79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Terhadap 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl _dpph

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh

Citation preview

  • 5/27/2018 79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Te...

    http:///reader/full/79-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-belimbing-wuluh-averrhoa-bili

    SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    E 1

    UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BELIMBING WULUH

    (Averrhoa bilimbi, L.) TERHADAP 1,1-DIPHENYL-2-

    PICRYLHIDRAZYL (DPPH)

    Ilham Kuncahyo, Sunardi

    D-III Teknologi Farmasi Fakultas Teknik Universitas Setia Budi

    e-mail : [email protected]

    ABSTRACT

    Sour carambola (Averrhoa bilimbi, L.) constitute one of plants than can be used as an

    antioxidant. This research aims to find out the potential antioxidant activity of ether fraction and

    methanolic extract liquid of sour carambola leaves on the free radical DPPH. The Sour carambola

    leaves powder was extracted using soxhlet tool with petroleum ether solvent followed with

    methanol solvent. The methanolic extract obtained was suspended with water and partitioned withether. The ether and aqueous fraction were made in various concentrations: 10, 20, 40, 80 and 160

    ppm. Then DPPH solution was added to it. Absorbance reading was conducted with

    spectrophotometry at the wave length of 517 nm after 30 minutes. The control used was routine.

    The result of research shows the potential as antioxidant scavenging free radical with ether

    fraction value IC50of 50.36 ppm and liquid fraction of 44.01 ppm. With routine as the control it is

    obtained IC50value of 7.00 ppm. The one-way Anava statistic test was conducted on the IC50 values

    of those three tested solution to find out the significant differences.

    Keywords:Antioxidant, sour carambolas, ether fraction, aqueous, DPPH.

    1. PENDAHULUAN

    Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektronkepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam (Suhartono, 2002).Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

    antioksidan buatan (sintetik) (Dalimartha dan Soedibyo, 1999). Tubuh manusia tidak mempunyai

    cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih maka

    tubuh membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek sampingyang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif

    yang sangat dibutuhkan (Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005).

    Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan spesies

    oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu menghambat

    peroksidae lipid pada makanan. Meningkatnya minat untuk mendapatkan antioksidan alami terjadibeberapa tahun terakhir ini. Antioksidan alami umumnya mempunyai gugus hidroksi dalam

    struktur molekulnya (Sunarni, 2005).

    Belimbing wuluh berkhasiat sebagai obat encok, obat penurun panas dan obat gondok.

    Kandungan kimia yang terdapat pada daun belimbing wuluh antara lain saponin, flavonoid dantanin (Anonim, 2001). Fraksi air daun belimbing wuluh terbukti sebagai antiinflamasi (Effendi,

    1998). Oksigen aktif dan radikal bebas berhubungan dengan beberapa kasus secara fisiologi dan

    patologis seperti peradangan, kekebalan, penuaan, mutagenik dan karsinogenik (Rohdiana, 2001).

    Proses peradangan diperantarai oleh sintesis prostaglandin yang dikatalisasi oleh siklooksigenase.Zat antara pada proses sintesis ini adalah terbentuknya radikal bebas (Lautan, 1997).

  • 5/27/2018 79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Te...

    http:///reader/full/79-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-belimbing-wuluh-averrhoa-bili

    SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    E 2

    Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan penangkap radikal adalah metode

    DPPH (1,1 Diphenyl-2-picrylhidrazyl). Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawayang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang

    517 nm dengan warna violet gelap. Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron menjadi

    berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang sebanding dengan jumlah

    elektron yang diambil (Sunarni, 2005).

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari fraksi eter dan air

    ekstrak metanolik belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap radikal DPPH dan bagaimanapotensi aktivitas antioksidan yang dinyatakan dalam nilai IC50.

    2. LANDASAN TEORI

    Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan

    pembentukan ataupun memadukan efek spesies oksigen reaktif (Lautan,1997). Penggunaan

    senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini semakin meluas seiring dengan semakin besarnyapemahaman masyarakat tentang peranannya dalam menghambat penyakit degeneratif seperti

    penyakit jantung, arteriosclerosis, kanker, serta gejala penuaan. Masalah-masalah ini berkaitandengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai inhibitor (penghambat) reaksi oksidasi oleh

    radikal bebas reaktif yang menjadi salah satu pencetus penyakit-penyakit di atas (Tahir dkk, 2003).

    Fungsi utama antioksidan digunakan sebagai upaya untuk memperkecil terjadinya prosesoksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan,

    memperpanjang masa pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas lemak yangterkandung dalam makanan serta mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Lipid

    peroksidasi merupakan salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam

    penyimpanan dan pengolahan makanan (Hernani dan Raharjo, 2005). Antioksidan tidak hanya

    digunakan dalam industri farmasi, tetapi juga digunakan secara luas dalam industri makanan,

    industri petroleum, industri karet dan sebagainya (Tahir dkk, 2003).

    Antioksidan dalam bahan makanan dapat berasal dari kelompok yang terdiri atas satu ataulebih komponen pangan, substansi yang dibentuk dari reaksi selama pengolahan atau dari bahan

    tambahan pangan yang khusus diisolasi dari sumber-sumber alami dan ditambahkan ke dalam

    bahan makanan. Adanya antioksidan alami maupun sintetis dapat menghambat oksidasi lipid,mencegah kerusakan, perubahan dan degradasi komponen organik dalam bahan makanan sehinggadapat memperpanjang umur simpan (Rohdiana, 2001).

    Tubuh manusia menghasilkan senyawa antioksidan, tetapi jumlahnya sering kali tidak cukup

    untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh (Sofia, 2006; Hernani dan Rahardjo,

    2005). Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan

    yang sangat kuat, hanya tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicutubuh menghasilkan glutathione ini. Kekurangan antioksidan dalam tubuh membutuhkan asupan

    dari luar. Bila mulai menerapkan pola hidup sebagai vegetarian akan sangat membantu dalam

    mengurangi resiko keracunan akibat radikal bebas. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal

    bebas menjadi kunci utama pencegahan stress oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yangdihasilkan (Sofia, 2006).

    Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputisuperoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin

    lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfatokoferol (vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitamin C) yang banyak didapatkan dari

    tanaman dan hewan (Sofia, 2006).

    Sebagai antioksidan, betakaroten adalah sumber utama vitamin A yang sebagian besarterdapat pada tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran berwarna kuning atau hijau

    gelap dari bahaya radiasi matahari, betakaroten juga berperan serupa dalam tubuh manusia.Betakaroten terkandung dalam wortel, brokoli, kentang dan tomat. Senyawa lain yang memiliki

  • 5/27/2018 79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Te...

    http:///reader/full/79-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-belimbing-wuluh-averrhoa-bili

    SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    E 3

    sebagai antioksidan adalah flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada

    teh, buah-buahan, sayuran, anggur, bir dan kecap (Sofia, 2006).

    Kekurangan salah satu komponen tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan status

    antioksidan secara menyeluruh dan berakibat perlindungan tubuh terhadap serangan radikal bebasmelemah, sehingga terjadilah berbagai macam penyakit. Pemeriksaan status antioksidan tubuh

    sekarang menjadi suatu piranti diagnostik yang penting. Pemeriksaan ini dapat dilakukan melaluipengukuran yaitu Status Antioksidan total, Superoksida Dismutase dan Glutation Peroksidase

    sekaligus untuk memeriksa status selenium (Wijaya, 1997).

    3. METODE PENELITIAN

    3.1 Bahan

    Bahan sampel yang digunakan adalah belimbing wuluh yang diambil dari daerah

    Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Bahan penyari dan fraksinasi adalah:

    metanol, eter, aqua destilata. Bahan kimia lainnya DPPH dan rutin. Bahan kimia yang digunakanadalah berderajad kualitas (Pro Analisis).

    3.2 Alat

    Alat penyarian dan fraksinasi adalah alat soxletasi hot plate, alat soxhlet, batu didih, corong

    pisah, rotavapor, alat gelas. Spektrofotometer UV-Vis, timbangan analitis, labu ukur 25ml; 50ml;

    100ml. Alat lain yang digunakan adalah Moisture Balance, oven, botol coklat, stopwatch,

    timbangan milligram, timbangan analitik, beaker glass, pipet volume, pipet ukur.

    3.3 Jalannya Penelitian

    Persiapan Bahan

    Belimbing wuluh dipanen dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran dan cemaran,

    dikeringkan dengan oven pada suhu 40 C sampai kering dan dibuat serbuk yang diayak dengan

    ayakan nomor 100 dan serbuk yang didapatkan digunakan untuk penelitian.

    Pembuatan fraksi eter dan air ekstrak metanolik daun belimbing wuluh

    Serbuk belimbing wuluh ditimbang sebanyak 50 gram dimasukkan dalam kantong dari kertassaring dan diikat dengan tali lalu dimasukkan dalam labu alas bulat ditambahkan pelarut petroleum

    eter sebanyak 300 ml menggunakan metode soxhletasi. Ampas yang dihasilkan diangin-anginkan

    sampai kering dan tidak berbau petroleum eter, kemudian disari lagi dengan pelarut metanol

    sebanyak 350 ml menggunakan metode soxhletasi diatur pada suhu 65 C. Soxhletasi dihentikan

    sampai diperoleh larutan penyari yang jernih. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan vacumevaporator dengan suhu 60

    0C hingga pekat, selanjutnya disebut ekstrak metanolik. Ekstrak

    metanolik yang diperoleh disuspensi dengan 100 ml air dan dipartisi dengan 100 ml eter sebanyaktiga kali menggunakan corong pisah. Lapisan eter dipisahkan dan dipekatkan diperoleh fraksi eter

    kemudian dilarutkan dengan metanol. Dibuat berbagai konsentrasi. Fraksi air dipekatkan dan

    dilarutkan dengan metanol. Fraksi air dibuat berbagai konsentrasi.

    Pengukuran absorbansi peredaman radikal bebas DPPH

    Larutan uji dengan berbagai konsentrasi (10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, 160 ppm)sebanyak 4 ml ditambahkan 1 ml larutan pereaksi DPPH dimasukkan dalam vial dikocok.

    Didiamkan pada suhu kamar selama 30 menit, kemudian dibaca serapan aktivitasnya pada panjanggelombang maksimum. Blangko yang digunakan metanol dan rutin sebagai kontrol positif.

  • 5/27/2018 79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Te...

    http:///reader/full/79-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-belimbing-wuluh-averrhoa-bili

    SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    E 4

    Analisa data

    Data aktivitas antioksidan penangkap radikal DPPH (%) fraksi eter, air dan rutin dianalisis dandihitung dengan nilai IC50 melalui analisis probit. Hasil nilai IC50 dilakukan uji statistik yaitu ujiAnava satu jalan.

    4. HASIL Dan DISKUSI

    Pembuatan fraksi eter dan air ekstrak

    Serbuk belimbing wuluh sebanyak 50 gram dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan

    dengan alat soxhletasi, ditambah pelarut Petroleum Eter sebanyak 300 ml kemudian dipanaskan

    menggunakan hot plate. Proses penyarian dihentikan setelah cairan penyari menjadi jernih. Ampas

    yang dihasilkan diangin-anginkan, kemudian disoxhletasi dengan pelarut metanol sebanyak 350 ml.Proses penyarian bertingkat ini dilakukan sebanyak 2 kali. Ekstrak yang dihasilkan dipekatkan

    sehingga diperoleh ekstrak kental metanolik daun belimbing wuluh. Hasil ekstrak metanolik dapatdilihat pada tabel 1.

    Tabel 1. Hasil ekstrak metanolik daun belimbing wuluhNo. Berat Serbuk

    (g)

    Berat Wadah Ekstrak kental (g)

    Cawan kosong (g) Cawan + ekstrak (g)

    1. 50,05 78,39 98,58 9,01

    2. 50,00 73,21 91,30 8,09

    Ekstrak kental sebanyak 17,10 g kemudian dipekatkan di waterbath dan diperoleh ekstrakkering sebanyak 9,66 g. Ekstrak kering metanolik daun belimbing wuluh ditimbang sebanyak 8 g

    dan disuspensi dengan 100 ml aqua selanjutnya dipartisi dengan eter 100 ml sebanyak tiga kali.

    Lapisan eter yang diperoleh dimasukkan cawan dan diuapkan diatas waterbathsampai kental

    sehingga diperoleh fraksi eter sebanyak1,35 g. Lapisan air juga dipekatkan diatas waterbath

    diperoleh fraksi air sebanyak 3,07 g. Hasil randemen dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2. Hasil randemen fraksi eter dan air ekstrak metanolik daun belimbing wuluhBerat ekstrak

    metanolik(g)

    Fraksi Berat wadah Fraksi kental

    (g)

    Randemen

    (%)Kosong (g) + Fraksi (g)

    8,00 Fraksi eter 10,21 11,56 1,35 1,35

    Fraksi air 96,45 99,52 3,07 3,07

    Hasil fraksi eter sebesar 1,35 gram dan fraksi air yang dihasilkan sebesar 3,07 gram. Hal inimenunjukkan bahwa daun belimbing wuluh memiliki kandungan senyawa polar yang lebih besar,

    karena pelarut air yang bersifat polar.

  • 5/27/2018 79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Te...

    http:///reader/full/79-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-belimbing-wuluh-averrhoa-bili

    SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    E 5

    4.2 Hasil pengujian aktivitas antioksidan fraksi eter, air dan rutin.

    Aktivitas antioksidan fraksi eter.

    Pengujian absorbansi peredaman radikal bebas DPPH dilakukan terhadap fraksi eter dibuat

    dengan berbagai konsentrasi kemudian diukur serapan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm

    dengan waktu reaksi 30 menit. Pengujian ini dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Absorbansiyang diperoleh dihitung aktivitas (% peredaman). Hasil dapat dilihat pada tabel 3.

    Tabel 3. Hasil aktivitas pengujian fraksi eter ekstrak daun belimbing wuluh

    NoKonsentrasi

    (ppm)

    Absorbansi Aktivitas (% peredaman)

    1 2 3 1 2 3

    1. 10 0,845 0,818 0,836 15,42 18,12 16,32

    2. 20 0,725 0,728 0,738 27,43 27,43 26,13

    3. 40 0,647 0,625 0,623 35,24 37,44 37,64

    4. 80 0,431 0,470 0,475 56,86 52,95 52,45

    5. 160 0,142 0,156 0,151 86,79 84,38 84,88

    Aktivitas antioksidan penangkap radikal DPPH fraksi eter ekstrak metanolik daun belimbing

    wuluh ditunjukkan pada gambar 1.

    Aktiv itas An tioksidan Penangkap Radikal DPPH Fraks i Eter Ekstrak

    Metanolik Daun Belimbing Wuluh

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    10 20 40 80 160

    Konsentrasi (ppm)

    Absorbansi(%P

    eredaman)

    Replikasi 1

    Replikasi 2

    Replikasi 3

    Gambar 1. Aktivitas Antioksidan Penangkap radikal DPPH Fraksi Eter ekstrak metanolik daun

    Belimbing wuluh

    Aktivitas antioksidan fraksi air.

    Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap fraksi air dibuat dengan berbagai

    konsentrasi kemudian diukur serapan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm dengan waktu

    reaksi 30 menit. Pengujian ini dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Absorbansi yang diperoleh

    dihitung aktivitas (% peredaman). Hasil dapat dilihat pada tabel 4.

  • 5/27/2018 79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Te...

    http:///reader/full/79-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-belimbing-wuluh-averrhoa-bili

    SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    E 6

    Tabel 4. Hasil aktivitas pengujian fraksi air ekstrak daun belimbing wuluh

    No

    Konsentrasi

    (ppm)

    Absorbansi Aktivitas (% peredaman)

    1 2 3 1 2 3

    1. 10 0,837 0,811 0,826 16,22 18,81 17,32

    2. 20 0,719 0,739 0,723 28 26,04 27,63

    3. 40 0,636 0,635 0,651 36,34 36,44 34,83

    4. 80 0,432 0,417 0,451 56,76 58,26 54,86

    5. 160 0,091 0,094 0,081 90,89 90,59 91,89

    Berdasarkan tabel 4, aktivitas antioksidan fraksi air ekstrak metanolik daun belimbing wuluhdapat dibuat grafik seperti pada gambar 2.

    Akt ivi tas An tioks idan Penang kap Radik al DPPH Fraks i Air Ekstrak

    Metanolik Daun Belimbing Wuluh

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    10 20 40 80 160

    Konsentrasi (ppm)

    Aktivitas(%P

    eredaman)

    Replikasi 1

    Replikasi 2

    Replikasi 3

    Gambar 2. Aktivitas Antioksidan Penangkap radikal DPPH Fraksi Air ekstrak metanolik

    daun Belimbing wuluh

    Aktivitas rutin.

    Pengujian peredaman radikal bebas DPPH dilakukan terhadap pembanding yaitu rutin dengan

    berbagai konsentrasi kemudian diukur serapan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm denganwaktu reaksi 30 menit. Pengujian ini dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Absorbansi yang

    diperoleh dihitung aktivitas (% peredaman). Hasil dapat dilihat pada tabel 5. Pengujian aktivitas

    antioksidan rutin dapat ditunjukkan pada gambar 3.

    Tabel 5. Hasil aktivitas pengujian rutin.

    No

    Konsentrasi

    (ppm)

    Absorbansi Aktivitas (% peredaman)

    1 2 3 1 2 3

  • 5/27/2018 79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Te...

    http:///reader/full/79-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-belimbing-wuluh-averrhoa-bili

    SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    E 7

    1. 0,5 0,916 0,921 0,912 10,90 10,41 11,28

    2. 1 0,892 0,899 0,894 13,23 12,55 13,04

    3. 2,5 0,780 0,791 0,789 24,13 23,06 23,25

    4. 5 0,670 0,661 0,676 34,83 35,70 34,24

    5. 10 0,333 0,336 0,333 67,61 67,32 67,61

    Akt ivitas Antioksidan Peredam Radikal DPPH

    Rutin

    0

    10

    20

    30

    4050

    60

    70

    80

    0.5 1 2.5 5 10

    Konsentrasi (ppm)

    Aktivitas(%P

    eredaman)

    Replikasi 1Replikasi 2

    Replikasi 3

    Gambar 3. Aktivitas Antioksidan Penangkap radikal DPPH rutin

    Data hasil pengujian fraksi eter , fraksi air dan rutin dilakukan analisis probit untuk

    mendapatkan IC50, yaitu konsentrasi yang diperlukan antioksidan untuk menangkap 50% radikal

    DPPH. Nilai IC50

    dari masing-masing senyawa antioksidan terlihat pada tabel 6 dan gambar 4.

    Tabel 6. Nilai IC50 hasil pengujian aktivitas antioksidan penangkap radikal DPPH.No Zat uji IC50 (ppm)

    1. Rutin 7,00

    2. Fraksi eter 50,36

    3. Fraksi air 44,01

  • 5/27/2018 79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Te...

    http:///reader/full/79-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-belimbing-wuluh-averrhoa-bili

    SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    E 8

    Aktivitas Antioksidan

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Zat uji

    Aktivitas(%P

    ered

    aman)

    IC 50 Rutin

    IC 50 Fraksi Eter

    IC 50 Fraksi Air

    Gambar 4. Aktivitas antioksidan penangkap radikal DPPH

    Nilai rata-rata IC50 yang diperoleh dari masing-masing larutan uji kemudian dianalisis denganpengujian anova satu jalan untuk melihat perbedaan yang signifikan atau nyata dari fraksi eter, air

    dan rutin. Hasil analisa Nilai IC50 dari ketiga larutan uji dilakukan uji statistik secara Anava satujalan menunjukkan bahwa ketiga perlakuan dalam penelitian tersebut ada perbedaan yang

    bermakna atau beda signifikan. Pengujian ini terlihat ada perbedaan yang signifikan antara fraksi

    eter, air adan rutin dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan ketigalarutan uji tersebut ada perbedaan yang bermakna.

    5. KESIMPULAN

    Pengujian aktivitas antioksidan fraksi eter dan fraksi air ekstrak metanolik daun belimbing

    wuluh dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1.

    Belimbing wuluh memiliki aktivitas antioksidan.2. Fraksi eter dan air memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal DPPH dengan nilaiIC50 50,36 ppm dan 44,01 ppm. Rutin sebagai pembanding memiliki nilai IC50 sebesar7,00 ppm.

    Saran

    Perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengisolasi, memurnikan serta mengidentifikasi

    senyawa aktif yang terdapat dalam belimbing wuluh.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, (2000). Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat jendralPengawasan Obat dan makanan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 10-11.

    Anonim, (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I), jilid 2, Departemen Kesehatan dan

    Kesejahteraan social Republik Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembnagan Kesehatan,

    Jakarta, hal 37-38.

    Dalimartha, S. dan Soedibyo, M. (1999). Awet MudaDengan Tumbuhan Obat dan Diet Supleme.,Trubus Agriwidya, Jakarta. hal. 36-40.

    Effendi, (1998). Uji Daya Antiinflamasi Fraksi Petroleum Eter, Etil Asetat, dan Fraksi Air Daun

    Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada Tikus Putih, skripsi, Fak. Farmasi UGM,

    Yogyakarta.

  • 5/27/2018 79 - Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh _averrhoa Bilimbi, l._ Te...

    http:///reader/full/79-uji-aktivitas-antioksidan-ekstrak-belimbing-wuluh-averrhoa-bili

    SeminarNasionalTeknologi2007(SNT2007) ISSN:19789777Yogyakarta,24November2007

    E 9

    Hernani, Raharjo, M., (2005). Tanaman berkhasiat Antioksidan, Penebar Swadya, Jakarta,.

    Lautan, J., (1997). Radikal Bebas Pada Eritrosit dan Leukosit, Cermin Dunia Kedokteran, (116),

    hal : 49-52.

    Rohdiana, D.(2001). Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol Dalam Daun Teh,Majalah Jurnal

    Indonesia12, (1),53-58.

    Siswanto, Y.W. (2005). Seminar Peluang Obat Tradisional Menuju Pasar Bebas 2010, 16 Januari2005.

    Sofia, D. Antioksidan dan Radikal bebas, situs Web Kimia Indonesia (online), (http: www.chemis-

    try.org, diaksess 28 November 2006.

    Sudarsono, P., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I.A., Purnomo, (2002). Tumbuhan Obat

    Indonesia, Yogyakarta.

    Suhartono, E., Fujiati, Aflanie, I. (2002). Oxygen toxicity by radiation and effect of glutamic

    piruvat transamine (GPT) activity rat plasma after vitamine C treatmen, Diajukan pada

    Internatinal seminar on Environmental Chemistry and Toxicology, Yogyakarta.

    Sunarni,T., (2005). Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa kecambah Dari Biji

    Tanaman Familia Papilionaceae,Jurnal Farmasi Indonesia 2 (2), 2001, 53-61.

    Tahir, I., Wijaya, K., Widianingsih, D., (2003). Seminar on Chemometrics- Chemistry Dept GadjahMada University, Terapan Analisis Hansch Untuk Aktivitas Antioksidan senyawa TurunanFlavon/Flavonol, 25 Januari.

    Wijaya, A., (1997). Oksidasi LDL, Aterosklerosis dan Antioksidan,Medika 3, hal: 1-15.