51Materi Mahasabha VIII-medan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    1/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    2/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    3/132

    DAFTAR ISI

    Jadwal Acara dan Peraturan Tata Terb .................................................................. 7

    Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Pimpinan Sidang Mahasabha VIII ........................................................................... 23

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Pengesahan Atas Laporan Pertanggungjawaban ..................................................... 27

    Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Masa Bhak Tahun 2006-2009

    Pembentukan Komisi-Komisi .................................................................................. 31

    Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga .............................. 37

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Program Umum Organisasi ..................................................................................... 65

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Pokok-Pokok Pikiran Dan Rekomendasi .................................................................. 79

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Syarat-Syarat Calon Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional .................................. 93

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Masa Bhak 2009-2012

    Calon-Calon Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional ............................................. 99

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Masa Bhak 2009-2012

    Hak Suara Peserta Sidang Mahasabha VIII .............................................................. 103Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Ketua Umum Terpilih Dewan Pimpinan Nasional .................................................... 107

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Masa Bhak 2009-2012

    Pembentukan Formatur Mahasabha VIII ................................................................ 111

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Susunan Personalia Dewan Permbangan dan Dewan Pimpinan Nasional ............. 117

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Masa Bhak 2009-2012

    Memorandum Mahasabha VIII ............................................................................... 123

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    4/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    5/132

    PENGANTAR

    OM Swastyastu

    Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa,

    Puji syukur kita panjatkan kepada Hyang Widhi atas karunia-Nya sehingga Mahasabha

    VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia) di Medan pada tanggal

    11-14 Desember 2009 dapat berjalan dengan sukses. Mahasabha VIII ini merupakan

    momentum bagi Peradah untuk melakukan regenerasi dan transformasi organisasi.

    Tranformasi ini dapat kita lihat dari adanya beberapa perubahan fundamental seper

    adanya revitalisasi visi dan misi serta perampingan struktur organisasi. Transformasi yang

    dilakukan merupakan babak baru bagi perjalanan organisasi untuk untuk lebih berperan

    dalam membangun karakter, meningkatkan profesionalisme, dan melayani bangsa.

    Buku hasil-hasil Mahasabha VIII merupakan dokumentasi yang bernilai historis bagi

    perjalanan Peradah. Dalam buku ini hasil kesepakatan dari perwakilan Peradah Provinsi

    dan Kabupaten dari seluruh Indonesia tertuangkan. Mulai dari Tata Terb Mahasabha,Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Pokok Pokok Program Kerja, Rekomendasi

    Organisasi serta Pemilihan Ketua Umum. Dengan terbitnya buku ini, diharapkan seluruh

    kader Peradah dapat memiliki pemahaman yang kuat tentang organisasi dan program

    kerja organisasi selama 3 tahun kedepan.

    Terakhir, Kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah

    membantu kesuksesan pelaksanaan Mahasabha VIII Peradah Indonesia. Kami juga

    menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan yang ada. Semoga hasil-hasil

    Mahasabha VIII ini dapat menjadi acuan kita bersama dalam menjalankan organisasi.

    OM Santh Santh Santh OM

    DPN PERADAH INDONESIA

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    6/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    7/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    8/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    9/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 9

    KEPUTUSAN MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    NOMOR : 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    TENTANG

    JADWAL ACARA DAN PERATURAN TATA TERTIB

    MAHASABHA VIII PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI

    Menimbang:

    a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan

    permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;

    b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan

    penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,

    Sumatera Utara;

    c. bahwa untuk menjamin kelancaran dan keterban penyelenggaraan Mahasabha VIII

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, dipandang perlu menetapkan Jadwal Acara

    dan Peraturan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.

    Mengingat:

    1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;

    2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;

    3. Pasal 19 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;4. Pasal 7 dan Pasal 21 Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu

    Indonesia;

    5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah

    Indonesia.

    Memperhakan:

    1. Pendapat-pendapat dalam Sidang Pleno I Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda

    Hindu Indonesia.

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan:

    Keputusan Mahasabha VIII Tentang Jadwal Acara dan Peraturan Tata Terb Mahasabha

    VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.

    Pertama:

    Jadwal Acara dan Peraturan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda HinduIndonesia seper terdapat dalam lampiran keputusan ini yang merupakan satu kesatuan

    yang dak terpisahkan.

    Kedua:

    Jadwal Acara dan Peraturan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    10/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 10

    Indonesia sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama keputusan ini merupakan

    acuan dan pedoman dalam melaksanakan acara dan persidangan Mahasabha.

    Kega:

    Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di : Medan

    Pada Tanggal : 12 Desember 2009

    Jam : 00.30 WIB

    DEWAN PIMPINAN NASIONAL

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    SELAKU PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MAHASABHA VIII

    Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

    Nyoman Gde Agus Asrama, S.Kom I Nyoman Landra, ST

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    11/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 11

    Lampiran 1 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia

    Nomor : 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    JADWAL ACARA MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    (PERADAH INDONESIA)

    No Waktu Mata Acara PIC

    Jumat, 11 Desember 2009

    1 10.00-17.00 Peserta Check In dan Registrasi Pania Pelaksana

    2 17.00-18.00 Israhat dan Mandi -

    3 18.00-19.00 Tri Sandhya dan Santap Malam Pania Pelaksana

    4 19.00-19.30 Technical Meeng Pania Pengarah

    5 19.30-23.30 Sidang Pleno I: Pania Pengarah

    1. Pembahasan Jadwal Acara

    Mahasabha VIII

    2. Pembahasan Tata Terb Mahasabha

    VIII

    3. Pemilihan Pimpinan Sidang

    Mahasabha VIII

    6 23.30-. Israhat -

    Sabtu, 12 Desember 2009

    1 06.00-07.00 Tri Sandhya dan Sarapan Pania Pelaksana

    2 07.00-08.00 Team Building Game Pania Pelaksana

    3 08.00-09.00 Persiapan Upacara Pembukaan

    Mahasabha

    Pania Pelaksana

    4 09.00-10.00 Upacara Pembukaan Pania Pelaksana

    1. Kata Pembuka oleh MC

    2. Lagu Indonesia Raya & Mars Peradah

    Indonesia

    3. Laporan Ketua Pania Mahasabha

    VIII

    4. Pengarahan Ketua Umum Peradah

    Indonesia

    5. Sambutan Menteri Negara Pemuda

    dan Olahraga yang

    6. Hiburan

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    12/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 12

    5 10.00-12.00 Diskusi Panel Pania Pelaksana

    Tema: Membangun Karakter,

    Meningkatkan Profesionalisme, Melayani

    Bangsa

    Pembicara: Menegpora RI, Dirjen BimasHindu Depag RI, Mantan Ketua Umum

    Peradah Indonesia Periode 1997-2003

    Moderator: Indra Prameswara

    6 12.00-13.00 Doa Penutup Pania Pelaksana

    7 13.00-17.00 Sidang Pleno II: Pimpinan Sidang

    1. Laporan Pertanggungjawaban DPN

    Peradah Indonesia Masa Bhak 2006

    2009

    2. Pandangan Umum DPP Peradah

    Indonesia

    3. Tanggapan DPN Peradah Indonesia

    atas Pandangan Umum DPP Peradah

    Indonesia

    8 17.00-18.00 Sidang Pleno III: Pimpinan Sidang

    Pembentukan Komisi - Komisi

    9 18.00-19.30 Israhat, Tri Sandhya dan Makan Malam -

    10 19.30-22.30 Sidang Komisi Pimpinan Sidang

    11 22.30-......... Israhat -

    No Waktu Mata Acara PIC

    Minggu, 13 Desember 2009

    1 06.00-08.00 Tri Sandhya dan Sarapan Pania Pelaksana

    2 08.00-10.00 Sidang Komisi Lanjutan Pimpinan Sidang

    3 10.00-10.30 Coee Break Pania Pelaksana

    4 10.30-12.00 Sidang Pleno IV: Pimpinan Sidang

    Penyampaian dan Pengesahan Hasil

    Sidang Komisi

    5 12.00-13.00 Tri Sandhya dan Makan Siang Pania Pelaksana

    6 13.00-17.00 Sidang Pleno V: Pimpinan Sidang

    1. Pengajuan dan Seleksi Nama Bakal

    Calon Ketua Umum

    2. Pernyataan Kesediaan & Kampanye

    Calon Ketua Umum

    3. Pemilihan Ketua Umum

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    13/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 13

    7 17.00-18.00 Sidang Pleno VII: Pimpinan Sidang

    Pemilihan Formatur

    8 18.00-19.30 Israhat, Mandi, Trisandhya dan Makan

    Malam

    Pania Pelaksana

    9 19.30-21.30 Sidang Pleno VIII: Pimpinan Sidang

    1. Penentuan Tempat Rakernas 2010

    2. Penentuan Tempat Pakem 2011

    3. Penentuan Tempat Mahasabha IX

    2012

    10 21.30-22.00 Persiapan Upacara Pelankan

    11 22.00-23.00 Upacara Pelankan Pengurus DPN

    Peradah Indonesia Masa Bhak 2009-2012 dan Serah Terima Secara Simbolis

    Kepemimpinan Peradah Indonesia, serta

    acara Penutupan Mahasabha VIII.

    Pania Pelaksana

    12 23.00-. Israhat -

    No Waktu Mata Acara PIC

    Senin, 14 Desember 2009

    1 06.00-10.00 Tri Sandhya dan Sarapan Pania Pelaksana

    2 10.00- Peserta Check Out dan kembali ke daerah

    asal masing-masing.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    14/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 14

    Lampiran 2 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia

    Nomor : 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    PERATURAN TATA TERTIB MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    (PERADAH INDONESIA)

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Tata Terb ini yang dimaksud dengan:

    a. MAHASABHA adalah sabha organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali

    sesuai Pasal 19 Anggaran Dasar dan Pasal 21 Anggaran Rumah Tangga, sedangkan

    Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia berlangsung dari tanggal 11

    sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan, Sumatera Utara;

    b. Peradah Indonesia adalah Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia sebagaimana

    dimaksud pada Pasal 1 Anggaran Dasar Peradah Indonesia;

    c. DEWAN PERTIMBANGAN adalah Dewan Permbangan Peradah Indonesia di

    Tingkat Nasional sebagaimana tersebut pada Pasal 12 Anggaran Dasar dan Pasal 20

    Anggaran Rumah Tangga Peradah Indonesia;

    d. DEWAN PIMPINAN NASIONAL adalah Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia

    Masa Bhak 2006-2009, sebagaimana tersebut pada Pasal 11 Anggaran Dasar dan

    Pasal 10 Anggaran Rumah Tangga Peradah Indonesia;e. DEWAN PIMPINAN PROVINSI dan DEWAN PIMPINAN KABUPATEN/KOTA adalah

    sebagaimana tersebut pada Pasal 13 dan 14 Anggaran Dasar dan Pasal 15 Anggaran

    Rumah Tangga Peradah Indonesia.

    Pasal 2

    1) Kedaulatan organisasi ada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya dalam

    Mahasabha.

    2) Mahasabha dilaksanakan dengan berlandaskan pada ketentuan PeraturanPerundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

    Peradah Indonesia serta Peraturan Tata Terb ini.

    BAB II

    TUGAS DAN WEWENANG

    Pasal 3

    Mahasabha mempunyai tugas dan wewenang:a. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional

    Peradah Indonesia Masa Bhak 2006-2009;

    b. Menetapkan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

    Peradah Indonesia;

    c. Menetapkan Program Umum Organisasi sebagai penjabaran Pokok-pokok Program

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    15/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 15

    Organisasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Peradah Indonesia dan

    Rencana Kerja Dewan Pimpinan Nasional sebelum diselenggarakannya Rapat Kerja

    Nasional;

    d. Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia Masa

    Bhak 2009-2012;

    e. Menetapkan Keputusan-keputusan lain yang dipandang perlu.

    BAB III

    PESERTA DAN PENINJAU MAHASABHA

    Pasal 4

    1) Peserta Mahasabha terdiri atas:

    a. Dewan Permbangan;

    b. Dewan Pimpinan Nasional;

    c. Unsur Dewan Pimpinan Provinsi;

    d. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.

    2) Jumlah dan rincian peserta Mahasabha ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional

    Peradah Indonesia.

    3) Seap peserta dari DPP dan DPK wajib membawa Surat Mandat.

    4) Dewan Pimpinan Nasional dapat menentukan adanya pengarah/panelis,

    narasumber, dan atau peninjau.

    Pasal 5

    1) Peninjau Mahasabha terdiri atas:

    a. Peninjau Tingkat Pusat;

    b. Peninjau Tingkat Daerah.

    2) Peninjau Tingkat Pusat dan Daerah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

    BAB IV

    KEWAJIBAN DAN HAK PESERTA DAN PENINJAU

    Pasal 6

    Seap Peserta dan Peninjau wajib:

    a. Menghadiri semua jenis rapat dalam Mahasabha;

    b. Membantu memelihara kelancaran dan keterban Mahasabha;

    c. Mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Tata Terb.

    Pasal 7

    1) Peserta Mahasabha memiliki: a. Hak bicara;

    b. Hak suara;

    c. Hak memilih dan dipilih.

    2) Komposisi jumlah suara adalah sebagai berikut ; Dewan Permbangan : 1 suara,

    Dewan Pimpinan Nasional: 1 suara, Unsur Dewan Pimpinan Provinsi: 1 suara ,Unsur

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    16/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 16

    Dewan Pimpinan Kabupaten: 1 suara.

    3) Peninjau Mahasabha hanya memiliki hak bicara dan hak untuk dipilih.

    4) Pengarah dan atau narasumber hanya memiliki hak bicara.

    5) Penggunaan hak-hak sebagaimana tersebut pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan

    oleh Pimpinan Sidang.

    Pasal 8

    1) Seap peserta dan peninjau dapat mengajukan pendapat, saran, tanggapan, dan

    usul baik lisan maupun tertulis dalam sidang-sidang yang penggunaannya diatur

    oleh Pimpinan Sidang.

    2) Pendapat, saran, tanggapan, dan usul disampaikan secara singkat dan jelas.

    Pasal 9

    Seap peserta berhak memilih dan dipilih untuk menduduki jabatan tertentu

    dalam Mahasabha maupun dalam Organisasi yang syarat-syaratnya ditentukan oleh

    Mahasabha.

    BAB V

    ALAT-ALAT KELENGKAPAN MAHASABHA

    Pasal 10

    Alat-alat kelengkapan Mahasabha:a. Sidang Paripurna;

    b. Sidang Komisi;

    c. Sidang Formatur.

    Pasal 11

    1) Pimpinan Sidang Mahasabha dipilih dari dan oleh peserta di dalam Sidang

    Paripurna.

    2) Sebelum Pimpinan Sidang Mahasabha dipilih dari dan oleh peserta, Mahasabhadipimpin oleh Dewan Pimpinan Nasional sebagai Pimpinan Sidang Sementara.

    3) Tugas Pimpinan Sidang Sementara memimpin Sidang Paripurna untuk:

    a. Menetapkan Jadwal Acara Mahasabha;

    b. Menetapkan Peraturan Tata Terb Mahasabha;

    c. Memilih Pimpinan Sidang Mahasabha.

    4) Pimpinan Sidang Mahasabha merupakan satu kesatuan yang bersifat kolegial yang

    terdiri atas:

    a. Seorang dari Dewan Permbangan;

    b. Seorang dari Dewan Pimpinan Nasional; c. Tiga orang dari Dewan Pimpinan Provinsi.

    5) Komposisi Pimpinan Sidang Mahasabha terdiri atas: seorang Ketua merangkap

    Anggota, seorang Sekretaris merangkap Anggota, dan ga orang Anggota yang

    dipilih oleh dan di antara Pimpinan Sidang Mahasabha.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    17/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 17

    Pasal 12

    1) Wewenang Pimpinan Sidang Mahasabha adalah:

    a. Memimpin Sidang-sidang Paripurna selama Mahasabha;

    b. Menjaga kelancaran dan keterban Mahasabha.

    c. Mengesahkan keputusan-keputusan/ ketetapan-ketetapan

    dalam Mahasabha.

    2) Pimpinan Sidang Mahasabha dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Pania

    Mahasabha.

    Pasal 13

    1) Komisi dibentuk sebanyak 3 (ga) komisi, masing-masing:

    a. Komisi A : Bidang Organisasi;

    b. Komisi B : Bidang Program;

    c. Komisi C : Bidang Khusus/Rekomendasi.

    2) Komisi dapat membentuk Sub-Komisi sesuai dengan kebutuhan.

    Pasal 14

    1) Seap peserta dan peninjau wajib menjadi anggota salah satu komisi.

    2) Jumlah anggota dan keanggotaan Komisi ditetapkan oleh Pimpinan Sidang

    Mahasabha dengan persetujuan Sidang Paripurna.

    3) Komisi memilih Pimpinan Sidang Komisi dalam Sidang Komisi yang dipimpin oleh

    Pimpinan Sidang Mahasabha sebagai Pimpinan Sementara.4) Pimpinan Sidang Mahasabha dak boleh merangkap sebagai Pimpinan Sidang

    Komisi.

    5) Pimpinan Sidang Komisi terdiri atas:

    a. Seorang Ketua merangkap Anggota;

    b. Seorang Wakil Ketua merangkap Anggota;

    c. Seorang Sekretaris merangkap Anggota.

    Pasal 15

    1) Komisi bertugas memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai bidang

    tugas Komisi yang bersangkutan.

    2) Laporan Komisi disusun oleh Pimpinan Komisi dan dilaporkan dalam Sidang

    Paripurna untuk mendapat tanggapan dan pengesahan sebagai Ketetapan

    Mahasabha.

    Pasal 16

    1) Penyusunan Personalia Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda HinduIndonesia dilaksanakan oleh Mahasabha melalui Ketua Umum Terpilih yang dibantu

    Formatur.

    2) Formatur dipilih dalam Sidang Paripurna.

    3) Formatur terdiri atas:

    a. Satu orang dari unsur Dewan Permbangan Demisioner;

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    18/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 18

    b. Satu orang dari Dewan Pimpinan Nasional Demisioner;

    c. Tiga orang dari unsur Dewan Pimpinan Provinsi;

    d. Tiga orang dari Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.

    4) Unsur-unsur Formatur sebagaimana tersebut ayat (3) mengusulkan nama-nama

    calon Formatur kepada Sidang Paripurna, untuk memperoleh pengesahan.

    5) Pimpinan Sidang Mahasabha mengumumkan nama-nama calon Formatur kepada

    Sidang Paripurna, untuk memperoleh pengesahan.

    6) Ketua Umum terpilih dibantu Formatur diberi mandat penuh untuk menyusun

    Personalia Dewan Pimpinan Nasional sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran

    Rumah Tangga, dan Keputusan Mahasabha.

    7) Selama Formatur dan Ketua Umum terpilih menjalankan tugasnya dalam menyusun

    Personalia Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    (Peradah Indonesia) Masa Bhak 2009-2012, maka peserta dan peninjau dapat

    melanjutkan persidangan untuk menentukan tempat pelaksanaan Rakernas 2010,

    Pakem 2011 dan Mahasabha 2012.

    BAB VI

    PEMILIHAN KETUA UMUM

    Pasal 17

    1) Pemilihan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional dilaksanakan oleh Peserta

    Mahasabha secara langsung;

    2) Jumlah serta rincian peserta yang hadir dalam Mahasabha dan memiliki haksuara ditetapkan dalam Sidang Paripurna.

    Pasal 18

    1) Pemilihan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional dilaksanakan melalui 4 (empat)

    tahap:

    a. Tahap I atau Tahap Penjaringan dan Pencalonan;

    b. Tahap II atau Tahap Pemeriksaan Persyaratan Calon-calon dan

    Pengesahan Calon-calon; c. Tahap III atau Tahap Presentasi dan Tanya Jawab Calon-calon

    Ketua Umum;

    d. Tahap IV atau Tahap Pemilihan Ketua Umum.

    2) Persyaratan Ketua Umum ditetapkan dalam Sidang Paripurna melalui Komisi A

    Mahasabha (Bidang Organisasi).

    3) Pemeriksaan Persyaratan Calon-calon dan Pengesahan Calon-calon dilaksanakan

    Pimpinan Sidang Mahasabha di depan Sidang Paripurna.

    4) Penghitungan suara dalam seap tahapan pemilihan dilakukan secara terbuka.

    5) Proses serta hasil-hasil Tahap Pencalonan dan Tahap Pemeriksaan PersyaratanCalon-calon dicatat dalam Berita Acara yang dibacakan di akhir tahap tersebut dan

    ditandatangani Pimpinan Sidang Mahasabha.

    6) Bila hanya terdapat satu Bakal Calon, maka Bakal Calon tersebut dapat ditetapkan

    secara aklamasi sebagai Calon untuk kemudian ditetapkan sebagai Ketua Umum

    Terpilih.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    19/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 19

    7) Bila terdapat lebih dari satu Bakal Calon, maka pemilihan Ketua Umum dilakukan

    melalui pemungutan suara dan Bakal Calon yang memperoleh dukungan sekurang-

    kurangnya 9 (sembilan) suara berhak maju ke tahap berikutnya.

    8) Presentasi tentang visi dan misi Calon-calon Ketua Umum dipimpin oleh Pimpinan

    Sidang Mahasabha di depan Sidang Paripurna, yang dilanjutkan dengan tanya jawab

    kepada semua Calon Ketua Umum oleh Peserta.

    9) Pemilihan Ketua Umum dilaksanakan dengan pemungutan suara secara langsung.

    10) Calon yang memperoleh suara lebih dari jumlah suara sah, ditetapkan menjadi

    Ketua Umum terpilih dalam Sidang Paripurna.

    11) Bila dalam pemilihan dak ada Calon Ketua Umum yang mendapatkan suara lebih

    dari jumlah suara sah, maka dilakukan pemilihan tahap berikutnya dengan

    menyaring Calon-calon Ketua Umum dengan dua suara terbanyak.

    12) Bila terjadi jumlah suara sah yang sama dalam Tahap IV sebagaimana dimaksudkan

    ayat (11) Pasal ini, pemungutan suara dapat diulang sampai diperoleh satu Calon

    Ketua Umum dengan suara terbanyak.

    13) Pemungutan suara sebagaimana tersebut dalam ayat (9) Pasal ini dilaksanakan

    secara bebas, rahasia, jujur dan adil.

    BAB VII

    PERTANGGUNGJAWABAN DEWAN PIMPINAN NASIONAL

    Pasal 19

    1) Dewan Pimpinan Nasional PERADAH INDONESIA Masa Bhak 2006-2009

    menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban kepada Sidang Paripurna.2) Setelah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud

    dalam ayat (1) di atas dan mendapat tanggapan serta penetapannya dari Sidang

    Paripurna, Dewan Pimpinan Nasional Masa Bhak 2006-2009 menjadi demisioner.

    BAB VIII

    KUORUM DAN TATACARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    Pasal 20

    1) Seap Sidang memerlukan kuorum.

    2) Kuorum tercapai bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah) ditambah 1

    (satu) dari jumlah peserta.

    Pasal 21

    1) Kecuali diatur khusus, seap pengambilan keputusan diusahakan melalui

    musyawarah untuk mufakat dengan semangat persaudaraan.

    2) Putusan dengan suara terbanyak melalui pemungutan suara hanya dilakukan bilamusyawarah untuk mufakat yang diusahakan dengan sungguh-sungguh dak

    berhasil.

    3) Putusan yang diambil dengan pemungutan suara adalah sah bila disetujui oleh 2/3

    (dua per ga) dari peserta yang hadir.

    4) Pemungutan suara diatur oleh Pimpinan Sidang atas persetujuan peserta.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    20/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 20

    BAB IX

    MUSYAWARAH DAN SIDANG-SIDANG

    Pasal 22

    Jenis-jenis Sidang adalah:

    a. Sidang Paripurna;

    b. Rapat Pimpinan Sidang Mahasabha;

    c. Sidang Komisi;

    d. Rapat Formatur.

    Pasal 23

    1) Sebelum menghadiri sidang, seap peserta menandatangani Daar Hadir atau

    menyerahkan tanda hadir kepada Pania Mahasabha.

    2) Pada waktu yang telah ditentukan Pimpinan Sidang membuka sidang.

    3) Jika setelah sidang dibuka belum memenuhi kuorum, Pimpinan Sidang dapat

    menunda Sidang paling lama 1 (satu) jam.

    4) Setelah sidang ditunda sebagaimana tersebut ayat (3) kuorum belum tercapai,

    sidang dianggap kuorum dan dapat dilangsungkan.

    Pasal 24

    1) Pimpinan Sidang mencatat pendapat, saran, dan usul yang diajukan oleh peserta.

    2) Bila Pimpinan Sidang menganggap pendapat peserta belum jelas, kepada yangbersangkutan diberi kesempatan untuk mengulangi dengan singkat.

    3) Pimpinan Sidang mengambil kesimpulan berdasarkan pendapat-pendapat dalam

    sidang.

    Pasal 25

    1) Pimpinan Sidang mendaar peserta yang akan berbicara.

    2) Pimpinan Sidang dak mengijinkan peserta yang belum mendaarkan namanya

    untuk berbicara kecuali ada alasan yang dapat diterima.3) Peserta berbicara setelah mendapat ijin dari Pimpinan Sidang.

    Pasal 26

    1) Setelah sidang dibuka Pimpinan Sidang menjelaskan secara singkat pokok acara

    sidang.

    2) Pimpinan Sidang memberikan kesempatan yang cukup kepada seap peserta untuk

    berperan akf dalam seap sidang dengan menggunakan hak dan kewajiban secara

    terb.3) Pimpinan Sidang dapat menentukan urutan dan lamanya peserta berbicara.

    4) Pimpinan Sidang dapat memperingatkan pembicara bila pembicara menyimpang

    dari pokok-pokok pembicaraan.

    5) Bila Pimpinan Sidang hendak berbicara selaku peserta maka untuk sementara

    sidang diserahkan kepada salah seorang Pimpinan Sidang lainnya.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    21/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 21

    Pasal 27

    Peserta dapat mengajukan interupsi untuk:

    a. Minta penjelasan tentang pokok materi yang dibicarakan;

    b. Mengajukan keberatan terhadap materi di luar materi yang sedang dibicarakan;

    c. Mengajukan usul tata cara pembahasan materi yang sedang dibahas agar lebih

    efekf;

    d. Usul penundaan sidang.

    Pasal 28

    1) Terhadap cara dan usul penundaan sidang sebagaimana Pasal 28 huruf c dan d

    harus disetujui peserta sidang.

    2) Bila terdapat perbedaan pendapat terhadap cara dan usul sebagaimana Pasal 28,

    Pimpinan Sidang dapat mengambil keputusan terhadap pembicara mengenai hal

    sebagaimana dimaksud ayat (1).

    Pasal 29

    Bila peserta yang menggunakan hak bicara dan atau suara telah melanggar Peraturan

    Tata Terb ini sehingga mengganggu jalannya Sidang, Pimpinan Sidang dapat melakukan

    ndakan sebagai berikut:

    a. Memberi peringatan pertama;

    b. Memberi peringatan kedua;c. Membatalkan hak bicara untuk sebagian atau seluruh acara yang bersangkutan;

    d. Mempersilakan yang bersangkutan meninggalkan sidang.

    Pasal 30

    1) Bila Pimpinan Sidang menganggap perlu maka ia dapat menunda sidang dengan

    persetujuan peserta.

    2) Lama penundaan sidang dak boleh melebihi 1 (satu) jam.

    Pasal 31

    1) Sidang-sidang pada dasarnya bersifat tertutup.

    2) Pembicaraan dalam sidang tertutup hanya boleh diumumkan oleh Pimpinan Sidang.

    3) Atas usul Pimpinan Sidang, peserta dapat memutuskan bahwa pembicaraan bersifat

    rahasia.

    4) Rahasia sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus dipegang teguh peserta.

    Pasal 32

    Seap sidang dibutuhkan Risalah Sidang yang memuat:

    a. Tempat dan jenis acara sidang;

    b. Hari, tanggal, dan jam sidang serta penutup sidang;

    c. Pimpinan Sidang;

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    22/132

    Keputusan No. 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 22

    d. Nama-nama Peserta Sidang;

    e. Nama-nama Pembicara dan pendapatnya masing-masing;

    f. Keputusan dan atau kesimpulan sidang.

    BAB X

    LAIN-LAIN

    Pasal 33

    1) Bila dipandang perlu Mahasabha dapat membentuk pania Ad-Hoc atau Tim Kerja

    tertentu.

    2) Jumlah anggota dan komposisi Pimpinan Pania Ad-Hoc atau Tim Kerja ini dapat

    ditetapkan oleh Mahasabha dalam Sidang Paripurna.

    3) Pania Ad-Hoc atau Tim Kerja ini melaporkan tugasnya dalam Sidang Paripurna.

    BAB XI

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 34

    1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Tata Terb ini diputuskan oleh

    Mahasabha.

    2) Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di : MedanPada Tanggal : 12 Desember 2009

    Jam : 00.30 WIB

    DEWAN PIMPINAN NASIONAL

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    SELAKU PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MAHASABHA VIII

    Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

    Nyoman Gde Agus Asrama, S.Kom I Nyoman Landra, ST

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    23/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    24/132

    Keputusan No. 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 24

    KEPUTUSAN MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    NOMOR : 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    TENTANG

    PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI

    Menimbang:

    a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan

    permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;

    b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan

    penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,

    Sumatera Utara;

    c. bahwa untuk menjamin kelancaran dan keterban penyelenggaraan Mahasabha

    VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, dipandang perlu menetapkan Pimpinan

    Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.

    Mengingat:

    1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;

    2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;

    3. Pasal 19 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;4. Pasal 21 ayat (5) Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;

    5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah

    Indonesia;

    6. Keputusan Mahasabha Nomor: 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/

    XII/2009 tentang Jadwal Acara dan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan

    Pemuda Hindu Indonesia.

    Memperhakan:1. Pendapat-pendapat dalam Sidang Pleno I Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda

    Hindu Indonesia.

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan:

    Keputusan Mahasabha VIII Tentang Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan

    Pemuda Hindu Indonesia.

    Pertama:

    Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia adalah

    sebagai berikut:

    1. Komang Agustria, Ketua merangkap Anggota

    2. Sugindrin, Sekretaris merangkap Anggota

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    25/132

    Keputusan No. 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 25

    3. Yanto Jaya, Anggota

    4. Putu Arnawa, Anggota

    5. Made Adipta,Anggota

    Kedua:

    Pimpinan Sidang Mahasabha VIII bertugas memimpin sidang Pleno dan Paripurna

    serta menjaga kelancaran dan keterban jalannya persidangan.

    Kega:

    Kewenangan dan tanggung jawab Pimpinan Sidang sesuai Tata Terb Mahasabha VIII

    yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Keempat:

    Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di : Medan

    Pada Tanggal : 12 Desember 2009

    Jam : 00.40 WIB

    DEWAN PIMPINAN NASIONAL

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    SELAKU PIMPINAN SIDANG SEMENTARA MAHASABHA VIII

    Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

    Nyoman Gde Agus Asrama, S.Kom I Nyoman Landra, ST

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    26/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    27/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    28/132

    Keputusan No. 03/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 28

    KEPUTUSAN MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    NOMOR : 03/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    TENTANG

    PENGESAHAN ATAS LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

    DEWAN PIMPINAN NASIONAL PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    MASA BHAKTI TAHUN 2006-2009

    ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI

    Menimbang:

    a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan

    permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;

    b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan

    penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,

    Sumatera Utara;

    c. bahwa salah satu tugas dan wewenang Mahasabha adalah untuk menilai

    dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia masa bhak 2006-2009.

    Mengingat:

    1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;

    2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;3. Pasal 18 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;

    4. Pasal 14 ayat (2) dan Pasal 21 ayat (6.b.) Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan

    Pemuda Hindu Indonesia;

    5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah

    Indonesia;

    6. Keputusan Mahasabha Nomor: 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/

    XII/2009 tentang Jadwal Acara dan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan

    Pemuda Hindu Indonesia;7. Keputusan Mahasabha Nomor: 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/

    XII/2009 tentang Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu

    Indonesia.

    Memperhakan:

    1. Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada Acara

    Pembukaan Mahasabha VIII Peradah Indonesia;

    2. Pendapat-pendapat dalam Sidang Pleno II Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda

    Hindu Indonesia.

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan:

    Keputusan Mahasabha VIII Tentang Pengesahan Atas Laporan Pertanggungjawaban

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    29/132

    Keputusan No. 03/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 29

    Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia Masa Bhak 2006-

    2009.

    Pertama:

    Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda

    Hindu Indonesia masa bhak tahun 2006-2009 seper terdapat dalam lampiran

    keputusan ini.

    Kedua:

    Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda

    Hindu Indonesia masa bhak tahun 2006-2009 sebagaimana dimaksud dalam diktum

    pertama keputusan ini telah diterima dengan bulat oleh peserta Mahasabha VIII

    Peradah Indonesia.

    Kega:

    Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di : Medan

    Pada Tanggal : 12 Desember 2009

    Jam : 16.55 WIB

    PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIIIPERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    Ketua, Sekretaris,

    (Komang Agustria, ST) (Sugindrin)

    Anggota, Anggota, Anggota,

    (Putu Arnawa) (Yanto Jaya) (Made Adipta)

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    30/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    31/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    32/132

    Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 32

    KEPUTUSAN MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    NOMOR : 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    TENTANG

    PEMBENTUKAN KOMISI-KOMISI

    ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI

    Menimbang:

    a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan

    permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;

    b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan

    penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,

    Sumatera Utara;

    c. bahwa Mahasabha berwenang untuk menyempurnakan Anggaran Dasar/Anggaran

    Rumah Tangga, menyusun program umum organisasi, dan menetapkan struktur dan

    personalia Dewan Pimpinan Nasional;

    d. bahwa untuk menghasilkan keputusan/ketetapan Mahasabha yang bermutu,

    bermanfaat, dan melibatkan semaksimal mungkin potensi anggota peserta

    Mahasabha, maka dipandang perlu untuk membentuk komisi-komisi.

    Mengingat:

    1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;

    3. Pasal 18 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;

    4. Pasal 21 ayat (6) Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;

    5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah

    Indonesia;

    6. Keputusan Mahasabha Nomor: 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/

    XII/2009 tentang Jadwal Acara dan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan

    Pemuda Hindu Indonesia;7. Keputusan Mahasabha Nomor: 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/

    XII/2009 tentang Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu

    Indonesia.

    Memperhakan:

    1. Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada Acara

    Pembukaan Mahasabha VIII Peradah Indonesia;

    2. Pendapat-pendapat dalam Sidang Pleno II Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda

    Hindu Indonesia.

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan:

    Keputusan Mahasabha VIII Tentang Pembentukan Komisi-komisi.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    33/132

    Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 33

    Pertama:

    Peserta dan Peninjau Mahasabha VIII Peradah Indonesia dibagi dalam 3 (ga) komisi

    dengan lingkup pembahasan sebagai berikut:

    1. Komisi A : Bidang Organisasi

    2. Komisi B : Bidang Program

    3. Komisi C : Bidang Khusus/ Rekomendasi

    Kedua:

    Seap komisi bertanggung jawab dalam menyelesaikan pembahasan materi yang

    dibebankan kepada komisinya.

    Kega:

    Hasil-hasil pembahasan komisi harus dilaporkan kepada sidang paripurna.

    Keempat:

    Anggota masing-masing komisi adalah seper terlampir yang merupakan satu

    kesatuan yang dak terpisahkan dari keputusan ini.

    Kelima:

    Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di : Medan

    Pada Tanggal : 12 Desember 2009Jam : 17.20 WIB

    PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    Ketua, Sekretaris,

    (Komang Agustria, ST) (Sugindrin)

    Anggota, Anggota, Anggota,

    (Putu Arnawa) (Yanto Jaya) (Made Adipta)

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    34/132

    Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 34

    Lampiran 1 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia

    Nomor : 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI A

    (BIDANG ORGANISASI)

    NO. NAMA DELEGASI

    1 Indra Gunawan Sumatra Utara

    2 Nyana Silen Sumatra Utara

    3 Dika Nelsen Sumatra Utara

    4 Edi Sumatra Utara

    5 Made Rimbawa Lampung

    6 Made Suarjaya Lampung

    7 Made Wiata Lampung

    8 Nyoman Ardana Lampung

    9 I Nyoman Budiasa Kalimantan Timur (Wakil

    Ketua)

    10 Gde Durahman Sulawesi Selatan (Ketua)

    11 Arnawa Bali

    12 Klipz Bali

    13 Komang Birawan Bali

    14 Sugiana Bali

    15 Wayan Putra Jawa Barat

    16 Ketut Wahyu Y. Jawa Barat

    17 Ika Guna Artha DKI Jakarta

    18 Dewa Komang Wiratnadi DKI Jakarta

    19 Wayan Sudane Peninjau (Sekretaris)

    20 Wayan Tirta DKI Jakarta

    21 Putra Wijaya DKI Jakarta

    22 Nyoman Slamet Sulawesi Tengah

    23 Gde Eka Maluku

    24 I Made Sudiana A. Sulawesi Utara

    25 Eko Pujianto Jawa Tengah

    26 Made Suarjaya Kalimantan Tengah

    27 Adris I Kalimantan Tengah

    28 Tirtha Kalimantan Tengah

    29 Made Susanto Sulawesi Barat

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    35/132

    Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 35

    Lampiran 2 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia

    Nomor : 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI B

    (BIDANG PROGRAM)

    NO. NAMA DELEGASI

    1 Ganesh Sumatra Utara

    2 Devan Praska Sumatra Utara

    3 Siwa Langgam Sumatra Utara

    4 Terangate Sumatra Utara

    5 Lisa Kusuma Sumatra Utara (Sekretaris)

    6 Suyono Lampung7 Tri Wibowo Lampung

    8 Nyoman Adi Irawan Lampung

    9 Dwi Marwanto Lampung

    10 Kadek Suasta Lampung

    11 I Nyoman Diadyana Kalimantan Timur

    12 Komang Rinten Sulawesi Selatan

    13 Dharma Bali

    14 Gus Ayu Dewi Bali

    15 Wayan Gina Bali

    16 Gus Suasane Bali

    17 Wayan Putra Mahayana Jawa Barat

    18 Komang Yoga Jawa Barat

    19 Made Toni Sanjaya Jawa Barat

    20 Komang Adi DKI Jakarta

    21 Gede Ananta Peninjau

    22 Wije Sharma DKI Jakarta

    23 Gde Mertanadi DKI Jakarta

    24 Paryono Peninjau

    25 I Gde Juli Artawan Sulawesi Tengah

    26 Ketut Ardana Maluku

    27 Winoto Jawa Tengah

    28 Pawang Kalimantan Tengah (Ketua)

    29 Ria Kalimantan Tengah

    30 Wayan Sila Putra Kalimantan Tengah

    31 Nyoman Sura Sulawesi Barat

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    36/132

    Keputusan No. 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 36

    Lampiran 3 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia

    Nomor : 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI C

    (BIDANG KHUSUS/ REKOMENDASI)

    NO. NAMA DELEGASI

    1 Naran Sami Sumatra Utara

    2 Miun Sumatra Utara

    3 Raju Sumatra Utara

    4 Jumadi Sumatra Utara

    5 I Made Darmawan Kalimantan Timur

    6 Sukardi Riyanto Kalimantan Timur (Ketua)

    7 I Made Sadwiadnyana Lampung

    8 Sumia Lampung (Sekretaris)

    9 Dewi Setyowa Lampung

    10 I Nyoman Sugita Lampung

    11 Nyoman Purnajaya Lampung

    12 Gung Alit Bali

    13 I.B. Suweden Bali

    14 I.B. Susane Bali

    15 Ketut Wijaya Jawa Barat

    16 Kadek Juliana Parwanta Jawa Barat

    17 Made Sugi Ardana Peninjau

    18 Fukar DKI Jakarta

    19 Mursito DKI Jakarta

    20 Tiagu DKI Jakarta

    21 Riwut Mulajani Kalimantan Tengah

    22 Wayan Suwarna Kalimantan Tengah

    23 Putu Lilik S. Sulawesi Barat

    24 Made Indrawan Sulawesi Barat

    25 Suresh Kumar Peninjau

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    37/132

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    38/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 38

    KEPUTUSAN MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    NOMOR : 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    TENTANG

    PENYEMPURNAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    ATAS ASUNG KERTA WARA NUGRAHA HYANG WIDHI

    Menimbang:

    a. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia merupakan

    permusyawaratan ternggi organisasi yang dilaksanakan seap 3 (ga) tahun sekali;

    b. bahwa Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia telah ditetapkan

    penyelenggaraannya pada tanggal 11 sampai dengan 14 Desember 2009 di Medan,Sumatera Utara;

    c. bahwa salah satu tugas dan wewenang Mahasabha adalah menyempurnakan

    Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu

    Indonesia.

    Mengingat:

    1. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan;

    2. Undang-undang No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan;

    3. Pasal 18 Anggaran Dasar Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;4. Pasal 21 ayat (6.a.) Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia;

    5. Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    Nomor: 016/S.K./DPN-PERADAH/XI/2009, tentang Pania Mahasabha VIII Peradah

    Indonesia;

    6. Keputusan Mahasabha Nomor: 01/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/

    XII/2009 tentang Jadwal Acara dan Tata Terb Mahasabha VIII Perhimpunan

    Pemuda Hindu Indonesia;

    7. Keputusan Mahasabha Nomor: 02/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/

    XII/2009 tentang Pimpinan Sidang Mahasabha VIII Perhimpunan Pemuda Hindu

    Indonesia.

    8. Keputusan Mahasabha Nomor: 04/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/

    XII/2009 tentang pembentukan komisi-komisi.

    Memperhakan:

    1. Sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada Acara

    Pembukaan Mahasabha VIII Peradah Indonesia;

    2. Pendapat-pendapat dalam Rapat Komisi dan Sidang Pleno IV Mahasabha VIII

    Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan:

    Keputusan Mahasabha VIII Tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran

    Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    39/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 39

    Pertama:

    Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia

    yang telah disempurnakan seper terdapat dalam lampiran keputusan ini yang

    merupakan satu kesatuan yan dak terpisahkan.

    Kedua:

    Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah disempurnakan ini

    merupakan pedoman pokok bagi seluruh anggota Perhimpunan Pemuda Hindu

    Indonesia (Peradah Indonesia) dalam mengelola organisasi maupun dalam membuat

    dan melaksanakan program-program.

    Kega:

    Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di : Medan

    Pada Tanggal : 12 Desember 2009

    Jam : 22.00 WIB

    PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    Ketua, Sekretaris,

    (Komang Agustria, ST) (Sugindrin)

    Anggota, Anggota, Anggota,

    (Putu Arnawa) (Yanto Jaya) (Made Adipta)

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    40/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 40

    Lampiran 1 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia

    Nomor : 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    ANGGARAN DASAR

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    (PERADAH INDONESIA)

    PURWAKA

    Generasi Muda Indonesia adalah ahli waris nilai-nilai luhur budaya dan sekaligus penerus

    cita-cita perjuangan bangsa. Ia memiliki sikap yang kris, kreaf, dan penuh dinamika

    dalam kehidupan masyarakat dan berbangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Generasi Muda Indonesia adalah insan-insan muda yang mempunyai peranan penng

    dan strategis serta menentukan dalam pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena

    itu, Generasi Muda Indonesia perlu dibina dan diarahkan agar kelak menjadi kader

    (nayaka) pemimpin bangsa yang berjiwa Pancasila, disiplin, kris, mandiri, beretos kerja,

    memiliki idealisme yang tangguh, berwawasan kebangsaan yang luas, mampu mengatasi

    tantangan masa kini maupun masa yang akan datang, dengan tetap memperhakan

    nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa, yang dilandasi semangat kebangsaan, persatuan

    dan kesatuan bangsa.

    Ajaran Catur Asrama yang diamanatkan Hindu Dharma memberi garis yang jelas tentang

    tahap-tahap perkembangan manusia dalam kehidupan beragama, bermasyarakat,

    berbangsa dan bernegara. Generasi Muda Hindu sebagai bagian dari Generasi Muda

    Indonesia secara keseluruhan menjadi pengemban nilai-nilai luhur bangsa, pelestariankebudayaan Indonesia, dan insan-insan pembangunan yang dinankan dharma

    bhaknya dalam pembangunan bangsa.

    Atas dasar kesadaran dan kedudukan sosial kemasyarakatan dan swadharma (kekaryaan)

    dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka Generasi Muda Hindu Indonesia

    yang melipu komponen-komponen pemuda, mahasiswa dan cendikiawan muda,

    bertekad untuk menghimpun diri ke dalam satu Organisasi Kemasyarakatan Pemuda

    yang berlingkup nasional. Organisasi ini didayagunakan sebagai media aktualisasi diri dan

    wadah pengemban dharma bhak Generasi Muda Hindu kepada nusa dan bangsa, demikejayaan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

    Dasar 1945, sesuai dengan ajaran Catur Guru.

    Dengan Asung Kertawaranugraha Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, maka

    kehidupan berorganisasi Generasi Muda Hindu Indonesia dirumuskan ke dalam suatu

    Anggaran Dasar (AD) yang tersusun seper berikut ini.

    BAB I

    N A M A

    Pasal 1

    Organisasi ini bernama PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA; selanjutnya

    disingkat Peradah Indonesia.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    41/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 41

    Pasal 2

    Peradah Indonesia didirikan pada tanggal 11 Maret 1984, untuk kurun waktu yang dak

    ditentukan.

    Pasal 3

    Peradah Indonesia berlingkup nasional, dengan kedudukan Sekretariat Jenderal berada

    di Ibukota Negara.

    BAB II

    A S A S

    Pasal 4

    Peradah Indonesia berasaskan Pancasila.

    BAB III

    SIFAT DAN NILAI DASAR

    Pasal 5

    Peradah Indonesia bersifat mandiri dan independen.

    Pasal 6

    Nilai nilai keteladanan yang menjadi dasar dan karakter organisasi serta anggota

    organisasi adalah 5 S, yaitu:

    a. Sathyamitra: menghargai sesama dan membangun kerjasama berlandaskan

    kejujuran dan ketulusan;

    b. Sadhana: melakukan swadharma sebagai bentuk disiplin spiritual;

    c. Sevanam: melakukan pelayanan dan karya-karya nyata bagi umat dan masyarakat

    luas sebagai upaya merealisasikan nilai-nilai dharma;d. Samskara: menjadi agen perubahan bagi pembaharuan yang berguna bagi umat

    manusia;

    e. Santosa: bijaksana dalam membangun ketentraman, keharmonisan dan

    kesejahteraan bersama.

    BAB IV

    VISI DAN MISI

    Pasal 7

    Visi Peradah Indonesia adalah membangun Generasi Muda Hindu yang mandiri dan

    demokras sebagai bagian integral dari Bangsa Indonesia untuk mencapai kedamaian

    dan kesejahteraan bersama berdasarkan Dharma.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    42/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 42

    Pasal 8

    Misi Peradah Indonesia adalah:

    a. Melahirkan kader-kader muda Hindu yang memiliki sradha, jujur, berbudi peker

    luhur yang selalu berpedoman pada ajaran Veda dan nilai dasar Organisasi;

    b. Membentuk kader-kader muda Hindu yang cerdas, berani, dan memiliki integritas

    sehingga mampu tampil di depan sebagai agen-agen perubahan dalam semua segi

    kehidupan yang dilandasi oleh semangat demokrasi dan kebersamaan.

    BAB V

    TUJUAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI

    Pasal 9

    Tujuan Peradah Indonesia adalah turut berperan serta melalui kekaryaan/swadharma

    untuk mencapai tujuan Negara Kesatuan Repulik Indonesia sebagai mana tercantum

    di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, demi terwujudnya pembangunan

    manusia seutuhnya bagi masyarakat Indonesia.

    Pasal 10

    Tugas pokok Peradah Indonesia adalah meningkatkan kesadaran berkarya/swadharma

    anggotanya, yang melipu komponen-komponen kepemudaan antara lain: pemuda,

    mahasiswa, cendekiawan Hindu dalam kedudukannya sebagai warga Negara Indonesia

    dalam kerangka pembangunan bangsa dan Negara sesuai dengan hakekatnya sebagaigenerasi muda.

    Pasal 11

    Peradah Indonesia berfungsi untuk menghimpun pemikiran di antara sesama anggota,

    serta mendinamisasikan gerak dan akvitas kekaryaan/swadharma Generasi Muda Hindu

    di seluruh Indonesia secara sistemak dan serasi, yang merupakan pernyataan dharma

    bhak sebagai warga negara Indonesia, guna diabdikan bagi pembangunan bangsa dan

    Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

    BAB VI

    POKOK-POKOK PROGRAM

    Pasal 12

    Pokok-pokok Program Peradah Indonesia adalah sebagai berikut:

    a. Bina-dharma, yaitu meningkatkan sraddha (keimanan) dan bhak (takwa) yang

    berwawasan nasional dengan cara mengadakan koordinasi dan konsultasi denganParisada Hindu Dharma Indonesia dan lembaga-lembaga pemerintah;

    b. Bina-warga, yaitu memupuk kedewasaan dalam mengatur gerak dan dinamika

    kekaryaan/swadharma anggota organisasi sehingga terdapat semangat satya-mitra

    (jalinan persaudaraan antar-manusia) yang mantap ke dalam diri organisasi sesuai

    dengan ajaran Hindu;

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    43/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 43

    c. Bina-kriya, yaitu mendukung dan membina seap akvitas dan kelembagaan

    kemasyarakatan yang bergerak dalam Hindu Dharma di seluruh Indonesia secara

    konsepsional dan proporsional;

    d. Bina-sandhiwani, yaitu berkomunikasi secara nasional untuk mencari dan

    menemukan murdha wakya (konsep-konsep) pembangunan dalam segala aspeknya

    bagi bangsa Indonesia yang sejalan dengan Hindu Dharma;

    e. Bina-karya, yaitu menyumbangkan karya-karya nyata bagi masyarakat Hindu

    khususnya, dan masyarakat luas sebagai pelaksana program-program pemerintah

    dalam rangka pembangunan bangsa dan negara;

    f. Bina-artha, yaitu meningkatkan kesejahteraan ekonomi di lingkungan masyarakat

    terdekat, khususnya ekonomi masyarakat Hindu demi kesejahteraan bangsa dan

    Negara. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendanaan terkait

    untuk pengembangan wirausaha.

    BAB VII

    KEANGGOTAAN

    Pasal 13

    Anggota Peradah Indonesia adalah warga negara Indonesia yang beragama Hindu dan

    berusia 16-30 tahun, beragama Hindu, dan menyatakan diri menjadi anggota, serta

    menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Peradah Indonesia.

    BAB VIII

    KEPENGURUSAN

    Pasal 14

    1) Dewan Pimpinan Nasional (DPN) sebagai pimpinan nasional organisasi ini terdiri

    atas seorang Ketua Umum, beberapa orang Ketua Departemen; seorang Sekretaris

    Jenderal, beberapa orang Wakil Sekretaris Jenderal; seorang Bendahara Umum,

    beberapa orang Wakil Bendahara Umum; Anggota Departemen.

    2) Dewan Pimpinan Nasional dalam menjalankan tugas-tugasnya dapat membentuk

    Biro dan Lembaga sesuai kebutuhan.

    Pasal 15

    Dewan Permbangan yang mendampingi Dewan Pimpinan Nasional, dapat memberikan

    saran dan atau pendapat kepada Dewan Pimpinan Nasional dalam rangka penentuan

    kebijaksanaan organisasi sebagai pelaksanaan Program Umum hasil Mahasabha. Dewan

    Permbangan yang melipu pemuka/tokoh-tokoh nasional yang terdiri atas unsur-unsur

    fungsionaris, rohaniawan, dan cendikiawan ditetapkan dalam Mahasabha.

    Pasal 16

    1) Pada seap Propinsi, dibentuk pengurus organisasi ini dengan nama Dewan

    Pimpinan Propinsi (DPP) yang sekretariatnya berkedudukan di Ibukota Propinsi dan

    atau di tempat yang telah disepaka pengurusnya. Susunan komposisi pengurus

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    44/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 44

    Dewan Pimpinan Propinsi ini terdiri atas seorang Ketua, beberapa orang Wakil

    Ketua; seorang Sekretaris, beberapa orang Wakil Sekretaris; seorang Bendahara,

    beberapa orang Wakil Bendahara, dan Bidang.

    2) Dewan Pimpinan Propinsi dalam menjalankan tugasnya dapat membentuk Biro dan

    Badan lainnya sesuai kebutuhan.

    Pasal 17

    1) Pada seap Kabupaten/Kota dibentuk pengurus organisasi ini dengan nama Dewan

    Pimpinan Kabupaten/Kota (DPK) yang sekretariatnya berkedudukan di Ibukota

    Kabupaten/Kota dan atau di tempat yang telah disepaka pengurusnya.

    2) Susunan komposisi pengurus Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota, disesuaikan dengan

    Dewan Pimpinan Propinsi yang mewilayahinya termasuk Seksi, Bagian dan Badan

    lainnya yang diperlukan.

    Pasal 18

    Pada seap Kecamatan dan/atau Desa/Kelurahan dapat dibentuk Komisariat. Pengurus

    Komisariat melipu sekurang-kurangnya seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan seorang

    Bendahara. Seksi jika diperlukan dibentuk sesuai kebutuhan.

    Pasal 19

    Komisariat bertanggung jawab kepada sabha Komisariat. Dewan Pimpinan Kabupaten/

    Kota bertanggung jawab kepada Lokasabha Kabupaten/Kota. Dewan Pimpinan Propinsibertanggung jawab kepada Lokasabha Propinsi. Dewan Pimpinan Nasional bertanggung

    jawab kepada Mahasabha.

    Pasal 20

    Di luar negeri dapat dibentuk Komisariat Peradah Indonesia yang langsung bertanggung

    jawab kepada Dewan Pimpinan Nasional.

    Pasal 21

    Dewan Pimpinan Propinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota didampingi oleh Dewan

    Penasehat yang ditetapkan dalam Lokasabha.

    BAB IX

    SABHA ORGANISASI

    Pasal 22

    1) Seap 3 (ga) tahun sekali diadakan Mahasabha, yang dihadiri oleh Dewan

    Permbangan, Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan Propinsi, dan Dewan

    Pimpinan Kabupaten/Kota.

    2) Mahasabha berwenang menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,

    serta Pokok-pokok Program Organisasi dan menjabarkannya ke dalam Program

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    45/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 45

    Umum Organisasi untuk masa bhak ga tahun berikutnya, Rencana Kerja Dewan

    Pimpinan Nasional sebelum diselenggarakannya Rapat Kerja Nasional, dan memilih

    serta menetapkan personalia pengurus Dewan Pimpinan Nasional untuk masa

    bhak berikutnya.

    3) Dalam keadaan luar biasa dapat diadakan Mahasabha sekali lagi oleh Dewan

    Pimpinan Nasional Peradah Indonesia, yang pelaksaannya diatur dalam Anggaran

    Rumah Tangga.

    Pasal 23

    1) Seap 3 (ga) tahun sekali Dewan Pimpinan Propinsi dan Dewan Pimpinan

    Kabupaten/Kota mengadakan Lokasabha. Dalam keadaan luar biasa dapat diadakan

    Lokasabha sekali lagi.

    2) Sabha untuk pengganan pengurus Komisariat diadakan 3 (ga) tahun sekali.

    Pasal 24

    1) Rapat Kerja Nasional diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Nasional sekurang-

    kurangnya satu kali dalam periode kepengurusannya untuk menjabarkan Program

    Umum Organisasi menjadi Program Induk Organisasi dan Program Kerja Dewan

    Pimpinan Nasional serta meninjau pelaksanaan Rencana Kerja Dewan Pimpinan

    Nasional yang sudah ditetapkan dalam Mahasabha.

    2) Rapat Kerja Daerah diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Propinsi maupun

    Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya satu kali dalam periode

    kepengurusannya untuk menjabarkan Program Induk Organisasi menjadi ProgramKerja Dewan Pimpinan Propinsi maupun Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.

    BAB X

    KEPUTUSAN ORGANISASI

    Pasal 25

    1) Keputusan Organisasi di semua ngkatan pada dasarnya diambil dengan cara

    musyawarah mufakat yang dilandasi semangat persaudaraan.2) Apabila musyawarah mufakat dak tercapai maka keputusan diambil dengan suara

    terbanyak dengan semangat persaudaraan.

    3) Keputusan Dewan Pimpinan Nasional, Dewan Pimpinan Propinsi, dan Dewan

    Pimpinan Kabupaten/Kota mengikat semua pengurus dan anggota.

    BAB XI

    HIERARKI KEPUTUSAN, KETETAPAN DAN PERATURAN

    Pasal 26

    1) Peradah Indonesia mempunyai Keputusan dan Peraturan dengan hierarki sebagai

    berikut:

    a. Anggaran Dasar (AD);

    b. Anggaran Rumah Tangga (ART);

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    46/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 46

    c. Keputusan dan Ketetapan Mahasabha lainnya;

    d. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Nasional;

    e. Keputusan Dewan Pimpinan Nasional;

    f. Keputusan dan Ketetapan Lokasabha Propinsi;

    g. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Propinsi;

    h. Keputusan Dewan Pimpinan Propinsi;

    i. Keputusan dan Ketetapan Lokasabha Kabupaten/Kota;

    j. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Kabupaten/Kota;

    k. Keputusan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;

    l. Keputusan dan Ketetapan Lokasabha Kecamatan;

    m. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Kecamatan;

    n. Keputusan Komisariat Kecamatan;

    o. Keputusan dan Ketetapan Lokasabha Kelurahan/Desa;

    p. Keputusan dan Ketetapan Rapat Kerja Kelurahan/Desa.

    q. Keputusan Komisariat Kelurahan/Desa.

    2) Seap Keputusan dan Peraturan yang lebih rendah ngkatannya dak boleh

    bertentangan dengan keputusan dan peraturan Organisasi yang lebih nggi, dan bila

    bertentangan maka berdasarkan Anggaran Dasar ini keputusan tersebut dianggap

    dak sah.

    3) Keputusan yang diambil di ngkat Nasional maupun Keputusan Dewan Pimpinan

    Nasional mengikat semua pengurus dan anggota.

    4) Keputusan di ngkat Propinsi ataupun Keputusan Dewan Pimpinan Propinsi

    mengikat semua pengurus dan anggota di wilayah Propinsi yang bersangkutan.

    5) Keputusan di ngkat Kabupaten/Kota ataupun Keputusan Dewan Pimpinan

    Kabupaten/Kota mengikat semua pengurus dan anggota di wilayah Kabupaten/Kotayang bersangkutan.

    6) Keputusan di ngkat Kecamatan ataupun Keputusan Pimpinan Komisariat

    Kecamatan mengikat semua pengurus dan anggota di wilayah Kecamatan yang

    bersangkutan.

    7) Keputusan di ngkat Kelurahan/Desa ataupun Keputusan Komisariat Kelurahan/

    Desa mengikat semua pengurus dan anggota di wilayah Kelurahan/Desa yang

    bersangkutan.

    BAB XIIDANA ORGANISASI

    Pasal 27

    1) Dana keuangan organisasi diperoleh dari:

    a. Dana paramita, yaitu iuran wajib anggota;

    b. Dana punia, yaitu sumbangan dari pemerintah, donatur dan

    dermawan atau organisasi yang sah menurut hukum serta

    sifatnya dak mengikat; c. Dana usaha, yaitu hasil usaha-usaha organisasi yang sesuai

    dengan Dharma.

    2) Tata laksana pengelolaan keuangan dan kekayaan Organisasi diatur dalam Anggaran

    Rumah Tangga.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    47/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 47

    BAB XIII

    PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

    Pasal 28

    Anggaran Dasar dapat diubah melalui ketetapan Mahasabha dengan ketentuan bahwa

    Asas Organisasi seper tercantum dalam pasal 4 Anggaran Dasar ini mutlak dak dapat

    diubah.

    BAB XIV

    PEMBUBARAN ORGANISASI

    Pasal 29

    1) Peradah Indonesia hanya dapat dibubarkan:

    a. Atas keputusan Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan

    Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku;

    b. Melalui Mahasabha yang khusus diadakan untuk itu.

    2) Dalam hal Peradah Indonesia dibubarkan maka semua kekayaan Organisasi

    setelah diperuntukkan menyelesaikan utang-piutang Organisasi disumbangkan

    kepada Yayasan dan atau Badan/Lembaga sosial di Indonesia yang bergerak dalam

    pembinaan Umat Hindu.

    BAB XV

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 30

    Sebelum ketentuan UU no. 40 Tahun 2009 g Kepemudaan dinyatakan efekf berlaku,

    maka anggota Peradah Indonesia adalah pemuda yang berusia antara 16 s.d 40 tahun.

    BAB XVIPENUTUP

    Pasal 31

    1) Ketentuan-ketentuan yang lebih rinci, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

    (ART) Organisasi, yang isinya dak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.

    2) Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

    Ditetapkan di : Medan

    Pada Tanggal : 12 Desember 2009

    Jam : 22.00 WIB

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    48/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 48

    PIMPINAN SIDANG MAHASABHA VIII

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    Ketua, Sekretaris,

    (Komang Agustria, ST) (Sugindrin)

    Anggota, Anggota, Anggota,

    (Putu Arnawa) (Yanto Jaya) (Made Adipta)

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    49/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 49

    Lampiran 2 : Keputusan Mahasabha VIII Peradah Indonesia

    Nomor : 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    ANGGARAN RUMAH TANGGA

    PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA

    (PERADAH INDONESIA)

    BAB I

    ATRIBUT

    Pasal 1

    1) Lambang dan ar Peradah Indonesia adalah seper yang terdapat pada lampiran

    Anggaran Rumah Tangga ini.

    2) Lambang seper tersebut pada ayat (1) pasal ini, digunakan pada dan untuk

    pembuatan: kop surat, stempel, bendera, pataka, badge, vandel, jaket, pakaian

    seragam Satuan Tugas (Satgas), dan benda-benda lain yang menunjukkan identas

    Peradah Indonesia.

    3) Bentuk, warna, ukuran, tata cara penggunaan dan penjelasan lain, diatur dalam

    Peraturan Organisasi.

    Pasal 2

    1) Peradah Indonesia mempunyai lagu: Mars dan Hymne yang pembuatannya

    ditetapkan dengan Peraturan Organisasi.2) Mars dan Hymne sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini dilagukan pada acara

    resmi Peradah Indonesia menurut ketentuan dalam Peraturan Organisasi.

    BAB II

    KEANGGOTAAN

    Pasal 3

    1) Persyaratan untuk menjadi anggota Peradah Indonesia adalah: a. Warga Negara Indonesia yang beragama Hindu;

    b. Tidak menjadi anggota organisasi lain yang bertentangan dengan

    asas, sifat, tujuan, program organisasi sebagaimana terdapat

    dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;

    c. Minimal berumur 16 tahun dan maksimal 30 tahun;

    d. Menerima dan mentaa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Peradah

    Indonesia.

    2) Peradah Indonesia dapat mempunyai anggota luar biasa.

    3) Tata cara penerimaan dan pengesahan anggota dan anggota luar biasa diatur dalamPeraturan Organisasi.

    Pasal 4

    1) Anggota Peradah Indonesia kehilangan keanggotaannya karena:

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    50/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 50

    a. Meninggal dunia;

    b. Atas permohonan sendiri yang diajukan secara tertulis kepada

    pengurus;

    c. Diberhenkan karena yang bersangkutan melanggar ketentuan

    Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan

    Organisasi lainnya, dan atau melakukan kesalahan secara

    disengaja berulang kali.

    2) Tata cara berhennya menjadi anggota, diatur dalam Peraturan Organisasi.

    BAB III

    KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA

    Pasal 5

    Anggota Peradah Indonesia berkewajiban untuk:

    a. Mentaa Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta seluruh Keputusan

    Organisasi;

    b. Mendukung serta melaksanakan program Organisasi;

    c. Menjaga nama baik Organisasi;

    d. Menangkal seap usaha dan upaya yang merugikan Organisasi;

    e. Mengiku sabha, dan segala kegiatan Organisasi;

    f. Membayar iuran sesuai dengan Peraturan Organisasi yang berlaku.

    Pasal 6

    Anggota Peradah Indonesia berhak untuk:

    a. Memperoleh perlakuan yang sama dan adil dari Organisasi;

    b. Mengajukan usul, saran, pendapat, dan pertanyaan dalam sabha Organisasi;

    c. Memilih dan dipilih menjadi pengurus Organisasi atau jabatan lainnya sesuai

    dengan Peraturan Organisasi.

    Pasal 7

    Kewajiban dan hak anggota luar biasa diatur dengan Peraturan Organisasi.

    BAB IV

    DISIPLIN ORGANISASI

    Pasal 8

    Anggota Peradah Indonesia dilarang:

    a. Mencemarkan nama baik Organisasi;b. Melakukan usaha atau kegiatan yang dapat menimbulkan pertentangan dan atau

    perpecahan di dalam Organisasi;

    c. Melakukan usaha ndakan atau kegiatan atas nama Organisasi untuk hal hal yang

    bukan menjadi kewenangan atau tugasnya;

    d. Seap anggota dan pengurus Organisasi dilarang mengatasnamakan Organisasi

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    51/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 51

    untuk kepenngan pribadi;

    e. Melakukan usaha atau kegiatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan

    Anggaran Rumah Tangga Peradah Indonesia;

    f. Melakukan kegiatan yang dilarang oleh Pemerintah Republik Indonesia.

    Pasal 9

    1) Tindakan disiplin bagi anggota, dilaksanakan berupa:

    a. Teguran lisan atau tertulis;

    b. Peringatan tertulis;

    c. Pemberhenan sementara anggota dari Organisasi (skorsing);

    d. Dapat diberhenkan melalui sabha Organisasi jika yang

    bersangkutan dak dapat mempertanggungjawabkan

    perbuatannya;

    e. Pemberhenan dilakukan secara bertahap.

    2) Pelanggaran berat yang sifatnya mencemarkan dan merusak nama baik Organisasi,

    sanksi pemberhenan keanggotaan dapat langsung diberikan tanpa melalui

    ngkatan sanksi.

    Pasal 10

    1) Sesuai dengan jenjangnya, pengurus dapat memberikan rehabilitasi.

    2) Tindakan rehabilitasi dipertanggungjawabkan oleh pengurus kepada sabha

    organisasi di ngkat masing-masing.

    BAB V

    KEPENGURUSAN ORGANISASI

    Pasal 11

    1) Pengurus Pusat terdiri atas Dewan Permbangan (DP) dan Dewan Pimpinan

    Nasional (DPN).

    2) Dewan Pimpinan Nasional terdiri atas:

    a. Ketua Umum; b. Ketua sebanyak 10 (sepuluh) orang yang masing-masing

    mengetuai sebuah Departemen;

    c. Sekretaris Jenderal;

    d. Wakil Sekretaris Jenderal sebanyak 2 (dua) orang;

    e. Bendahara Umum

    f. Wakil Bendahara Umum sebanyak2 (dua) orang;

    g. Departemen;

    h. Lembaga, Biro, dan Badan lain yang dibentuk oleh Dewan

    Pimpinan Nasional sesuai kebutuhan.3) Departementasi pada Dewan Pimpinan Nasional yang disebut Departemen terdiri

    atas:

    a. Departemen Organisasi dan Kaderisasi

    b. Departemen Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya

    Manusia (SDM);

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    52/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 52

    c. Departemen Hubungan dan Kerjasama Antar Lembaga Dalam

    Negeri

    d. Departemen Hubungan dan Kerjasama Antar Lembaga Luar

    Negeri;

    e. Departemen Keagamaan dan Sosial Kemasyarakatan

    f. Departemen Lingkungan Hidup

    g. Departemen Kebudayaan, Olah Raga dan Seni;

    h. Departemen Pengembangan Kewirausahaan, Usaha dan Dana;

    i. Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM);

    j. Departemen Informasi dan Komunikasi.

    4) Pengurus Dewan Pimpinan Nasional terdiri atas Pengurus Harian dan Pengurus

    Pleno.

    5) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Nasional melipu semua unsur Ketua, semua

    unsur Sekretaris, dan semua unsur Bendahara.

    6) Pengurus Pleno Dewan Pimpinan Nasional melipu Pengurus Harian, Departemen,

    Biro, Lembaga dan Badan lain yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Nasional.

    Pasal 12

    1) Ketua Umum memimpin pelaksanaan kepengurusan nasional Organisasi dan

    mengkoordinasikan para Ketua serta kelengkapan Organisasi lainnya.

    2) Di antara para Ketua diadakan pembagian tugas pimpinan sesuai dengan

    pembidangannya.

    Pasal 13

    1) Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang bertugas memberikan

    pelayanan administrasi serta mengkoordinasikan, mengintegrasikan, dan

    mensinkronisasikan pelaksanaan kebijaksanaan serta keputusan Dewan Pimpinan

    Nasional, baik untuk kebijakan internal maupun eksternal.

    2) Sekretariat Jenderal terdiri atas Biro-biro yang tata kerjanya diatur dalam Peraturan

    Organisasi.

    3) Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris Jenderal mendapat bahan keterangan

    yang dipandang perlu dari Lembaga, Yayasan, Biro, dan kelengkapan Organisasilainnya serta dari Pengurus Daerah.

    4) Sekretaris Jenderal memberikan tugas antar Wakil Sekretaris Jenderal.

    Pasal 14

    1) Bendahara Umum memimpin usaha penghimpunan dana serta mengelola semua

    kekayaan Organisasi.

    2) Bendahara Umum membagi tugas antar Wakil Bendahara Umum.

    Pasal 15

    1) Sekretaris Jenderal, Ketua-Ketua, dan Bendahara Umum bertanggungjawab kepada

    Ketua Umum.

    2) Ketua Umum atas nama Peradah Indonesia bertanggungjawab kepada Mahasabha.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    53/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 53

    Pasal 16

    1) Dalam menyelenggarakan fungsi kepengurusan, Dewan Pimpinan Nasional

    berwenang mengeluarkan surat keputusan, surat edaran, instruksi dan peraturan

    lain yang akan ditentukan lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi.

    2) Untuk mengelola jenis kegiatan tertentu yang bersifat permanen dan

    berkesinambungan, Dewan Pimpinan Nasional dapat membentuk Lembaga,

    Yayasan, Satuan Tugas (Satgas), dan Badan-badan lain yang otonom. Sedangkan

    penyelenggaraan kegiatan yang bersifat insidental dilakukan dengan membentuk

    kepaniaan atau satuan tugas tertentu.

    3) Dewan Pimpinan Nasional mewakili Organisasi dalam urusan-urusan keluar yang

    menyangkut Peradah Indonesia secara keseluruhan, dengan Pemerintah Republik

    Indonesia, dengan Organisasi-organisasi Kemasyarakatan lainnya, tampil di depan

    Badan Pengadilan, termasuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan Badan/

    Organisasi dari negara-negara lain dalam pelaksanaan hubungan luar negeri.

    Pasal 17

    1) Pengurus Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota terdiri atas Dewan Penasehat (DPs)

    dan Dewan Pimpinan Propinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.

    2) Dewan Pimpinan Propinsi dan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota terdiri atas:

    a. Ketua;

    b. Beberapa orang Wakil Ketua;

    c. Sekretaris;

    d. Beberapa orang Wakil Sekretaris; e. Bendahara;

    f. Beberapa orang Wakil Bendahara;

    g. Bidang-bidang, sesuai kebutuhan dengan mengacu kepada

    Departementasi pada Dewan Pimpinan Nasional.

    3) Untuk mengelola suatu jenis kegiatan tertentu yang bersifat insidental, Dewan

    Pimpinan Propinsi maupun Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat membentuk

    kepaniaan atau satuan tugas tertentu.

    Pasal 18

    Pengurus Komisariat dan Desa/Kelurahan hanya melipu kepengurusan Komisariat itu

    sendiri dan bila perlu dapat membentuk Dewan Penasehat dan Seksi-seksi.

    Pasal 19

    1) Struktur Dewan Pimpinan Nasional ditetapkan dalam Mahasabha.

    2) Struktur Dewan Pimpinan Propinsi ditetapkan dalam Lokasabha Tingkat Propinsi

    dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Nasional.3) Struktur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota ditetapkan dalam Lokasabha Tingkat

    Kabupten/Kota dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

    4) Struktur Komisariat ditetapkan dalam sabha yang khusus diadakan untuk

    pengganan pengurus Komisariat dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Propinsi yang

    mewilayahinya, serta dilaporkan kepada Dewan Pimpinan Nasional.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    54/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 54

    Pasal 20

    1) Pengisian Struktur Pengurus Dewan Pimpinan Nasional dak dapat dirangkap oleh

    Pengurus Organisasi di bawahnya.

    2) Bila Pengurus Dewan Pimpinan Propinsi dan atau Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota

    dipromosikan untuk mengisi struktur pengurus Dewan Pimpinan Nasional, yang

    bersangkutan harus melepaskan tugasnya dari Struktur Dewan Pimpinan Propinsi

    dan atau Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 3 (ga) bulan sejak

    promosi. Ketentuan yang sama berlaku untuk jenjang organisasi yang lebih rendah.

    BAB VI

    KELENGKAPAN ORGANISASI

    Pasal 21

    1) Dewan Pimpinan Nasional dapat membentuk Lembaga, Yayasan, Satuan Tugas

    (Satgas), dan Badan-badan lain yang dipandang perlu yang pengelolaannya

    dipertanggungjawabkan kepada Ketua Umum.

    2) Pada Dewan Pimpinan Propinsi maupun Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat

    dibentuk perwakilan Lembaga, Yayasan, Satuan Tugas (Satgas), dan Badan lain, jika

    memungkinkan dan dipandang perlu.

    BAB VII

    DEWAN PERTIMBANGAN DAN DEWAN PENASEHAT

    Pasal 22

    1) Dewan Permbangan mendampingi Dewan Pimpinan Nasional dan Dewan

    Penasehat mendampingi Dewan Pimpinan Propinsi maupun Dewan Pimpinan

    Kabupaten/Kota.

    2) Masa bhak Dewan Permbangan dan Dewan Penasehat sesuai dengan masa

    bhak Dewan Pimpinan Nasional dan Dewan Pimpinan Propinsi maupun Dewan

    Pimpinan Kabupaten/Kota.3) Pemilihan Dewan Permbangan dan Dewan Penasehat ditentukan dalam sabha

    masing-masing.

    4) Dalam hal-hal tertentu, Dewan Pimpinan Nasional dapat meminta Dewan

    Permbangan untuk bersidang; demikian juga Dewan Pimpinan Propinsi maupun

    Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat meminta Dewan Penasehat untuk

    bersidang.

    BAB VIII

    PERGANTIAN ANTAR WAKTU

    Pasal 23

    1) Jika Ketua Umum berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu lebih dari 3 (ga)

    bulan hingga maksimal 1 (satu) tahun, maka tugas-tugas Ketua Umum dilakukan

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    55/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 55

    oleh pejabat sementara (pjs) Ketua Umum yang personelnya diambil dari salah

    satu Ketua atau Sekjen yang ditunjuk melalui Rapat Pleno Dewan Pimpinan

    Nasional yang khusus diadakan untuk itu, dihadiri sekurang-kurangnya (setengah)

    ditambah 1 (satu) dari Pengurus Pleno Dewan Pimpinan Nasional, sampai Ketua

    Umum dapat melakukan tugasnya kembali.

    2) Apabila Ketua Umum berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu lebih dari 1

    (satu) tahun, maka perganan Ketua Umum dilakukan melalui Mahasabha Luar

    Biasa.

    3) Masa jabatan Ketua Umum baru hasil Mahasabha Luar Biasa sesuai dengan periode

    jabatan dari Ketua Umum yang digan.

    Pasal 24

    1) Jika Ketua Dewan Pimpinan Propinsi dan atau Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota

    berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu lebih dari 3 (ga) bulan hingga

    maksimal 1 (satu) tahun, maka tugas-tugas Ketua dilakukan oleh pejabat sementara

    (pjs) Ketua yang personelnya diambil dari salah satu Wakil Ketua atau Sekretaris

    yang ditunjuk melalui Rapat Pleno Dewan Pimpinan Propinsi dan atau Kabupaten/

    Kota yang khusus diadakan untuk itu, dihadiri sekurang-kurangnya (setengah)

    ditambah 1 (satu) dari Pengurus Pleno Dewan Pimpinan Propinsi dan atau

    Kabupaten/Kota, sampai Ketua dapat melakukan tugasnya kembali.

    2) Apabila Ketua Dewan Pimpinan Propinsi dan atau Dewan Pimpinan Kabupaten/

    Kota berhalangan melakukan tugasnya dalam waktu lebih dari 1 (satu) tahun, maka

    perganan Ketua dilakukan melalui Lokasabha Luar Biasa.

    3) Masa jabatan Ketua baru hasil Lokasabha Luar Biasa sesuai dengan periode jabatandari Ketua yang digan.

    Pasal 25

    1) Dalam hal Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum, Sekretaris, Bendahara

    berhalangan melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu 3 (ga) bulan hingga 1

    (satu) tahun berturut turut, maka pengurus bersangkutan dapat menunjuk salah

    satu wakilnya untuk menjadi Pejabat Sementara (Pjs).

    2) Pada seap pengurus di seap ngkatan organisasi, kecuali pengurus yang dipilihlangsung dalam Mahasabha/Lokasabha, yang berhalangan melakukan tugasnya

    dalam waktu lebih dari 1 (satu) tahun, dapat dilakukan perganan antar waktu

    melalui mekanisme Rapat Pleno Dewan Pimpinan yang khusus diadakan untuk itu

    dan dihadiri sekurang-kurangnya (setengah) ditambah 1 (satu) dari Pengurus

    Pleno Dewan Pimpinan di ngkatan organisasi tersebut.

    BAB IX

    SABHA ORGANISASI

    Pasal 26

    1) Mahasabha diselenggarakan seap 3 (ga) tahun.

    2) Mahasabha dihadiri oleh peserta dan peninjau.

    3) Peserta Mahasabha terdiri atas:

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    56/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 56

    a. Unsur Dewan Permbangan;

    b. Unsur Dewan Pimpinan Nasional;

    c. Unsur Dewan Pimpinan Propinsi;

    d. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.

    4) Peninjau Mahasabha terdiri atas para undangan yang ditetapkan oleh Dewan

    Pimpinan Nasional Peradah Indonesia.

    5) Mahasabha sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah) ditambah 1

    (satu) dari jumlah Dewan Pimpinan Propinsi yang ada.

    6) Mahasabha yang merupakan forum ternggi Organisasi, berfungsi:

    a. Menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,

    jika dipandang perlu;

    b. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan

    Pimpinan Nasional;

    c. Menyusun Program Umum Organisasi dan Rencana Kerja

    Dewan Pimpinan Nasional sebelum diselenggarakannya Rapat

    Kerja Nasional;

    d. Menetapkan Struktur dan Personalia Dewan Pimpinan Nasional;

    e. Menetapkan Keputusan lain yang dipandang perlu.

    7) Mahasabha diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Nasional dan dipimpin oleh

    Pimpinan Sidang yang dipilih dari dan oleh peserta Mahasabha.

    8) Sebelum Pimpinan Sidang pada Mahasabha terpilih, Pimpinan Sidang dipimpin oleh

    oleh Dewan Pimpinan Nasional selaku Pimpinan Sidang Sementara.

    9) Dalam menetapkan Struktur dan Personalia Dewan Pimpinan Nasional seper

    tersebut pada bur d ayat (6) pasal ini, Ketua Umum dipilih langsung oleh peserta

    Mahasabha sedangkan Susunan dan Personalia Dewan Pimpinan Nasional lainnyadipilih melalui sistem formatur.

    Pasal 27

    1) Dalam keadaan yang sangat penng sehingga mengancam kehidupan Organisasi,

    Dewan Pimpinan Nasional dapat menyelenggarakan Mahasabha Ismewa.

    2) Mahasabha Ismewa sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah)

    ditambah 1 (satu) dari jumlah Dewan Pimpinan Propinsi yang ada.

    3) Fungsi dan wewenang Mahasabha Ismewa sama seper tersebut Pasal 26 ayat (6)Anggaran Rumah Tangga ini.

    Pasal 28

    1) Lokasabha Propinsi, diselenggarakan seap 3 (ga) tahun.

    2) Lokasabha Propinsi dihadiri oleh peserta dan peninjau.

    3) Peserta Lokasabha Propinsi terdiri atas:

    a. Utusan Dewan Pimpinan Nasional;

    b. Dewan Penasehat Dewan Pimpinan Propinsi; c. Dewan Pimpinan Propinsi;

    d. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;

    e. Unsur Komisariat.

    4) Peninjau Lokasabha Propinsi terdiri atas para undangan yang ditetapkan oleh

    Dewan Pimpinan Propinsi.

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    57/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 57

    5) Lokasabha Propinsi sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah)

    ditambah 1 (satu) dari jumlah Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota yang ada.

    6) Lokasabha Propinsi berfungsi:

    a. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan

    Pimpinan Propinsi;

    b. Menyusun Program Kerja Daerah;

    c. Menetapkan Struktur dan Personalia Dewan Pimpinan Propinsi;

    d. Menetapkan Keputusan lain yang dipandang perlu.

    7) Lokasabha Propinsi diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Propinsi dan dipimpin

    oleh Pimpinan Sidang yang dipilih dari dan oleh peserta Lokasabha.

    8) Sebelum Pimpinan Sidang pada Lokasabha terpilih, Pimpinan Sidang dipimpin oleh

    oleh Dewan Pimpinan Propinsi selaku Pimpinan Sidang Sementara.

    Pasal 29

    1) Dalam keadaan yang sangat penng, Dewan Pimpinan Propinsi dapat

    menyelenggarakan Lokasabha Ismewa.

    2) Lokasabha Ismewa sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah)

    ditambah 1 (satu) dari jumlah Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota yang ada.

    3) Fungsi dan wewenang Lokasabha Ismewa sama seper tersebut dalam Pasal 28

    ayat (6) Anggaran Rumah Tangga ini.

    Pasal 30

    1) Lokasabha Kabupaten/Kota, diselenggarakan seap 3 (ga) tahun,2) Lokasabha Kabupaten/Kota dihadiri oleh peserta dan peninjau.

    3) Peserta Lokasabha Kabupaten/Kota terdiri atas:

    a. Utusan Dewan Pimpinan Propinsi;

    b. Dewan Penasehat Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;

    c. Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota;

    d. Unsur Komisariat Kecamatan;

    e. Unsur Komisariat Desa/Kelurahan.

    4) Peninjau Lokasabha Kabupaten/Kota terdiri atas para undangan yang ditetapkan

    oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.5) Lokasabha Kabupaten/Kota berfungsi:

    a. Menilai dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Dewan

    Pimpinan Kabupaten/Kota;

    b. Menyusun Program Kerja Daerah;

    c. Menetapkan Struktur dan Personalia Dewan Pimpinan

    Kabupaten/Kota;

    d. Menetapkan Keputusan lain yang dipandang perlu.

    6) Lokasabha Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota

    dan dipimpin oleh Pimpinan Sidang yang dipilih dari dan oleh peserta Lokasabha.7) Sebelum Pimpinan Sidang pada Lokasabha terpilih, Pimpinan Sidang dipimpin oleh

    oleh Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota selaku Pimpinan Sidang Sementara,

  • 7/21/2019 51Materi Mahasabha VIII-medan

    58/132

    Keputusan No. 05/MAHASABHA VIII/PERADAH INDONESIA/XII/2009

    Mahasabha VIII Peradah Indonesia 58

    Pasal 31

    1) Dalam keadaan yang sangat penng, Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota dapat

    menyelenggarakan Lokasabha Ismewa.

    2) Lokasabha Ismewa sah bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya (setengah)

    ditambah 1 (satu) dari jumlah Komisariat Kecamatan yang ada.

    3) Fungsi dan wewenang Lokasabha Ismewa sama seper tersebut dalam Pasal 30

    ayat (5) Anggaran Rumah ini.

    Pasal 32

    Perganan Pengurus Komisariat Kecamatan dan desa/kelurahan diselenggarakan seap 3

    (ga) tahun, dihadiri oleh utusan Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.

    Pasal 33

    1) Rapat Kerja Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam

    periode kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional.

    2) Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh peserta dan peninjau.

    3) Peserta Rapat Kerja Nasional terdiri atas:

    a. Dewan Permbangan;

    b. Dewan Pimpinan Nasional;

    c. Unsur Dewan Pimpinan Propinsi;

    d. Unsur Dewan Pimpinan Kabupaten/Kota.

    4) Peninjau Rapat Kerja Nasional terdiri atas para undangan yang ditetapkan olehDewan Pimpinan Nasional Peradah Indonesia.

    5) Rapat Kerja Nasiona