5. Latian Fisik Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gerontik

Citation preview

MAKALAHPemenuhan KDM Lansia : Terapi Aktivitas & OlahragaDiajukan untuk memenuhi tugas Askep Gerontik

disusun oleh :Florentinus Jhon HendraHendriksonMaya Agustina AffandiNurul Istiqomah Al-IslamSanta Elisabeth SamosirYohanes Kapistran Meo

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUSPADALARANG 2015A. PENGANTARSalah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak penduduk lanjut usia (lansia). Lansia adalah warga yang berusia diatas 60 tahun. Sebanyak 25% lansia menderita penyakit degeneratif dan hidup tergantung pada orang lain. Sekitar 99%diantaranya mengkonsumsi obat dan sebagian besar menghabiskan hidupnya dengan beristirahat, tanpa berbuat apa-apa.Saat ini secara ekonomi biaya tahunan untuk perawatan kesehatan lansia cukup tinggi. Biaya ini semakin meningkat apabila usia harapan hidup bertambah. Olahraga lebih murah biayanya bila dibandingkan dengan biaya pengobatan lansia. Lanjut usia sering dikaitkan dengan usia yang sudah tidak produktif, bahkan diasumsikan menjadi beban bagi yang berusia produktif. Hal ini terjadi karena pada lansia secara fisiologis terjadi kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh yang menyebabkan lansia rentan terkena gangguan kesehatan.Namun demikian, masih banyak lansia yang kurang aktif secara fisik. Beberapa hal yang diduga menjadi penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan tentang manfaat aktivitas fisik, seberapa banyak dan apa jenis aktivitas fisik yang harus dilakukan, terlalu sibuk sehingga tidak mempunyai waktu untuk melakukan olahraga, serta kurangnya dukungan dari lingkungan sosial.Pada lansia, ada penurunan massa otot, perubahan distribusi darah ke otot,penurunan PH dalam sel otot, otot menjadi lebih kaku, dan ada penurunan kekuatan otot. Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otot, massa otot, perfusi otot, dan kecepatan konduksi saraf ke otot. Pada usia 90-an, 32% wanita dan 17% laki-laki mengalami patah tulang panggul dan 12-20% meninggal karena komplikasi. Massa tulang menurun 10% dari massa puncak tulang pada usia 65 tahun dan 20% pada usia 80 tahun. Pada wanita, kehilangan massa tulang lebih tinggi, kira-kira 15-20% pada usia 65 tahun dan 30% pada usia 80 tahun. Lakil-laki kehilangan massa tulang sekitar 1% per tahun sesudah usia 50 tahun, sedangkan wanita mulai kehilangan massa tulang pada usia 30-an, dengan laju penurunan 2-3% per tahun sesudah menopause. Tulang, sendi, dan otot saling terkait.Jika sendi tidak dapat digerakkan sesuai dengan ROM-nya maka gerakan menjadi terbatas sehingga fleksibilitas menjadi komponen esensial dari program latihan bagi Lansia. Jika suatu sendi tidak digunakan, maka otot yang melintasi sendi akan memendek dan mengurangi ROM. Latihan fleksibilitasdapat meningkatkan kekuatan tendon dan ligamen, mempertahankan kekuatan otot yang melintasi sendi, mengurangi nyeri pada kasus osteoartritis sehingga ROM bisa dipertahankan.

B. PENGERTIANOlahraga atau aktivitas fisik merupakan suatu bentuk kegiatan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia bila dilaksanakan dengan tepat dan terarah (Depkes RI. 1992).Olahraga yang baik dan benar sesuai takaran secara teratur paling sedikit selama 15 30 menit, dilakukan 3 kali dalam seminggu (Depkes RI, 1992).Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencanayang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.Dalam bahasa Inggris terdapat istilah exercise atau aerobic yang merupakansuatu aktifitas fisik yang dapat memacu jantung dan peredaran darah sertapernafasan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama sehinggamenghasilkan perbaikan dan manfaat kepada tubuh. Senam berasal dari bahasayunani yaitu gymnastic (gymnos) yang berarti telanjang, dimana pada zamantersebut orang yang melakukan senam harus telanjang, dengan maksud aga keleluasaan gerak dan pertumbuhan badan yang dilatih dapat terpantau (Suroto,2004).Senam bugar lansia merupakan olahraga yang cocok bagi lansia karenagerakan di dalamnya menghindari gerakan loncat-loncat (low impact), melompat,kaki menyilang, maju mundur, menyentak-sentak namun masih dapat memacukerja jantung-paru dengan intensitas ringan-sedang, bersifat menyeluruh dengangerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh, serasi sesuai gerak sehari-haridan mengandung gerakan-gerakan melawan beban badan dengan pemberianbeban antara bagian kanan dan kiri tubuh secara seimbang dan berimbang.Gerakan dalam SBL mengandung gerakan-gerakan yang diharapkan dapatmeningkatkan komponen kebugaran kardio-respirasi, kekuatan dan ketahananotot, kelenturan dan komposisi badan yang seimbang (Suhardo, 2001).C. MANFAAT OLAHRAGA PADA LANSIAAktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energi untuk mengerjakannya, seperti berjalan, menari, mengasuh cucu, dan lain sebagainya.Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang serta ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani disebut olahraga (Farizati, 2002). Manfaat olahraga pada lansia antara lain dapat memperpanjang usia, menyehatkan jantung, otot, dan tulang, membuat lansia lebih mandiri, mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi, dan memperoleh kepercayaan diri yang lebih tinggi. Olahraga atau aktivitas fisik juga bermanfaat secara fisiologis, psikologis maupun sosial. Menurut Nina (2007), secara fisiologis, olahraga dapat meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan. Secara psikologis, olahraga dapat meningkatkan mood, mengurangi risiko pikun, dan mencegah depresi.Secara sosial, olahraga dapat mengurangi ketergantungan pada orang lain, mendapat banyak teman, dan meningkatkan produktivitas. Adapun manfaat dari senam adalah semua senam dan aktifitas olahraga ringan sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/penuaan. Senam ini sangat dianjurkan untukmereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas).Orang melakukan senam secara teratur akan mendapatkan kesegaran jasmaniyang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelentukan persendian,kelincahan gerak, keluwesan, cardiovascular fitness dan neuromuscular fitness.Apabila orang melakukan senam, peredarah darah akan lancar dan meningkatkanjumlah volume darah. Selain itu 20% darah terdapat di otak, sehingga akanterjadi proses indorfin hingga terbentuk hormon norepinefrin yang dapat menimbulkan rasa gembira, rasa sakit hilang, adiksi (kecanduan gerak) danmenghilangkan depresi. Dengan mengikuti senam lansia efek minimalnya adalahlansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak,pikiran tetap segar.

D. PRINSIP OLAHRAGA & AKTIVITAS PADA LANSIAPrinsip olahraga pada usia lanjut adalah :1. Komponen kesegaran jasmani yang esensial dilatih adalah : ketahanan kardio pulmonal, kelenturan (fleksibilitas), kekuatan otot, komposisi tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan).2. Selalu memperhatikan keselamatan.3. Latihan teratur dan tidak terlalu berat.4. Dianjurkan permainan dalam bentuk ringan.5. Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang (naiknya secara perlahan-lahan).6. Perhatikan kontraindikasi latihan.

E. KOMPONEN AKTIVITAS DAN OLAHRAGA1. Self Efficacy (Pemberdayagunaan Mandiri)Menggambarkan rasa percaya atas keamanan dalam melakukan aktifitas.2. Resistence TrainingKeuntungan fungsional atas latihan pertahanan, berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan pertahanan.3. Endurance (Daya Tahan)Daya tahan/kebugaran ditunjukkan dengan VO2 maksimal. Latihan daya tahan yang cukup keras akan meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan pertahanan.4. KelenturanPembatasan lingkup gerak sendi banyak terjadi pada lanjut usia karena keketatan/kekakuan otot dan tendon disbanding sebagai kontraktur sendi sehingga latihan kelenturan penting dilakukan.5. KeseimbanganKeseimbangan merupakan tanggapan motorik yang dihasilkan dari input sensorik dan motorik, juga karena suatu latihan.

F. PERUBAHAN TUBUH AKIBAT NON-AKTIF BEROLAHRAGA & AKTIVITAS1.Atropi otot.2.Kalsium menghilang.3.Kemampuan maksimal penggunaan oksigen menurun.4.Kemampuan pompa jantung menurun.5.Tahanan pembuluh perifer naik6.Fungsi system persyarafan menurun.Perubahan yang biasanya dapat dianggap sebagai akibat proses penuaan dapat dihambat melalui program olahraga yang aktif dan terkontrol(Borts, 1980).

G. PENILAIAN SEBELUM MELAKUKAN OLAHRAGASebelum memulai senam, idealnya seseorang perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui adakah penyakit atau gangguan di dalam tubuh yang harus diantisipasi pada saat latihan.Pemeriksaan rekam jantung pada waktu istirahat dan setelah melakukan latihan, juga merupakan hal yang penting. Apabila karena berbagai alasan, hal ini tidak mungkin dilakukan, maka ada cara mudah dan murah yang dapat dilakukan secara massal. Berjalanlah secepat-cepatnya selama lima menit, kemudian beristirahatlah selama 10 menit. Setelah beristirahat, periksa denyut nadi pada pergelangan tangan atau pada leher. Apabila denyut nadi lebih dari 100 dan masih ada kesulitan bernafas, maka periksakan dulu ke dokter, namun apabila denyut nadi kurang dari 100 dan tak ada kesulitan nafas, maka boleh langsung melakukan latihan fisik. Masalah muskuloskeletal pun harus di cek yaitu golongan lanjut usia yang telah lama tidak aktif biasanya mempunyai kelenturan, kekuatan otot dan daya tahan yang kurang. Kelemahan dan kekakuan otot tertentu harus dicatat untuk mendapatkan porsi latihan yang memadai.

H. HAL HAL YANG SERING TERJADI PADA LATIHANApabila pada waktu latihan denyut jantung mendadak naik atau mendadak turun, berarti latihan yang dilakukan melampaui takaran, kurangilahintensitasnya.Demikian pula apabila timbul rasa nyeri di dada.Apabila adarasa pusing, kepala terasa ringan, dan keluar keringat dingin, itu pertandaotak kurang mendapat cukup darah.Tetaplah bergerak dengan intensitasyang dikurangi.Apabila sehari setelah latihan masih ada rasa capai yangsangat, berarti latihannya terlalu keras, kurangi intensitas latihanberikutnya.Demikian pula apabila malam setelah latihan menjadi sulit tidur.Apabila pada menit-menit pertama menjalankan latihan terasa sesak nafas,maka tambahlah pemanasan pada latihan berikutnya.Jangan lupa untuk tetapminum baik sebelum, selama maupun sesudah latihan fisik.

I. KONTRAINDIKASI LATIHAN BAGI LANSIAKontraindikasi latihan atau olahraga bagi usia lanjut, meliputi :infrak miokard baru atau angina tak stabil, gagal jantung dekompensata(NYHA-IV) berat, aritmia yang mengancam hidup yang belum cukupditerapi, stenosis aorta berat atau kardiomiopati hipertrofikans berat, setiap penyakit akut yang serius dan setiap kondisi yang menyebabkan partisipasi dalam latihan atau olahraga menjadi tidak aman (Darmojo, 2009).

J. TAKARAN LATIHAN OLAHRAGA LANSIA1. Dosis Latihana. FITT (Frequency, Intencity, Time, Tipe)Latihan :1)Intensitas ringan : < 50 % kap. Erobik max.2)Intensitas sedang : 50 70 % kap. Erobik max.3)Intensitas berat : > 70 % kap. Erobik max.b. Waktu latihanDilakukan bertahap sampai mencapai 72 80 % HRRumus :1)HR max: 220 umur (tahun)2)HR sub max: 72 87 % HR max (training zone)3)HR min: < 72 % HR maxKOMPONENCARAFREQINTENSITASLAMA

KekuatanOtot tertentu : kontraksi grup otot dan gerakan banyak sendi dengan gerakan seperti : gerakan sehari hari.2 3 x / mgg3 set / group ototUntuk yang ingin mendapat hasil cepat : intensitas berattingkatkan tahanan tiap minggu2 3 set setiap gerakan. Hentikan bila capai

KeseimbanganSikap : kewaspadaan atas sikap tubuh, bersandar.Tai chi dan gerakan berdansa / menari.Bagi yang rapuh : berpindah tempat / berbalik.1 3 x/mggTerhantung dari tingkat supervise dan fungsi keseimbanganBervariasi

FleksibilitasPeregangan statis :a.Betis.b.Harmstringc.Abductor pahaTiap hariHarus timbulkan rasa tegang bukan nyeri15 detik / group otot

Daya tahanJalan : jalan naik bukit atau naik tangga atau step upGol, membawa atau menarik tas klub.Bersepeda.Berenang> 4x/mggSampai tingkat cukup/ moderat (pendapat penderita sendiri), 50-75 % dari max denyut nadi sesuai umur.Tujan : 20 30 menit / hari.Merata dalam seminggu ( kl 200 kal/hr. tidak terus menerus.Tingkatkan waktu kemudian intensitas menurun.

K. JENIS AKTIVITAS FISIK PADA LANSIAAktivitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan Lansia sebaiknya memenuhi kriteria FITT (frequency, intensity, time, type).Frekuensi adalah seberapa sering aktivitas dilakukan, berapa hari dalam satu minggu.Intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas dilakukan.Biasanya diklasifikasikan menjadi intensitas rendah, sedang, dan tinggi.Waktu mengacu pada durasi, seberapa lama suatu aktivitas dilakukan dalam satu pertemuan, sedangkan jenis aktivitas adalah jenis-jenis aktivitas fisik yang dilakukan. Jenis-jenis aktivitas fisik pada lansia menurut Kathy (2002), meliputi latihan aerobik,penguatan otot (muscle strengthening), fleksibilitas, dan latihan keseimbangan. Seberapa banyak suatu latihan dilakukan tergantung dari tujuan setiap individu, apakah untuk kemandirian, kesehatan, kebugaran, atau untuk perbaikan kinerja (performance).1. Latihan AerobikLatihan aerobik adalah aktivitas yang menghasilkan peningkatan denyut jantung 60 90% dari denyut jantung maksimal seseorang dalam waktu 15 60 menit dan seharusnya dilakukan tiga kali atau lebih per minggu. Denyut jantung maksimal dihitung dengan (220-usia seseorang)x0,7. Berpartisipasi dalam aktivitas seperti berjalan, berkebun, melakukan pekerjaan rumah, dan naik turun tangga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Lansia dengan usia lebih dari 65 tahun disarankan melakukan olahraga yang tidak terlalu membebani tulang, seperti berjalan, latihan dalam air, bersepeda statis, dan dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Bagi Lansia yang tidak terlatih harus mulai dengan intensitas rendah dan peningkatan dilakukan secara individual berdasarkan toleransi terhadap latihan fisik.Aktivitas aerobik yang dipilih harus menggunakan kelompok otot besar dan harus kontinu, berirama, dan dapat dinikmati.Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang membuat jantung dan paru bekerja lebih keras untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan oksigen, misalnya berjalan, berenang, bersepeda, dan lain-lain. Latihan fisik dilakukan sekurangnya 30 menit dengan intensitas sedang, 5 hari dalam seminggu atau 20 menit dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam seminggu, atau kombinasi 20 menit intensitas tinggi 2 hari dalam seminggu dan 30 menit dengan intensitas sedang 2 hari dalam seminggu.

2. Latihan Penguatan OtotAktivitas penguatan adalah latihan pertahanan yang progresif.Kekuatan otot harus menghasilkan peningkatan setelah beberapa waktu.Latihan angkat berat dengan meningkatkan pengulangan dan berat adalah aktivitas pengondisian kekuatan.Latihan ini meningkatakan kekuatan dan masa otot serta mencegah kehilangan densitas tulang dan kandungan mineral total dalam tubuh.Bagi lansia disarankan untuk menambah latihan penguatan otot disamping latihan aerobic. Kebugaran otot memungkinkan melakukan kegiatan sehari-hari secara mendiri.Latihan fisik untuk penguatan otot adalah aktivitas yang memperkuat dan menyokong otot dan jaringan ikat.Latihan dirancang supaya otot mampu membentuk kekuatan untuk mengerakkan atau menahan beban, misalnya aktivitas yang melawan gravitasi seperti gerakan berdiri dari kursi, ditahan beberapa detik, berulang-ulang atau aktivitas dengan tahanan tertentu misalnya latihan dengan tali elastic.Latihan penguatan otot dilakukan setidaknya 2 hari seminggu dengan istirahat diantara sesi untuk masing-masing kelompok otot.

3. Latihan Fleksibilitas dan KeseimbanganKisaran sendi (ROM) yang memadai pada semua bagian tubuh sangat penting untuk mempertahankan fungsi musculoskeletal, keseimbangan dan kelincahan pada lansia.Latihan fleksibilitas dirancang dengan melibatkan setiap sendi-sendi utama (panggul, punggung, bahu, lutut, dan leher).Latihan fleksibilitas adalah aktivitas untuk membantu mempertahankan kisaran gerakan sendi (ROM), yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan tugas sehari-hari secara teratur.Latihan fleksibilitas disarankan dilakukan pada hari-hari dilakukannya latihan aerobic dan penguatan otot atau 2-3 hari per minggu.Latihan dengan melibatkan peregangan otot dan sendi.Intensitas latihan dilakukan dengan memperhatikan rasa tidak nyaman atau nyeri.Peregangan dilakukan 3-4 kali, terutama pada kelompok otot-otot besar, dimulai dari otot-otot kecil.Contoh : latihan yoga. Latihan keseimbangan dilakukan untuk membantu mencegah lansia jatuh.Latihan keseimbangan dilakukan setidaknya 3 hari dalam seminggu.Sebagian besar aktivitas dilakukan pada intensitas rendah.Kegiatan berjalan, Tai Chi, dan latihan penguatan otot memperlihatkan perbaikan keseimbangan pada lansia.Latihan melibatkan kelompok otot utama dengan gerakan seoptimal mungkin pada ROM yang bebas dari nyeri. Pembebanan pada tulang, perbaikan postur, melatih gerakan-gerakan fungsional akan meningkatkan kekuatan, fleksibilitas dan keseimbangan. Bagi lansia yang lemah secara fisik, aktivitas yang dilakukan dikaitkan dengan kegiatan sehari-hari dan mempertahankan kemandirian, misalnya teknik mengangkat beban yang benar, berjalan, cara menjaga postur yang benar, dan sebagainya.

4. Latihan Rentang GerakLatihan rentang gerak aktif dan pasif memberikan keuntungan keuntungan yang berbeda.Latihan aktif membantu mempertahankan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot serta meningkatkan penampilan kognitif.Sebaliknya, gerakan pasif, yaitu menggerakkan sendi seseorang melalui rentang geraknya oleh orang lain, hanya membantu mempertahankan fleksibilitas.Untuk mempertahankan rentang gerak, sendi sendi harus dilatih dua sampai tiga kali pengulangan per hari.Jika nyeri atau inflamasi sendi terjadi, gerakan yang perlahan atau rujukan pada ahli fisioterapi diindikasikan.

L. MACAM-MACAM OLAHRAGA YANG BAIK DILAKUKAN1. Pekerjaan rumah dan berkebun Pekerjaan rumah serta berkebun dapat memberikan suatu latihan yang dibutuhkan untuk menjaga kesegaran dan daya tahan, tetapi dikerjakan harus cepat agar nafas sedikit lebih cepat, juga denyut jantung lebih cepat dan otot menjadi lelah. Jika rumah / kebun tidak cukup luas untuk kegiatan ini atau sudah ada orang lain yang mengerjakan hal ini maka harus dicari kegiatan olahraga yang lain atau kegemaran / hobby lain.

2. BerjalanBerjalan baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan untuk daya tahan bila jalannya makin lama makin cepat. Tentu saja hanya dalam batas kelenturannya. Jika melangkah dengan panjang dan mengayunkan lengan 10-20 kali selama 15 menit maka akan didapat kelenturan. Hal inipun tergantung kebiasaan, jika berjalan merupakan salah satu bentuk latihan maka dicoba untuk dikombinasikan dengan bentuk olahraga lainnya yang akan meningkatkan kelenturan.3.JoggingJogging adalah olahraga gerak jalan cepat yang dilakukan dengan kecepatan di bawah 11 km / jam.Jogging berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran jasmani dengan cara aman, murah, menyenangkan, mudah dan berguna apabila dilakukan dengan benar. Jogging berguna untuk memperbaiki kemampuan pengambilan oksigen yang menyangkut fungsi-fungsi jantung, paru-paru, peredaran darah, kaki dan lain-lain. Akan lebih baik jika dikombinasikan dengan bentuk latihan yang lain seperti senam, renang dan sebagainya agar otot tubuh bagian atas dan bawah seimbang.Bagi usia lanjut yang mengidap penyakit kronik sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter.Jogging dilakukan dimana saja terutama di luar rumah dan lebih baikbila di lapangan rumput, dengan menggunakan sepatu olahraga yang lentur dengan alas yang tebal dan lunak dengan kaos kakidari bahan katun dan pakaian yang ringan, tidak ketat. Hindari lari-lari di tempat keras terutama bagi mereka yang berat badannya berlebihan. Ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan sebelum melakukan gerak jalan (Depkes RI, 1992) :a)Periksalah usia lanjut kepada dokter, apakah ada hal-hal yang dilarang untuk melakukan latihan gerak jalan.b)Pakailah pakaian ringan dan longgar dengan sepatu khusus untuk gerak jalan.c)Jangan melakukan gerak jalan kalau kurang enak badan atau suhu udara tinggi dan lembab.d)Hentikan kalau waktu gerak jalan terjadi rasa mual, pusing, sesak dan sakit dada.e)Berjalanlah di tempat yang aman dan sebaiknya berjalanlah tidak sendirianf)Lakukan gerak jalan secara bertahap, baik dalam waktu ataupun lama berjalan dan jarak.g)Dianjurkan memonitor denyut jantung/nadi setiap 15 menit setelah selesai gerak jalan. Sasaran denyut jantung adalah 220 dikurangi umur per menit, misalnyaorang berumur 65 tahun, maka sasaran denyut jantungnya adalah 220-65 = 155/ menit. Kalau hal ini dapat dicapai setelah berjalan kaki maka dapat dikatakan jantungnya masih sehat.Pada usia lanjut terjadi penurunan 1) masa otot serta kakuatannya, 2) laju denyut jantung maksimal, 3) toleransi latihan dan terjadi peningkatan lemak tubuh.Olah raga dengan intensitas sedang dapat memberikan keuntungan bagi para usia lanjut(Darmojo, 2004).Berdasarkan penelitian lain menyebutkan bahwa terjadi penurunan keseimbangan pada usia lanjut, yang bukan hanya sebagai akibat menurunnya masa otot atau akibat penyakit yang diderita. Penurunan keseimbangan ini dapat diperbaiki dengan berbagai latihan keseimbangan.( Darmojo, 2004 )4.SenamOlah raga senam dapat memperkuat otot yang lemah, memperbaiki persendian yang kaku. Keadaan otot yang lemah dan persendian yang kaku merupakan keluhan atau ciri dari usia lanjut, tetapi usia lanjut memerlukan olah raga yang teratur, tidak berat, serta mudah dikuasai dan sesuai dengan kondisi serta kemampuannya. Waktu olah raga yang baik untuk bersenam adalah pagi hari karena udara masih sejuk, menyegarkan, bersih, belum tercemar dengan debu, bising, dan lain-lain.Lokasi yang baik untuk berolah raga adalah ditempat terbuka(Dep kes RI,2002).

M. SENAM BUGAR LANSIASenam bugar lansia merupakan olahraga yang cocok bagi lansia karenagerakan di dalamnya menghindari gerakan loncat-loncat (low impact), melompat,kaki menyilang, maju mundur, menyentak-sentak namun masih dapat memacukerja jantung-paru dengan intensitas ringan-sedang, bersifat menyeluruh dengangerakan yang melibatkan sebagian besar otot tubuh, serasi sesuai gerak sehari-haridan mengandung gerakan-gerakan melawan beban badan dengan pemberianbeban antara bagian kanan dan kiri tubuh secara seimbang dan berimbang.Gerakan dalam SBL mengandung gerakan-gerakan yang diharapkan dapatmeningkatkan komponen kebugaran kardio-respirasi, kekuatan dan ketahananotot, kelenturan dan komposisi badan yang seimbang (Suhardo, 2001).

N. SUSUNAN SENAM BUGAR LANSIASenam bugar lansia disusun dalam empat paket yaitu paket A (untuklansia yang tidak tahan berdiri dilakukan sambil duduk di kursi), paket B (untuklansia dengan kondisi sedang), paket C (untuk lansia dengan kondisi baik),paket D (untuk lansia dengan tingkat kondisi prima). Tiap paket latihan SBLmempunyai susunan yaitu latihan pemanasan, inti dan pendinginan. Latihanpemanasan terdiri atas 9 latihan, masing-masing dilakukan 2x8 hitungan, 4x8hitungan, 6x8 hitungan. Latihan inti terdiri atas 6 latihan, masing-masingdilakukan 4x8 hitungan, dan latihan pendinginan terdiri atas 4 latihan, masing-masingdilakukan 6x8 hitungan dan 2x8 hitungan. Setiap paket SBLmemerlukan waktu sekitar 30 menit dengan kecepatan standar ( Hari Setiono, etal., 2007)

O. TAHAPAN GERAKAN SENAM LANSIATahapan latihan kebugaran jasmani adalah rangkaian proses dalam setiap latihan, meliputi pemanasan, kondisioning (inti), dan pendinginan (Sumintarsih, 2006).a. PemanasanPemanasan yang dilakukan sebelum latihanadalah gerakan umum (yang melibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi) dilakukan secara lambat dan hati-hati, dilakukan bersama dengan peregangan (stretching) lamanya kira-kira 10-15 menit.Pemanasan bertujuan menyiapkanfungsi organ tubuh agar mampu menerima pembebanan yang lebih beratpada saat latihan sebenarnya dan mengurangi cedera. Penanda bahwa tubuh siap menerimapembebanan antara lain detak jantung telah mencapai 60% detak jantungmaksimal, suhu tubuh naik 1C - 2C dan badan berkeringat. Pemanasanyang dilakukan dengan benar akan mengurangi cidera atau kelelahan.b. Kondisioning (inti)Setelah pemanasan cukup dilanjutkan tahap kondisioning atau gerakan intiyakni melakukan berbagai rangkaian gerak dengan model latihan yangsesuai dengan tujuan program latihan yang tergantung pada komponen/faktor yang dilatih maka bentuk latihan tergantung pada faktor fisik yang paling buruk. Untuk usia lanjut biasanya yang dilatih : ketahanan (stamina) kardio pulmonal dengan latihan yang bersifat aerobik, fleksibilitas dengan peregangan, kekuatan dengan latihan beban atau isotonik. Komposisi tubuh dapat diatur dengan diet dan latihan aerobik atau kombinasi keduanya.c. Penenangan (pendinginan)Penenangan merupakan periode yang sangat penting dan esensial.Dilakukan secara aktif artinya sehabis latihan perlu dilakukan gerakan umum yang ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan pulihnya denyut nadi dan terhentinya keringat.Tahap inibertujuan mengembalikan kondisi tubuh seperti sebelum berlatih denganmelakukan serangkaian gerakan berupa stretching.Tahapan ini ditandaidengan menurunnya frekuensi detak jantung, menurunnya suhu tubuh, dansemakin berkurangnya keringat.Tahap ini juga bertujuan mengembalikandarah ke jantung untuk reoksigenasi sehingga mencegah genangan darahdiotot kaki dan tangan.

P. RANGKAIAN SENAM LANSIAContoh rangkaian gerakan senam pagi usilaLatihan ini sebaiknya tetap terdiri atas pemanasan, latihan inti, danpendinginan.Waktu yang dibutuhkan lebih kurang 10 menit, dan sebaiknyadilakukan pada pagi hari sehabis bangun tidur.Untuk menghindari kejenuhan,latihan ini dapat dimodifikasi dengan tetap memegang prinsip dan tujuanlatihan.Pemanasan dan Inti1. Tepuk seluruh tubuh mulai dari kepala, wajah, leher, bahu, dada, punggung,pinggang, perut, panggul dan kaki. Berikan tepukan lebih lama padatempat-tempat yang terasa lebih peka.Lakukan tepukan jari pada wajahdan lengan.2. Sambil berdiri tegak, lakukan pijatan di bahu atas kanan dan kiri (titiklambung). Pijatan bahu yang lebih belakang dilakukan dengan kedua tangansesisi, sedangkan bahu yang di depan dilakukan dengan kedua tanganmenyilang.3. Sambil membungkuk lakukan pijatan disamping kanan-kiri tulang belakang.Pijatan dimulai dari ujung tulang belikat sampai ke dubur.Sambil berdiritegak, pijatlah perut dengan kedua tangan, mulai dari ujung tulang dadakearah kiri dan kanan, kemudian lakukan pula pijatan mulai dari ujungtulang dada kearah pusar.4. Dengan kedua telapak tangan diatas perut, lakukan gosokan perut secaramelingkar, dari kiri ke kanan. Rasakan kehangatan sampai kedalam perut.Gerakan ini seringkali disertai dengan membuang angin (kentut), tandaperistaltik usus terangsang.5. Berdiri tegak, putar badan ke kiri dan ke kanan, dengan mengangkat satukaki bergantian, diimbangi oleh gerakan tangan mendorong ke samping.

Pendinginan1. Benturkan pangkal jari kaki ke lantai, seirama dengan benturan antara sela jari tangan kanan dan kiri. Lakukan dengan irama yang makin lama makin perlahan.2. Lakukan peregangan mulai dari leher, tangan, togok, sampai kaki.

Q. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SELAMA LATIHAN1.Lakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum latihan2.Program latihan cukup bermanfaat, aman dan sesuai kebutuhan3.Hindari latihan saat tidak sehat.4.Latihan tidak dilakukan setelah 2 3 jam makan, cuaca panas dan kelembabab tinggi, cukup minum.5.Hindari minuman keras dan alcohol6.Jangan segera duduk setelah latihan.7.Jangan mandi dingin setelah latihan.8.Pakaian latihan : hendaknya tidak ketat, cukup ventilasi, mudah menyerap keringat, rapi, bahan katun murni, dan sepatu datar.P. HAL YANG HARUS DIHINDARI SELAMA LATIHAN1.Latihan yang memberikan pembebanan aksial pada tulang.2.Latihan yang melibatkan fleksi secara tiba tiba pada tulang belakang.3.Latihan yang dilakukan di tempat yang berbahaya.4.Latihan yang melibatkan abduksi dan tungkai bawah dengan beban.5.Latihan dengan tahanan pada otot lengan.6.Latihan statis.

DAFTAR PUSTAKA

Gallo, Joseph J. ( 1998 ).Buku Saku Gerontology, alih bahasa : James Veldman, Ed.2. Jakarta : EGC.Kirsdten L Easton.( 1999 ).Gerontologycal Rehabilitation Nursing. WB.Saunders. Philadelphia.Nugroho, Wahjudi. ( 2000 ).Keperawatan Gerontik, Ed 2, Jakarta : ECGSetiabudhi, Tony & Hardywinoto.( 1999 ).Panduan Gerontology Tinjauan Dari Berbagai Aspek, Jakarta : Gramedia.Soejono C.H. ( 2000 )Pedoman Pengelolaan Kesehatan Pasien Geriatri. Bagian Penyakit Dalam FKUI.Stanley, Mickey. 2012. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.Watson, Roger.( 2003 ).Perawatan pada lansia, alih bahasa : Musri, Jakarta : EGC