19
ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI Penelitian ini merupakan penelitian sintaksis bahasa Tetun Dili, khusunya mengenai aspek. Penelitian ini menggunakan terori lokalis aspek dan analisis komponensial dari Miller (1992), serta teori aspek perfektif dan imperfektif dari Comrie (1978). Tujuan penggunan teori-teori tersebut untuk mengkaji dan mendeskripsikan bentuk dan fungsi aspek dalam bahasa Tetun Dili. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan teknik catat. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode agih dan metode distribusional. Penyajian data digunakan metode formal dan informal. Hasil analisis menunjukan bahwa dalam bahasa Tetun Dili terdapat penanda aspek dalam bentuk kata yang meliputi, bentuk kata mono morfemik dan bentuk kata polimorfemik. Bentuk kata polimorfemik mencakup kata reduplikasi dan kata majemuk. Penanda aspek dalam betuk kata monomorfemik, pada penggunaannya terdapat bentuk kata sederhana yang bersifat fungsional dan bersifat mandiri. Bentuk kata polimorfemik, pada penggunaannya terdapat bentuk kata majemuk bersifat fungsional dan bersifat mandiri. Dari bentuk dan sifat tersebut, secara umum terdapat dua aspek, yaitu aspek perfektif dan aspek imperfektif. Berdasarkan kedua aspek itu, secara spesifik ada sepuluh macam aspek yang terdapat dalam bahasa Tetun Dili. Aspek yang dimaksud adalah, aspek perfektif, momentan, resultatif, sesatif, inkoatif, habituatif, frekuentatif, takfrekuentatif, duratif dan prospektif. Keseluruhan aspek yang ada memiliki dua puluh sembilan penanda. Penanda yang terdapat dalam aspek-aspek tersebut, ada empat penanda yang memiliki persamaan makna dalam aspek duratif, ada pula dua penanda yang memiliki perbedaan makna. Selain itu ada tiga penanda yang tergolong dalam dua aspek atau lebih. Dari jumlah penanda yang ada, berdasarkan penggunaannya terdapat tiga fungsi dalam aspek perfektif dan imperfektif pada bahasa Tetun Dili. Yakni; sebagai pemarkah verba, sebagai penegas pernyataan, dan sebagai uraian makna verba. Kata kunci: aspek, perfektif, imperfektif, bentuk, fungsi. xi

ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

ABSTRAK

ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI

Penelitian ini merupakan penelitian sintaksis bahasa Tetun Dili,

khusunya mengenai aspek. Penelitian ini menggunakan terori lokalis aspek

dan analisis komponensial dari Miller (1992), serta teori aspek perfektif dan

imperfektif dari Comrie (1978). Tujuan penggunan teori-teori tersebut

untuk mengkaji dan mendeskripsikan bentuk dan fungsi aspek dalam bahasa

Tetun Dili. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Metode dan

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan teknik

catat. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode agih

dan metode distribusional. Penyajian data digunakan metode formal dan

informal.

Hasil analisis menunjukan bahwa dalam bahasa Tetun Dili terdapat

penanda aspek dalam bentuk kata yang meliputi, bentuk kata mono

morfemik dan bentuk kata polimorfemik. Bentuk kata polimorfemik

mencakup kata reduplikasi dan kata majemuk. Penanda aspek dalam betuk

kata monomorfemik, pada penggunaannya terdapat bentuk kata sederhana

yang bersifat fungsional dan bersifat mandiri. Bentuk kata polimorfemik,

pada penggunaannya terdapat bentuk kata majemuk bersifat fungsional dan

bersifat mandiri. Dari bentuk dan sifat tersebut, secara umum terdapat dua

aspek, yaitu aspek perfektif dan aspek imperfektif. Berdasarkan kedua aspek

itu, secara spesifik ada sepuluh macam aspek yang terdapat dalam bahasa

Tetun Dili. Aspek yang dimaksud adalah, aspek perfektif, momentan,

resultatif, sesatif, inkoatif, habituatif, frekuentatif, takfrekuentatif, duratif

dan prospektif. Keseluruhan aspek yang ada memiliki dua puluh sembilan

penanda. Penanda yang terdapat dalam aspek-aspek tersebut, ada empat

penanda yang memiliki persamaan makna dalam aspek duratif, ada pula dua

penanda yang memiliki perbedaan makna. Selain itu ada tiga penanda yang

tergolong dalam dua aspek atau lebih. Dari jumlah penanda yang ada,

berdasarkan penggunaannya terdapat tiga fungsi dalam aspek perfektif dan

imperfektif pada bahasa Tetun Dili. Yakni; sebagai pemarkah verba, sebagai

penegas pernyataan, dan sebagai uraian makna verba.

Kata kunci: aspek, perfektif, imperfektif, bentuk, fungsi.

xi

Page 2: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

ABSTRACT

ASPECTS IN TETUN DILI LANGUAGE

This research is a syntactic study of Tetun Dili language, especially

about aspects. This research uses the localist theory of aspects and component

analysis from Miller (1992), as well as the perfective and imperfective aspects

of Comrie (1978). The purpose of the use of such theories is to examine and

describe the form and function of aspects in Tetun Dili language. The method

used was descriptive-qualitative method. Methods of data collection

techniques used in this research were field method and library research

method with recording techniques. The data collected were analyzed using

distributional methods. Presentation of the data used formal and informal

methods.

The results of the analysis showed that, in Tetun Dili language there

are aspect markers in the form of words that include mono morphemic-form

words and poly morphemic-form words. Poly morphemic form words include

reduplicated words and compound words. The aspect marker in the mono

morphemic words, in their uses, there are simple form words that are

functional and independent. And in poly morphemic form words, in their uses,

there are compound form words which are also functional and independent in

nature. From the forms and characterization, in general there are two aspects,

namely perfective and imperfective aspects. Based on those two aspect, there

are specifically ten various aspects available in Tetun Dili language, aspects in

question among other are, perfective, momenta, resultative, sesative

inchoative, habituative, frequentative, non frequentative, durative and

prospective. The whole aspect available have twenty-nine markers. The

markers contained in these aspects, there are some markers that have

similarities in the durative aspect, there are also two markers that have

different meanings. In addition there are three markers that fall into two

aspects or more. Out of available markers, based on their use there are three

functions in the perfective and imperfective aspects of Tetun Dili language.

Namely; as verb markers, as an affirmation of statement and as a description

of the meaning of verbs.

Keywords: aspect, perfective, imperfective, form, function.

xii

Page 3: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL LUAR……………………………………………………….. . i

SAMPUL DALAM ................................................................................... ii

PRASYARAT GELAR ………………………………………………... iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................... ................. iv

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI .................................... v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT………………………………….. . vi

UCAPAN TERIMA KASIH …………………………………………... vii

ABSTRAK……………………………………………………………… . xi

ABSTRACT ……………………………………………………………. . xii

DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xv

DAFTAR TABEL……………………………………………………… . xvi

DAFTAR SIMBOL .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 10

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 10

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 11

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 11

1.4.1 Manfaat Teoretis ............................................................................... 11

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN

MODEL PENELITIAN ............................................................. 13

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................... 13

2.2 Konsep .............................................................................................. 14

2.2.1 Aspek ................................................................................................. 14

2.2.2 Pemarkah .......................................................................................... 15

2.2.3 Klausa ................................................................................................ 15

2.2.4 Waktu ................................................................................................ 17

2.3 Landasan Teori .................................................................................. 18

2.3.1 Teori Aspek ....................................................................................... 18

2.3.2 Klasifikasi Aspek .............................................................................. 20

2.3.3 Aspek dan Kala ................................................................................. 26

2.3.4 Aspek dan Modalitas ......................................................................... 29

2.4 Model Penelitian ............................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 34

3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................... 34

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................... 35

3.3 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 35

xiii

Page 4: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

3.4 Instrumen Penelitian............................................. ............................... 36

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data........................................... . 37

3.5.1 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 37

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data ..................................................... 38

3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ........................... 39

BAB IV BENTUK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI….… .. 40

4.1 Aspek dalam Berbentuk Kata Sederhana………………… ........... 40

4.1.1 Aspek dalam Bentuk Kata Sederhana yang Bersifat Fungsional ... 40

4.1.2 Aspek dalam Bentuk Kata Sederhana yang Bersifat Mandiri ....... 42

4.2 Aspek dalam Bentuk Kata Komples………………………. ......... 44

4.2.1 Aspek dalam Bentuk Kata Majemuk……………………. ............ 45

4.2.1.1 Aspek dalam Bentuk Kata Majemuk Bersifat Mandiri. ................. 45

4.2.1.2 Aspek dalam Bentuk Kata Majemuk Bersifat Fungsional… ........ 46

4.2.2 Aspek dalam Bentuk Kata Reduplikasi…………………. ............. 46

4.3 Struktur Gramatikal Bahasa TD. .................................................... 48

4.3.1 Relasi Gramatikal.. ......................................................................... 48

4.3.2 Tata Urut Konstituen.. .................................................................... 49

4.3.3 Struktur Klausa Bahasa Tetun Dili ................................................ 49

BAB V FUNGSI ASPEK DALAM KONSTRUKSI KLAUSA ……. .. 51

5.1 FUNGSI ASPEK PERFEKTIF…………………………………… . 52

5.1.1 Penanda Aspek Perfektif ………………………………………… .. 53

5.1.2 Penanda Aspek Momentan ……………………………………… ... 64

5.1.3 Penanda Aspek Resultatif ……………………………………….. ... 79

5.1.4 Penanda Aspek Sesatif …………………………………………… . 85

5.1.5 Penanda Aspek Inkoatif …………………………………………. .. 90

5.2 FUNGSI ASPEK IMPERFEKTIF………………………………... . 102

5.2.1 Penanda Aspek Habituatif ………………………………………. ... 102

5.2.2 Penanda Aspek Frekuentatif.………………………………………. 123

5.2.3 Penanda Aspek Takfrekuentatif …………………………………… 136

5.2.4 Penanda Aspek Duratif ……………………………………………. 138

5.2.5 Penanda Aspek Prospektif ………………………………………… 160

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN …………………………………. . 169

6.1 Simpulan ……………………………………………………………. . 169

6.2 Saran………………………………………………………………… . 170

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 171

LAMPIRAN .............................................................................................. 175

1. Peta Timor-Leste ................................................................................ 175

2. Peta Dili dan Lokasi Penelitian… ....................................................... 176

3. Korpus Data Aspek Bahasa Tetun Dili ............................................... 177

4. Daftar Informan .................................................................................. 211

xiv

Page 5: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Klasifikasi Oposisi Aspektual ............................................. 21

Bagan 2.2 Klasifikasi Aspek ................................................................ 22

Bagan 2.3 Model Penelitian ................................................................. 31

Bagan 5.1 Klasifikasi Aspek Dalam Bahasa TD…………… .............. 168

xv

Page 6: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1Bentuk Aspek ….…………………………………… 48

xvi

Page 7: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

berhubungan dengan

Saling berhubungan

menjadi/membawahkan

( ) mengapit nomor urut (data)

mengapit rujukan

[ ] mengapit ciri +/-

mengapit data

/ atau

‘ ‘ mengapit makna

+ berciri

- tidak berciri

A agen

S subjek

P pasien

TD Tetun Dili

TT Tetun Terik

TL Timor-Leste

DIT Dili Institute of Technology

u unmarked

m marked

P1TG persona pertama tunggal

P1JK persona pertama jamak

P2TG persona kedua tunggal

P2JK persona kedua jamak

P3TG persona ketiga tunggal

P3JK persona ketiga jamak

KON konjungsi

PREP preposisi

POS posesif

PEN penegas

DEM demonstratif

PREF prefiks

xvii

Page 8: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Tetun Dili adalah bahasa yang digunakan secara nasional

sebagai wahana komunikasi, bagi berbagai penutur bahasa daerah lain di Timor-

Leste (selanjutnya disingkat TL), pada saat Portugis menjadikan Dili sebagai ibu

kota provinsi bagian dari Portugal. Bahasa Tetun Dili (selanjutnya disingkat TD)

sudah digunakan sebagai lingua franka (Reis, 1974:172). Hal ini dapat

dibuktikan dengan aktivitas para misionaris dalam rangka penyebaran agama

Katolik, dan juga dalam rangka pelaksanaan administrasi pemerintah kolonial

Portugis pada masa itu.

Bahasa TD terbentuk dari pengaruh bahasa Portugis terhadap bahasa

Tetun Terik (selanjutnya disingkat TT), pada saat TL dijajah oleh bangsa

Portugis. Pemakaian bahasa TT yang berbaur bahasa Portugis menyebabkan

munculnya bahasa Tetun baru di Dili, ibu kota propinsi jajahan Portugis. Bahasa

TT adalah bahasa dua kerajaan tertua dan terkenal di TL pada masa lampau

(kerajaan Luka dan We Hali). Selain bahasa TT, bahasa Tetun yang terbentuk

dari dua bahasa (TT dan Portugis) tersebut dinamakan bahasa TD karena

digunakan di Dili. Penggunaan bahasa TD pada awalnya hanya oleh orang yang

bekerja untuk Portugis di tempat kerja dan tempat ibadah agama Katolik, untuk

mempelajari bahasa Portugis yang merupakan bahasa resmi di TL. Bahasa TD

mengalami perubahan besar, pada saat empat puluh tahun terakhir masa

penjajahan Portugis di TL. Kemajuan bahasa TD semakin meningkat dan

1

Page 9: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

semakin jauh berbeda dengan bahasa asalnya atau bahasa TT karena pengaruh

dari bahasa Portugis.

Di sisi lain bahasa TD juga mendapat pengaruh dari bahasa Indonesia.

Pada masa pemerintahan Indonesia, bahasa TD dijadikan mata pelajaran muatan

lokal di sekolah dasar dan bahasa Indonesia sebagai bahasa resminya. Sesudah

pemerintahan Indonesia berakhir pada tahun 1999, diteruskan oleh perserikatan

bangsa-bangsa pada masa transisi dan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya.

Sejarah inilah yang dapat menyebabkan terbentuknya bahasa TD.

Berkaitan dengan hal itu dapat dikatakan bahwa dalam kehidupan

masyarakat TL, bahasa TD tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi saja.

Akan tetapi, juga menyertai proses berpikir bagi penutur dalam usaha

memahami dunia luar, baik secara objektif maupun secara imajinatif seperti

yang dikemukakan oleh Kaelan (2002:17).

Selain itu, masyarakat TL merasa bangga akan bahasa TD sebagai

lambang identitas pribadi maupun kelompok untuk membedakan diri dari orang

atau kelompok masyarakat negara lain. Pemikiran tersebut semakin mendorong

pemakaian bahasa TD menjadi populer di masyarakat TL yang multilingual itu.

Kepopuleran bahasa TD didukung oleh konstitusi Republica

Democratica de Timor-Leste (RDTL) pada pasal 13 tahun 2002, yang

menyatakan bahasa TD sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi di negara TL

(Klinken, 2008:7). Berkaitan dengan hal itu, bahasa TD sudah digunakan

sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah untuk mempelajari bahasa lain,

seperti bahasa Portugis dan bahasa Inggris. Walaupun demikian, setiap daerah di

2

Page 10: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

TL masih terdapat beberapa bahasa yang digunakan untuk berinteraksi sebagai

bahasa pengantar antarsesama, yang berdampingan dengan bahasa TD.

Badan Statistik Nasional tahun 2005, yang menyebutkan bahwa di

munisipiu (provinsi) Lautem ada tiga bahasa, yakni bahasa Fataluku, Makalero

dan Makasae. Munisipiu Baucau ada empat bahasa yaitu, Makasae, Kairui,

Waimu‟a dan Naueti. Munisipiu Viqueque ada empat bahasa yaitu, Makasae,

Naueti, TT dan Midiki. Munisipiu Manatuto ada lima bahasa yaitu, Galolen,

Kairui, TT, Habu dan Idate. Munisipiu Dili hanya bahasa TD saja, walaupun

penduduknya dari seluruh munisipiu yang ada di TL, karena Dili merupakan ibu

kota negara TL. Munisipiu Manufahi ada dua bahasa, yaitu TT dan Mambae.

Munisipiu Aileu hanya satu bahasa, yaitu Mambae. Munisipiu Ainaro ada dua

bahasa, yaitu Mambae dan Bunak. Munisipiu Liquisa ada dua bahasa, yaitu

Tokodede dan Mambae. Munisipiu Ermera ada tiga bahasa, yaitu Mambae dan

Kemak. Munisipiu Maliana ada dua bahasa, yaitu Bunak dan Kemak. Munisipiu

Kovalima ada dua bahasa, yaitu TT dan Bunak, sedangkan Munisipiu Oecuse

hanya ada satu bahasa, yakni Baikenu atau Dawan.

Atas perbedaan bahasa pada wilayah tersebut di TL, sudah lazim harus

ada satu bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar secara nasional, yang

dapat digunakan sebagai alat berinteraksi antar sesama manusia dalam

komunitas sosial masyarakat (Reis, 1974:172). Bahasa yang menjadi pengantar

secara nasional memiliki fungsi dan peranan yang lebih tinggi dari bahasa-

bahasa yang lain. Tetapi, bahasa daerah juga perlu diperhatikan kedudukannya

3

3

Page 11: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

dalam suatu bangsa, sebagai pelengkap yang berdampingan dengan bahasa

nasional dalam berkomunikasi secara formal.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, dan fungsi bahasa TD saat ini,

maka dapat disimpulkan bahwa bahasa TD sudah merupakan bahasa aksara,

yaitu bahasa yang sudah memiliki tulisan, dan memiliki kaidah-kaidah normatif

tentang tatabahasanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan buku-buku yang sudah

tersedia di semua perpustakaan perguruan tinggi negeri dan swasta seperti,

kamus besar bahasa TD, buku gramatikal bahasa TD, buku pedoman penulisan

bahasa TD, buku pengajaran bahasa TD 1 dan 2 untuk tingkat perguruan tinggi,

buku ceritera perjuangan kemerdekaan TL dan buku-buku pengajaran agama.

Walaupun demikian bahasa TD belum mencapai tingkat kesempurnaan. Oleh

karena itu, tujuan pencapaian kesempurnaan secara linguistik, menarik perhatian

banyak linguis, baik dalam negeri maupun mancanegara. Berhubung dengan

kepentingan ini bahasa TD sudah diteliti oleh beberapa linguis. Akan tetapi,

sejauh ini belum ada penelitian pendahuluan secara mendalam mengenai aspek

yang terdapat dalam bahasa TD. Penelitian tentang aspak bahasa TD sangat

penting untuk membantu melengkapi penyusunan buku tata bahasa. Penelitian

ini dapat juga digunakan sebagai referensi untuk melengkapi kosa kata dalam

penyempurnaan penyusunan kamus bahasa TD. Selain hal tersebut di atas,

bahasa TD sangat menarik untuk dikaji, karena konstruksi klausanya sangat unik

dengan banyak pemarkah-pemarkah yang dapat merujuk berbagai hal, misalnya,

aspek hela „sedang‟ yang terdapat dalam konstruksi klausa berikut ini (lihat

juga contoh lain dalam Hull, 2001:118).

4

4

Page 12: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

(1) Hau hemu hela bee.

Saya minum sedang air

„Saya sedang minum air.‟

Konstruksi klausa bahasa TD tersebut di atas, sangat sederhana. Aspek

yang terdapat dalam klausa (1) subjeknya tidak dipengaruhi. Bila subyek dalam

klausa tersebut diganti dengan pronomina pertama jamak, aspeknya masih sama,

hal ini dapat dilihat seperti pada contoh di bawah ini.

(2) Ita hemu hela bee.

Kita minum sedang air

„Kita sedang minum air.‟

Masih seperti pada klausa (1) dan (2), jika konstruksi klausa tersebut

diubah subjeknya dalam bentuk kedua atau ketiga, baik tunggal maupun jamak,

aspeknya tetap sama. Aspek pada contoh (1) dan (2) dapat diganti dengan

penanda yang lain dengan verba yang berbeda, seperti contoh berikut ini.

(3) Sira baku malu daudaun mak polisia too.

Mereka memukul saling sedang KON polisi sampai

„Mereka sedang berkelahi baru polisi tiba.‟

Dalam contoh (3) kontruksi klausa, Sira baku malu daudaun mak polisia

too, dapat diubah menjadi sira baku malu hela mak polisia too. Seperti yang sudah

diuraikan bahwa bahasa TD memiliki banyak pemarkah aspek dan tidak berubah bentuk

dan maknanya tidak berhubungan silang dengan subyeknya. Berbeda dengan bahasa

Portugis yang selalu berubah-ubah dari bentuk dasarnya. Berikut ini adalah

contoh pemakaian dari verba estar „sedang‟ yang mengalami perubahan,

karena dipengaruhi oleh subjeknya.

(4) Eu estou beber água.

Saya sedang minum air

„Saya sedang minum air.‟

5

5

Page 13: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

Berdasarkan subjek dan penanda aspek, konstruksi klausa pada contoh

klausa (4) adalah perubahan bentuk pertama dari bentuk dasar estar „sedang‟.

Verba beber „minum‟ tidak mengalami perubahan. Jika klausa ini subjeknya

dilesapkan seperti, estou beber agua „sedang minum air‟, maka tetap diketahui

bahwa agennya adalah orang pertama tunggal. Perubahan lainnya tampak

seperti di bawah ini.

(5) Tu estás beber água.

Kamu sedang minum air

„Kamu sedang minum air.‟

Pada contoh (5) konstruksi klausa, tu estás beber água, pemarkah verba

estar berubah menjadi bentuk kedua untuk orang kedua dan berfungsi sebagai

aspek. Jika subyek tu dilesapkan seperti, estás beber água „sedang minum air‟,

konstruksi klausa tersebut dapat dipahami memiliki agen berupa orang kedua

tunggal.

(6) Antonio está beber água.

Antonio sedang minum air

„Antonio sedang minum air.‟

Pada data (6) konstruksi klausa, Antonio está beber água, verba estar

berubah menjadi bentuk ketiga está untuk orang ketiga tunggal. Jika subjek

Antonio dilesapkan seperti está beber água, diketahui bahwa kontruksi tersebut

agen adalah orang ketiga tunggal. Dalam konstruksi klausa pada data (6),

pemarkah verba está berfungsi sebagai aspek.

Dalam bahasa Portugis, verba yang berdekatan dengan subjeknya akan

selalu berubah sesuai dengan subjek yang diikutinya. Hal ini terjadi untuk semua

subyek, baik tunggal maupun jamak. Berkaitan dengan aspek imprefektif dan

6

Page 14: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

prefektif pemarkah verba yang menjadi aspek akan berubah sesuai dengan

subjeknya.

Tetapi dalam bahasa TD, aspek tidak berpengaruh pada subjek. Aspek

dalam sebuah konstruksi klausa selalu terikat pada verba saja. Untuk aspek

perfektif dan imperfektif hanya ada perubahan pada pergantian leksikal atau

leksikal yang sama dapat digunakan sesuai dengan konteksnya.

Berkaitan dengan perbandingan di atas, dapat diketahui bahwa

konstruksi klausa bahasa TD dikatakan sederhana dan memiliki keunikan

tersendiri. Hal inilah yang dapat menarik perhatian untuk diteliti lebih dalam

lagi, sehingga diperoleh data yang sahih. Oleh karena aspek sangat penting dan

kurangnya perhatian para ahli bahasa terhadapnya, penelitian ini diupayakan

untuk mengangkat permasalahan tentang aspek dalam bahasa TD.

Dalam bidang sintaksis dengan menggunakan sudut pandang yang

didasari oleh logika modal (modal logic), Aristoteles menyebutkan keperluan

(necessity), kemungkinan, (possibility), dan ketakmungkinan (impossibility)

sebagai permasalahan modalitas. Dua pengertian yang disebutkan pertama,

yaitu keperluan dan kemungkinan yang oleh sebagian ahli bahkan dianggap

sebagai masalah utama dalam sistem keaspekan yang juga dikenal dengan istilah

modalitas (Geerts dan Melis, 1976;108; Lyons,1977:787; Palmer 1979:8 dalam

Alwis, 1992:1).

Samsuri (1991: 251) mengatakan bahwa suatu keadaan peristiwa,

terlebih perbuatan dapat ditandai apakah peristiwa itu sudah selesai, sedang

berjalan, atau akan terjadi, mudah dipahami karena manusia yang menggunakan

7

Page 15: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

bahasa tersebut memang mempunyai kesadaran akan selesainya sesuatu, sedang

terjadinya sesuatu atau akan berlakunya sesuatu. Karena bahasa sebagai

instrumen untuk menyatakan keinginan manusia, tentulah dilengkapi dengan

unsur-unsur untuk mengungkapkan hal-hal tersebut. Unsur-unsur apa yang

terdapat pada suatu bahasa tertentu, dipakai untuk menyatakan aspek itu, dapat

berbeda dari bahasa yang lain. Ada bahasa yang memakai unsur-unsur

morfologis, yaitu dengan penandaan afiksasi yang berbeda. Ada yang

menggunakan unsur-unsur morfologis-fonemis yang dikenakan pada kata-kata

tertentu yang menunjukkan aspek. Dan ada pula yang memakai kata-kata

tertentu untuk memberikan perbedaan aspek.

Lyons (1977:317) mengatakan bahwa beberapa bahasa menyatakan

kategori kala, aspek dan modalitas itu dengan imbuhan-imbuhan atau partikel

inflektif, sementara beberapa bahasa lainnya menggunakan leksem sebagai

penanda. Berdasarkan dua cara pandang yang berbeda tersebut, Kridalaksana

(1978:2) mengusulkan istilah kategori gramatikal untuk yang pertama dan istilah

kategori leksikal untuk yang kedua.

Di antara kategori-kategori tersebut, aspek adalah kategori yang kurang

dikenal dibandingkan dua kategori yang lain (Lyons, 1977:703; Comrie,

1978:1). Hal ini karena kurangnya porsi pembicaraan tentang aspek. Walaupun

termasuk dalam kategori yang kurang dikenal, dalam kenyataannya secara

ontogenetis, aspek lebih dasar sifatnya daripada kala.

Berpatokan pada pandangan tersebut di atas, pilihan terhadap aspek

dalam bahasa TD sebagai objek penelitian didasarkan atas beberapa hal yang

8

Page 16: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

sudah dipertimbangkan yaitu; pertama, semua hasil penelitian terdahulu tentang

bahasa TD belum ada yang membahas tentang aspek. Hull (2001:109) dalam

bukunya yang berjudul “Tetum Reference Grammar”, menyebutkan sebuah

topik Verbal Aspect, tetapi hanya sebatas verba aspeknya. Dalam buku tersebut,

tidak dikaji secara mendalam dan tidak menampilkan keseluruhan data yang

berhubungan dengan aspek dalam bahasa TD. Makna dari konstruksi klausa

yang mengandung aspek yang terdapat dalam bahasa TD, hanya berupa fungsi

tertentu saja. Dalam penelitian ini dapat memeroleh keseluruhan data mengenai

aspek dalam bahasa TD dan dapat diuraikan secara mendalam berdasarkan teori

yang dipakai. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjelaskan pemakaian

gabungan aspek dalam konstruksi suatu klausa pada bahasa TD beserta

maknanya. Sehingga dapat memeroleh suatu kesimpulan yang tepat dan

terperinci mengenai aspek yang terdapat dalam bahasa TD berdasarkan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

Kedua, bahasa TD merupakan bahasa nasional yang dikuasai dan

dihayati dengan baik karena digunakan sehari-hari sebagai bahasa pengantar di

tempat kerja dan di tempat-tempat umum. Menurut Sudaryanto (1988:46--47)

bahwa, keuntungan dalam penelitian terhadap bahasa yang dikuasai, yaitu dapat

menjamin pengumpulan data yang sahih dan terpercaya, menuntun kecermatan

rekaman data, sekaligus menangkap mentes yang ada di balik korpus.

Pada penelitian ini, unsur-unsur kebahasaan yang lebih besar seperti

klausa dan wacana lebih dilibatkan karena dari konstruksi klausa, unsur-unsur

kebahasaan yang lebih kecil menjadi satuan gramatikalnya. Klausa merupakan

9

Page 17: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

suatu keseluruhan abstrak yang digunakan linguis untuk menerangkan

hubungan-hubungan distribusi di dalam ujaran-ujaran (Samarin, 1988:102).

Lyons (1995:173).

1.2 Rumusan Masalah

Studi tentang kajian sintaksis secara linguistik memiliki ruang lingkup

yang luas. Untuk membatasi kajian sintaksis dalam penelitian ini, maka lebih

berfokus pada penelitian berdasarkan masalah yang berhubungan dengan aspek

yang terdapat dalam bahasa TD, perumusannya dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk aspek yang terdapat dalam bahasa TD?

2. Apakah fungsi aspek yang terdapat dalam konstruksi klausa bahasa TD?

Jabaran rumusan masalah sekaligus sudah membatasi lingkup kajian

aspek yang terdapat dalam bahasa TD pada tataran sintaksis.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum

dan tujuan khusus. Kedua tujuan tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum berkaitan dengan nilai-nilai praktis penelitian. Dengan

demikian penelitian tentang aspek yang terdapat dalam bahasa TD ini dapat

diharapkan untuk memberi sumbangan bagi bangsa dan negara.

1. Untuk membantu kelancaran pembinaan, pengembangan dan pengajaran

bahasa TD sebagai bahasa resmi dan bahasa nasional, yang merupakan

identitas bangsa dan negara bagi masyarakat TL.

10

Page 18: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

2. Untuk memeroleh data dan informasi yang benar mengenai aspek yang

terdapat dalam bahasa TD, yang dapat digunakan sebagai pengembangan

teori linguistik, dan sebagai dokumen bagi masyarakat penutur bahasa TD.

3. Untuk membantu menyempurnakan penggunaan aspek yang terdapat

dalam bahasa TD berdasarkan pemakaiannya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah menemukan bentuk-bentuk aspek

dalam bahasa TD. Tujuan tersebut secara terperinci diuraikan sebagai berikut.

1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk aspek yang terdapat dalam bahasa

TD.

2. Untuk menemukan fungsi aspek yang terdapat dalam konstruksi klausa

bahasa TD.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang mendeskripsikan aspek dalam

bahasa TD. Deskripsi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat, baik

secara teoretis maupun praktis bagi peneliti sendiri dan pembaca.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Adapun beberapa manfaat teoretis yang diharapkan dapat diperoleh dari

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi

pengembangan teori linguistik, terutama aspektual yang terdapat dalam

bahasa TD pada tataran sintaksis, sebagai salah satu khazanah budaya TL.

11

Page 19: ABSTRAK ASPEK DALAM BAHASA TETUN DILI · Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode lapangan dengan teknik rekam dan metode pustaka dengan

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis dan

peminat yang tertarik terhadap kajian ilmu linguistik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu

sebagai berikut.

1. Penelitian ini merupakan salah satu upaya pendokumantasian bahasa TD

yang merupakan bahasa nasional di TL agar dapat memenuhi pencapaian

penyempurnaan yang diinginkan oleh masyarakat TL.

2. Penelitian ini sebagai salah satu langkah pelestarian kebudayaan nasional

dan khususnya untuk membangkitkan kebudayaan daerah.

3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pelengkap dalam penyusunan buku

tatabahasa dan juga sebagai bahan pengajaran bagi sekolah-sekolah yang

menggunakan bahasa TD sebagai mata pelajaran bahasa dalam kurikulum

nasional.

12

12