Petra

    a. Sketsa Desain Look 4

    Gambar.4.4. Sketsa Thumbnail Fashion look 4

  • 97 Universitas Kristen Petra

    b. Sketsa Desain Look 5

    Gambar.4.5. Sketsa Thumbnail Fashion look 5

  • 98 Universitas Kristen Petra

    c. Sketsa Desain Look 6

    Gambar.4.6. Sketsa Thumbnail Fashion look 6

  • 99 Universitas Kristen Petra

    4.1.6. Tightissue

    a. Tightissue look 1

    Gambar.4.7. Tightissue Look 1

  • 100 Universitas Kristen Petra

    a. Tightissue look 2

    Gambar.4.8.Tightissue Look 2

  • 101 Universitas Kristen Petra

    c. Tightissue look 3

    Gambar.4.9.Tightissue Look 3

  • 102 Universitas Kristen Petra

    d. Tightissue look 4

    Gambar.4.10.Tightissue Look 4

  • 103 Universitas Kristen Petra

    a. Tightissue look 5

    Gambar.4.11.Tightissue Look 5

  • 104 Universitas Kristen Petra

    f. Tightissue look 6

    Gambar.4.12.Tightissue Look 6

  • 105 Universitas Kristen Petra

    Karya foto dan video ini merupakan media pendukung guna menciptakan

    animo dan apresiasi masyarakat terhadap kan tenun ikat Kepulauan Tanimbar.

    Karya foto dan video ini akan di publikasikan melalui media sosial sesuai dengan

    target yang disasar yaitu Instagram dan Youtube.

    4.2. Foto

    Karya foto ini merupakan salah satu media pendukung demi mendukung

    tujuan dari perancangan fashion kain tenun ikat dari Kepulauan Tanimbar ini.

    4.2.1. Tema Foto

    Tema besar dari foto ini adalah etnik Tanimbar. Tema ini digunakan

    karena tujuan dilakukannya pemotretan ini adalah untuk menghasilkan karya-karya

    fotografi yang dapat menjadi media pendukung dalam perancangan ini.

    Oleh karena motif-motif kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar merupakan

    penggambaran dari aktivitas manusia di Tanimbar maka ada 6 tema yang digunakan

    dalam visualisasi pada fashion, foto dan video yang dibuat. 6 tema tersebut adalah:

    Lelemuku : Mencari Lelemuku (Bunga Anggrek Larat)

    Tnabar : Menari tarian Tanimbar

    Bapanah : Berburu binatang

    Tabaos : Memanggil atau mengumpulkan masyarakat Tanimbar

    untuk berkumpul

    Bameti : Mencari hasil laut pada saat air laut surut

    Batenun : Menenun

    4.2.2. Konsep Penyajian

    Dalam menyajikan busana kain tenun ikat Tanimbar yang

    divisualisasikan lewat media foto maka konsep yang diangkat adalah perpaduan

    antara tradisional dan modern. Busana dari kain tenun Tanimbar ini akan digunakan

    dan diperagakan oleh tiga orang model perempuan. Penggunaan sosok perempuan

    sebagai model perempuan adalah untuk komponen pendukung visualisasi karena

    berfokus pada penampilan dan keindahan (Brownmiller 1984; Tseelon 1995).

  • 106 Universitas Kristen Petra

    Penyajian media foto fashion dari kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar ini

    memvisualisasikan busana dan aktivitas masyarakat Tanimbar yang sangat khas.

    Selain untuk mempresentasikan kehidupan masyarakat Tanimbar motif-motif pada

    kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar.

    4.2.3. Judul

    Judul foto: Tanimbar. Judul ini digunakan karena objek, tema dan konsep

    foto yang digunakan adalah kain tadisional yakni, tenun ikat dari Kepulauan

    Tanimbar.

    4.2.4. Lokasi

    Lokasi pelaksanaan pemotretan dilakukan di luar ruangan (outdoor).

    bertempat di Pantai Ngliyep yang adalah pantai di pesisir selatan terletak di tepi

    Samudera Hindia tepatnya Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten

    Malang, Jawa Timur. Dengan jarak tempuh kurang lebih 62 km arah selatan dari

    kota malang. Pemilihan lokasi Pantai (outdoor) agar sudut dan dimensi foto yang

    dihasilkan tidak monotone seperti halnya jika dilakukan di dalam ruangan (indoor).

    Selain itu, pemotretan di lokasi outdoor sesuai dengan konsep dan tema pemotretan.

    4.2.5. Properti

    Properti yang digunakan untuk menunjang visualisasi dari hasil foto

    meliputi peralatan dan aksesoris seperti kalung, gelang tangan, serta hiasan kepala

    khas Tanimbar. Peralatan untuk mendukung visualisasi busana tenun ikat Tanimbar

    seperti:

    a. Somalai adalah burung cenderawasih yang sudah diawetkan dan digunakan

    sebagai hiasan kepala oleh masyarakat Tanimbar.

    b. Tifa adalah alat musik tradisional masyarakat Tanimbar. Tifa digunakan

    dalam acara-acara adat.

    c. Lelemuku adalah bunga anggrek larat (Dendrobium phalaenopsis). Anggrek

    ini merupakan satu dari 12 jenis anggrek langka di Indonesia yang berasal

    dari Tanimbar, Maluku. Anggrek larat pun ditetapkan sebagai flora identitas

    provinsi Maluku.

  • 107 Universitas Kristen Petra

    d. Bakul adalah keranjang yang terbuat dari daun lontar yang dianyam.

    Digunakan sebagai tas untuk membawa hasil kebun (umbi-umbian) dan

    hasil laut (Ikan, kerang, cumi, gurita dll).

    e. Kalawai adalah alat berupa bambu panjang yang diberi besi tajam 3 mata

    pada bagian ujungnya. Kalawai digunakan untuk menangkap ikan atau

    gurita pada saat bameti (kegiatan mencari hasil laut pada saat air laut surut).

    f. Tombak adalah alat berupa kayu panjang yang diberi 1 mata pisau dibagian

    ujungnya. Digunakan oleh masyarakat Tanimbar untuk berburu babi.

    g. Tahuri adalah kulit kerang yang sudah dilubangi sedemikian rupa agar dapat

    menciptakan bunyi yang khas pada saat ditiup. Tahuri digunakan sebagai

    alat untuk memanggil dan mengumpulkan masyarakat Tanimbar jika ada

    suatu hal penting yang ingin dimusyarawakan.

    h. Busur dan anak panah adalah alat berburu masyarakat Tanimbar untuk

    berburu babi, burung, dll.

    i. Alat Tenun adalah alat untuk menenun kain yang dibuat dari kayu dan

    bambu yang diperoleh di lingkungan tempat tinggal masyarakat Tanimbar.

    Kemudian dirangkai menjadi seperangkat alat tenun mulai dari

    membersihkan kapas, pemintalan, penanda dan pemberi motif, pewarnaan,

    hingga ditenun menjadi kain.

    4.2.6. Teknik Pemotretan

    4.2.6.1. Sudut Kamera (Angle)

    Angle adalah sudut pengambilan gambar. Angle merupakan salah satu

    unsur yang membangun sebuah komposisi foto. Sudut pengambilan gambar ini

    sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Dalam perancangan karya ini sudut yang

    digunakan adalah sebagai berikut:

    Pandangan Sebatas Mata (Eye Level Viewing)

    Angle ini adalah sudut kamera yang paling umum digunakan. Angle ini

    merupakan pemotretan sebatas mata pada posisi berdiri, hasilnya wajar atau biasa,

    tidak menimbulkan efek khusus yang menonjolkan bagian manapun pada gambar

    kecuali efek yang timbul karena penggunaan lensa sudut lebar, tele, mata ikan, dan

    lain sebagainya karena umunya kamera berada sejajar dengan subjek.

  • 108 Universitas Kristen Petra

    Pandangan Katak ( Frog Eye Viewing)

    Angle ini adalah sudut pandang sebatas mata katak. Pada sudut

    pengambilan gambar ini, posisi kamera berada dibawah, hampir sejajar dengan

    tanah dan dilakukan sambil tiarap dan diarahkan ke atas

    Pandangan Burung (Bird Eye Viewing)

    Angle ini merupakan sudut pemotretan dari atas. Efek yang menampakan

    subjek terlihat rendah, pendek dan kecil. Angle ini digunakan untuk menyajikan

    suatu lokasi atau landscape.

    4.2.6.2. Lighting

    Pencahayaan yang digunakan dalam pemotretan karya ini adalah dengan

    menggunakan pencahayaan natural yaitu cahaya matahari. Pencahayaan dari sinar

    matahari hanya dibantu dengan penggunaan reflector untuk menciptakan cahaya

    pengisi berupa pantulan dari bawah sehingga timbul tidak tercipta bayangan gelap

    dibawah model. Intensitas cahaya yang digunakan pun beragam karena disesuaikan

    dengan kebutuhan untuk menciptakan kedramatisan dan dimensi dalam komposisi

    yang ingin dihasilkan dari foto.

    4.2.6.3. Teknik Editting

    Teknik editting yang digunakan adalah mengolah gambar melalui

    software Adobe Lightroom untuk mengatur adjustment pada file RAW meliputi

    Exposure, Contrast, Color, Balance, Highlight Shadow dan Clarity. Setelah itu,

    mengggunakan software Adobe Photoshop untuk memperbaiki figur dan koreksi

    warna.

    4.2.7. Peralatan

    Peralatan yang digunakan dalam pemotretan karya ini adalah sebagai

    berikut:

    Kamera Canon Digital SLR 6D.

    Lensa kamera 24-70 mm Sigma F 2.8.

    Lensa kamera 50 mm Canon F 1.8.

    Lensa kamera 100 mm Canon F 2.8.

  • 109 Universitas Kristen Petra

    Reflector.

    Busana dari kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar dan properti pendukung

    tampilan busana.

    Software Adobe Photoshop.

    4.2.8. Planning & Time Table

    Waktu Kegiatan

    5 Februari 2018 Meeting bersama Tim desain busana

    18 Februari 2018 Meeting bersama stylist dan fashion designer untuk

    membincangkan konsep busana yang akan didesain

    20 Maret 2018

    Meeting bersama fotografer dan videografer (briefing

    moodboard dll). Mulai produksi busana tenun

    Tanimbar

    26 Maret 2018

    Meeting full tim: fashion designer, make up artist,

    stylish, fotografer dan videografer (briefing dan

    seleksi model)

    12 Mei 2018 Meeting bersama full team briefing tema dan konsep

    pemotretan.

    18 Mei 2018 Menentukan waktu dan lokasi pemotretan.

    19 Mei 2018 Survei lokasi pemotretan.

    20 Mei -21 Mei 2018 Pemotretan.

    26 Mei 2018 Seleksi hasil foto

    28 Mei 2018 Proses editting

    10 Juni 2018 Proses editting selesai

    Tabel 4.1. Perencanaan dan Waktu Pemotretan.

    4.2.9. Pelaksanaan Pemotretan

    Pemotretan dilakukan pada tanggal 20-21 Mei dengan susunan kegiatan

    sebagai berikut:

    Hari/ Tanggal Jam Kegiatan

    20 Mei 2018 17:00 Semua crew berkumpul di meeting point.

    18:00 Perjalanan Surabaya-Malang.

  • 110 Universitas Kristen Petra

    22:00 Check-In Hotel Malang.

    21 Mei 2018 01:00 Mulai proses make up.

    05:00 Make up selesai, mulai proses styling.

    05:30 Sarapan Pagi.

    06:00 Perjalanan ke lokasi pemotretan.

    06:15 Proses pemotretan berlangsung.

    12:00 Proses pemotretan selesai dan kembali ke hotel.

    12:30 Makan siang.

    15:00 Perjalanan Malang-Surabaya

    Tabel.4.2. Susunan Kegiatan Pemotretan

    4.2.10. Storyboard Foto

  • 111 Universitas Kristen Petra

  • 112 Universitas Kristen Petra

    Gambar.4.13. Sketsa-sketsa Story Board Foto

    4.2.11. Seleksi & Hasil Pemotretan

    Lelemuku : Mencari Lelemuku (Bunga Anggrek Larat)

    Gambar.4.14. Foto seleksi dan hasil edit

  • 113 Universitas Kristen Petra

    Tnabar : Menari tarian Tanimbar

    Gambar.4.15. Foto seleksi dan hasil edit

    Bapanah : Berburu binatang

    Gambar.4.16. Foto seleksi dan hasil edit

  • 114 Universitas Kristen Petra

    Tabaos : Memanggil atau mengumpulkan masyarakat Tanimbar untuk

    berkumpul

    Gambar.4.17. Foto seleksi dan hasil edit

    Bameti : Mencari hasil laut pada saat air laut surut

    Gambar.4.18. Foto seleksi dan hasil edit

  • 115 Universitas Kristen Petra

    Batenun : Menenun

    Gambar.4.19. Foto seleksi dan hasil edit

    a

  • 116 Universitas Kristen Petra

    Gambar.4.20. Gambar.4.20.Foto hasil pemotretan dan hasil edit

    b

    Gambar.4.21. Foto-foto seleksi dan hasil edit

  • 117 Universitas Kristen Petra

    4.3. Video

    4.3.1. Data Video

    Judul : Tnebar

    Jenis Sajian : Video Teaser

    Format : MP4 (Moving Picture Experts Group Layer-4 Audio)

    Pelaku : Model dengan busana kain tenun ikat KepulauanTanimbar

    Lokasi : Pantai Ngliyep, Desa Kedungsalam, Kecamatan

    Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

    Teknik : Shooting dengan menggunakan kamera Canon Digital

    SLR 70D dan stabylizer.

    Waktu : Juni 2018

    Yang ingin divisualisasikan: Penggunaan media pendukung berupa video ini

    bertujuan untuk memvisualisasikan busana Tanimbar yang

    berevolusi menjadi busana dengan bentuk yang kontemporer.

    Warna : Tone warna visual pada video dibuat lebih warm untuk

    mendapatkan kesan Bold. Editting warna dilakukan dengan

    mengatur color balance, color wheel, saturation, contras dan

    exposurenya.

    Kamera angle : Kamera angle merupakan salah satu faktor yang penting dalam

    pengambilan gambar untuk video karena mempengaruhi visualisasi dan maksud

    yang ingin disampaikan. Tipe shot/ angle camera yang digunakan dalam produksi

    video ini adalah:

    a. Extreme Wide Shot

    Teknik ini digunakan untuk menunjukkan lingkungan sekitar dari lokasi

    pengambilan video untuk memperlihatkan pemandangan.

    b. Very Wide Shot

    Teknik ini digunakan untuk mengambil lebih dekat lingkungan di sekitar

    subyek.

    c. Wide shot

    Teknik ini digunakna untuk mengambil subyek dalam bingkai yang penuh

    dengan mengambil gambar dari kaki subyek hingga bagian kepala. Teknik ini

  • 118 Universitas Kristen Petra

    dilakukan dengan selalu mengikuti pergerakan subyek tnpa ada bagian subyek

    yang terpotong.

    d. Mid Shot

    Teknik ini digunakan dengan cara mengambil gambar dari bagian dada

    sampai kepala untuk menunjukkan keseluruhan ekspresi wajah.

    e. Close Up

    Teknik ini digunakan dengan cara mengambil gambar hanya pada bagian

    wajah subyek. Teknik ini lebih menonjolkan ekspresi wajah dari subyek.

    f. Extreme Close Up

    Teknik ini adalah teknik yang digunakan untuk menunjukkan secara detail

    ekspresi wajah subyek. Contohnya kegembiraan yang terpancarkan mata

    subyek.

    Lighting : Teknik pencahayaan yang digunakan adalah menggunakan cahaya

    matahari yang dipantulkan menggunakan reflector.

    4.3.2. Storyline

    Alur dari video ini adalah alur naik turun yang dibagi menjadi tiga

    bagian. Bagian pertama berfungsi sebagai pembuka. Pada bagian ini menunjukan

    pemandangan yang kemudian dilanjutkan dengan model yang menggunakan

    busana tenun ikat Tanimbar serta properti pendukungnya. Yang memvisualisasikan

    sepintas kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri khas Tanimbar seperti :

    a. Tnabar : Menari tarian Tanimbar

    b. Bapanah : Berburu binatang

    c. Tabaos : Memanggil atau mengumpulkan masyarakat Tanimbar

    untuk berkumpul

    d. Bameti : Mencari hasil laut pada saat air laut surut

    e. Batenun : Menenun

    Alasan penggunaan makna diatas karena motif-motif dari kain tenun ikat

    Tanimbar merupakan penggambaran dari aktivitas manusia di Tanimbar. Pada

    bagian akhir pun akan menampilkan pemandangan matahari terbenam yang

    menandakan video akan selesai.

  • 119 Universitas Kristen Petra

    4.3.3. Treatment

    Program : Teaser

    Judul : Tnebar

    Durasi : 01.00 menit

    Tabel.4.3. Deskripsi Video

    Segmen Deskripsi Durasi

    1 Menampilkan pemandangan alam disekitar.

    Keterangan waktu pagi hari dan keterangan

    tempat di Pantai.

    6 Detik

    2 Menampilkan 6 look busana Tanimbar dengan

    masing-masing tema dan gaya desainnya serta

    aktivitas dan properti pendukung yang

    menunjukkan perempuan Tanimbar yang sedang

    mencari anggrek, bapanah, tabaos pake tahuri,

    bameti, berburu dan membuat kain tenun.

    Keterangan waktu di siang hari dan keterangan

    tempat di Pantai.

    47 Detik

    3 Menampilkan pemandangan alam di Pantai saat

    sore hari hingga breakout.

    7 Detik

    4.3.4. Story Board

    Pemandangan Alam

  • 120 Universitas Kristen Petra

    6 look busana Tanimbar dengan masing-masing tema dan gaya desainnya serta

    aktivitas dan properti pendukung yang menunjukkan perempuan

    Tanimbar yang sedang mencari anggrek, bapanah, tabaos pake tahuri,

    bameti, berburu dan membuat kain tenun.

    Pemandangan pantai sore hari hingga breakout.

    Gambar.4.22.Sketsa-sketsa story board video

  • 121 Universitas Kristen Petra

    4.3.5. Produksi

    a. Proses Produksi

    Tabel.4.4.Tabel Proses Produksi

    Hari/

    Tanggal Jam Kegiatan

    21 Mei 2018 06:00 Perjalanan ke lokasi shot.

    06:15 Proses shoting berlangsung. Proses shoot video

    dilakukan bersamaan dengan setting look untuk

    foto. Hanya saja giliran dilakukan bergantian

    sehingga frame yang diambil tidak menampilkan

    objek-objek yang tidak diinginkan terlihat dalam

    frame.

    07.00 Look 1 (MUA retouch make up, persiapan properti

    dan pengambilan video)

    08.55 Look 2 (MUA retouch make up, persiapan properti

    dan pengambilan video)

    10.00 Look 3 (MUA retouch make up, persiapan properti

    dan pengambilan video)

    10.30 Retouch make up, persiapan properti dan

    pengambilan video

    11.00 Look 1, 2 dan 3 digabung

    12:00 Makan siang

    13.00 Persiapan properti dan shot look 4

    13.30 Shot look 5

    13.40 Shot look 6

    14.00 Lanjut shooting look 4, 5, dan 6 (retouch make up)

    14.30 Selesai

    4.3.6. Pasca Produksi

    4.3.6.1. Proses editting

    Proses editting video dibagi menjadi 2 yakni, edit online dan edit offline.

    Proses editting yang pertama dilakukan adalah edit offline. Proses edit offline ini

  • 122 Universitas Kristen Petra

    adalah proses memilih gambar-gambar yang sesuai untuk digunakan dan akan

    lanjut pada proses editting online. Proses editting online ini dilakukan dengan

    menggunakan program software Adobe Premiere CC 2018. Dalam sesi edit online

    inilah, potongan-potongan gambar yang sudah dipilih akan digabung menjadi satu

    dengan menambahkan efek transisi serta diubah tone warna, saturasi warna, kontras

    warna, audio dan lain-lainnya sesuai dengan konsep. Terakhir, dilakukan proses

    rendering dengan format MP4 dan kemudian dikompres kedalam DVD.

    4.3.7. Storyboard

  • 123 Universitas Kristen Petra

  • 124 Universitas Kristen Petra

    Gambar.4.23. Story board dan hasil edit video

    master index: back to toc: help: ukp: