Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
87 Universitas Kristen Petra
4. KONSEP DESAIN ATAU VISUALISASI
Final Artwork
4.1. Fashion
Perancangan fashion ini dibuat dengan bahan utama kain tenun ikat
Kepulauan Tanimbar.
4.1.1. Tema Desain Fashion
Tema yang digunakan dalam merancang busana-busana dari kain tenun
ikat Kepulauan Tanimbar ini adalah etnik, sehingga warna-warna yang digunakan
pun adalah warna-warna tua yang mempresentasikan kain-kain tenun ikat
Kepulauan Tanimbar di zaman dulu yang masih menggunakan pewarna alam dalam
proses pemberian motifnya.
4.1.2. Konsep Desain Fashion
Pengolahan kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar menjadi produk
pakaian premium sehingga dapat diterima oleh masyarakat modern, dengan cara:
Padu padan kain tenun dengan kain komersil yang dapat mengimbangi
kain tenun dari sudut pandang estetika dan efisiensi biaya.
Desain yang elaborasi dari segi cutting hingga pengolahan embellismet
dan textile manipulation, untuk memberikan tambahan nilai eksklusif
pada produk pakaian yang menggunakan kain tenun.
Desain dengan proses produksi yang meminimalkan waste kain tenun
dalam segi pola pakaian, serta menghindari proses “mutilasi” kain tenun
untuk mendapatkan desain pakaian yang maksimal.
Garmen pada setiap look memiliki potensi untuk dipadukan dengan
garmen dari look yang berbeda atau tipe garmen lainnya.
4.1.3. Gaya Desain Fashion
Busana-Busana yang dirancang terdiri dari 6 look. Masing-masing look
memiliki gaya desain yang berbeda-beda yaitu:
http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htmlwww.petra.ac.id
88 Universitas Kristen Petra
a). Look 1
Tipe busana : Semi Formal - Formal
Style : Feminim, Elegant
Midi Dress :
Textile manipulation berbentuk bunga untuk menambahkan texture pada
keseluruhan look.
Cutting pada dress dimodifikasi untuk dapat menunjang bentuk dari textile
manipulation.
Potongan kain tenun menjadi fokus utama dari keseluruhan look karena warna
dan motif yang kontras, akan diletakkan di atas kain mesh untuk memperkuat
warna serta tekstur dari kain tenun tersebut.
Konstruksi dress menggunakan teknik corset pada bagian lining.
Outer :
Outer berbentuk cape dengan opening lengan berupa welt slit dari kain tenun.
Outer memiliki detail pada bagian belakang berupa textile manipulation yang
membentuk bunga anggrek Tanimbar.
b). Look 2
Tipe busana : Semi Formal
Style : Feminim, Elegant
Mini Dress :
Menggunakan cutting yang lebih elaborasi, bentuk potongan kain tenun pada
bagian bawah merupakan interpretasi (penggambaran) dari kelopak bunga
yang saling bertumpukan, menjadi point of interest dari garmen ini.
Konstruksi dress menggunakan teknik corset pada bagian lining.
Micro Skirt :
Gabungan dari kain tenun taplak membentuk skirt, dengan mengaplikasikan
pengembangan teknik umum masyarakat lokal (dilipat-lipat kemudian
diberikan pengikat pada bagian pinggang) agar tercipta pakaian Ready to Wear.
Simpul pada bagian depan merupakan bagian dari teknik konstruksi untuk
mehanan beban dari lipatan atas mini skirt.
89 Universitas Kristen Petra
Point of Interest dari garmen ini adalah simpul bertumpuk permanen yang
terletak pada bagian belakang, simpul ini menggunakan opening berupa clasp.
Opening dari mini skirt ini adalah invisible zipper.
Sheer Skirt :
Garmen yang dapat memaksimalkan penampilan, dan produk yang paling
mudah untuk dipadu padankan dengan look lainnya
Untuk memaksimalkan penampilan produk, pada bagian kemeja terdapat
aplikasi jalinan kain tenun. Pinggiran potongan kain tenun dijahit dengan
interlining hard tulle sehingga dapat diperoleh pinggiran yang bertiras.
c). Look 3
Tipe busana : Semi Formal
Style : Feminim, Edgy
Top :
Atasan menyerupai konstruksi “kutu baru”, namun tanpa bidang kain pada
bagian tengah. Opening garmen ini menggunakan fasterner tali.
Fokus dari garmen ini adalah kain tenun yang terdapat pada lapel dan potongan
kain tenun pada lengan yang berjuntai.
Skirt :
Garmen ini merupakan high waist skirt, dengan konstruksi wrap over dimana
pada bagian depan terdapat lapisan kain yang dapat disilangkan ke sisi
berlawanan.
Detail pada garmen ini berupa textile manipulation yaitu susunan potongan
kain tenun yang yang dijahit secara horizontal pada kain organdy, kemudian
di-pleat manual untuk memperoleh lipatan-lipatan vertikal.
d). Look 4
Tipe busana : Non-Formal
Style : Edgy
Top :
Pengembangan desain dari tradisi lokal yang mengenakan kain tenun dengan
cara diselempangkan di bahu.
90 Universitas Kristen Petra
Konstruksi selempang kain tenun ditopang dengan tulle warna kulit (beige),
dan opening berupa kancing dan sengkelit.
Detail tambahan pada garmen ini adalah waistband dengan lilitan tali cord
yang membentuk simpul pada bagian depan.
Pants :
Tipe garmen baggy pants dengan efek drapery dan potongan kemeja yang
berbentuk melengkung (curvy).
e). Look 5
Tipe busana : Non Formal
Style : Edgy, Casual
Top :
Pengembangan desain dari tradisi lokal yang mengenakan kain tenun dengan
cara dibalut kemudian ditutup dengan dengan ikatan.
Konstruksi selempang kain tenun dengan tambahan tulle waena senada
(maroon), dan opening berupa resleting jaket (open end zipper) tipe small
track.
Detail pada garmen ini adalah simpul yang dibuat dari kain pada bagian depan
yang dibuat seolah-olah pengikat opening garmen.
Skirt :
Tipe garmen straight skirt dengan potongan waist berbentuk heart, sebagai
komplementer untuk menghasilkan bentuk bentuk wajik apabila dipadukan
dengan atasan.
Opening pada garmen ini berupa invisible zipper, namun terdapat ilusi opening
pada bagian depan rok yang berupa lubang-lubang vertikal yang dilalui oleh
potongan kain tenun untuk mempersatukan panel rok.
Detail tambahan pada garmen ini berupa deretan simpul pada bagian bawah
rok (hem).
f). Look 6
Tipe busana : Semi-Formal
Style : Casual
91 Universitas Kristen Petra
Outer :
Konstruksi outer ini memaksimalkan penggunaan kain (zero waste) dengan
menggabungkan dua kain kemudian kerung lengan dibuat dengan melubangi
area tertentu pada lembaran kain tersebut.
Efek drapery dan simpul-simpul yang dibuat dari uraian benang kain menjadi
detail dari desain garmen ini.
Pants :
Tipe garmen straight pants dengan detail waistband berupa kain tenun yang
diikat pada bagian depan.
4.1.4. Kolaborasi Bahan Kain
Material atau bahan-bahan yang digunakan untuk merancang busana-
busana yang terdiri dari 6 look ini adalah kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar dan
kain-kain jenis lainnya seperti, Woven Batik Dobby, Satin Binding, Cashmere Wool,
Hard Tulle, Middle hard tulle, Soft tulle, Asahi Lining, Organdy, dan lain-lain.
Penggunaan bahan-bahan tmbahan berupa kain-kain jenis lain dalam
perancangan busana kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar ini dengan
mempertimbangkan hal-hal seperrti berikut:
a). Biaya kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar yang agak mahal
Kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar dijual dengan harga yang cukup
mahal, karena pengrajin tenun berkurang dan motif-motif tua kain tenun ikat
Tanimbar yang sangat jarang ditemui. Oleh karena itu, busana-busana ini
dirancangan dengan menggabungkan bahan kain jenis lain untuk mengurangi biaya
produksi, yang nantinya akan mempengaruhi biaya pemasarannya.
b). Berat busana
Kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar, dulu ditenun dari kapas yang
dipintal sendiri sehingga massa dari kain tenun ikat yang dibuat dari benang
pintalan sendiri memiliki massa yang berat. Walaupun sekarang para pengrajin
tenun ikat Kepulauan Tanimbar sudah menggunakan benang olahan pabrik, namun
massa dari kain tenun ikat Tanimbar masih dapat dibilang cukup berat. Hal ini
merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kenyamanan dalam penggunaan
92 Universitas Kristen Petra
busana dari kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar. Oleh karena itu, busana-busana
dari kain tenun ikat Tanimbar ini dikolaborasikan atau dimodifikasi dengan kain-
kain jenis lainnya.
c). Estetika busana
Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam berbusana, hal keindahan dan
estetika sangatlah diperhatikan. Saat ini, busana merupakan salah satu upaya
komunikasi untuk merepresentasikan sesuatu. Selain mempengaruhi berat dari
busana-busana olahan kain tenun ikat Tanimbar, maka digunakanlah bahan-bahan
tambahan lainnya agar busana dari kain tenun ikat Taninbar dapat terlihat indah dan
sesuai dengan rancangan yang mengikuti tren masa kini. Contohnya adalah
menambahkan kain keras pada rok agar dapat mengembang mengikuti lekuk tubuh,
karena jika tidak demikian maka rok tersebut akan langsung terlihat jatuh, lurus
kebawah tanpa bentuk mengingat massa kain tenun ikat Tanimbar yang cukup
berat.
93 Universitas Kristen Petra
4.1.5. Thumbnail
a. Sketsa Desain Look 1
Gambar 4.1. Sketsa Thumbnail Fashion look 1
94 Universitas Kristen Petra
b. Sketsa Desain Look 2
Gambar 4.2. Sketsa Thumbnail Fashion look 2
95 Universitas Kristen Petra
c. Sketsa Desain Look 3
Gambar.4.3. Sketsa Thumbnail Fashion look 3
96 Universitas Kristen Petra
a. Sketsa Desain Look 4
Gambar.4.4. Sketsa Thumbnail Fashion look 4
97 Universitas Kristen Petra
b. Sketsa Desain Look 5
Gambar.4.5. Sketsa Thumbnail Fashion look 5
98 Universitas Kristen Petra
c. Sketsa Desain Look 6
Gambar.4.6. Sketsa Thumbnail Fashion look 6
99 Universitas Kristen Petra
4.1.6. Tightissue
a. Tightissue look 1
Gambar.4.7. Tightissue Look 1
100 Universitas Kristen Petra
a. Tightissue look 2
Gambar.4.8.Tightissue Look 2
101 Universitas Kristen Petra
c. Tightissue look 3
Gambar.4.9.Tightissue Look 3
102 Universitas Kristen Petra
d. Tightissue look 4
Gambar.4.10.Tightissue Look 4
103 Universitas Kristen Petra
a. Tightissue look 5
Gambar.4.11.Tightissue Look 5
104 Universitas Kristen Petra
f. Tightissue look 6
Gambar.4.12.Tightissue Look 6
105 Universitas Kristen Petra
Karya foto dan video ini merupakan media pendukung guna menciptakan
animo dan apresiasi masyarakat terhadap kan tenun ikat Kepulauan Tanimbar.
Karya foto dan video ini akan di publikasikan melalui media sosial sesuai dengan
target yang disasar yaitu Instagram dan Youtube.
4.2. Foto
Karya foto ini merupakan salah satu media pendukung demi mendukung
tujuan dari perancangan fashion kain tenun ikat dari Kepulauan Tanimbar ini.
4.2.1. Tema Foto
Tema besar dari foto ini adalah etnik Tanimbar. Tema ini digunakan
karena tujuan dilakukannya pemotretan ini adalah untuk menghasilkan karya-karya
fotografi yang dapat menjadi media pendukung dalam perancangan ini.
Oleh karena motif-motif kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar merupakan
penggambaran dari aktivitas manusia di Tanimbar maka ada 6 tema yang digunakan
dalam visualisasi pada fashion, foto dan video yang dibuat. 6 tema tersebut adalah:
Lelemuku : Mencari Lelemuku (Bunga Anggrek Larat)
Tnabar : Menari tarian Tanimbar
Bapanah : Berburu binatang
Tabaos : Memanggil atau mengumpulkan masyarakat Tanimbar
untuk berkumpul
Bameti : Mencari hasil laut pada saat air laut surut
Batenun : Menenun
4.2.2. Konsep Penyajian
Dalam menyajikan busana kain tenun ikat Tanimbar yang
divisualisasikan lewat media foto maka konsep yang diangkat adalah perpaduan
antara tradisional dan modern. Busana dari kain tenun Tanimbar ini akan digunakan
dan diperagakan oleh tiga orang model perempuan. Penggunaan sosok perempuan
sebagai model perempuan adalah untuk komponen pendukung visualisasi karena
berfokus pada penampilan dan keindahan (Brownmiller 1984; Tseelon 1995).
106 Universitas Kristen Petra
Penyajian media foto fashion dari kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar ini
memvisualisasikan busana dan aktivitas masyarakat Tanimbar yang sangat khas.
Selain untuk mempresentasikan kehidupan masyarakat Tanimbar motif-motif pada
kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar.
4.2.3. Judul
Judul foto: Tanimbar. Judul ini digunakan karena objek, tema dan konsep
foto yang digunakan adalah kain tadisional yakni, tenun ikat dari Kepulauan
Tanimbar.
4.2.4. Lokasi
Lokasi pelaksanaan pemotretan dilakukan di luar ruangan (outdoor).
bertempat di Pantai Ngliyep yang adalah pantai di pesisir selatan terletak di tepi
Samudera Hindia tepatnya Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten
Malang, Jawa Timur. Dengan jarak tempuh kurang lebih 62 km arah selatan dari
kota malang. Pemilihan lokasi Pantai (outdoor) agar sudut dan dimensi foto yang
dihasilkan tidak monotone seperti halnya jika dilakukan di dalam ruangan (indoor).
Selain itu, pemotretan di lokasi outdoor sesuai dengan konsep dan tema pemotretan.
4.2.5. Properti
Properti yang digunakan untuk menunjang visualisasi dari hasil foto
meliputi peralatan dan aksesoris seperti kalung, gelang tangan, serta hiasan kepala
khas Tanimbar. Peralatan untuk mendukung visualisasi busana tenun ikat Tanimbar
seperti:
a. Somalai adalah burung cenderawasih yang sudah diawetkan dan digunakan
sebagai hiasan kepala oleh masyarakat Tanimbar.
b. Tifa adalah alat musik tradisional masyarakat Tanimbar. Tifa digunakan
dalam acara-acara adat.
c. Lelemuku adalah bunga anggrek larat (Dendrobium phalaenopsis). Anggrek
ini merupakan satu dari 12 jenis anggrek langka di Indonesia yang berasal
dari Tanimbar, Maluku. Anggrek larat pun ditetapkan sebagai flora identitas
provinsi Maluku.
107 Universitas Kristen Petra
d. Bakul adalah keranjang yang terbuat dari daun lontar yang dianyam.
Digunakan sebagai tas untuk membawa hasil kebun (umbi-umbian) dan
hasil laut (Ikan, kerang, cumi, gurita dll).
e. Kalawai adalah alat berupa bambu panjang yang diberi besi tajam 3 mata
pada bagian ujungnya. Kalawai digunakan untuk menangkap ikan atau
gurita pada saat bameti (kegiatan mencari hasil laut pada saat air laut surut).
f. Tombak adalah alat berupa kayu panjang yang diberi 1 mata pisau dibagian
ujungnya. Digunakan oleh masyarakat Tanimbar untuk berburu babi.
g. Tahuri adalah kulit kerang yang sudah dilubangi sedemikian rupa agar dapat
menciptakan bunyi yang khas pada saat ditiup. Tahuri digunakan sebagai
alat untuk memanggil dan mengumpulkan masyarakat Tanimbar jika ada
suatu hal penting yang ingin dimusyarawakan.
h. Busur dan anak panah adalah alat berburu masyarakat Tanimbar untuk
berburu babi, burung, dll.
i. Alat Tenun adalah alat untuk menenun kain yang dibuat dari kayu dan
bambu yang diperoleh di lingkungan tempat tinggal masyarakat Tanimbar.
Kemudian dirangkai menjadi seperangkat alat tenun mulai dari
membersihkan kapas, pemintalan, penanda dan pemberi motif, pewarnaan,
hingga ditenun menjadi kain.
4.2.6. Teknik Pemotretan
4.2.6.1. Sudut Kamera (Angle)
Angle adalah sudut pengambilan gambar. Angle merupakan salah satu
unsur yang membangun sebuah komposisi foto. Sudut pengambilan gambar ini
sangat ditentukan oleh tujuan pemotretan. Dalam perancangan karya ini sudut yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Pandangan Sebatas Mata (Eye Level Viewing)
Angle ini adalah sudut kamera yang paling umum digunakan. Angle ini
merupakan pemotretan sebatas mata pada posisi berdiri, hasilnya wajar atau biasa,
tidak menimbulkan efek khusus yang menonjolkan bagian manapun pada gambar
kecuali efek yang timbul karena penggunaan lensa sudut lebar, tele, mata ikan, dan
lain sebagainya karena umunya kamera berada sejajar dengan subjek.
108 Universitas Kristen Petra
Pandangan Katak ( Frog Eye Viewing)
Angle ini adalah sudut pandang sebatas mata katak. Pada sudut
pengambilan gambar ini, posisi kamera berada dibawah, hampir sejajar dengan
tanah dan dilakukan sambil tiarap dan diarahkan ke atas
Pandangan Burung (Bird Eye Viewing)
Angle ini merupakan sudut pemotretan dari atas. Efek yang menampakan
subjek terlihat rendah, pendek dan kecil. Angle ini digunakan untuk menyajikan
suatu lokasi atau landscape.
4.2.6.2. Lighting
Pencahayaan yang digunakan dalam pemotretan karya ini adalah dengan
menggunakan pencahayaan natural yaitu cahaya matahari. Pencahayaan dari sinar
matahari hanya dibantu dengan penggunaan reflector untuk menciptakan cahaya
pengisi berupa pantulan dari bawah sehingga timbul tidak tercipta bayangan gelap
dibawah model. Intensitas cahaya yang digunakan pun beragam karena disesuaikan
dengan kebutuhan untuk menciptakan kedramatisan dan dimensi dalam komposisi
yang ingin dihasilkan dari foto.
4.2.6.3. Teknik Editting
Teknik editting yang digunakan adalah mengolah gambar melalui
software Adobe Lightroom untuk mengatur adjustment pada file RAW meliputi
Exposure, Contrast, Color, Balance, Highlight Shadow dan Clarity. Setelah itu,
mengggunakan software Adobe Photoshop untuk memperbaiki figur dan koreksi
warna.
4.2.7. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pemotretan karya ini adalah sebagai
berikut:
Kamera Canon Digital SLR 6D.
Lensa kamera 24-70 mm Sigma F 2.8.
Lensa kamera 50 mm Canon F 1.8.
Lensa kamera 100 mm Canon F 2.8.
109 Universitas Kristen Petra
Reflector.
Busana dari kain tenun ikat Kepulauan Tanimbar dan properti pendukung
tampilan busana.
Software Adobe Photoshop.
4.2.8. Planning & Time Table
Waktu Kegiatan
5 Februari 2018 Meeting bersama Tim desain busana
18 Februari 2018 Meeting bersama stylist dan fashion designer untuk
membincangkan konsep busana yang akan didesain
20 Maret 2018
Meeting bersama fotografer dan videografer (briefing
moodboard dll). Mulai produksi busana tenun
Tanimbar
26 Maret 2018
Meeting full tim: fashion designer, make up artist,
stylish, fotografer dan videografer (briefing dan
seleksi model)
12 Mei 2018 Meeting bersama full team briefing tema dan konsep
pemotretan.
18 Mei 2018 Menentukan waktu dan lokasi pemotretan.
19 Mei 2018 Survei lokasi pemotretan.
20 Mei -21 Mei 2018 Pemotretan.
26 Mei 2018 Seleksi hasil foto
28 Mei 2018 Proses editting
10 Juni 2018 Proses editting selesai
Tabel 4.1. Perencanaan dan Waktu Pemotretan.
4.2.9. Pelaksanaan Pemotretan
Pemotretan dilakukan pada tanggal 20-21 Mei dengan susunan kegiatan
sebagai berikut:
Hari/ Tanggal Jam Kegiatan
20 Mei 2018 17:00 Semua crew berkumpul di meeting point.
18:00 Perjalanan Surabaya-Malang.
110 Universitas Kristen Petra
22:00 Check-In Hotel Malang.
21 Mei 2018 01:00 Mulai proses make up.
05:00 Make up selesai, mulai proses styling.
05:30 Sarapan Pagi.
06:00 Perjalanan ke lokasi pemotretan.
06:15 Proses pemotretan berlangsung.
12:00 Proses pemotretan selesai dan kembali ke hotel.
12:30 Makan siang.
15:00 Perjalanan Malang-Surabaya
Tabel.4.2. Susunan Kegiatan Pemotretan
4.2.10. Storyboard Foto
111 Universitas Kristen Petra
112 Universitas Kristen Petra
Gambar.4.13. Sketsa-sketsa Story Board Foto
4.2.11. Seleksi & Hasil Pemotretan
Lelemuku : Mencari Lelemuku (Bunga Anggrek Larat)
Gambar.4.14. Foto seleksi dan hasil edit
113 Universitas Kristen Petra
Tnabar : Menari tarian Tanimbar
Gambar.4.15. Foto seleksi dan hasil edit
Bapanah : Berburu binatang
Gambar.4.16. Foto seleksi dan hasil edit
114 Universitas Kristen Petra
Tabaos : Memanggil atau mengumpulkan masyarakat Tanimbar untuk
berkumpul
Gambar.4.17. Foto seleksi dan hasil edit
Bameti : Mencari hasil laut pada saat air laut surut
Gambar.4.18. Foto seleksi dan hasil edit
115 Universitas Kristen Petra
Batenun : Menenun
Gambar.4.19. Foto seleksi dan hasil edit
a
116 Universitas Kristen Petra
Gambar.4.20. Gambar.4.20.Foto hasil pemotretan dan hasil edit
b
Gambar.4.21. Foto-foto seleksi dan hasil edit
117 Universitas Kristen Petra
4.3. Video
4.3.1. Data Video
Judul : Tnebar
Jenis Sajian : Video Teaser
Format : MP4 (Moving Picture Experts Group Layer-4 Audio)
Pelaku : Model dengan busana kain tenun ikat KepulauanTanimbar
Lokasi : Pantai Ngliyep, Desa Kedungsalam, Kecamatan
Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Teknik : Shooting dengan menggunakan kamera Canon Digital
SLR 70D dan stabylizer.
Waktu : Juni 2018
Yang ingin divisualisasikan: Penggunaan media pendukung berupa video ini
bertujuan untuk memvisualisasikan busana Tanimbar yang
berevolusi menjadi busana dengan bentuk yang kontemporer.
Warna : Tone warna visual pada video dibuat lebih warm untuk
mendapatkan kesan Bold. Editting warna dilakukan dengan
mengatur color balance, color wheel, saturation, contras dan
exposurenya.
Kamera angle : Kamera angle merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pengambilan gambar untuk video karena mempengaruhi visualisasi dan maksud
yang ingin disampaikan. Tipe shot/ angle camera yang digunakan dalam produksi
video ini adalah:
a. Extreme Wide Shot
Teknik ini digunakan untuk menunjukkan lingkungan sekitar dari lokasi
pengambilan video untuk memperlihatkan pemandangan.
b. Very Wide Shot
Teknik ini digunakan untuk mengambil lebih dekat lingkungan di sekitar
subyek.
c. Wide shot
Teknik ini digunakna untuk mengambil subyek dalam bingkai yang penuh
dengan mengambil gambar dari kaki subyek hingga bagian kepala. Teknik ini
118 Universitas Kristen Petra
dilakukan dengan selalu mengikuti pergerakan subyek tnpa ada bagian subyek
yang terpotong.
d. Mid Shot
Teknik ini digunakan dengan cara mengambil gambar dari bagian dada
sampai kepala untuk menunjukkan keseluruhan ekspresi wajah.
e. Close Up
Teknik ini digunakan dengan cara mengambil gambar hanya pada bagian
wajah subyek. Teknik ini lebih menonjolkan ekspresi wajah dari subyek.
f. Extreme Close Up
Teknik ini adalah teknik yang digunakan untuk menunjukkan secara detail
ekspresi wajah subyek. Contohnya kegembiraan yang terpancarkan mata
subyek.
Lighting : Teknik pencahayaan yang digunakan adalah menggunakan cahaya
matahari yang dipantulkan menggunakan reflector.
4.3.2. Storyline
Alur dari video ini adalah alur naik turun yang dibagi menjadi tiga
bagian. Bagian pertama berfungsi sebagai pembuka. Pada bagian ini menunjukan
pemandangan yang kemudian dilanjutkan dengan model yang menggunakan
busana tenun ikat Tanimbar serta properti pendukungnya. Yang memvisualisasikan
sepintas kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri khas Tanimbar seperti :
a. Tnabar : Menari tarian Tanimbar
b. Bapanah : Berburu binatang
c. Tabaos : Memanggil atau mengumpulkan masyarakat Tanimbar
untuk berkumpul
d. Bameti : Mencari hasil laut pada saat air laut surut
e. Batenun : Menenun
Alasan penggunaan makna diatas karena motif-motif dari kain tenun ikat
Tanimbar merupakan penggambaran dari aktivitas manusia di Tanimbar. Pada
bagian akhir pun akan menampilkan pemandangan matahari terbenam yang
menandakan video akan selesai.
119 Universitas Kristen Petra
4.3.3. Treatment
Program : Teaser
Judul : Tnebar
Durasi : 01.00 menit
Tabel.4.3. Deskripsi Video
Segmen Deskripsi Durasi
1 Menampilkan pemandangan alam disekitar.
Keterangan waktu pagi hari dan keterangan
tempat di Pantai.
6 Detik
2 Menampilkan 6 look busana Tanimbar dengan
masing-masing tema dan gaya desainnya serta
aktivitas dan properti pendukung yang
menunjukkan perempuan Tanimbar yang sedang
mencari anggrek, bapanah, tabaos pake tahuri,
bameti, berburu dan membuat kain tenun.
Keterangan waktu di siang hari dan keterangan
tempat di Pantai.
47 Detik
3 Menampilkan pemandangan alam di Pantai saat
sore hari hingga breakout.
7 Detik
4.3.4. Story Board
Pemandangan Alam
120 Universitas Kristen Petra
6 look busana Tanimbar dengan masing-masing tema dan gaya desainnya serta
aktivitas dan properti pendukung yang menunjukkan perempuan
Tanimbar yang sedang mencari anggrek, bapanah, tabaos pake tahuri,
bameti, berburu dan membuat kain tenun.
Pemandangan pantai sore hari hingga breakout.
Gambar.4.22.Sketsa-sketsa story board video
121 Universitas Kristen Petra
4.3.5. Produksi
a. Proses Produksi
Tabel.4.4.Tabel Proses Produksi
Hari/
Tanggal Jam Kegiatan
21 Mei 2018 06:00 Perjalanan ke lokasi shot.
06:15 Proses shoting berlangsung. Proses shoot video
dilakukan bersamaan dengan setting look untuk
foto. Hanya saja giliran dilakukan bergantian
sehingga frame yang diambil tidak menampilkan
objek-objek yang tidak diinginkan terlihat dalam
frame.
07.00 Look 1 (MUA retouch make up, persiapan properti
dan pengambilan video)
08.55 Look 2 (MUA retouch make up, persiapan properti
dan pengambilan video)
10.00 Look 3 (MUA retouch make up, persiapan properti
dan pengambilan video)
10.30 Retouch make up, persiapan properti dan
pengambilan video
11.00 Look 1, 2 dan 3 digabung
12:00 Makan siang
13.00 Persiapan properti dan shot look 4
13.30 Shot look 5
13.40 Shot look 6
14.00 Lanjut shooting look 4, 5, dan 6 (retouch make up)
14.30 Selesai
4.3.6. Pasca Produksi
4.3.6.1. Proses editting
Proses editting video dibagi menjadi 2 yakni, edit online dan edit offline.
Proses editting yang pertama dilakukan adalah edit offline. Proses edit offline ini
122 Universitas Kristen Petra
adalah proses memilih gambar-gambar yang sesuai untuk digunakan dan akan
lanjut pada proses editting online. Proses editting online ini dilakukan dengan
menggunakan program software Adobe Premiere CC 2018. Dalam sesi edit online
inilah, potongan-potongan gambar yang sudah dipilih akan digabung menjadi satu
dengan menambahkan efek transisi serta diubah tone warna, saturasi warna, kontras
warna, audio dan lain-lainnya sesuai dengan konsep. Terakhir, dilakukan proses
rendering dengan format MP4 dan kemudian dikompres kedalam DVD.
4.3.7. Storyboard
123 Universitas Kristen Petra
124 Universitas Kristen Petra
Gambar.4.23. Story board dan hasil edit video
master index: back to toc: help: ukp: