14
Nama Penyakit Definisi Gejala Subyektif Gejala Obyektif Terapi Keterangan 1. Kelainan Kornea 1. Keratitis Infiltrasi sel radang pada kornea sehingga kornea menjadi keruh 1. Mata merah 2. Nyeri 3. Penglihatan menurun 4. Fotofobia 5. Lakrimasi 6. Blefarospasm e 1. Injeksi siliar 2. Injeksi Konjungtiva 3. Kornea Oedem 4. Infiltrat pada kornea 5. Diameter pupil normal atau miosis Ditujukan pada penyebab peemberian atropine atau midriatika bila keratitisnya dalam Pada keratitis superfisialis atau epithelial : uji fluoresensi (+), uji plasido (+). 1.1. Keratitis bakterial 1. Berbentuk keratitis pungtata superfisialis 2. Sensibilitas kornea baik 1. Antibiotik untuk mikroorgani sm gram (-) maupun gram (+), garamycin EyeD, 1 dd gtt 1 ODS; Garamycin zalf tube , 2 dd 1 ODS. 2. Siklopegik utk mengistirah at kan mata Tes sensibilitas kornea baik 1

42300802-tabel-mata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

42300802-tabel-mata

Citation preview

Nama Penyakit

Nama PenyakitDefinisiGejala SubyektifGejala ObyektifTerapiKeterangan

1. Kelainan Kornea

1. KeratitisInfiltrasi sel radang pada kornea sehingga kornea menjadi keruh1. Mata merah

2. Nyeri

3. Penglihatan menurun

4. Fotofobia

5. Lakrimasi

6. Blefarospasme1. Injeksi siliar

2. Injeksi Konjungtiva

3. Kornea Oedem

4. Infiltrat pada kornea

5. Diameter pupil normal atau miosisDitujukan pada penyebab peemberian atropine atau midriatika bila keratitisnya dalam Pada keratitis superfisialis atau epithelial : uji fluoresensi (+), uji plasido (+).

1.1. Keratitis

bakterial 1. Berbentuk keratitis pungtata superfisialis2. Sensibilitas kornea baik1. Antibiotik untuk mikroorganism gram (-) maupun gram (+), garamycin EyeD, 1 dd gtt 1 ODS; Garamycin zalf tube , 2 dd 1 ODS.2. Siklopegik utk mengistirahat kan mataTes sensibilitas kornea baik

1.2. Keratitis viral1. Silau

2. Rasa kelilipan

3. Hipestesi kornea

4. Mata merah

5. Kabur1. Infiltrate pd kornea shg kornea keruh

2. Sensibilitas kornea menurun

3. Infiltrat seperti ranting bercabang1. Antiviral (Zovirax tab no XX, 4 dd tab 1; Zovirax OE tube, 3 dd ODS; Tobrix EyeD, 1 dd gtt 1 ODS2. Antibiotik untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder (Garamycin OE tube, 3 dd 1 ODS). Tes sensibilitas kornea menurun

Mata Merah Visus MenurunNama penyakitDefinisiGejala Subyektif Gejala ObyekifTerapiKeterangan

1.2. Keratitis

Herpetik

Infeksi PrimerInfeksi pada seseorang yg tidak mempunyai antibody thdp herpes simpleks1. Vesikel pd margo palpebra (bilateral)

2. Konjungtivitis folikularis

3. Keratitis pungtta superfisialis yang dpt berkembang mjd lineris, fasikularis dan dendritikus

4. Pembesaran kelenjar preaurikuler(+)1. Antiviral misalnya :a. Vidarabin

b. Triflurorotimidin

c. Acyclovir

2. Antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder

Dapat sembuh atau mjd infeksi yg laten yg sewaktu-waktu dpt kambuh bila tdp trigger mechanism seeprti demam, haid, sinar UV, stress psikis.

Infeksi sekunder

Infeksi pd seseorang yg telah memiliki antibody thd herpes simpleks1. Ulkus dendritikus2. Ulkus geografik

3. Keraitis interstitialis

4. Keratitis disiformis

5. Uveitis1. Antiviral misalnya :

a. Vidarabin

b. Triflurorotimidin

c. Acyclovir

2. Antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder

Penyulit : hypopyon, perforasi kornea

1.4. Keratitis

zosterInfeksi yg menyerang ganglion Gasseri (cabang N. V) serta infeksi pd puncak hidung, kornea, dan konjungtiva.1. Vesikel pd kulit (unilateral)2. Infiltrat pd kornea, bulat, letak subepitelial, injeksi perikorneal (+)

3. Anestesi dolorosaAntiviralAntibiotik

Analgetik

VitaminPenyulit : neuritis optic, parese otot penggerak mata, uveitis, ulkus kornea, glaucoma.

Nama penyakitDefinisiGejala SubyektifGejala ObyekifTerapiKeterangan

1.5. Keratits jamur1. Sakit mata

2. Lakrimasi

3. Silau1. Infiltrat berhifa dan satelit2. Cincin endotel dgn plaque

3. Hypopyon1. Anti jamur (miconazole, Amfoterisin)

2. Berikan siklopegik bila terjd peningkatan TIO

3. Bila tidak teratasi, dilakukan keratoplasti

1.6. Keratitis alergi

Kerato konjungtivitisRadang pd kornea dan konjungtiva yg merupakan reaksi imun1. Rasa sakit pd mata

2. Fotofobia

3. Lakrimasi

4. Perasaan panas dan gatal

5. Visus menurun

1. Papul atau pustule pd kornea maupun konjungtiva

2. Flikten pd kornea

3. Konjungtiva hiperemis

4. Wander flikten

5. Flikten multiple didekitar limbusSteroidBila menyerang anak dengan gizi buruk dpt berkembang menjadi ulkus kornea krn enfeksi sekunder

Keratitis fasikularisKeratitis dengan pembentukan pita vascular yg menjalar dr limbus kearah korneaUlkus cincin

Wander flikten

Keratokonjungtivitis vernalPeradangan pd tarsus dan konjungtiva bilateralPd kelopak yg terkena adalah kelopak atas sedangkan konjungtiva yg terkena adalah daerah limbus berupa hipertofi papil yg kadang-kadang berbentuk cobble stone.Etiologi tidak diketahui dgn pasti sering pd musim panas da mengenai anak wanita.

Nama penyakitDefinisiGejala SubyektifGejala ObyekifTerapiKeterangan

Keratitis lagoftalmusKeratitis yg timbl akibat lagoftalmus1. Mengatasi kausa lagoftalmus2. Air mata buatan

3. Antibiotic utk mencegah terjadinya infeksi sekunder

Keratitits neoruparalitikKeratitis yg timbul akibat kelainan pd N. Trigeminus1. Visus menurun

2. Silau

3. Tidak nyeri

4. Jarang berkedip1. Injeksi siliar

2. Permukaan kornea keruh

3. Infiltrate dan vesikel pd kornea

4. Deskuamasi epitel kornea

5. Sensibilitas kornea menurun1. Antibiotic utk mencegah infeksi sekunder2. Tarsorafi

3. Menutup pungtum lakrimaPenyulit : infeksi kornea, dpt terlihat dlm btk ulkus kornea

Keratikonjungtivitis sikaKeringnya permukaan kornea dan konjuntiva1. Mata pegal, kering seperti berpasir

2. Silau

3. Penglihatan kabur

4. Sukar menggerakkan bola mata.1. Sekresi mucus yg berlebihan

2. Erosi kornea

3. Oeden konjungtiva bulbi

4. Filament pd kornea

1. Tergantung penyebabnya :2. Pemberian air mata buatan

3. Pemberian lensa kontak

4. Penutupan pungtim lakrimaPenyulit : ulkus kornea, kornea tipis, infeksi sekunder, dan neovaskularisasi kornea

Keratitis sklerotikan Kekeruhan berbentuk segitiga pd kornea yg menyerti radang sclera (skleritis)1. Kekeruhan kornea yg terlokalisasi dan berbatas tegas, unilateral

2. Kornea terlihat putih seperti sklera1. Steroid 2. Derivate fenilbutazon

Nama penyakitDefinisiGejala SubyektifGejala ObyekifTerapiKeterangan

2. Abses korneaDaerah kornea yg bewarna kekuningan dan menonjol

3. Ulkus kornea

3.1. Ulkus MoorenHilangnya sebagian permukaan kornea akibat matinya jaringan korneaUlkus menahun superficial yg dimulai dari tepi kornea dg bagian tepinya yg bergaung dan berjalan progresif tanpa kecenderungan perforasiTepi ulkus bergaung bagian sentralnya, tidak ada kelainan walau dlm jangka waktu yg agak lama.Tidak ada yang efektif1. Sering terdapat pd wanita usia pertengahan

2. Pd usia lanjut biasanya unilateral dg rasa sakit yg tidak berat dan merah

3. Pd usia muda bilateral dg rasa sakit dan berjalan progresif

3.2. Ulkus neuroparalitik

Ulkus yg terjadi akibat gangguan N Trigeminus1. Kornea atau mata menjadi anestetik

2. Reflek mengedip hilang

Melindungi mata dan sering memerlukan tindakan blefarorafi

3.3. Ulkus Serpens akut

Ulkus kornea sentral yg menjalar dg bentuk khusus seeprti binatang pada kornea1. Nyeri pd mata dan kelopak2. Silau

3. Lakrimasi

4. Visus menurun1. Kekeruhan kornea yg dimulai dari sentral2. Ulkus yg mempunyai batas lebih tegas pd sisi yg paling aktif disertai infiltrate yg bewarna kekuningan1. Antibiotik spectrum luas secara topical2. keratoplasti pd keadaan yg mendalamPenyulit :1. Perforasi kornea

2. Enoftalmitis

3. Panoftalmitis

Nama penyakitDefinisiGejala SubyektifGejala ObyekifTerapiKeterangan

II. UveitisRadang pd iris badan siliar dan koroid1. Mata merah dan sakit2. Visus menurun

3. Fotofobia

4. Lakrimasi

5. Sukar melihat dekat1. Kipps (+)2. Flare (+)

3. Efek Tyndall

4. Pupil miosis

5. Hypopyon / Hifema

6. Iris kabur dan oedem

7. Sinekia posterior

8. Miopisasi1. Steroid topical dan sistemik (Cendoxytrol EyeD, 6 gtt 1 ODS)

2. Siklopegik (SA 1% EyeD, 3 dd gtt 1 ODS

3. Pengobatan spesifik bila kuman penyebab diketahui

4. Bila terjadi gaukoma sekunder diberikan asetazolamidePenyulit : terbentuknya sinekia posterior dan anterior perifer yg mengakibatkan timbulnya glaucoma sekunder

III. Optalmia

simpatika

Iridosiklitis pd satu mata (Sympatizing eye) mendapat luka dg infeksi yg kemudian menderita iridosiklitis / uveitis bilateral disebabkan oleh trauma mata yang satunya1. Sukar melihat dekat2. Silau

3. Mata merah

4. Visus menurunTanda ringan uveitis anterior maupun posterior, gangguan akomodasi pd kedua mata1. Enukleasi

2. Sama dengan uveitisPenyulit : Ptisis bulbi. Sinekia posterior dan katarak disertai keratopatiEnukleasi dilakukan pd mata yg buta sebelum mata tersebut menimbulkan reaksi simpatis pada mata yg lainnya (7-14 hari setelah trauma)

Nama penyakitDefinisiGejala SubyektifGejala ObyekifTerapiKeterangan

IV. EndoftalmitisRadang intraokuler purulen pd seluruh jaringan intraokuler. Biasanya akibat infeksi setelah trauma / bedah atau endogen akibat sepsis1. Mata sangat sakit, kelopak mata merah, bengkak, dan sulit dibuka2. Visus sangat menurun

3. Mata dapat digerakkan

4. Demam1. Keratik presipitat disertai hypopyon2. Reaksi fundus hilang akibat adanya nanah pada badan kaca

3. Oedem kornea

4. Khas : massa kuning dibelakang pupil pd lensa

5. TIO sangat rendah, kadang-kadang meningkat1. Velosef 500 mg no XV, 3 dd 12. Kortikosteroid

3. Siklopegik

4. Eviserasi bulbi bila pengobatan gagalPenyulit : dapat berkembang menjadi panoftalmitis.Prognosis sangat buruk bila disebabkan oleh parasit atau jamur

V. PanoftamitisPeradangan seluruh bola mata termasuk sclera dan kapsula tenon1. Sakit pada bola mata2. Bola mata tak dapat digerakkan

3. Exopthalmus

4. Demam

5. Penurunan visus1. Konjungtiva kemotik hiperemis2. Hypopyon

3. Refleks putih pd fundus okuli1. Antibiotic dosis tinggi sesuai dengan penyebab2. Bila gejala radang sangat hebat dilakukan eviserasi bulbiPenyulit : terbentuknya jaringa fibrosa yg dapat mengakibatkan ptisis

VI. Glaukoma akutKumpulan penyakit mata yg terdiri dari :

TIO meninggi

Papil glaukomatosa

Gangguan lapang pandang

Diperiksa dengan :

1. Tonometri

2. Oftalmoskop

3. Kampimetri1. Nyeri2. Penglihatan sangat menurun

3. Sakit kepala dibelakang

4. Mual dan muntah1. Papil glaukomatosa2. Kornea oedem sekali dan keruh

3. Pada perabaan keras seperti kelereng

4. TIO > 25 mmHg

5. Mata sangat merah

6. Melihat halo disekitar lampu7. COA sedang

8. Efek tyndall (+)

9. Injeksi (+)1. Pilokarpin 2% EyeD, 6 dd gtt 1 ODS2. Asetazolamide tab no XV, 3 dd 1

3. Aspar K tab no XV, 3 dd 1

4. Cendoxytrol EyeD 6 dd gtt 1 ODS. Jika tidak ada, beri sol gliserol 40%, 3 dd 100 cc + Timolol maleat 0,5% EyeD, 2 dd gtt 1 ODS

5. As mefenamat tab 3 dd 1

6. Bila tidak ada perbaikan, trabekolektomiPapil glaukomatosis, CD ratio melebar dan menggaung Lamina cribrosa terlihat

Nasalisasi vaskuler

Gangguan lapang pandang

Skotoma Bjeruu

Skotoma Ronne

Skotoma Arkuata

Skotoma Siedel

Nama penyakitDefinisiGejala SubyektifGejala ObyekifTerapiKeterangan

VII. HifemaTerdapat sel darah di COA

Causa :

1. Trauma tumpul

2. Trauma intraokuli1. Nyeri pada mata

2. Epifora

3. Blefarospasme

4. Visus menurun1. Bila fundus terlita (hifema tidak menutupi pupil)

2. Fundus tidak terlihat

3. Hifema dengan glaucoma

4. Hifema + glaucoma + imbibisi kornea (warna tengguli pada endotel kornea)Untuk no 1 : Transamin cap no XV, 3 dd 1

Cendoxytrol EyeD, 6 dd gtt II

Vitamin C no XV, 1 dd 1

Untuk no 2 :

Sama dengan no I ditambah Prednison 8 tablet perhari.

Untuk no 3 :

No 1 dan 2 ditambah terapi glaucoma

Untuk no 4 :

Terapi gaukoma dan hifema ditunggu 2x24 jam. Bila tidak berhasil dengan terapi optimal, lakukan parasintesis. Sebelumnya berikan infuse manitol untuk menurunkan TIO. Terapi parasintesis hari itu juga. Apabila kornea sudah jernih, keratoplasti.Penyekit glaucoma sekunder

PAGE 8