12
PERATURAN DIRE KTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG NO MOR : 959/PER/RSI-SA/III/2013 TENTANG PANDUA N SKRINING PASIEN RUMAH SAKIT Tindaka n Nama Jabatan Tandatang an Tanggal Disiapkan Nani Prasanti, S. Kep, Ners Manajer 3 Januari 2014 Keperawatan Direktur Pelayanan Diperiksa Dr. H. Makmur Santosa, MARS Medis dan 11 Januari 2014 Keperawatan Disetujui Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes Direktur Utama 17 Januari 2014

959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

PERATURAN DIRE KTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNGNO MOR : 959/PER/RSI-SA/III/2013

TENTANGPANDUA N SKRINING PASIEN RUMAH SAKIT

Tindakan Nama Jabatan

Tandatangan Tanggal

DisiapkanNani Prasanti, S. Kep, Ners

Manajer3 Januari 2014

Keperawatan

Direktur Pelayanan

DiperiksaDr. H. Makmur Santosa, MARS Medis dan

11 Januari 2014

Keperawatan

DisetujuiDr. H. Masyhudi AM, M. Kes Direktur Utama

17 Januari 2014

Page 2: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

1

Page 3: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

Bismillahirrahmanirrahiim

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

NOMOR : 959/PER/RSI-SA/I/2014TENTANG

PANDUAN SKRINING PASIEN RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

MENIMBANG : a. Bahwa Skrining adalah suatu cara atau metode yang dilakukan

untuk menyelaraskan kebutuhan pasien dibidangpelayanankesehatan dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit.

2. Bahwa Informasi diperlukan untuk membuatkeputusan yang benar tentang kebutuhan pasienyang mana yang dapat dilayani rumah sakit,supaya tercipta peningkatan mutu pelayanan yangsesuai dengan misi dan tujuan rumah sakit)

3. Bahwa untuk menyelaraskan kebutuhan pasiendibidang pelayanan kesehatan dengan pelayananyang dimiliki/ tersedia di rumah sakit,mengkoordinasikan pelayanan supaya lebih efektifdan efisien, merencanakan pemulangan dantindakan selanjutnya sesuai kebutuhan pasien danmenyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dansumber daya di rumah sakit perlu ditetapkanPanduan Skrining Pasien di Rumah Sakit IslamSultan Agung.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

tentang Rumah Sakit

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/ III/ 2008 tentang pelayanan rumahsakit

3. Surat Keputusan Pengurus Badan Yayasan BadanWakaf Sultan Agung Nomor 68/SK/YBWSA/V/2013tentang Pengesahan Struktur Organisasi RumahSakit Islam Sultan Agung.

Page 4: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

4. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan WakafSultan Agung Nomor: 090/SK/YBWSA/XII/2009tentang Pengangkatan Direksi Rumah Sakit IslamSultan Agung Masa Bakti 2009-2013

5. Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam SultanSultan Agung Nomor : 590/PER/RSI-SA/I/2014tentang Kebijakan Pelayanan Rumah Sakit.

2

Page 5: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

M E M U T U S K A N :

MENETAPKAN :PERTAMA : Panduan Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Islam Sultan Agung

sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan skrining pasien di

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dilaksanakan olehDirektur Pelayanan Medis dan Keperawatan Rumah Sakit IslamSultan Agung Semarang.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di

kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan iniakan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di: Semarang

Tanggal: 15 Rabiul Awal

17 Januari

RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

Dr. H. Masyhudi AM, M. KesDirektur Utama

TEMBUSAN Yth :1. Seluruh unit kerja 2. Arsip

Page 6: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

3

Page 7: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG NOMOR : 959/PER/RSI-SA/I/2014TANGGAL : 13 JANUARI 2014

9. LATAR BELAKANG

Rumah sakit sudah seharusnya mempertimbangkan bahwapelayanan di rumah sakit adalah bagian pelayanan yang terintegrasioleh para professional dibidang pelayanan kesehatan dan tingkatpelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan.

35. PENGERTIAN

Skrining adalah suatu cara atau metode yang dilakukan untukmenyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatandengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit. Informasi diperlukanuntuk membuat keputusan yang benar tentang kebutuhan pasienyang mana yang dapat dilayani rumah sakit, supaya terciptapeningkatan mutu pelayanan yang sesuai dengan misi dan tujuanrumah sakit.

61. TUJUAN Maksud dan tujuan dilakukan skrining adalah:

1. Menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatandengan pelayanan yang dimiliki/ tersedia di rumah sakit.

2. Mengkoordinasikan pelayanan supaya lebih efektif dan efisien. 3. Merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya sesuai

kebutuhan pasien. 4. Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya di

rumah sakit.

IV. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan di rumah sakit disesuaikan dengan fasilitasyang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan supaya rumah sakit tidak asaldalam penerimaan dan memberi pelayanan kesehatan terhadappasien.

Pelayanan instalasi gawat darurat (IGD) meliputi:

1. Pasien dengan kasus True Emergency, yaitu pasien yang tiba-tibaberada dalam kondisi gawat darurat atau akan menjadi gawatdan terancam nyawanya atau anggota badannya (menjadi cacat)bila tidak segera mendapat pertolongan.

2. Pasien dengan kasus False Emergency, yaitupasien dengankeadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. Kondisiini gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, tidakmengancam nyawa atau anggota badannya.

Page 8: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

3. Pasien tidak gawat dan tidakdarurat Pelayanan rawatjalan, meliputi:

Pelayanan pada pasien yang hanya membutuhkan pelayanankesehatan, tipe ketiga, yang tidak gawat dan tidak darurat.

4

Page 9: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

22. KLASIFIKASI

Berdasarkan Permenkes RI no 986/ Menkes/ Per/ 1992 bahwapelayanan di rumah sakit diklasifikasikan menjadi kelas/ tipe A, B, C,D dan E (Azwar, 1996):

1. RS tipe/ kelas D

Adalah RS umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuansekurang-kurangnya pelayanan umum dan 2 (dua) pelayananmedis spesialis dasar

2. RS tipe/ kelas C

Adalah RS umum yang mempunyai fasilitas dan dan kemampuansekurang-kurangnya pelayanan medis 4 (empat) spesialis dasardan 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medis.

3. RS tipe/ kelas B

Adalah RS umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuanpelayanan medis sekurang-kurangnya 4 (empat) spesialis dasar, 4(empat) spesialis penunjang medis, 8 (delapan) spesialis lainnyadan 2 (dua) sub spesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikanapabila telah memenuhi syarat dan standar

4. RS tipe/ kelas A

Adalah RS umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuanpelayanan medis sekurang-kurangnya 4 (empat) spesialis dasar, 5(lima) Spesialis penunjang medis, 12 (duabelas) spesialis lainnyadan 13 (tiga belas) sub spesialis serta dapat menjadi RSpendidikan apabila telah memenuhi syarat dan standar

VI. BATASAN OPERASIONAL

Skrining dilakukan pada saat kontak pertama, dapat terjadi di sumberrujukan, pada saat pasien ditransportasi emergensi atau apabila saatpasien tiba di rumah sakit. Skrining dilakukan menyesuaikan denganmisi dan sumber daya rumah sakit tergantung pada keterangan yangdidapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya. Hal ini sangatpenting bahwa keputusan untuk memberikan pelayanan kesehatan,pengobatan, mengirim atau merujuk hanya dibuat setelah ada hasilskrining dan evaluasi. Hanya rumah sakit yang mempunyai kemampuanmenyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan konsisten dengan misinyadapat dipertimbangkan untuk menerima pasien rawat inap atau rawatjalan dan rujukan kepelayanan kesehatan yang lain yang mempunyaifasilitas kesehatan yang memadai sesuai kebutuhan pasien.

1. Skrining di unit emergency/ Instalasi gawat darurat (IGD)dilaksanakan melalui criteria Triase, evaluasi visual danpengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,

Page 10: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

psikologi, laboratorium klinik, atau pemeriksaan diagnosticimaging sebelumnya. Instalasi gawat darurat (IGD) adalah unit dirumah sakit yang

5

Page 11: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu yang melibatkan berbagaimultidisiplin.

2. Skrining di rawat jalan, poliklinik, SEC dan hemodialisadilaksanakan hanya dengan evaluasi visual dan pengamatan.Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, diagnostic imagingdapat dilakukan setelah pasien mendapatkan pemeriksaan fisikatau pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien.

3. Penerimaan pasien dilakukan sesuai kemampuan rumah sakit dankebutuhan pasien melalui proses skrining dan hasil pemeriksaan testdiagnostik yang diperlukan.

VII. PENUTUP

Skrining yang dilakukan di pelayanan kesehatan sangat pentingsebagai dasar dan menyesuaikan dengan misi dan sumber dayarumah sakit. Hal ini sangat penting bahwa keputusan untukmemberikan pelayanan kesehatan, pengobatan, mengirim ataumerujuk hanya dibuat setelah ada hasil skrining dan evaluasi. Hanyarumah sakit yang mempunyai kemampuan menyediakan pelayananyang dibutuhkan dan konsisten dengan misinya dapatdipertimbangkan untuk menerima pasien rawat inap atau rawat jalandan rujukan kepelayanan kesehatan yang lain yang mempunyaifasilitas kesehatan yang memadai sesuai kebutuhan pasien. Skriningjuga tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhanpasien dan kondisinya saat awal pasien dating ke rumah sakit.

Page 12: 959 - APK Panduan Skrining pasien.rtf

6