5
 Leukimia Mielositik Kronis (oleh: Priska Pramuji)  Diagnosis Banding (berdasarkan neoplastik mieoloproliferasi): 1. CML 2. Polisitemia Vera 3. Essential thrombocythemia illslP se ellP ssli  LMC rtlke o .  04 - 4 h  1:2 > 4 h  9 :% 2 %  04 - 4 h  yltslipE .Pul .PpstsePgC: g  2 .  + + + isspiE 1 .  + - + msekselpPi 9 .  P+ flil  seell + sueflil Csukll 0 .  P+ elp  ++ + ell  .  - seell + asl  .  - - + siPpeuilP selfse 7 .  P+ spkell  P+ spkell  + peuil siPmiP>% uuPuip 8 .  - - + eP hlitsihl  .   Penegakan Diagnosis 1.Anamnesis - Identitas (usia dan jenis kelamin, pekerjaan ) - Gejala anemia : pucat, lemah saat aktivitas atau tidak,berdebar, sesak nafas,biru) - Lemah - Cepat kenyang - Penurunan berat badan - Berkeringat pada malam hari - Riwayat transfusi - Riwayat makanan, rokok, alkohol - Riwayat perdarahan - Riwayat penyakit sebelum - Riwayat pengobatan - Riwayat keluarga 2. Pemeriksaan Fisik  - Pucat - lymphadenopati - Splenomegali - Hepatomegali 3. Pemeriksaan Penunjang - Darah tepi

44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis

5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 1/5

Leukimia Mielositik Kronis(oleh: Priska Pramuji)

►  Diagnosis Banding (berdasarkan neoplastik mieoloproliferasi):1.  CML

2.  Polisitemia Vera

3.  Essential thrombocythemia

illsl

se 

ellP

ssli 

LMC rtlke o.  

04-4h

1:2 

>4h  9:%2%  

04-4h  yltslipE .Pul .PpstsePgC:g  

2.  

+ + + isspiE 1.  

+ - + msekselpPi 9.  

P+flilseell +

sueflil 

Csukll 0.  

P+elp  ++ + ell .  

- seell + asl .  

- - + siPpeuilP

selfse 

7.  

P+

spkel

P+spkell  +

peuil 

siPmiP>% uuPuip 

8.  

- - + eP

hlitsihl 

.  

►  Penegakan Diagnosis1.Anamnesis 

-  Identitas (usia dan jenis kelamin, pekerjaan )

-  Gejala anemia : pucat, lemah saat aktivitas atau tidak,berdebar, sesak nafas,biru)

-  Lemah

-  Cepat kenyang

-  Penurunan berat badan

-  Berkeringat pada malam hari

-  Riwayat transfusi

-  Riwayat makanan, rokok, alkohol

-  Riwayat perdarahan

-  Riwayat penyakit sebelum-  Riwayat pengobatan

-  Riwayat keluarga

2. Pemeriksaan Fisik  

-  Pucat

-  lymphadenopati

-  Splenomegali

-  Hepatomegali

3. Pemeriksaan Penunjang 

-  Darah tepi

Page 2: 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis

5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 2/5

leukositosis berat 20.000-50.000 biasanya lebih dari 100.000/mm3

Table 85.5 Characteristic Pathologic Findings in the Peripheral Blood and Bone Marrow in

Chronic-Phase CML

Peripheral blood Leukocytosis (white blood cell count usually >50 × 10

9 /L, range 20 to >500 × 10

9 /L)

Full spectrum of granulocytes and precursors with rare blasts <(5%)

Absolute basophilia

Bone marrow Hypercellular (usually 100%)

Granulocytic predominance (M:E ratio >10:1) with spectrum similar to bloodCharacteristic small, hypolobated megakaryocytes

Blasts <5%

apusan darah tepi eritrosis normokrom normositik, sering ditemukan polikromasi eritroblas asidofil a

polikromatofil. Tampak seluruh tingkatan diferensiasi dan maturasi seri granulosit, presentasi sel mielosit metamielosit meningkat, sel blast < 5 %. anemia ringan (awal) menjadi progresif pada fase lanjut.

trombosit dapat meningkat atau normal tergantung stadium penyakit, meningkat pada fase awal nilai al

fosfatase netrofil selalu rendah. LDH meningkat

-  Sumsum tulang

Hiperselular dengan sistem granulosit dominan,gambaran mirip dengan darah tepi, rasio mieloid : eritr

meningkat, megakaryosit pada fase kronis normal atau meningkat, stroma sumsum tulang mengalami fibrosis.

blas <30 %, spektrum lengkap seri mieloid dengan nterofil dan mielosit meningkat.-  Karyotipe/ sitogenetik kromosom philadelphia (Ph) pada 95 % kasus, kelainan pada kromosom 8,9,19,21

-  PCR mendeteksi chimeric protein bcr-abl pada 99 % kasus

-  vitamin b12 serum dan daya ikatnya meningkat.

-  kadar asam urat serum meningkat

►  DefinisiPenyakit myeloproliferatif yang ditandai oleh proliferasi dari seri granulosit tanpa gangguan diferensiasi sehing

tampak berbagai tingkatan diferensiasi seri granulosit mulai dari mieloblast, promielosit, metamielosit ,mielo

sampai granulosit.

►  Etiologi

Terdapatnya kromosom Philadelphia (Ph) / kromosom 22q yang terbentuk dari translokasi resiprokal antara lenpanjang kromosom 9 ke kromosom 22 dan sebaliknya. Pada kromosom 22 yang rusak tadi terdapat penggabun

gen, yaitu: gen ABL (abelson) dari kromosom 9 & gen BCR (Break Cluster Region) pada kromosom 22. Gabun

gen ini dikenal dengan nama BCR-ABL (gen hybrid BCR-ABL) yang akan mensintesis protein 210kD. P

kromosom 9 terbentuk gen resiprokal ABL-BCR.Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti, namun diketahui beberapa faktor yang dapat mempengar

frekuensi leukemia, seperti:

1. Radiasi

2. Faktor leukemogenik 

Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia:

• Racun lingkungan seperti benzena 

• Bahan kimia industri seperti insektisida 

• Obat untuk kemoterapi 3. Epidemiologi

• Di Afrika, 10-20&percnt; penderita Leukemia Mielositik Akut (LMA) memiliki kloroma di sekitar orbita ma

• Di Kenya, Tiongkok, dan India, Leukemia Mielositik Kronik (LMK) mengenai penderita berumur 20-40 tahu

• Pada orang Asia Timur dan India Timur jarang ditemui Leukemia Limfositik Kronik (LLK). 4. Herediter

Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

5. Virus

Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus dan virus leukemia feline.

Page 3: 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis

5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 3/5

►  EpidemiologiPenyakit ini terjadi pada kedua jenis kelamin (rasio pria: wanita sebesar 1,4:1), paling sering terjadi antara usia 40

60 tahun. Walaupun demikian penyakit ini dapat terjadi pada anak, neonatus dan orang yang sangat tua. Insi

meningkat di Jepang & Rusia

►  Klasifikasi1.  Leukemia Mielositik Kronik, Ph positif 

2.  Leukemia Mielositik Kronik, Ph negative

3.  Leukemia Mielositik Kronik Juvenilis

4.  Leukemia Mielomonositik kronis5.  Leukemia Eusinofilik 

6.  Leukemia Neurofilik kronik 

►  Manifestasi KlinisTanda dan Gejala: (sumber Wintrobe edisi 12)

Table 85.4 Symptoms and Signs of Chronic-Phase CML at Presentation

Percent of Patients

Symptoms

Fatigue 83

Weight loss 61Abdominal fullness and anorexia 38

Easy bruising or bleeding 35

Abdominal pain 33

Fever 11

Signs

Splenomegaly 95

Sternal tenderness 78

Lymphadenopathy 64

Hepatomegaly 48

Purpura 27

Retinal hemorrhage 21

•  Fase Kronik : pasien sering mengeluh pembesaran limpa, merasa cepat kenyang akibat desakan limpa terhadap

lambung. Keluhan lain sering tidak spesifik, misalnya : rasa cepat lelah, lemah badan, demam yang tidak terlal

tinggi, keringat malam, berat badan menurun setelah penyakit berjlangsung lama.

•  Fase Akselerasi atau transformasi akut : terjadi setelah 2-3 tahun pada beberapa pasien yang penyakitnya

mengalami progresifitas. Ciri khasnya adalah : leukositosis yang sulit dikontrol oleh obat-obat mielosupresif,

mieloblas diperifer mencapai 15-30%, promielosit >30%, dan trombosit <100.000, dan terjadi gambaran leukem

akut. secara klinis, fase ini dapat diduga bila limpa yang tadinya sudah mengecil dengan terapi kembali membe

keluhan anemia bertambah berat, timbul peticke, ekimosis.

►  Patogenesis

Page 4: 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis

5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 4/5

 ►  PenatalaksanaanTujuan terapi untuk mencapai remisi lengkap

1.  Remisi hematologi

Hydroxyurea

  efek myelosupresivenya masih berlangsung sampai 1 minggu setelah pengobatan dihentikan

  tidak menyebabkan anemia aplastic & fibrosis paru

  Dosis : 30 mg/KgBB/hari dosis tunggal / bisa dibagi 2-3 dosis

  Interaksi obat : menyebabkan neurotoksisitas jika diberikan bersama 5-FU

  Selama penggunaan, terus pantau Hb, WBC, trombosit, Fungsi ginjal, fungsi hati

2.  Remisi sitogenetik 

Imatinib mesylate (gleevec = glyvec)

  Antibody monoclonal untuk menghambat aktivitas tyrosine kinase dari fusi gen BCR-ABL

  Diberikan secara oral; diabsorbsi dengan baik di mukosa lambung

  Dosis : untuk fase kronis : 400 mg/hari setelah makan; bisa ditingkatkan sampai 600mg/hari, jika:

-  tidak ada respon setelah diberikan selama 3 bulan

-  terjadi perburukan secara hematologi yg sebelumnya pernah mencapai respon yang baik.

  Bentuk perburukan : Hb turun, WBC naik dengan atau tanpa perubahan jumlah trombosit

  Turunkan dosis jika terjadi : neutropeni berat (<500/mm3); trombositopenia berat

(<50.000/mm3); terjadi peningkatan sGOT/sGPT & bilirubin

  Untuk fase akselerasi / fase krisis blas langsung berikan 800mg/hari (400mg b.i.d)

  ESO : reaksi hypersensitifitas (sangat jarang)

Page 5: 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis

5/15/2018 44384634-Leukimia-Mielositik-Kronis - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/44384634-leukimia-mielositik-kronis 5/5

  Interaksi obat : efeknya akan meningkat jika diberikan bersama ketokonazol, simfastatin & fenitoin

  Peran : untuk remisi hematologi; remisi sitogenetik (kromosom Ph hilang/berkurang); remisi biologis

(ekspresi gen BCR-ABL & protein yg dihasilkannya menjadi berkurang)

Interferon α-2a/α-2b

  dosis: 5 juta IU/m2/hari; di Indonesia 3 juta IU/m2/hari per kutan. Biasanya sampai 12 bulan

  sekarang ada pegilasi interferon, sehingga penyuntikan cukup 1x seminggu

  premedikasi : analgesic & antipiretik untuk menghindari  flue like syndrome 

  interaksi obat : efek toksik akan meningkat jika diberikan bersama teofilin, simetidin, vinblastin &

zidovudin

  hindari penggunaannya pada usia lanjut, gangguan faal hati & ginjal yang berat, pasien epilepsy

3.  Remisi biomolekular juga dapat menggunakan imatinib mesylate

4.  Pencangkokan sumsum tulang.

Pencangkokan paling efektif jika dilakukan pada stadium awal dan kurang efektif jika dilakukan pada f

akselerasi atau krisis blast.

Indikasi: a) usia tidak lebih dari 60 tahun

b) ada donor yang cocok 

c) termasuk golongan risiko rendah menurut perhitungan Socal

5.  Terapi penyinaran untuk limpa kadang membantu mengurangi jumlah sel leukemik.

6.  Splenektomi untuk:

  mengurangi rasa tidak nyaman di perut

  meningkatkan jumlah trombosit

  mengurangi kemungkinan dilakukannya transfusi.

►  PrognosisDubia et malamSekitar 20-30% penderita meninggal dalam waktu 2 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis dan setelah itu sekitar

meninggal setiap tahunnya.

Banyak penderita yang bertahan hidup selama 4 tahun atau lebih setelah penyakitnya terdiagnosis, tetapi p

akhirnya meninggal pada fase akselerasi atau krisis blast.

Angka harapan hidup rata-rata setelah krisis blast hanya 2 bulan, tetapi kemoterapi kadang bisa memperpanj

harapan hidup sampai 8-12 bulan.

►  Komplikasi1. Perdarahan, perdarahan intrakranial yang paling berbahaya

2. Gagal ginjal

3. Gejala gout akibat infiltrasi ke tulang

4.  Infeksi oleh virus atau bakteri merupakan komplikasi yang sering dijumpai, ada 3 macam perubahan gambahematologis yang mungkin terjadi apabila terjadi infeksi:

- Mieloblas bertambah secara cepat

- Terjadi proliferase monosit

- Terjadi leukopeni

►  Kompetensi Dokter Umum

Tingkat 2Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan (mis: pemeriksaan la

sederhana dan x-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mam

menindaklanjuti sesudahnya