Upload
trinhhanh
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9/28/2012
1
INTERAKSI AIR HUJAN – TANAH – PENGELOLAAN LAHAN
(1)
(3)
(2)
EROSI: (1) Sheet (interill) & rill erosion (2) Morpho-erosion erosi
jurang, erosi tebing sungai (3) Land slide (Tanah Longsor)
foto: pramono hadi
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) UNIT PENGELOLAAN INPUT (HUJAN) – PROSES
(LAHAN DAN MANUSIA) – OUTPUT (ALIRAN SUNGAI)
HUJAN
9/28/2012
2
DAS : wilayah daratan yg merupakan satu kesatuan dgn sungai dan anak-anak
sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan daerah perairan
yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
PENSELARASAN WILAYAH
DAS DAN DMINISTRASI
SPAS
DAS SEBAGAI UNIT HIDROLOGI TERUKUR
Wil DAS =/ (beda) Wil Hidrologi terukur krn : . Aliran balik (back water) . Pemisah topografis bocor krn gambut . Sudetan (sungai buatan memotong batas DAS)
PP No 37 Thn 2012
Pasal 1
Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur
hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan
manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar
terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta
meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi
manusia secara berkelanjutan.
Pasal 2
(3) Pengelolaan DAS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan rencana
tata ruang dan pola pengelolaan sumber daya air
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bid. penataan ruang dan sumber daya air.
PENGELOLAAN = F (Perenc., Kelembagaan, Implementasi, Monev)
Sistem/Metoda
Teknologi
SISKAR DAS
FUNGSI & SUMBERDAYA PENGELOLAAN DAS
S D
Method
Machines
Men Material Money
Markets
9/28/2012
3
PENGELOLAAN DAS = PEMBANGUNAN SD A & M
Jenjang
Pemerintahan
Jangka Waktu Pembangunan
Panjang Menengah Tahunan
Nasional RPJP Nasional RPJM Nasional RKP
Kementer/Lembag - Renstra-KL Renja-KL
Provinsi RPJP Daerah RPJM Daerah RKPD
SKPD - Renstra-SKPD Renja-SKPD
Kabupaten/Kota RPJP Daerah RPJM Daerah RKPD
SKPD - Renstra-SKPD Renja-SKPD
Hierarki Perencanaan Pembangunan Nasional (UU No. 25 Thn 2004)
Penyusunan & Penetapan Rencana Pengelolaan
DAS dilakukan oleh (PP 37 Tahun 2012):
a. Menteri untuk DAS lintas negara dan DAS
lintas Provinsi;
b. gubernur sesuai kewenangannya untuk DAS
dalam provinsi dan/atau lintas kabupaten/kota;
c. bupati/walikota sesuai kewenangannya untuk
DAS dalam kabupaten/kota.
S I S
R E N C
D A S
DAS
DAS/SUB DAS
DAS/SUB-DAS
SUB-SUB DAS
MIKRO DAS
KABUPATEN
PROPINSI
PEMERINTAH
DESA
1 : 50 rb
1 : 250 rb
1 : 1 JT
1 : 5 rb
DTA
UU No. 25 Thn 2004
(RenBangNas)
PP 37 Thn 2012
(Lola DAS)
PP No. 15 Thn 2010
(RTRW)
Hierarki Perencanaan Pengelolaan DAS Dalam
Perencanaan Pembangunan Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 tetang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan UU No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah :
pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan di Daerah Provinsi, Kabupaten, Kota adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut Bappeda.
9/28/2012
4
PP No 37 Thn 2012
Pasal 2
(1) Peraturan Pemerintah ini mengatur
Pengelolaan DAS dari hulu ke hilir secara
utuh.
(2)Pengelolaan DAS secara utuh sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
melalui tahapan:
a. perencanaan;
b. pelaksanaan;
c. monitoring dan evaluasi; dan
d. pembinaan dan pengawasan.
PROSES PENETAPAN
BATAS DAS
Penyiapan Bahan
Penentuan Batas DAS
Verifikasi Batas DAS
Penetapan Batas DAS
PENYUSUNAN
KLASIFIKASI DAS
DAS Dipulihkan Daya
Dukungnya
DAS Dipertahankan
Daya Dukungnya
PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS
INVENTARISASI
DAS
PENYUSUNAN RENC.
PENGELOLAAN DAS
PENETAPAN RENC.
PENGELOLAAN DAS
KONDISI LAHAN
Persentase lahan kritis
Persentase penutupan vegetasi
Indeks erosi
SOSIAL EKONOMI
Tekana Penduduk thp lahan
Tk kesejahteraan penduduk
Ikeberadaan dan penegakan aturan
KUANT, KUALT, & KONT.
AIR
Koef Rejim Aliran
Koef Aliran Tahunan
Muatan Sedimen
Banjir
Indeks penggunaan air
INVESTASI BANGUNAN AIR Klasifiksi kota
Klasifikasi nilai bangunan air
PEMANFAATAN RUANG WIL Kawasan lindung
Kawasan budidaya
PENENTUAN KLASIFIKASI DAS
PENYUSUNAN RENCANAPENGELOLAAN
DAS DILAKUKAN OLEH:
a. Menteri untuk DAS lintas negara dan DAS
lintas Provinsi;
b. Gubernur sesuai kewenangannya untuk
DAS dalam provinsi dan/atau lintas
kabupaten/kota;
c. Bupati/walikota sesuai kewenangannya
untuk DAS dalam kabupaten/kota.
9/28/2012
5
Pasal 21
Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria penetapan
Klasifikasi DAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri setelah
berkoordinasi dengan menteri terkait.
DAS SERAYU
SPAS
Sub DAS Serayu Hulu
SISTEM PENGELOLAAN: -DAS - SUB DAS - MIKRO DAS
SISTEM PERENCANAAN
PENGELOLAAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI
Tim Penyusun :
Paimin
Irfan Budi Pramono
Purwanto
Dewi Retna Indrawati
Penyunting :
Dr. Harry Santoso
Prof. Ris. Dr. Pratiwi
Kementerian Kehutanan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi
SALAH SATU OUTPUT (HASIL) SINTESIS ANTARA
(MARET 2012)
9/28/2012
6
Diagram Alir Analisis “TIPOLOGI DAS”
Daerah Kebanjiran
Hujan Potensi Banjir
Tipologi Banjir
Wil DAS
Luas DAS
Tipologi Wilayah
Bentuk Lahan
Penutupan Lahan
Tipologi Lahan
Tipologi DTA
Pertbn Ekonomi
Kerawanan Ekonm
Pendapatan
Strkr Ekonomi
Kepdtn Penduduk
Kerawanan Penddk
Tipolog Sosek Tipologi
Pengelolaan DAS
Bentuk/Sistem Lahan* Penutupan Lahan*
Air Payau,
air Tawar,
Gedung (1)
Hutan
lindung,
Hutan
Konserv (1)
Hut Prod/
Perkebuna
n, (2)
Sawah,
Rumput,
Semak/Bel
ukar (3)
Pemuki
man (4)
Tegal,
Tanah
berbatu
(5)
Rawa-rawa, Pantai: PTG,
UPG (1) 1 1 1 1 1 1
Dataran Aluvial, Lembah
alluvial: ACG, KHY (2) 1 1,5 1,5 2 2 2,5
Dataran,: ABG, BTK, CSG,
PKS, SSN (3) 1 2 2,5 3 3,5 4
Kipas dan Lahar, Teras-:
AAR, GJO, KNJ, NPA,
LKU(4)
1
2,5
3
3,5
4
4,5
Pegunungan &
Perbukitan:
AGA, BBG, BBR, BMS,
BTA, CRG, GSM, HBU,
PDH, TGM, TLU (5)
1
3
3,5
4
4,5
5
Kerawanan/Sensitivitas Lahan Terhadap Degradasi Oleh Erosi .
*Angka dalam kurung merupakan nilai/skor dari parameter yang bersangkutan
Kategori Nilai Tingkat Kerentanan
Sangat Tinggi > 4,3 Sangat Rentan
Tinggi 3,5 – 4,3 Rentan
Sedang 2,6 – 3,4 Sedang
Rendah 1,7 - 2,5 Agak Rentan
Sangat Rendah < 1,7 Tidak Rentan
Klasifikasi Tingkat Kerentanan/Degradasi
Kepadatan Penduduk
(Org/km2)
Struktur Ekonomi
Pertanian (5) Industri (3) Jasa (1)
Jarang ( < 250)
(1) (3) (2) (1)
Sedang (250 – 400 )
(3)
(4 )
( 3)
(2) Padat ( > 400)
(5)
( 5)
( 4)
( 3)
Tipologi/Kerentanan Penduduk Terhadap Lahan
9/28/2012
7
Pedapatan Pertumbuhan Ekonomi
Pentil 5
(1)
Pentil 4
(2)
Pentil 3
(3)
Pentil 2
(4)
Pentil 1
(5)
> 1,5 SK
(1) 1 1,5 2,0 2,5 3,0
1,26 – 1,5 SK
(2) 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
1,1 – 1,25 SK
(3) 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0
0,67 – 1 SK
(4) 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5
< 0,67 SK
(5) 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0
Kerawanan Ekonomi DAS
Ket. SK = Standar Kemiskinan
Kerawanan
Ekonomi
Kerawanan Penduduk Thdp Lahan
Rendah
(skala 1 + 2)
Sedang
(skala 3)
Tinggi
(skala 4 + 5)
Rendah
(skala 1 + 2) 1 2 3
Sedang
(skala 3)
2 3 4
Tinggi
(skala 4 + 5)
3 4 5
Kerawanan Sosial Ekonomi DAS
Kerawanan Lahan Kerawanan Sosial Ekonomi
Rendah Sedang Tinggi
Rendah 1 2 3
Sedang 2 3 4
Tinggi 3 4 5
Tipologi Daerah Tangkapan Air
(Catchment Area)
Tipologi
Kewilayahan
Tipologi Daerah Tangkapan Air
<1,7
(Sangat Rendah)
1,7 – 2,5
(Rendah)
2,6 – 3,4
(Sedang)
3,5 – 4,3
(Tinggi)
4,7
(Sangat Tinggi)
Rendah <1,7 <1,7 1,7 – 2,5 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4
Sedang <1,7 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3 > 4,7
Tinggi 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3 > 4,7
Tipologi Pengelolaan DAS
9/28/2012
8
Hujan Harian
Maksimum (mm)
Kerawanan Lahan
<1,7
(Sangat
Rendah)
1,7 – 2,5
(Rendah)
2,6 – 3,4
(Sedang)
3,5 – 4,3
(Tinggi)
>4,7
(Sangat
Tinggi)
< 20 (Sangat
Rendah) <1,7 <1,7 1,7 – 2,5 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4
21-40 (Rendah) 1,7 – 2,5 1,7 – 2,5 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4
41-75 (Sedang) 1,7 – 2,5 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3
76-150 (Tinggi) 2,6 – 3,4 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3 3,5 – 4,3 3,5 – 4,3
>150 (Sangat
Tinggi) 2,6 – 3,4 3,5 – 4,3 3,5 – 4,3 >4,7 >4,7
Tipologi Pasokan Air Banjir Terkoreksi Tipologi DAS – alat diagnosis kerentanan dan potensi DAS -
dimanfaatkan utk:
!. Menilai tingkat kerentananan pengelolaan tingkat DAS:
Tingkat Kerentanan Lahan
Tingkat kerentanan sosial ekonomi
Kerentanan banjir
Koordinasi pengelolaan dalam satuan DAS lintas wilayah adm.
2. Nilai tingkat kerentanan DAS sebagai dasar klasifikasi DAS
3. Tingkat Kerentanan Bagian DAS dasar penetapan urutan prioritas
pengelolaan bagian DAS atau Sub DAS atau d t a dlm kab. dominan.
4. Konsep perencanaan pengelolaan DAS digunakan sebagai
dasar untuk memperoleh pertimbangan teknis dari stakeholders
5. Penetapan tujuan pengelolaan DAS yang didasarkan pada tingkat
kerentanan dan jenis rentannnya.
Tipologi Lahan: DAS: 3.24
Sub DAS Tuntang Hulu: 3.46 Sub DAS Tuntang Tengah: 2.66
Sub DAS Tuntang Hilir: 1.93
Tipologi Sosek: DAS:3,75
Sub DAS Tuntang Hulu: 3,0 Sub DAS Tuntang Tengah: 4,5
Sub DAS Tuntang Hilir: 5
Prioritas I : Sub DAS Tuntang Hulu
Tipologi DAS : (3.59 + 3.71 )/2
“tinggi” (skor 3.65)
Pasokan air banjir tiap Sub DAS :
“ Tinggi”
Tipologi DTA : (3.42+ 3.75)/2 “ Tinggi” (3.59)
Tipologi Wil : 2 Luas <150 rb ha;
DAS lintas kab
Tipologi pengelolaan DAS : (3.65 + 2)/2
“sedang” (skor 2.83)
Secara umum usulan kegiatan meliputi:
!. Usulan penutupan lahan hutan optimal.
UU 41 Tahun 1999 - luas kawasan hutan minimal 30%
hutan pinus minimal 33%,
hutan jati minimal 53%
2. Tipologi lahan, terutama sistem lahan Rencana Pola
Ruang RTRW
3. Hasil identifikasi daerah rentan kebanjiran kawasan
rawan bencana sebagai kawasan lindung maupun
pengembangan kegiatan budidaya yang mempunyai
daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana.
4. Usulan alternatif kegiatan pengelolaan yang bersifat
lintas kabupaten
9/28/2012
9
Mekanisme atau Proses Perencanaan Pengelolaan DAS
Konsep Usulan
Penyelesaian Masalah
dari Para Pihak
RTRW Kesepakatan Masalah &
Penetapan Tujuan
Bappeda (Tim)
Musyawarah Para
Pihak Terkait
Karakterisasi
DAS
RTRW Usulan Penyelesaian
Masalah dari Para Pihak
Rencana Pengelolaan DAS Tersusun :
- Kebijakan
- Program
- Kegiatan
- Pembagian Peran Para Pihak
SALAH SATU OUTPUT (HASIL) SINTESIS ANTARA
(MARET 2012)
Karakteristik Dasar DAS
Faktor Alami Iklim (Hujan & suhu), Morfometri, Geologi, Bentuk Lahan, Lerang, Tanah
Kerentanan Potensial DAS : Kekeringan Banjir Kekritisan/Erosi Longsor
Potensi Alami DAS : 1. Air 2. Lahan
Karakteristik Aktual DAS
Kerentanan Aktual DAS
1. Kekeringan 2. Banjir 3. Kekritisan/Erosi 4. Longsor 5. Sosek
Potensi Aktual DAS : 1. Air 2. Lahan 3. Sosek
Faktor Manajemen Penggun lahan, Teknik KTA, Limpasan, Sedimen, Evapotrans., Kondisi Sosek,dll
Faktor – Faktor Karakteristik DAS
Rumusan Dasar Karakterisasi DTA Dalam Kab Dominan
No Parameter/Bobot Klasifikasi Kategori Skor
I POTENSI AIR BANJIR
A ESTIMASI (100%)
1 ALAMI [60]
a Hujan harian maksimum rata-rata
pada bulan basah (mm/hari)
[35%]
< 20
21-40
41-75
76-150
>150
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
b Bentuk DAS
[5%]
Lonjong
Agak Lonjong
Sedang
Agak Bulat
Bulat
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
c Gradien Sungai (%)
(10%)
< 0,5
0,5-1,0
1,1-1,5
1,6-2,0
> 2,0
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
d Kerapatan drainase
(5%)
Jarang
Agak Jarang
Sedang
Rapat
Sangat Rapat
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
e Lereng rata-rata DAS (%)
(5%)
< 8
8-15
16-25
26-45
> 45
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
2 MANAJEMEN (40%)
FORMULASI POTENSI AIR BANJIR DAN DAERAH RAWAN BANJIR
9/28/2012
10
2 MANAJEMEN
(40%)
a Penggunaan lahan
(40%)
Hutan Lindung/ Konservasi*)
Hutan Produksi/Perkeb**)
Pekarangan/Semak/Belukar
Sawah/Tegal-teras
Tegal/Pmk-kota
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
B PENGUKURAN
(100%)
a Debit puncak spesifik
(m3/dt/km2)
(100%)
< 0,58
0,58-1,00
1,01-1,50
1,51-5,00
> 5,00
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
*) dan **) dalam kondisi normal atau tidak dalam kondisi kritis atau terganggu
II DAERAH RAWAN KEBANJIRAN
1 ALAMI (55%)
a Bentuk lahan
(10%)
Pegunungan & Perbukitan
Kipas & Lahar
Dataran, Teras
Dataran Aluvial
Lembah Aluvial, Jalur Kelokan
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
b Meandering
Sinusitas (P) = panjang/jarak
sungai sesuai belokan : jarak
lurus
(5%)
1 – 1,1
1,2 – 1,4
1,5 – 1,6
1,7 – 2,0
> 2
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
c Pembendungan oleh
percabangan sungai/air
pasang
(10%)
Tidak ada
Anak Cab S Induk
Cab S Induk
S Induk/Bottle neck
Pasang Air Laut
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
d Drainase (% lereng lahan kiri-
kanan sungai)
(30%)
Sangat Lancar (>8)
Lancar (2 - 8)
Terhambat (<2)
Rendah
Sedang
Tinggi
1
3
5
2 MANAJEMEN (45%)
a Bangunan air
(45 %)
Waduk+Tanggul tinggi & baik
Waduk
Tanggul/sudetan/banjir kanal
Tanggul buruk
Tanpa Bangunan/pengurangan
dimensi sungai
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
KATEGORI TINGKAT KERENTANAN/DEGRADASI Sangat Tinggi : > 4,3 - Sangat Rentan/
Sangat Terdegradasi
Tinggi : 3,5 – 4,3 - Rentan/Terdegradasi
Sedang : 2,6 – 3,4 - Agak Rentan/
Agak Terdegradasi
Rendah : 1,7 - 2,5 - Sedikit Rentan/
Sedikit Terdegradasi
Sangat Rendah : < 1,7 - Tidak Rentan/ Tidak
Terdegradasi
Jumlah dari (bobot x skor)/100 setiap parameter
No Parameter/Bobot Bobot
A ALAMI 60%
a Hujan tahunan (mm) 20%
b Evapotranspirasi aktual tahunan (mm) 17.5%
c Bulan kering (< 100 mm/bl) 12.5%
d Geologi 10%
B MANAJEMEN 40%
a Kebutuhan Air (Indeks Peng Air)
Kebutuhan Air (m3)
IPA = ------------------------
Potensi Air (m3)
25%
b Debit minimum spesifik (m3/dt/km2) 15%
Formulasi Kerentanan Kekeringan Dan Potensi Air
9/28/2012
11
No Parameter/Bobot Bobot
A. Alami 45%
1. Solum tanah (Cm) 10%
2. Lereng (%) 15%
3. Batuan Singkapan (%) 5%
4. Morfoerosi (erosi jurang, tebing sungai, sisi
jalan). Persen dari Unit Lahan
10%
5. Jenis Tanah terhadap kepekaan erosi 5%
B. Manajemen *) 55%
1. Kawasan Budidaya Pertanian 55%
a. Vegetasi Penutup 40%
b. Konsevasi tanah mekanis 15%
2. Kawasan hutan dan Perkebunan 55%
a. Kondisi vegetasi 45%
b. Konservasi tanah 10%
Formulasi Kekritisan dan Potensi Lahan
No Parameter/Bobot Bobot
A ALAMI 60%
a Hujan harian kumulatif 3 hari berurutan (mm/3 hari) 25%
b Lereng lahan (%) 15%
c Geologi (Batuan) 10%
d Keberadaan sesar patahan/gawir (m) 5%
e Kedalaman tanah (regololit) sampai lapisan kedap (m) 5%
B MANAJEMEN 40%
a Penggunaan Lahan 20%
b Infrastruktur (jika lereng <25% = skore 1) 15%
c Kepadatan Pemukiman (org/km2)
(jika lereng <25%, skor=1)
5%
Formulasi Kerentanan Tanah Longsor
Kriteria Parameter Bobot
SOSIAL
(50%)
Kepadatan Penduduk: Geografis 10%
Kepadatan Penduduk: Agraris 10%
Budaya : Perilaku/tingkah laku konservasi 20%
Budaya : Hukum Adat 5%
Nilai Tradisional 5%
EKONOMI
(40%)
Ketergantungan terhadap lahan 20%
Tingkat Pendapatan*) 10%
Kegiatan Dasar Wilayah (LQ pertanian) 10%
Kelemba
gaan
(10%)
Keberdayaan kelembagaan informal konservasi 5%
Keberdayaan lembaga formal pada konservasi 5%
Formulasi Kerentanan dan Potensi Sosial Ekonomi
dan Kelembagaan
KATEGORI TINGKAT KERENTANAN/DEGRADASI
Tinggi : > 4,3 - Sangat Rentan/
Sangat Terdegradasi
Agak Tinggi : 3,5 – 4,3 - Rentan/Terdegradasi
Sedang : 2,6 – 3,4 - Agak Rentan/
Agak Terdegradasi
Agak Rendah: 1,7 - 2,5 - Sedikit Rentan/
Sedikit Terdegradasi
Rendah : < 1,7 - Tidak Rentan/ Tidak
Terdegradasi
9/28/2012
12
TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN & AIR
DALAM
SISTEM PENGELOLAAN DAS
Pengelolaan lahan optimal
Penggunaan lahan benar
Sesuai Kemampuan &
Kesesuaian Lahan
Teknik budidaya pertnian
konservatif
Dukungan SosEkLemb
PENGELOLAAN LAHAN
Kompetisi Penggunaan Lahan
-HUTAN BAIK (belakang)
DEFORESTASI: - PERLADANGAN (latar depan) - SEMAK BELUKAR (tengah)
9/28/2012
13
Penambangan Feldspar
PRINSIP DASAR KONSERVASI TANAH & AIR
Asas konservasi tanah :
menjaga strukur tanah tidak terdispersi dan mengatur gerak
dan jumlah limpasan permukaan
Berdasar asas tsb ada 3 pendekatan :
1. tutup tanah dengan vegetasi dan sisa vegetasi
2. jaga dan perbaiki tanah agar resisten thdp
penghancuran agregat dan pengangkutan, serta lebih
besar daya serap air di permukaan
3. atur aliran/limpasan permukaan agar mengalir dgn
kecepatan tidak merusak dan memperbesar infiltrasi
Mulsa & Konturing Pd Tumpangsari Hutan
1 THN
FASE PERTUMBUHAN HUTAN MAHONI
THD
TK KONSERVASI TANAH & AIR
8 THN
4 THN
8 THN
1 THN
9/28/2012
14
Tanaman Hutan Tanah terlindung oleh seresah
-
-
Batu bertanah tak banyak pilihan budidaya Jati & mahoni ditanam disela retakan batu
Agroforestry – Sengon + kopi
. Pengolahan tanah minimal
. Tanah tertutup rapat oleh
kanopi & seresah
Reboisasi di Hutan Produksi dengan Tumpangsari (pinus + tanaman semusim)
Secara bertahap akan dikonversi Tumpangsari Pinus + Rumput Gajah + Gamal
9/28/2012
15
Lantai Hutan Kehilangan Serasah Mudah Tererosi
Gambar 4. Tanaman MPTS – durian – Ditanam Tersebar dan
Jalur Tanaman Sengon – batas milik
Jalur Tanaman Sengon Tanaman Durian - Individu
Cover Crop di Kebun Karet Mana yang protektif??
Galian
Urugan/Timbunan
Lereng lahan asli
Talud (riser) ditanami rumput
Saluran pembuangan air
GAMBAR SKET TERAS BANGKU
9/28/2012
16
Penutupan tanah jarang
Pengolahan tnh intensif
Tanpa konservasi
Monokultur
Kentang
Bawang Putih
Teras Bangku : . Tanah Tipis berbatu Teras talud batu
Tanah masih tebal
Konservasi >< Agronomi
9/28/2012
17
Morfoerosi (Erosi jurang) =>
Bangunan Pengendali Jurang
Tanah longsor sumbat sungai
Lereng batuan (geologi) tegak (patahan?) tanah mudah longsor
Dam Pengendali (Check Dam) :
= Pengendali sedimen
= Konservasi air
9/28/2012
18
Dam pengendali tipe busur
Pengendali Sedimen & air
Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat