9
Artikel Penelitian Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009 Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient dan Profil Lipid Serum Perempuan Obes Nur Asiah Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan pengaruh diet rendah kalori seimbang terhadap resting energy expenditure, respiratory quotient dan profil lipid serum perempuan obes dalam rangka menurunkan morbiditas dan mortalitas penderita obesitas. Penelitian dilakukan di RS Sumber Waras Jakarta pada tahun 2002. Metode yang dilakukan adalah eksperimental tanpa pembanding dengan pre-dan post-pemberian diet rendah kalori seimbang sebesar 1000 Kkal/hari dengan komposisi 55% karbohidrat, 20% protein dan 25% lemak selama 14 hari terhadap 38 perempuan obes berusia 19-55 tahun. Pengukuran yang dilakukan adalah data karakteristik demografi, asupan energi dan makronutrien, antropometri, resting energy expenditure (REE), respiratory quotient (RQ) dan profil lipid serum (kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL dan kolesterol LDL). Setelah pemberian diet rendah kalori seimbang selama 14 hari terjadi penurunan bermakna dari berat badan 2,5%, indeks massa tubuh 2,8%, massa lemak 14%, peningkatan massa tubuh bebas lemak 1,4%, penurunan lingkar pinggang 2,5%, RQ 4,8%, kolesterol total 6,7%, trigliserida 22,9%, kolesterol LDL 4,2% dan kolesterol HDL 5,5% tetapi tidak menurunkan REE secara bermakna (4,4%). Pemberian diet rendah kalori seimbang dapat menurunkan REE, RQ dan memperbaiki profil lipid. Kata kunci: diet rendah kalori seimbang, resting energy expenditure, respiratory quotient, lipid, obes 378

661-710-1-PB

Embed Size (px)

DESCRIPTION

11

Citation preview

  • Artikel Penelitian

    Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009

    Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbangterhadap Resting Energy Expenditure,

    Respiratory Quotient dan Profil Lipid SerumPerempuan Obes

    Nur Asiah

    Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

    Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan pengaruh diet rendahkalori seimbang terhadap resting energy expenditure, respiratory quotient dan profil lipidserum perempuan obes dalam rangka menurunkan morbiditas dan mortalitas penderita obesitas.Penelitian dilakukan di RS Sumber Waras Jakarta pada tahun 2002. Metode yang dilakukanadalah eksperimental tanpa pembanding dengan pre-dan post-pemberian diet rendah kaloriseimbang sebesar 1000 Kkal/hari dengan komposisi 55% karbohidrat, 20% protein dan 25%lemak selama 14 hari terhadap 38 perempuan obes berusia 19-55 tahun. Pengukuran yangdilakukan adalah data karakteristik demografi, asupan energi dan makronutrien, antropometri,resting energy expenditure (REE), respiratory quotient (RQ) dan profil lipid serum (kolesteroltotal, trigliserida, kolesterol HDL dan kolesterol LDL). Setelah pemberian diet rendah kaloriseimbang selama 14 hari terjadi penurunan bermakna dari berat badan 2,5%, indeks massatubuh 2,8%, massa lemak 14%, peningkatan massa tubuh bebas lemak 1,4%, penurunan lingkarpinggang 2,5%, RQ 4,8%, kolesterol total 6,7%, trigliserida 22,9%, kolesterol LDL 4,2% dankolesterol HDL 5,5% tetapi tidak menurunkan REE secara bermakna (4,4%). Pemberian dietrendah kalori seimbang dapat menurunkan REE, RQ dan memperbaiki profil lipid.Kata kunci: diet rendah kalori seimbang, resting energy expenditure, respiratory quotient,lipid, obes

    378

  • Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009

    The Effect of Balanced Low Calory Diet or Resting Energy Expenditure,Respiratory Quotient and Serum Lipid Profile of Obese Women

    Nur Asiah

    Nutrition Departement University of Padjadjaran

    Abstact: The objective of this study was to identify the effect of balanced low calory diet on restingenergy expenditure (REE), respiratory quotient (RQ) and serum lipid profile of obese women inreducing morbidity and mortality of obese people. The study was done in Sumber Waras HospitalJakarta in 2002. The study was an experimental, pre-and post-balanced low calory diet (1000Kcals/day, 55% carbohydrate, 20% protein, and 25% fat) for 14 days. Thirty eight obese women,19-55 years old had beed selected as subjects according to the inclusion ad exclusion criteria. Thedata collected were social and demographic characteristics, energy and macronutrient intake,anthropometric REE, RQ, level of serum cholesterol, triglyceride, LDL cholesterol and HDLcholesterol. After 14 days balanced low calory diet, there were significant reduction o body weight2.6% (p=0.001), body mass index 2.8% (p=0.001), percentage of fat mass 1.4% (p=0.001),increament percentage of fat free mass 1.4% (p=0.001), reduction of waist circumference 2.5%(p=0.001), unsignificant reduction of REE 4.4% (p=0.071), significant reduction of RQ 4.8%(p=0.036), level of total serum cholesterol 6.7% (p=0.001), triglyceride 22.9% (p=0.001), LDLcholesterol 4.2% (p=0.027) and HDL cholesterol 5.5% (p=0.004). Balanced low alory diet washa beed shown to reduce body weight, body mass index, percentage of fat mass, to increasepercentage of fat free mass, to reduce waist to hip ratio, RQ, level of total serum cholesterol,triglyceride, LDL cholesterol and HDL cholesterol of obese women significantly, but didnotreduce REE significantly.Keywords: low balanced calory diet, resting energy expenditure, respiratoey quotient, lipid, obes

    PendahuluanJumlah penderita obesitas di Indonesia semakin

    meningkat. Hasil penelitian epidemiologi di Jakarta dalamperiode 10 tahun (tahun 1982 dan 1992-1993) menunjukkanadanya peningkatan persentase penderita obesitas (indeksmassa tubuh atau IMT >25 Kg/m2), dari 4,2% menjadi 10,9%di Koja, Jakarta Utara, dan dari 7,1% menjadi 24,1% di KayuPutih, Jakarta Timur.1

    Obesitas dapat menimbulkan penyakit-penyakit kronikseperti hipertensi, aterosklerosis dan dislipidemia, yangmerupakan faktor-faktor risiko terjadinya penyakit kardio-vaskuler (PKV).2 Timbunan lemak viseral di daerah abdomendihubungkan dengan peningkatan kadar kolesterol total,trigliserida dan kolesterol LDL serta penurunan kolesterolHDL, yang merupakan faktor-faktor risiko terjadinya PKV.3

    Usaha mempertahankan berat badan (BB) yang telahturun setelah penderita obesitas menjalankan diet, merupakankesulitan bagi banyak orang. Para peneliti menduga terjadiefisiensi metabolik berupa penurunan resting energy expen-diture (REE), yaitu suatu usaha adaptasi tubuh untukmempertahankan massa tubuh agar tidak lebih banyak lagiyang hilang setelah berat badan turun.4 REE merupakanenergi yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankanfungsi-fungsi tubuh dalam keadaan istirahat yang besarnya

    10% di atas laju metabolisme basal.5 Suatu penelitian telahmembuktikan terjadinya penurunan REE pada subjek obesyang menurunkan berat badannya. Penurunan REE terjadikarena berkurangnya massa tubuh dan menurunnya asupanmakanan.6

    Respiratory quotient (RQ) adalah perbandinganbanyaknya CO2 yang dihasilkan terhadap O2 yang dikon-sumsi dalam mengoksidasi substrat sebagai bahan bakar yangdiperlukan untuk menghasilkan energi.7 Para penelitimembuktikan bahwa jumlah lemak yang dioksidasi dalamtubuh penderita obesitas lebih rendah dibandingkan denganorang berberat badan normal, sehingga jika dilakukanpemeriksaan RQ pada penderita obesitas, nilai RQ-nya akanlebih besar dibandingkan orang berberat lemak tubuh yangdioksidasi.8

    Jenis-jenis diet untuk menurunkan berat badan denganmenurunkan asupan kalori bervariasi, terdiri dari diet rendahkalori yang besarnya 800-1500 Kkal, diet sangat rendah kalorisebesar 200-800 Kkal, dan diet starvation, yaitu tanpamasukan kalori sama sekali hingga asupan 200 Kkal.9 Parapeneliti telah membuktikan bahwa diet dapat memperbaikiprofil lipid penderita obesitas.10 Penelitian Zamboni et al11yang memberikan 1000 Kkal pada perempuan obes selama 14

    Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient

    379

  • Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient

    Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009

    hari, pada akhir penelitian diperoleh penurunan berat badan,kadar kolesterol total, trigliserida dan melalui penilaiandengan CT-scan diketahui lebih banyak lemak viseral yanghilang dibandingkan lemak subkutan di daerah abdomen.

    Mudahnya terjadi peningkatan berat badan setelahkeberhasilan diet sering tidak disadari oleh penderita obesitas.Pembuktian secara objektif bahwa kebutuhan energi tubuhsetelah berat badan turun lebih rendah dibandingkan dengankebutuhan energi sebelum menjalankan diet belum pernahdilakukan di Indonesia. Pengukuran REE dapat digunakansebagai acuan penentuan kebutuhan kalori tubuh setelahberat badan turun bagi penderita obesitas yang sedangmenjalankan diet. Selain itu dengan menjalankan diet, lebihbanyak lemak tubuh teroksidasi, yang dapat dibuktikanmelalui pengukuran nilai RQ, juga perbaikan pofil lipid.Penurunan massa lemak tubuh dan perbaikan profil lipiddapat mencegah PKV.

    Sampai saat ini belum pernah diketahui berapa nilai REEdan RQ penderita obesitas di Indonesia. Apakah terjadiperubahan nilai REE dan RQ setelah penderita obesitas diIndonesia berhasil menjalankan diet. Penelitian ini bertujuanuntuk menurunkan morbiditas dan mortalitas penderitaobesitas melalui diet. Pada akhir penelitian diharapkan subjekpenelitian dapat mengatur sendiri asupan makanannya sesuaidengan REE-nya sebagai acuan kebutuhan kalori, menu-runkan massa lemak tubuh dan memperbaiki profil lipid.Penderita obesitas diharapkan menyadari mudahnya terjadipeningkatan kembali berat badan apabila kebutuhan kaloritidak disesuaikan dengan REE-nya setelah berat badan turun.

    MetodeRancangan penelitian adalah eksperimental pra dan

    pasca pemberian diet rendah kalori 1000 Kkal/hari dengankomposisi 55% karbohidrat, 20% protein dan 25% lemakselama 14 hari untuk mengetahui pengaruhnya terhadapberat badan, IMT, massa lemak tubuh, massa tubuh bebaslemak, lingkar pinggang, REE, RQ dan profil lipid serumperempuan obes berusia 19-55 tahun. Penelitian dilakukandi RS Sumber Waras Jakarta Barat dalam bulan September-Desember 2002.

    Populasi penelitian adalah seluruh karyawan perempuanobes (IMT >25 kg/m2) di RS Sumber Waras Jakarta Barat.Subjek penelitian diambil dari populasi yang memenuhi kriteriapenerimaan dan kriteria penolakan. Kriteria penerimaanadalah perempuan obes dengan IMT >25 kg/m2) dan secaratertulis bersedia mengikuti penelitian ini dengan mengikutiprosedur yang telah ditentukan dan menandatangani suratpersetujuan. Kriteria penolakan adalah sedang menjalankandiet untuk menurunkan berat badan, menderita hipertensi,yaitu sistolik >139 mm/Hg dan diastolik >89 mmHg,12 pernahmenderita penyakit jantung yang dinyatakan oleh dokter,hasil pemeriksaan kadar gula darah vena dalam keadaanpuasa >126 mg/dL dan/atau kadar gula darah vena sewaktu>200 mg/dL,13 asam urat >6,2 mg/dL, urea serum >50 mg/dL,

    kreatinin serum >1,3 mg/dL, Hb 40 U/L, SGPT >41 U/L, menggunakanpil kontrasepsi dan sedang hamil atau menyusui. Parameternilai laboratorium berdasarkan kriteria yang ditetapkan di RSSumber Waras Jakarta. Kriteria pengeluaran adalah subjekpenelitian tidak teratur melakukan diet, jika asupan >1200Kkal dan/atau 25 Kg/m2). Karyawan penelitian yangtelah memenuhi kriteria umur dan menyatakan bersediamenjadi subjek penelitian diberi penjelasan mengenai rencanadan tujuan penelitian serta dimohon untuk mengisi danmembubuhkan tanda tangan pada lembar persetujuan, yangdikembalikan sebagai bukti turut serta dalam penelitian.

    Terhadap karyawan perempuan yang bersedia ikut sertadalam penelitian, dilakukan seleksi dengan memperhatikankriteria penerimaan dan kriteria penolakan. Setelah dilakukanproses seleksi penerimaan dan penolakan diperoleh 39 subjekpenelitian sesuai dengan perhitungan besar sampel.

    Variabel bebas adalah diet 1000 Kkal dengan komposisi55% karbohidrat, 20% protein dan 25% lemak. Variabel terikatadalah IMT, massa lemak tubuh, massa tubuh bebas lemak,lingkar pinggang, REE, RQ, kolesterol total serum, trigliseridaserum, kolesterol LDL serum dan kolesterol HDL serum.

    Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi 3 periode: praperlakuan, perlakuan dan pasca perlakuan. Pada periode

    380

  • Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009

    Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient

    perlakuan dilakukan wawancara meliputi usia, pendidikan,pekerjaan, riwayat penyakit, riwayat gemuk dalam keluarga,status menopause, aktivitas fisik, food recall 2 x 24 jam danFFQ semikuantitatif, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tinggibadan, BB, tebal lemak bawah kulit triseps, supra iliaka danpaha depan untuk mengetahui massa lemak, pengukuranlingkar pinggang, pemeriksaan REE, RQ dan profil lipid se-rum. Subjek diberi informasi mengenai jumlah, ukuran danpembagian porsi makanan sebesar 1000 Kkal dengankomposisi 55% karbohidrat, 20% protein dan 25% lemak yangharus dikonsumsi setiap hari selama 14 hari.

    Subjek harus mencatat semua makanan yang dikon-sumsi selama penelitian dan jenis kegiatan serta lamanyakegiatan dilakukan setiap hari sejak bangun tidur pukul 06.00pagi, siang, sore dan malam hari sampai keesokan harinyapukul 06.00 pagi selama 14 hari. Selama penelitian subjektidak boleh merokok, minum kopi dan mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi penurunan BB dan profil lipidserum. Pada hari ketujuh penelitian, subjek diminta untukdatang kembali. Pada saat itu dilakukan food recall 1 x 24jam, acti-vity recall 1 x 24 jam, pemeriksaan antropometriberupa pengukuran BB, tebal lemak bawah kulit triseps, su-pra iliaka dan paha depan untuk pengukuran massa lemakdan massa bebas lemak, pengukuran lingkar pinggang,pemeriksaan REE, RQ dan profil lipid (kolesterol total,trigliserida, kolesterol LDL dan kolesterol HDL). Setiap 3 harisekali peneliti mendatangi subjek untuk melakukan recall 1 x24 jam, mengumpulkan formulir yang berisi catatan asupanmakanan dan aktivitas fisik yang telah diisi subjek danmemberikan formulir kosong untuk mencatat asupan makanandan akivitas fisik untuk hari berikutnya.

    Pada hari ke 15 dilakukan food recall 1 x 24 jam, activityrecall 1 x 24 jam, pengukuran BB, pemeriksaan fisik,pengukuran tebal lemak bawah kulit triseps, supra iliaka danpaha depan untuk pengukuran massa lemak dan massa bebaslemak, lingkar pinggang, lingkar panggul, pemeriksaan REE,RQ dan profil lipid (kolesterol total, trigliserida, kolesterolLDL dan kolesterol HDL).

    Pengukuran BB menggunakan alat timbangan badanelektrik merek Seca dengan ketelitian 0,1 kg. Sebelumdilakukan pengukuran, alat timbang ditera terlebih dahulu.Setiap pengukuran diambil 2 kali dan selanjutnya diambilnilai rata-ratanya. Subjek yang diukur tetap memakai pakaiandinas dan tidak menggunakan alas kaki. Posisi pada saatpengukuran adalah berdiri tegak dengan pandangan luruske depan dan dalam keadaan tenang.14

    Pengukuran tinggi badan menggunakan alat microtoisedengan ketelitian 0,1 cm. Microtoise digantungkan padadinding setinggi 2 meter dari lantai dengan satuan sentimeter,tepat pada posisi nol. Subjek berdiri tegak lurus pada lantaiyang datar, tegak, memandang ke depan, kedua lengan beradadi samping dalam keadaan bebas, kaki sejajar dengn alatpengukur tanpa memakai alas kaki. Tumit, bokong dan kepalabagian belakang menempel di dinding. Pada posisi tersebut,

    pita fiksasi diturunkan atau ditarik sampai rapat pada puncakkepala bagian atas (verteks) subjek dan dilakukan pembacaanpada skala yang ditunjukkan.14

    Pengukuran tebal lemak bawah kulit menggunakankaliper merk Holtain dengan skala ketelitian 0,2 mm padaposisi berdiri. Dilakukan pengukuran pada 3 tempat, yaituotot triseps, suprailiaka dan paha depan. Setiap pengukurandilakukan 2 kali. Pada pembacaan dengan perbedaan lebihdari 0,5 mm, maka dilakukan pengukuran ketiga. Setelahdiperoleh 3 kali pengukuran yang tepat, dijumlahkan dandinilai dengan tabel estimasi persentase lemak tubuh untukwanita menurut Jacson dan Pollock.15

    Pengukuran lingkar pinggang dilakukan pada subjekdalam posisi tegak dan abdomen dalam keadaan rileks, kedualengan berada pada kedua sisi tubuh dengan BB terbagisecara seimbang pada kedua tungkai. Bagian terbawah igaditandai dengan pena. Melalui palpasi ditentukan krista iliakapada garis midaksilaris. Pita meteran dilingkarkan secara hori-zontal di pertengahan antara iga terbawah dengan krista iliakasekeliling abdomen setinggi umbilikus.14

    Data REE dan RQ diperoleh melalui pemeriksaan denganindirect calorimetry. Sebelum dilakukan pemeriksaan ini,subjek dipersiapkan puasa selama 10-12 jam. Subjek dimintadatang ke ruang pemeriksaan pukul 06.00 pagi. Setelah subjekhadir, dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemihterlebih dahulu sebelum beristirahat dalam posisi berbaringselama 2 jam dalam ruang pemeriksaan bersuhu 20oC. Selamaberistirahat subjek tidak boleh berbicara, membaca danbangun dari tempat tidur. Tepat pukul 08.00 pagi dilakukanpengukuran. Selama dilakukan pengukuran, subjek dalamposisi telentang dan tenang, tidak boleh banyak bergerak.Kemudian subjek bernafas melalui sungkup yang dihu-bungkan dengan sebuah mesin selama 15 menit. Pada menit

    Tabel 1. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan,Pekerjaan, Status Menopause, Riwayat Gemuk dalamKeluarga dan Aktivitas Fisik (n=38)

    Variabel n %

    PendidikanRendah 2 5,3Sedang 35 92,1Tinggi 1 2,6

    PekerjaanParamedis 19 50Administrasi 6 15,8Lain-lain 13 34,2

    Status menopauseBelum menopause 31 81,6Sudah menopause 7 18,4

    Riwayat gemuk dalam keluargaAda 32 84,2Tidak ada 7 18,4

    Aktivitas fisikRingan 0 0Sedang 38 100Berat 0 0

    381

  • Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient

    Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009

    ke 16 diukur volume O2 yang dikonsumsi dan volume CO2yang dikeluarkan. Rumus untuk mengukur keluaran energiini dikembangkan oleh Weir pada tahun 194916, yaitu energyexpenditure (kJ): 16,318 VO2 (L) + 4,602 VCO2 (L). Besarnyanilai RQ sebanding dengan O2 yang dikonsumsi dan CO2yang diproduksi tubuh (RQ=VCO2/VO2).

    Pemeriksaan kolesterol total serum dan kolesterol LDserum menggunakan metode CHOD-PAP, trigliserida serumdengan metode GPO-PAP dan kolesterol HDL denganmetode cholestest N HDL.

    Analisis Data dan Uji StatistikPengolahan data menggunakan program SPSS (Statis-

    tical Package for Social Sciences) 13. Analisis asupan energimenggunakan program Food Processor-II (FP-II) kemudiandilakukan perhitungan asupan energi, karbohidrat, proteindan lemak. Uji Goodness of fit digunakan untuk menentukandata berdistribusi normal atau tidak. Untuk data dengandistribusi nomal, digunakan nilai rata-rata dan uji t berpa-sangan, untuk data dengan distribusi tidak normal digunakan

    nilai median (minimum-maksimum) dan uji Wilcoxon. Bataskemaknaan yan digunakan adalah 5% dengan ketentuan tidakbermakna bila p >0,05 dan bermakna bila p

  • Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009

    Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient

    Terjadi penurunan secara bermakna dari kolesterol total6,7%, trigliserida 22,9%, kolesterol LDL 4,2% dan kolesterolHDL 5,5%.

    DiskusiBerdasarkan analisis asupan makanan secara kuantitatif

    melalui record berupa pencatatan oleh subjek dan recall(tanya ulang) 2 x 24 jam oleh peneliti selama menjalankan diet14 hari, subjek penelitian mengalami penurunan asupanenergi sebesar 930,1385,7 Kkal/hari. Berat badan yang turunsetelah 14 hari menjalankan diet sebanyak 1,9 0,8 kg. Bray9mengemukakan bahwa pengurangan asupan 500 Kkal/haridi bawah asupan energi yang biasa dikonsumsi dapatmenurunkan berat badan sekitar 0,5 Kg/minggu. Padapenelitian ini terjadi penurunan asupan sekitar 900 Kkal/haridan penurunan berat badan >1 kg selama 14 hari.

    Setelah diet selama 7 hari terjadi penurunan berat badansebesar 1,3 kg, yang lebih besar daripada penurunan beratbadan pada hari ke 15, yaitu 0,6 kg. Hasil penelitian ini sesuaidengan laporan Heysmfield et al17 bahwa tubuh akanmengoksidasi cadangan glikogen dan protein yang labil pada3-4 hari pertama penurunan berat badan dengan melepaskanair. Pada akhir minggu pertama atau memasuki minggu ke 2,cadangan glikogen dan protein itu semakin sedikit sehinggapenurunan berat badan yang terjadi pada waktu ini lebihlambat dibandingkan dengan minggu pertama karena padasaat ini mulai terjadi oksidasi lemak. Penurunan berat badanyang lebih lambat pada minggu ke 2 terjadi karena oksidasilemak membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkandengan waktu untuk mengoksidasi karbohidrat dan protein.

    Berdasarkan kriteria risiko obesits yang diadaptasi dariWHO menurut Lean et al18, yaitu seorang wanita memilikirisiko rendah terhadap terjadinya penyakit yang menyertaiobesitas jika memiliki lingkar pinggang >79 cm, risiko sedangjika 80-87 cm dan risiko tinggi jika >88 cm. Sebelum mengikutipenelitian dan setelah mengikuti penelitian ini, rata-ratalingkar pinggang subjek penelitian antara 80-87 ccm sehinggasubjek penelitian tergolong memiliki faktor risiko sedangterhadap penyakit-penyakit yang menyertai obesitas.

    Tabel 5. Profil Lipid Subjek Penelitian

    Variabel Awal penelitian Hari ketujuh p Hari ke 15 p

    Kolesterol total (mg/dL) 199,1 35,2 194 35,6 0,041* 185,8 34,5 0,009**0,001##

    Trigliserida (mg/dL) 94,5 68,0 0,001* 70,0 0,233** (39,0-388,0) (31,0-250,0) 0,001* (33,0-253,0) 0,001##

    Kolesterol LDL (mg/dL) 129,6 25,6 132,3 30,1 0,186* 124,1 27,2 0,008**Kolesterol HDL (mg/dL) 46,6 7,6 45,0 8,3 0,026* 44,0 7,7 0,230**

    0,004##

    Keterangan: Data disajikan dalam nilai rata-rata simpang baku dengan uji t berpasangan atau median (mini-mum-maksimum) dengan uji Wilcoxon*Uji t berpasangan dan uji Wilcoxon di awal penelitian dan hari ketujuh penelitian**Uji t berpasangan dan uji Wilcoxon di hari ketujuh penelitian dan hari ke-15 penelitian##Uji t berpasangan dan uji Wilcoxon di awal penelitian dan hari ke-15 penelitian

    Tubuh memiliki mekanisme homeostatik yang me-rupakan adaptasi terhadap penurunan asupan energi. Tubuhakan menggunakan energi seefisien mungkin untukmemelihara massa bebas lemak dan mencegah agar beratbadan tidak terus turun. Adaptasi tubuh terhadap penurunanasupan mengakibatkan penurunan BB dan penurunankecepatan metabolisme tubuh yang dibuktikan denganpenurunan REE. Penurunan energi sebesar 930,2 385,7 Kkalselama 14 hari dalam penelitian ini diikuti dengan penurunanBB sebesar 2,6% dan REE sebesar 4,4%. Pada hari ketujhterjadi penurunan REE secara bermakna dibandingkansebelum penelitian, meskipun pada hari ke-15 penurunan REEtidak bermakna dibandingkan dengan sebelum penelitian.Pada hari ke-15 terjadi peningkatan REE dibandingkandengan hari ketujuh. Hal ini sesuai dengan penurunan BByang lebih besar pada hari ketujuh penelitian, sedangkanpada hari ke-15 penelitian, penurunan BB yang terjadi tidaksebesar penurunan BB pada hari ketujuh. Penurunan REEsetelah asupan diturunkan berhubungan dengan penurunankadar hormon tiroid.19 Penurunan kadar hormon tiroidmenyebabkan penurunan ambilan oksigen, sintesis dandegradasi protein, menghambat pelepasan insulin dangrowth hormone serta menurunkan aktivitas sistem sarafsimpatis sehingga kecepatan metabolisme tubuh juga akanmenurun, yang ditandai dengan penurunan REE.20

    Pada penelitian ini terjadi penurunan secara bermaknanilai RQ setelah diberikan diet selama 14 hari. Penurunannilai RQ pada penelitian ini berhubungan dengan penurunanambilan oksigen dan produksi karbondioksida tubuh karenaberkurangnya jumlah substrat yang dioksidasi setelah diet.Pada penelitian ini terjadi penurunan ambilan oksigen tubuhyaitu 269,334,5 mL/menit sebelum penelitian menjadi254,941,1 mL/menit pada hari ketujuh dan 259,744,8 mL/menit pada hari ke-15 penelitian.

    Pada hari ketujuh penelitian terjadi penurunan nilai RQsecara tidak bermakna karena pada masa tersebut kecepatanoksidasi glikogen dan protein yang labil lebih besardibandingkan dengan kecepatan oksidasi lemak. Pada harike-15 penelitian terjadi penurunan secara bermakna dari RQ

    383

  • Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient

    Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009

    karena memasuki minggu kedua diet kecepatan oksidasi lemakmulai meningkat sedangkan kecepatan oksidasi glikogenmenurun akibat dari berkurangnya cadangan glikogen dalamtubuh.17 Penurunan BB selama 14 hari menyebabkan pening-katan oksidasi lemak sehingga terjadi penurunan nilai RQ.

    Rata-rata nilai RQ yang diperoleh pada 3 kali pengu-kuran dalam penelitian ini antara 0,67-0,71, nilai ini beradadalam rentang fisiologis nilai RQ, yaitu 0,67-1,3, tetapi masihlebih rendah dibandingkan penelitian sebelumnya. PenelitianFroidevaux et al21 memberikan diet 788-1000 Kkal/haridengan komposisi 50-53% karbohidrat, 15-17% protein dan30-35% lemak pada subjek obes selama 3 bulan. Terjadipenurunan BB sebesar 148 kg diikuti penurunan bermaknanilai RQ dalam kondisi basal, semula 0,810,04 menjadi0,760,03. Froidevaux et al21 juga mengukur RQ selama 24jam dan pada akhir penelitian diperoleh penurunan bermaknadari 0,860,03 menjadi 0,770,02. Penelitian Bessard et al22yang memberikan diet 2142105 Kkal dengan komposisi 45%karbohidrat, 15% protein dan 40% lemak selama 11 minggupada subjek obes menunjukkan penurunan BB sebesar 12,1kg (14%), yang diikuti dengan penurunan secara tidakbermakna dari RQ dalam kondisi basal, yaitu 0,7970,013menjadi 0,7730,009. Kelompok subjek dengan BB normalsebagai kontrol yang diberikan diet 176261 Kkal/hari dengankomposisi makronutrien yang sama dengan kelompok subjekobes juga mengalami penurunan nilai RQ secara tidakbermakna pada akhir penelitian. Rendahnya nilai RQ padapenelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitiansebelumnya disebabkan perbedaan metode dan lamanyapemeriksaan menggunakan indirect calorimetry. MenurutWesterterp,23 penggunaan nutrient dalam tubuh memilikivariasi diurnal sehingga diperlukan pengukuran RQ yangbiasanya dilakukan dalam respiration chamber paling tidakselama 24 jam atau kelipatan 24 jam, sehingga dapat meng-gambarkan substrat yang dioksidasi oleh tubuh selama 24jam. Menurut Schutz dan Ravussin24 terdapat beberapakondisi yang menyebabkan nilai RQ

  • Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient

    Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009

    diwaspadai kemungkinan terjadinya penurunan kadarkolesterol HDL yang lebih besar dari pada penurunan kadarkolesterol dalam penelitian ini. Pada penelitian ini subjekdisarankan untuk tidak mengubah aktivitas fisiknya, aktivitasfisik dilakukan seperti sebelum menjalankan diet agar terlihatpengaruh diet rendah kalori seimbang tanpa olah raga dalampenurunan BB. Aktivitas fisik seluruh subjek penelitiantergolong sedang (1,7-2,9 Kkal/menit) sebelum penelitian danselama melakukan penelitian.32,33

    KesimpulanPemberian diet rendah kalori seimbang dapat menu-

    runkan REE dan RQ. Penurunan REE merupakan adaptasitubuh terhadap penurunan asupan energi agar tidak lebihbanyak lagi massa tubuh yang hilang setelah penurunanBB. Penderita obes yang berhasil menurunkan BB-nya perlumewaspadai penurunan REE tersebut agar asupan energisetelah BB turun disesuaikan dengan REE-nya untukmencegah peningkatan kembali BB. Penurunan nilai RQmerupakan manfaat dari penurunan BB karena menunjukkanlebih banyak massa lemak yang dioksidasi tubuh. Penurunankadar kolesterol total, trigliserida dan kolesterol LDL jugamerupakan efek positif dari penurunan energi dan penurunanBB. Pencegahan turunnya kadar kolesterol HDL perludiantisipasi dalam suatu diet dengan cara melakukan olahraga.

    Daftar Pustaka1. Soewondo P. Obesitas sebagai factor risiko penyakit jantung

    koroner. Simposium Obesitas, Apakah Suatu Penyakit? Jakarta;2002.

    2. DeFronzo RA, Ferranini E. Insulin resistance a multifaced syn-drome responsible for NIDDM, obesity, hypertension,dyslipidemia, and atherosclerostic cardiovascular disease. Diabe-tes Care.1991;14:173-94.

    3. Bouchard T, Schut Y, Jequier E. Energy expenditure and post-prandial thermogenesis in obese women before and after weightloss. Am J Clin Nutr. 1990;52:46-50.

    4. Wyatt HR, Grunald GK, Seagle HM, Klem ML, Mc-Guire MT,Wing RR. et al. Resting energy expenditure in reduced-obesesubjects in the National Weight Control Registry. Am J Clin Nutr.1999;69:1189-93.

    5. DeLany JP, Lovejoy JC. Energy expenditure. In: Vassallo J, edi-tor. Endocrinology and Metabolism Clinical of North America.Philadelphia:WB Saunders Company. 1996.p.831-46.

    6. Leibel RL, Rosenbaum M, Hirsch J. Changes in energy expendi-ture resulting from altered body weight. N Engl J Med.1995;332:621-8.

    7. Wildman REC, Medeiros DM. Advanced Human Nutrition. Wash-ington DC: CRC Press.2000.p.283-316.

    8. Larson DE, Ferraro RT, Robertson DS, Ravussin. Energy me-tabolism in weight-stable postobese individuals. Am J Clin Nutr.1995,62:735-9.

    9. Bray GA. Nutrition, diet and treatment of overweight. In: Con-temporary Diagnosis and Management of Obesity. Handbooks inHealth Care Co. Newtown Pennsylvania USA.1998.p.192-224.

    10. Raeini-Sarjaz M, Vanstone CA, Papamandjaris AA, Wykes LJ,Jones PJH. Comparison of the effect of dietary fat restrictionwith that of energy restriction on human lipid metabolism. Am JClin Nutr. 2001;73:262-7.

    11. Zamboni M, Armellini F, Cominacini L, Turcato E, Todesco T,Bissoli L. Obesity and regional body-fat distribution in men:separate and join relationship to glucose tolerance and plasmalipoproteins. Am J Clin Nutr. 1994;60:682-7.

    12. Johnson RJ, Kurokawa K, Bakris GL. Pathogenesis and clinicalcourse of essential hypertension. Johnson RJ, Feehally J, editors.In: Comprehensive Clinical Nephrology. Germany: Springer-Verlag; 2000.p.388-412.

    13. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus PengelolaanDislipidemia di Indonesia. PERKENI. Jakarta;1995.

    14. Gibson RS. Assessment of body fat. In: Nutritional Assessment ALaboratory Manual. London Oxford University Press;1990.p.101.

    15. Cotton RT. Testing and evaluation. In: Personal Trainer Manual.Cotton RT, Ekeroth CJ, editors. San Diego. American Council onExercise. 1996.p.185-93.

    16. Schwartz D. Resting energy expenditure (REE). In: IntructionManual Vista/Turbofit TM/Windows Version 4,047. Vacumetrics,Inc, Ventura; 1999.p.39-43.

    17. Heymsfield SB, Casper K, Hearn J, Guy. Rate of weight lossduring underfeeding: relation to level physical activity. Metabo-lism 1989;38(3):215-23.

    18. Lean MEJ, Han TS, Morrison CE. Waist circumference as ameasure for indicating need for weight management. BMJ1995;311:621-8.

    19. Nelson KM, Weinsier RL, James D, Darnell B, Hunter G, LongCL. Effect of weight reduction on resting energy expenditure,substrate utilization, and the thermic effect of food in moder-ately obese women. Am J Clin Nutr.1992;55:924-33.

    20. Jungermann K, Barth CA. Energy metabolism and nutrition. In:Comprehensive Human Physiology from Cellular Mechanismsto Integration. Greger R, Windhorst U, editors. Germany,Springer-Verlag; 1996.p.1425-37.

    21. Froidevaux F, Schutz Y, Christin L, Jequier E. Energy expendi-ture in obese women before and during weight loss, after refeeding,and in the weight-relapse period. Am J Clin Nutr.1993;57:35-42.

    22. Bessard T, Schutz Y, Jequier E. Energy expenditure and postpran-dial thermogenesis in obese women before and after weight loss.Am J Cli Nutr. 1983;38:680-9.

    23. Westerterp KR. Food quotient, respiratory quotient, and energybalance. Am J Clin Nutr. 1993;57 Suppl: 759S-65S.

    24. Schutz Y, Ravussin E. Respiratory quotient lower than 0,70 inketogenic diets. Am J Clin Nutr. 1980;33:1317-9.

    25. Parks EJ, Hellerstein MK. Carbohydrate-induced hiper-triacylgliceronemia: historical perspective and review of biologi-cal mechanisms. Am J Clin Nutr. 2000;712:412-33.

    26. Katan MB. Effect of low-fat diets on plasma-density lipoproteinconcentrations. Am J Clin Nutr. 1998; 67 Suppl: 573S-6S.

    27. Halbert JA, Silagy CA, Finucane P, Withers RT, Hamdort PA.Exercise training and blood lipids in hyperlipidemic andnormolipidemic adults: a meta-analysis of randomized, controlledtrials. Eur J Clin Nutr. 1999;53:514-22

    28. Lina T. Pengaruh diet rendah kalori seimbang dan olah ragaerobik terhadap penurunan berat badan penderita berat badanlebih di pusat kebugaran Jakarta. Tesis Program Pendidikan PascaSarjana Ilmu Gizi FKUI. Jakarta; 2002.

    29. Ginsberg HN, Goldberg IJ. Disorder of intermediary metabolism.In: Horrisons Principles of Internal Medicine. Fauci AS, BraunwaldE, Isselbacher KJ, Wilson JD, Martin JB, Kasper DL, Hausen SL,Longo DL, editors.14th ed. McGraw Hill Health Profession Divi-sion, New York; 2006.p.2138-45.

    30. Supari F. Peran asam lemak omega-9 pada penyakit jantungkoroner penderita diabetes. Majalah Kesehatan Masyarakat In-donesia tahun XXVIII. 2001;10:607-9.

    31. Heilbronn LK, Noares M, Clifton PM. Effect of energy restric-tion, weight loss, and diet composition on plasma lipid and glu-cose in patients with type 2 diabetes. Diabetes Care. 1999;22:

    385

  • Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 8, Agustus 2009

    Pengaruh Diet Rendah Kalori Seimbang terhadap Resting Energy Expenditure, Respiratory Quotient

    889-95.32. McArdle WD, Katch FI, Katch VL. Energy expenditure in house-

    hold, recreational, and sport activities (in kcal.min-1). In: Exer-cise Physiology Energy, Nutrition, and Human Perfor-mance.2nd,appendiks D. Philadelphia; Lea & Febriger:1986.p.642-9.

    33. Muhilal, Jalal F, Hardinsyah. Angka kecukupan gizi yangdianjurkan. Dalam: prosiding Widyakarya Nasional Pangan danGizi VI. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta:843-77.

    HQ

    386