Upload
imran-sarimudanas
View
233
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tentang prose pembuatan legal drafting nagari di sumatera barat
Citation preview
Pelatihan Penyusunan Kebijakan (Legal Drafting) Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Padang Pariaman, 6-8 April 2014
TERM OF REFERENCE
PENYUSUNAN KEBIJAKAN (LEGAL DRAFTING) PEMERINTAHAN NAGARI DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN
INFORMASI UMUM
Nama Kegiatan : Pelatihan Penyusunan Kebijakan (Legal Drafting) Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Padang Pariaman
Out Put : 40 Aparat Pemerintah Nagari Terlatih Dalam Penyusunan Kebijakan (Legal Drafting) Di Nagarinya
Lokasi : Bunda Hotel
Tanggal Pelaksanaan : Selasa-Kamis /6-8 April 2014
A. LATAR BELAKANG
Rapat paripurna DPR dan pemerintah di Parlemen Senayan, Jakarta,
Rabu (18/12) telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Desa
menjadi Undang-Undang (UU). UU Desa ini telah menjalani proses yang
cukup panjang, setidaknya ‘tertunda’ sekitar tujuh kali masa sidang
pembahasan atau sejak 2005 lalu. Dengan disahkannya UU tentang Desa atau
sebutan lain untuk Desa di Sumatera Barat adalah Nagari diharapkan dapat
menjawab berbagai persoalan bahkan memperkuat nagari sebagai entitas
masyarakat yang ada di Sumatera Barat.
Pasal 69 BAB VII UU Desa mengatur tentang Peraturan Desa, yang
mana Desa/Nagari berhak membuat Peraturan Desa/Nagari yang terdiri dari
Peraturan Desa/Nagari, Peraturan bersama Kepala Desa/Wali Nagari dan
Peraturan Kepala Desa/Wali Nagari. Peraturan-peraturan sebagai mana
diatas sudah pasti dilarang bertentangan dengan kepentingan umum
1 | P a g e
Pelatihan Penyusunan Kebijakan (Legal Drafting) Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Padang Pariaman, 6-8 April 2014
dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
disamping itu juga harus dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa/BAMUS Nagari.
Dalam penyusunan peraturan atau kebijakan di tingkatan Nagari,
karena Sumatera Barat khususnya Kabupaten Padang Pariaman merupakan
daerah rawan bencana, maka perlu memperhatikan amanat pembukaan UUD
1945 alinea VII bahwa Negara berkewajiban melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dengan tujuan untuk memberikan
perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan termasuk perlindungan
atas bencana. Undang-undang no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana memandatkan Pemerintah termasuk pemerintahan nagari menjadi
penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Namun untuk mengimplementasikan pembuatan kebijakan/legal
drafting di tingkatan nagari yang bermainstreaming Pengurangan Risiko
Bencana dan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku ternyata
tidak gampang karena kemampuan, kapasitas dan minimnya pengetahuaan
aparatur Pemerintahan Nagari.
Menyikapi hal ini, kerjasama JEMARI Sakato-Field Bumi Ceria akan
melakukan pendampingan penguatan untuk penyusunan kebijakan nagari
/legal drafting di 20 nagari dampingan program Field Bumi Ceria di
Kabupaten Padang Pariaman.
B. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dilakukan kegiatan penyusunan kebijakan nagari ini adalah :
1. Merumuskan bersama metode penyusunan kebijakan yang sesuai
dengan Peraturan perudangan yang berlaku dan terbaru
2. Memperkuat kapasitas aparatur pemerintahan Nagari termasuk
BAMUS dalam menyusun kebijakan di nagari.
3. Mengintegrasikan pengurangan risiko bencana dan adaptasi
terhadap perubahan iklim dalam penyelenggaraan pembangunan di
nagari
2 | P a g e
Pelatihan Penyusunan Kebijakan (Legal Drafting) Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Padang Pariaman, 6-8 April 2014
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
Beberapa hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1. Terlatihnya Penyelenggara Nagari (Walinagari dan Badan
Musyawarah nagari) nagari dalam menyusun kebijakan nagari yang
sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku
2. Terbangunnya kapasitas aparatur pemerintah nagari dalam
menyusun kebijakan nagari
3. Terintegrasinya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan
iklim dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh nagari
D. PESERTA
Peserta dari kegiatan penyusunan kebijakan pemerintahan nagari ini, terdiri dari Wali Nagari dan BAMUS , seperti yang terlihat dalam tabel berikut
No Unsur Jumlah1 Wali Nagari/Aparatur Pemerintahan Nagari 202 Ketua/Anggota BAMUS 20
Jumlah 40
E. METODOLOGI
Sebagai lembaga pengembang partisipasi, JEMARI Sakato akan
mengembangkan metode riset dan pelatihan yang partisipatif dalam kegiatan
penyusunan kebijakan nagari ini. tahap yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
3 | P a g e
Pelatihan Penyusunan Kebijakan (Legal Drafting) Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Padang Pariaman, 6-8 April 2014
Untuk menganalisis hal tersebut, maka akan dilakukan analisis matrik
Roccipi, dengan komponen sebagai berikut :
Rule Melihat pada 5 (lima) alasan yang membuat peraturan menyebabkan perilaku bermasalah:
1. Kalimatnya kurang jelas dan rancu;2. Peraturan justru memberi peluang terjadinya perilaku
bermasalah;3. Peraturan tidak mengatasi atau penyebab dari perilaku
bermasalah; 4. Peraturan memungkinkan pelaksanaan yang tidak
transparan, akuntabel, dan partisipatif; 5. Peraturan memberi diskresi berlebihan pada Badan
Pelaksana.
Oppurtunity Apakah kondisi lingkungan di sekeliling aktor memungkinkannya untuk melakukan perilaku bermasalah? Dan Lingkungan bisa berupa lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya, dll.
Capacity Kondisi apa dalam diri aktor yang menyulitkannya mena’ati peraturan, sehingga perilakunya dikatakan bermasalah? Dan Kapasitas bisa terbagi dalam kapasitas atau kemampuan ekonomi, kapasitas politik, dan kapasitas sosial budaya
Communication Suatu perilaku bermasalah bisa disebabkan oleh ketidaktahuan para aktor.dan apakah pihak-pihak berwenang telah mengkomunikasikan peraturan secara memadai? Apakah media komunikasi yang dipakai sudah efektif?
Interest Manfaat apa yang diperoleh oleh aktor dari setiap perilaku bermasalah yang dilakukannya? dan kepentingan bisa berupa material maupun non-material. Umumnya kepentingan terdiri dari: kepentingan ekonomis, kepentingan politik, kepentingan sosial budaya, dll.
4 | P a g e
Pelatihan Penyusunan Kebijakan (Legal Drafting) Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Padang Pariaman, 6-8 April 2014
Process
Ideology Kategori ini mengacu pada seperangkat nilai, paradigma, cara pandang dalam masyarakat. Ideologi biasanya terbentuk secara kolektif sehingga dianut pula secara kolektif, dan berproses dalam waktu yang cukup lama, bahkan beregenerasi
F. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup kegiatan ini meliputi :
1. Brainstorming “Isu-isu strategis dalam pembelajaran Program Filed
Bumi Ceria”
2. Urgensi penyusunan kebijakan (Peraturan nagari) dalam tatakelola Pemerintahan Nagari.
3. Pengarusutamaan PRB dalam penyusunan kebijakan Nagari
4. Identifikasi komponen-komponen yang diatur dalam peraturan Nagari
5. Menganalisis komponen peraturan nagari berdasarkan kondisi
empiris Nagari
6. Presentasi dan pembahasan model peraturanan nagari
G. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Selasa-Kamis /6-8 Mei 2014W a k t u : 14.00 wib (Jadwal Terlampir) check inTempat : Bunda Hotel -Jalan Bundo Kanduang
nomor 19 Kota Padang
H. PENUTUP
5 | P a g e
Pelatihan Penyusunan Kebijakan (Legal Drafting) Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Padang Pariaman, 6-8 April 2014
Demikianlah Kerangka acuan kerja ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan penyusunan kebijakan nagari dampingan di Kabupaten Padang Pariaman.
6 | P a g e
AGENDA KEGIATAN
Pelatihan Penyusunan Kebijakan (Legal Drafting) Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Padang Pariaman
No Jadwal Materi Tujuan Metode Fasilitator/Narasumber
Hari 1 (6 Mei 2014)1 14.00-16.00 Registrasi dan Check In4 16.00-16.30 Pembukaan
Kata Sambutan JEMARI Sakato
Kata Sambutan FBC
JEMARI SakatoFBC
2 16.00-17.30 Perkenalan dan Bina SuasanaAlur kegiatanKontrak belajar
Terwujudnya kebersamaan peserta, kedisiplinan, dan persepsi yang sama dalam mengikuti pelatihan
Roby SyafwarNiko Rinaldi
3 17.30-20.00 ISHOMA 4 20.00-22.00 Brainstorming “Isu-isu
strategis dalam pembelajaran Program Filed Bumi Ceria”
Dirumuskannya isu-isu strategis program yang akan diakomodir dalam kebijakan Nagari
Permainan Hati (dibagi lima)
Imran Sarimudanas P3MTBPIPEKERTI
RISET AKSI
Hari 2 (7 Mei 2014)5 08.30-10.00 Dialog Interaktif
Urgensi penyusunan kebijakan (Peraturan nagari) dalam tatakelola Pemerintahan Nagari.
Terciptanya
komitmen bersama untuk menyusun peraturan Nagari
Bagian Hukum Kabupaten Padang
Pariaman Niko Rinaldi
6 10.00-10.15 Coffee Break
7 | P a g e
7 10.15-12.30 Pengarusutamaan PRB dalam penyusunan kebijakan Nagari
Terciptanya komitmen untuk meng-integrasikan isu-isu PRB dalam penyusunan kebijakan Nagari
Syafrimet Azis
8 12.30-13.30 ISHOMA9 13.30-15.30 Identifikasi komponen-
komponen yang diatur dalam peraturan Nagari
Peserta mengetahui Rule-Map penyusunan Peraturan Nagari
Imran Sarimudanas
10 15.30-16.00 Coffee Break11 16.00-17.30 Diskusi
Menganalisis komponen peraturan nagari berdasarkan kondisi empiris Nagari(ROCCCIPI)
Pesera mampu mengidentifikasi perilaku bermasalah dan menganalisis peraturan, kapasitas, kesempatan, komunikasi, kepentingan ,proses dan nilai
Roby Syafwar
Hari 3 (8 Mei 2014)12 08.00-08.30 Reveiw13 08.30-10.00 Presentasi dan pembahasan
model peraturan nagari Dirumuskannya model peraturan Nagari yang berorientasi pada PRB dan API
Niko Rinaldi
14 10.00-10.15 Coffee Break 15 10.15-12.00 Penyusunan Rencana
tindak lanjut dan model pendampingan implementasi Peraturan
Disepakatinya agenda dan mekanisme implementasi penyusunan kebijakan Nagari
Roby Syafwar
8 | P a g e
Nagari.
9 | P a g e