1
Bisnis Indonesia, Investor Daily, 27 Februari 2017

7 Korporasi Antre Izin OJK RENCANA IPO SAHAM MARKETING …bigcms.bisnis.com/file-data/1/1924/61e90293_Des16-TunasRideanTbk.pdfInduk usaha Grup Bakrie pun pernah mengambil strategi

  • Upload
    ngonhi

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 7 Korporasi Antre Izin OJK RENCANA IPO SAHAM MARKETING …bigcms.bisnis.com/file-data/1/1924/61e90293_Des16-TunasRideanTbk.pdfInduk usaha Grup Bakrie pun pernah mengambil strategi

Senin, 27 Februari 201714 M A R K E T PerdaganganKeuanganProperti InfrastrukturPertanian Pertambangan Industri Dasar Aneka Industri ManufakturInd, Konsumsi

24/2/2017

0,60% 0,77% 0,93% 1,04% 0,62% 0,47% 0,26% 0,07% 0,75% 0,76%24/2/2017 24/2/2017 24/2/2017 24/2/2017 24/2/2017 24/2/2017 24/2/2017 24/2/2017 24/2/2017

1.841,22 1.419,62 565,55 1.365,62 2.374,99 517,05 1.062,68 829,58 871,47 1.399,59

Bagaimana Nasib UNSP Pasca-Reverse Stock?

Medio Oktober 2016,Steven mengajukan pertanyaan kepadadireksi PT Bakrie

Su matera Platntations Tbk. da -lam acara public expose yang di gelar perseroan. Investorri tel itu khawatir atas langkah reverse stock dengan rasio 10:1yang direncanakan emiten berkode saham UNSP itu.

“Apakah ada usaha lain dariper seroan selain reverse stock? Karena menurut pengalamansaya jadi investor selama 20tahun, hanya ada satu perusa-ha an yang untung dengan re -verse stock,” ujarnya kala itu.

Pertanyaan itu pun dijawab oleh Direktur Bakrie Sumatera Plantations B. Chandrasekaran. Chandra menjabarkan, sahamUNSP berada di batas bawah Rp50 per lembar sejak Agustus 2013. Bahkan di pasar nego siasi, harga saham UNSP amblas ke level Rp20 per lembar sa ham.

“Dengan level harga tersebut, perseroan kesulitan untuk me -na war kan opsi debt to equity conversion kepada pihak kredi-tur. Kami ini harga riil saham UNSP, maka perseroan melaku-kan penggabungan saham atau reverse stock,” tuturnya, Selasa(18/10).

Dengan rasio 10:1, investoryang menggenggam 10 sahamUNSP dengan nominal Rp50 perlembar saham akan mengalami penggabungan saham menjadi 1 saham dengan nominal Rp500per lembar saham. Usulan tersebut pun telah disetujuimayoritas investor yang hadir dalam RUPSLB ketiga yangdigelar pada Senin (20/2).

Direktur Utama Bakrie Suma -tera Plantations M. Iqbal Zai -nud din optimistis saham UNSPtidak akan anjlok lagi ke levelRp50 per saham setelah reverse stock. Setelah penggabungan sa-ham, lanjutnya, perseroan akan mematangkan restrukturisasiuang dengan kreditur denganmenawarkan opsi debt to equityconversion.

Induk usaha Grup Bakrie pun pernah mengambil strategireverse stock. PT Bakrie &Brothers Tbk. melakukan reverse stock dengan rasio 2:1 dari level harga saham Rp340per lembar menjadi Rp680 per saham pada 6 Maret 2008.Satu tahun setelah reversestock, saham BNBR kembali ke level harga terendah Rp50 perlembar saham.

Saham UNSP dengan nilai nominal baru ditargetkanmulai didistribusikan kepadapemegang saham dan diperda-gangkan di pasar reguler dannegosiasi pada 10 Maret 2017.

Analis Samuel Sekuritas Muhamad Alfatih menilai sela-ma ini cukup banyak emiten yang gagal menggelar reverse stock. Artinya, harga saham

kembali melorot setelah terjadi penggabungan saham sesuai dengan rasio yang direncanakanperseroan dan disetujui parapemegang saham.

Selain BNBR, emiten yanggagal dalam aksi reverse stock, yakni PT Smart Telecom Tbk. dan PT Buana Listya Tama Tbk. FREN menggelar reversestock pada 6 Februari 2012 dengan rasio 20:1 dari harga Rp50 menjadi Rp1.000 perlembar saham. Setelah tiga hari diperdagangkan dengan nilainominal baru, saham FREN langsung amblas 90% ke levelRp100 per lembar saham, lantastersungkur di level Rp50-Rp90 per lembar saham.

Adapun, BULL menggelarreverse stock dengan rasio 8:1 pada 12 Maret 2015 menuju level harga Rp300 per lembarsaham. Perlahan harga saham BULL melorot ke level Rp130-Rp190 per saham.

“Setelah reverse stock, UNSPada kemungkinan turun lagi.Karena sekarang di pasar nego harganya bisa sampai Rp20-Rp40 per lembar saham, ada minat investor jual di harga lebih rendah dari Rp50,” kata Alfatih, Jumat (24/2).

Menurutnya, harga UNSPyang saat ini berada pada level Rp50 per lembar sahamditopang oleh batas bawah harga saham atau harga artifi -cial yang dibentuk oleh Bursa Efek Indonesia. Apabila batas bawah itu dihapuskan, bukan tidak mungkin harga sahamUNSP meluncur di bawah levelRp50 per lembar.

“Setelah reverse stock harga UNSP jadi Rp500 per lembar. Tetapi kalau belum ada minatbeli dan minat jual di hargarendah masih tinggi, harganya bisa turun lagi,” imbuhnya.

Alfatih menambahkan pasar saham kerap bergerak secara irasional. Kendati begitu, reversestock bisa jadi menjadi langkah untuk membentuk harga wajar yang baru bagi saham suatuemiten.

Adapun rencana restruktu-risasi UNSP melalui skemakonversi utang menjadi saham(debt to equity swap) dinilai Alfatih bakal berdampak positifterhadap neraca keuangan emiten Grup Bakrie ini. Di sisi lain, investor akan mengalamidampak negatif karena adapotensi dilusi dengan persentaseyang tinggi lantaran perseroan menambah jumlah saham ber-edar, baik melalui rights issue maupun non-HMETD.

“Umumnya investor eksistingtidak berminat tambah kepemi-likan saat sahamnya rugi. Jadiorang cenderung menjual diharga tertentu, cut loss. Setelah rights issue baru beli lagi kalauprospek emitennya bagus,”pungkas Alfatih. (Ana Noviani)

Disclaimer OnPORTFOLIOWATCHTCH

RENCANA IPO SAHAM

7 Korporasi Antre Izin OJKJAKARTA — Tujuh calon emiten tercatat sedang mengantre untuk mendapatkan

izin pra-efektif penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dari

Otoritas Jasa Keuangan.

Novita S. [email protected]

Direktur Penilaian PT BursaEfek Indonesia Samsul Hida-yat mengungkapkan, hinggasemester I/2017, telah adatujuh calon emiten yang siapmenggelar IPO. Namun, tujuhperusahaan tersebut, katanya, tengah menanti pra-efektif dariOtoritas Jasa Keuangan (OJK).

Salah satunya adalah PT Pe-layaran Tamarin Samudra yang siap melepas sekitar 20% saham dalam aksi penawaran umumperdana saham.

Calon emiten itu berencanamelepas 20% dari total equitysenilai Rp251 miliar. “Nilai yangakan dilepas akan bergantungdari berapa kali price to book value,” ungkapnya, Jumat (24/2).

Dia mengungkapkan, calon emiten itu bakal listing di pasar modal pada Mei 2017,menggunakan laporan ke-uangan Oktober 2016. Calonemiten ini bergerak di bidang penyewaan kapal penunjang dan lepas pantai.

Samsul mengungkapkan un-derwriter Pelayaran Tamarin Samudra yakni PT InvestindoNusa Sekuritas. Adapun tujuan calon emiten tersebut melakukaninitial public offering (IPO) yakniuntuk memperkuat modal kerja.

Pada 2017, BEI menargetkan35 emiten baru mencatatkan saham perdana di papan per-dagangan bursa. Target tersebut lebih tinggi dari target yang dipasang Otoritas Jasa Keuang-an, yakni sebanyak 21 emiten.

Berdasarkan catatan Bisnis, dua perusahaan yang segera menggelar IPO, yakni perusa-haan agen penjualan kendaraan bermotor yakni PT Bintraco Dharma dan juga PT NusantaraPelabuhan Handal. Kedua calon emiten tersebut menggunakan

laporan keuangan per 30 Septem-ber 2016 sebagai dasar valuasi IPO saham.

Menurut Samsul, Bintraco Dhar ma akan melepas 20% sa ham ke publik dan berenca-na mendivestasikan saham ke investor tertentu. Perusahaan ter sebut ialah agen penjual ken -daraan bermotor roda empat yang beroperasi di Jawa Tengahdan Yogyakarta.

Adapun, perusahaan infra-struktur Nusantara Pelabuhan Handal akan melepas 20,5% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Selain itu, PT Garuda In-donesia Tbk. juga berencanauntuk melepas 20% kepemilikansaham di PT Garuda Maintenan-ce Facility melalui penawaran umum perdana saham padasemester II/2017.

Terpisah, analis PT BinaarthaParama Sekuritas Reza Priyam-bada mengungkapkan investorakan beli saham emiten yangbaru listing, bila calon emitenterkenal dan memiliki sektoryang menarik.

GREEN BONDPada perkembangan lain, OJK

tengah melakukan kajian terkait penyusunan payung hukum instrumen surat utang ramah lingkungan (green bond) un-tuk diterbitkan di pasar modal Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida

menuturkan, regulator masihdalam tahap melakukan kajian atas instrumen baru tersebut.“Masih dilakukan kajian dan dilakukan FGD [focus group discussion] untuk mendapatkanmasukan dari industri,” kata Nurhaida kepada Bisnis, Jumat (24/2).

Deputi Komisioner Peng-awas Pasar Modal II OJKNoor Rachman mengatakan, Indonesia membutuhkan in-strumen keuangan yang mampu mendukung pembangunan ber-kelanjutan. Pasalnya, instrumen itu dapat mendukung komitmennegara dalam menurunkan emisigas rumah kaca 26% pada 2020.

Menurutnya, green bond me-rupakan salah satu instrumen yang memiliki tujuan positif bagilingkungan. Berdasarkan dataBank Dunia, perputaran danagreen bond terus meningkat setiap tahun. Pada 2013, out-standing green bond mencapai US$11 miliar. Pada 2015, nilainya meningkat empat kali lipat.

“Hal ini membuat green bond menjadi primadona pertama di pasar modal. Sayangnya Indo-nesia belum membuat greenbond,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/2).

Sepanjang tahun lalu, kata Noor, OJK telah melakukankajian secara menyeluruh terkaitpenerbitan green bond. Saat ini,OJK sudah memasuki tahap pe-nyusunan regulasi obligasi ramahlingkungan itu. (Ana Noviani)

MARKETING SALES

DILD Incar Rp900 Miliardari 2 Proyek Baru

JAKARTA — PT Intiland Deve-lopment Tbk. menargetkan dapatmembukukan marketing sales antaraRp800 miliar—Rp900 miliar dari dua proyek baru yang akan mulai di pasarkan pada tahun ini, yakni proyek mix used Kebon Melati, Jakarta Barat dan Darmo Harapan,Surabaya Barat.

Archied Noto Pradono, DirekturPengelolaan Modal dan Investasi Intiland, mengatakan kedua pro-yek tersebut sejatinya sudah siap dipasarkan dan diluncurkan sejak tahun lalu. Akan tetapi, perseroan memutuskan menunda peluncuranproyek tersebut karena kondisi pasar properti tahun lalu belum cukupbergairah.

Penundaan kedua proyek tersebut menyebabkan realisasi marketing sales emiten dengan kode sahamDILD ini hanya terealisasi Rp1,63triliun, atau hanya 64% dari target2016 senilai Rp2,56 triliun dan lebihrendah 13% dibandingkan dengancapaian 2015 senilai Rp1,87 triliun.

“Dua proyek itu kira-kira akankami luncurkan pertengahan tahun ini, tunggu timing yang tepat karena kami sebenarnya sudah boleh launch-ing, hanya masih ditahan saja. Kami lihat setelah pilkada selesai, kalau pasar stabil kami coba luncurkan proyek baru ini,” katanya, dikutipMinggu (26/2).

Perseroan menargetkan dapat mem-

bukukan penjualan sedikitnya Rp520 miliar dari Kebon Melati, sedangkanDarmo Harapan Rp227 miliar.

Adapun tahun ini Intiland meng-anggarkan belanja modal senilai Rp1,8 triliun hingga Rp2 triliun. Menurutnya, kedua proyek baru tersebut belum akan terlalu banyak menyerap belanja modal karena tahunini masih dalam tahap pengembang sangat awal.

Belanja modal lebih banyak akan dialokasikan untuk penyelesaian proyek-proyek yang tengah diba-ngun perseroan sejak tahun-tahun sebelumnya. Beberapa proyek tersebut sudah laku terjual, tetapi cukup ba-nyak juga yang belum terjual.

Menurutnya, perbandingan antaraproyek baru dan proyek ready stockdalam pemasaran Intiland tahun inikomposisinya hampir sama, atau 50:50. Proyek ready stock merujuk pada proyek-proyek yang sudah mulaidibangun tetapi belum sepenuhnya selesai dan masih belum terserap pasar.

Beberapa proyek tersebut terbagi di Jakarta dan Surabaya. Di Jakartaada apartemen Regatta, Aeropolis,1Park Avenue, 1Park Homes, SereniaHills, Telaga Bestasi dan Magnolia Residence. Sementara itu, di Surabaya ada The Rosebay, Praxis, Spasio Tower, Graha Golf, Sumatra 36, GrahaNatura dan Graha Familli. (Emanuel

B. Caesario)

Pada 2017, BEI menargetkan 35 emiten baru men-catatkan saham perdana di papan perdagangan bursa.

Bisnis Indonesia, Investor Daily, 27 Februari 2017