5. NEOLITHIKUM

  • Upload
    ipink

  • View
    1.152

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Perkembangan kebudayaan pada zaman batu muda sudah sangat maju daripada zaman-zaman sebelumnya. Hal ini disebabkan :adanya migrasi secara bergelombang penduduk PROTOMELAYU dari Yunnan, Cina Selatan ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Pendatang baru tersebut membawa Kebudayaan KAPAK PERSEGI.

Alat-alat batu yang sudah sangat halus, karena mereka sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam. Kebudayaan zaman batu muda di Indonesia dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu : 1. Kebudayaan KAPAK PERSEGI 2. Kebudayaan KAPAK LONJONG

KAPAK PERSEGI adalah kapak yang berbentuk memanjang dengan penampang lintangnya berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak-kapak persegi ini, terutama ditemukan di Indonesia bagian BARAT, yaitu : Sumatera, Jawa dan Bali. Di Indonesia bagian timur Kapak persegi juga ditemukan di Sulawesi, Nusatenggara, Maluku dan sedikit di Kalimantan.

PENYEBARAN KEBUDAYAAN KAPAK PERSEGI

Melalui JALAN BARAT, yaitu : Dari Asia Daratan (Yunnan) ke Asia Tenggara Semenanjung Malaka Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi - Nusatenggara Maluku.

Kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur berwarna kehitamhitaman. Penemuan kapak lonjong di Indonesia terbatas hanya di Indonesia bagian TIMUR, yaitu : di Sulawesi, Sangihe-Talaud, Flores, Maluku, Tanibar, Leti, Maluku dan Papua.

PENYEBARAN KEBUDAYAAN KAPAK LONJONG

Melalui JALAN TIMUR, yaitu dari Asia Daratan ke Cina, Jepang, Formosa (Taiwan), Filipina, Minahasa, Maluku dan Papua.

GERABAH pada zaman batu muda memegang peranan penting sebagai wadah untuk keperluan seharihari. Ada pula gerabah yang dibuat indah baik bentuk maupun hiasannya. Gerabah ini banyak ditemukan di bukit-bukit kerang Sumatera dan di Pacitan. Di Melolo (Sumba) banyak ditemukan gerabah yang berisi tulang-betulang manusia.

Manusia pendukung kebudayaan kapak persegi pada zaman Neolithikum adalah dari ras PROTOMELAYU (MelayuTua) yang datang ke Indonesia sekitar tahun 2000 SM. Penduduk Indonesia sekarang yang termasuk ke dalam ras Proto-Melayu ini yaitu : suku Sasak, Batak, Dayak dan Toraja.

MANUSIA PENDUKUNG KEBUD. KAPAK LONJONG Pendukung kebudayaan KAPAK LONJONG di Indonesia bagian TIMUR, masih seperti zaman mesolithikum, yaitu PAPUA MELANESOIDE.

REVOLUSI NEOLITHIK perubahan : dari mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food producing), dari kehidupan berpindah-pindah (nomaden) menjadi kehidupan menetap

CARA MEMPRODUKSI MAKANAN Mereka menghasilkanmakanan dengan cara BERCOCOK TANAM dan BERTERNAK. Jenis-jenis tanaman yang mereka tanam pada mulanya yaitu umbi-umbian, sukun, pisang, durian, rambutan, duku, kelapa, sagu dan sebagainya. Selanjutnya mereka mengenal tanaman padi-padian (jewawut).

HEWAN YANG DIJINAKKAN Hewan yang pada mulanya mereka jinakkan adalah anjing, ayam, kerbau dan babi. Sementara itu kegiatan berburu dan menangkap ikan masih mereka lakukan pada waktu-waktu senggang.

RUMAH NEOLITHIKUM Tempat tinggal Manusia pada zaman batu muda berupa rumah sederhana kebulat-bulatan dengan atap dari daun-daunan. Rumah seperti ini sampai sekarang masih dijumpai di Timor, Kalimantan Barat, Andaman dan Nikobar.

PETA PENYEBARAN RUMPUN BAHASA AUSTRONESIA

Menurut H. Kern bahasa yang digunakan oleh penduduk di kepulauan Indonesia pada zaman Neolithikum adalah bahasa MELAYU POLINESIA yang merupakan rumpun bahasa AUSTRONESIA. Pendapat ini diperkuat oleh Von Heine Geldern melalui penelitian penyebaran kapak persegi.

ANIMISME yaitu kepercayaan tentang adanya ruh-ruh yang memiliki kekuatan di alam gaib. DINAMISME adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan karena ditempati atau merupakan perwujudan dari ruh. Pemujaan terhadap arwah atau ruh nenek moyang mendapatkan tempat penting. Pada puncak dari upacara penguburan biasanya didirikan bangunanbangunan dari batu-batu besar (bangunan Megalithik).

RINGKASAN NEOLITHIKUMHASIL KEBUDAYAANKapak persegi Kapak Lonjong Kapak bahu Gerabah Perhiasan (gelang dan manik-manik) Alat pemukul kulit kayu -

CARA HIDUPRevolusi Neolitik Hidup menetap bertempat tinggal di rumah-rumah sederhana / mulai mem-bentuk perkampungan Hidup dengan bercocok tanam dan berternak Menggunakan bahasa Melayu-Polinesia (Austronesia)

MANUSIA PENDUKUNGIndonesia Barat Proto Melayu 2000 SM nenek moyang dari suku bangsa : Nias, Toraja, Sasak, Batak Indonesia Timur Papua Melanesoide

-

Kebudayaan Megalithikum adalah kebudayaan yang utamanya menghasilkan bangunan-bangunan yang terbuat dari batu-batu besar. Bangunan Megalithik ini dipergunakan sebagai sarana penghormatan dan pemujaan terhadap arwah nenek moyang. Kebudayaan Megalithikum muncul pada zaman neolithikum dan berkembang luas pada zaman logam. Penemuan bangunan megalithik tersebar hampir di seluruh kepulauan di Indonesia. Sampai sekarang masih ditemukan tradisi megalithikum seperti di Pulau Nias, Sumba, Flores dan Toraja.

BANGUNAN MEGALITHIKUM Menhir Dolmen Arca Kubur peti batu Waruga Punden Berundak Sarkofagus

Menhir yaitu tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat. Fungsi Menhir adalah : a.sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang b.sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal. c.Sebagai tempat menampung kedatangan roh Menhir banyak ditemukan di Pasemah, Sumatera Selatan.

Dolmen adalah meja batu sebagai tempat sesaji. Ada dolmen yang berkakikan menhir seperti yang ditemukan di Pasemah, Sumatera Selatan. Ada pula dolmen yang juga digunakan sebagai kubur batu, seperti yang ditemukan di Bondowoso dan di Merawan Jember, Jawa Timur.

Sarkofagus atau keranda, yaitu peti jenasah yang terbentuk seperti palung atau lesung tetapi mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan di Sumbawa Barat.

Kubur Peti Batu adalah peti jenasah yang terpendam di dalam tanah berbentuk persegi panjang dan sisi-sisinya dibuat dari lempengan-lempengan batu. Kubur peti batu ditemukan di Kuningan, Jawa Barat.

Waruga adalah peti jenasah kecil yang berbentuk kubus yang ditutup dengan batu lain yang berbentuk atap rumah. Waruga banyak ditemukan di Minahasa.

Punden Berundak adalah bangunan pemujaan yang bertingkattingkat (berundakundak). Tempat pemujaan ini banyak ditemukan di daerah Cisolok, Sukabumi.

Arca. Temuan arcaarca megalithik di Sumatera Selatan diteliti oleh Von Heine Geldern. Arca-arca tersebut menggambarkan manusia dan binatang seperti gajah, harimau, babi rusa dan monyet.