45
BAHAN TAMBAHAN DALAM SEDIAAN SEMI SOLIDA Lucia Hendriati

5.6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

abc

Citation preview

Page 1: 5.6

BAHAN TAMBAHANDALAM SEDIAAN SEMI SOLIDA

Lucia Hendriati

Page 2: 5.6

Formula sediaan semi solida

• Bahan aktif

• Basis

• Pengawet

• Humektan

• Pemberi aroma

• Anti oksidan

• Pembentuk gel

• Enhancer

Page 3: 5.6

Penetration enhancer (1)

Bahan yang meningkatkan penetrasi obat pada penggunaan topikal

Mekanisme :

- Denaturasi atau modifikasi keratin intraseluler sehingga keratin mengembang dan meningkatkan hidrasi

- Mempengaruhi desmosom yang menjaga kohesi antar korneosit

Page 4: 5.6

Penetration enhancer (2)

- Modifikasi lipid interseluler untuk mengurangi resistansi bilayer lipid.

- Mengubah sifat kelarutan dari stratum korneum untuk memodifikasi partisi dari obat ke dalam jaringan

Contoh enhancer :- Turunan sulfoksida, turunan azon,

pirolidon, asam lemak, alkohol, glikol,surfaktan, terpen, urea, fosfolipid

Page 5: 5.6

Mekanisme enhancer

Page 6: 5.6

Asam oleat sebagai enhancer

Ultrastruktur epidermis yang terpapar 0,3 M asam oleat dalam propilen glikol:air (9:1). Membran lamelar normal (inset), setelah aplikasi 1 jam, mulai terbentuk lacuna (tanda bintang) (A) dan setelah aplikasi 2 jam, lacuna dan material amorf (asterik) memenuhi stratum korneum (B) (Jiang dkk, 2000).

Page 7: 5.6

Anti Oksidan (1)

Proses oksidasi ( + atom O atau – atom H) terjadi spontan pada suhu kamar

Oksidasi : kehilangan elektron dari suatu atom

Bila molekul oksigen yang terlibat : autooksidasi. Mengatasi dengan jumlah O2 dalam kemasan ditekan serendah mungkin

Adanya spora logam berat juga mengkatalisa reaksi oksidasi (Cu, Fe, Al)

Page 8: 5.6

Anti Oksidan (2)

Penambahan anti oksidan : mencegah oksidasi, biasanya digunakan 2 macam karena adanya efek sinergis

Antioksidan untuk sistem aqueous : sodium sulfit, sodium metabisulfit, asam askorbat

Antioksidan untuk sistem minyak : askorbil palmitat, hidrokuinon, propil galat, butylated hidroksitoluen (BHT), butylated hydroksyanisole (BHA), alpha tocopherol

Page 9: 5.6

Anti Oksidan (3)

Meningkatkan efektivitas antioksidan : senyawa yang dapat membentuk kompleks dengan logam berat (sequestering agent). Contoh : derivat EDTA (etilen diamin tetraacetic acid), asam sitrat, asam tartrat

Page 10: 5.6

Pengawet (1)

Untuk mencegah kontaminasi bakteri dan fungi

Efektifitas tergantung banyak hal a.l interaksi dengan pengawet lain, surfaktan, suhu penyimpanan

Contoh : gliserin konsentrasi tinggi meningkatkan efektifitas pengawet

tween 5% menyebabkan 80% methyl paraben inaktif

Page 11: 5.6

Pengawet (2)

Pengawet yang biasa dipakai antara lain

Methyl hydroxybenzoate, Propyl- hydroxybenzoate, Chlorocresol, Benzoic acid, Phenyl mercuric nitrate, Benzalkonium chloride, Chlorhexidine acetate, Benzyl alcohol dan senyawa merkuri

Efek pengawet tergantung dari:

- konsentrasi bebas dalam fase air

- koefisien partisi

Page 12: 5.6

Humektan

Fungsi Mencegah cream jadi kering Memperbaiki konsistensi (textur dan

viskositas) Memperbaiki kemudahan dioleskan Mencegah terbentuknya ‘ crush’ (kering

pada sebagian cream) pada penyimpanan Beberapa humektan juga enhancer Meningkatkan kelembaban kulit

Page 13: 5.6

Humektan (2)

Contoh humektan - sorbitol 70% - gliserin - propilen glikol - PEG BM rendah

Page 14: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

PRODUKSI SKALA BESAR,

Page 15: 5.6

Mtode pembuatan

1. Metode pencampuranBila basis mengandung lemak setengah padat dan

minyak , bahan obat bersifat tidak larut atau cairan, maka metode yang digunakan adalah dengan pencampuran tanpa pemanasan

2. Metode peleburanDigunakan untuk salep jumlah besar atau

mengandung bahan lemak padat. Kandungan bahan dilelehkan dengan minyak atau bahan setengah padat, berdasarkan urutan titik lebur

3. Dengan OINTMENT MILLS:Untuk produksi skala besar dimana menggunakan

roller mill

Page 16: 5.6

Ointment Mills

Page 17: 5.6

Cream vessels

Page 18: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

Page 19: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

Page 20: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

Page 21: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

Page 22: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

PRODUKSI SKALA BESAR (1)

Perhatikan : !!!

1. Standard GMP

2. Bahan Aktif

3. Kualitas air yang digunakan

4. Cara pembersihan alat

5. Operator harus memenuhi kualifikasi dan mengerti cGMP

Page 23: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

PRODUKSI SKALA BESAR (2)ex. Proses pembuatan cream

Persiapan basis/dasar cream Fase minyak:

a. Proses pelelehan dalam tanki

b. Jumlah material yang dimasukkan

c. Temperatur pelelehan

d. Lama pelelehan

e. Lama waktu mempertahankan proses pelelehan

Page 24: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

PRODUKSI SKALA BESAR (3)ex. Proses pembuatan cream

Persiapan basis/ dasar cream Fase air:

1. Jumlah air yang dimasukkan dalam tanki pencampuran

2. Temperatur pemanasan

3. Mempertahankan temperatur pemanasan

Page 25: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

PRODUKSI SKALA BESAR (3)ex. Proses pembuatan cream

Pencampuran fasa minyak dan fasa air

1. Temperatur fase minyak

2. Temperatur fase air

3. Temperatur campuran

4. Kecepatan pengadukan

5. Lama homogenisasi (bila perlu)

Page 26: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

PRODUKSI SKALA BESAR (4)ex. Proses pembuatan cream

In process control Tujuan: 1. Meyakinkan semua step sudah

dilakukan 2. Mengetahui penyimpangan sedini

mungkin 3.Menghindari terjadinya kerugian yang

lebih besar

Page 27: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

PRODUKSI SKALA BESAR (5)ex. Proses pembuatan cream Contoh In process control- Visual- Cek pH- Monitoring temperatur- Jumlah bahan aktif & bahan pembantu- Dll yang dianggap perlu

Page 28: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

PRODUKSI SKALA BESAR (6)ex. Proses pembuatan cream

Proses pendinginan (Critical step)

1. Pengaturan aliran steam vs air

2. Temperatur akhir yang diperlukan

3. Lama waktu pendinginan

4. Kecepatan pengadukan

5. Pendinginan bertahap

Page 29: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

Transfer dari produksi ke penyimpanan

tekanan homogenizer sampling QC labeling

Page 30: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

Lain-lain yang harus diperhatikan

Kebersihan ruangan Alat yang digunakan Kebersihan alat yang digunakan Kondisi ruangan Status kalibrasi alat ukur Perlengkapan operator Dokumentasi

Page 31: 5.6

EVALUASI SEDIAAN SEMI SOLIDASubtitle here

Page 32: 5.6

PERSYARATAN SEMI SOLIDA

Microbial content: do not need to be• sterile, but must meet the FDA• requirement of the test for absence of• bacteria such as S. areus and P.• aeruginosa for dermatological• products.• Packaging, storage, labeling: (label• should include the type of base used)• Additional standards: viscosity, in• vitro release

Page 33: 5.6

Viskositas

• Viskositas dapat mempengaruhi penghantaran obat dalan sediaan semi solid dan mempengaruhi kecepatan difusi obat. Viskositas yang tinggi memberikan kecepatan difusi dengan hambatan yang lebih tinggi dibandingkan viskositas rendah

• Untuk mempertahankan reprodusibilitas, penting untuk mempertahankan visositas dari batch ke batch

• Sebagian besar semi solid menunjukkan sifat non Newtonian

Page 34: 5.6

• Untuk semisolid, viskosimeter yang digunakan adalah: concentric cylinder, cone-plates dan spindles

Page 35: 5.6

(A) parallel plates, (B) cone and plate, (C) concentric cylinder (couette), and (D) solid or torsion 

Page 36: 5.6

Keseragaman kandungan

• Keseragaman kandungan adalah keseragaman jumlah bahan obat aktif dalam wadah, yang mengandung dosis dari produk topikal semipadat. Keseragaman dosis ditunjukkan oleh uji dari atas, tengah, dan bawah sampel (biasanya 0,25-1,0 g) yang diperoleh dari tube yang dipotong terbuka untuk mengambil sampel

Page 37: 5.6

pH

• Produk obat semisolild diuji untuk pH setiap batch dan ditunjuk stabilitas untuk pemantauan batch-to-batch.

• Karena bentuk sediaan semipadat mengandung air dalam jumlah sangat terbatas, pH pengukuran hanya digunakan sebagai ukuran kontrol kualitas

Page 38: 5.6

Ukuran partikel

• Ukuran partikel bahan obat dalam sediaan semipadat ditentukan dan dikontrol pada tahap pengembangan formulasi.

• Ketika diproduksi, produk obat semipadat harus diuji perubahan ukuran partikel atau setiap batch dan uji stabilitas ditunjuk titik waktu (untuk batch-to-batch monitoring)

• Perubahan ukuran partikel dapat membahayakan integritas dan / atau kinerja produk obat

Page 39: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

EVALUASI ESTETIKA

penampakan visual bau kemudahan dikeluarkan dari wadah sifat aplikasi (keras, lunak, mudah

menyebar) rasa setelah dioleskan (berminyak,

lengket, iritasi, bau)

Page 40: 5.6

Pelepasan Obat

• Pelepasan obat harus dilakukan sebagai pengujian performa sediaan akhir

Page 41: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

STABILITAS

Kapasitas suatu sediaan masih berada dalam batas spesifikasi yang dibutuhkan untuk menjamin kualitas, kadar, kualitas dan kemurniannya

Sangat penting untuk menjamin kualitas sampai ke tangan pasien

Page 42: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

INDIKATOR PERUBAHAN

warna menjadi pucat bau tengik perubahan rheologi perubahan fase (karena penyimpanan

suhu tinggi) perubahan ukuran partikel

Page 43: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

TAHAPAN UJI STABILITAS

tahap praformulasi tahap pengembangan formula tahap rencana produk tahap produk baru tahap produk yang sudah dipasarkan tahap produk yang diperbaiki

Page 44: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

5 MACAM STABILITAS

stabilitas kimia stabilitas fisika stabilitas mikrobiologi stabilitas terapi stabilitas toksikologi

Page 45: 5.6

kuliah semi solidaLucia Hendriati

KONDISI PENGAMATAN

Zona I : temperate (21oC/45 % RH) ex. Eropa Utara Zona II : Mediteranean (25oC/65% RH) ex. Eropa selatan, Amerika, Jepang Zona III : Hot & dry (30oC/35% RH) ex. Sahara Zona IV : Hot & wet (30oC/70% RH) ex. Indonesia, Afrika tengah