9
BAB III KONSEP KEPERAWATAN III. 1. Pengkajian 1. Identitas klien dan psikososial a. usia, b. Jenis kelamin c. Pendidikan d. Alamat e. Pekerjaan f. Agama g. Suku bangsa h. Reran keluarga i. Penampilan sebelum sakit j. Mekanisme koping k. Tempat tinggal yang kumuh 2. Keluhan utama: nyeri kepala disertai dengan penurunan kesadaran. 3. Riwayat penyakit sekarang: demam, anoreksi dan malaise, peninggikatan tekanan intrakranial serta gejala nerologik fokal . 4. Riwayat penyakit dahulu: pernah atau tidak menderita infeksi telinga (otitis media, mastoiditis) atau infeksi paru-paru (bronkiektaksis,abses paru,empiema), jantung (endokarditis), organ pelvis, gigi dan kulit. 5. Pemeriksaan fisik a. Tingkat kesadaran b. Nyeri kepala c. Nystagmus d. Ptosis e. Gangguan pendengaran dan penglihatan f. Peningkatan sushu tubuh g. Paralisis/kelemahan otot h. Perubahan pola napas i. Kejang j. Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial k. Kaku kuduk l. Tanda brudzinski’s dan kernig’s positif 6. Pola fungsi kesehatan a. Aktivitas/istirahat

abses otak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

neurobehaviour

Citation preview

BAB IIIKONSEP KEPERAWATAN

III. 1. Pengkajian1.Identitas klien dan psikososiala.usia,b.Jenis kelaminc.Pendidikand.Alamate.Pekerjaanf.Agamag.Suku bangsah.Reran keluargai.Penampilan sebelum sakitj.Mekanisme kopingk.Tempat tinggal yang kumuh2.Keluhan utama:nyeri kepala disertai dengan penurunan kesadaran.3.Riwayat penyakit sekarang:demam, anoreksi dan malaise, peninggikatan tekanan intrakranial serta gejala nerologik fokal .4.Riwayat penyakit dahulu:pernah atau tidak menderita infeksi telinga (otitis media, mastoiditis) atau infeksi paru-paru (bronkiektaksis,abses paru,empiema), jantung (endokarditis), organ pelvis, gigi dan kulit.5.Pemeriksaan fisika.Tingkat kesadaranb.Nyeri kepalac.Nystagmusd.Ptosise.Gangguan pendengaran dan penglihatanf.Peningkatan sushu tubuhg.Paralisis/kelemahan ototh.Perubahan pola napasi.Kejangj.Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranialk.Kaku kudukl.Tanda brudzinskis dan kernigs positif6.Pola fungsi kesehatana.Aktivitas/istirahatGejala: malaiseTanda: ataksia,masalah berjalan,kelumpuhan,gerakan involunter.b.SirkulasiGejala: adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditisTanda: TD meningkat,nadi menurun (berhubungan peningkatan TIK dan pengaruh pada vasomotor).c.EliminasiTanda: adanya inkontensia dan/atau retensid.NutrisiGejala: kehilangan nafsu makan,disfagia (pada periode akut).Tanda: anoreksia,muntah.turgor kulit jelek,membran mukosa kering.e.HigieneTanda: ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri(pada periode akut)f.NeurosensoriGejala: sakit kepala,parestesia,timbul kejang, gangguan penglihatanTanda: penurunan status mental dan kesadaran,kehilangan memori, sulit dalam mengambil keputusan,afasia,mata; pupil unisokor (peningkatan TIK),nistagmus.kejang umum lokal.g.Nyeri /kenyamananGejala: Sakit kepala mungkin akan diperburuk oleh ketegangan pada leher/punggung kaku.Tanda: tampak terus terjaga. Menangis/mengeluh.h.PernapasanGejala: adanya riwayat infeksi sinus atau paruTanda: peningkatan kerja pernapasan ( episode awal ). Perubahan mental (letargi sampai koma) dan gelisah.i.KeamananGejala: adanya riwayat ISPA/infeksi lain meliputi ; mastoiditis, telinga tengah, sinus,abses gigi; infeksi pelvis,abdomen atau kulit;fungsi lumbal, pembedahan, fraktur pada tengkorak/cedera kepala.Tanda: suhu meningkat, diaforesis, menggigil. Kelemahan secara umum; tonus otot flaksid atau spastik;paralisis atau parese.Gangguan sensasi.

III. 2. DiagnosaDiagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan abses otak, yaitu:1.Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan proses peradangan, peningkatan tekanan intra kranial (TIK)Ditandai dengan :Data Subjektif (DS):a.Klien mengatakan nyeri kepalab.Klien mengatakan merasa mualc.Klien mengatakan merasa lemahd.Klien mengatakan bahwa pandangannya kaburData Objektif (DO):a.Perubahan kesadaranb.Perubahan tanda vitalc.Perubahan pola napas, bradikardiad.Nyeri kepalae.Muntahf.Kelemahan motorikg.Kerusakan pada Nervus kranial III, IV, VI, VII, VIIIh.Refleks patologisi.Perubahan nilai ACDj.Hasil pemeriksaan CT scan adanya edema serebri, abses2.Resiko injuri: jatuh berhubungan dengan aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan status mental.Ditandai dengan:Data Subjektif (DS):Kelurga klien mengatakan bahwa klien mengalami penurunan kesadaran.Data Objektif (DO):a.Penurunan kesadaranb.Aktivitas kejangc.Perubahan status mental3.Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan umum, defisit neurologik.Ditandai dengan:Data Subjektif (DS):Pasien mengatakan lemah.Data Objektif (DO):a.Paralisis, parese, hemiplegia, tremorb.Kekuatan otot kurangc.Kontraktur, atropi.4.Hipertermia berhubungan dengan infeksiDitandai dengan:Data Subjektif (DS):Pasien mengatakan demam dan rasa haus.Data Objektif (DO):a.Suhu tubuh diatas 38oC.b.Perubahan tanda vitalc.Kulit keringd.Peningkatan leukosit5.Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat, kehilangan cairan.Ditandai dengan:Data Subjektif (DS):Pasien mengatakan demam dan rasa haus, muntahData Objektif (DO):a.Suhu tubuh di atas 38oC.b.Turgor kulit kurangc.Mukosa mulut keringd.Urine pekate.Perubahan nilai elektrolit6.Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, kelemahan, mual dan muntah, intake yang tidak adekuat.Ditandai dengan:Data Subjektif (DS):Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah.Data Objektif (DO):a.Pasien tidak menghabiskan makanan yang telah disediakanb.Diet makanc.Penurunan BBd.Adanya tanda-tanda kekurangan nutrisi: anemis, cepat lelah.e.Hb dan Albumin kurang dari normalf.Tekanan darah kurang dari normal.7.Nyeri berhubungan dengan nyeri kepala, kaku kuduk, iritasi meningeal.Ditandai dengan:Data Subjektif (DS):Pasien menguluh nyeri kepala, kaku pada leher dan merasa tidak nyaman.Data Objektif (DO):a.Ekspresi wajah menunjukkan rasa nyerib.Kaku kuduk positifIII. 3. IntervensiIntervensi yang direncanakan pada klien dengan abses otak, yaitu:1.Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan proses peradangan, peningkatan tekanan intra kranial (TIK)Kriteria hasil:a.Mempertahankan tingkat kesadaran dan orientasib.Tanda vital dalam batas normalc.Tidak terjadi defisit neurologiIntervensi:a.Monitor status neurologi setiap 2 jam: tingkat kesadaran, pupil, refleks, kemampuan motorik, nyri kepala, kaku kuduk.R/ : Tanda dari iritasi meningeal terjadi akibat peradangan dan mengakibatkan peningkatan TIK.b.Monitor tanda vital dan temperatur setiap 2 jam.R/ : perubahan tekanan nadi dan bradikardia indikasi herniasi otak dan peningkatan TIK.c.Kurangi aktivitas yang dapat menimbulkan peningkatan TIK: batuk, mengedan, muntah, menahan napas.R/ : Menhindari peningktan TIK.d.Berikan waktu istirahat yang cukup dan kurangi stimulus lingkungan.R/ : mengurangi peningkatan TIK.e.Tinggikan posisi kepala 30-40opertahankan kepala pada posisi neutral, hindari fleksi leher.R/ : Memfasilitasi kelancaran aliran darah vena.f.Kolaborasi dalam pemberian diuretik osmotik, steroid, oksigen, antibiotik.R/ : Mengurangi edema serebral, memenuhi kebutuhan oksigenasi, menghilangkan faktor penyebab.2.Resiko injuri: jatuh berhubungan dengan aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan status mental.Kriteria hasil:a.Mempertahankan tingkat kesadaran dan orientasib.Kejang tidak terjadic.Injuri tidak terjadiIntervensi:a.Kaji status neurologi setiap 2 jam.R/ : Menentukan keadaan pasien dan resiko kejang.b.Pertahankan keamanan pasien seperti penggunaan penghalangtempat tidur, kesiapan suction, spatel, oksigen.R/ : Mengurangi resiko injuri dan mencegah obstruksi pernapasan.c.Catat aktivitas kejang dan tinggal bersama pasien selama kejang.R/ : Merencanakan intervensi lebih lanjut dan mengurangi kejang.d.Kaji status neurologik dan tanda vital setelah kejang.R/ : Mengetahui respon post kejang.e.Orientasikan pasien ke lingkungan.R/ : Setelah kejang kemungkinan pasien disorientasi.f.Kolaborasi dalal pemberian obat anti kejang.R/ : Mengurangi resiko kejang / menghentikan kejang.3.Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan umum, defisit neurologik.Kriteria hasil:a.Pasien dapat mempertahankan mobilisasinya secara optimal.b.Integritas kulit utuh.c.Tidak terjadi atropi.d.Tidak terjadi kontraktur.Intervensi:a.Kaji kemampuan mobilisasi.R/ : Hemiparese mungkin dapat terjadi.b.Alih posisi pasien setiap 2 jam.R/ : Menghindari kerusakan kulit.c.Lakukan masage bagian tubuh yang tertekan.R/ : Melancarkan aliran darah dan mencegah dekubitus.d.Lakukan ROM pasive.R/ : Menghindari kontraktur dan atropi.e.Monitor tromboemboli, konstipasi.R/ : Komplikasi immobilitas.f.Konsul pada ahli fisioterapi jika diperlukan.R/ : Perencanaan yang penting lebih lanjut.4.Hipertermia berhubungan dengan infeksiKriteria Hasil:a.Suhu tubuh normal 36,5 37, 5oC.b.Tanda vital normal.c.Turgor kulit baik.d.Pengeluaran urine tidak pekat, elektrolit dalam batas normal.Intervensi:a.Monitor suhu setiap 2 jam.R/ : Mengetahui suhu tubuh.b.Monitor tanda vital.R/ : Efek dari peningkatan suhu adalah perubahan nadi, pernapasan dan tekanan darah.c.Monitor tanda-tanda dehidrasi.R/ : Tubuh dapat kehilngan cairan melalui kulit dan penguapan.d.Berikan obat anti pireksia.R/ : Mengurangi suhu tubuh.e.Berikan minum yang cukup 2000 cc/hari.R/ : Mencegah dehidrasi.f.Lakukan kompres dingin dan hangat.R/ : Mengurangi suhu tubuh melalui proses konduksi.g.Monitor tanda-tanda kejang.R/ : Suhu tubuh yang panas berisiko terjadi kejang.5.Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan intake tidak adekuat, kehilangan cairan.Kriteria Hasil :a.Suhu tubuh normal 36,5 37, 5oC.b.Tanda vital normal.c.Turgor kulit baik.d.Pengeluaran urine tidak pekat, elektrolit dalam batas normal.Intervensi:a.Ukur tanda vital setiap 4 jam.R/ : Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit menimbulkan perubahan tanda vital seperti penurunan tekanan darah, dan peningkatan nadi.b.Monitir hasil pemeriksaan laboratorium terutama elektrolit.R/ : Mengetahui perbaikan atau ketidak seimbangan cairan dan elektrolit.c.Observasi tanda-tanda dehidrasi.R/ : Mencegah secara dini terjadinya dehidrasi.d.Catat intake dan output cairan.R/ : Mengetahui keseimbangan cairan.e.Berikan minuman dalam porsi sedikit tetapi sering.R/ : Mengurangi distensi gaster.f.Pertahankan temperatur tubuh dalam batas normal.R/ : Peningkatan temperatur mengakibatkan pengeluaran cairan lewat kulit bertambah.g.Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena.R/ : Pemenuhan kebutuhan cairan dengan IV akan mempercepat pemulihan dehidrasi.h.Pertahankan dan monitor tekanan vena setral.R/ : Tekanan vena sentral untuk mengetahui keseimbangan cairan.6.Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, kelemahan, mual dan muntah, intake yang tidak adekuat.Kriteria hasil:a.Nafsu makan pasien baik.b.Pasien dapat menghabiskan makanan yang telah disediakan RS.c.Terjadi peningkatan BB secara bertahap.d.Tanda-tanda kurang nutrisi tidak ada.e.Hb dan albumin dalam batas normal.f.Tanda vital normal.Intervensi:a.Kaji makanan kesukaan pasien.R/ : Meningkatkan selera makan pasien.b.Berikan makan dalam porsi kecil tapi sering.R/ : Menhindari mual dan muntah.c.Hindari berbaring kurang 1 jam setelah makan.R/ : Posisi berbaring saat makanan dalam lambung penuh dapat mengakibatkan refluks dan tidak nyaman.d.Timbang BB 3 hari sekali secara periodik.R/ : Penuruna BB berarti kebutuhan makanan kurang.e.Berikan antiemetik 1 jam sebelum makan.R/ : Menekan rasa mual dan muntah.f.Kurangi minum sebelum makan.R/ : Minum yang banyak sebelum makan mengurangi intake makanan.g.Hindari keadaan yang dapat menggangu selera makan: lingkungan kotor, bau, kebersihan tempat makan, suara gaduh.R/ : Meningkatkan selera makan.h.Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan hygiene, menarik.R/ : Meningkatkan selera makan.i.Lakukan perawatan mulut.R/ : Meningkatkan nafsu makan.j.Monitor kadar Hb dan albumin.R/ : Mengetahui status nutrisi.7.Nyeri berhubungan dengan nyeri kepala, kaku kuduk, iritasi meningeal.Kriteria hasil:a.Nyeri berkurang atau tidak terjadib.Ekspresi wajah tidak menunjukkan rasa nyeric.Tanda vital dalam batas normal.Intervensia.Kaji tingkat nyeri pasien.R/ : Mengetahui derajat nyeri pasien.b.Kaji faktor yang dapat meringankan dan memperberat nyeri.R/ : Mengetahui penanganan yang efektif.c.Lakukan perubahan posisi.R/ : Meningkatkan rasa nyaman.d.Jaga lingkungan untuk tetap nyaman: mengurangi cahaya, keadaan bising.R/ : Meningkatkan rasa nyaman.e.Lakukan massage pada daerah yang nyeri secara lembut, kompres hangat.R/ : Meningkatkan relaksasi.f.Berikan obat analgetik sesuai program.R/ : Mengurangi nyeri.