22
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Kajian Teori Pada kajian teori ini akan dibahas tentang lansia (lanjut usia) dan depresi. 1. Lanjut Usia (Lansia) a. Definisi Lanjut usia adalah seorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial) (Sikhan, 2009). Hawari (2007) mengatakan bahwa lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individu.

61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kajian Teori

Pada kajian teori ini akan dibahas tentang lansia (lanjut usia) dan depresi.

1. Lanjut Usia (Lansia)

a. Definisi

Lanjut usia adalah seorang laki-laki atau perempuan yang berusia

60 tahun atau lebih, baik yang secara fisik masih berkemampuan

(potensial) maupun karena sesuatu hal tidak lagi mampu berperan secara

aktif dalam pembangunan (tidak potensial) (Sikhan, 2009).

Hawari (2007) mengatakan bahwa lansia adalah keadaan yang

ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan

terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan

penurunan kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara

individu.

Menurut Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 19

ayat 1 “Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya

mengalami perubahan biologis, fisik, sikap, pembaharuan akan

memberikan pengaruh pada keseluruhan aspek kehidupan termasuk

kesehatan”.

Page 2: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

8

b. Proses Menua

Berdasarkan teori “genetic clock”, tiap spesies mempunyai jam

genetik di dalam inti selnya yang telah diputar menurut replikasi tertentu.

Jam akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi bila tidak

diputar maka spesies akan meninggal. Dapat memutar jam lagi meski

beberapa waktu dengan pengaruh dari luar berupa peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit dengan obat atau tidakan tertentu. Dari hasil

penelitian bahwa nukleus yang menentukan jumlah replikasi, kemudian

menua dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994).

Menurut mutasi somatik “teori Error Catastrophe”, menua karena

kesalahan beruntun sepanjang kehidupan setelah berlangsung dalam waktu

yang cukup lama, kesalahan dalam proses transkripsi maupun translasi.

Kesalahan akan menyebabkan terbentuknya enzim yang salah dan terjadi

reaksi metabolisme yang salah sehingga mengurangi fungsi sel (Suhana &

Constantinides, 1994).

Rusaknya sistem imun tubuh, mutasi yang berulang atau perubahan

protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan

sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi

somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel,

maka dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang

mengalami perubahan sebagai sel asing dan menghancurkannya.

Perubahan inilah yang menjadi dasar peristiwa autoimun (Goldstein,

1989).

Page 3: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

9

Akibat radikal bebas, radikal bebas yang terbentuk dialam bebas

dan didalam tubuh jika fagosit pecah, dan sebagai produk samping

didalam rantai pernapasan mitokondria. Radikal bebas bersifat merusak,

karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein dan

asam lemak tidak jenuh. Walaupun telah ada sistem penangkal, namun

sebagian radikal bebas bisa lolos, bahkan makin lanjut usia makin banyak

terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel

makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati (Oen, 1993).

Proses menua terakhir akibat metabolisme, terdapat hubungan

antara tingkat metabolisme dengan panjang umur. Memperlihatkan bahwa

pengurangan intake kalori akan menghambat pertumbuhan dan

memperpanjang umur. Ternyata perpanjangan umur berasosiasi dengan

tertundanya proses degenerasi. Perpanjangan umur karena penurunan

jumlah kalori disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa

proses metabolisme. Terjadi penurunan hormon yang merangsang

poliferasi sel, misalnya insulin dan hormon pertumbuhan (Goldstein, et al,

1989).

c. Batasan Usia Lanjut

Negara-negara maju di Eropa dan Amerika menganggap batasan

tua ialah 65 tahun, dengan pertimbangan bahwa pada usia tersebut orang

akan pensiun, tetapi akhir-akhir ini telah dicapai konsensus sebagai batas

umur tersebut ialah 60 tahun (Word Health Organization (WHO), 1989).

Page 4: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

10

Menurut WHO (1989) ada empat tahapan yaitu : a) Usia

prtengahan (middle age) usia 45-59 tahun; b) Lanjut usia (elderly) usia 60-

74 tahun; c) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun; d) Usia sangat tua (very

old) usia >90 tahun.

Menurut Burnsie (1979), ada empat tahap lanjut usia yaitu: a)

Young old (usia 60-69 tahun); b) Middle age old (usia 70-79 tahun); c)

Old-old (usia 80-89 tahun); d) Very old-old (usia >90 tahun). Menurut

Hurlock (1979), perbedaan lanjut usia ada dua tahap : Early old age (usia

60-70 tahun) dan Advanced old age (usia 70 tahun).

Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas,

terdapat dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang

Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2.

d. Sindroma pada Lansia

Lansia yang mengalami masalah kesehatan berbeda dengan orang

dewasa muda lainnya, baik dari segi penyebab, perjalanan, maupun tanda

dan gejala penyakitnya. Akibatnya tatacara diagnosis atau asesmen pada

lansia juga berbeda (Stieglits, 2000).

Menurut The National Old People’s Welfare Council di Inggris

yang dikutip oleh Nugroho (2000) mengemukakan bahwa penyakit atau

gangguan umum pada lansia ada 12 macam, yakni: 1) Depresi; 2)

Gangguan pendengaran; 3) Bronkitis kronis; 4) Gangguan pada tungkai/

sikap berjalan; 5) Gangguan pada sendi; 6) Anemia; 7) Demensia; 8)

Gangguan penglihatan; 9) Ansietas; 10) Dekompensasi kordis; 11)

Page 5: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

11

Diabetes mellitus, osteomalisia, dan hipotiroidisme; 12) Gangguan pada

defekasi.

Menurut Brocklehurst (1987), beberapa problema klinik dari

penyakit pada lansia yang sering dijumpai antara lain: a) Sindroma

serebral; b) Patah tulang dan kelainan tulang; c) Inkontinensia; d)

Gangguan otonom; e) Jatuh; f) Gangguan kesadaran dan kognitif; g)

Dekubitus. Gangguan saraf otonom pada lansia bermanifestasi antara lain

gangguan pengaturan temperatur badan, gangguan gerakan kandung

kemih, esofagus dan usus besar (Martono, 2000). Gangguan motorik yang

dapat dicatat dan terlihat antara lain gaya jalan menyeret, posisi tubuh

membungkuk, gerakan jari seperti memilin pir, tremor dan asimetri tubuh

(Kaplan et al, 1997).

Selain pada gangguan fisik, pada lanjut usia juga rentang

mengalami gangguan mental dan memerlukan pengetahuan khusus

dikarenakan kemungkinan perbedaan manifestasi klinis, patogenesis dan

patofisiologi pada lansia (Weinberg, 1995). Beberapa masalah lansia

dibidang psikis antara lain kesepian, duka cita, depresi dan gangguan

cemas (Noviani & Martono, 2000).

e. Prevalensi

Untuk setiap 100 laki-laki di atas 65 tahun, ada 146 perempuan.

Rasio ini meningkat sebanding dengan peningkatan kelompok usia. Ada

100 laki-laki dan 122 perempuan di kelompok usia 65-69 dan 100 laki-laki

setiap 259 perempuan pada kelompok usia 85 ke atas (AARP, 1995).

Page 6: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

12

Meskipun wanita hidup lebih lama daripada laki-laki, ditahun setelah

mereka hidup sendiri banyak fungsi ADL (Activity of Daily Living) dalam

status tergantung dan membutuhan intervensi (Rogers, Rogers, Belangers,

1990). Sekitar 50% dari wanita di atas usia 65 adalah janda, dan ada

hampir 5 kali lebih banyak janda daripada duda (AARP, 1995).

Jumlah lansia akan naik lebih cepat daripada jumlah anak atau

jumlah pertumbuhan penduduk keseluruhan, golongan lansia di Indonesia

akan naik 39,6% setiap tahunnya, sedangkan angka pertumbuhan anak di

bawah 15 tahun hanya akan naik 5,6% setahun dalam kurun waktu tahun

1985-1995 (Supas, 1992).

Pada tahun 2000 jumlah orang lanjut usia diproyeksikan sebesar

7.28% dan pada tahun 2020 sebesar 11.34% (Supas, 1992). Dari data

USA-Bureau of the Cencus, bahkan Indonesia diperkirakan akan

mengalami pertambahan warga lansia terbesar diseluruh dunia, antara

tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella & Taeuber, 1993).

2. Depresi

a. Definisi

Depresi adalah bentuk yang paling parah dari gangguan mood. Ini

hanya melibatkan keadaan tertekan. Bentuk yang kurang parah dari

gangguan ini dikenal sebagai gangguan dysthymic. Gangguan fluktuasi

suasana hati yang paling parah adalah gangguan bipolar. Bentuk yang

kurang parah dari gangguan ini adalah gangguan cyclothymic (American

Association Psychoatric (APA), 1994). Dr. Trisnia (1991) menyebutkan

Page 7: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

13

bahwa depresi adalah suatu perasaaan sendu atau sedih yang biasanya

disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh, mulai dari

perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya.

Menurut ICD (International Classification Diagnostic) dikutip oleh

Adelman & Daily (2001), depresi adalah penurunan mood yang

berkepanjangan. ICD juga mengidentifikasi gangguan depresi berdasarkan

tingkat keparahan dan mengidentifikasi tiga gejala utama yaitu : mood

yang buruk, anhedonia (kehilangan rasa senang pada kegiatan yang

sebelumnya terasa menyenangkan), dan penurunan energi (atau

peningkatan rasa mudah lelah). Diagnosis episode depresi ringan dapat

ditegakkan bila terdapat setidaknya dua dari tiga gejala utama dan dua dari

gejala berikut : penurunan konsentrasi dan perhatian; penurunan rasa

percaya diri dan harga diri; perasaan bersalah dan tidak berharga; merasa

putus asa mengenai masa depannya; pikiran untuk melukai diri sendiri;

gangguan tidur; dan peningkatan atau penurunan napsu makan. Untuk

episode depresi sedang terdapat enam gejala, termasuk setidaknya dua dari

gejala utama harus ada, dimana keseluruhan gejala ini harus

mengakibatkan gangguan aktivitas sehari-hari yang cukup bermakna.

Episode depresi yang berat ditetapkan berdasarkan setidaknya delapan

gejala, termasuk seluruh tiga gejala utama, yang mengakibatkan tekanan

yang bermakna atau mengganggu kehidupan sehari-hari.

Page 8: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

14

b. Macam Depresi

1) Depresi Mayor atau Depresi Berat

Gejala yang paling sering dikaitkan dengan depresi berat adalah

kesedihan, air mata, merasa hampa dan tidak berharga, perubahan

dalam kebiasaan makan dan tidur, memperlambat gerakan, keluhan

kelelahan, konsentrasi menurun, dan pikiran bunuh diri. Untuk

diagnosis depresi berat, gejala-gejala ini harus berlangsung minimal 2

minggu. Seringkali, orang tua menyalahkan disfungsi pada masalah

fisik daripada depresi. Lansia depresi lebih mungkin untuk

mengabaikan kebersihan diri mereka. Lansia juga lebih berhasil dari

orang lain ketika mereka mencoba untuk bunuh diri (Busse & Blazer,

1989).

Depresi berat dapat terjadi sebagai akibat dari peristiwa

kehidupan, seperti kehilangan pasangan, rumah dan peran profesional.

Akibatnya depresi dapat disebut reaktif karena orang tersebut bereaksi

terhadap peristiwa dalam cara yang berlebihan. Jika tidak ada sebab

atau situasi yang jelas yang menimubulkan depresi, disebut endogen

(berasal dari dalam orang tersebut) (Busse & Blazer, 1989).

Tingkat gangguan depresi mayor nonpsikotik menurut DSM-IV

(Diagnostic and Statistic Manual) tahun 1995 meliputi gangguan

depresi mayor ringan, sedang dan parah, dapat diuraikan sebagai

berikut: 1) Ringan: beberapa, jika ada, gejala yang melebihi dari yang

diperlukan untuk membuat diagnosis dan gejala hanya menyebabkan

Page 9: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

15

gangguan ringan dalam fungsi pekerjaan atau aktivitas sosial yang biasa

dilakukan atau hubungan dengan orang lain. 2) Sedang: gejala atau

gangguan fungsional berada diantara ringan dan berat. 3) Parah:

beberapa gejala melebihi dari yang diperlukan untuk memnuat

diagnosis, dan gejala dengan jelas mengganggu fungsi pekerjaan atau

aktivitas sosial yang biasa dilakukan atau hubungan dengan orang lain.

Tingkat depresi dibedakan dalam depresi ringan, sedang dan berat

sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap

fungsi kehidupan seseorang (Maslim, 2001).

2) Distimia atau Depresi Ringan

Depresi ringan atau gangguan dysthymic dapat mengganggu

sosialisasi dan kelangsunagn hidup. Lansia dengan disthimia memiliki

banyak gejala yang berhubungan dengan depresi berat, meskipun dalam

bentuk yang kurang melemahkan. Gejala disthimia dianggap

karakteristik kepribadian karena mereka telah hadir selama bertahun-

tahun (APA, 1994). Gejala depresi menjadi bagian dari diagnosis ketika

mereka merusak fungsi lansia sehingga tidak mampu melakukan tugas-

tugas yang diperlukan (Busse & Blazer 1989).

c. Etiologi

Kontribusi genetik tampak jelas dapat menyebabkan depresi. Stres,

stres kronis dapat meningkatkan kadar kortisol dan hal ini dapat

mengakibatkan penurunan mood melalui mekanisme penurunan ekspresi

Page 10: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

16

neurotropin, yang berperan penting dalam pertumbuhan neuron (Mary,

2013).

Faktor psikososial terpenting yang terkait adalah kejadian terkini

dalam hidup yang tidak menyenangkan (seperti kehilangan atau penurunan

kesehatan fisik), kehilangan orang tua dan tekanan yang berat atau

penyiksaan masa kanak-kanak. Keadaan lain adalah pengangguran dan

kurangnya hubungan kepercayaan (Mary & Cooper, 2013).

Beberapa penyakit fisik (hampir semua gangguan endokrin,

berbagai jenis kanker, beberapa infeksi virus) dan beberapa jenis obat

(termasuk steroid, obat anihipertensi dan kontrasepsi oral) secara spesifik

berhubungan dengan depresi. Wanita biasanya lebih rentan terkena

episode depresi pada minggu-minggu setelah melahirkan (Mary & Cooper,

2013).

d. Tanda dan Gejala

Berdasarkan pada DSM-IV (1995) tanda dan gejala yang timbul

pada pasien depresi adalah : a) Lima (atau lebih) gejala berikut selama

periode yang sama dalam dua minggu dan mewakili perubahan dari fungsi

sebelumnya, setidaknya satu dari gejala merupakan perasaan depresi atau

kehilangan minat atau kesenangan, meliputi: 1) Mood depresi hampir

sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang ditunjukkan oleh salah satu

laporan subyektif (misalnya, merasa sedih atau kosong) atau pengamatan

yang dibuat oleh lain (misalnya,. Muncul menangis); 2) Terlihat minat

yang berkurang atau kesenangan dalam semua, atau hampir semua,

Page 11: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

17

kegiatan hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang

ditunjukkan oleh salah satu akun subyektif atau pengamatan yang

dilakukan oleh orang lain; 3) Penurunan berat badan yang cukup besar bila

tidak diet (misalnya, perubahan lebih dari 5% dari berat badan dalam satu

bulan) atau meningkatkan atau menurunkan nafsu makan hampir setiap

hari; 4) Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari; 5) Psikomotor

agitasi atau retardasi hampir setiap hari, diamati oleh orang lain, bukan

hanya perasaan subjektif kegelisahan atau sedang melambat; 6) Kelelahan

atau kehilangan energi hampir setiap hari; 7) Perasaan tidak berharga atau

bersalah yang berlebihan atau tidak, yang mungkin delusi, hampir setiap

hari, bukan hanya menyalahkan diri sendiri atau bersalah tentang sakit; 8)

Kemampuan berkurang untuk berpikir atau berkonsentrasi, hampir setiap

hari, baik oleh akun subyektif atau seperti yang diamati oleh orang lain; 9)

Pikiran berulang tentang kematian, bukan hanya takut mati, ide bunuh diri

berulang tanpa rencana khusus, atau usaha bunuh diri atau rencana khusus

untuk melakukan bunuh diri. Gejala yang lain: b) Tidak memenuhi kriteria

untuk episode campuran (mania); c) Gejala menyebabkan distress klinis

signifikan atau gangguan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau lainnya

yang penting dari peran; d) Gejala tersebut tidak disebabkan oleh efek

fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, penyalahgunaan obat, obat)

atau kondisi medis umum (misalnya, hipotiroidisme).

Page 12: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

18

e. Prevalensi

Para peneliti melaporkan statistik bervariasi pada prevalensi

depresi di antara penduduk tua. Beberapa studi menunjukkan bahwa

sekitar 5% dari mereka lebih dari 65 sudah aktif, gangguan mood saat ini

(Birren, Sloane & Cohen, 1992). Penelitian lain menunjukkan bahwa 25%

dari orang tua mengalami bentuk depresi (Johnson, 1995). Dengan usia 70

tahun, sekitar 6% dari orang tua memiliki gangguan mood (Busse &

Blazer, 1989). Depresi dan semua bentuk lain dari penyakit mental

dilaporkan menjadi lebih umum dikalangan orang tua di institusi

dibandingkan di masyarakat (George, 1993).

Lansia perempuan lebih mungkin menjadi depresi dibandingkan

laki-laki tua. Meskipun penduduk lansia lebih banyak perempuan daripada

laki-laki, angka pada prevalensi depresi dihitung secara proporsional

(Busse & Blazer, 1989).

Resiko selama masa hidup terkena penyakit depresi berkisar antara

10-20%, dengan angka kejadian hampir dua kali lipat pada wanita.

Prevalensi tertinggi pada usia menengah dan tua. Depresi lebih sering

ditemukan pada daerah perkotaan dibandingkan pedesaan dan terutama

terjadi pada wanita dari kelas sosio-ekonomi rendah (Mary & Katona,

2013).

B. Kerangka Teori

Setelah seseorang memasuki masa lansia terjadi beberapa perubahan

diantaranya perubahan fisik, perubahan kognitif dan perubahan psikososial.

Page 13: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

Perubahan Psikososial

Perubahan Kognitif

Perubahan Fisik

19

Dari ketiga perubahan tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya depresi

pada lansia. Akibat dari depresi yang dialami lansia dapat menimbulkan

minat dalam melakukan kegiatan menurun, berat badan menurun, konsentrasi

dan berpikir terjadi penurunan menjadi lebih lambat, insomnia atau

hipersomnia, kehilangan energi sehingga malas beraktivitas dan memiliki

perasaan bersalah.

Gambar 2.1 Kerangka Teori

C. Kerangka Berpikir

Dengan menggunakan responden lansia yang mengambil karakteristik

pada aspek jenis kelamin, usia lebih dari 60 tahun, status pernikahan, tingkat

pendidikan terakhir lansia, lamanya penyakit penyerta yang diderita, dan

pekerjaan lansia sekarang. Akan dilakukan pengukuran tingkat depresi lansia

menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale. Hasilnya,

Lansia

- Minat dalam kegiatan menurun- Berat badan menurun- Insomnia atau hipersomnia- Kehilangan energi- Perasaan bersalah- Konsentrasi & berpikir menurun

Depresi

Page 14: 61.8.75.22661.8.75.226/itblog/attachments/article/1214/BAB II.docx  · Web viewRadikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, ... stres

Lansia di Donohudan, Ngemplak, Boyolali

Tingkat depresi pada lansia

Instrumen Geriatric Depression Scale

Normal Ringan Berat

20

dikelompokan pada tingkat lansia normal, depresi ringan dan berat. Maka

akan didapat tujuan dari penelitian yaitu gambaran tingkat depresi pada lansia

di Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Sultan Agung.

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir