Upload
nova-dhila
View
54
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 1/5
Leukimia Mielositik Kronis(oleh: Priska Pramuji)
► Diagnosis Banding (berdasarkan neoplastik mieoloproliferasi):1. CML
2. Polisitemia Vera
3. Essential thrombocythemia
illsl
se
ellP
ssli
LMC rtlke o.
04-4h
1:2
>4h 9:%2%
04-4h yltslipE .Pul .PpstsePgC:g
2.
+ + + isspiE 1.
+ - + msekselpPi 9.
P+flilseell +
sueflil
Csukll 0.
P+elp ++ + ell .
- seell + asl .
- - + siPpeuilP
selfse
7.
P+
spkel
P+spkell +
peuil
siPmiP>% uuPuip
8.
- - + eP
hlitsihl
.
► Penegakan Diagnosis1.Anamnesis
- Identitas (usia dan jenis kelamin, pekerjaan )
- Gejala anemia : pucat, lemah saat aktivitas atau tidak,berdebar, sesak nafas,biru)
- Lemah
- Cepat kenyang
- Penurunan berat badan
- Berkeringat pada malam hari
- Riwayat transfusi
- Riwayat makanan, rokok, alkohol
- Riwayat perdarahan
- Riwayat penyakit sebelum- Riwayat pengobatan
- Riwayat keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
- Pucat
- lymphadenopati
- Splenomegali
- Hepatomegali
3. Pemeriksaan Penunjang
- Darah tepi
5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 2/5
leukositosis berat 20.000-50.000 biasanya lebih dari 100.000/mm3
Table 85.5 Characteristic Pathologic Findings in the Peripheral Blood and Bone Marrow in
Chronic-Phase CML
Peripheral blood Leukocytosis (white blood cell count usually >50 × 10
9 /L, range 20 to >500 × 10
9 /L)
Full spectrum of granulocytes and precursors with rare blasts <(5%)
Absolute basophilia
Bone marrow Hypercellular (usually 100%)
Granulocytic predominance (M:E ratio >10:1) with spectrum similar to bloodCharacteristic small, hypolobated megakaryocytes
Blasts <5%
apusan darah tepi eritrosis normokrom normositik, sering ditemukan polikromasi eritroblas asidofil a
polikromatofil. Tampak seluruh tingkatan diferensiasi dan maturasi seri granulosit, presentasi sel mielosit metamielosit meningkat, sel blast < 5 %. anemia ringan (awal) menjadi progresif pada fase lanjut.
trombosit dapat meningkat atau normal tergantung stadium penyakit, meningkat pada fase awal nilai al
fosfatase netrofil selalu rendah. LDH meningkat
- Sumsum tulang
Hiperselular dengan sistem granulosit dominan,gambaran mirip dengan darah tepi, rasio mieloid : eritr
meningkat, megakaryosit pada fase kronis normal atau meningkat, stroma sumsum tulang mengalami fibrosis.
blas <30 %, spektrum lengkap seri mieloid dengan nterofil dan mielosit meningkat.- Karyotipe/ sitogenetik kromosom philadelphia (Ph) pada 95 % kasus, kelainan pada kromosom 8,9,19,21
- PCR mendeteksi chimeric protein bcr-abl pada 99 % kasus
- vitamin b12 serum dan daya ikatnya meningkat.
- kadar asam urat serum meningkat
► DefinisiPenyakit myeloproliferatif yang ditandai oleh proliferasi dari seri granulosit tanpa gangguan diferensiasi sehing
tampak berbagai tingkatan diferensiasi seri granulosit mulai dari mieloblast, promielosit, metamielosit ,mielo
sampai granulosit.
► Etiologi
Terdapatnya kromosom Philadelphia (Ph) / kromosom 22q yang terbentuk dari translokasi resiprokal antara lenpanjang kromosom 9 ke kromosom 22 dan sebaliknya. Pada kromosom 22 yang rusak tadi terdapat penggabun
gen, yaitu: gen ABL (abelson) dari kromosom 9 & gen BCR (Break Cluster Region) pada kromosom 22. Gabun
gen ini dikenal dengan nama BCR-ABL (gen hybrid BCR-ABL) yang akan mensintesis protein 210kD. P
kromosom 9 terbentuk gen resiprokal ABL-BCR.Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat mempengar
frekuensi leukemia, seperti:
1. Radiasi
2. Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia:
• Racun lingkungan seperti benzena
• Bahan kimia industri seperti insektisida
• Obat untuk kemoterapi 3. Epidemiologi
• Di Afrika, 10-20% penderita Leukemia Mielositik Akut (LMA) memiliki kloroma di sekitar orbita ma
• Di Kenya, Tiongkok, dan India, Leukemia Mielositik Kronik (LMK) mengenai penderita berumur 20-40 tahu
• Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui Leukemia Limfositik Kronik (LLK). 4. Herediter
Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
5. Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus dan virus leukemia feline.
5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 3/5
► EpidemiologiPenyakit ini terjadi pada kedua jenis kelamin (rasio pria: wanita sebesar 1,4:1), paling sering terjadi antara usia 40
60 tahun. Walaupun demikian penyakit ini dapat terjadi pada anak, neonatus dan orang yang sangat tua. Insi
meningkat di Jepang & Rusia
► Klasifikasi1. Leukemia Mielositik Kronik, Ph positif
2. Leukemia Mielositik Kronik, Ph negative
3. Leukemia Mielositik Kronik Juvenilis
4. Leukemia Mielomonositik kronis5. Leukemia Eusinofilik
6. Leukemia Neurofilik kronik
► Manifestasi KlinisTanda dan Gejala: (sumber Wintrobe edisi 12)
Table 85.4 Symptoms and Signs of Chronic-Phase CML at Presentation
Percent of Patients
Symptoms
Fatigue 83
Weight loss 61Abdominal fullness and anorexia 38
Easy bruising or bleeding 35
Abdominal pain 33
Fever 11
Signs
Splenomegaly 95
Sternal tenderness 78
Lymphadenopathy 64
Hepatomegaly 48
Purpura 27
Retinal hemorrhage 21
• Fase Kronik : pasien sering mengeluh pembesaran limpa, merasa cepat kenyang akibat desakan limpa terhadap
lambung. Keluhan lain sering tidak spesifik, misalnya : rasa cepat lelah, lemah badan, demam yang tidak terlal
tinggi, keringat malam, berat badan menurun setelah penyakit berjlangsung lama.
• Fase Akselerasi atau transformasi akut : terjadi setelah 2-3 tahun pada beberapa pasien yang penyakitnya
mengalami progresifitas. Ciri khasnya adalah : leukositosis yang sulit dikontrol oleh obat-obat mielosupresif,
mieloblas diperifer mencapai 15-30%, promielosit >30%, dan trombosit <100.000, dan terjadi gambaran leukem
akut. secara klinis, fase ini dapat diduga bila limpa yang tadinya sudah mengecil dengan terapi kembali membe
keluhan anemia bertambah berat, timbul peticke, ekimosis.
► Patogenesis
5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 4/5
► PenatalaksanaanTujuan terapi untuk mencapai remisi lengkap
1. Remisi hematologi
Hydroxyurea
efek myelosupresivenya masih berlangsung sampai 1 minggu setelah pengobatan dihentikan
tidak menyebabkan anemia aplastic & fibrosis paru
Dosis : 30 mg/KgBB/hari dosis tunggal / bisa dibagi 2-3 dosis
Interaksi obat : menyebabkan neurotoksisitas jika diberikan bersama 5-FU
Selama penggunaan, terus pantau Hb, WBC, trombosit, Fungsi ginjal, fungsi hati
2. Remisi sitogenetik
Imatinib mesylate (gleevec = glyvec)
Antibody monoclonal untuk menghambat aktivitas tyrosine kinase dari fusi gen BCR-ABL
Diberikan secara oral; diabsorbsi dengan baik di mukosa lambung
Dosis : untuk fase kronis : 400 mg/hari setelah makan; bisa ditingkatkan sampai 600mg/hari, jika:
- tidak ada respon setelah diberikan selama 3 bulan
- terjadi perburukan secara hematologi yg sebelumnya pernah mencapai respon yang baik.
Bentuk perburukan : Hb turun, WBC naik dengan atau tanpa perubahan jumlah trombosit
Turunkan dosis jika terjadi : neutropeni berat (<500/mm3); trombositopenia berat
(<50.000/mm3); terjadi peningkatan sGOT/sGPT & bilirubin
Untuk fase akselerasi / fase krisis blas langsung berikan 800mg/hari (400mg b.i.d)
ESO : reaksi hypersensitifitas (sangat jarang)
5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 5/5
Interaksi obat : efeknya akan meningkat jika diberikan bersama ketokonazol, simfastatin & fenitoin
Peran : untuk remisi hematologi; remisi sitogenetik (kromosom Ph hilang/berkurang); remisi biologis
(ekspresi gen BCR-ABL & protein yg dihasilkannya menjadi berkurang)
Interferon α-2a/α-2b
dosis: 5 juta IU/m2/hari; di Indonesia 3 juta IU/m2/hari per kutan. Biasanya sampai 12 bulan
sekarang ada pegilasi interferon, sehingga penyuntikan cukup 1x seminggu
premedikasi : analgesic & antipiretik untuk menghindari flue like syndrome
interaksi obat : efek toksik akan meningkat jika diberikan bersama teofilin, simetidin, vinblastin &
zidovudin
hindari penggunaannya pada usia lanjut, gangguan faal hati & ginjal yang berat, pasien epilepsy
3. Remisi biomolekular juga dapat menggunakan imatinib mesylate
4. Pencangkokan sumsum tulang.
Pencangkokan paling efektif jika dilakukan pada stadium awal dan kurang efektif jika dilakukan pada f
akselerasi atau krisis blast.
Indikasi: a) usia tidak lebih dari 60 tahun
b) ada donor yang cocok
c) termasuk golongan risiko rendah menurut perhitungan Socal
5. Terapi penyinaran untuk limpa kadang membantu mengurangi jumlah sel leukemik.
6. Splenektomi untuk:
mengurangi rasa tidak nyaman di perut
meningkatkan jumlah trombosit
mengurangi kemungkinan dilakukannya transfusi.
► PrognosisDubia et malamSekitar 20-30% penderita meninggal dalam waktu 2 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis dan setelah itu sekitar
meninggal setiap tahunnya.
Banyak penderita yang bertahan hidup selama 4 tahun atau lebih setelah penyakitnya terdiagnosis, tetapi p
akhirnya meninggal pada fase akselerasi atau krisis blast.
Angka harapan hidup rata-rata setelah krisis blast hanya 2 bulan, tetapi kemoterapi kadang bisa memperpanj
harapan hidup sampai 8-12 bulan.
► Komplikasi1. Perdarahan, perdarahan intrakranial yang paling berbahaya
2. Gagal ginjal
3. Gejala gout akibat infiltrasi ke tulang
4. Infeksi oleh virus atau bakteri merupakan komplikasi yang sering dijumpai, ada 3 macam perubahan gambahematologis yang mungkin terjadi apabila terjadi infeksi:
- Mieloblas bertambah secara cepat
- Terjadi proliferase monosit
- Terjadi leukopeni
► Kompetensi Dokter Umum
Tingkat 2Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan (mis: pemeriksaan la
sederhana dan x-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mam
menindaklanjuti sesudahnya