3
Mengembangkan artikulasi seimbang dengan gigi anatomis Pembukaan mandibular melibatkan rotasi kondilus pada sendi rahang bawah, diikuti dengan gerakan translansi ke eminensia artikularis. Oleh karena itu, ada pergerakan ke bawah yang curam pada rahang bawah karena kondilus bergerak di atas eminensia artikularis. Untuk menjaga artikulasi yang seimbang selama pergerakan lateral, inklinasi gigi antagonis pada sisi seimbang (balancing side) harus diitingkatkan. Inklinasi dari tonjol gigi tersebut kemudian mengimbangi pergerakan kondilus ke bawah pada sisi seimbang sehingga gigi posterior dapat berkontak. Pada sisi kerja, kondilus berotasi dan tidak bergerak ke bawah eminensia artikularis. Dengan demikian, condylar guidance berada pada posisi 0 derajat dan sudut tonjol gigi pada sisi kerja dangkal. Untuk menghasilkan sudut tonjol gigi yang dangkal pada sisi kerja dan sudut yang curam pada sisi seimbang, gigi molar harus diinklinasikan ke luar untuk mendapatkan kurva lateral yang seimbang. Dengan menginklinasikan gigi posterior ke bukal, sudut tonjol gigi yang berbeda dan efektif dapat diberikan pada kontak sisi kerja dan sisi seimbang. Derajat inklinasi lateral dari lereng tonjol yang berkontak tergantung kepada seberapa dekatnya jarak gigi dengan

58,59

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jiwo

Citation preview

Mengembangkan artikulasi seimbang dengan gigi anatomisPembukaan mandibular melibatkan rotasi kondilus pada sendi rahang bawah, diikuti dengan gerakan translansi ke eminensia artikularis. Oleh karena itu, ada pergerakan ke bawah yang curam pada rahang bawah karena kondilus bergerak di atas eminensia artikularis. Untuk menjaga artikulasi yang seimbang selama pergerakan lateral, inklinasi gigi antagonis pada sisi seimbang (balancing side) harus diitingkatkan. Inklinasi dari tonjol gigi tersebut kemudian mengimbangi pergerakan kondilus ke bawah pada sisi seimbang sehingga gigi posterior dapat berkontak. Pada sisi kerja, kondilus berotasi dan tidak bergerak ke bawah eminensia artikularis. Dengan demikian, condylar guidance berada pada posisi 0 derajat dan sudut tonjol gigi pada sisi kerja dangkal. Untuk menghasilkan sudut tonjol gigi yang dangkal pada sisi kerja dan sudut yang curam pada sisi seimbang, gigi molar harus diinklinasikan ke luar untuk mendapatkan kurva lateral yang seimbang. Dengan menginklinasikan gigi posterior ke bukal, sudut tonjol gigi yang berbeda dan efektif dapat diberikan pada kontak sisi kerja dan sisi seimbang. Derajat inklinasi lateral dari lereng tonjol yang berkontak tergantung kepada seberapa dekatnya jarak gigi dengan mekanisme kondilar di artikulator dan ukuran condylar guidance dan incisal guidance.Faktor yang mempengaruhi artikulasi seimbang adalah condylar guidance, incisal guidance, sudut tonjol gigi posterior, orientasi dataran oklusal dan derajat lengkung rahang (compensating curve). Sudut tonjol gigi posterior anatomis adalah 23 derajat. Sudut dataran penuntun insisal (incisal guidance) adalah inklinasi yang disediakan oleh dataran pununtun anterior (anterior guidance) di artikulator. Dimana ada tahap percobaan gigi anterior maksila dan mandibular, incisal guidance didapatkan, dan secara otomatis tetap kecuali kalau gigi anterior dihilangkan.

Artikulasi pada gigi posterior tanpa tonjol gigiEdentulus --> mudah dalam pembuatan gigi tiruan.Inklinasi dari Working cups dan balancing cups harus sama.Stabilisasi gigi tiruan tergantung dari sudut insisal dan mahkota gigi yang akan diganti. Gigi anterior: harus memperhatikan open bite dan estetik.Gigi posterior: deskripansi working side dan balancing side sama.

Artikulasi pada oklusi lingualPada gigi tiruan rahang atas, gigi posterior dengan inklinasi 33 derajat digunakan. Meskipun gigi rahang bawah memiliki tonjol gigi yang lebih dangkal, efisiensi pengunyahan yang baik dihasilkan karena adanya sudut tonjol gigi palatal yang tinggi. Artikulasi disederhanakan karena kontak gigi dibatasi, oleh karena itu penyusunan/ pengaturan gigi jauh lebih disederhanakan.

Sumber :Devlin H. Complete Dentures A Clinical Manual for The General Dental Practicioner. Germany: Springer, 2002: 69-70