25
A Comparison of Vitamin A and Cyclosporin A 0.05% Eye Drops for Treatment of Dry Eye Syndrome Journal Reading Dibawakan oleh: Dinna Mulyani Marlene Abigail Pembimbing: dr. Rinanto Prabowo, Sp.M EUN CHUL KIM, JUN-SUB CHOI, AND CHOUN-KI JOO

A Comparison of Vitamin a and Cyclosporin A

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

A Comparison of Vitamin A and Cyclosporin A 0.05% Eye Drops for

Treatment of Dry Eye Syndrome

Journal Reading

Dibawakan oleh: Dinna Mulyani

Marlene Abigail

Pembimbing: dr. Rinanto Prabowo,

Sp.M

EUN CHUL KIM, JUN-SUB CHOI, AND CHOUN-KI JOO

Membandingkan efektivitas vitamin A (Retinyl palmitate) dan siklosporin A 0,05% pada pasien dengan penyakit mata kering (dry eye disease)

• Prospektif• Randomnisasi• Kontrol• Studi kelompok

paralel

Tujuan

Desain

Sindrom Mata KeringAdalah gangguan pada lapisan air mata yang disertai dengan defisiensi air mata atau evaporasi berlebihan yang menyebabkan kerusakan pada permukaan intrapalpebral okular dan berhubungan dengan gejala.

Adanya peran inflamasi Penggunaan sikolsporin

Adanya perubahan histopatologik epitel permukaan okular

Penggunaan vitamin A

Metode

Sampel Pasien minimal usia 21 tahun dengan diagnosis sindrom mata kering yang gagal dengan terapi konvensional

Kriteria Inklusi

• Test Schirmer I (tanpa anestesi) < 5 mm/5 menit, minimal 1 mata• Tear film break up time (BUT) < 5 detik• Keratitis punktata superfisial ringan skor pewarnaan fluoresen korneal minimal 1 atau lebih pada salah satu mata (skala, 0 [tidak ada] sampai 3 [berat])•Gejala iritasi mata Ocular Surface Disease Index score minimal 25 (skala 0-59)

Kriteria eksklusi

• Riwayat gangguan mata : cedera, trauma, infeksi, inflamasi mata yang tidak berhubungan dengan mata kering, operasi dalam 6 bulan terakhir, dalam terapi lain.•Memiliki penyakit sistemik•Hamil, menyusui, berencana hamil

• Ada efek samping•Hamil• Pelanggaran protokol• Kurangnya efektivitas setelah pemberian obat• Alasan pribadi

Kriteria penghentia

n

150 pasien sindrom mata kering

50 pasienTetes mata

siklosporin A 0,05% 2 x sehari

+Air mata artifisial 4

x sehari

50 pasienTetes mata retinil

palmitat 0,05% 4 x sehari

+Air mata artifisial 4

x sehari

50 pasienTidak diberikan

keduanya

+Air mata artifisial

4 x sehari

Equal probability randomization procedure

RESTASIS (siklosporin A 0,05%)VIVA (Retinil Palmitat 0,05%)REFRESH PLUS (0.5% carboxymethylcellulose sodium [Allergan])

Metode Analisa

• Pewarnaan fluoresen kornea• Test Schirmer I (tanpa anestesi)• Tear film break up time (BUT)• Skor gejala sindrom mata kering• Analisa sitologik impresi konjungtival

• Sebelum terapi• Bulan I setelah terapi• Bulan II setelah terapi• Bulan III setelah terapi

WaktuAnalisa

Hasil

Karateristik setiap kelompok

Disposisi Sampel

Perubahan dari baseline pada PANDANGAN KABUR

Perubahan dari baseline pada tBUT

Perubahan dari baseline pada SCHIRMER

Perubahan dari baseline pada SITOLOGI IMPRESI

Perubahan dari baseline pada SEL GOBLET

Perubahan dari baseline pada PEWARNAAN KORNEA

Diskusi

Vitamin A• Vitamin A yang digunakan dalam studi

mengandung polysorbate 80 1% dan retinyl palmitate 0.05%.

Efek vitamin A:• Proliferasi dan diferensisasi sel epitel kornea• Menjaga sel goblet konjungtival

Efek Polysorbate 80 • Sebagai surfaktan, pengurang rasa sakit,

dan antioksidan.

• Tseng: asam retinoat all-trans topikal efektif untuk terapi kasus berat dari keratokonjungivits sicca, sindroma Stevens-Johnson, pseudopemphigoid induksi-obat, dan mata kering diinduksi operasi.

• Analisis impresi sitologi, gejala mata kering, ketajaman penglihatan, keratopati, dan hasil test Schirmer membaik setelah pemberian asam retinoat all-trans topikal.

Vitamin A

Siklosposin A 0,05%• Juga telah diperlihatkan efektif untuk

terapi mata kering kronik sedang sampai berat.

Mekanisme:• Inhibisi apoptosis epitel dan produksi

sitokin oleh limfosit T teaktivasi yang menginfiltrasi konjungtiva pada keratokonjungtivitis sicca.

Efek siklosporin:• Meningkatkan produksi air mata • Meningkatkan densitas sel goblet

konjungtival

Studi Kobayashi dkk: terdapat peningkatan sel goblet, penurunan keratinisasi sel setelah terapi dengan retinol palmitat, tapi tidak ada penurunan sel inflamasi perbedaan mekanisme vitamin A dan siklosporin A 0,05%.

Vitamin A dan siklosporin A topikal memperbaiki skor gejala, BUT lapisan air mata, skor pewarnaan kornea, derajat analisis impresi sitologi, dan densitas sel goblet.

Dalam studi ini:

Hampir seluruh tanda dan gejala dari mata kering membaik setelah dua atau tiga bulan pada kedua kelompok terapi.

Sall dkk: terapi dengan siklosporin A 0,05% menyebabkan perbaikan signifikan pada skor pewarnaan korneal setelah 4 bulan dan pada skor Schirmer setelah 3 bulan.

Kobayashi dkk: terapi dengan retinol palmitat menyebabkan perbaikan signifikan pada analisa sitologi setelah hanya 4 minggu.

Waktu munculnya efek dari siklosporin A 0,05% dan vitamin A dapat berbeda, tetapi keduanya harus digunakan minimal 1 bulan untuk mendapatkan efek terapi yang efektif.

Tetes mata vitamin A dan siklosporin A 0,05% topikal dapat memperbaiki gejala penglihatan kabur, BUT lapisan air mata, skor Schirmer I, dan temuan impresi sitologi pada pasien dengan sindrom mata kering.

• Skor gejala cukup subjektif karena terapi tidak dikaburkan dan tidak ada penggunaan plasebo pada kelomppk 3. • Inklusi polyorbate 80 1% pada tetes mata vitamin A dapat mempengaruhi hasil positif dari tetes vitamin A.

Kesimpulan

Kekurangan penelitian ini

Terimakasih