Upload
teddy-vlajescovsta-l-putra
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Abses Peritonsiler 1 copy.docx
1/5
Abstrak
Abses peritonsiler merupakan sisa dari sisa infeksi dalam yang paling umum terjadi
pada kepala dan leher. Kondisi terjadi terutama pada orang dewasa muda, paling sering
dijumpai selama bulan November – Desember dan April – Mei, bertepatan dengan insiden
tertinggi dari faringitis streptokokus dan tonsilitis eksudatif. Abses peritonsiler adalah infeksi
polymirobial, tetapi !treptokokus "rup A adalah organisme yang dominan. "ejala umumnya
meliputi demam, malaise, sakit tenggorokan, disfagia, dan otalgia. #ada pemeriksaan fisik
mungkin termasuk trismus dan suara teredam $juga disebut %hot potato voie&'. Drainase
abses, pemberian antibiotik, dan terapi suportif untuk mempertahankan hidrasi dan kontrol
nyeri adalah dasar pengobatan. Antibiotik efektif terhadap !treptokokus "rup A dan obat
anaerob mulut harus menjadi terapi lini pertama. !teroid dapat membantu dalam mengurangi
gejala dan memperepat pemulihan. (ntuk menghindari komplikasi serius yang potensial,
mendeteksi dan melakukan terapi yang tepat sangat dibutuhkan. Dokter keluarga dengan
pelatihan dan pengalaman yang sesuai dapat mendiagnosa dan mengobati sebagian besar
pasien dengan abses peritonsiler.
Definisi
Abses peritonsiler merupakan sisa dari sisa infeksi dalam yang paling umum terjadi pada kepala dan leher. Kondisi terjadi terutama pada orang dewasa usia )* sampai +* tahun.,)
Abses peritonsiler paling sering dijumpai selama bulan November – Desember dan April –
Mei, bertepatan dengan insiden tertinggi dari faringitis streptokokus dan tonsilitis eksudatif. -,+
Dokter keluarga hampir selalu menemukan kasus abses peritonsiler, dengan pelatihan dan
pengalaman mereka dapat mendiagnosa serta mengobati sebagian besar pasien. Mendeteksi
dan melakukan terapi yang tepat sangat penting untuk menghindari potensi komplikasi serius.
Anatomi
Kedua tonsila palatina terletak di dinding lateral orofaring di depresi di antara pilar
tonsiler anterior $arkus palatoglossal' dan pilar tonsiler posterior $arkus palatofaringeal'.
onsil terbentuk selama bulan terakhir kehamilan dan tumbuh tidak teratur, kemudian
menapai ukuran terbesar di sekitar usia enam atau tujuh tahun. onsil mulai rumit seara
bertahap pada masa pubertas, dan dengan bertambahnya usia, yang tersisa hanya sedikit sisa/
sisa jaringan tonsil.0 Ketika sehat, tonsil tidak membesar melewati pilar tonsila posterior.)
!etiap tonsil memiliki sejumlah kripta pada bagian permukaan dan dikelilingi oleh kapsul
8/18/2019 Abses Peritonsiler 1 copy.docx
2/5
yang menyediakan sebuah jalan untuk pembuluh darah saraf dan. Abses peritonsiler terbentuk
di daerah antara tonsila palatina dan kapsul tersebut.
Etiologi
!eara tradisi abses peritonsiler telah dianggap sebagai akhir dari sebuah rangkaian
kesatuan yang dimulai sebagai tonsilitis eksudatif akut, berkembang menjadi selulitis, dan
akhirnya membentuk sebuah abses. 1elakangan ini implikasi kelenjar weber diperkirakan
berperan penting dalam pembentukan abses peritonsiler.2,3 erdapat )* sampai )0 kelenjar
ludah yang berada pada bagian depan tonsil, di langit langit mulut dan terhubung dengan
permukaan tonsil melalui sebuah saluran.3 Area kelenjar disekitar tonsil dapat menegah
serangan infeksi di daerah ini dan membantu proses penernaan partikel makanan yang
terperangkap di dalam kripta tonsiler. 4ika terjadi peradangan pada kelenjar weber,
peradangan ini dapat menyebabkan selulitis lokal.
!aat infeksi berkembang, saluran ke permukaan tonsil menjadi semakin lebih
terhambat dari sekitar peradangan. 5asil jaringan nekrosis yaitu pembentukan nanah dan
kemudian mendatangkan gejala klasik serta gejala abses peritonsiler.6 #ada umumnya abses
terbentuk di sekitar langit/langit mulut, sedikit lebih tinggi di atas pilar tonsil, di lokasinya
berada di kelenjar weber.
3
erjadinya abses peritonsiler pada pasien yang mengalamitonsilektomi lebih mendukung teori bahwa kelenjar weber berperan dalam patogenesis.
7ariabel klinis yang lain yang dijumpai pada sebagian besar kasus termasuk penyakit
periodontal dan merokok.2
Manifestasi Klinis
#asien dengan abses peritonsiler terlihat sakit dan bersamaan dengan demam, malaise
sakit tenggorok, disfagia, atau otalgia. 8asa sakit pada tenggorok ditandai pada sisi yang sakit
dan rasa sakit tersebut sering mengarah ke telinga pada sisi yang sama. #ada pemeriksaan
fisik pasien biasanya ditemukan trismus, disertai kesulitan membuka mulutnya karena rasa
sakit dari reaksi peradangan dan adanya spasme otot/otot mastikasi $otot mengunyah'.9
Menelan juga dirasakan sangat sakit, mengakibatkan air liur sulit bahkan tidak tertelan
ataupun dikeluarkan melalui mulut.9 #asien sering berbiara seperti suara teredam $disebut
juga %hot potato voie&'. Ditandai adanya limpadenitis halus pada servikal dan kadang bisa
teraba pada sisi yang sakit. #emeriksaan orofaring menunjukkan adanya pembengkakan dan
eritema pada pilar tonsila anterior dan langit/langit mulut yang melapisi tonsil yang
8/18/2019 Abses Peritonsiler 1 copy.docx
3/5
terinfeksi. 1iasanya tonsil akan bergeser ke arah inferior dan medial dan ditandai dengan
deviasi kontralateral uvula. Kematian dapat terjadi jika terjadi penyumbatan jalan napas,
aspirasi, atau perdarahan dari erosi atau septik nekrosis ke dalam selubung karotid.
Diagnosis
Diagnosa abses peritonsiler sering ditegakkan melalui riwayat penyakit terdahulu dan
pemeriksaan fisik. Diagnosa banding termasuk demam kelenjar, limfoma, selulitis
peritonsiler, dan retromolar atau abses retrofaringeal. #asien sering datang dengan selulitis
peritonsiler yang berpotensi mengakibatkan terjadi pembentukan abses selulitis. #ada selulitis
peritonsiler, daerah antara tonsila dengan kapsul tonsila terjadi edematosa dan eritematosa,
tetapi nanah belum terbentuk.
#ada kesempatan ketika diagnosa abses peritonsiler dipertanyakan, kehadiran nanah
di jarum aspirasi atau pemeriksaan radiologi dapat membantu mengkonfirmasi diagnosa.
(ltrasonografi intraoral juga membantu dalam mengidentifikasi abses dan bisa membedakan
antara abses peritonsiler dengan selulitis peritonsiler.,2 4ika diduga penyebaran infeksi
melewati rongga peritonsiler atau terjadi komplikasi yang melibatkan rongga lateral pada
leher, :omputed omography $:' atau Magneti 8esonane ;maging $M8;' dapat
digunakan. :/san dapat membedakan antara abses peritonsiler dan selulitis peritonsiler,serta dapat menunjukkan penyebaran infeksi untuk setiap ruang di dalam daerah leher.
M8; mempunyai kelebihan dalam peningkatan definisi “soft-tissue” melebihi :/
san tanpa paparan radiasi. !elain itu, M8; lebih unggul dalam mendeteksi komplikasi dari
infeksi leher bagian dalam seperti juga trombosis vena jugularis atau mendeteksi erosi abses
di dalam perselubungan karotid. Kekurangan M8; meliputi proses pemindaian yang lebih
lama, biaya yang lebih tinggi, kurangnya ketersediaan alat, dan berpotensi menyebabkan
clausterphobia.*
Terapi dan Pengobatan
erapi drainase abses, pemberian antibiotik, dan pemberian semangat pada pasien
berguna untuk menjaga hidrasi serta mengendalikan rasa sakit adalah dasar dalam pengobatan
abses peritonsiler. Karena selulitis peritonsiler merupakan suatu tahap transisi dalam
pengembangan abses peritonsiler, perawatannya hampir mirip dengan abses peritonsiler,
termasuk kebutuhan untuk bedah drainase.
8/18/2019 Abses Peritonsiler 1 copy.docx
4/5
#rosedur utama untuk drainase abses peritonsiler adalah jarum aspirasi, insisi dan
drainase, serta dilakukan tonsilektomi segera. Drainase dapat digunakan dengan salah satu
metode ini dan kemudian dikombinasikan dengan terapi antibiotik akan mengakibatkan
resolusi dari abses peritonsiler lebih dari 9* persen kasus. 2 #engelolaan bedah akut pada
abses peritonsiler telah berkembang dari waktu ke waktu melalui tonsilektomi segera untuk
meningkatkan penggunaan insisi dan drainase atau jarum aspirasi. onsilektomi abses
belum terbukti lebih efektif daripada jarum aspirasi atau insisi dan drainase, tetapi dianggap
lebih hebat biaya.) 1eberapa penelitian membandingkan jarum aspirasi dengan insisi dan
drainase, tidak ditemukannya perbedaan hasil statistik yang signifikan.,)
Meski tidak seara rutin dilakukan untuk abses peritonsiler, tonsilektomi harus
menjadi pertimbangan untuk pasien yang memiliki indikasi kuat untuk tonsilektomi,
termasuk orang/orang dengan gejala “sleep apnea”, mempunyai riwayat tonsilitis berulang
$riwayat terinfeksi empat atau lebih per tahun walaupun sudah diberikan terapi yang
adekuat', atau abses peritonsiler berulang < tidak teratasi.2 Awal terapi antibiotik empiris harus
meliputi antimikroba yang efektif terhadap streptokokus "rup A maupun kuman anaerob di
mulut.- Meskipun abses peritonsiler adalah infeksi polymirobial, beberapa penelitian telah
menunjukkan hanya penisilin intravena saja antibiotik spektrum luas yang berlaku efektif
seara klinis, dan menunjukkan abses telah dikeringkan. #ada penelitian ini, respon klinisyang tidak adekuat setelah pemberian terapi antibiotik dalam )+ jam memainkan peranan
signifikan dalam keputusan untuk menggunakan obat antibiotik dengan spektrum yang lebih
luas.),+ 1eberapa penelitian telah melaporkan bahwa lebih dari 0* persen dari hasil kultur
menunjukkan produksi beta/laktamase, membuat banyak dokter untuk menggunakan
antibiotik spektrum luas sebagai terapi lini pertama.6,+,0 Meskipun steroid telah digunakan
untuk mengobati edema dan inflamasi lain pada penyakit otolaringologi yang lain, perannya
dalam pengobatan abses peritonsiler belum seara luas dipelajari. #enelitian baru/baru ini
melaporkan bahwa -) pasien menerima steroid dosis tinggi $metilprednisolon ) sampai - mg
per Kg hingga )0* mg' intravena ditambah antibiotik memberikan respon pengobatan lebih
epat dibanding )6 pasien yang menerima antibiotik ditambah plasebo.3 #enggunaan steroid
dalam pengobatan abses peritonsiler munul untuk membantu keepatan pemulihan, tetapi
studi tambahan diperlukan sebelum membuat usulan untuk rutin menggunakan mereka.2,3
Ketika dokter keluarga kurang berpengalaman dalam mengobati abses peritonsiler
selama pengobatan dan munul sebuah pertanyaan terkait komplikasi, harus segera
dikonsultasikan ke seorang otolaryngologist $spesialis 5'. !ekali diagnosis telah
8/18/2019 Abses Peritonsiler 1 copy.docx
5/5
ditegakkan, tindakan aspirasi atau drainase abses dapat dilakukan dimana mungkin mungkin
bisa menyebabkan komplikasi jalur napas sehingga dapat dikelola sedini mungkin.- Aspirasi
peritonsiler adalah teknik ook untuk dokter keluarga yang telah mengikuti pelatihan yang
sesuai. #asien harus diamati selama beberapa jam setelah aspirasi terhadap untuk memastikan
bahwa mereka dapat mentolerir antibiotik dan obat pengurang rasa sakit. #asien rawat jalan
harus dipantau selama )+ hingga -2 jam. Antibiotik oral dilanjutkan hingga * hari.
Kebanyakan pasien dengan abses peritonsiler dapat diterapi rawat jalan, tetapi
sebagian keil mungkin memerlukan rawat inap.) 8awat inap di rumah sakit biasanya tidak
lebih dari ) hari, dan hanya diindikasikan untuk hidrasi dan mengatasi rasa sakit.
Keseluruhan risiko yang bisa berkembang menjadi abses peritonsiler kedua adalah
sekitar * sampai 0 persen.,) 5ingga -* persen pasien dengan abses peritonsiler memenuhi
kriteria tonsilektomi.) =perasi ini mungkin akan langsung dilakukan atau ditunda hingga
abses telah diatasi.