19
FANTOM KURETASE Penyaji: 1. Nur Dewi Anggraini 04104705016 2. Almubdi Jaya 04104705109 3. Intan Noor Indah 04104705111 4. Lili Suci Adianti 54071001028 5. Veni Rosita Dewi 54071001090 Pembimbing: dr. Awan Nurtjahyo Sp.OG (K) BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT DR.MOHAMMAD HOESIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011

62825705 Phantom Kuret

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obgyn

Citation preview

FANTOM

KURETASE

Penyaji:

1. Nur Dewi Anggraini 04104705016

2. Almubdi Jaya 04104705109

3. Intan Noor Indah 04104705111

4. Lili Suci Adianti 54071001028

5. Veni Rosita Dewi 54071001090

Pembimbing:

dr. Awan Nurtjahyo Sp.OG (K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT DR.MOHAMMAD HOESIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

LEMBARAN PENGESAHAN

Fantom dengan judul:

Kuretase

Disusun oleh :

1. Nur Dewi Anggraini 04104705016

2. Almubdi Jaya 04104705109

3. Intan Noor Indah 04104705111

4. Lili Suci Adianti 54071001028

5. Veni Rosita Dewi 54071001090

Yang akan dipresentasikan pada tanggal 17 Juni 2011

Telah disahkan sebagai syarat dalam menyelesaikan KKS di Bagian Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 06 juni – 01

agustus 2011.

Pembimbing

dr. Awan Nurtjahyo SpOG (K)

KURETASE

Prosedur kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang

melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi

instrumen (sendok kuret) ke dalam kavum uteri. Sendok kuret akan melepaskan

jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara sistematik.

INDIKASI

Kuretase pada Abortus:

o Abortus inkomplit

o Abortus septik

Kuretase pada Paska Persalinan:

o Sisa Plasenta

o Sisa Selaput Ketuban

Gunakan secara hati-hati pada

o Abortus yang disertai cedera intra abdomen (perlu tindakan laporotomi).

o Abortus mola.

o Abortus terkomplikasi (syok hipovolemik) yang belum dapat di koreksi.

PROSEDUR KURETASE PASCA PERSALINAN

PENGERTIAN

Pada prinsipnya, tindakan kuretase adalah serangkaian proses dengan

memanipulasi jaringan dan instrumen untuk melepas jaringan yang melekat pada

dinding uteri, dengan jalan mengerok jaringan tersebut secara sistematis. Kuretase

pascapersalinan menjadi khusus karena dilakukan setelah lahir dan sebagian dari

jaringan plasenta masih melekat pada dinding kavum uteri.Uterus masih

berukuran cukup besar dan lunak sehingga risiko tindakan ini cukup

tinggi.Instrumen atau sendok kuret yang dipergunakan adalah sendok besar

dengan tangkai yang lebih panjang dan (dirancang khusus). Untuk fiksasi porsio,

digunakan klem ovum (Fenster atau Foerster clamp).

INDIKASI

Sisa plasenta (pascapersalinan).

Sisa selaput ketuban.

Gunakan secara hati-hati pada

Sisa plasenta dengan keadaan umum yang jelek atau dengan komplikasi :

o Syok hipovolemik,

o Syok septik,

o Infeksi berat.

Sisa plasenta akreta yang melekat erat/tertanam pada dinding uterus.

Alat-alat kuret:

a. Cunam tampon: 1

b. Cunam peluru atau tenakulum: 1

c. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 2

d. Sendok kuret: 1 set

e. Penala kavum uteri (Uterine Sound/Sondage): 1

f. Spikulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1

g. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai: 2

KURETASE PADA ABORTUS INKOMPLIT

LANGKAH/KEGIATAN KASUSPERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda adalah petugas yang akan melakukan tindakan medik.2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan Abortus Inkomplit3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah diduga sebelumnya maupun tidak.1. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut di atas.5. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk

mendapatkan penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti.6. Setelah pasien dan keluarga mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis,

dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan.

7. Masukkan lembar Persetuan Tindakan Medik yang telah diisi dan ditandatangani ke dalam catatan medik pasien.8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi.PERSIAPAN SEBELUM TINDAKANA. PASIEN9. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.10. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardipulmoner.11. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah12. Medikamentosa a. Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kgBB, Ketamin HCl 0,5 mg/kgBB, Tramadol 1-2 mg/kgBB) b. Sedativa (Diazepam 10mg) c. Atropin Sulfat (0,25-0,50mg/ml)13. Larutan antiseptik (Povidon iodin 10%)14. Oksigen dengan regulator15. Instrumen a. Cunam tampon: 1 b. Cunam peluru atau tenakulum: 1 c. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 2 d. Sendok kuret: 1 set e. Penala kavum uteri (Uterine Sound/Sondage): 1 f. Spikulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1 g. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai: 2B. PENOLONG (Operator dan Asisten)16. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, marker dan kacamata pelindung: 3 set

17. Sarung tangan DTT/Steril: 4 pasang18. Alas kaki (Sepatu/boot karet): 3 pasang19. Instrumen a. Lampu sorot: 1 b. Mangkok logam: 2 c. Penampung darah dan jaringan: 1PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN20. Cuci tangan dan lengan dengan sabun hingga ke siku dibawah air Mengalir21. Keringkan tangan dengan handuk DTT/Steril22. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker, dan kacamata Pelindung23. Pakai sarung tangan DTT/Steril24. Pasien dengan posisi lithotomi, pasangkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain (ingat: sarung tangan tidak boleh menyentuh bagian yang tidak aman)TINDAKAN25. Instruksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgetika melalui karet infus (Pethidin diberikan secara intramuskuler)26. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri sisihkan labium mayus ke kiri dan kanan ke lateral hingga tampak muara urethra. Masukkan kateter ke urethra dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan hingga 0,5cm. Pindahkan telunjuk kiri ke dinding depan vagina (dasar urethra) dorong kateter (dengan tuntunan telunjuk kiri) hingga memasuki kandung kemih (keluar air kemih)27. Setelah kandung kemih dikosongkan, lepaskan kateter, masukkan ke dalam tempat yang tersedia. Buka introitus vagina dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke dalam lumen vagina, pindahkan tangan kiri ke perut bawah (suprasimfisis) untuk memeriksa besar dan lengkung uterus, bukaan serviks, jaringan yang terkumpul di vagina atau terjepit di kanalis servisis (pemeriksaan dalam)28. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, bersihkan darah atau jaringan yang melekat di sarung tangan, lepaskan sarung tangan secara terbalik29. Pakai sarung tangan DTT/ steril yang baru30. Pegang speculum Sim’s/L dengan tangan kanan masukkan bilahnya secara vertical kedalam vagina, setelah itu putar kebawah sehingga posisi bilah menjadi transversal

31. Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada posisinya32. Dengan sedikit menarik spekulum bawah (hingga lumen vagina tampak jelas) masukkan bilah spekulum atas secara vertikal kemudian putar dan tarik keatas hingga jelas terlihat serviks.33. Minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisinya

3 34. Jepit kapas (yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersihkan jaringan dan darah dalam vagina. Tentukan bagian serviks yang akan dijepit (posisi jam 11 dan 13)

35. Dengan tangan kanan, jepit serviks dengan tenakulum, setelah terjepit dengan baik pegang gagang tenakulum dengan tangan kiri36. Lakukan pemeriksaan dalam dan lengkung uterus dengan penala (Uterine Sound/Soundage)37. Sementara tangan kiri menahan serviks, masukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan kanalis servisis hingga menyentuh fundus uteri keluarkan dulu jaringan yang tertahan pada kanalis)38. Lakukan pengambilan jaringan dengan jalan membuka dan menutup klem (dorong klem dalam keadaan terbuka hingga menyentuh fundus kemudian tutup dan tarik). Pilih klem ovum yang mempunyai permukaan bulatan, halus, rata, agar tidak melukai dinding dalam uterus39. Keluarkan klem ovum jika dirasakan sudah tidak ada lagi jaringan yang terjepit/keluar40. Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk, masukkan ujung sendok kuret (sesuai lengkung uterus) melalui kanalis servisis kedalam uterus hingga menyentuh fundud uteri41. Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum jam, hingga bersih (seperti mengenai bagian bersabut)42. Untuk dinding cavum uteri yang berlawanan dengan lengkung cavum uteri, masukkan sendok kuret dengan lengkung uteri, setelah mencapai fundus, putar gagang sendok 180 derajat baru lakukan pengerokan43. Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang menggenangi lumen vagina bagian belakang44. Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks45. Lepaskan spekulum atas46. Keluarkan spekulum bawah 47. Sebelum melepas sarung tangan, kumpulkan dan masukkan instrumen kedalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5%48. Kumpulkan bahan habis pakai yang terkena darah atau cairan tubuh pasien, masukkan ketempat sampah yang tersedia49. Bubuhi benda-benda dalam kamar tindakan yang terkena cairan tubuh atau darah pasien dengan cairan klorin 0,5%50. Bersihkan sarung tangan dari noda darah dan cairan tubuh pasien kemudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam cairan klorin 0,5%CUCI TANGAN PASKA TINDAKAN51. Setelah melepas sarung tangan, cuci tangan kembali dengan sabun, dibawah air mengalir52. Keringkan tangan dengan handuk/tissue yang bersih53. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan beri instruksi apabila terjadi kelainan/komplikasi54. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan didalam kolom yang tersedia dalam status pasien. Bila keadaan umum pasien cukup baik, setelah cairan habis, lepaskan peralatan infus55. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan pasien

56. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilakukan tetapi pasien masih memerlukan perawatan57. Bersama petugas yang akan merawat pasien, jelaskan jenis perawatan yang masih diperlukan 58. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi perawatan dan pengobatan serta laporkan segera bila pemantauan lanjut ditemukan perubahan-perubahan seperti yang ditulis dalam catatan pasca tindakan

KURETASE PASCA PERSALINAN

LANGKAH/KEGIATAN KASUSPERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda adalah petugas yang akan melakukan tindakan medik.2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan sisa plasenta3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah diduga sebelumnya maupun tidak2. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang penjelasan tersebut di atas5. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk

mendapatkan penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti6. Setelah pasien dan keluarga mengerti dan memberikan persetujuan untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis,

dengan mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan7. Masukkan lembar Persetuan Tindakan Medik yang telah diisi dan ditandatangani ke dalam catatan medik pasien8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksiPERSIAPAN SEBELUM TINDAKANA. PASIEN9. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun10. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.11. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah12. Medikamentosa a. Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kgBB, Ketamin HCl 0,5 mg/kgBB, Tramadol 1-2 mg/kgBB) b. Sedativa (Diazepam 10mg) c. Atropin Sulfat (0,25-0,50mg/ml)13. Larutan antiseptik (Povidon iodin 10%)14. Oksigen dengan regulator15. Instrumen a. Cunam tampon: 1 b. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 1 c. Sendok kuret pasca persalinan: 1 set d. Spikulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1 e. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai: 2B. PENOLONG (Operator dan Asisten)16. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, marker dan kacamata pelindung: 3 set17. Sarung tangan DTT/Steril: 4 pasang18. Alas kaki (Sepatu/boot karet): 3 pasang19. Instrumen a. Lampu sorot: 1

b. Mangkok logam: 2 c. Penampung darah dan jaringan: 1PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN20. Cuci tangan dan lengan dengan sabun hingga ke siku dibawah air Mengalir21. Keringkan tangan dengan handuk DTT/Steril22. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker, dan kacamata Pelindung23. Pakai sarung tangan DTT/Steril24. Pasien dengan posisi lithotomi, pasangkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain TINDAKAN25. Instruksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgetika melalui karet infus (Pethidin diberikan secara intramuskuler)26. Sisihkan labium mayus kiri dan kanan ke lateral hingga muara urethra tampak jelas. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, masukkan kateter hingga 0,5cm. Pindahkan telunjuk kiri ke dinding depan vagina (dasar urethra) dorong kateter ke kandung kemih27. Setelah kandung kemih dikosongkan, cabut kateter, dan letakkan di dalam wadah yang tersedia. Buka introitus vagina dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, masukkan jari telunjuk dan tengah ke dalam lumen vagina. Pindahkan tangan kiri ke suprasimfisis (pemeriksaan bimanual). Tentukan besar uterus dan bukaan serviks. Setelah pemeriksaan selesai, masukkan tangan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan bekas cairan tubuh pasien, kemudian lepaskan sarung tangan tersebut secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%28. Pakai sarung tangan DTT/ steril yang baru29. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, buka labium mayus kanan dan kiri ke lateral sehingga introitus vagina tampak dengan jelas, ambil spekulum Sim’s atau L dengan tangan kanan, masukkan bilahnya secara vertikal, kemudian putar ke bawah30. Ambil speculum Sim’s berikutnya dengan tangan kiri, masukkan bilahnya secara vertical (di atas bilah spekulum bawah) kemudian putar dan tarik keatas sehingga portio tampak dengan jelas

31. Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah, pertahankan pada posisinya semula32. Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik kemudian bersihkan lumen vagina dan portio. Buang kapas tersebut dalam tempat sampah yang tersedia, kembalikan cunam ke tempat semula33. Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas portio (perbatasan antara kuadran atas kiri dan kanan atau pada jam 12)

3 34. Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok kuret 4 pasca persalinan dengan tangan kanan, pegang diatara ibu jari

5 dan telunjuk (gagang sendok berada pada telapak tangan) 6 kemudian masukkan hingga menyentuh fundus

35. Minta asisten untuk memegang gagang klem ovum, telapak tangan kiri menahan bagian atas fundus uteri (sehingga penolong dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret)36. Memasukkan lengkung sendok kuret, disesuaikan dengan  lengkung kavum uteri kemudian lakukan pengerokan dinding uterus bagian depan searah jarum jam, secara sistematis. Keluarkan jaringan plasenta (dengan sendok kuret) dari kavum Uteri37. Memasukkan ujung sendok sesuai dengan lengkung kavum uteri, setelan sampai fundus, kemudian putar 180 derajat lalu bersihkan dinding belakang uterus. Keluarkan jaringan yang ada38. Kembalikan sendok kuret ke tempat semula, pegang kembali gagang klem ovum dengan tangan kiri39. Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersihkan darah dan jaringan dalam lumen vagina40. Lepaskan jepitan klem ovum pada portio41. Lepaskan spekulum atas dan bawah42. Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%43. Bersihkan noda darah dan cairan tubuh dengan larutan antiseptik DEKONTAMINASI44. Sebelum melepas sarung tangan, kumpulkan semua instrumen dan masukkan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%45. Kumpulkan bahan habis pakai, masukkan ke dalam tempat sampah yang tersedia46. Bubuhi larutan klorin 0,5% pada benda atau bagian-bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh pasien47. Masukkan tangan ke dalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5% bersihkan sarung tangan dari darah atau cairan tubuh pasien kemudian lepaskan sarung tangan secara terbalik dan rendam di dalam wadah tersebutCUCI TANGAN PASKA TINDAKAN48. Cuci tangan dan lengan (hingga siku) dengan sabun, dibawah air yang mengalir49. Keringkan tangan dan lengan dengan handuk/tissue yang bersihPERAWATAN PASCA BEDAH50. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan beri instruksi apabila terjadi kelainan/gangguan pasca tindakan51. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom yang tersedia dalam catatan medik pasien52. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien (bila diperlukan pitosin drip atau pemberian obat melalui infus, pertahankan peralatan infus. Bila keadaan umum pasien baik, lepaskan peralatan infus)53. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah

selesai dan pasien masih memerlukan perawatan lanjutan54. Bersama petugas yang akan melakukan perawatan, jelaskan kepada pasien jenis dan lama perawatan serta laporkan pada petugas tersebut bila ada keluhan/gangguan pasca tindakan 55. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi pengobatan dan perawatan dan laporkan segera bila pada pemantauan lanjut, ditemukan perubahan-perubahan seperti yang ditulis dalam catatan pasca tindakan