Upload
ikkirosiki
View
183
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
REALITAS KEPEMIMPIN
AN ISLAM
MASA NABI MUHAMMAD DI MAKKAH
MASA NABI MUHAMMAD DI MADINAH
MASA PASCA NABI MUHAMMAD
MASA KHULAFA’ RASYIDIN
MASA DINASTI:• UMAYYAH• ABBASIYYAH
Kepemimpinan Nabi Muhammad (1)
a. Periode Makkah Lahir di Makkah 12 Rabiul Awwal 571 M. Keturunan Suku Quraisy yang dikenal
dengan pemimpin besar dan terhormat di Jazirah Arab.
Dilamar Khodijah karena keluhuran akhlaknya.
Dipercaya menyelesaikan konflik Hajar Aswad karena dikenal sebagai al-Amin (dapat dipercaya). Menyelesaikan konflik tersebut dengan cerdas.
Kepemimpinan Nabi Muhammad (2)
Jiwa kepemimpinannya didapat dari Kakeknya (Abdul Muthalib). Kemudian Pamannya (Abu Thalib) melalui “menggembala kambing dan berdagang”.
Karekter kepemimpinannya merupakan gabungan dari teori heriditas (turunan Suku Quraisy) yang ditempa dengan pengalaman dalam lingkungannya (teori environmental).
Dakwah dilakukan bertahap, dengan strategi yang tepat dan akhlak karimah.
Salah satu strategi dakwahnya diawali dengan rekruitmen orang-orang kunci, yaitu Abu Bakar (Bangsawan), Utsman (Pengusaha), Khadijah (Wanita/Saudagar), Ali (Pemuda/Cendekiawan)
Kepemimpinan Nabi Muhammad (3)
b. Periode Madinah Periode kepemimpinan formal. Nabi tidak hanya menjadi pemimpin
spiritual, namun juga pemimpin formal. Meletakkan dasar masyarakat Islami:1) Mendirikan Masjid Nabawi yang multi-
purpose.2) Mempersaudarakan kaum muslimin
(muhajirin-anshar).3) Membuat Piagam Madinah: Persatuan,
kebebasan beragama, dll (47 Pasal).
Kepemimpinan Nabi Muhammad (4)
Dalam kaitannya dengan hubungan antar umat beragama, ada dua hal yang dituangkan dalam Piagam Madinah:
1) Meskipun terdiri atas banyak suku, semua umat Islam merupakan saudara.
2) Hubungan antara umat Islam dengan umat selainnya didasarkan pada prinsip-prinsip bertetangga yang baik, saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang teraniaya, saling menasehati, dan menghormati kebebasan beragama.
Melakukan konsolidasi secara berkelanjutan, misalnya melalui Bai’at ‘Aqobah I dan II, dan menunjuk pemukanya untuk bertanggung jawab terhadap kaumnya.
Kepemimpinan Nabi Muhammad (5)
Bai’at ‘Aqobah I (11 Hijriyah), berisi:1) Tidak menyekutukan Allah dengan apapun juga,
tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anakmu, tidak akan berdusta untuk menutup-nutupi apa yang di depan atau dibelakangmu, dan tidak akan membantah perintahku dalam hal kebaikan.
2) Jika kamu memenuhi janji, maka pahalanya terserah kepada Allah. Jika kamu melanggar janji itu, lalu dihukum di dunia, maka hukuman itu merupakan kafarat baginya. Jika kamu melanggar sesuatu dari janji itu, kemudian Allah menutupinya, maka urusannya terserah kepada Allah. Bila mengehendaki Allah akan menyiksanya, atau memberi ampunan menurut kehendak-Nya.
Kepemimpinan Nabi Muhammad (6)
Bai’at ‘Aqobah II (13 Hijriyah), berisi:1) Mendengar dan taat tatkala semangat maupun
malas2) Menafkahkan harta tatkala sulit maupun mudah3) Menyuruh kepada yg ma’ruf dan mencegah dari
yg munkar4) Tegak berdiri karena Allah dan tidak merisaukan
celaan orang yang suka mencela karena Allah5) Hendaklah kalian menolongku jika aku datang
kepada kalian, melindungiku sebagaimana kalian melindungi diri, istri dan anak-anak kalian, dan bagi kalian adalah surga.
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMADNABI MUHAMMAD
a. MODEL KEPEMIMPINAN IDEAL, TERBIMBING OLEH WAHYU DAN DIDUKUNG AKHLAQ KARIMAH
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMADNABI MUHAMMAD
b.MEMIMPIN DENGAN JUJUR (SHIDIQ), DAPAT DIPERCAYA (AMANAH), CERDAS (FATHANAH), MENYAMPAIKAN/AKUNTABEL/ TRANSPARAN (TABLIGH)
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMADNABI MUHAMMAD
c. MELAKUKAN REVOLUSI YANG MAMPU MENGUBAH TATANAN DUNIA
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMADNABI MUHAMMAD
d.PEMIMPIN YANG DICINTAI DAN DISEGANI
KEPEMIMPINAN AL-KHULAFA’ AL-RASYIDUN (632-661)
• PEMERINTAHAN MEREKA DIANGGAP SEBAGAI PEDOMAN DALAM PERILAKU POLITIK DAN ADMINISTRASI
• PEMERINTAHAN YANG TIDAK MELEMBAGA MENJADI SEBUAH DINASTI
• HIDUP DAN KARYA MEREKA MENJADI SUMBER INSPIRASI
• SELAMA 30 TAHUN MASA PEMERINTAHAN MEREKA, ISLAM MENYEBAR KE EMPAT PENJURU DUNIA
1. ABU BAKAR AL-SHIDDIQ (632-634)
Khalifah pengganti Rasulullah Muhammad SAW
Nي خليفة لسُتU خليفة الله ولكّنه عليه وسلNمرسول الله صلNى الل
“Saya bukan pengganti Allah, akan tetapi pengganti Rasulullah Saw”
Mengumpulkan al-Qur’an Kebesaran jiwanya tampak dari pidatonya
saat dilantik menjadi khalifah
Poin Pidato Abu Bakar”: “Wahai manusia, aku telah diserahi kekuasaan untuk
mengurus kalian, padahal aku bukanlah orang terbaik dari kalian.” TAWADHU’
“Untuk itu, jika aku melakukan kebaikan, maka bantulah aku, jika aku berbuat salah, maka ingatkanlah aku.” TERBUKA AKAN KRITIK
“Orang lemah di antara kalian adalah orang kuat di sisiku hingga aku berikan haknya insya Allah, dan orang kuat di antara kalian adalah orang lemah di sisiku hingga aku mengambil haknya darinya insya Allah.” PEDULI KEPADA KAUM LEMAH
“Taatlah kalian kepadaku selama aku masih taat kepada Allah dan RasulNya. Jika aku bermaksiat kepada Allah dan RasulNya, maka bagi kalian tidak ada ketaatan kepadaku” TUNDUK PADA ALLAH DAN ROSULULLAH
Tipe kepemimpinan yang mengedepankan musyawarah
Peduli rakyat dengan direalisasikannya baitul mal
Sederhana gaya hidupnya Pemberani dan tegas dalam menumpas
ketidakadilan, misalnya memerangi orang yang Islam yang tidak mau membayar zakat,
Nilai Kepemimpinan Abu Bakar:BijaksanaTawadhu’DemokratisTerbuka akan Kritik Peduli kepada kesejahteraan rakyat
2. UMAR IBN AL-KHATTHAB (634-644)
Umar dikenal sebagai “al-faruq” karena ketegasannya dalam memimpi
Menciptakan Penanggalan Hijriyah
Umar tidak akan makan daging dan minyak samin sebelum kaum muslimin memakannya
Jika ada anak kambing mati di tepi sungai Eufrat, maka Umar adalah orang yang paling sedih
Kisah Ibu Vs Anak (susu)
Nilai Kepemimpinan Umar bin al-Khattab:TegasMenolak Fasilitas NegaraSederhana Gaya HidupPositive ThinkingAdministrator Ulung Mengutamakan kepentingan rakyatTerbuka terhadap masukan
3. UTSMAN IBN AFFAN (644-656)
Memasukan hadiah mutiara ke Baitul Mal Pembangunan bendungan Pengaturan Irigasi Pembukuan Mushaf al-Qur’an Permasalahan sedemikian kompleks Dianggap nepotis karena pada masa
kepemimpinannya banyak dipegang oleh keluarganya. Padahal utsman hanya mempertahankan jabatan pejabat yg diangkat oleh khalifah sebelumnya
Demonstrasi dan pemberontakan tidak dapat dikendalikan, hingga Utsman terbunuh
4. ALI IBN ABI THALIB (656-661)
Penggagas Tata Bahasa Arab (Ilmu Nahwu) Restrukturisasi administrasi Mencopot gubernur dan pejabat yg diangkat
khalifah sebelumnya Mengembalikan tanah Negara yang dibagi-
bagikan Utsman bin Affan kepada keluarganya, seperti hibah dan pemberian yang tidak diketahui alasannya secara jelas
Memfungsikan kembali baitul maal
Disibukkan dg kasus terbunuhnya utsman ibn affan. Abdullah ibn saba sang provokator
Thalhah, Zubair dan Aisyah menguasai Makkah hingga Bashrah. Thalhah dan Zubair gugur. Aisyah dipulangkan ke Makkah Perang Jamal
Persaingan & pembangkangan dari Mu’awiyah ibn Abi sufyan Perang Siffin
Tahkim (Perdamaian): Abu Musa al-Asy’ary vs Amr ibn ‘Ash. Ali harus melepaskan klaim sebagai khalifah, selanjutnya diadakan pemilihan baru
Sekitar 2000 pengikut Ali kecewa dan menyempal (KHAWARIJ)
Khawarij memberontak dan menciptakan huru-hara, berakhir dengan terbunuhnya Ali
Nilai Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib:CerdasPemberaniManajer yang baik
Perkataan Ali :“Sesuatu yang benar tetapi tidak dimanaj dengan baik, akan dikalahkan oleh suatu kebathilan yang dimanaj dengan baik.”
DINASTI UMAYYAH (661-750)
•Sistem khilafah berubah menjadi sistem monarkis •Dinasti umayyah bukanlah dinasti yang saleh dan tidak pula mengabdi kepada keadilan. Namun, mereka berhasil membangun industri, bahkan mampu melakukan penaklukan•Raja-raja umayyah berkuasa penuh menunjuk penggantinya•Kebijakan penting yang dulu dimusyawarahkan secara terbuka, kini telah tiada. Kebebasan berpendapat diberangus•Kecuali abdul aziz, seluruh raja dari dinasti ini memperlakukan baitul mal sebagai harta kekayaan pribadi dengan kehendak membelanjakannya sesuka hati •Penguasa hidup dalam kemegahan istana plus pengawalan ketat•Muncul kembali fanatisme ras dan kesukuan•Praktik perjudian, perampokan, mabuk-mabukan berkembang kembali dalam masyarakat arabia