9
5.1. Kondisi Kualitas Perairan (Fisika-Kimia Air) 5.1.1. Penilaian Berdasarkan Acuan Baku Mutu Hasil pengukuran kualitas perairan yang meliputi parameter fisika dan kimia air di masing-masing stasiun penelitian, disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Rata-rata Kualitas Air yang Terukur Di Daerah Penelitian, Muara Sungai Babon Semarang. Parameter Satu an Stasiun Penelitian Baku Mutu Air I II III IV V VI Laut yg diingin- kan *) Fisika : Temperatu r Kedalaman Kecerahan Kekeruhan Kec. Arus TSS Kimia : Salinitas pH DO BOD5 COD NO3-N NH3-N PO4-P SO4-S Deterjen Logam Berat Cr 6+ Cd o C m m NTU m/d mg/l o / oo - mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l 29,83 1,22 0,40 1,14 0,07 33 18,67 8,40 2,40 40,46 169,7 0 0,22 0,46 2,13 0,016 0,213 0,000 1 0,003 29,5 0,9 0,35 1,37 0,11 26,33 24,33 8,37 2,1 30,26 126,8 1 0,23 0,27 2,78 0,01 0,146 0,000 3 0,002 29,83 0,47 0,31 1,41 0,12 14,33 30,83 8,07 2,63 53,18 276,29 0,5 0,19 3,59 0,009 0,204 0,0004 0,007 28,5 0,69 0,25 1,49 0,12 12 32,33 7,97 3,0 30,78 147,9 4 0,26 0,19 1,39 0,007 0,253 0,000 2 0,005 27,5 0,44 0,24 1,92 0,05 14 32,83 8,07 2,80 40,46 195,7 2 0,51 0,23 1,81 0,007 0,263 0,000 150,0 03 28,5 0,69 0,37 1,88 0,08 16,33 32,83 8,17 3,20 35,94 181,8 8 0,27 0,24 1,48 0,035 0,260 0,000 2 0,001 alami - > 5 < 5 / < 5 - < 25 / 80 Alami/33- 34 6,5 – 8,5/7-8.5 > 6/ >5 < 25 /20 < 40/40 - / 0,00 8 < 0,3/0,3 - / 0,015 - Nihil/1,0 0,00004 0,0002/0,0 01 Keterangan : *) Berdasarkan Baku Mutu Air Laut untuk Kehidupan Biota Laut (Keputusan Menteri 1

97832_Pencemaran Sungai Babon0001

Embed Size (px)

DESCRIPTION

x

Citation preview

5.1. Kondisi Kualitas Perairan (Fisika-Kimia Air)5.1.1. Penilaian Berdasarkan Acuan Baku MutuHasil pengukuran kualitas perairan yang meliputi parameter fisika dan kimia air di masing-masing stasiun penelitian, disajikan pada Tabel 6.Tabel 6. Nilai Rata-rata Kualitas Air yang Terukur Di Daerah Penelitian, Muara Sungai Babon Semarang.

ParameterSatuan Stasiun Penelitian Baku Mutu Air

IIIIIIIVVVILaut yg diingin-kan *)

Fisika :TemperaturKedalamanKecerahanKekeruhanKec. ArusTSS

Kimia :SalinitaspHDOBOD5CODNO3-NNH3-NPO4-PSO4-SDeterjen

Logam BeratCr 6+Cd

oCmmNTUm/dmg/l

o/oo-mg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/lmg/l

mg/lmg/l29,831,220,401,140,0733

18,678,402,4040,46169,700,220,462,130,0160,213

0,00010,003

29,50,90,351,370,1126,33

24,338,372,130,26126,810,230,272,780,010,146

0,00030,002

29,830,470,311,410,1214,33

30,838,072,6353,18276,290,50,193,590,0090,204

0,00040,007

28,50,690,251,490,1212

32,337,973,030,78147,940,260,191,390,0070,253

0,00020,00527,50,440,241,920,0514

32,838,072,8040,46195,720,510,231,810,0070,263

0,000150,00328,50,690,371,880,0816,33

32,838,173,2035,94181,880,270,241,480,0350,260

0,00020,001

alami-> 5 < 5 / < 5-< 25 / 80

Alami/33-346,5 8,5/7-8.5> 6/ >5< 25 /20< 40/40 /0,008< 0,3/0,3- / 0,015-Nihil/1,0

0,000040,0002/0,001

Keterangan : *) Berdasarkan Baku Mutu Air Laut untuk Kehidupan Biota Laut (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 02/MEN.KLH/I/1988).

5.2. Struktur Komunitas Makrozoobenthos5.2.1. Komposisi dan Kelimpahan Jenis

Tabel 9. Jumlah Jenis (S), Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H), dan Nilai Keseragaman Jenis (E) Makrozoobentos di Daerah Penelitian, Muara Sungai Babon Semarang.Stasiun ParameterPenelitianWaktu Pengamatan (Sampling)

IIIIIIRata-rata

I

II

III

IV

V

VI

SHE

SHE

SHE

SHE

SHE

SHE

1,0000

000

20,630,91

51,550,96

81,980,95

92,130,12000

000

31,070,98

61,690,94

61,710,95

122,380,09000

31,090,99

61,730,96

92,090,95

92,130,97

112,300,100,3300

1,00,360,33

3,671,140,95

6,671,780,95

7,671,940,96

10,672,270,10

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPesatnya laju pembangunan dan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai kota besar di Indonesia seperti di kota Semarang, secara nyata telah menimbulkan dampak berupa meningkatnya jumlah buangan berupa limbah (waste) yang berasal dari berbagai kegiatan manusia baik di lahan atas (upland) terutama kegiatan yang menempati wilayah pesisir-pantai seperti industri, intensifikasi pertanian dan perikanan (tambak udang), pengembangan permukiman, pengembangan pelabuhan, lalu-lintas kapal-kapal laut, dan bentuk-bentuk kagiatan manusia lainnya, yang telah mencemari air, tanah dan udara.Saat ini ancaman serius terhadap kualitas perairan pantai (laut) di Indonesia adalah limbah industri, limbah manusia, pelumpuran dan turbiditas (kekeruhan) dari sungai, tumpahan minyak lepas pantai dan pembuangan limbah industri ke laut. Sedangkan menurut Sutamihardja (1993) bahwa masalah pencemaran air di sepanjang pantai Utara Pulau Jawa diperbesar oleh adanya pemusatan industri di wilayah tersebut.Muara sungai Babon berada di wilayah kelurahan Trimulyo, kecamatan Genuk, Pemerintah Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Muara sungai di atas tepatnya berada di sisi Timur kota Semarang yang berjarak sekitar 10 km dari pusat kota. Secara geografis Kota Semarang terletak pada posisi antara 06.53'00" LS 06.57'00" LS dan 110.24'.00" BT 110.26'.00" BT.Berdasarkan atas pemberitaan yang pernah beberapa kali muncul di mass media (Suara Merdeka dan Kompas pada tahun 2000) serta berdasarkan atas hasil pra survei (secara visual) ke lapangan pada tahun yang sama, sungai Babon diduga telah tercemar karena menerima dan menampung buangan limbah yang berasal dari sejumlah industri yang terdapat di kawasan industri Terboyo dan sepanjang jalan raya Kaligawe terutama yang berada di sekitar sungai Babon. Berdasarkan data yang tercatat di Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi Jawa Tengah (1999) disebutkan bahwa sejumlah industri yang beroperasi di kawasan industri Terboyo dan sepanjang jalan raya Kaligawe yang merupakan hulu sungai Babon, terdiri dari sejumlah industri yang menghasilkan produk-produk kertas, kemasan karton, percetakan, garmen pakaian, tekstil, penyamakan kulit, galvanis, baterai, keramik, cold storage ikan dan udang, makanan dan bumbu masak (penyedap masakan). Jenis-jenis industri ini sangat berpotensi menghasilkan limbah-limbah organik dan anorganik yang bersifat racun yang sangat membahayakan bagi kehidupan organisme perairan seperti ikan, udang (crustasea), moluska dan terutama biota makrobenthos, karena organisme jenis ini memiliki sifat hidup yang pasif dan hidupnya relatif menetap di dasar perairan, sehingga sulit menghindarkan diri jika terjadi pencemaran.

1

Tabel 8. Kelimpahan Individu Jenis Makrobenthos (ind/m2) Di Daerah Penelitian Muara Sungai Babon Semarang

NoGenusStasiun IStasiun IIStasiun IIIStasiun IVStasiun VStasiun VI

123123123123123123

123456789GastropodaArchiteconica spBulla spCerithium Littorina spPlanaxis spPyramidella spPyrene spRhinoclavis spTelescopium sp ------------------------------------------------44------------------------44-88----------44----------44---44132------88----44---88--------44-132-------8813288---88-88-88-444488-44-88132-88-44-

123456789Bivalvia Anadara spAsaphis spAtrina spCrassostrea spGafrarium sp Lithophaga sp Lutraria spMactra spSeptifer sp-----------------------------------------------44---------------------88--88------44-44----4488--88-----88-44884444-88-44--132---44-44--------88--88---44-8888-88-13288-----132-44---44--88-44-44-44--

1Scaphopoda Dentalium sp---------------4444-

12345Polychaeta Arenicolida spCapitella spLumbrinerreida spNerreis spSerpulida sp--44-------------------------44--88-44--88-132--44-88---44---44-132--132-88-8888-44--88-13244-1328888----44--88-4444-132-88-

Crustacea Scylla sp-------------44----

Jumlah 44----132132308396264440704572484792792792836

Keterangan 1, 2, 3 = Periode Waktu Sampling