Upload
rabecca-tobing
View
165
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Prostat
Citation preview
Dokter pembimbing:dr. Budi Suanto, Sp.B
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) sering pada pria yang telah lanjut usia.☺ 25% laki-laki usia > 55 tahun, dan 50% > usia
75 tahun ☺Faktor resiko : usia, riwayat keluarga, ras, etnis,
dan faktor hormonal. ☺Insidensi paling tinggi ditemukan pada orang
Afro-American & terendah pada orang Jepang
ANATOMI KELENJAR PROSTATKelenjar prostat adalah organ
padat yang mengelilingi urethra antara vesica urinaria dan diaphragma urogenitale
Prostat terdiri dari jaringan ikat fibrosa, otot polos, dan elemen kelenjar. Ukuran lebar lebih besar daripada panjang, yaitu panjang 3,175 cm dan lebar 3,81 cm. Prostat memiliki apex, basis, permukaan anterior, permukaan posterior, dan sepasang permukaan lateral
Gambar Prostat Potongan Frontal dan Sagital (Sumber: Atlas Netter)
Basis : bagian bawah Vesica urinaria Apex : fascia superior dari diaphragma
urogenitale Permukaan anterior bebas dan dipisahkan dari
spatium retropubic (Cavum Retzius) oleh ligamentum puboprostatic dan dari bagian bawah symphysis pubis oleh jaringan fibroadiposa dan plexus venosus
Permukaan posterior mendatar dan berbatasan dengan rectum, yang dapat dirasakan pada pemeriksaan colok dubur.
Permukaan lateral (inferolateral) berbentuk cembung dan diperkuat oleh serabut anterior musculus levator ani
Prostat terdiri dari 5 lobus : Lobus anterior : berasal dari dinding anterior urethra.
Sejak lahir tidak mengandung atau sedikit kelenjar, sehingga jarang terjadi adenoma pada lobus ini.
Lobus posterior : berasal dari dinding posterior urethra, inferior terhadap orificium ductus ejaculatorius. Terletak di belakang lobus median, membentuk permukaan posterior dan merupakan bagian kelenjar yang teraba pada saat pemeriksaan colok dubur. Carcinoma primer lebih sering terjadi pada lobus ini daripada adenoma.
Lobus lateral sinistra et dextra : berasal dari dinding lateral urethra, tumbuh ke arah lateral, anterior, posterior, dan cranial hingga mencapai basis kelenjar. Hipertrofi pada lobus ini menyebabkan obstruksi saluran kemih pada urethra pars prostatica.
Lobus median Lobus ini penting karena sering terdapat pertumbuhan adenoma. Pembesaran lobus ini akan menekan membran mukosa urethra atas ke arah Vesica urinaria sehingga dapat memblok meatus urinarius internus
arteri vesical inferior dan arteri rectalis media (arteri haemorrhoidales)
Plexus venosus prostatica di depan bergabung vena dorsalis profunda penis. Vena-vena ini ke belakang menuju perbatasan prostat dengan vesica urinaria dan bergabung dengan sejumlah vena vesicalis, berlanjut menuju ke belakang, terletak sebelah lateral vesical seminalis dan di bawah ureter, dan berakhir di vena iliaca interna.
Pembuluh limfe berakhir pada kelenjar limfe iliaca internal dan sacral
Menghasilkan cairan yang kental, seperti susu, basa, mengandung asam sitrat, kalsium, asam fosfat, fruktosa, zinc, enzim, dan prostaglandin.
Mempertahankan motilitas dan fertilitas spermatozoa.
Mempersiapkan cervix untuk menerima sperma dengan cara sedikit dilatasi dan membuat suasana menjadi basa yang sangat penting untuk fertilisasi
>> laki-laki usia tua. Laki-laki usia 20-30 tahun, berat prostat sekitar 20 gram, dan berat prostat akan bertambah setelah usia 55 tahun.
Secara histologi, hiperplasia prostat 8% 40% (31-40 tahun). 50% (51-60 tahun), > 80% (> 80 tahun).
≈ proliferasi epitel & struma kelenjar prostat gejala dalam berkemih. BPH secara primer terjadi di zona transisional kelenjar prostat atau area periurethra
Etiologi proses hiperplasia ≈ androgen, faktor non-androgen testiskular, estrogen, interaksi stroma-epitelial, growth factors, neurotransmiter, dan faktor lain yang belum diketahui
2 penyebab penting terjadinya BPH adalah penuaan dan fungsi testes. Kelenjar prostat menjadi besar seiring dengan bertambahnya usia, dan prosesnya akan timbul secara klinik pada laki-laki usia 30-40 tahun
Teori-teori Teori sel stem Teori Reawakening Perubahan keseimbangan antara
testosteron dan estrogen
IRITATIF Frekuensi >> Nocturia Urgensi Dysuria
OBSTRUKTIF Hesitency Straining Pancaran << Intermittency Waktu miksi >> Terminal dribbling Rasa tidak puas setelah buang air kecil Retentio urine Incontinensia urine
Rectal Toucher, yang dinilai : Ukuran Kontur Konsistensi ►kenyal Nodul Batas atas (teraba jika prostat <60gr)
Analisis darah dan urine ►komplikasi Urinalisis ►microscopic hematuria Serum kreatinin PSA USG transabdominal atau transrectal
(TRUS) Rö abdomen Urethrocystoscopy CT scan, MRI , radio nuklir
1. UTI Penderita ISK mungkin mengeluhkan hal-hal
berikut: Sakit pada saat atau setelah kencing Anyang-anyangan (ingin kencing, tetapi tidak
ada atau sedikit air seni yang keluar) Warna air seni kental/pekat seperti air teh,
kadang kemerahan bila ada darah Nyeri pada pinggang Demam atau menggigil, yang dapat menandakan
infeksi telah mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri di sisi bawah belakang rusuk, mual atau muntah.
2. batu di ureter Nyeri mendadak di perut kanan dan kiri tergantung letak batu. Nyeri
dapat bersifat kolik hebat sehingga penderita berteriak atau berguling. Kadang-kadang nyeri perut terus-menerus karena peregangan kapsul ginjal. Biasanya nyeri dimulai di daerah pinggang kemudian menjalar ke arah testis, disertai mual dan muntah, berkeringat dingin, pucat dan dapat terjdai renjatan.
Hematuria Nyeri ketok costovertebral. Batu di vesika urinaria Rasa nyeri waktu miksi (disuria, stranguria), dirasakan refered pain
pada ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki. Hematuria diserta urine yang keruh Pancaran urine tiba-tiba berhenti dan keluar lagi pada perubahan
posisi Polakisuria (sering miksi)
3. Ca prostat• Segera setelah berkemih, biasanya air
kemih masih menetes-netes• Nyeri ketika berkemih• Nyeri ketika ejakulasi• Nyeri punggung bagian bawah• Nyeri ketika buang air besar• Nokturia (berkemih pada malam hari)• Inkontinensia uri (beser)• Nyeri tulang atau tulang nyeri jika ditekan• Hematuria (darah dalam air kemih)
4. Striktur uretra Gejala klinis yang sering ditimbulkan oleh
striktur antara lain disuria, kesuliran berkemih, pancaran kemih yang menurun, frekuensi kemih yang abnormal, rasa tidak nyaman, hematuria, nyeri pelvis atau bagian bawah perut, pengosongan kantung kemih yang tidak puas.
Tidak mendapatkan terapi tetapi perkembangan penyakit dan keadaanya diawasi oleh dokter.
Pada pasien dengan skor <7 dan keluhan ringan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari
Pasien kontrol tiap 6 bulanTanya dan periksa pasien tentang keluhan,
IPSS, laju pancaran urine, maupun volume residual
Jika keluhan miksi lebih jelek daripada sebelumnya, pikirkan terapi yang lain
1. Antagonis adrenergik reseptor α yang dapat berupa:
a. preparat non selektif: fenoksibenzamin b. preparat selektif masa kerja pendek:
prazosin, afluzosin, dan indoramin c. preparat selektif dengan masa kerja
lama: doksazosin, terazosin, dan tamsulosin 2. Inhibitor 5 α redukstase, yaitu finasteride
dan dutasteride 3. Fitofarmaka
Alpha blocker (DOC) Terazosin & Doxazosin ► -adrenoseptor
selektif Efek samping : pusing dan hipertensi
orthostatik Harus dititrasi 1-2 minggu sampai
mencapai dosis maks
Tamsulosin ► Selektif 1 alpha-adrenoseptor
Tidak perlu dititrasi Efek samping : Ejakulasi retrograde dan
rhinitis
Pasien dengan retensi urine memerlukan kateterisasi segera (24 jam)
Saw palmetto (pohon dwarf palm Amerika) dan Fenasteride (5-reductase inhibitor)
Terapi pembedahan pasien yang terus mengalami gangguan /
tetap mengalami retensi urine setelah mendapat obat-obatan
Dilatasi saluran kemih atas Insufisiensi ginjal yang mengikuti BPH Batu kandung kemih
menggunakan cairan nonhemolytic misalnya 1,5% glycin
Sindrom TUR ►hipervolemia dan dilusi hiponatremia
Gejala : hipertensi, bradikardi, nausea, vomitus, ggg penglihatan, perubahan status mental, kejang
Th/ : Diuretik Perbaikan elektrolit