Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ABSTRACT
Desri Iriana. 2013. “Story Setting in Understanding Hafalan Shalat Delisa Novel
by Tere Liye.” Thesis. Graduate Program. State University of
Padang.
Readers often overlook the roles of setting in a novel. The placement of
setting is not only as complement to the story but also as a tool discover the idea
provided by the author. In addition, setting also serves to create a logical story, as
if the readers are in such conditions that exist in the novel. Authors use setting
with certain purposes accordance with the meaning they wanted to say.
This research aims to describe the understanding of place setting, the
understanding of time setting, and the understanding of atmosphere setting
lexically and grammatically of HSD novel. This research is a qualitative research
by using descriptive method and content analysis using semiotic theory. The data
of the research were data meaning of setting include place setting, time setting,
and atmosphere setting lexically and grammatically in HSD novel.
The findings and results of the research can be explained as follows. First,
lexical meaning of the place setting found in understanding HSD novel was
Nanggroe Aceh Darussalam Province and its capital city, Banda Aceh because it
was backgrounded by earthquake and tsunami disaster on December 26th 2004
which became the biggest disaster in the world. Grammatical meaning of place
setting found in HSD novel was Aceh regarded as Serambi Mekah city. Second,
lexical meaning of time setting was in the morning as a good time to begin
activities. Meaning of time setting grammatically, on Sunday December 26th
2004 became the most important time symbolizing the destruction of Aceh in the
world history. Third, meaning of atmosphere setting lexically was a terrible
situation during the earthquake and the tsunami. The terrible situation due to
earthquake and tsunami contributed to Delisha‟s sincerity to accept all the
obstacles from Allah Swt and make her more „tawadhu‟. Atmosphere setting
grammatically was symbolized as there is always calm after storm.
ii
ABSTRAK
Desri Iriana. 2013. “Latar Cerita dalam Pemaknaan Novel Hafalan Shalat Delisa
Karya Tere Liye.” Tesis. Program Pascasarjana. Universitas
Negeri Padang.
Pembaca sering mengabaikan peran latar dalam sebuah novel. Penempatan
latar tidak hanya sebagai pelengkap cerita, tetapi dapat dijadikan alat untuk
mengetahui apa maksud yang ingin disampaikan pengarang melalui
penempatannya dalam cerita tersebut. Selain itu, latar juga berfungsi membuat
suatu cerita menjadi logis, seolah-olah pembaca berada pada kondisi seperti yang
ada dalam cerita tersebut. Pengarang menggunakan latar dalam sebuah cerita
dengan maksud dan tujuan tertentu sesuai dengan pemaknaan yang ingin
disampaikannya.
Penelitian bertujuan mendeskripsikan pemaknaan latar tempat, pemaknaan
latar waktu, dan pemaknaan latar suasana secara leksikal dan gramatikal yang
terdapat di dalam novel HSD. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini juga menggunakan metode
analisis isi (content analysis) dengan menggunakan teori semiotik. Data penelitian
ini adalah data makna latar yang meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar
suasana secara leksikal dan gramatikal.
Temuan dan hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama,
makna leksikal latar tempat yang ditemukan dalam pemaknaan novel HSD, adalah
latar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ibukotanya Banda Aceh karena
dilatarbelakangi oleh bencana gempa dan gelombang tsunami pada tanggal 26
Desember 2004 yang menjadi bencana terbesar di dunia. Makna gramatikal latar
tempat yang ditemukan, adalah latar Aceh yang bermakna kota Serambi Mekkah.
Kedua, makna latar waktu pagi hari secara leksikal adalah waktu yang baik untuk
melakukan kegiatan. Makna latar waktu secara gramatikal, hari Minggu tanggal
26 Desember 2004 menjadi waktu yang penting yang menyimbolkan kehancuran
Aceh di dalam sejarah dunia. Ketiga, makna latar suasana secara leksikal adalah
suasana mengerikan sewaktu terjadinya gempa dan gelombang tsunami. Latar
suasana yang pada mulanya mengerikan karena bencana gempa dan gelombang
tsunami berkontribusi dengan keikhlasan Delisa yang menerima semua cobaan
dari Allah Swt yang membuat Delisa semakin tawadhu‟. Latar suasana secara
gramatikal disimbolkan dengan setelah badai melanda pasti ada ketenangan
dibalik badai tersebut.