Upload
truonghanh
View
228
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PERSEPSI SISWA KELAS XI TERHADAP PROFESIONALISME
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 8
TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
LOLA NURHIDAYATY NIM: 1112011000035
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ABSTRAK
Lola Nurhidayaty (NIM: 1112011000035). Persepsi Siswa Kelas XI Terhadap Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Skripsi: Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Kata Kunci: Persepsi Siswa, Profesionalisme, Guru PAI.
Penelitian ini dilatarbelakangi karena tidak sedikitnya skala prioritas guru dalam mengajar ialah aktifitas dan peran guru itu sendiri, padahal pembelajaran yang sesungguhnya adalah siswa aktif dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar. Selain itu, persepsi siswa yang kurang baik terhadap profesionalisme guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah, salah satunya yaitu menanamkan nilai dan norma serta ajaran agama kepada siswa sehingga siswa mampu menerapkan nilai-nilai tersebut di kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa tentang profesionalisme guru PAI yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional sehingga siswa dapat menjadikan guru PAI sebagai teladan yang baik, karena guru adalah cermin bagi generasi bangsa di masa depan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode penelitian
analisis deskripsi. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan: 1) observasi yaitu untuk mengetahui sikap siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, 2) angket, yaitu berupa pernyataan yang berkaitan dengan profesionalisme guru PAI yang disebarkan kepada siswa kelas XI di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan, 3) wawancara, yaitu untuk mengetahui persepsi siswa secara langsung dan mengetahui kebenaran atas hasil angket, dan 4) dokumentasi, yaitu berupa data tentang sekolah dan dokumen selama penelitian berlangsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas XI SMA Negeri 8 Tangerang
Selatan memiliki persepsi yang baik terhadap profesionalisme guru PAI adalah tergolong baik dengan rata-rata skor persentase sebesar 77,60%. Adapun persepsi siswa yang baik terhadap kompetensi pedagogik guru PAI, kompetensi sosial guru PAI, dan kompetensi profesional guru PAI. Selain itu, persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru PAI dinyatakan sangat baik.
i
ABSTRACT
Lola Nurhidayaty (NIM: 1112011000035). Students Perception of Islamic Teacher Professionalism in State High School 8 South Tangerang. Thesis: Islamic Education Department. Faculty of Tarbiya and Teaching Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Key Words: Perception, Student, Profesionalism, Islamic Teacher.
This research is conducted based on several backgrounds including; priority on learning is how to teaching, but actually the learning is how to make student active in class room every level. Besides, there is not good perception throughout students of Islamic Teacher Professionalism for being responsibility of role, including; comprehend of values and norms, also dogma in order to student can implementing those values etc in every single day.
This research aims to understand student perception of Islamic teacher professionalism that including; pedagogic competence, social competence, personality competence, and professional competence. That is why teacher can be a good model for students, because he/she is the best model for next generation.
This research is classified as qualitative field research with descriptive
research method. The data are collected through: 1) observation, which aims to know students attitude as long as learning process in Islamic Education learning at State High School 8 South Tangerang, 2) questioner, which several statements about Islamic teacher professionalism for students in class 11th at State High School 8 South Tangerang, 3) interview, which to find out students perception and the truth of their answer in questioner, the last 4) documentation, which to collect data related about the research and school.
The result of this research shows that students in class 11th have the good
perception about Islamic teacher professionalism with percentage mean 77,60%. This is known that students have good perception of pedagogic competence Islamic teacher, social competence Islamic teacher, and professional competence Islamic teacher, also they have very good perception of personality competence Islamic teacher.
ii
KATA PENGANTAR
هللا الرمحن الرحمي م�س
السالم �لیمك و رمحة هللا و �راكته
Segala puji hanya bagi Allah Ta’ala, Rabb Semesta Alam yang senantiasa
memberikan rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga atas kehendak-Nya
pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Persepsi Siswa Kelas XI
terhadap Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8
Tangerang Selatan”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa penulis sanjungkan kepada
Rasulullah, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarga, para sahabat,
para tabi’in, dan kepada seluruh umatnya yang insya Allah istiqamah dalam
menjalankan sunnah-nya sehingga selamat dan bahagia dunia akhirat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini terdapat banyak kekurangan dan
belu mencapai hasil yang sempurna. Oleh karena itu penulis banyak mendapatkan
bimbingan, saran, dan bantuan selama penulisan skripsi ini dari berbagai pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulisan skripsi ini terselesaikan.
Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
bimbingan dan arahan beliau pada kelas Mata Kuliah Pengembangan Profesi
Keguruan.
2. Prof. Ahmad Thib Raya, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag, selaku ketua jurusan program studi Pendidikan
Agama Islam atas bimbingan dan arahan yang selalu menjadi motivasi.
4. Marhamah Saleh, MA, selaku sekretaris jurusan program studi Pendidikan
Agama Islam atas bimbingan dan arahan yang selalu menjadi motivasi.
iii
5. Dr. H. Sapiudin Shidiq, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Dr. Ahmad Gholib, MA selaku dosen penasihat akademik yang memberikan
motivasi dan bimbingan serta arahan selama 4 tahun penulis menempuh
pendidikan UIN Syarif Hidayatullah.
7. Dosen dan staf jurusan Pendidikan Agama Islam yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu, khususnya yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di UIN
Syarif Hidayatullah.
8. Bapak Imam Supingi, S.Pd, MM, selaku kepala sekolah yang telah
memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di SMA
Negeri 8 Tangerang Selatan.
9. Ibu Asni S. Lubis, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penelitian di SMA Negeri 8
Tangerang Selatan.
10. Bapak Ahmad Zaenuddin, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam yang
telah meluangkan waktu untuk penulis agar penelitian tetap berjalan sesuai
dengan prosedur sekolah, dan atas segala informasi terkait penelitian yang
penulis lakukan.
11. Siswa siswi kelas XI SMA Negeri 8 Tangerang Selatan yang mendukung
penulis mengumpulkan data-data untuk penelitian.
12. Teristimewa, orang tua (ibu Supartini dan bapak Badrudin Dedi Permana)
yang selalu mendoakan, menginspirasi, memotivasi, dan memberikan kasih
sayang kepada penulis dalam setiap keadaan.
13. Seluruh keluarga dan sahabat penulis yang senantiasa mendukung dan
mendoakan serta memberikan motivasi kepada penulis.
14. Keluarga besar PAI angkatan 2012, khususnya Annisa Khanza Fauziyah,
Karimah, Rina Winarni, dan Rizky Wahyuning Esa, terima kasih atas
kebersamaan dan pengalaman yang telah kita jalani bersama.
15. Keluarga besar Bidikmisi UIN Jakarta angkatan 2012, terima kasih atas
kebersamaan dan pengalaman yang telah kita jalani bersama.
iv
16. Keluarga besar LTTQ Masjid Fathullah UIN Jakarta, yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk mempelajari ilmu Al-Qur’an, khususnya atas
mendampingi penulis dalam menghafal Kalam Ilahi.
17. Murabbi, ustazah Ervin, dan khususnya teman-teman sejawat halaqah; Dwi
Fitria Astari Lubis, Rizky Noor Aulia, dan Puspa.
18. Alumni Pendidikan Agama Islam, khususnya kak Albert Ferdinand Donggala,
terima kasih atas ilmu dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis.
Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan kalian dengan kehidupan yang
penuh berkah dan kebahagiaan. Akhir kata mohon maaf atas segala kekurangan
skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
امحلد � رب العاملني
و السالم �لیمك و رمحة هللا و �راكته
Jakarta, Januari 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 6
D. Perumusan Masalah ................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Persepsi ...................................................................................................... 8
1. Pengertian Persepsi ............................................................................. 8
2. Proses Pembentukan Persepsi ............................................................ 9
3. Faktor-Faktor Persepsi ....................................................................... 10
B. Profesionalisme Guru ................................................................................. 12
1. Pengertian ............................................................................................ 12
2. Kompetensi Guru ................................................................................ 16
3. Prinsip Profesionalisme Guru ............................................................. 22
C. Guru Pendidikan Agama Islam .................................................................. 24
1. Pengertian ............................................................................................ 24
2. Syarat Guru PAI ................................................................................... 25
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI ................................................ 28
D. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 30
E. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 31
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 33
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 33
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 34
D. Instrumen Penelitian .................................................................................. 35
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 41
B. Deskripsi Data ............................................................................................ 54
C. Analisis dan Interpretasi Data .................................................................... 81
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 86
B. Saran .......................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pembentukan Persepsi ....................................................................... 9
Gambar 2.2 Segitiga Profesionalisme .............................................................................. 13
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ilustrasi Perbandingan Sikap Profesional dengan Amatir ................................. 14
Tabel 2.2 Kompetensi dan Subkompetensi Dasar Guru ................................................... 17
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................................... 35
Tabel 4.1 Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Tangerang Selatan .......................................... 42
Tabel 4.2 Keadaan Guru .................................................................................................... 43
Tabel 4.3 Kondisi Guru ..................................................................................................... 44
Tabel 4.4 Keadaan Tata Usaha .......................................................................................... 44
Tabel 4.5 Keadaan Siswa dan Rombongan Belajar .......................................................... 44
Tabel 4.6 Jumlah Ruangan dalam Bangunan Sekolah ...................................................... 45
Tabel 4.7 Visi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan ............................................................. 46
Tabel 4.8 Misi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan ............................................................ 47
Tabel 4.9 Daftar Guru SMA Negeri 8 Tangerang Selatan ................................................ 49
Tabel 4.10 Prestasi Siswa .................................................................................................. 51
Tabel 4.11 Prestasi Guru ................................................................................................... 53
Tabel 4.12 Skor Masing-Masing Responden dalam Angket ............................................. 81
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Angket Siswa
Lampiran 2 Lembar Observasi Aktifitas Pembelajaran
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siswa
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Guru PAI
Lampiran 5 Rekapitulasi Skor Angket
Lampiran 6 Perhitungan Persentase dari tiap Sub Variabel
Lampiran 7 Hasil Wawancara dengan Siswa
Lampiran 8 Hasil Wawancara dengan Guru PAI
Lampiran 9 Hasil Observasi Aktifitas Pembelajaran
Lampiran 10 Foto Kegiatan Penelitian di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
Lampiran 11 Struktur Organisasi SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
Lampiran 12 Struktur Organisasi Tata Usaha SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
Lampiran 13 Struktur Organisasi Pelayanan BK SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
Lampiran 15 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 16 Biodata Penulis
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan mempunyai suatu keunikan, di satu sisi merupakan bagian dari
kebudayaan, namun di sisi lain merupakan bentuk proses pembudayaan
(enculturation) yang bersifat spesifik, berbeda antara satu masyarakat dengan
yang lainnya. Kajian pendidikan pun menembus batas kurikulum dan strategi
pembelajaran, dalam hal ini diartikan interaksi yang baik antara para guru, siswa
dan orang tua serta seluruh cara sekolah dalam mengkonseptualisasikan sifat-sifat
belajar dan mengajar.1
Lembaga pendidikan formal atau dikenal dengan sekolah memiliki peran
penting dalam perkembangan siswa, karena sekolah memberikan pengaruh sejak
dini sesuai dengan perkembangan konsep dirinya. Sekolah pun memberikan
kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses, dan memerikan kesempatan
pertama kepada siswa untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara realistik.2
Hal ini tidak terlepas dari peran seorang guru yang mampu menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya di sekolah.
Guru merupakan bagian komponen pendidikan yang strategis, pendidikan pun
tidak dapat berjalan tanpa peran seorang guru. Guru juga biasa disebut tombak
proses pendidikan, yang mengantarkan anak didiknya menuju kesuksesan bagi
pembangunan bangsa. Karena pentingnya peran guru, salah satu pakar pendidikan
Nana Syaodih Sukmadinata berpendapat, “andaikata tidak ada kurikulum secara
tertulis, tidak ada ruang kelas dan prasarana belajar mengajar lainnya, namun ada
guru, maka pendidikan masih dapat berjalan.”3
1 Dadang Supardan, “Peluang Pendidikan dan Hubungan Antar Etnik”, Sosio Didaktika, Vol. I, No 1, Juni 2014 , h. 13-14.
2 Masri Mansoer, “Perilaku Religiusitas Remaja”, Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan FIlsafat, Vol. X, No 3, 2008, h. 307.
3 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, (Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Daras/Ajar, 2005), h. 127.
1
2
Di samping itu pula, guru adalah pribadi yang dapat menentukan maju atau
tidaknya sebuah bangsa dan peradaban manusia. Di tangannya, seorang anak yang
awalnya tidak tahu apa-apa menjadi pribadi jenius, dan melalui bimbingannya
lahir generasi unggul.4
Perkembangan zaman pun mempengaruhi tugas dan peran profesi keguruan,
yang pada awalnya bersifat transfer of knowledge (menyampaikan ilmu
pengetahuan), kini juga bersifat transfer of values and norms (menyampaikan
nilai dan norma) yang menjadikan tugas guru sebagai mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.5
Namun seringkali terdengar bahwa tidak sedikit guru yang masih terjebak
dengan skala prioritas atau fokus pada aspek pengajaran saja. Pengertian
pengajaran dipahami sebagai 1) proses, cara, perbuatan mengajar/mengajarkan, 2)
perihal mengajar; segala sesuatu mengenai mengajar, 3) peringatan (tentang
pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). Sedangkan kata kerja
mengajar, dalam hal ini tersirat makna bahwa yang berperan aktif adalah guru,
dengan kata lain proses dan seluruh aktifitasnya cenderung berpusat pada guru
(teacher centered). Maka impelementasi pendidikan yang harus diprioritaskan
adalah pembelajaran. Kata pembelajaran mengandung makna bahwa guru dituntut
untuk membuat para muridnya aktif dalam proses pendidikan; mengajar,
membimbing, dan melatih, karena seluruh aktifitas berpusat pada siswa (student
centered).6
Seorang guru dikatakan ideal ketika ia mampu membaca dan memprediksi
kemampuan murid-muridnya, yaitu mengetahui gaya belajar setiap murid yang
berbeda-beda, serta memahami karakter murid-muridnya sehingga guru mampu
memposisikan diri dengan baik dalam menghadapi murid-muridnya sesuai dengan
gaya belajar dan karakter mereka secara tepat. Seorang guru harus mampu
4 Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Yogyakarta: Diva Press, 2010), cet. II, h. 8. 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h. 2,
(sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-guru-dan-dosen.pdf).
6 Tanenji, “Menjadi Guru yang Inspiratif”, Tahdzib: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. III, 2009, h. 92-93.
3
menarik perhatian murid-muridnya dengan berbagai strategi dan metode
pembelajaran agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung secara efektif
dan efisien.
Kelayakan mengajar seorang guru sangat berhubungan dengan tingkat
pendidikan guru itu sendiri. Oleh karena itu, pemerintah telah merancang dan
menetapkan Undang-Undang terkait standar kompetensi, kualifikasi dan
sertifikasi guru sebagai usaha untuk menghasilkan guru profesional agar tercapai
fungsi dan tujuan pendidikan pada umumnya, khususnya bangsa yang beragama.
Dapat diidentifikasikan beberapa karakteristik guru yang dinilai kompeten secara
profesional: (1) mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik, (2)
mampu melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, (3) mampu bekerja
untuk mewujudkan pendidikan di sekolah, (4) mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dalam pembelajaran di kelas.7
Di samping itu, khususnya bagi masyarakat muslim memasuki abad ke-15
Hijriyah ini dengan penuh harapan, tetapi juga penuh dengan rasa cemas. Harapan
karena ada kemajuan yang dicapai, namun cemas sebab kemajuan tersebut telah
membawa pula masalah-masalah baru yang penyelesaiannya belum diketahui.
Mengutip dari Ronald Higgins (1978) seorang ahli ekonomi di dalam bukunya
“The Seventh Enemy”, Hasan Langgulung menyimpulkan tujuh ancaman yang
mencemaskan manusia seluruh dunia di masa yang akan datang, yaitu:
1. Ledakan penduduk yang telah mengancam dunia.
2. Kelaparan dan kekurangan zat makanan mengancam jutaan penduduk di
negara-negara berkembang dan belum terdapat tanda-tanda bahwa krisis ini
bisa diatasi di masa datang.
3. Semakin berkurang sumber daya alam berhadapan dengan kebutuhan yang
semakin meningkat, seperti minyak, mineral, kayu dan sebagainya.
4. Menurunnya kualitas lingkungan sehingga semakin sukar menopang
kehidupan manusia.
5. Ancaman nuklear yang berkembang di tangan beberapa negara tanpa kendali.
7 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), cet. VII, h. 38.
4
6. Pertumbuhan ilmu dan teknologi yang pesat di luar kendali manusia. Bahkan
sebaliknya, manusia cenderung dikendalikan oleh ilmu dan teknologi.
7. Hancurnya moral manusia dengan kadar kesadaran yang rendah, tanpa
melibatkan diri untuk memecahkan tantangan ini secara sungguh-sungguh dan
tanpa dorongan semangat keperluan yang mendesak.8
Selain penjelasan tersebut, dapat ditemukan pula dalam sebuah hadits Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa beberapa poin di atas merupakan tanda-tanda
hari kiamat. Sebagaimana hadits tersebut berbunyi:
ثنا ثنا عبد الوارث �د� وخ �د� ثنا شيبان �ن فر� ثىن أ��س �ن ما� قال : قال رسول هللا صىل� هللا �د� أ�بو الت�ی�اح �د�
ا�ة أ�ن �رفع العمل و اط الس� من أ�رش � (رواه مسمل) �لیه و سمل� ب الخمر و یظهر الز یثبت الجهل و �رش 9
“Syaiban bin Farrukh telah memberitahu kepada kami, Abdul Warits telah
memberitahu kepada kami, Abu At-Tayyah telah memberitahu kepada kami, Anas
bin Malik telah memberitahu kepadaku, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda, ‘Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya
ilmu, munculnya kebodohan, banyak meminum arak, dan timbulnya perzinaan
yang dilakukan secara terang-terangan.’” (HR Muslim)
Maka untuk memecahkan permasalahan ini, Higgins mencari jawaban di
bidang pengembangan rohani. Ia berkesimpulan bahwa suatu etika kesadaran baru
harus ditumbuhkan dengan dimensi kehidupan rohani yang (1) mampu
mematahkan pemujaan manusia terhadap “tuhan-tuhan sekuler” (secular gods),
(2) mampu membangkitkan kesadaran bahwa manusia tidak tergantung pada bumi
ini (artinya beriman pada hari akhirat), dan (3) perlu menjalin persaudaraan
rohaniah yang kukuh antara sesama manusia untuk memecahkan tantangan
permasalahan ini.10
Adapun beberapa syarat yang harus dimiliki seorang guru, yaitu 1) guru harus
mengerti ilmu mendidik dengan sebaik-baiknya sehingga seluruh tindakannya
dalam mendidik disesuaikan dengan jiwa murid-muridnya, 2) guru harus memiliki
bahasa yang baik sehingga segala perkataannya dapat membuat murid-murid
8 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, (Jakarta: PT Al-Husna Zikra, 1995), cet. III, h. 265-266.
9 Imam Muslim, Sahih Muslim, Terj. Mahmoud Matraji, (Beyrouth: Dar El Aker, 1993), h. 442. 10 Langgulung. loc. cit.
5
tertarik dengan materi yang diajarkannya, 3) guru mencintai muridnya, dalam hal
ini menjadikan murid-muridnya sebagaimana anak sendiri yang harus dijaga dan
dididik dengan sebaik-baiknya karena mereka adalah titipan Tuhan, 4) guru
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 5) guru harus berilmu, 6) guru harus
sehat jasmani, 7) guru harus berakhlak mulia, dan 8) guru memiliki jiwa
nasional.11
Guru Agama harus memahami benar dan merealisasikan nilai-nilai Islam dan
menginternalisasikan dalam kehidupannya, sehingga tercermin oleh murid untuk
meneladani sikap sang guru. Di sisi lain, karena menjadi tokoh yang dipatuhi dan
ditiru, maka dalam memerankan status kedudukannya, tenaga pendidik harus
berusaha merealisasikan nilai dan norma kependidikan di dalam dirinya. Dengan
kata lain, ia pun terikat dengan kode etik. Dengan berusaha mewujudkan nilai dan
norma kependidikan di dalam dirinya, seorang pendidik menjadi berwibawa
terhadap muridnya.
Di samping itu pula, sifat-sifat guru yang disukai oleh murid-muridnya yaitu
guru yang menjelaskan materi dengan jelas dan mendalam, memiliki humor,
bersikap akrab seperti sahabat, menunjukkan simpati dan empati terhadap murid-
muridnya, memahami kebutuhan dan keinginan murid-muridnya, membangkitkan
semangat belajar di kelas, menguasai ruang kelas dalam proses belajar mengajar,
bersikap adil di dalam kelas, tidak suka marah, dan memiliki kepribadian yang
menyenangkan.12
Sementara pada kenyataannya di lapangan masih ada guru yang belum bisa
dijadikan sebagai panutan bagi murid-muridnya. Hal ini disebabkan karena guru
tersebut terkadang bolos dalam mengajar sehingga banyak materi pembelajaran
yang tertinggal bahkan berbeda-beda di setiap kelas. Tidak sedikit pula guru yang
sangat minim dalam menggunakan media pembelajaran sehingga murid kurang
berminat dalam belajar di kelas. Kemudian dalam kepribadian guru yang bersikap
tidak adil, memiliki anak emas, kurang tegas dalam mengendalikan kelas, kurang
memahami keadaan dan karakteristik murid-muridnya, bahkan adapula guru yang
bersikap kasar terhadap murid-muridnya.
11 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: CV Pustaka Setia, 2005), h. 71. 12 Nasution, Diktat Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 15.
6
Hal tersebut peneliti ketahui dari hasil observasi dan wawancara terhadap
beberapa murid. Jika hal ini terus berlanjut maka bukan hanya kualitas guru saja
yang akan buruk, tetapi suatu lembaga pendidikan itu akan tercemar akibat
kualitas pendidik yang tidak kompeten dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya. Dengan dasar inilah penulis tertarik untuk membahas dan menuangkan
masalah ini dalam bentuk skripsi dengan judul: “PERSEPSI SISWA KELAS XI
TERHADAP PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMA NEGERI 8 TANGERANG SELATAN”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat
didentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Tugas dan peran guru bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer
of values and norms yang menjadikan guru harus bisa menanamkan nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat pada umumnya.
2. Tidak sedikit skala prioritas guru dalam mengajar ialah aktifitas dan peran
guru itu sendiri, padahal pembelajaran yang sesungguhnya adalah murid aktif
dalam seluruh kegiatan pengajaran, pembimbingan, dan pelatihan di sekolah.
3. Adanya persepsi siswa yang kurang baik terhadap profesionalitas guru dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi di atas selanjutnya peneliti memfokuskan dan
membatasi penelitian pada persepsi siswa tentang profesionalisme guru Agama
Islam, yaitu meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi profesional.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian yang akan diteliti yaitu, “Bagaimana persepsi siswa SMA Negeri 8
Tangerang Selatan terhadap profesionalisme guru PAI yang meliputi kompetensi
7
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
profesional?”
E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban atas
permasalahan penelitian yang telah tersusun dalam bentuk rumusan masalah.
Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa kelas XI
terhadap profesionalisme guru PAI di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kependidikan,
khususnya tentang persepsi siswa terhadap profesionalisme guru Pendidikan
Agama Islam serta dapat menjadi pertimbangan bagi mereka yang berminat
untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini.
2. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
kepala sekolah dan guru untuk meningkatkan profesionalitas dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Manfaat bagi siswa diharapkan
dapat memberikan sikap dan pandangan positif terhadap profesionalisme guru
Pendidikan Agama Islam, sehingga dapat meneladani guru-guru PAI sebagai
panutan yang baik dalam berkehidupan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi
Persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan atau cara
bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas adalah
pandangan seseorang tentang bagaimana ia mengartikan dan menilai sesuatu.
Maka persepsi itu bersifat selektif. Karena setiap individu memiliki persepsi
yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya yaitu
kebutuhan, harapan, dan minat yang dimiliki oleh setiap individu.1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persepsi merupakan
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.2 Dalam Kamus Psikologi,
persepsi adalah proses untuk mengingat atau mengidentifikasikan sesuatu;
biasanya dipakai dalam persepsi rasa, bila benda yang diingat atau
diidentifikasikan merupakan objek yang mempengaruhi organ perasaan.3 Atau
dapat dikatakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
pancainderanya. Disebutkan pula, persepsi diartikan sebagai suatu proses
pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra yang
dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada di
lingkungannya.
M. Alisuf Sabri mendefinisikan persepsi atau pengamatan adalah aktivitas
jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang
sampai kepadanya melalui alat inderanya, dengan kemampuan inilah
kemungkinan manusia mengenali lingkungan hidupnya.4
Persepsi merupakan suatu proses identifikasi dan interpretasi terhadap
suatu stimulus berdasarkan informasi yang diterima. Stimulus tersebut
diterima melalui lima panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, perasa,
peraba dan penciuman. Setelah tubuh mendapatkan stimulus, pada tahap
1 Akyaz Azhari, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Teraju Mizan Publika, 2004), h. 107. 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), cet.
IV, h. 1061. 3 Nancy Simanjutak, Terj, Kamus Psikologi, (Penguin Books Ltd., 1988), cet. II, h. 338-339. 4 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu
Jaya, 2006), h. 45.
8
9
selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan tahap interpretasi. Proses
seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi sehingga akan
berlangsung proses penyeleksian pesan yang dianggap penting dan tidak
penting. Hasil seleksi tersebut kemudian akan disusun menjadi satu kesatuan
yang berurutan dan bermakna.5
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi ialah
pandangan seseorang terhadap sesuatu berdasarkan pancaindera, pengalaman,
dan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya sehingga ia secara sadar
mengenal dan memahami lingkungan sekitarnya.
2. Proses Pembentukan Persepsi
Proses pembentukan persepsi dapat digambarkan dalam skema berikut
ini:
(Gambar 2.1. Proses pembentukan persepsi)6
a. Proses penerimaan rangsangan
Proses pertama dalam pembentukan persepsi adalah penerimaan
rangsangan data dari berbagai sumber. Sumber-sumber diterima individu
melalui panca indera yang dimiliki dan akan diberikan respon sesuai
dengan penilaian dan pendirian arti terhadap rangsangan lain.
5 Valentina Rosa Manihuruk, “Persepsi Tentang Konseling Pranikah Pada Siswa Tingkat Akhir”, Skripsi pada Sarjana FIK UI, Jakarta, 2012, h. 25-26, tidak dipublikasian.
6 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kiki Brother’s, 2006), cet. I, h. 70.
10
b. Proses menyeleksi rangsangan
Dengan banyaknya rangsangan dapat beragam yang masuk dan
diterima, maka proses kedua adalah proses penyeleksian terhadap
rangsangan-rangsangan yang diterima. Hal ini terjadi karena tidak
memungkinkan untuk memperhatikan keseluruhan rangsangan yang
datang dan diterima.
c. Proses pengorganisasian
Setelah penyeleksian maka dilanjutkan dengan proses penyusunan
data atau rangsangan yang telah diterima ke dalam suatu bentuk.
d. Proses interpretasi
Setelah data atau rangsangan diterima dan disusun, proses selanjutnya
adalah individu menafsirkan data yang diterima dengan berbagai cara.
Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah rangsangan atau data tadi
ditafsirkan. Persepsi pada prinsipnya adalah memberikan arti kepada
berbagai data, dan ada beberapa persepsi yang dapat mempengaruhi
penafsiran.
3. Faktor-Faktor Persepsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori, internal dan eksternal.
a. Faktor personal
1) Kebutuhan atau motif. Contohnya seperti orang yang kesehariannya
kurang makan akan memberi perhatian ekstra terhadap informasi
tentang makanan. Atau seorang karyawan percetakan akan memilih
membaca berita tentang kelangkaan kertas ketika membaca koran di
pagi hari daripada berita lainnya.
2) Sikap, nilai, preferensi, dan keyakinan. Contohnya: Seorang siswa
yang memiliki kegemaran di bidang musik akan memilih berita tentang
pertunjukan musik di televisi, sedangkan siswa yang memiliki minat di
bidang sastra akan lebih memilih untuk membaca buku.
3) Tujuan.
4) Kapabilitas, dalam hal ini yang dimaksud ialah tingkat intelegensia.
11
5) Gaya komunikasi. Contoh: siswa yang introvert atau pemalu
cenderung memilih bertanya kepada teman sebangku daripada
bertanya langsung kepada guru.
6) Pengalaman dan kebiasaan. Hal ini terbentuk dari pendidikan dan
budaya.
b. Faktor eksternal
1) Karakter fisik. Contohnya: ukuran, warna, intensitas, dan sebagainya.
2) Pengorganisasian pesan, yaitu cara bagaimana pesan diatur atau
diorganisasikan mempengaruhi persepsi seseorang.
3) Novelty (kebaruan, keluarbiasaan). Hal-hal yang baru atau luar biasa
akan lebih dapat menyedot perhatian seseorang bahkan suatu
kelompok, dibandingkan dengan hal-hal yang rutin atau biasa saja.
4) Mode, yaitu bagaimana informasi itu diserap oleh panca indera (bisa
melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, atau
pengecapan).
5) Asal mula informasi. Asal informasi mempengaruhi seseorang dalam
menyerap pesan. Ada informasi yang berasal dari lingkungan fisik,
dari diri sendiri, dari orang lain (melalui komunikasi antarpribadi), dari
media massa, dan lain-lain.7
Adapun faktor-faktor berbedanya persepsi setiap orang, disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya:
a. Perhatian, biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di
sekitar kita secara sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pada satu
atau dua objek saja.
b. Set adalah harapan seseorang tentang rangsangan yang akan timbul.
Misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis start terdapat set bahwa
akan terdengar bunyi pistol disaat ia harus mulai lari.
c. Kebutuhan, termasuk kebutuhan sesaat dan kebutuhan yang menetap pada
diri seseorang mempengaruhi persepsi orang tersebut.
d. Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula
terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika Serikat menunjukkan
7 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kiki Brother’s, 2006), cet. I, h. 63.
12
bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsikan mata
uang logam lebih daripada uang yang sebenarnya.
e. Ciri kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Contohnya A dan B bekerja
di kantor yang sama di bawah pengawasan seorang atasan. A yang pemalu
dan penakut mempersepsikan atasannya sebagai tokoh yang menakutkan,
sedangkan B yang memiliki kepercayaan diri menganggap atasannya
sebagai tokoh yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya.
f. Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut
halusinasi.8
B. Profesionalisme Guru
1. Pengertian
Profesionalisme bersal dari bahasa Inggris ‘Profession’ yang berarti mata
pencaharian atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui
pendidikan atau latihan khusus.9 Ketika seseorang bekerja sesuai dengan
keahliannya dan mencapai hasil yang bagus maka dikatakan bahwa ia adalah
seorang yang profesional. Maka dalam hal ini ia patut mendapatkan jaminan
dan tunjangan (feedback) atas prestasi yang telah ia capai dalam bidangnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesionalisme ialah mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional. Profesionalisme menunjuk kepada komitmen, teori, dan atau
paham para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan
profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang
digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.10
Ahmad Tafsir memberikan pengertian profesionalisme sebagai paham yang
mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang
profesional.11
8 Akyaz Azhari, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Teraju Mizan Publika, 2004), h. 108-109. 9 M. Jhons Echols, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 1996), cet. XXIII, h. 499. 10 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu
Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 17. 11 Ibid., h. 6.
13
Profesional (professional) merupakan sebutan terhadap kualitas sikap para
anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuannya dan
keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. Suatu
profesi umumnya berkembang dari pekerjaan yang kemudian menjadi matang.
Selain itu, dalam bidang apapun profesionalisme seseorang ditunjang oleh tiga
hal, yaitu keahlian, komitmen, dan keterampilan. Ketiga hal tersebut
dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan selanjutnya ditingkatkan
melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalam jabatan.12
(Gambar 2.2. Segitiga Profesionalisme)
Dalam bahasa populer, profesionalisme dikontraskan dengan amatiran.
Seorang amatir dianggap belum mampu bekerja secara terampil, cekatan, dan
baru taraf belajar. Secara sosiologis, suatu profesi merupakan refleksi dari
adanya tuntutan dalam masyarakat akan proses dan hasil kerja yang bermutu,
penuh tanggung jawab, bukan sekedar asal dilaksanakan. Sebagaimana
persepsi Vollmer, yang dikutip oleh Ali Mudlofir dalam bukunya berjudul
Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan
Mutu Pendidik di Indonesia (2012: 4) menyatakan bahwa dalam kajian
sosiologik, profesi itu sesungguhnya hanya merupakan suatu jenis model atau
tipe pekerjaan ideal saja, karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah
untuk mewujudkannya. Namun demikian, bukan hal yang mustahil pula untuk
mencapai perwujudannya dengan upaya yang sungguh-sungguh.
Berikut ilustrasi perbandingan sikap profesionalitas guru dan sikap amatir.
12 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 5.
14
Tabel 2.1.
(Ilustrasi Perbandingan Sikap Profesional dengan Amatir)13
PROFESIONAL AMATIR
Guru memandang tugas sebagai
bagian ibadah
Guru memandang tugas semata-
mata bekerja
Guru memandang profesi guru
adalah mulia dan terhormat
Guru memandang profesi guru biasa
saja
Guru menganggap kerja adalah
amanah
Guru memandang kerja hanya
mencari nafkah
Guru memandang profesi guru
sebagai panggilan jiwa
Guru memandang profesi guru
sebagai keterpaksaan
Guru menganggap kerja itu nikmat
dan menyenangkan
Guru memandang kerja itu beban
dan membosankan
Guru menganggap kerja itu sebagai
bentuk pengabdian
Guru memandang kerja itu murni
mencari penghasilan
Guru memiliki rasa/ruhul jihad
dalam mengajarnya
Guru mengajar sekedar
menggugurkan kewajiban
Guru mempelajari setiap aspek dari
tugasnya
Guru mengabaikan untuk
mempelajari tugasnya
Guru akan secara cermat
menemukan apa yang diperlukan
dan diinginkan
Guru menganggap sudah merasa
cukup apa yang diperlukan dan
diinginkan
Guru memandang, berbicara, dan
berbusana secara sopan dan elegan
Guru berpenampilan dan berbicara
semaunya
Guru akan menjaga lingkungan
kerjanya selalu rapi dan teratur
Guru tidak memperhatikan
lingkungan kerjanya
Guru bekerja secara jelas dan
terarah
Guru bekerja secara tidak menentu
dan tidak teratur
Guru tidak membiarkan terjadi
kesalahan
Guru mengabaikan atau
menyembunyikan kesalahan
Guru berani terjun kepada tugas Guru menghindari pekerjaan yang
13 Ibid, h. 111-112.
15
sulit dianggap sulit
Guru akan mengerjakan tugas
secepat mungkin
Guru akan membiarkan
pekerjaannya terbengkalai
Guru akan senantiasa terarah dan
optimistik
Guru bertindak tidak terarah dan
pesimis
Guru akan memanfaatkan dana
secara cermat
Guru akan menggunakan dana tidak
menentu
Guru bersedia menghadapi masalah
orang lain
Guru menghindari masalah orang
lain
Guru menggunakan nada emosional
yang lebih tinggi seperti antusias,
gembira, penuh minat, bergairah
Guru menggunakan nada emosional
rendah seperti marah, sikap
permusuhan, ketakutan, penyesalan,
dan sebagainya
Guru akan bekerja sehingga sasaran
tercapai
Guru akan berbuat tanpa
memedulikan ketercapaian sasaran
Guru menghasilkan sesuatu
melebihi dari yang diharapkan
Guru menghasilkan sekedar
memenuhi persyaratan
Guru menghasilkan suatu produk
atau pelayanan bermutu
Guru menghasilkan produk atau
pelayanan dengan mutu rendah
Guru mempunyai janji untuk masa
depan
Guru tidak memiliki masa depan
yang jelas
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat dikatakan bahwa suatu profesi yang
yang sesungguhnya adalah suatu jabatan yang dijalani seseorang dengan
berlandaskan amanat dari Sang Pencipta, sehingga dia menjalankan tugas dan
tanggung jawab atas profesinya dengan bersungguh-sungguh dan
mengembangkan seluruh potensi maupun kemampuan yang dimilikinya. Maka
sudah seharusnya bagi seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus sesuai
dengan keahliannya dan menjunjung tinggi kode etik serta profesional dalam
bekerja. Hal ini sebagaimana diungkapkan pula dalam sebuah hadits Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berikut.
16
نان �د� د �ن س� ثنا محم� ثنا هالل �ن � �د� ن أ�يب هر�رة رىض هللا ع �سار يل عن عطاء �ن ثنا فلیح �ن سلیمان �د�
ا�ة . ق عت ا��مانة فانتظر الس� ذا ضی� : ا ضاعهتا � ال عنه قال : قال رسول هللا صىل هللا �لیه و سمل�
�: كیف ا
ا�ة ىل �ري أ�ه� فانتظر الس��ند ا��مر ا ذا أ�س�
�(رواه الب�ارى) رسول هللا ؟ قال : ا 14
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja
kehancuran terjadi.’ Seorang sahabat bertanya: ‘Bagaimana maksud amanat
disia-siakan?’ Nabi menjawab: ‘Jika suatu urusan diserahkan kepada yang
bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.’” (HR Bukhari)
2. Kompetensi Guru
Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab
yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat agar dianggap mampu untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.15 Dalam
pengertian lain disebutkan bahwa kompetensi merupakan peleburan dari
pengetahuan (daya pikir), sikap (daya kalbu), dan keterampilan (daya fisik)
yang terwujud dalam bentuk perbuatan.16
Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, juga
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008, standar kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PP 74/2008
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Empat
kompetensi guru tersebut bersifat holistik, artinya merupakan satu kesatuan
yang utuh yang saling terkait. Khusus untuk guru PAI berdasarkan Permenag
(الریاض: نیت األفكار الدولیة للنشر و التوزیع, صحیح النخاري, اس محمد بن إسماعیل البخاري,اإلمام عبد 14 .۱۲۴۵, ص )۱۹۹۸
15 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 5.
16 Syaiful Sagala, Kemampuan Peofesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 23.
17
Nomor 16/2010 Pasal 16 ditambah satu kompetensi lagi, yaitu kompetensi
kepemimpinan.17
Tabel 2.2.
(Kompetensi dan Subkompetensi Dasar Guru)18
Kompetensi Subkompetensi
Kompetensi
pedagogik
Memahami peserta didik secara mendalam.
Merancang pembelajaran, termasuk memahami
landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran.
Melaksanakan pembelajaran.
Merancang dan melaksanakan evaluasi
pembelajaran.
Mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensinya.
Kompetensi
kepribadian
Kepribadian yang mantap dan stabil.
Kepribadian yang arif.
Kepribadian yang berwibawa.
Berakhlak mulia dan dapat menjadi tauladan.
Kompetensi
profesional
Menguasai struktur keilmuan/mapel yang diajarkan.
Memahami kurikulum, silabus, dan RPP mapel yang
diajarkan.
Kompetensi sosial
Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta
didik.
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar.
17 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 106.
18 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 115-116.
18
Menguasai struktur dan metode keilmuan.
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik.19 Hal ini sebagaimana dimaksud pada Permenag Nomor 16/2012 ayat
(1) meliputi:
a. pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual;
b. penguasaan teori dan prinsip belajar pendidikan agama;
c. pengembangan kurikulum pendidikan agama;
d. penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan agama;
e. pemaanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan agama;
f. pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan agama;
g. komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik;
h. penyelenggaraan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar pendidikan agama;
i. pemanfaatan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran pendidikan agama; dan
j. tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan agama.20
Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.21
Hal ini sebagaimana dimaksud pada Permenag Nomor 16/2010 ayat (1)
meliputi:
a. tindakan yang sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia;
b. penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat;
19 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h. 41, (sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-guru-dan-dosen.pdf).
20 Ibid., h. 106-107. 21 Ibid., h. 9.
19
c. penampilan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa;
d. kepemilikian etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri; serta
e. penghormatan terhadap kode etik profesi guru.22
Berdasarkan kompetensi tersebut, sebagaimana Imam Al-Ghazali
menyebutkan bahwa guru harus memberi contoh yang baik dan teladan yang
indah di mata murid sehingga anak senang. Kemudian guru juga harus berjiwa
halus, sopan serta lapang dada (tasamuh), murah hati, dan terpuji. Dalam hal
ini, Al-Ghazali memandang pemberian teladan sebagai sesuatu yang harus
dilakukan oleh pendidik karena peserta didik senang dan mudah meniru. Ayat
Al-Qur’an pun menyebutkan hal tersebut yang berbunyi:23
ا لقد اكن لمك يف من اكن �رجوا هللا و الیوم ا��خر و ذكر هللا كثري نة ل رسول هللا أ�سوة حس�
)۲۱(ا�حزاب :
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik
bagi kamu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat. Dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-
Ahzab/33: 21)
Selanjutnya kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.24 Hal ini
sebagaimana dimaksud pada Permenag Nomor 16/2010 ayat (1) meliputi:
a. sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi;
b. sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas; dan
22 Op. cit. 23 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 226-227. 24 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h.
40, (sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-guru-dan-dosen.pdf).
20
c. sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan warga masyarakat.25
Kompetensi Profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam.26 Hal ini sebagaimana dimaksud pada Permenag
Nomor 16/2010 ayat (1) meliputi:
a. penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran pendidikan agama;
b. penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama;
c. pengembangan materi pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama secara kreatif;
d. pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; dan
e. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.27
Kompetensi kepemimpinan yaitu kompetensi yang dikhususkan kepada
guru Pendidikan Agama. Kompetensi ini memberikan perhatian khusus
kepada seorang pendidik Agama agar dapat menjalankan fungsi, tugas, dan
tanggung jawabnya untuk masyarakat luas. Selain itu, guru Pendidikan Agama
memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mengembangkan
perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang sesuai berdasarkan ajaran
agama yang dianut dan keharmonisan budaya Indonesia. Hal ini sebagaimana
dimaksud pada Permenag Nomor 16/2010 ayat (1) meliputi:
a. kemampuan membuat perencanaan pembudayaan pengalaman ajaran agama dan perilaku akhlak mulia pada komunitas sekolah sebagai bagian dari proses pembelajaran agama;
b. kemampuan mengorganisasikan potensi unsur sekolah secara sistematis untuk mendukung pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas sekolah;
c. kemampuan menjadi inovator, motivator, fasilitator, pembimbing dan konselor dalam pembudayaan pengamalan ajaran agama pada komunitas
25Ibid., h. 10. 26 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 226-227. 27 Op. Cit.
21
sekolah dan menjaga keharmonisan hubungan antar pemeluk agama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.28
Guna mencapai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang profesi ahli
Guru, menurut Undang Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 11,
diwajibkan bagi seluruh angkatan lulusan dari program Diploma IV atau
Sarjana 1 untuk melaksanakan Sertifikasi Guru, sehingga guru dapat
menjalankan kewajiban profesinya dan mempertanggungjawabkan setiap
tugasnya serta mendapatkan hak yang layak sebagaimana yang telah diatur
oleh UU Pemerintah.
Keutamaan profesi seorang guru sangatlah besar sehingga Allah Ta’ala
menjadikan sebagai tugas yang diemban oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam sebagaimana sabdanya:
ر رىض هللا عهنما عن الن�يب صىل قال : لك�مك راع و لك�مك مسؤول عن رعی�ته , و و عن ا�ن مع هللا �لیه و سمل�
ه ف ا و و� �ل راع �ىل أ�هل بيته و المرأ�ة راعی�ته �ىل بيت زو� ته (متفق لك�مك مسؤول عن رعی� ا��مري راع , و الر�
�لیه) 29
“Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma dari Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Ketahuilah bahwa setiap orang adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.
Seorang Amir (penguasa) adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan akan ditanya
kepemimpinannya. Dan seorang laki-laki adalah pemimpin bagi istri dan
anaknya dan akan ditanya tentang keluarganya. Camkanlah bahwa kalian
adalah pemimpin dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.’” (HR
Bukhari)
Bukhari Umar menjelaskan didalam bukunya yang berjudul Ilmu
Pendidikan Islam (2010), menyatakan bahwa keberhasilan pendidik dalam
menjalankan tugasnya berdasarkan pada kompetensi berikut ini:
a. Kompetensi personal-religius
28 Umar, loc. cit. (الریاض: نیت األفكار الدولیة للنشر و التوزیع, صحیح النخاري, اإلمام عبد اس محمد بن إسماعیل البخاري, 29 29
.۱۲۴۵, ص )۱۹۹۸
22
Kemampuan yang menyangkut kepribadian agamis; artinya, pada
dirinya melekat nilai-nilai lebih yang hendak ditransinternalisasikan
kepada peserta didik. Misalnya nilai kejujuran, amanah, keadilan,
kecerdasan, tanggung jawab, musyawarah, kebersihan, keindahan,
kedisiplinan, ketertiban, dan sebagainya. Nilai tersebut perlu dimiliki
pendidik sehingga akan dihayati oleh peserta didik secara langsung
maupun tidak langsung.
b. Kompetensi sosial-religius
Kemampuan yang menyangkut kepedulian terhadap masalah-masalah
sosial selaras dengan ajaran dakwah Islam. Sikap gotong royong, tolong
menolong, egalitarian (persamaan derajat antara manusia), sikap toleransi,
dan sebagainya juga perlu dimiliki oleh pendidik muslim dalam rangka
proses pemindahan penghayatan nilai-nilai sosial antara pendidik dan
peserta didik.
c. Kompetensi profesional-religius
Kompetensi ini menyangkut kemampuan untuk menjalankan tugas
keguruannya secara profesional, dalam arti mampu membuat keputusan
keahlian atas beragamnya kasus dan dapat mempertanggungjawabkannya
berdasarkan teori dan wawasan keahliannya dalam perspektif Islam.30
3. Prinsip Profesionalisme Guru
Asean Programme of Educational Innovation for Development (APEID)
pada tahun 1976 di Tokyo yang membahas tentang pendidik, menyebutkan
bahwa walaupun setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda, tetapi
terdapat beberapa indikator yang merupakan karakteristik dari guru
profesional, yaitu:
a. Menghubungkan murid dengan kebudayaan lingkungan. b. Membimbing ke arah berpikir ilmiah. c. Merupakan sumber ilmu pengetahuan tertentu dengan belajar seumur
hidup. d. Mengorganisasi belajar murid, sebagai promotor, fasilitator, organisator,
korektor, dan manager belajar murid. e. Sebagai pembimbing atau penghubung murid terhadap lingkungannya
yang masih kabur.
30 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 93-94.
23
f. Mengembangkan filsafat moral anak dan pandangan positif terhadap dunia.
g. Mengembangkan kreativitas dan kepercayaan pada diri sendiri untuk menghadapi masa yang akan datang.
h. Sebagai koordinator lembaga-lembaga non formal di luar sekolah. i. Sebagai petugas pendidikan sosial. j. Mengintegrasikan pengetahuan untuk kepentingan sekolah dan
masyarakat.31
Menurut Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 7 ayat (1) menerangkan bahwa: Profesi guru dan dosen merupakan
bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme;
b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas;
d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas;
e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
g. Memiliki kesempatan kerja untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
h. Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan keprofesionalan guru.32
Prinsip-prinsip profesionalisme tersebut menempatkan guru sebagai
sebuah profesi yang disamping memiliki kualitas akademik dan kompetensi
kelimuan, guru juga harus mempunyai keikhlasan serta panggilan jiwa. Oleh
karena itu, guru memainkan fungsi peranan penting dalam pendidikan yaitu,
31 Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), cet. I, h. 130.
32 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h. 9, (sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-guru-dan-dosen.pdf).
24
membina akhlak mulia, budi pekerti, dan kepribadian anak didik yang menjadi
landasan utama dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
C. Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal.33 Dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebutan guru mencakup: (1) guru
itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan
konseling atau guru bimbingan karier; (2) guru dengan tugas tambahan
sebagai kepala sekolah; dan (3) guru dalam jabatan pengawas.34
Maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan
Agama Islam, ialah orang yang beragama Islam dan ia mengamalkan ajaran
Islam, serta memiliki peran sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, penilai,
dan evaluator terhadap peserta didik pada lembaga pendidikan formal.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 39 (Ayat 2) jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan profesional. Teks
lengkap sebagai berikut:
“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”35
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat 1,
prinsip profesional guru mencakup karakteristik sebagai berikut:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan, dan idealisme.
33 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 119.
34 Ibid., h. 120. 35 Undang Undang RI Sistem Pendidikan Nasional No 20 Th. 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
h. 27.
25
b. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
c. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
d. Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi.
e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.
f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan.
h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan keprofesionalan.
i. Memiliki organisasi profesi yang berkaitan dengan keprofesian.36
2. Syarat Guru PAI
Guru bukanlah pekerjaan yang mudah sebagaimana dibayangkan oleh
sebagian orang. Profesi sebagai seorang guru bukanlah sebatas menyampaikan
materi kepada siswa. Guru dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan,
kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan
sebagainya.
Seorang guru dituntut dengan sejumlah persyaratan, antara lain: memiliki
kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan
sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan
komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan
diri secara terus menerus melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar,
dan semacamnya.
Hasil studi beberapa ahli mengenai sifat atau karakteristik profesi guru
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan, yaitu jenjang
pendidikan tinggi yang di dalamnya termasuk pelatihan-pelatihan khusus
yang berkaitan dengan keilmuan profesinya kelak.
36 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2016, h. 5, (sumberdaya.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/02/uu-nomor-14-tahun-2005-tentang-guru-dan-dosen.pdf).
26
b. Memiliki pengetahuan spesialisasi, penguasaan bidang keilmuan tertentu
yang lebih khusus/spesialisasi seperti guru yang memiliki spesialisasi di
bidang tertentu.
c. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung oleh orang
lain atau klien.
d. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan, seorang guru harus
mampu berkomunikasi supaya apa yang disampaikan dapat dipahami oleh
siswa.
e. Memiliki kapasitas mengorganisasikan kerja secara mandiri atau self-
organization, pekerjaan yang dia lakukan dapat dikelola sendiri tanpa
bantuan orang lain.
f. Mementingkan kepentingan orang lain (altruism). Seorang guru harus siap
memberikan layanan kepada anak didiknya pada saar dibutuhkan baik di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
g. Memiliki kode etik.
h. Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas.
i. Mempunyai system upah.
j. Budaya profesional.37
Dalam perspektif agama, syarat menjadi guru yang ideal ada dua puluh
macam seperti halnya yang disampaikan KH. Hasyim Asy’ari, yaitu:38
a. Selalu istiqamah dalam muraqabah kepada Allah Ta’ala. Muraqabah yaitu
melihat Allah Ta’ala dengan mata hati dan menghubungkan dengan
perbuatan yang telah dilakukan selama ini;
b. Senantiasa berlaku khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan dan
tindakan;
c. Bersikap tenang;
d. Bersikap wara’ yaitu keluar dari setiap perkara syubhat dan intropeksi diri
dalam setiap keadaan;
e. Selalu bersikap tawadhu, yaitu merendahkan diri dan melembutkan diri
terhadap makhluk, atau patuh kepada kebenaran dan tidak berpaling dari
hikmah, hukum dan kebijaksanaan;
37 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. I, h. 71. 38 Aris Shoimin, Excellent Teacher, (Semarang: Dahara Prize, 2013), h. 19-21.
27
f. Selalu bersikap khusyu’ kepada Allah Ta’ala;
g. Menjadikan Allah sebagai tempat meminta pertolongan dalam setiap
keadaan;
h. Tidak menjadikan ilmu sebagai tangga mencapai keuntungan duniawi,
baik jabatan, harta, popularitas, atau agar lebih maju dibanding dengan
orang lain;
i. Tidak diskriminatif terhadap murid;
j. Bersikap zuhud dalam urusan dunia sebatas apa yang ia butuhkan, yang
tidak membahayakan diri sendiri, keluarga, sederhana dan qana’ah;
k. Menjauhkan diri dari tempat-tempat rendah dan hina menurut manusia,
juga hal-hal yang dibenci adat setempat;
l. Menjauhkan diri dari tempat kotor dan maksiat walaupun jauh dari
keramaian;
m. Selalu menjaga syiar Islam dan zhahir hukum, seperti salat berjama’ah di
masjid, menyebarkan salam, amar ma’ruf nahi munkar dan senantiasa
berlaku sabar terhadap musibah yang dihadapi;
n. Menegakkan sunnah dan menghapus segala hal yang mengandung unsur
bid’ah, menegakkan segala hal yang mengandung kemaslahatan dengan
jalan yang dibenarkan;
o. Membiasakan diri untuk melakukan sunnah yang bersifat syariat baik
qauliyah atau fi’liyah;
p. Bergaul dengan akhlak yang baik;
q. Membersihkan hati dan tindakan dari akhlak jelek dan dilanjutkan dengan
perbuatan baik;
r. Senantiasa bersemangat untuk mengembangkan ilmu dan bersungguh-
sungguh dalam setiap aktivitas;
s. Tidak boleh membeda-bedakan status, nasab, dan usia dalam mengambil
hikmah dari semua orang;
t. Membiasakan diri untuk menyusun dan merangkum pengetahuan.
Dari poin yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa syarat menjadi
guru harus memiliki landasan keagamaan yang kokoh dan disiplin, memahami
visi misi pendidikan secara holistik dan integral, mempunyai kemampuan
intelektual yang memadai, menguasai teknik pembelajaran yang kreatif.
28
Dari penjelasan tersebut pun, pada intinya guru yang profesional adalah
guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu membedah aspek profesioanlisme
guru berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki seorang guru.
Kompetensi yang dimaksud telah penulis sebutkan sebelumnya pada poin
kompetensi guru.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Ali Mudlofir mengemukakan tugas dan tanggung jawab pokok profesi
guru dalam mengembangkan profesinya ada enam, yaitu:
a. Guru bertugas sebagai pengajar, dalam hal ini lebih menekankan kepada
tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Untuk
memenuhi tugas ini, guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan
keterampilan teknis mengajar, di samping menguasai ilmu atau bahan yang
akan diajarkannya.
b. Guru bertugas sebagai pembimbing, dalam hal ini ditekankan kepada tugas
memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik sebab tidak hanya
berkenaan dengan penyampaian ilmu, tetapi juga menyangkut pembinaan
kepribadian dan pembentukan nilai-nilai para siswa.
c. Guru bertugas sebagai administrator kelas, yang pada hakikatnya
merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan
ketatalaksanaan pada umumnya. Namun yang lebih diutamakan pada
profesi guru ialah ketatalaksanaan bidang pengajaran.
d. Guru bertugas sebagai pengembang kurikulum, yang mana guru dituntut
untuk selalu mencari gagasan baru, penyempurnaan praktik pendidikan,
khususnya dalam praktik mengajar.
29
e. Guru bertugas untuk mengembangkan profesi, yang dasarnya ialah
tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan
meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya.
f. Guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat, yang berarti
guru harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral
dari masyarakat serta sekolah sebagai pembaru masyarakat.39
Pendidik yang sebenarnya bukan hanya menjalankan tugas-tugas tersebut,
tetapi juga bertanggung jawab atas pengelolaan (manager of learning),
pengarah (director of learning), fasilitator, dan perencanaan (planner of future
society). Maka fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan memiliki tiga
bagian, yaitu:
a. Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program
pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta
melaksanakan penilaian setelah program dilakukan.
b. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat
kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah Ta’ala
menciptakannya.
c. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri
sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai
masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidikan
yang dilakukan.40
Peran dan tugas guru tersebut meminta agar guru menguasai metodologi
pendidikan, baik untuk menciptakan suasana belajar maupun untuk mendidik
murid. Guru juga diminta mampu mengelola sistem pengajaran dan
mengembangkan materi pelajaran, hal ini menyangkut pengetahuan guru
tentang pengembangan kurikulum. Selanjutnya, guru juga dituntut mampu
mengorganisasi, hal ini pun sejalan dengan tugas guru agar dapat
39 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 62.
40 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 92-93.
30
berkomunikasi dengan baik pada murid-murid dan masyarakat sekitar.
Kemampuan komunikasi ini sekaligus akan meningkatkan kemampuan guru
sebagai staf bimbingan di sekolah dan masyarakat dalam rangka pemikiran
pendidikan seumur hidup.41
D. Penelitian yang Relevan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang (Deskripsi Analisis Penelitian Kualitatif). Oleh Bakrudin.
Mahasiswa UIN Jakarta 2011. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitian diketahui bahwa: sebagian besar
guru PAI SMP Islam Al-Fajar kurang professional, karena masih banyak
kekurangan dalam beberapa kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai,
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal, maupun
kompetensi profesional.42
Profesionalisme Guru dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Tematik Ayat-
Ayat Al-Qur’an). Oleh Rian Ariandi. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2015. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Hasil penelitian diketahui bahwa seorang guru yang profesional
tentunya menguasai berbagai macam kompetensi untuk menunjang kinerja
yang baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Terdapat ayat Al-Qur’an yang
menunjukkan pada kompetensi guru, antara lain:
1. Al-Muzakki, yaitu senantiasa membersihkan diri dan muridnya dari
pengaruh negatif yang merusak akhlak, serta menjauhkan diri dari berbuat
dosa dan maksiat, yang terdapat pada QS Al-Baqarah[2]:151.
2. Al-Mu’allim, paham terhadap murid, merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran yang dikembangkan sesuai
dengan teori dan strategi belajar, yang terdapat pada QS Al-
Baqarah[2]:151.
41 Ibid. 42 Bakrudin, “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang (Deskripsi Analisis Penelitian Kualitatif)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta, 2011).
31
3. Ulul Albab, mengemban misi sebagai pembangun masa depan peradaban
bangsa serta menjadi bagian dari masyarakat, yang terdapat pada QS Ali
Imran[3]:190-191.
4. Ulama, senantiasa mempelajari ilmu dengan kegiatan penelitian, sehingga
mengantarkan dirinya memiliki rasa takut menggunakan berbagai teori itu
tujuan yang bertentangan dengan kehendak Allah Ta’ala, yang terdapat
pada QS Faathir[35]:27-28.43
E. Kerangka Berpikir Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi untuk mencetak
generasi yang berkembang dan madani di masa yang akan datang. Salah satu
faktor keberhasilan suatu sekolah ialah guru yang berkualitas. Guru
merupakan salah satu faktor yang sangat penting, khususnya dalam pendidikan
formal untuk mewujudkan pencapaian tujuan pembelajaran yang tertuang
dalam kurikulum. Selain itu pula guru merupakan kurikulum hidup yang
memfungsikan program pembelajaran serta sebagai ujung tombak
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.
Tujuan sekolah akan dapat tercapai jika guru yang mengajar di sekolah
bersikap profesional dalam menjalankan tugasnya dan menunjung kode etik
dalam menjalankan profesinya sebagai guru. Maka ada beberapa kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat dikatakan sebagai tenaga
pendidik profesional, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,
kompetensi personal, kompetensi profesional, serta khususnya kompetensi
kepemimpinan bagi guru agama.
Dalam proses pembelajaran, siswa akan memperhatikan sikap yang
mencerminkan prinsip dan komitmen seorang guru dalam menjalankan
tugasnya. Siswa akan mempersepsikan apa yang dilihatnya sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Persepsi siswa yang baik terhadap gurunya
akan berdampak positif terhadap siswa tersebut dalam mengikuti proses
pembelajaran yang berlangsung. Begitu pun sebaliknya, persepsi siswa yang
43 Rian Ariandi, “Profeisonalisme Guru dalam Perspektif AL-Qur’an (Kajian Tematik Ayat-Ayat Al-Qur’an)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta, 2015).
32
kurang baik terhadap gurunya dapat berdampak negatif terhadap siswa
sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan akan sulit dicapai oleh
siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan yang terletak di
jalan Cirendeu Raya 5, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten. Adapun waktu
pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Agustus hingga bulan November 2016.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti.
Adapun penelitian persepsi siswa kelas XI (sebelas) terhadap profesionalisme
Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan ini termasuk
pada penelitian deskriptif (Descriptive Research), yaitu penelitian yang diarahkan
untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.1 Tipe
umum dari penelitian deskriptif meliputi penilaian sikap atau pendapat terhadap
individu, organisasi, keadaan, atau prosedur.2 Seltiz, Wrightsman, dan Cook
mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian insight stimulating,
peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani dan diarahkan oleh teori.3
Di dalam penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru
diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji
oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif.4 Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif karena peneliti
ingin memberikan gambaran data secara jelas mengenai persepsi siswa terhadap
1 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian: Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 47.
2 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2006), cet. XI, h. 11. 3 Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research
Publishing, 2009), h. 24. 4 Ibid., h. 70.
33
34
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini berhubungan erat
dengan pendekatan yang bersifat interpretatif dari sudut informan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Dalam pengertian lain,
populasi merupakan seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.6 Jadi populasi adalah wilayah yang
terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai karakteristik tertentu sehingga
menjadi perhatian peneliti.
Sampel diartikan sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (master) yang
diambil dengan cara-cara tertentu. Nurul Zuriah dalam bukunya Metodologi
Penelitian: Sosial dan Pendidikan (2006) menyebutkan bahwa sampel diartikan
sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan cara-cara
tertentu. Sampel yang telah ditentukan merupakan perwakilan dari populasi yang
ada.7
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa reguler kelas XI SMA
Negeri 8 Tangerang Selatan tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 325 yang
terbagi dalam 8 kelas. Jumlah penelitian ini menetapkan besar sampel dengan
menggunakan populasi terbatas yaitu:
𝑛𝑛 = 𝑁𝑁1+𝑁𝑁 (𝑑𝑑)(𝑑𝑑)
𝑛𝑛 = 325
1 + 325 (0,1)(0,1)
𝑛𝑛 = 3254,25
𝑛𝑛 = 76,47
Peneliti menambah jumlah sampel sebanyak 10% dari jumlah sampel
sebenarnya yaitu 76 menjadi 84 responden. Penambahan sampel ini dilakukan
untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan dalam pengisian
5 Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009), h. 88.
6 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian: Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 116.
7 Ibid., h. 119.
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = derajat ketepatan (10%)
35
instrumen seperti cacat, robek, rusak, tidak diisi atau adanya responden yang
mengundurkan diri.
Adapun siswa yang dijadikan sampel penelitian dipilih secara acak dari
masing-masing kelas dengan batas jumlah sampel ditentukan banyaknya sesuai
dengan ketentuan di atas. Dengan demikian siswa memiliki kesempatan (peluang)
yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Hal ini penulis menggunakan teknik
penarikan sampel dengan menggunakan random sampling.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah angka dan dalam
angket ini penulis memberikan pernyataan-pernyataan terkait dengan persepsi
siswa terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi instrumen penelitian di bawah ini:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru Agama Islam
No Dimensi Indikator Butir
Soal
1. Kompetensi Pedagogik
1.1.Memahami peserta didik
secara mendalam.
− Mengidentifikasi bekal ajar siswa
− Memahami karakteristik belajar
siswa
2
4
1.2.Merancang pembelajaran,
termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran.
− Menentukan strategi pembelajaran
sesuai dengan karakteristik siswa
dan kompetensi materi.
13
1.3.Melaksanakan pembelajaran.
1.4.Merancang dan melaksanakan
evaluasi pembelajaran.
− Menata latar pembelajaran dan
penilaian
− Menganalisis hasil penilaian untuk
perbaikan kualitas program
1
26, 27
36
1.5.Mengembangkan peserta
didik untuk
mengaktualisasikan berbagai
potensinya.
− Memfasilitasi siswa untuk
mengembangkan potensi akademik
dan non akademik 24, 15
2. Kompetensi Sosial
2.1. Mampu berkomunikasi dan
bergaul dengan peserta didik.
− Berinteraksi dengan siswa secara
komunikatif
− Berinteraksi dengan siswa secara
efektif
16
3
2.2. Mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
− Berinteraksi secara komunikatif dan
efektif dengan sesama pendidik dan
tenaga kependidikan.
25
2.3. Mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan
orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
− Berkomunikasi secara efektif dengan
orang tua/wali siswa dan masyarakat
sekitar
17
3. Kompetensi Kepribadian
3.1. Kepribadian yang mantap
dan stabil.
− Bersikap secara konsisten sesuai
dengan norma hokum
18
3.2. Kepribadian yang arif. − Terbuka dalam berpikir dan
bertindak
− Berpenampilan yang baik dalam
menjalankan tugas
20
6
3.3. Kepribadian yang
berwibawa.
− Bersikap positif dan disegani
− Bertanggung jawab atas peran dan
tugasnya
7, 23
22, 5
3.4. Berakhlak mulia dan dapat
menjadi tauladan.
− Bertindak sesuai norma religious dan
memiliki perilaku yang diteladani
siswa
21
4. Kompetensi Profesional
4.1. Menguasai struktur − Mengembangkan materi pelajaran 9, 8
37
keilmuan/mata pelajaran yang
diajarkan.
secara kreatif
− Menentukan sumber belajar
− Memahami struktur pengetahuan
− Menguasai substansi materi
pelajaran
12
11
10
4.2. Memahami kurikulum,
silabus, dan RPP mata pelajaran
yang diajarkan.
− Mengembangkan profesi dengan
melakukan tindakan reflektif
− Memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan
diri
19
14
Instrumen tersebut menggunakan skala likert dan skor dengan ketentuan
sebagai berikut:
Sangat Sering (SS) = 5
Sering (S) = 4
Kadang-kadang (KK) = 3
Pernah (P) = 2
Tidak Pernah (TP) = 1
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memudahkan data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan
menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
deskriptif analisis yaitu: melalui penelitian kepustakaan (library research) dan
penelitian lapangan (field research).
1. Metode Library (penelitian kepustakaan) penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data dan mempelajari buku-buku dan literatur-literatur yang
ada hubungan dengan objek yang diteliti. Riset kepustakaan ini ditunjukkan
untuk mencari landasan teori yang berhubungan dengan penyusunan skripsi
melalui membaca buku referensi serta dokumen-dokumen yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode ini dimaksudkan untuk
38
memperoleh pengertian secara teoritis sebagai bahan yang mendasari
pengumpulan data dilapangan serta analisis yang dilakukan.
2. Metode Field Research (penelitian lapangan)
Untuk memperoleh data lapangan, penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Angket atau kuesioner, yaitu suatu alat pengumpul informasi dengan cara
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis
pula oleh responden.8 Angket atau disebut juga dengan kuesioner
digunakan untuk mengumpulkan data dari siswa. Teknik ini dipilih peneliti
dengan pertimbangan efektivitas, waktu dan biaya.
b. Wawancara (interview), yaitu alat pengumpul informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan
pula. Maka ciri utamanya ialah adanya kontak langsung dengan tatap
muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi
(interviewee).9 Wawancara ini dilakukan kepada 10 orang siswa kelas IPA
dan atau IPS secara random. Informan dalam hal ini diambil sebanyak
10% dari sampel yang telah ditetapkan sebelumnya.
c. Observasi, yaitu dengan cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
keprofesionalan guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.
d. Dokumentasi, yaitu memperoleh data yang didokumentasikan oleh pihak
sekolah. Data yang akan dikumpulkan melalui teknik dokumentasi
meliputi: data tentang guru, siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, serta
sarana dan prasarana.
8 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori - Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), cet. I, h. 182.
9 Ibid, h. 179.
39
F. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian merupakan suatu kegiatan yang sangat penting
dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari peneliti. Teknik analisis data yang
digunakan dalam hal ini yaitu untuk menguraikan keterangan atau data yang
diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti, tetapi juga
orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh berdasarkan instrumen
penelitian, adalah sebagai berikut:
1. Angket (Kuesioner)10
Perlu diketahui sebelumnya instrumen kuesioner dalam penelitian ini
merupakan bagian dari triangulasi data, yaitu dimana keabsahan data diuji dan
kemudian dijadikan
a) Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau
kuesioner yang berhasil dikumpulkan.
b) Scoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket.
c) Tabulating, yaitu peneliti memindahkan jawaban responden ke dalam
blanko yang tersusun rapi dan rinci dalam bentuk tabel. Dalam
menghitung data-data yang didapat, peneliti menggunakan rumus
prosentase, yaitu sebagai berikut:
𝑃𝑃 = 𝐹𝐹𝑁𝑁𝑥𝑥100% Keterangan: P = angka prosentase
F = frekensi jawaban
N = jumlah responden
Sedangkan untuk menyimpulkan tentang persepsi siswa terhadap
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam, penulis menggunakan statistik
deskriptif yaitu melalui nilai mean (rata-rata) yang didapatkan melalui rumus
prosentase sebagai berikut:
𝑀𝑀 = 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
𝑥𝑥100% Keterangan: M = nilai rata-rata
NS = nilai skor
NH = nilai harapan
10 Hadeli, Metode Penelitian Pendidikan, (Ciputat: PT Ciputat Press, 2006), cet. I, h. 91.
40
Nilai rentang interval yang diambil dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Prosentase Mean Kategori
81 – 100 % Sangat Baik
61 – 80 % Baik
41 – 60 % Cukup Baik
21 – 40 % Kurang Baik
0 – 20 % Tidak Baik
d) Display data (penyajian data), yaitu peneliti akan menyajikan data hasil
penelitian dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Hal ini bertujuan akan
memudahkan dalam memahami apa yang telah terjadi dan merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
e) Conclusion Drawing Verification (penarikan kesimpulan), yaitu
pemeriksaan yang dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara
kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari
lapangan.
2. Wawancara
a) Open Coding, fase pertama dalam analisis, dimana 8 pertanyaan telah
direview untuk mengidentifikasikan jawabannya.
b) Editing, yaitu dengan memeriksa kelengkapan data dari hasil wawancara
tertulis yang telah dilakukan.
c) Tabulating data, yaitu dengan memasukkan data-data wawancara ke
dalam tabel sesuai dengan jumlah item pertanyaan berikut jawabannya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan merupakan penjelmaan
(reinkarnasi) dari SMA Negeri Cireundeu yang pernah berdiri berdasarkan
SK Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Barat Tahun 1986.
Namun karena ketiadaan lahan, maka SMA Cireundeu menghilang dan
sebagai gantinya berdiri SMA Negeri 2 Ciputat di Komplek Pamulang
Permai II. Namun karena status wilayah Pamulang yang semula berupa
Kemantren berubah menjadi Kecamatan, maka nama SMA Negeri 2
Ciputat berubah menjadi SMA Negeri 1 Pamulang. Akhirnya pada tahun
2006 niat masyarakat Cireundeu dan sekitarnya untuk memiliki SMA
Negeri akhirnya tercapai juga setelah berdirinya SMA Negeri 3 Ciputat
pada tanggal 26 April 2006 berdasarkan SK Bupati Tangerang Nomor
421/Kep.134-Huk/2006, dan sekarang telah berganti nama menjadi SMA
Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berdasarkan Perwal No.10 Tanggal 25
Mei 2009.
Secara geografis SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan berada di
Kecamatan Ciputat Timur, dan mempunyai lokasi yang strategis karena
terletak pada jalur lalu lintas utama yang menghubungkan daerah Provinsi
DKI Jakarta dengan Kota Tangerang Selatan yaitu langsung berbatasan
dengan Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Jakarta selatan dan
Kelurahan Limo Kecamatan Cinere Kota Depok. Sehingga sekolah ini
diharapkan akan menjadi sekolah kebanggaan masyarakat Kecamatan
Ciputat Timur dan sekitarnya.
Beberapa Kepala Sekolah yang pernah memimpin SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan, antara lain:
41
42
Tabel 4.1
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
NO NAMA MASA JABATAN /
TMT KET.
1.
Drs. H. Enan Trivansyah Sastri,
M.Si
30 Juni 2006 s.d 13
Februari 2008
Promosi dari
SMAN 1
Ciputat
2. Dra. Hj. Ara Juhara, M.MPd 13 Februari 2008 s.d
18 September 2012
Mutasi dari
SMAN 1
Sepatan
3. Dra.Hj.Yuliani, M.Pd 18 September 2012
s.d 17 Oktober 2014
Mutasi dari
SMAN 5
Tangsel
4. Imam Supingi, S.Pd,MM 17 Oktober 2014 s.d
sekarang
Plt Kepala
Sekolah
2. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
1) N S S : 301300410011
2) N P S N : 20613552
3) Status Sekolah : Negeri
4) Tahun Mulai Berdiri : 2006
5) Tahun Mulai Berdiri Sendiri : 2008
6) Pendirian : SK Bupati Tangerang
Nomor 421/Kep.134-Huk/2006
7) Tahun berdiri : 26 April 2006
8) SK Perubahan Nama : Perwal Kota Tangsel Tahun
2009
9) Tahun Perubahan : 25 Mei 2009
10) Akreditasi : A
11) No.Akreditasi : 73/BAP-S/M-SK/VIII/2014
12) Tanggal Akreditasi : 5 Agustus 2014
43
13) Alamat : Jl. Cireundeu Raya No. 5
RT.004/01 Kel. Cireundeu – Kec. Ciputat Timur
14) No.Telepon/Fax : (021) 7445375 / (021) 7445401
15) Website : http://sman8tangsel.sch.id
16) E-mail : [email protected]
b. Lokasi Sekolah
1) Jalan : Jl. Cireundeu Raya No. 5 RT.004 RW.01
2) Desa : Cireundeu
3) Kecamatan : Ciputat Timur
4) Kota : Tangerang Selatan
5) Provinsi : Banten
6) Kode Pos : 15419
c. Nama Plt Kepala Sekolah : IMAM SUPINGI, S.Pd,MM
1) Pendidikan : S.1
2) Jenis Kelamin : Laki - Laki
3) Tempat/Tgl. Lahir : Kediri 11 Agustus 1965
4) Golongan / Ruang : IV / a
5) Alamat : Jl. Cemara No. 23 RT.04/11
Kel.Rengas, Kec. Ciputat Timur, Tangsel
d. Keadaan Guru, Pegawai / Personil Tahun Pelajaran 2016/2017
Tabel 4.2
Keadaan Guru
No Jenis Guru Jumlah Ket
1.
2.
3.
Kepala Sekolah
Guru Negeri
Guru Tidak Tetap
1
32
14
PNS
Jumlah 47
44
Tabel 4.3
Kondisi Guru
Tabel 4.4
Keadaan Tata Usaha
No. Jenis Tata Usaha Jumlah Keterangan
1
2
3
Tata Usaha Tetap / PNS
Tata Usaha Tidak Tetap
Penjaga dan Kebersihan
2
5
8
Jumlah 15
e. Keadaan Siswa Dan Rombongan Belajar Tahun Pelajaran 2016/2017
Tabel 4.5
Keadaan Siswa dan Rombongan Belajar
Ijazah
Tertinggi
Jumlah
GURU TETAP GURU TIDAK TETAP
S1 27 14
S2 5 1
D3/D2/D1 - -
No Kelas Rombel Jumlah Siswa Jumlah
Total Keterangan
L P
1 X IPA 4 63 94 157
2 X IPS 4 69 75 144
3 XI IPA 5 76 99 175
4 XI IPS 3 67 83 150
5 XII IPA 4 81 92 173
6 XII IPS 3 44 52 96
JUMLAH 24 400 495 895
45
f. Prasarana
1) Pemilikan Tanah
Status tanah : Hak Milik Pemerintah
Untuk SMA Negeri 8 Kota Tangerang
Selatan
L u a s : 7.180 M2
Status Bangunan : Milik Sendiri
Letak : Jl. Cireundeu Raya No. 5 RT.004
RW.01
Kel.Cireundeu – Kec. Ciputat Timur
2) Keadaan Bangunan
Tabel 4.6
Jumlah Ruangan dalam Bangunan Sekolah
Ruang Jml Ruang Jml
Teori/kelas 24 Ruang Kepala Sekolah 1
Laboratorium IPA 1 Ruang Guru 1
Laboratorium Bahasa 1 Ruang Tata Usaha 1
Lab. Komputer 1 Ruang Koperasi 1
Lab.Perpustakaan 1 Ruang Studio Musik 1
Lab. Multimedia - Ruang Seni 1
Ruang OSIS 1 Mushola 1
Ruang BK 1
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi
“ UNGGUL DALAM PRESTASI, TERAMPIL, MANDIRI YANG
DILANDASI IMAN DAN TAQWA ”
46
Tabel 4.7
Visi Sekolah SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
VISI INDIKATOR (VISI)
Unggul dalam prestasi • Unggul dalam Bahasa
• Unggul dalam Sains
• Unggul dalam lomba Karya Ilmiah
• Unggul dalam lomba Seni Budaya
• Unggul dalam lomba Olah Raga
• Unggul dalam persaingan melanjutkan
ke jenjang perguruan tinggi Favorit
lokal maupun Internasional
Terampil • Terampil dalam mengaplikasi-kan alat
musik
• Terampil mengoperasikan IT
Mandiri • Mandiri untuk menentukan pilihan ke
jenjang yang lebih tinggi
• Mandiri dalam kewirausahaan
• Mandiri dalam memasuki DUDI
Beriman dan bertaqwa • Unggul dalam disiplin
• Unggul dalam aktivitas keagamaan
• Unggul dalam kepedulian sosial dan
lingkungan
47
b. Misi
Tabel 4.8
Misi Sekolah SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
MISI INDIKATOR (MISI)
Menciptakan lulusan yang
kompetitif , berbudaya berlandaskan
iman dan taqwa
• Melaksanakan pembelajaran dan
bimbingan secara efektif sehingga
peserta didik dapat dapat berkembang
secara optimal
• Menjadikan/ mendorong lulusan yang
mandiri dalam bidang kewirausahaan
sehingga dapat diterima di dunia
usaha/ dunia industri dan masyarakat
• Menjadikan/ mendorong lulusan yang
terampil dalam mengaplikasikan alat
musik sehingga dapat mengembangkan
potensi dirinya.
• Menjadikan/ mendorong lulusan yang
siap bersaing dijenjang pendidikan
yang lebih tinggi baik lokal maupun
Internasional .
• Menumbuhkan semangat keunggulan
secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
• Menumbuhkan semangat
profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan.
• Mendorong dan membantu setiap
peserta didik untuk mengenali potensi
dirinya sehingga dapat dapat
dikembangkan secara optimal.
• Menumbuhkan penghayatan terhadap
48
ajaran agama yang dianut dan budaya
bangsa sehingga menjadi kearifan
kearifan dalam bertindak
• Menerapkan manajemen partisipatif
dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan kelompok kepentingan
yang terkait dengan sekolah
• Menyiapkan peserta didik menjadi
kader generasi yang berkwalitas baik
moral, mental, spiritual, intelektual,
emosional maupun fisik dan
keterampilan.
c. Tujuan
Dalam jangka waktu 4 tahun ke depan tujuan yang diharapkan
adalah:
1) Terlaksananya etos kerja dan budaya belajar yang tinggi untuk
menunjang tercapainya visi dan misi sekolah.
2) Terciptanya kondisi sekolah yang ber-Wawasan Wiyatamandala
dengan sekolah sebagai pusat budaya
3) Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif sehingga
menunjang terlaksananya kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
4) Terwujudnya kondisi ruang belajar dan sarana prasarana
pembelajaran yang memadai
5) Terwujudnya akses dalam menjalin jaringan kerjasama (network)
dengan berbagai pihak dalam mencapai benchmarking,
differentiation dan value added sekolah.
6) Meningkatnya kemampuan sumber daya personil sekolah
7) Terlaksananya program kegiatan ekstra kurikuler secara mandiri
dan rutin
49
8) Terwujudnya output peserta didik yang bermutu sesuai dengan
tujuan pembangunan nasional dan visi misi SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan.
4. Data Guru
Guru adalah sentral dalam pendidikan. Tugas guru dalam mengajar,
mendidik, membimbing siswa merupakan bagian dari upaya dalam
mencerdaskan manusia sebagai bekal pengetahuan dan penanaman nilai-
nilai, seperti nilai agama, social, budaya, sampai kepribadian.
Modal atau bekal menjadi guru tidak hanya cukup dengan
pengetahuan akademis, tetapi juga pengalaman dan keterampilan, seperti
kemampuan mengajar, mengelola proses pembelajaran, memiliki
wawasan kependidikan, keterampilan komunikasi, juga peka terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di dunia pendidikan. Berikut adalah
daftar guru di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan:
Tabel 4.9
Daftar Guru SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
No Nama Pendidikan Bidang Studi
1 IMAM SUPINGI, S.Pd, MM S2/MANAJEMEN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2 Dra. SITTI SIRARIAH S1/MATEMATIKA/1983 MATEMATIKA
3 Drs. ABDUL ROJAK, M.Pd S2/TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN/2007 BP/BTQ
4 HAFIDI ASWAR DIREDJA,
S.Pd S1/PPKN/2008 KEWARGANEGARAN
5 JEJEN MAELANI, S.Pd S1/PENDIDIKAN KIMIA/1993 KIMIA
6 Dra. TETI SUMIATI, M.Pd S2/PENDIDIKAN
MATEMATIKA/2010 MATEMATIKA
7 ASNI SURYANI LUBIS,
S.Pd S1/PENDIDIKAN KIMIA/1995 KIMIA
8 ERIKA SUSIANTI, S.Pd S1/PENDIDIKAN KIMIA/1997 KIMIA
9 RACHMAT PRIYANTO,
S.Pd, M.Pd
S2/PENELITIAN & EVALUASI
PENDIDIKAN/2004 FISIKA
50
10 MELLI YUNERTI, S.Si S1/BIOLOGI/1999 BIOLOGI
11 NENI HANDAYANI, S.Pd S1/PENDIDIKAN
BIOLOGI/1995 BIOLOGI
12 DERI RISMAYENTI, S.Pd S1/PENDIDIKAN FISIKA/1998 FISIKA
13 MUHAMAD ISA, S.Pd S1/MATEMATIKA/2002 MATEMATIKA
14 MARHAENI, S.Psi S1/PSIKOLOGI/2003 BK/BP
15 Dra. ERNA ZUWIRNA S1/FILSOSDIK/1988 SOSIOLOGI
16 Dra. ROSLAINI S1/PEND BHS & SASTRA
INDONESIA/1990 BHS INDONESIA
17 ANIK KRISTIANINGSIH,
S.Pd
S1/PDU ADM
PERKANTORAN/1990 EKONOMI
18 Drs. TAUFIK IBNU HAJAR S1/BHS INGGRIS/1992 BHS INGGRIS, SENI
BUDAYA
19 Drs. SUDARNO S1/ PEND GEOGRAFI/1992 GEOGRAFI
20 ERNAWATI
PURWANINGSIH, S.Pd S1/PEND SEJARAH/1994 SEJARAH
21 Dra. MARSIYEM S1/ADM PENDIDIKAN/1989 BK/BP
22 IRMAWATI, S.Ag S1/BHS INGGRIS/1994 BHS INGGRIS
23 TUTIK PURWANTI, S.Pd S1/PEND BAHASA & SASTRA
INDONESIA/1994 BHS INDONESIA
24 Hj.SITI MUNAWARAH,
M.Pd S1/FILSOSDIK/1994 SOSIOLOGI
25 SRI PURWANINGSIH, M.Pd
S2/MAGISTER PENELITIAN &
EVALUASI
PENDIDIKAN/2005
FISIKA
26 IMAM ASHARI, S.Pd S1/SOMATOKINETIKA/2003 PENJASKES
27 AHMAD RIYADI, S.Pd S1/PEND AKUNTANIS/2005 EKONOMI
28 NENI JUNAENI, S.Pd S1/PPKN/2008 KEWARGANEGARAAN
29 KHAIRUL AMAL, S.Pd S1/PEND BHS & SASTRA
INDONESIA/2006 BHS INDONESIA
30 HAQI AMRULLAAH, S.Pd S1/PEND GEOGRAFI/2005 GEOGRAFIK, TIK,
SEJARAH
31 PUTRI
OKTAVIANINGRUM, S.Pd S1/PEND SENI MUSIK/2008 SENI BUDAYA
32 SHEILA NUR CHANDRA
DEWI, M.Pd
S2/PEND TEKNOLOGI &
KEJURUAN/2014
TIK,
KEWARGANEGARAAN
51
33 Drs. ARDILA S1/FILSOSDIK/1994 SOSIOLOGI
34 CAMELIA, SE S1/PEND EKONOMI/2001 ENTERPRENEURSHIP
35 ROCHMAH
WIRANINGSIH, ST S1/TEKNIK METALURGI/2004
TIK,
ENTERPRENEURSHIP
36 ADE IRAWAN SETIAWAN,
S.Pd
S1/PEND BHS & SASTRA
INDONESIA/2006 BHS INDONESIA
37 SAMSUL BAHARI, M.Pd S2/TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN/2008 PEND AGAMA ISLAM
38 ELITA SARI, S.Pd S1/PEND BHS JEPANG/2004 BHS JEPANG
39 TRI AJI ANUGROHO, S.Pd S1/PEND BHS INGGRIS/2005 BHS INGGRIS
40 RUZAYANA, S.Pd S1/PEND BHS JEPANG/2004 BHS JEPANG
41 AHMAD ZAENUDIN, S.Pd.I S1/ PEND AGAMA ISLAM PEND AGAMA ISLAM
42 MAULINA NOVRYLIANI,
M.Pd S2/PEND OLAHRAGA OLAHRAGA
43 CATUR FITRY ASTUTI,
S.Pd S1/PEND SENI TARI SENI BUDAYA
44
M. ZAECANO
ROMADONA DIREDJA,
S.Pd
S1/PEND OLAHRAGA OLAHRAGA
45 Dra. SALEHASTUTI S1/PEND BHS PRANCIS BHS INGGRIS
46 DIDIT ADHIYATMA
RAZAK, M.Pd S2/PEND MATEMATIKA MATEMATIKA
47 IBRAHIM ADAM BTQ
5. Prestasi Siswa yang pernah dicapai dalam 3 tahun terakhir
Tabel 4.10
Prestasi Siswa
No Prestasi Tingkat Tahun
1 Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional
antar SMA se-Jabodetabek 2013
2 Juara Harapan I Lomba Tata Upacara Bendera
antar SMA Tingkat Provinsi Banten 2013
3 Juara III Lomba Speech Contest se-Jabodetabek 2013
4 Juara II Lomba Cheersleader Nepal Cup 9 se-Jabodetabek 2013
5 Juara III Lomba Sepak Bola "UPJ CUP I" Tahun 2013
antar SMA se-Jabodetabek 2013
52
6
Juara I Traditional Dances Show 2013 Tingkat SMA/SMK dalam Acara Pekan Pendidikan Tinggi Jakarta ke-VI, Kampus-Kampus Favorit Jakarta 2013 Tanggal 6-8 Februari 2013
Se-Jabodetabek 2013
7 Juara I Lomba Pidato Festival Maulid Nabi”Taman Man1ts 2” pada tanggal 17 Februari 2013.
antar SMA/SMK se-Kota Tangerang Selatan 2013
8 Juara 2 dan 3 Kejuaraan Taekwondo Tahun 2013
antar SMA tingkat Nasional 2013
9 Juara 3 Festival musikalisasi puisi antar SMA/SMK/MA se Kota Tangsel tgl 29 - 30 Agustus 2013
2013
10 Juara 1 mini Soccer antar SMA se-Jabodetabek 2013
11 Juara 3 LKTIN
Tingkat SMA Sejabodetabek Dan Bandung 27 September 2013
2013
12 Juara 1 Lomba nyanyi lagu Tangsel Dalam Rangka HUT Kota TangSel ke 5 Th 2013
Tingkat Kota Tangerang Selatan 2013
13 Juara 1 Lomba olahraga Futsal "Back Bulls Cup" tgl 10 dan 17 November 2013
Tk. SMA/SMK se Jak Sel dan sekitarnya 2013
14 Juara 3 Lomba Video Lingkungan Hidup IPB
Tk. Nasional Th 2013 2013
15 Juara 3 Lomba PMR "Sehat Milik Kita Semua"
Tingkat Kota Tangerang Selatan 2013
16 Juara 3 Lomba Futsal "NEPAL 2013" tahun 2013
antar SMA/MA se Kota Tangerang Selatan 2013
17
Juara 1,2 dan 3 Pertandingan Jakarta Taekwondo Festival yang dilaksanakan pada tanggal 1 s/d 2 Februari 2014 di gedung POPKI Cibubur.
Jabodetabek 2014
18 Juara 2 Lomba Traditional Dances Show 2014
Tk. SMA/SMK se Jabodetabek di istora Senayan Jakarta
2014
19 Juara 3 Lomba Futsal dalam rangka Porseni Nusantara Cup 2014
antar SMA/MA se Kota Tangerang Selatan 2014
20 Juara 1 Lomba Futsal SMA Se Jabodetabek FIP CUP
antar SMA se-Jabodetabek 2014
21 Juara 2 FLS2N Kota Tangerang Selatan, "menyanyi solo" tahun 2014
antar SMA/MA se Kota Tangerang Selatan 2014
53
22 Juara 3 FLS2N Kota Tangerang Selatan, "pidato" tahun 2014
antar SMA/MA se Kota Tangerang Selatan 2014
23 Juara 4 CHEERLEADERS COMPETITION grand final popmie instant basket ball
Jabodetabek 2015
24 7th Place Rutin Wajib Junior ICC CUP Divisi SMA 2015
25 Juara 3 Halang Rintang Tingkat Wira Jabodetabek 2015
26 Juara 4 Tandu Putra Tingkat Wira Sejabodetabek Jabodetabek 2015
27 Juara 6 Tandu Putra Tingkat Wira Sejabodetabek Jabodetabek 2015
28 Juara 2 Cerdas cermat Harumatsuri 10 FKIP UHAMKA Jabodetabek 2015
29 Juara 1 Yakuta Photo Contest FKIP UHAMKA Jabodetabek 2015
30 Juara 2 Mind maping Kana FKIP UHAMKA Jabodetabek 2015
31 Juara 3 Traditional Dance HUT SMAN 8 Kota TangSel
Se- Kota Tangerang Selatan 2015
32 Terbaik ke 3 Pidato agama SMA/SMK/MA Putera MTQ pelajar ke 2
Se- Kota Tangerang Selatan 2015
33 Tilawah Putri terbaik Tk. SMA/SMK
Kecamatan Ciputat Timur 2015
34 Juara 1 Mini Soccer Charitas Cup XII Jabodetabek 2015
35 Juara II dan Top Score Kejuaraan Futsal SMA Islam Dian Didaktika Jabodetabek 2015
36
Juara II Lomba Gerak Langkah dan Formasi (GALAKSI VI) Tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA sederajat
Se- Kota Tangerang Selatan 2015
6. Prestasi Guru
Tabel 4.11
Prestasi Guru
No Nama Prestasi Tahun
1 Jejen Maelani, S.Pd Guru Berprestasi Tingkat Kab.Tangerang 2007
2 Jejen Maelani, S.Pd Guru Berprestasi Tingkat Kota Tangerang Selatan 2009
3 Neni Handayani, S.Pd Juara II Guru Berprestasi Tingkat Kota Tangerang Selatan
54
B. Deskripsi Data Hasil penelitian diperoleh dari angket yang telah diisi oleh responden. Angket
yang penulis sebarkan kepada 88 responden meliputi variabel persepsi siswa kelas
XI terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 8
Tangerang Selatan. Setelah data dari angket terkumpul, data tersebut diolah
dengan cara memberi skor pada masing-masing alternatif pernyataan dan memberi
skor pada masing-masing responden agar memudahkan penulis dalam
menganalisis data hasil penelitian tersebut.
a. Variabel Persepsi Siswa
Persepsi siswa terhadap profesioanlisme guru Pendidikan Agama Islam
dapat diketahui dari hasil angket yang telah disebarkan kepada 88 siswa, dan
hasil analisis dari wawancara dengan beberapa siswa. Adapun data-data yang
telah penulis peroleh dari hasil penelitian melalui angket yang disebarkan
kepada siswa, penulis menganalisisnya dalam bentuk deskripsi sebagai
berikut.
1) Guru PAI menciptakan suasana yang kondusif dalam KBM di kelas
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 26
2 Sering (S) 38
3 Kadang-Kadang (KK) 17
4 Pernah (P) 6
5 Tidak Pernah (TP) 1
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 26 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering menciptakan suasana yang kondusif dalam
proses mengajar di kelas. 38 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering
menciptakan suasana yang kondusif di kelas. 17 siswa menyatakan bahwa
guru PAI kadang-kadang menciptakan suasana yang kondusif dalam
proses mengajar di kelas. 6 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah
menciptakan suasana yang kondusif dalam proses belajar di kelas, dan 1
55
siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menciptakan suasana
yang kondusif dalam proses mengajar di kelas. Hal ini menunjukkan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam sering menciptakan suasana yang
kondusif dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Salah satu komponen proses belajar mengajar ialah siswa siap dalam
menerima pelajaran. Hal ini akan berlangsung jika diarahkan oleh guru
dengan menggunakan pendekatan strategi1 agar tercipta suasana yang
nyaman bagi siswa untuk memahami materi pelajaran yang akan
dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa
guru PAI sering bercerita sebelum pelajaran dimulai sehingga membuat
siswa bersemangat dalam memahami materi pelajaran yang akan
disampaikan guru.2
2) Guru PAI melakukan review materi sebelumnya
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 9
2 Sering (S) 29
3 Kadang-Kadang (KK) 40
4 Pernah (P) 10
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui bahwa sebanyak 9 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering melakukan review materi yang telah dipelajari sebelumnya.
29 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering melakukan review materi
pelajaran sebelumnya. 40 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-
kadang melakukan review materi pelajaran sebelumnya, dan 10 siswa
menyatakan bahwa guru PAI pernah melakukan review materi pelajaran
sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam
kadang-kadang melakukan review materi pelajaran sebelum melanjutan
materi yang akan disampaikan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
1 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 142 2 Hasil Wawancara dengan Adam Setiawan, kelas XI IPA 4 pada 13 Oktober 2016
56
(KBM) di kelas. Selain itu, tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru
tidak pernah melakukan review materi pelajaran sebelumnya.
Kesiapan belajar siswa dapat diketahui dengan kematangan intelektual,
artinya kondisi siswa yang dicapai melalui proses kematangan untuk
kematangan intelektualisasi lanjutan.3 Hal ini menjadi tanggung jawab
sistem pendidikan, sehingga siswa siap menuju ke tingkat pemahaman
yang lebih mendalam.4
3) Guru PAI peduli dengan kesulitan belajar siwa
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 16
2 Sering (S) 49
3 Kadang-Kadang (KK) 17
4 Pernah (P) 6
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui bahwa sebanyak 16 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran.
Adapun siswa yang menyatakan guru PAI sering peduli dengan kesulitan
siswa dalam memahami pelajaran sebanyak 49 siswa, dan sebanyak 17
siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang peduli dengan
kesulitan siswa dalam memahami pelajaran, serta sebanyak 6 siswa
menyatakan bahwa guru PAI pernah peduli dengan kesulitan siswa dalam
memahami pelajaran. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI
tidak pernah peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam sering
peduli dengan kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses belajar di kelas.
Perubahan dan perkembangan siswa di sekolah akan terlihat pada
dimensi fisik dan psikis yang mampu menimbulkan masalah tertentu bagi
3 Sudarwan Danim, Khairil, Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 165
4 Ibid, h. 171
57
mereka. Maka tugas guru untuk memecahkannya ketika diperlukan.
Keperluan yang dimaksud dalam kaitannya dengan diri siswa, atau dalam
rangka melindungi siswa yang lain.5 Dimensi psikis dapat diketahui dalam
kegiatan belajar di kelas, dimana pengetahuan siswa akan tumbuh dan
berkembang menjadi suatu kesatuan konsep pemahaman dirinya. Oleh
karena itu tidak bisa dipungkiri jika terdapat kesulitan yang dihadapi oleh
siswa masing-masing berbeda, maka tugas guru ialah bertanggung jawab
untuk membuat siswa memahami pelajaran sesuai dengan kompetensi
kelulusan yang harus dicapai.
4) Guru PAI memahami gaya belajar siswa di kelas
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 16
2 Sering (S) 46
3 Kadang-Kadang (KK) 21
4 Pernah (P) 4
5 Tidak Pernah (TP) 1
Jumlah 88
Diketahui dari hasil kuestioner bahwa sebanyak 16 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering memahami gaya belajar setiap siswa di
kelas. 46 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering memahami gaya
belajar setiap siswa di kelas. 21 siswa menyatakan bahwa guru PAI
kadang-kadang memahami gaya belajar setiap siswa di kelas. 4 siswa
menyatakan bahwa guru PAI pernah memahami gaya belajar setiap siswa
di kelas, dan 1 siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah
memahami gaya belajar setiap siswa di kelas. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa guru Pendidikan Agama Islam sering memahami gaya belajar
setiap siswa di kelas.
Keberhasilan sebuah proses belajar dapat dilihar pada sejauh mana
proses tersebut mampu menumbuhkan, membina, membentuk, dan
memberdayakan segenap potensi yang dimiliki setiap orang, atau pada
5 Sudarwan Danim, Khairil, Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 89
58
sejauh mana ia mampu memberikan perubahan secara signifikan pada
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.6 Hal ini menjadi
tugas seorang guru untuk memahaminya, dan menyadari benar bahwa
setiap siswa memiliki karakter belajar yang berbeda sehingga guru mampu
memberikan arah dan tujuan yang sesuai melalui berbagai strategi dan
metode.
5) Guru PAI antusias dalam menyampaikan materi
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 33
2 Sering (S) 33
3 Kadang-Kadang (KK) 19
4 Pernah (P) 3
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 33 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering antusias dalam menyampaikan materi
pelajaran, begitu pun 33 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering
antusias dalam menyampaikan materi pelajaran. Adapun sebanyak 19
siswa menyatakan bahwa PAI kadang-kadang guru antusias dalam
menyampaikan materi pelajaran, dan 3 siswa menyatakan bahwa guru PAI
pernah antusias dalam menyampaikan materi pelajaran. Tidak ada siswa
yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menyampaikan materi
pelajaran dengan antusias. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru
Pendidikan Agama Islam sangat antusias dalam menyampaikan materi
pelajaran di kelas.
Kemampuan guru dalam berkomunikasi sangat penting, khususnya
dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas. Hal ini akan membuat
siswa tertarik untuk mendengarkan apa yang disampaikan guru.7
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa guru PAI
6 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 143 7 Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas
Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 48
59
bersemangat dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas, hal ini pun
sangat disukai oleh siswa karena mampu membangun motivasi siswa
untuk terus belajar.8
6) Guru PAI berpenampilan bersih, berpakaian rapi, dan menutup aurat
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 46
2 Sering (S) 35
3 Kadang-Kadang (KK) 4
4 Pernah (P) 3
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 46 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering berpenampilan bersih, berpaakaian rapi dan
menutup aurat. Sebanyak 35 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering
berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat. Adapun 4 siswa
menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang berpenampilan bersih,
berpakaian rapi dan menutup aurat, serta 3 siswa lainnya menyatakan
bahwa guru PAI pernah berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan
menutup aurat. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak
pernah berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam sangat sering
berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat.
Dalam sebuah ayat Al-Qur’an disebutkan bahwa adanya perintah untuk
selalu memakai pakaian yang indah, yaitu QS Al-A’raf [7] ayat 31 yang
artinya:
“Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan.”
8 Hasil wawancara dengan Hamzah, Zulham, Anita, Elsa, kelas XI IPA 4 pada 18 Oktober; Aisyah dan Adya kelas XI IPS 1 pada 13 Oktober 2016.
60
Dari ayat tersebut kata masjid dimaknai sebagai tempat ibadah. Maka
dalam ajaran Islam, setiap pekerjaan adalah ibadah maka mengajar di
sekolah adalah ibadah. Oleh karena itu, guru dalam menjalankan tugasnya
sebagai ibadah harus menutup aurat dengan memakai pakaian yang indah.
Pakaian yang indah dapat diartikan bahwa pakaian tersebut adalah pakaian
sopan dan rapih. Hal ini pun menjadi standarisasi dalam keseragaman
pakaian guru yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan siswa diketahui bahwa guru PAI berpenampilan rapih
dan sopan.9 Maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa guru PAI telah
mengamalkan ajaran agama sebagai salah satu bentuk ibadah serta menjadi
teladan bagi murid-murid untuk mengikutinya.
7) Guru PAI berakhlak baik
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 35
2 Sering (S) 39
3 Kadang-Kadang (KK) 12
4 Pernah (P) 3
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Maka diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 35 siswa
menyatakan bahwa guru PAI sangat sering berakhlak baik, ramah, tenang
dan berwibawa di hadapan siswa. Sebanyak 39 siswa menyatakan bahwa
guru PAI sering berakhlak baik, ramah, tenang, dan berwibawa di hadapan
siswa. Adapun 12 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang
berakhlak baik, ramah, tenang dan berwibawa di hadapan siswa, dan 3
siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah berakhlak baik, ramah, tenang
dan berwibawa di hadapan siswa. Tidak ada siswa yang menyatakan guru
PAI tidak pernah berakhlak baik, ramah, tenang dan berwibawa di hadapan
siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam
berakhlak baik, ramah, tenang dan berwibawa di hadapan siswa.
9 Hasil wawancara dengan Elsa, XI IPA 4 pada 21 Oktober 2016, Zulham IPA 4 18 oktober 2016, Azzahra IPS 2 pada 21 Oktober 2016, Adam dan Aisyah kelas XI IPS 1 pada 13 Oktober 2016.
61
Guru merupakan teladan bagi murid-muridnya. Setiap segala sesuatu
yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari pandangan muridnya, yang
sedang dalam proses pemahaman diri dan pendalaman ilmu pengetahuan.
Maka guru harus bersikap sesuai dengan ajaran dan norma, tidak terlepas
juga dari penampilan sebagai seorang teladan yang memberikan contoh
baik kepada muridnya sehingga murid senang dan dapat mengikuti apa
yang telah dilakukan oleh gurunya.10 Salah satu bentuk sikap yang harus
dimiliki seorang guru ialah berakhlak mulia.
Akhlak mulia pun memiliki banyak lingkup, tetapi yang ditekankan
dalam profesi guru adalah sebagai pribadi yang mantap dan dewasa serta
berwibawa di hadapan muridnya.11 Hal ini pun sejalan dengan kompetensi
kepribadian yang harus dimiliki oleh setiap guru.
8) Guru PAI menyampaikan materi secara sistematis dan jelas
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 25
2 Sering (S) 37
3 Kadang-Kadang (KK) 22
4 Pernah (P) 3
5 Tidak Pernah (TP) 1
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 25 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering menyampaikan materi secara sistematis dan
jelas. Sebanyak 37 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering
menyampaikan materi secara sistematis dan jelas. Sebanyak 22 siswa
menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menyampaikan materi secara
sistematis dan jelas. Adapun 3 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah
menyampaikan materi secara sistematis dan jelas, serta 1 siswa
menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menyampaikan materi secara
sistematis dan jelas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru Pendidikan
10 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 90. 11 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu
Pendidik di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 87.
62
Agama Islam sering menyampaikan materi secara sistematis dan jelas.
Maka dapat dikatakan pula bahwa guru PAI telah mencapai indicator
pencapaian kompetensi profesional.
Seorang guru dapat dikatakan profesional apabila dia telah menguasai
materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Salah satu indikatornya
ialah dengan menyampaikan materi yang jelas dan sistematis kepada siswa
sehingga siswa mampu memahami disiplin ilmu berdasarkan
tingkatannya.12
9) Guru PAI menguasai teori materi pelajaran
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 35
2 Sering (S) 40
3 Kadang-Kadang (KK) 12
4 Pernah (P) 1
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 35 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat menguasai teori materi pelajaran. 40 siswa
menyatakan bahwa guru PAI menguasai teori materi pelajaran. 12 siswa
menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menguasai teori materi
pelajaran, dan 1 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah menguasai
teori materi pelajaran. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru tidak
pernah menguasai teori materi pelajaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
guru PAI menguasai teori materi pelajaran. Seorang guru dapat diketahui
penguasaan teori materi pelajaran dengan cara penyampaian, sehingga
Bahasa yang digunakan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa di kelas.
Salah satu indicator pencapaian kompetensi profesional dalam profesi
keguruan ialah penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam, atau
12 Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 43.
63
lebih tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar sesuai dengan
bidang studi keahliannya.13
10) Guru PAI menghubungkan materi dengan pengalaman siswa
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 28
2 Sering (S) 35
3 Kadang-Kadang (KK) 20
4 Pernah (P) 5
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 28 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering menghubungkan pengalaman siswa dengan
materi yang diajarkan. 35 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering
menghubungkan pengalaman siswa dengan materi yang diajarkan. 20
siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menghubungkan
pengalaman siswa dengan materi pelajaran, dan 5 siswa menyatakan
bahwa guru PAI pernah menghubungkan pengalaman siswa dengan materi
pelajaran. Tidak ada siswa yang menyatakan guru PAI tidak pernah
menghubungkan pengalaman siswa dengan materi pelajaran. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru PAI sering menghubungkan pengalaman siswa
dengan materi yang dipelajari di kelas. Dengan demikian siswa dapat
memahami dengan benar setiap materi pelajaran dan mengamalkan
pengetahuan sesuai ajaran agama.
Abuddin Nata dalam bukunya berjudul Ilmu Pendidikan Islam (2010)
menyebutkan bahwa guru dapat diistilahkan sebagai Ulul Albab yang
tercantum dalam QS Ali Imran [3] ayat 190 dan 191. Pengertian Ulul
Albab pun tidak terbatas pada orang yang memiliki daya pikir dan daya
nalar sjaa, melainkan juga daya zikir dan spiritual. Kedua daya ini
digunakan secara optimal dan saling melengkapi sehingga terjadi
13 Ibid.
64
keseimbangan antara kekuatan penguasaan ilmu pengetahuan dan
penguasaan terhadap ajaran-ajaran agama dan nilai-nilai spiritualitas,
seperti keimanan kesabaran, ketulusan, ketakwaan, dan sebagainya. Maka
sudah menjadi tanggung jawab guru untuk membantu siswa dalam
memahami ilmu pengetahuan melalui pengalaman di kehidupan sehari-
hari.
11) Guru PAI menjelaskan pelajaran dengan contoh
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 30
2 Sering (S) 39
3 Kadang-Kadang (KK) 17
4 Pernah (P) 2
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 30 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering menjelaskan materi pelajaran dengan
berbagai contoh. 39 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering
menjelaskan materi pelajaran dnegan berbagai contoh. 17 siswa
menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menjelaskan materi pelajaran
dengan berbagai contoh, dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah
menjelaskan materi pelajaran dnegan berbagai contoh. Tidak ada siswa
yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menjelaskan materi
pelajaran dengan berbagai contoh. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru
PAI dalam menjelaskan materi pelajaran sering menggunakan berbagai
contoh agar mudah dipahami oleh siswa.
Belajar yang baik dapat melalui pengalaman orang lain, dari sana dapat
diketahui hikmah dan pelajaran dari setiap kejadian yang ada. Maka sudah
menjadi salah satu tugas guru untuk membimbing siswa dalam memahami
sesuatu ilmu disertai dengan memahai makna, pesan ajaran, spirit, jiwa,
kandungan, dan hakikatnya. Hal ini sejalan dengan istilah Al-Rasikhu
65
Fi’Ilm dalam QS Ali Imran [3] ayat 7 dan An-Nisa [4] ayat 162.14 Dalam
sebuah disiplin ilmu pasti akan bermanfaat dalam beberapa aspek
kehidupan, contohnya ilmu Matematika yang dapat diterapkan oleh
seorang insinyur dalam mengukur ketepatan bangunan. Oleh karena itu,
guru PAI pun dituntut untuk bisa menjelaskan berbagai contoh minimal
dalam kehidupan sehari-hari agar siswa mampu menerapkan ajaran-ajaran
agama.
12) Guru PAI menganjurkan sumber lain
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 18
2 Sering (S) 36
3 Kadang-Kadang (KK) 31
4 Pernah (P) 3
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 18 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering menganjurkan sumber belajar yang
membantu dalam memahami materi yang dipelajari. 36 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sering menganjurkan sumber belajar yang membantu
memahami materi pelajaran. 31 siswa menyatakan bahwa guru PAI
kadang-kadang menganjurkan sumber belajar ynag membantu dalam
memahami materi pelajaran, dan 3 siswa menyatakan bahwa guru PAI
pernah menganjurkan sumber belajar yang membantu dalam memahami
materi yang dipelajari. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI
tidak pernah mneganjurkan sumber belajar yang membantu dalam
memahami materi pelajaran.
Siswa dituntut untuk memiliki wawasan yang luas sehingga mampu
memahami hakikat dari segala sesuatu dan ilmu pengetahuan.15 Maka
tugas guru ialah membimbing siswa agar pengetahuan siswa tidak sebatas
pada sekolah saja, sumber belajar pun dapat siswa dapatkan dari kegiatan
14 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 161-162. 15 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 91.
66
sosial di masyarakat ataupun dengan berkarya. Tetapi dalam memahami
suatu konsep teori siswa harus mengetahui ilmu yang berkaitan
dengannya. Contohnya, dalam mempelajari ilmu Fiqh dapat mengacu pada
kitab mazhab yang merupakan pendapat para ulama terkenal dalam
menerapkan berbagai hokum Islam dalam kehidupan.
Dari hasil observasi dan wawancara diketahui pula bahwa guru PAI
menganjurkan buku bacaan selain buku cetak. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa guru PAI sering menganjurkan sumber belajar yang lain untuk
siswa agar siswa dapat dengan mudah memahami materi yang sedang
dipelajari dan menambah wawasan tentang materi yang berkaitan
dengannya.
13) Guru PAI menerapkan metode belajar kreatif
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 22
2 Sering (S) 32
3 Kadang-Kadang (KK) 26
4 Pernah (P) 6
5 Tidak Pernah (TP) 2
Jumlah 88
Diketahui bahwa sebanyak 22 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering menerapkan metode belajar yang kreatif sesuai dengan
materi ajar. 32 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering menerapkan
metode belajar yang kreatif sesuai dengan materi ajar. 26 siswa
menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang menerapkan metode yang
kreatif sesuai dengan materi ajar. 6 siswa menyatakan bahwa guru PAI
pernah menerapkan metode belajar yang kreatf sesuai dengan materi ajar,
dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menerapkan metode
pelajaran yang kreatif sesuai dengan materi ajar. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa guru PAI sering menerapkan metode pembelajaran yang kreatif
sesuai dengan materi ajar, sehingga siswa tertarik untuk ikutserta aktif
dalam proses kegiatan belajar di kelas.
67
Setelah memahami karakteristik setiap siswa dalam belajar maka
diperlukan strategi dan metode yang tepat dalam menyampaikan materi
pelajaran sehingga tercapai tujuan kompetensi yang ingin dicapai.16
Seorang guru tidak hanya menerapkan suatu metode saja, tetapi juga dapat
menerapkan beberapa metode dalam suatu pelajaran. Hal ini dapat
membuat siswa senang belajar di kelas dan nyaman dengan suasana yang
kondusif di kelas.
14) Guru PAI menggunakan teknologi yang berkembang untuk KBM
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 7
2 Sering (S) 17
3 Kadang-Kadang (KK) 31
4 Pernah (P) 18
5 Tidak Pernah (TP) 15
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 7 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering menggunakan media teknologi yang
berkembang untuk kepentingan KBM. Sebanyak 17 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sering menggunakan media teknologi yang berkembang
untuk kepentingan KBM. Sebanyak 31 siswa menyatakan bahwa guru PAI
kadang-kadang menggunakan media teknologi yang berkembang untuk
kepentingan KBM. Sebanyak 18 siswa menyatakan bahwa guru PAI
pernah menggunakan media teknologi yang berkembang untuk
kepentingan KBM, dan 15 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak
pernah menggunakan media teknologi yang berkembang untuk
kepentingan KBM. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI kadang-
kadang menggunakan media teknologi yang sedang berkembang guna
kepentingan KBM.
Peran guru sangat besar dalam usaha penyelenggara KBM, maka guru
harus mampu mencapai hasil belajar siswa yang optimal sesuai dengan
16 Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 135.
68
perkembangan zaman dimana media dan teknologi semakin maju.
Penggunaan teknologi ini pun harus disesuaikan dengan kemampuan dan
daya nalar siswa sehingga tepat dalam proses KBM dalam mencapai
kompetensi pembelajaran.17
Kesimpulan tersebut telah dibuktikan dengan hasil wawancara
beberapa siswa, bahwa guru PAI di kelas kurang menerapkan berbagai
media teknologi yang berkembang. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran di kelas PAI masih menerapkan dengan metode
konvensional.
15) Guru PAI mengarahkan siswa untuk mengembangkan minat dan bakat
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 7
2 Sering (S) 35
3 Kadang-Kadang (KK) 36
4 Pernah (P) 10
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui bahwa sebanyak 7 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai
dengan minat dan bakat. Sebanyak 35 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sering mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan
minat dan bakat. Sebanyak 36 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-
kadang mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai minat
dan bakat, dan 10 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah mengarahkan
siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan bakat.
Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah
mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat
dan bakat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI kadang-kadang
mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi dan minat yang
dimilikinya.
17 Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 108-109.
69
Salah satu tugas guru ialah memfasilitasi siswa untuk mengembangkan
potensi akademik dan non-akademik. Hal ini merupakan salah satu
indicator tercapainya kompetensi pedagogic yang harus dimiliki seorang
guru.18 Beberapa siswa memiliki pontesi yang berbeda sesuai dengan
karakteristik yang dimilikinya, maka sudah sepatutnya bagi guru untuk
membantu siswa dalam mengaktualisasikan potensi-potensi tersebut
sehingga siswa mampu berkembang dan berkarya untuk kemajuan
masyarakat dan bangsa.
16) Guru PAI bersedia konsultasi untuk siswa
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 27
2 Sering (S) 36
3 Kadang-Kadang (KK) 12
4 Pernah (P) 12
5 Tidak Pernah (TP) 1
Jumlah 88
Diketahui bahwa sebanyak 27 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering bersedia mendengarkan konsultasi siswa terkait
permasalahan yang dihadapi siswa dan mmeberikan solusi. Sebanyak 36
siswa menyatakan bahwa guru PAI sering bersedia mendengarkan
konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan
solusi. Sebanyak 12 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang
bersedia mendengarkan konsultasi siswa terkait permasalahan yang
dihadapi dan memberikan solusi, begitu pun 12 siswa menyatakan bahwa
guru PAI pernah bersedia mendengarkan konsultasi siswa terkait
permasalahan yang dihadapi dan memberikan solusi. Adapun 1 siswa
menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah bersedia mendengarkan
konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan
solusi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering mendengarkan
18 Ibid., h. 41
70
konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi dan memberikan
solusi.
Setiap siswa memiliki masalah dalam setiap proses pembelajaran.
Maka tidak memungkinkan bahwa setiap pembelajaran dapat berlangsung
sempurna.19 Jika masalah terjadi pada siswa, fungsi utama guru adalah
memfasilitasi siswa untuk berkonsultasi menyampaikan masalah yang
dihadapi. Kemudian guru memberikan beberapa alternative solusi,
selanjutnya siswa yang akan memilih solusi yang tepat bagi dirinya.
17) Guru PAI mengembangkan kegiatan sekolah
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 15
2 Sering (S) 33
3 Kadang-Kadang (KK) 25
4 Pernah (P) 10
5 Tidak Pernah (TP) 5
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 15 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering mengembangkan kegiatan sekolah bersama
masyarakat sekitar. Sebanyak 33 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sering mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar.
Sebanyak 25 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang
mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar. 10 siswa
menyatakan bahwa guru PAI pernah mengembangkan kegiatan sekolah
bersama masyarakat sekitar, dan 5 siswa menyatakan guru PAI tidak
pernah mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering mengembangkan kegiatan
sekolah bersama masyarakat sekitar.
Sekolah bukan sebatas lembaga untuk menuntut ilmu, tetapi juga
menjadi tempat bagi generasi muda untuk memahami kebudayaan yang
dimiliki oleh lingkungan sekitarnya dengan mempelajari berbagai norma
19 Sudarwan Danim, Khairil, Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 201.
71
dan hokum yang berlaku. Selain itu juga daoat mempelajari tingkah laku
yang dapat diterima yang kemudian dapat diterapkan oleh siswa sebagai
bagian dari anggota masyarakat. Dalam hal ini tugas guru membantu siswa
dengan mengembangkan kegiatan sekolah.20
18) Guru PAI menjunjung nilai kenegaraan dan norma masyarakat
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 25
2 Sering (S) 42
3 Kadang-Kadang (KK) 19
4 Pernah (P) 2
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 25 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering memiliki sikap kepemimpinan yang baik
dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di
masyarakat. 42 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering memiliki sikap
kepemimpinan yang baik dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan
norma yang berlaku di masyarakat. 19 siswa menyatakan bahwa guru PAI
kadang-kadang memiliki sikap kepemimpinan yang baik dalam
menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di masyarakat,
dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah memiliki sikap
kepemimpinan yang baik dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan
norma yang berlaku di masyarakat. Tidak ada siswa yang menyatakan
bahwa guru PAI tidak pernah memiliki sikap kepemimpinan yang baik
dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan norma yang berlaku di
masyarakat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI memiliki sikap
kepemimpinan yang baik dalam menjunjung nilai-nilai kenegaraan dan
norma yang berlaku di masyarakat.
Dalam konteks pendidikan multicultural yang terjadi di Indonesia,
perulu dihindari pandangan yang menyamakan kebudayaan dengan
20 Umar Tirtarahardja, La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka CIpta, 2005), h. 100-101.
72
kelompok etnik adalah sama. Aritnya seorang pendidik mengasosiasikan
kebudayaan bukan dalam bentuk memandang siswa secara stereotip
berdasarkan identitas etnik siswa tetapi meningkatkan eksplorasi
pemahaman yang lebih besar mengenai kesamaan dan perbedaan di
kalangan siswa dari berbagai kelompok etnik.21 Oleh karena itu guru harus
menjunjung nilai kenegaraan Bhinneka Tunggal Ika dan norma-norma
hokum serta kebudayaan yang telah menjadi warisan negara, sehingga
siswa dapat menjadikan hal tersebut sebagai cerminan bagi dirinya dalam
menghadapi persoalan masyarakat ketika mereka terjun dalam
kemasyarakatan.
19) Guru PAI mengembangkan TIK untuk menjalankan tugas dan peningkatan
diri
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 9
2 Sering (S) 43
3 Kadang-Kadang (KK) 24
4 Pernah (P) 10
5 Tidak Pernah (TP) 2
Jumlah 88
Diketahui bahwa sebanyak 9 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering mengembangkan teknologi dalam berkomunikasi dan
meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya. 43 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sering mengembangkan teknologi dalam berkonumikasi
dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya. 24 siswa menyatakan
bahwa guru PAI kadang-kadang mengembangkan teknologi dalam
berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya. 10
siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah mengembangkan teknologi
dalam berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya,
dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah mengembangkan
21 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 100.
73
teknologi dalam berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan
tugasnya.
Guru membutuhkan berbagai alat dan media sebagai salah satu bentuk
dalam mengembangkan dirinya sesuai dengan perkembangan zaman dan
berlandaskan kurikulum.22 Maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
teknologi pada zaman sekarang dibutuhkan dalam berbagai macam
kegiatan kehidupan sehari-hari, khususnya dalam menjalankan pekerjaan
profesi sehingga dapat mengaktualisasikan sebagai seorang yang
profesional.
Hasil dari observasi dan wawancara diketahui bahwa dalam penugasan
kepada siswa, guru PAI memanfaatkan email agar tugas semua siswa
dapat terkumpul rapih dalam bentuk pendataan di google sehingga
memudahkan dalam penilaian. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI
sering mengembangkan teknologi informasi yang berkembang untuk
berkomunikasi dan meningkatkan diri dalam menjalankan tugasnya dalam
mengajar.
20) Guru PAI terbuka menerima kritik dan saran
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 34
2 Sering (S) 42
3 Kadang-Kadang (KK) 11
4 Pernah (P) 1
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui bahwa sebanyak 34 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering terbuka dalam menerima kritik dan saran. Sebanyak 42 siswa
menyatakan bahwa guru PAI sering terbuka dalam menerima kritik dan
saran. 11 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang terbuka
dalam menerima kritik dan saran, dan 1 siswa yang menyatakan bahwa
guru PAI pernah terbuka dalam menerima kritik dan saran. Tidak ada
22 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 200.
74
siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah terbuka dalam
menerima kritik dan saran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI
memiliki sikap terbuka dalam menerima kritik dan saran.
Guru adalah manusia yang tidak terlepas dari kesalahan. Maka sudah
menjadi hal yang harus diakui dalam menjalankan tugas dan pekerjaan
untuk menerima kritik dan saran yang membangun demi kepentingan
bersama dan tujuan yang ingin dicapai,23 yaitu terciptanya proses
pembelajaran yang berkualitas.
21) Guru PAI memberikan teladan, dan menanamkan nilai moral
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 37
2 Sering (S) 37
3 Kadang-Kadang (KK) 12
4 Pernah (P) 2
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 37 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering memberikan teladan dan menanamkan nilai-
nilai moral, begitu pun 37 siswa berikutnya menyatakan bahwa guru PAI
sering memberikan teladan dan menanamkan nilai-nilai moral. Sebanyak
12 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang memberikan teladan
dan menanamkan nilai-nilai moral, dan 2 siswa menyatakan bahwa guru
PAI pernah memberikan teladan dan menanamkan nilai-nilai moral. Tidak
ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah memberikan
teladan dan menanamkan nilai-nilai moral. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa guru PAI sering memberikan teladan yang baik dan menanamkan
nilai-nilai moral sehingga siswa dapat menerapkan sikap yang baik dari
gurunya dan berakhlak sesuai dengan ajaran agama.
Guru merupakan teladan bagi murid-muridnya. Setiap segala sesuatu
yang dilakukan oleh guru tidak terlepas dari pandangan muridnya, yang
23 Umar Tirtarahardja, La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka CIpta, 2005), h. 28.
75
sedang dalam proses pemahaman diri dan pendalaman ilmu pengetahuan.
Maka guru harus bersikap sesuai dengan ajaran dan norma, tidak terlepas
juga dari penampilan sebagai seorang teladan yang memberikan contoh
baik kepada muridnya sehingga murid senang dan dapat mengikuti apa
yang telah dilakukan oleh gurunya.24 Salah satu bentuk sikap yang harus
dimiliki seorang guru ialah berakhlak mulia.
Akhlak mulia yang dimiliki oleh seseorang memiliki pengaruh besar
bagi orang-orang di sekitarnya, termasuk akhlak mulia seorang guru akan
berpengaruh pada siswa. Akhlak mulia dapat menjadikan seorang guru
sebagai teladan bagi siswa, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai
ajaran. Seorang siswa dapat belajar tentang bagaimana bersikap sesuai
dengan ajaran agama maupun nilai moral dari setiap tindakan dan
perbuatan yang dilakukan oleh seorang guru Pendidikan Agama Islam. Hal
inilah yang telah dipelajari oleh para sahabat dahulu terhadap Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan juga dalam QS Al-Mumtahamah [60]
ayat 6 yang artinya:
“Sungguh, pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) terdapat suri
tauladan yang baik bagimu.”
22) Guru PAI bertanggung jawab dalam mengajar dan membimbing
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 34
2 Sering (S) 39
3 Kadang-Kadang (KK) 15
4 Pernah (P) 0
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 34 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering bertanggung jawab atas tugasnya dalam
mengajar dan membimbing. Sebanyak 39 siswa menyatakan bahwa guru
PAI sering bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengajar dan
24 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 90.
76
membimbing, dan 15 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang
bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengajar dan membimbing. Tidak
ada siswa yang menyatakan bahwa guru PAI pernah bertanggung jawab
atas tugasnya dalam mengajar dan membimbing, dan tidak ada siswa yang
menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah bertanggung jawab atas
tugasnya dalam mengajar dan membimbing. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa guru PAI bertanggung jawab atas tugasnya sebagai guru yang harus
mengajar di kelas, dan membimbing siswa untuk menjadi pribadi yang
baik.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
39 (Ayat 2) jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan profesional. Teks
lengkap sebagai berikut:
“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”25
Tugas pokok utama guru ialah mengajar dan membimbing siswa untuk
memahami pelajaran yang sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki
guru. Maka sudah sepatutnya seorang guru bertanggung jawab penuh
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
23) Guru PAI memiliki rasa humor
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 55
2 Sering (S) 22
3 Kadang-Kadang (KK) 6
4 Pernah (P) 5
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
25 Undang Undang RI Sistem Pendidikan Nasional No 20 Th. 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 27.
77
Diketahui bahwa sebanyak 55 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering memiliki rasa humor. 22 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sering memiliki rasa humor. 6 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-
kadang memiliki rasa humor, dan 5 siswa menyatakan bahwa guru PAI
pernah memiliki rasa humor. Tidak ada siswa yang menyatakan bahwa
guru PAI tidak pernah memiliki rasa humor. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa guru PAI sangat memiliki rasa humor terhadap siswa, khususnya
dalam belajar. Rasa humor yang dimiliki oleh seorang guru akan
menumbuhkan kenyamanan siswa dalam belajar dan menjadi salah satu
faktor guru yang disegani oleh siswa.
Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru
merupakan serangkaian karakteristik dalam seluruh hidupnya,
merefleksikan tingkah laku yang bertahan lama, berulang-ulang, dan
unik.26 Kepribadian seorang guru yang berwibawa akan menjadikannya
sebagai guru yang disegani oleh murid-muridnya. Maka sebagai seorang
guru yang memahami karakteristik siswa perlu pendekatan untuk
berkomunikasi dengan siswa, salah satunya dengan humor.
24) Guru PAI membimbing siswa dalam ekstrakurikuler
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 17
2 Sering (S) 23
3 Kadang-Kadang (KK) 30
4 Pernah (P) 13
5 Tidak Pernah (TP) 5
Jumlah 88
Diketahui bahwa sebanyak 17 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. 23 siswa
menyatakan bahwa guru PAI sering membimbing siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler. 30 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang
membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. 13 siswa menyatakan
26 Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 42.
78
bahwa guru PAI pernah membimbing siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler, dan 5 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah
membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa guru PAI kadang-kadang membimbing siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
guru PAI merupakan pembina dan pembimbing dalam kegiatan rohis di
sekolah.27
Kultur sekolah sangat kental dengan komitmen seorang guru dalam
menjalankan perannya sebagai pengajar, pembina, pembimbing, dan
penilai. Maka sudah menjadi efektifitas dalam pembelajaran di sekolah
untuk memabngun komitmen bersama antara guru dan murid dalam
mencapai suatu yang menarik dan positif,28 salah satunya dengan kegiatan
ekstrakurikuler. Selain itu, dalam kegiatan ekstrakurikuler pun siswa
mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk terus berkarya.
25) Guru PAI berkomunikasi dengan pendidik lain dan staf sekolah
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 25
2 Sering (S) 38
3 Kadang-Kadang (KK) 18
4 Pernah (P) 6
5 Tidak Pernah (TP) 1
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 25 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering berkomunikasi secara efektif dengan
sesama pendidik dan staf sekolah. 38 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sering berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik dan staf
sekolah. 18 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang
berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik dan staf sekolah. 6
siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah berkomunikasi secara efektif
27 Hasil wawancara dengan Adya dan Aisyah kelas XI IPS 1 pada 13 Oktober 2016. 28 Sudarwan Danim, Khairil, Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 225.
79
dengan sesama pendidik dan staf sekoah, dan 1 siswa yang menyatakan
bahwa guru PAI tidak pernah berkomunikasi secara efektif dengan
sesasma pendidik dan staf sekolah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru
PAI sering berkomunikasi dengan sesama pendidik dan staf sekolah secara
efektif.
Seorang guru harus mampu bergaul secara efektif, termasuk dengan
sesama pendidik yang lain dan bahkan dengan tenaga kependidikan di
sekolah. Hal ini akan tercermin sebagai guru yang dapat berkomunikasi
dengan baik kepada siswa.29 Artinya seorang guru dikatakan sebagai
pribadi yang baik oleh teman sejawat maka akan dipandang sebagai guru
yang dapat diandalkan bagi siswa.
26) Guru PAI mengevaluasi KBM secara objektif
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 22
2 Sering (S) 38
3 Kadang-Kadang (KK) 21
4 Pernah (P) 7
5 Tidak Pernah (TP) 0
Jumlah 88
Diketahui dari hasil angket bahwa sebanyak 22 siswa menyatakan
bahwa guru PAI sangat sering melakukan evaluasi dari proses KBM secara
objektif. Sebanyak 38 siswa menyatakan bahwa guru PAI sering
melakukan evaluasi proses KBM secara objektif. Sebanyak 21 siswa
menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang melakukan evaluasi proses
KBM secara objektif, dan 7 siswa menyatakan bahwa guru PAI pernah
melakukan evaluasi proses KBM secara objektif. Tidak ada siswa yang
menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah melakukan evaluasi proses
KBM secara objektif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru PAI sering
melakukan evaluasi dari setiap proses KBM secara objektif dan transparan.
29 Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013),, h. 72.
80
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa setiap nilai yang diperoleh
siswa dalam mengerjakan tugas akan diberitahu oleh guru PAI.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
39 (Ayat 2) jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan profesional yang
mampu merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.
Kemampuan dan mengevaluasi merupakan salah satu indicator
terlaksananya kompetensi pedagogic guru. Hal ini dapat dilihat dari cara
penilaian yang objektif terhadap semua siswa tanpa memandang
latarbelakang siswa. Kemudian setelah mendapatkan data penilaian
tersebut guru menganalisis hasilnya dilihat dari selama proses siswa
belajar hingga ketuntasan siswa dalam belajar, sehingga memanfaatkan
hasilnya untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.30
27) Guru PAI mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa
No Alternatif Jawaban F
1 Sangat Sering (SS) 25
2 Sering (S) 33
3 Kadang-Kadang (KK) 21
4 Pernah (P) 7
5 Tidak Pernah (TP) 2
Jumlah 88
Diketahui bahwa sebanyak 25 siswa menyatakan bahwa guru PAI
sangat sering mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa. Sebanyak 33
siswa menyatakan bahwa guru PAI sering mengadakan pengayaan dari
hasil belajar siswa. 21 siswa menyatakan bahwa guru PAI kadang-kadang
mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa. 7 siswa menyatakan
bahwa guru PAI pernah mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa,
dan 2 siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah mengadakan
30 Suyanto, Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Bandung: Erlangga Group, 2013), h. 40-41.
81
pengayaan dari hasil belajar siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa guru
PAI sering mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa.
Hasil tidak akan mengkhianati proses, merupakan sebuah ungkapan
yang lazim di khayalak umum. Pada dasarnya penilaian dilakukan untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.31 Siswa yang telah mampu mencapai kompetensi lulusan bisa
melanjutkan pembelajaran ke tingkat yang lebih tinggi. Sebaliknya, siswa
yang belum mencapai kompetensi lulusan dapat menjalankan
pembelajaran ulang atas materi atau kompetensi yang belum dicapainya,
atau disebut juga dengan remedial.
C. Analisis dan Interpretasi Data Berdasarkan data angket yang disebarkan oleh penulis dapat diketahui bahwa
skor/penilaian terhadap pernyataan-pernyataan yang terkait dengan persepsi siswa
terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam secara umum dapat
digambarkan melalui tabel berikut:
Tabel 4.12
Skor Masing-Masing Responden dalam Angket
No
Responden
Nilai
Harapan
Nilai
Skor 𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵𝑵
𝒙𝒙𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏% Kategori
1 135 122 90,37% Sangat Baik
2 135 78 57,78% Cukup Baik
3 135 117 86,67% Sangat Baik
4 135 114 84,44% Sangat Baik
5 135 100 74,07% Baik
6 135 96 71,11% Baik
7 135 95 70,37% Baik
8 135 108 80,00% Baik
9 135 100 74,07% Baik
10 135 119 88,15% Sangat Baik
31 Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012), h. 14.
82
11 135 119 88,15% Sangat Baik
12 135 123 91,11% Sangat Baik
13 135 122 90,37% Sangat Baik
14 135 103 76,30% Baik
15 135 119 88,15% Sangat Baik
16 135 98 72,59% Baik
17 135 121 89,63% Sangat Baik
18 135 107 79,26% Baik
19 135 116 85,93% Sangat Baik
20 135 118 87,41% Sangat Baik
21 135 114 84,44% Sangat Baik
22 135 106 78,52% Baik
23 135 106 78,52% Baik
24 135 85 62,96% Baik
25 135 101 74,81% Baik
26 135 109 80,74% Sangat Baik
27 135 112 82,96% Sangat Baik
28 135 101 74,81% Baik
29 135 114 84,44% Sangat Baik
30 135 123 91,11% Sangat Baik
31 135 129 95,56% Sangat Baik
32 135 116 85,93% Sangat Baik
33 135 92 68,15% Baik
34 135 103 76,30% Baik
35 135 76 56,30% Cukup Baik
36 135 120 88,89% Sangat Baik
37 135 100 74,03% Baik
38 135 114 84,44% Sangat Baik
39 135 100 74,07% Baik
40 135 100 74,07% Baik
41 135 110 81,48% Sangat Baik
42 135 112 82,96% Sangat Baik
83
43 135 107 79,26% Baik
44 135 110 81,48% Sangat Baik
45 135 108 80,00% Baik
46 135 92 68,15% Baik
47 135 97 71,85% Baik
48 135 97 71,85% Baik
49 135 105 77,78% Baik
50 135 112 82,96% Sangat Baik
51 135 124 91,85% Sangat Baik
52 135 103 76,30% Baik
53 135 94 69,63% Baik
54 135 94 69,63% Baik
55 135 127 94,07% Sangat Baik
56 135 123 91,11% Sangat Baik
57 135 86 63,70% Baik
58 135 83 61,48% Baik
59 135 101 74,81% Baik
60 135 101 74,81% Baik
61 135 99 73,33% Baik
62 135 110 81,48% Sangat Baik
63 135 111 82,22% Sangat Baik
64 135 99 73,33% Baik
65 135 122 90,37% Sangat Baik
66 135 76 56,30% Cukup Baik
67 135 97 71,85% Baik
68 135 107 79,26% Baik
69 135 100 74,07% Baik
70 135 117 86,67% Sangat Baik
71 135 82 60,74% Cukup Baik
72 135 123 91,11% Sangat Baik
73 135 98 72,59% Baik
74 135 97 71,85% Baik
84
75 135 101 74,81% Baik
76 135 120 88,89% Sangat Baik
77 135 116 85,93% Sangat Baik
78 135 118 87,41% Sangat Baik
79 135 103 76,30% Baik
80 135 101 74,81% Baik
81 135 98 72,59% Baik
82 135 80 59,26% Cukup Baik
83 135 107 79,26% Baik
84 135 113 83,70% Sangat Baik
85 135 81 60,00% Cukup Baik
86 135 73 54,07% Cukup Baik
87 135 96 71,11% Baik
88 135 72 53,33% Cukup Baik
Diketahui bahwa:
∑Skor = 9219 Maka, 𝑋𝑋� = ∑𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆∑𝐻𝐻𝐻𝐻𝑆𝑆𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻
𝑥𝑥100%
∑Harapan = 11880 𝑋𝑋� = 921911880
𝑥𝑥100% = 77,60%
Hasil perhitungan skor rata-rata persepsi siswa terhadap profesionalisme guru
PAI yaitu sebesar 77,60%. Angka ini berada di antara 61 – 80% yang masuk
dalam kategori “baik”, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa siswa kelas XI
SMA Negeri 8 Tangerang Selatan memiliki persepsi (pandangan) yang baik
terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam.
Adapun hal-hal yang dapat dijadikan bukti/fakta bahwa siswa kelas 8 SMA
Negeri 8 Tangerang Selatan memiliki persepsi yang baik terhadap profesionalisme
guru Pendidikan Agama Islam di antaranya sebagai berikut:
1. Persepsi siswa yang baik terhadap cara mengajar guru Pendidikan Agama
Islam di kelas. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa siswa
menyukai metode mengajar guru PAI di kelas yang selalu dapat membuat
suasana kelas menjadi hidup dengan guyonan di sela-sela aktifitas Kegiatan
85
Belajar Mengajar (KBM). Walaupun sering menerapkan metode ceramah,
tetapi hal tersebut tidak mengurangi efektifitas belajar siswa di kelas.
2. Persepsi siswa yang baik dalam evaluasi belajar oleh guru Pendidikan Agama
Islam di kelas. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa evaluasi
dengan ujian tulis menggunakan pertanyaan yang berhubungan dengan
pengetahuan lainnya, sehingga memudahkan siswa dalam memahami teori
yang telah dipelajari. Adapun penilaian yang dilakukan oleh guru Pendidikan
Agama Islam bukan sebatas Pekerjaan Rumah, Ulangan Harian, Ujian Tengah
Semester, ataupun Ujian Akhir Semester, tetapi sikap siswa selama proses
pembelajaran pun dijadikan sebagai tolak ukur evaluasi.
3. Persepsi siswa yang sangat baik terhadap kepribadian guru Pendidikan Agama
Islam, yaitu bapak Ahmad Zainudin, S.Pd.I sehingga beliau dapat dijadikan
guru teladan bagi siswa di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan siswa, diketahui bahwa sikap disiplin yang dimiliki
guru Pendidikan Agama Islam dapat menjadikannya sebagai guru yang
disegani oleh siswa. Selain itu, hubungan antara guru Pendidikan Agama
Islam dengan siswa sangat erat karena terjalinnya komunikasi yang baik.
D. Keterbatasan Penelitian 1. Instrumen penelitian yang digunakan tanpa melalui proses validasi tetapi
hanya melalui expert judgement atau penilaian ahli oleh dosen
pembimbing dan bapak Ahmad Zaenudin, S.Pd.I selaku guru Pendidikan
Agama Islam di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
2. Pernyataan pada kuesioner yang digunakan tidak dikelompokkan
berdasarkan karakteristik kompetensi guru, tetapi disusun dengan cara
random (acak).
3. Penelitian ini hanya dilaksanakan selama 2 minggu. Hal ini dikarenakan
pada saat penelitian bertepatan dengan Ujian Tengah Semester (UTS)
sehingga penulis harus menunggu waktu luang siswa dan
mempertimbangkan fokus siswa pada ujian tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini membahas tentang persepsi siswa kelas XI SMA Negeri 8
Tangerang Selatan terhadap profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu berdasarkan
pembahasan pada bab-bab terdahulu, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas
XI SMA Negeri 8 Tangerang Selatan memiliki persepsi yang baik terhadap
profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam dengan rata-rata skor angket
persepsi siswa yaitu 77,60%.
Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama
Islam yaitu tergolong baik. Hal ini diketahui dari pemahaman guru terhadap
karakteristik belajar siswa, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta
evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di
kelas. Adapun pelaksanaan pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru PAI
yaitu dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan evaluasi pembelajaran
yang dilakukan oleh guru PAI bukan sebatas ujian tulisan tetapi juga sikap siswa
selama proses pembelajaran.
Persepsi siswa terhadap kompetensi sosial guru Pendidikan Agama Islam
tergolong baik. Hal ini diketahui bahwa guru Pendidikan Agama Islam, yaitu
bapak Ahmad Zainudin, S.Pd.I mampu berkomunikasi yang baik kepada siswa-
siswa di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan. Selain itu, beliau mampu menjalin
komunikasi yang baik dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan, serta
mampu mengembangkan kegiatan di sekolah guna menjalankan kebudayaan
pengalaman ajaran agama siswa dengan menjadi Pembina ekstrakurikuler
ROHIS.
Persepsi siswa terhadap kepribadian guru Pendidikan Agama Islam, yaitu
bapak Ahmad Zainudin, S.Pd.I adalah tergolong sangat baik. Dalam hal ini beliau
86
87
dapat dijadikan guru teladan bagi siswa di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan.
Sikap disiplin dan tanggung jawab yang dimiliki guru PAI dapat menjadikannya
sebagai guru yang disegani oleh siswa. Selain itu, hubungan antara guru
Pendidikan Agama Islam dengan siswa sangat erat dan selaras karena terjalinnya
komunikasi yang baik.
Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru Pendidikan Agama
Islam adalah tergolong baik. Hal ini dapat diketahui dari cara penyampaian materi
oleh bapak Ahmad Zaenudin, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam,
dilakukan secara sistematis dan jelas sehingga memudahkan siswa dalam
memahami konsep teori yang diajarkan. Selain itu, dalam penjelasan materi pun
tidak terlepas dari berbagai contoh dan menganalogikan teori dengan pengalaman
siswa sehingga mampu membantu siswa dalam menerapkan materi ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran Mengingat pentingnya peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada siswa, dalam
hal ini peneliti memberikan beberapa saran kepada pihak yang berkaitan dari
penelitian di atas, yaitu pihak sekolah, sebagai berikut:
1. Profesionalitas guru PAI perlu ditingkatkan lagi melalui penerapan beberapa
metode pembelajaran agar pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh
guru PAI terus bertambah dan berkembang mengikuti kemajuan dunia
pendidikan.
2. Guru PAI hendaknya selalu memberikan persepsi yang positif kepada siswa
terhadap pentingnya mempelajari ajaran agama bagi seseorang agar dapat
menjalankan kehidupan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim.
Azhari, Akyaz. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Teraju Mizan Publika, 2004.
Basri, Hasan. Landasan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Danim, Sudarwan dan Khairil. Psikologi Pendidikan: Dalam Persepktif Baru. Bandung: Alfabeta, 2010.
Echols, M. Jhons. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Cet. XXIII, 1996.
Fakhruddin, Asef Umar. Menjadi Guru Favorit. Yogyakarta: Diva Press, Cet. II, 2010.
Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana. Guru Profesional. Bandung: PT Refika Aditama,
2012.
Hadeli. Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: PT Ciputat Press, 2006.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cet. VII, 2010.
Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kiki Brother’s, 2006.
Jihad, Asep, dan Abdul Haris. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo, 2012.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Cet.
IV, 2012.
Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: PT Al-Husna Zikra. Cet. III, 1995.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Manihuruk, Valentina Rosa. “Persepsi Tentang Konseling Pranikah Pada Siswa Tingkat Akhir”, Skripsi pada Sarjana FIK UI. Jakarta, 2012. tidak dipublikasikan.
88
89
Mansoer, Masri. “Perilaku Religiusitas Remaja”. Refleksi: Jurnal Kajian Agama dan Filsafat, Vol. X, No 3, 2008.
Mudlofir, Ali. Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia. Jakarta: Rajawali Press, 2012.
Muslim, Imam. Sahih Muslim, Terj. Mahmoud Matraji. Beyrouth: Dar El Aker, 1993.
Nasution. Diktat Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2010.
Nata, Abuddin. Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Daras/Ajar, 2005.
Nuraida dan Halid Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009.
Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya. Cet. IV, 2006.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Peofesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta, 2012.
Shoimin, Aris. Excellent Teacher. Semarang: Dahara Prize, 2013.
Simanjutak, Nancy. Kamus Psikologi. Penguin Books Ltd. Cet. IV, 1988.
Sugiono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Cet. XI, 2006.
Supardan, Dadang. “Peluang Pendidikan dan Hubungan Antar Etnik”, Sosio Didaktika. Jakarta: Vol. I, No 1, Juni 2014.
Suyanto, dan Asep Jihad. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Bandung: Erlangga Group, 2013.
Tanenji. “Menjadi Guru yang Inspiratif”, Tahdzib: Jurnal Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Vol. III, 2009.
Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim. Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.
Tirtarahardja, Umar, dan La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka CIpta, 2005.
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: CV Pustaka Setia, 2005.
“Undang Undang RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen”, sumberdaya.ristekdikti.go.id, 28 September 2016.
90
Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2010.
Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian: Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2006.
ر الدولیة للنشر و التوزیع, الریاض: نیت األفكا. صحیح النخاري .اس محمد بن إسماعیل البخارياإلمام عبد ۱۹۹۸.
LAMPIRAN
QUESTIONER
TENTANG PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. IDENTITAS RESPONDEN Nama : …………………………………………………………… Kelas : ……………………………………………………………
2. PETUNJUK UMUM
Bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum menjawab.
Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai, maka jawablah dengan jujur dan
sesuai dengan hati nurani.
Berilah tanda (√) pada setiap pertanyaan dengan cara memilih salah satu jawaban
yang paling sesuai menurut anda, dengan cara memilih angka (1-5) pada kolom skor.
1 = Tidak Pernah
2 = Pernah
3 = Kadang-kadang
4 = Sering
5 = Sangat Sering
No Pernyataan Skor
1 2 3 4 5
1 Menciptakan suasana yang kondusif dalam KBM.
2 Melakukan review materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
3 Peduli dengan kesulitan siswa dalam memahami pelajaran.
4 Memahami gaya belajar setiap siswa di kelas.
5 Memerlihatkan antusiasme dalam menyampaikan materi pelajaran.
6 Berpenampilan bersih, berpakaian rapi dan menutup aurat.
7 Berakhlak baik, ramah, tenang, dan berwibawa di hadapan siswa.
8 Menyampaikan materi secara sistematis dan jelas.
9 Menguasai teori materi pelajaran.
LAMPIRAN
10 Menghubungkan pengalaman siswa dengan materi yang diajarkan.
11 Menjelaskan materi pelajaran dengan berbagai contoh.
12 Menganjurkan sumber belajar yang membantu memahami materi pelajaran.
13 Menerapkan metode belajar yang kreatif sesuai dengan materi ajar.
14 Menggunakan media teknologi yang berkembang untuk kepentingan KBM.
15 Mengarahkan siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan
bakat.
16 Bersedia mendengarkan konsultasi siswa terkait permasalahan yang dihadapi
dan memberikan solusi.
17 Mengembangkan kegiatan sekolah bersama masyarakat sekitar.
18 Memiliki sikap kepemimpinan yang baik dalam menjungjung nilai-nilai
kenegaraan dan norma yang berlaku di masyarakat.
19 Mengembangkan teknologi informasi dalam berkomunikasi dan
meningkatkan diri dalam menjalankan tugas.
20 Memiliki sikap terbuka dalam menerima kritik dan saran.
21 Memberikan teladan dan menanamkan nilai-nilai moral.
22 Bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengajar dan membimbing.
23 Memiliki rasa humor.
24 Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
25 Berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik dan staf sekolah.
26 Melakukan evaluasi proses KBM secara objektif.
27 Mengadakan pengayaan dari hasil belajar siswa.
LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DI KELAS
Instansi/Sekolah : _________________________________________
Guru : _________________________________________
Materi : _________________________________________
Kelas/Semester : _________________________________________
Hari/Tanggal : _________________________________________
Waktu : _________________________________________
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Deskripsi
I Kegiatan Awal
1. Mengkondisikan persiapan siswa
untuk belajar
2. Melakukan pengecekan kehadiran
3. Melakukan apersepsi
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran
5. Menyampaikan cakupan materi
II Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Mencari informasi yang luas dan
dalam tentang materi yang dipelajari
2. Belajar dengan beragam pendekatan,
metode, dan sumber
3. Interaksi antara peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan dan
sumber lain
LAMPIRAN
4. Terlibat secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran
Elaborasi
1. Membaca dan menulis hal beragam
melalui tugas yang bermakna
2. Mengerjakan tugas, diskusi untuk
memunculkan gagasan baru secara
lisan dan tulisan
3. Berpikir, menganalisis,
menyelesaikan maslaah dan
bertindak dengan sikap percaya diri
dan bertanggung jawab
4. Berkompetisi secara sehat dalam
keaktifan dan mengerjakan tugas
5. Membuat laporan hasil diskusi
secara individu dan atau kelompok
Konfirmasi
1. Memperoleh umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat atau lainnya.
2. Melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar
yang dilakukan
3. Memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar dari guru
III Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama merangkum dan
menyimpulkan
2. Melakukan penilaian atau refleksi
LAMPIRAN
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan
3. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara Siswa Tentang Profesionalisme Guru
di SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
No Kisi-Kisi Soal Jumlah
1 Mengajar di kelas Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara
mengajar guru PAI di kelas? 1
2 Mengevaluasi proses
belajar
Bagaimana pendapat ananda tentang
penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
1
3 Penggunaan media
teknologi
Bagaimana tanggapan ananda terkait
keterampilan guru PAI dalam menggunakan
teknologi yang berkembang dalam proses
pembelajaran?
1
4 Penggunaan metode
pembelajaran
Bagaimana pendapat ananda tentang metode
belajar yang diterapkan guru PAI? 1
5 Penampilan/ busana Bagaimana pandangan ananda tentang
penampilan guru PAI di sekolah? 1
6 Bahasa
Bagaimana pendapat ananda mengenai
penggunaan bahasa verbal dan non verbal
yang dilakukan oleh guru PAI?
1
7 Sumber Belajar Apa saja referensi atau sumber belajar yang
dijadikan rujukan selama proses KBM? 1
8 Menjadi teladan/
memotivasi siswa
Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan
ananda? 1
LAMPIRAN
Panduan Wawancara dengan Guru PAI
Interviewee : …………………………………………………………
Hari/Tanggal : …………………………………………………………
Tempat : …………………………………………………………
1. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar PAI di kelas
a. Kurikulum apa yang diterapkan dalam mengajarkan pelajaran PAI?
b. Pendekatan apa saja yang dilakukan dalam proses KBM PAI di kelas?
c. Apa saja tindakan reflektif ketika mengakhiri pertemuan PAI di kelas?
d. Menurut bapak/ibu, bagaimana cara menentukan metode pembelajaran yang tepat?
2. Tantangan yang dihadapi
a. Kesulitan apa saja yang dihadapi dalam mengajar siswa di kelas?
b. Kesulitan apa saja yang dihadapi dalam membimbing siswa di dalam dan di luar
kelas?
3. Usaha apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme guru dalam
menjalankan tugas dan perannya?
No Respon
Pernyataan ∑ skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 122 2 2 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 2 78 3 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 4 1 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 117 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 3 2 3 4 3 4 3 5 5 5 4 4 5 3 4 114 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 100 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 96 7 3 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 95 8 4 4 4 4 5 3 2 4 5 5 5 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 108 9 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 2 2 4 2 2 4 3 5 5 4 5 4 3 3 4 100
10 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 1 2 5 4 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 119 11 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 1 2 5 4 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 119 12 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 123 13 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 122 14 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 3 3 3 3 103 15 5 5 5 3 4 5 3 4 5 5 5 3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 119 16 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 98 17 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 3 5 4 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 121 18 5 4 4 4 5 4 4 4 5 2 5 5 5 2 2 4 2 5 4 5 5 5 5 2 4 2 4 107 19 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 2 4 5 5 4 4 5 5 4 5 3 4 5 5 116 20 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 3 3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 118 21 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 4 5 5 3 2 4 5 5 4 4 4 5 3 5 5 5 114 22 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 5 5 5 5 106 23 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 106 24 4 2 2 2 3 4 4 2 4 2 3 3 3 5 3 2 4 3 2 4 3 4 2 3 4 5 3 85 25 4 3 5 5 3 3 3 3 5 4 4 4 5 3 3 5 2 3 3 4 3 3 5 5 3 5 3 101 26 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 2 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 109 27 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 3 5 3 4 4 5 4 4 5 3 5 4 5 112 28 3 2 4 3 3 4 5 3 5 5 5 2 4 1 4 5 4 3 1 5 4 5 5 3 4 5 4 101 29 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 3 5 4 5 1 5 5 5 5 1 4 5 3 114 30 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 123
REKAPITULASI SKOR ANGKET
31 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 129 32 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 3 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 116 33 2 2 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 92 34 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 103 35 2 3 3 3 4 2 2 4 4 2 2 4 3 1 3 2 1 2 3 4 4 4 4 1 4 2 3 76 36 5 3 4 3 5 5 4 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 120 37 4 3 3 3 3 5 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 100 38 5 3 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 5 114 39 3 2 2 4 3 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 40 4 3 4 3 2 5 5 3 3 3 4 2 3 4 4 3 5 5 5 5 4 5 2 5 4 3 2 100 41 4 3 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 110 42 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 3 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 112 43 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 2 107 44 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 110 45 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 108 46 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 3 3 92 47 4 3 3 4 3 5 5 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 5 4 5 3 3 4 4 97 48 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 97 49 3 3 3 4 4 5 5 4 3 4 3 3 5 4 5 2 2 3 4 3 5 5 5 3 5 5 5 105 50 4 5 3 3 5 4 5 4 5 4 4 3 3 3 3 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 112 51 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 3 3 124 52 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 103 53 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 1 2 4 3 4 2 4 3 3 5 2 2 4 4 94 54 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 1 3 5 1 3 4 4 4 4 5 3 3 4 3 94 55 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 127 56 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 4 5 5 5 5 3 5 5 5 123 57 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 86 58 2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 1 3 2 2 83 59 3 3 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 2 3 4 2 4 4 4 4 3 5 3 4 3 3 101 60 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 101 61 4 3 3 4 5 5 5 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 99 62 5 3 4 3 4 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 3 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 110
63 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 3 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 3 3 111 64 5 4 4 4 5 5 3 3 4 5 5 3 2 1 2 3 4 4 3 4 4 4 5 2 5 5 1 99 65 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 122 66 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 76 67 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 2 5 4 4 3 3 4 5 3 3 4 5 97 68 3 3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 3 3 3 3 5 4 4 4 5 4 5 5 2 3 3 3 107 69 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 100 70 5 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 117 71 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 2 82 72 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 2 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 123 73 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 1 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 98 74 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 5 3 4 4 5 97 75 4 3 4 4 5 5 4 5 4 3 4 3 2 1 3 4 3 5 4 4 4 4 5 3 4 3 4 101 76 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5 4 4 120 77 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 116 78 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 3 5 5 5 2 5 5 5 5 2 5 5 3 118 79 4 3 3 4 3 5 5 4 4 5 4 4 3 2 3 5 4 4 4 4 4 4 5 1 4 4 4 103 80 4 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 3 5 2 3 4 3 101 81 5 4 4 3 4 5 5 4 3 3 4 3 3 5 5 3 2 3 2 5 5 4 5 2 2 3 2 98 82 1 2 3 4 5 4 3 1 2 3 4 5 4 3 2 1 2 3 4 5 4 3 2 1 2 3 4 80 83 4 3 4 4 5 5 5 4 4 3 3 3 5 5 4 3 4 3 5 4 3 4 5 4 4 3 4 107 84 5 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 113 85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 4 3 2 1 2 3 4 5 4 3 2 1 2 3 81 86 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 73 87 3 3 2 3 3 5 4 4 3 4 4 3 3 1 2 4 2 4 4 4 5 5 5 5 5 2 4 96 88 2 2 2 1 2 2 4 3 4 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 4 4 3 4 2 3 3 2 72
Jumlah 346 301 339 336 360 388 369 346 373 350 361 333 330 247 303 340 307 354 311 373 373 371 391 298 344 339 336 9219
LAMPIRAN
PERHITUNGAN PERSENTASE PERSEPSI SISWA DARI TIAP SUB VARIABEL
PROFESIONALISME GURU PAI
Sub Variabel Indikator
No Pernyataan
dan Jumlah
Skor
Persentase Kategori
Kompetensi
Pedagogik
- Memahami siswa secara
mendalam
2 = 301
4 = 336
79,66% BAIK
- Merancang pembelajaran 13 = 330
- Melaksanakan
pembelajaran 1 = 346
- Merancang dan
melaksanakan evaluasi
26 = 339
27 = 336
- Membantu siswa
mengaktualisasi potensi
15 = 303
24 = 298
Kompetensi
Sosial
- Berkomunikasi dan
bergaul dengan siswa
3 = 339
16 = 340
75,57% BAIK
- Berkomunikasi dan
bergaul dengan sesama
pendidik dan tenaga
kependidikan
25 = 344
- Berkomunikasi dan
bergaul dengan wali siswa
dan masyarakat
17 = 307
Kompetensi
Kepribadian
- Pribadi yang mantap dan
stabil 18 = 354
91,66% SANGAT
BAIK - kepribadian yang arif
6 = 388
20 = 373
- kepribadian yang
berwibawa
5 = 360
7 = 369
LAMPIRAN
22 = 371
23 = 391
- Berakhlak mulia dan
menjadi tauladan 21 = 373
Kompetensi
Profesional
- Menguasai struktur ilmu
yang diajarkan
8 = 346
9 = 373
10 = 350
11 = 361
12 = 333 75,36% BAIK
- Memahami kurikulum,
silabus, RPP yang
diajarkan
14 = 247
19 = 311
LAMPIRAN
Interviewee : Bpk. Ahmad Zaenudin, S.Pd.I
Waktu : Selasa, 18 Oktober, 09:02 WIB
Tempat : Ruang BK
Q : Sebenernya untuk ngajar siswa di kelas, khususnya untuk kelas XI, adakah perbedaan
antara siswa IPA dengan siswa IPS (dari gara belajar)?
A : Beda suasana belajarnya. Sebenernya semua sama, tapi kalo IPA lebih mudah diarahkan
dan dibimbing, artinya tidak terlalu membuang tenaga, amarah, emosi. Cukup diarahkan,
sekali teriak ya ngikut gitu. Mungkin karena faktor usia, lingkungan, atau budaya. yang
pasti Tapi kalo IPS, yang pasti tantangan lebih kepada IPA. Mungkin faktor kurang
motivasi, yang penting masuk, minat dan semangat agak kurang daripada IPA. Dan anak
IPA itu lebih kreatif, komunikatif lah. Ada siswa IPS, tapi di IPS1 hampir menyamai
dengan siswa IPA, semnagat belajarnya banyak.
Q : Strategi, bagaimana siswa agar mau tetap belajar?
A : Oh iya lah, itu karena pertama pada jumlah rombel, jumlah kualitas siswanya lebih
banyak ukurannya, idealnya kan satu kelas itu kuota standar ya sekitar 30. Sedangkan itu
lebih, jadi tidak semuanya terpantau. Yang kedua, harus ada kontrak di awal pelajaran,
seperti tidak boleh memainkan hape saat pelajaran, tidak boleh ngobrol, makanya kalo
sekali mengingatkan dua kali mengingatkan, ya namanya j manusia, lebih banyak yang
ga ngobrol daripada yang ngobrol. Makanya kalo banyak yang ngobrol ya sesekali
dipanggil ke depan, kadang diingatkan saja, tapi kalo udah berkali-kali tetep ngeyel ya
kita dikeluarin.
Q : Kalo di kelas XI masih memakai KTSP ya pak, cara pembelajaran pun tetap dengan 3
langkah proses pembelajaran?
A : Ya ada elaborasi, ada konfirmasi, ada eksplorasi, ya bagaimana bisa menggaitnya aja.
Jadi ya tetep 3 itu.
LAMPIRAN
Q : Bapak mengajar di kelas X dengan K13 dan juga di kelas XI yang masih menerapkan
KTSP, adakah perbedaan karakter dalam mengajar?
A : Ya sebenernya ada. Tapi ya kembali kepada metode dan strategi gurunya ya, yang pasti
untuk kelas X ditunjang lebih kepada siswa yang lebih aktif, sedangkan untuk kelas XI,
guru lebih aktif. Ya artinya, kalo kelas X kebanyakan dengan portofolio, proyek,
kerjasama, antara siswa, guru ke siswa, ya artinya kita sebagai pengamat. Adanya sikap
sosial yang spiritual, yang berhubungan dengan tujuan kurtilas. Yang pasti kurtilas
bagaimana membuat siswa lebih berbudidaya dan berkarakter. Sebenernya hakikatnya
sama dalam penyampaian meteri, tetapi ada perbedaan dalam administrasinya untuk kelas
sepuluh. Tapi kalo proses kembali kepada sistem, strategi dan metode, semua tergantung
pada strategi.
Q : Setelah saya wawancara dengan siswa, ya banyak yang bilang kalo bapak jarang pake
infocus/media itu kenapa pak?
A : Ya saya jarang, karena pertama selain daripada ya mungkin tadi kan sudah saya jelasin
yang tentang jumlah kelas ya, salah satunya yaitu harus mesen dulu, bilang dulu ke
bagian TU, atau enggak datang lebih awal. Yang kedua, kalo infocus materinya, jadi
siswa lebih untuk melihat sedangkan untuk agama itu dikatakan ceramah, dialog, diskusi,
tanya jawab. Tapi kalo di power point itu kan next trus next ya itu kan sebenernya hanya
bagian dari alat belajar. Saya jarang kalo pake infocus, kecuali kalo sifatnya nonton
kayak sejarah atau yang lain, tapi ya tergantung kepada materi. Dan selanjutnya kalo
pake infocus jadinya anak yang bikin. Ya artinya anak presentasi kan power point atau
makalah, ya tergantung. Mereka yang bikin bahan ajar, presentasi, nanti saya yang
meluruskan, yang menjelaskan, kira-kira yang mana yang belum pas yang belum paham
Q : Nah trus kalo untuk sumber belajar sendiri itu bapak ngasih referensi yang lain ga, atau
cuma dari buku paket aja?
A : Ada buku paket, ada buku tahun kemaren, Al-Qur’an, terjemah, internet, ya tergantung.
LAMPIRAN
Q : Cara menanamkan nilai ajaran agama itu sendiri kan salah satunya sebelum pelajaran di
kelas pagi itu membaca Al-Qur’an bersama gitu ya pak, lalu bagaimana di kelas siang pas
belajar PAI?
A : Kalo siang ya ga ada, paling lebih kepada ya berdoa aja. Sebelum masuk, ya kayak tadi
aja, disiapin berdoa dulu bersyukur aja kalo proses belajar tuh mau dimulai, kan kalo
langsung belajar nanti mereka kaget.
Q : Biasanya untuk meningkatkan konsentrasi siswa biar fokus dalam belajar gimana tuh
yang bapak terapkan?
A : Ya kana da ice breaking, ada konfirmasi, ada communication apa yang belum paham,
untuk tugas apakah ada yang sudah dikoreksi/dinilai apa belum, kalo sudah kita lanjutin
ke materi selanjutnya. Tergantung sih, karena untuk ice breaking sendiri itu kembali
kepada game, anak-anak sekarang tuh udah hal aneh gitu. Karena semua game dari dulu
itu sama untuk ice breaking, jadi ada yang ikut ada yang enggak, dari dulu SD SMP SMA
ya sama. Jadi ya komunikatif aja apa yang sudah dipelajari dan mau dipelajari
Q : Lalu untuk evaluasi nih pak, dalam penilaian bapak terhadap siswa apakah transparansi
gitu dikasih tau ke siswa?
A : Transparansi ya, saya mah kalo setiap abis ulangan ya langsung dikasih lagi ke siswa.
Ya tapi gitu, kalo ulangan ya gitu disebutin, kalo kira-kira remid, saya ga bakalan
ulangan lagi, tetapi tes lisan, ulangan lisan, kayak yang ga ikut gitu ya ulangannya lisan.
Ya adapun kalo tes tulis lagi ntar nyontek ke temennya kan. Ya begitu, bagi saya, siswa
SMA itu harus dijadikan teman, karena kalo dijadiin siswa, musuh yang ada. Jadi teman
aja, teman ngobrol, ya mungkin etikanya aja yang berbeda.
Lola Nurhidayaty Interviewer
Tangerang, 7 Desember 2016
Mengetahui,
Ahmad Zainuddin, S.Pd.I Interviewee/Guru PAI
LAMPIRAN
Interviewee : Adya
Kelas : XI IPS 1
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda tentang guru PAI di kelas?
Orangnya itu… jadi dia tuh bisa bikin suasana kelas jadi lebih seru gitu dengan cerita-
cerita. Awalnya tuh gini, jadi dia tuh kalo ngajarin, nyampein materi dulu abis itu kalo
udah misalnya salah satu materi yang disampein bisa, hmm contohnya, misalnya hari
kiamat jadi disambung-sambungin ke mana gitu tapi bisa bikin ketawa. Ya pokoknya dia
orangnya humoris. Dia juga orangnya tegas, tegas banget kalo udah tentang tugas. Kalo
udah kita harus ngerjain tugas bab ini bab ini, nanti dinilai. Kalo ga dikerjain ga dapet
nilai gitu. Dia tegas banget deh pokoknya kalo udah penilaian tugas gitu.
2. Bagaimana pendapat Ananda tentang penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses
KBM? Khususnya sewaktu lalu Ujian, bagaimana penilaiannya?
Penilaian uts pas kemaren udah dikasih tau, aku dapet nilai 100 alhamdulillah, hehe. Tapi
kalo remid-remid gitu jarang deh kak, ya paling temen-temen rata-rata nilainya 80, ada
yang 70, walaupun pas KKM tapi ga sampe remid.
3. Bagaimana tanggapan Ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Menjadikan suasana kelas menjadi hidup, dengan cara mengajar yaitu menyampaikan
materi terlebih dahulu kemudian dihubungkan dengan pembelajaran lainnya.
4. Bagaimana tanggapan ananda terkait keterampilan guru PAI dalam menggunakan
teknologi yang berkembang dalam proses pembelajaran?
Sebenernya media belajar di kelas ada, Cuma kalo pak Jay lebih enak dan bagus kalo
nyampein materinya itu langsung. Dia ga pernah terpaku sama materi di power point ga
pernah, jadi ya kita jarang make infocus gitu.
5. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Ya itu kak, kan ada buku paket... terus juga kalo presentasi gitu bikin makalah kita
disuruh nyari dari internet hehe
LAMPIRAN
6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Bisa, jadi tuh gimana ya… kan beliau di rohis, aku juga anggota rohis jadi tahu gimana
dia. Dia juga kadang sering kayak, hmm pokoknya membuat kita saling kerjasama buat
kayak, ayo dong, kita bagusin nama rohis. Waktu itu juga kan pas tahun baru Islam dia
sempet buat bikin acara, kayak lomba azan, al-Qur’an, cuman emang karena mepet uts
jadi belum dibicarain lagi.. jadi tuh dia kayak bisa, pembinanya tuh jadi bisa cocok
dijadiin teladan.
Interviewee
Adya
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Adam Setiawan
Kelas : XI IPS 1
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Masuk kak belajarnya, materinya. Iya mudah dipahami, dan lebih asik. Cara ngajarnya
dia tuh jadi dibikin mood-nya dulu gitu, jadi dilihat dulu oh anak-anak kayak gini, jadi
terus nanti ngikutin dia maunya gimana gitu. Kalo jelasin materi suka pake contoh-
contoh juga sih.
2. Bagaimana pendapat ananda tentang penilaian yang dilakukan guru PAI dalam proses
KBM?
Nilai uts yang kemaren bags bagus semua, jadi kalo bikin soal ulangan itu kebanyakan
kayak pengetahuan umum. Jadi kayak dilihat dulu gitu pemahaman temen-temen di
kelas, udah berapa banyak pengetahuan di luarnya gitu.
3. Bagaimana pendapat Ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Hmm biasa aja sih, soalnya jarang banget pake alat-alat gitu.. jadinya kita fokus sama
penjelasan dia, jadinya kita paham..
4. Bagaimana pendapat ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah?
Hmm ya standar sih sama guru lainnya, rapih, sopan gitu...
5. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Lumayan bisa dijadikan teladan. Sikap sosialis, jadi hubungan antara manusia juga lebih
baik, jadi juga model-modelnya asik aja gitu. Ya orangnya juga rajin, jarang telat. Jadi
kalo udah telat 15 menit dia ga bakal masuk ngajar di kelas. Jadi peraturan itu sama
berlaku untuk murid dan dia juga.
Interviewee
Adam Setiawan
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Fathurrohman
Kelas : XI IPS 1
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Cepet sih dia kalo ngajar, jelas banget. Sesuai dengan buku. Jadi yang inti-intinya
dipelajari dulu, terus dibahas. Terus yang ga tau ditanyain gitu.
2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Tugas-tugas di latihan buku paket, pg dan essai trus dinilai. Udah gitu aja. Kalo praktik
belum ada praktik, di semester berikutnya ada nanti jenazah.
3. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Penjelasan gitu, abis itu diskusi juga di kelas.
4. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Buku paket aja dari sekolah.
5. Bagaimana tanggapan ananda terkait keterampilan guru PAI dalam menggunakan
teknologi yang berkembang dalam proses pembelajaran?
Di papan tulis terus, tapi dia ngajarnya enak kayak gitu, mudah dipahami
6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Iya menginspirasi. Iya bisa dijadikan teladan, dari sikap disiplinnya, disiplin waktu. Gaya
pembicaraanya juga jelas, enak dipahami.
Interviewee
Fathurrohman
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Azzahra
Kelas : XI IPS 2
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Bagus sih. ya pokoknya dijelasin dulu gitu, terus kadang langsung ngerjain tugas latihan
di setiap evaluasi bab materi di buku cetak trus dinilai.
Kalo masuk kelas sih ya ga pernah telat, selalu ontime. kadang juga pernah ga masuk
biasanya kalo lagi ada urusan atau apa gitu.
2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Iya dikasih nilai kalo abis latihan soal gitu. Ada juga yang diremid kalo abis ujian. Hm
tapi kadang tergantung juga sih. kalo tugasnya full, banyak gitu, pasti jarang dikasih tau
gitu… jadi dinilai sikap juga sih.
3. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru PAI?
Bagus, bahasanya ga terlalu baku…. jadi kayak biasa aja.
4. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Kebanyakan nulis sih, ngerangkum, trus dia ngejelasin, tanya jawab juga tapi jarang.
Sering juga ceramah.. jadi ceramah gitu, ngejelasin materi, abis itu ngerjain tugas.
Kadang suka ngerasa bosen sih dari cara ngajarnya hehe.
5. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah?
Ya bagus sih, sudah mencerminkan guru kan juga rapih pokoknya.
6. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Yang utama buku paket, kadang disuruh nyari ke internet juga. Kemaren juga baru ngasih
tugas per kelompok nyari materi dari internet, bikin makalah gitu, katanya nanti
dipresentasiin. Jadi ngikut kurikulum dua ribu tiga belas juga sih hehe
LAMPIRAN
7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Iya, bisa dijadikan teladan. Karena dia kalo jelasin pelajaran itu ya penyampaiannya
cepet. Kalo jelasin itu jelas, jadi ga ribet, jadi mudah dipahami. Tapi kurang
menginspirasi sih, biasa aja, karena kalo belajar terlalu santai, hehe.
Interviewee
Azzahra
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Vito
Kelas : XI IPS 3
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Bagus sih. enak.. alhamdulillah mudah dipahami, ya pokoknya santai haha
2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Ya gitu, kan suka disuruh ngafalin ayat trus abis itu ada latihan-latihan, terus nanti dinilai
seperti biasa. Ntar kita dikasih tau nilainya berapa juga, gitu.
3. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru PAI?
Ya bagus sih,
4. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Hmm apa ya, karena seringnya ceramah jadi ya santai aja gitu, tapi bagus karena dia bisa
membuat suasana nyaman jadi ya mudah dipahami kok
5. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah?
Ya bagus.
6. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Ya pastinya buku paket sih, pas kemaren disuruh nyari di internet buat tugas juga
7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Ya bisa.
Interviewee
Vito
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Aisyah
Kelas : XI IPS 1
Hari/Tanggal : Jumat, 13 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Enak, nyaman, bagus deh pokoknya.. soalnya tuh kak, pas di awal pelajaran kita baca doa
bersama trus baca Al-Qur’an bareng-bareng jadi seru. Nah abis itu nanti dikasih tau
materi yang mau dipelajari, kadang juga bapak suka ngasih kata-kata mutiara gitu biar
kita semangat belajarnya
2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Hmm penilaian selalu kok kak, apalagi kalo ada tugas tuh biasanya banyak nanti
dikumpulin pas terakhir trus dinilai… kalo UTS dan UAS juga sama, di kelas aku jarang
banget yang remid hehe
3. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru PAI?
Hmm kalo Bahasa sih ya bagus aja sih kak, seru kok kak, soalnya bapak suka becanda
sama kita jadi gaul gitu hehe… Tapi tetep kalo lagi serius di kelas sikap dan Bahasa
bapak ya bagus lah jadi kita di kelas bisa ngebedain kalo lagi becanda sama bapak hehe
4. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Sebenernya sering nya ceramah mulu, jarang banget pake media in focus gitu… eh tapi
kayaknya pernah sih kak pake media gitu, tapi di kelas nyaman kok soalnya bapak
nerangin materi itu ga bikin bosen
5. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah?
Penampilannya bagus kok selalu rapih seperti guru lainnya hehe
6. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Referensi yang pastinya buku cetak sih kak, tapi kadang-kadang pake sumber lain, kayak
nyari di internet gitu atau dari buku bacaan lain
LAMPIRAN
7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Hmm menginspirasi ya, bisa dijadikan teladan juga… soalnya dia orangnya disiplin dan
bisa bercanda juga sama kita murid-murid di kelas sama di luar kelas. Apalagi dia
pembina di ROHIS, jadi bisa dijadikan pemimpin yang baik juga dan teladan deh
pokoknya.
Interviewee
Aisyah
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Zulham
Kelas : XI IPA 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Santai tapi serius. Kalo lagi becanda ya gitu, tapi kalo lagi serius ya serius belajar.
2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Gimana ya, jadi tuh setiap kita dinilai selama di kelas… sikap, tugas individu, kelompok,
jadi semua dinilai. Ujian juga, alhamdulillah bagus semua sih jarang banget remid hehe
3. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Hmm ceramah aja sih, hehe… palingan tulisan di papan tulis juga
4. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah?
Rapih, bersih, ya kayak standar guru lainnya
5. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Buku… cetak. Jadi ya belajar apa yang ada di buku cetak aja hehe, kadang juga bikin
makalah dari berbagai sumber tapi materi utama tetep di buku cetak.
6. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru PAI?
Ya lumayan bagus sih, hmm mungkin agak gaul juga ya kalo lagi becanda jadi santai aja..
walaupun di kelas juga kadang gitu, tapi kalo serius belajar ya Bahasa nya formal .
7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Teladan ya, pastinya… bapak tuh orangnya bisa membuat suasana jadi seru gitu. Kalo
menginspirasi ya mungkin sedikit hehe
Interviewee
Zulham
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Hamzah
Kelas : XI IPA 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Serius kadang becanda, nyaman sih di kelas, mudah dipahami juga kalo nyampein
pelajaran…
2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Kalo penilaian ya objektif, sesuai dengan kemampuan kita gitu hasilnya
3. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Bagus, metode ceramah yang sering dipake sih… kalo media in focus gitu jarang banget,
tapi tetep seru walaupun ga pake begituan. Jadi tuh kita fokus gitu belajar di kelas hhe
4. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Banyak, buku cetak sih biasanya… kemaren tugas makalah sumber utamanya dari buku
cetak tapi tetep nyari sumber lainnya kayak di internet gitu hehe
5. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru PAI?
Hmm ya bagus
6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Ya bisa bisa, teladan kok… jadi tuh dia kayak ngajarin kita untuk belajar tapi ga kaku
belajar mulu.
Interviewee
Hamzah
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Aldy
Kelas : XI IPS 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Hmm santai sih belajarnya, seru juga..
2. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Apa ya, bingung… hehe soalnya ceramah mulu, terus nulis-nulis gitu di papan tulis. Jadi
kadang suka bosen, tapi kadang seru juga karena diceritain hal-hal yang bisa diambil
pelajaran.
3. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Buku panduan itu sih buku cetak dari sekolah seperti biasa hhe
4. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Hmm ya sesuai sih, bagus bagus, hehe.. setiap tugas dan ujian dinilai, sikap juga.
5. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru PAI?
Bagus sih bahasanya, jadi menyesuaikan sama kita jadi asik aja gitu kalo becanda juga.
sikapnya juga bagus, berwibawa..
6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Hmm bisa dijadiin teladan
Interviewee
Aldy
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Annita
Kelas : XI IPS 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Cara mengajarnya tuh seru sih, santai juga, serius juga… ya intinya kalo di kelas lagi
ngajar ya disiplin, tapi ntar kadang becanda juga gitu
2. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Seru ya walaupun kadang bosen, soalnya penjelasan gitu ceramah hehe
3. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Buku cetak aja sih, kadang juga disuruh cari dari internet buat makalah
4. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Hmm penilaian ya adil, objektif, semua ujian dan tugas, sikap selama di kelas juga dinilai
5. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru PAI?
Hmm ya bagus sih jadi bisa menyesuaikan ketika berbicara di kelas formal sama kalo lagi
ngobrol biasa di luar kelas…
6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Ya bisa dijadiin guru teladan
Interviewee
Annita
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Atahalah
Kelas : XI IPS 3
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Bagus sih, serius ya serius, disiplin juga, tapi kadang becanda juga.
2. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Hm ceramah iya, kalo pake media pernah.
3. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Buku cetak, buku perpus kadang, internet baru-baru ini bikin makalah hehe
4. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Peniliannya tuh objektif gitu, jadi bukan cuma pengetahuan kita aja gitu, tapi sikap kita
dinilai…
5. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru PAI?
Seperti biasa hehe, ada saatnya formal pas ngajar di kelas, kadang juga selingan gitu
sama becanda… kalo sikap ya bagus, mencerminkan seorang guru pastinya.
6. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Bisa bisa, bisa dijadiin teladan buat kita sebagai murid.
Interviewee
Atahalah
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
Interviewee : Elsa
Kelas : XI IPS 3
Hari/Tanggal : Jumat, 21 Oktober 2016
Tempat : Ruang BK
1. Bagaimana tanggapan ananda terhadap cara mengajar guru PAI di kelas?
Bagus bagus aja sih kak hhe, nyaman aja gitu... hmm gimana ya, jadi dia tuh bikin
suasana kelas jadi rame gitu.
2. Bagaimana pendapat ananda tentang evaluasi/penilaian yang dilakukan guru PAI dalam
proses KBM?
Nilai... kalo nilai uts kemaren sih alhamdulillah bagus, ini juga lagi persiapan materi uas.
Hmm penilaiannya sih biasanya juga dari tugas di buku paket.
3. Bagaimana pendapat ananda mengenai penggunaan bahasa verbal dan non verbal yang
dilakukan oleh guru PAI?
Hmm lumayan hhe, gimana ya.. soalnya dia tuh suka becanda juga kadang jadi suka pake
bahasa gaul gitu. Tapi kalo lagi serius belajar di kelas ya formal, kita juga menghormati
sikap dia di kelas. Karena kan dia guru kita.
4. Bagaimana pendapat ananda tentang metode belajar yang diterapkan guru PAI?
Jadi tuh penjelasan gitu kak, sama diskusi.. agak bosen juga sih kadang karena ceramah
mulu hhe
5. Bagaimana pandangan ananda tentang penampilan guru PAI di sekolah?
Rapih kok kak, sopan juga ya.
6. Apa saja referensi atau sumber belajar yang dijadikan rujukan selama proses KBM?
Buku paket biasanya sih kak
7. Apakah guru PAI menginspirasi kehidupan ananda? Apakah menurut Ananda bisa
dijadikan teladan yang baik?
Hmm ya bisa aja sih kalo dijadiin teladan, kalo menginspirasi hmm ya agak kurang ya
kak hhe
LAMPIRAN
Interviewee
Elsa
Tangerang, 7 Desember 2016
Interviewer
Lola Nurhidayaty
LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN PAI DI KELAS
Instansi/Sekolah : SMA Negeri 8 Tangerang Selatan
Guru : bpk. Ahmad Zaenuddin, S.Pd.I
Materi : 1. Harta dan Modal
2. Perbankan
3. Turki Usmani
Kelas/Semester : XI IPA
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2016
Waktu : 7.30 wib – selesai
No Aspek yang Diamati Ya Tidak Keterangan
I Kegiatan Awal
1. Mengkondisikan persiapan siswa
untuk belajar
√
Tempat duduk telah diatur sebelum
siswa masuk ke dalam kelas.
Kemudian dilanjutkan oleh ketua
kelas memimpin doa, dan membaca
surat-surat pendek di juz ‘Amma.
2. Melakukan pengecekan kehadiran √
Guru menanyakan siswa yang tidak
hadir di kelas.
3. Melakukan apersepsi
√
Guru dan siswa berinteraksi dua arah
mengenai yang telah lalu kemudian
dikaitkan dengan materi yang akan
dipelajari.
LAMPIRAN
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran untuk mencapai
kompetensi pada materi yang akan
disampaikan di kelas dengan singkat.
5. Menyampaikan cakupan materi
√
Guru menjelaskan secara umum
materi yang akan dipelajari dan
langkah-langkah yang akan
dilakukan siswa ketika proses KBM.
II Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Mencari informasi yang luas dan
dalam tentang materi yang dipelajari √
Siswa menelusuri berbagai sumber
untuk memahami materi yang akan
dipelajari.
2. Belajar dengan beragam pendekatan,
metode, dan sumber √
Siswa belajar dengan metode
presentase dan diskusi.
3. Interaksi antara peserta didik, peserta
didik dengan guru, lingkungan dan
sumber lain
√
Siswa berinteraksi dengan guru dan
siswa lainnya saat ada hal yang
kurang dimengerti.
4. Terlibat secara aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran √
Siswa mempresentasikan materi
pelajaran di depan kelas, kemudian
diskusi bersama dengan guru tentang
hal yang belum dipahami.
Elaborasi
1. Membaca dan menulis hal beragam
melalui tugas yang bermakna √
Siswa membuat peta konsep dari
internet/materi yang berkaitan
dengan yang dipelajari.
2. Mengerjakan tugas, diskusi untuk
memunculkan gagasan baru secara
lisan dan tulisan √
Siswa berdiskusi kelompok setelah
mendapatkan materi dari internet,
kemudian menyimpulkan dan
mempresentasikan bersama tim
kelompok.
LAMPIRAN
3. Berpikir, menganalisis,
menyelesaikan maslaah dan bertindak
dengan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab
√
Siswa bersama tim kelompok maju
ke depan kelas untuk
mempresentasikan materi yang telah
didiskusikan sebelumnya.
4. Berkompetisi secara sehat dalam
keaktifan dan mengerjakan tugas
√
Siswa presentasi secara bergantian
dengan teman kelompoknya sesuai
dengan sub-materi yang dikuasainya.
Sebagian siswa yang menjadi
audience memperhatikan dan
bertanya atas materi yang belum
dipahami.
5. Membuat laporan hasil diskusi secara
individu dan atau kelompok √
Setiap siswa membuat ringkasan dari
hasil presentasi bersama dengan tim
kelompoknya.
Konfirmasi
1. Memperoleh umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat atau lainnya. √
Guru menjelaskan beberapa hal yang
belum dipahami oleh siswa dan
meluruskan pemahaman siswa dari
hasil presentasi kelompok.
2. Melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang
dilakukan √
Siswa bersama guru melakukan
refleksi tentang pengalaman yang
didapatkan melalui kekurangan dan
manfaat dalam proses kegiatan
belajar yang telah dilakukan.
3. Memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar dari guru
√
Guru sebagai fasilitator dan
narasumber dalam setiap proses
KBM yang berlangsung.
III Kegiatan Penutup
1. Bersama-sama merangkum dan
menyimpulkan √
Guru menyimpulkan materi yang
disampaikan terkait dengan aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
LAMPIRAN
2. Melakukan penilaian atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan √
Guru melakukan penilaian atas
presentasi setiap kelompok dan
merencanakan kegiatan tindak lanjut
untuk pertemuan selanjutnya serta
memberikan tugas secara individu
kepada siswa secara tertulis.
3. Memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran √
Guru memotivasi siswa dengan
beberapa nasihat dan hikmah serta
menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
Observer
Lola Nurhidayaty
Tangerang, 7 Desember 2016
Mengetahui,
Guru PAI
Ahmad Zaenudin, S.Pd.I
LAMPIRAN
Suasana sekolah
Papan profil sekolah
Beberapa siswa menuju ruang kelas
Lorong kelas
Siswa berdiskusi di perpustakaan Suasana presentasi siswa di kelas Wawancara siswa
Wawancara siswa Wawancara siswa Wawancara dengan guru PAI, pak Ahmad Zainuddin, S.Pd.I
Papan visi misi sekolah
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI
SMA NEGERI 8 KOTA TANGERANG SELATAN
Kepala Sekolah Imam Supingi, S.Pd,MM
Wks. Kurikulum Jejen Maelani. S.Pd
Ketua Komite
Drs.H. Mujitaba
Kepala TU Karyati,S.Pd
Wks. Kesiswaan Asni S Lubis,S.Pd
Wks. Humas Hafidi A Diredja, S.Pd
Dewan Guru BP/BK
Siswa
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI
TATA USAHA SMA NEGERI 8 KOTA TANGERANG SELATAN
Kebersihan Syamsudin
Darsono
Nusik
Rumsiah
Kepala Sekolah Imam Supingi, S.Pd, MM
Kepegawaian Budi Asmarinda,SE
Kepala TU Karyati,S.Pd
Kesiswaan Tri Setyowati
Keuangan/Pentor Intan Maulianti,SE
Inventaris Agung Kurniawan
Keamanan Syarifudin Ashar
Indra Gunawan
Umum Hendra M
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI 8 TANGERANG SELATAN
Koordinator BP : Dra. Marsiyem Penanggung Jawab BP Kelas XI : Drs. A. Rojak,M.Pd Penanggung Jawab BP Kelas X : Marhaeni,S.Psi Tangerang Selatan, Plt Kepala SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, IMAM SUPINGI, S.Pd,MM NIP. 19650811 199201 1 001
KETERANGAN :
(Garis Instruksi/Komando)
(Garis Koordinasi)
KOMITE KEPALA
WAKASEK
GURU MAPEL
KEPALA TATA USAHA
WALI KELAS
GURU BK
KOORDINATOR BK
SISWA
BIODATA PENULIS
Penulis lahir di Bekasi, 29 Juli 1994 anak ke-empat dari lima
bersaudara, sebagai anak perempuan pertama keluarga Bapak
Badrudin Dedi Permana dan Ibu Supartini. Alamat rumah di Jln.
Pulo Sirih Utara 3 Blok D/D No 119 RT 02/RW 14 Perumahan
Pekayon Indah, Pekayon, Jatiasih, Bekasi Selatan, 17148.
Penulis menyelesaikan pendidikan di tempat kelahirannya yaitu
mulai dari TK Salsabila selama 2 tahun selesai pada tahun 2000.
Kemudian penulis melanjutkan di SD Negeri Pekayon Jaya VII dan
lulus pada tahun 2006. Selanjutnya penulis memilih untuk menempuh pendidikan di asrama
selama 6 tahun, yaitu SMP IT Tashifia Boarding School (lulus pada tahun 2009) dan SMA IT
YAPIDH (lulus pada tahun 2012). Penulis kemudian melanjutkan perkuliahan di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) angkatan 2012, dan dinyatakan lulus Sarjana pada awal tahun 2017.
Selama duduk di bangku perkuliahan penulis pernah aktif mengikuti program tahfiz di
LTTQ (Lembaga Ta’lim dan Tahfiz al-Qur’an) Masjid Fathullah yang bertepatan di depan
kampus UIN Jakarta pada tahun 2013-2014. Pada tahun yang sama, penulis dipercaya menjadi
guru bimbel (bimbingan belajar) Bahasa Arab untuk tingkat Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan
Bahasa Arab di Bekasi. Kemudian pada tahun 2015 penulis mendapat kesempatan untuk
menimba ilmu dan penerapan ilmu pendidikan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dalam
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).
Demikian biodata penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Untuk informasi lebih
lanjut dapat menghubungi melalui email [email protected].