Upload
doannhan
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ABSTRAK
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TOURISM AND HOME ASSISTANT PROGRAM
DI KABUPATEN BULELENG
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk, model pemberdayaan, dan manfaat
Tourism and Home Assistant Program terhadap kegiatan wisata di Kabupaten
Buleleng. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif fenomenologi dan dianalisis secara deskriptif kualitatif
dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, studi dokumentasi, dan
wawancara mendalam.
Hasil dari penelitian ini mengemukakan bahwa bentuk-bentuk kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang tidak mampu melalui pelatihan Tourism and
Home Assistant Program yaitu pelatihan pariwisata satu tahun, dan pemberdayaan
melalui bantuan insidental. Analisis model pemberdayaan Tourism and Home
Assistant Program, yaitu model pemberdayaan Tourism and Home Assistant
Program dibentuk dengan cara melalui pembuatan kurikulum yang relevan,
pengaturan manajemen, pemasaran, pengawasan, penggunaan sistem pelaksanaan
pendidikan yang jelas, sistem perekrutan calon peserta pelatihan, kerjasama
dengan pihak pemakai lulusan, dan memberikan professional development yang
berkelanjutan. Manfaat dengan adanya pelatihan Tourism and Home Assistant
Program terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng yaitu promosi
pariwisata Kabupaten Buleleng melalui kegiatan kepedulian sosial.
Kata kunci: Pelatihan pariwisata, Pemberdayaan masyarakat
ABSTRACT
EMPOWERMENT MODEL OF TOURISM AND HOME ASSISTANT
PROGRAM IN BULELENG REGENCY
The aim of this study is to analyze the forms of empowerment carried at Tourism
and Home Assistant Program, its model of empowerment, and its advantage on
tourism activity in Buleleng Regency. The problems of the study were conducted
with qualitative phenomenology approach. Data of the study were analyzed by
utilizing qualitative descriptive method. Data collection techniques utilized
observation, documentation studies, and in-depth interviews.
The results of this study analyzed that the forms of community development
activities in Tourism and Home Assistant Program were one year tourism training
and providing incidental help. Analysis of empowerment model Tourism and
Home Assistant Program consisted of creating relevant curriculum, management,
marketing, supervision, implementation of clear education system, recruitment
systems, cooperation with the users of the graduates, and provide sustained
professional development. The result indicates that Tourism and Home Assistant
Training Program has advantage on tourism activity of Buleleng Regency such as
promotion of tourism activity through social care activities.
Keywords: Tourism training, Empowerment.
RINGKASAN
Era globalisasi dan informasi menuntut setiap negara untuk mampu
berkolaborasi dan meningkatkan kualitas diri agar tidak tertinggal dibandingkan
dengan negara-negara lain. Indonesia bersama negara-negara Asia Tenggara
membentuk suatu bentuk kerjasama yang terintegrasi dan dikenal dengan nama
Economic ASEAN Community, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kebijakan tentang MEA juga berpengaruh
terhadap dunia pariwisata karena dengan adanya kebijakan MEA persaingan
dalam penyediaan barang dan jasa di dunia pariwisata akan semakin ketat dan
kompetitif. Pariwisata adalah industri yang menghasilkan banyak devisa negara
sehingga pemerintah ingin meningkatkan pendapatan pada sektor pariwisata
dengan melakukan berbagai upaya dalam pembangunan pariwisata.
Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia, dilihat
dari pertumbuhan pariwisatanya, memiliki jumlah kunjungan wisatawan yang
sudah mulai ada peningkatan yang cukup bagus belakangan ini. Hal tersebut
didasarkan atas data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali yang menunjukkan
bahwa jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Bali periode 2011-2015
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah kunjungan wisatawan yang
meningkat untuk datang ke Bali memberikan indikasi yang memperkuat fenomena
bahwa Bali adalah salah satu destinasi wisata yang terkenal di dunia. Sebagai
tujuan wisata yang terkenal, Bali diharapkan dapat memberikan peluang kerja
yang memadai di bidang pariwisata. Namun kenyataannya, harapan tersebut
belum sesuai dengan kenyataan. Banyak orang-orang lokal Bali yang tidak dapat
bersaing mencari pekerjaan dan akhirnya menjadi pengangguran.
Salah satu daerah di Bali yang masih memiliki penduduk miskin dan
pengangguran adalah Kabupaten Buleleng. Berdasarkan survei Badan Pusat
Statistik Provinsi Bali tingkat kemiskinan di Buleleng adalah 5,19 persen dari
jumlah penduduk 625.125, tertinggi dari angka kemiskinan di Provinsi Bali tahun
2015 sebesar 4,1 persen (Kompas.com). Kabupaten Buleleng sangat memerlukan
pengembangan kompetensi tenaga kerja pariwisata. Hal ini didukung oleh
pendapat Kepala Dinas Tenaga Kerja Buleleng, Dwi Priyanti Koriawan yang
mengatakan bahwa tenaga kerja lokal asal Buleleng masih perlu mendapatkan
pelatihan lebih intensif lagi dalam bidang pariwisata (bali.antaranews.com). Hal
ini disinyalir oleh kurang terampilnya tenaga kerja lokal untuk mempromosikan
potensi wisata Bali Utara, sehingga jumlah kunjungan yang datang ke Kabupaten
Buleleng tidak sebanyak jumlah kunjungan yang ada di Bali Selatan. Berdasarkan
pengamatan penulis, kurangnya kunjungan wisatawan ke tempat wisata di Bali
Utara juga berdampak pada kurangnya penyerapan tenaga kerja sehingga banyak
terjadi pengangguran.
Oleh sebab itu perlu upaya yang melibatkan lembaga masyarakat untuk
ikut serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bali Utara agar mampu
bersaing mencari pekerjaan di daerah wisata di daerah lain di Bali maupun untuk
mengembangkan wisata yang potensial di Bali Utara. Salah satu lembaga yang
bergerak di bidang pendidikan pariwisata di daerah Kabupaten Buleleng yang
memberdayakan generasi muda adalah Tourism and Home Assistant Program
(THAP) di bawah naungan Yayasan Aura Sukma Insani. Program pendidikan
pariwisata ini diawali pada tahun 2010 dengan memulai program pariwisata
pelatihan satu tahun bagi siswa yang sudah tamat SMA/SMK dan tidak mampu
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan program ini
adalah memberdayakan remaja kurang mampu agar memiliki kompetensi untuk
mendapatkan pekerjaan. Banyak anak-anak muda yang menyelesaikan pendidikan
di SMA/SMK namun sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak
karena sedikit dari mereka yang memiliki skill tambahan. Berdasarkan fenomena
inilah Tourism and Home Assistant Program ini relevan dengan kebutuhan
pariwisata Bali.
Ada tiga permasalahan pokok yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu
bentuk, model pemberdayaan, dan manfaat Tourism and Home Assistant Program
terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini menggunakan
model pendekatan kualitatif fenomenologi dan data dikumpulkan melalui metode
observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Teknik penentuan informan
menggunakan teknik purposive sampling. Informan ditentukan berdasarkan
pentingnya peran yang dijalankan di Tourism and Home Assistant Program dan
keterlibatan secara langsung dalam kegiatan pemberdayaan tersebut yaitu Ketua
Yayasan Aura Sukma Insani, Direktur dan Koordinator Tourism and Home
Assistant Program.
Hasil pembahasan penelitian ini mengemukakan bahwa bahwa ada dua
jenis bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh pelatihan Tourism and Home
Assistant Program. Yang pertama yaitu dengan memberikan pelatihan pariwisata
satu tahun, dan yang kedua adalah pemberdayaan melalui bantuan insidental.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh Pelatihan Tourism and Home Assistant
Program melalui pelatihan pariwisata satu tahun adalah untuk menjamin peserta
pelatihan dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan sikap perilaku
mereka sehingga mereka dapat bersaing di dalam mencari pekerjaan di industri
pariwisata dan mereka dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Proses pelatihan
itu didukung oleh bantuan insidental yang merupakan usulan dari pengelola
pelatihan kepada Yayasan Aura Sukma Insani untuk memperlancar proses
pelatihan yang diikuti peserta.
Hasil pembahasan yang kedua, analisis model pemberdayaan melalui
pelatihan Tourism and Home Assistant Program adalah pembuatan kurikulum
yang relevan, pengaturan manajemen, pemasaran, pengawasan, penggunaan
sistem pelaksanaan pendidikan yang jelas, sistem perekrutan calon peserta
pelatihan, kerjasama dengan pihak pemakai lulusan, dan memberikan professional
development yang berkelanjutan.
Model pemberdayaan tersebut menyangkut pemberdayaan yang holistik
karena menyangkut semua aspek yang berperan dalam mengantarkan peserta
untuk memiliki keterampilan dan kompetensi yang memadai untuk bekerja di
industri di lapangan. Model pemberdayaan juga dilakukan secara terintegrasi
karena pemberdayaan dalam satu aspek mempengaruhi keberhasilan pada aspek
yang lain. Misalnya pemberdayaan dalam hal pengawasan yang dilakukan secara
terus menerus menyebabkan pemberdayaan pada aspek-aspek yang lain berjalan
dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dengan model
pemberdayaan holistik dan terintegrasi ini, tujuan pelatihan untuk
memberdayakan masyarakat kurang mampu menjadi lebih mudah untuk dicapai
dan masyarakat merasakan dampaknya.
Hasil pembahasan yang selanjutnya, adalah manfaat Tourism and Home
Assistant Program terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng yaitu promosi
pariwisata Bali Utara melalui kegiatan kepedulian sosial.
Pariwisata di Buleleng menerima manfaat dari adanya Pelatihan Tourism
and Home Assistant Program. Pelatihan ini memberikan dampak yang positif
pada mulai berkembangnya pariwisata untuk tujuan melakukan kegiatan sosial di
bidang kemanusiaan. Ada kecenderungan bahwa para wisatawan semakin banyak
melakukan aktualisasi diri dengan melakukan aksi sosial membantu orang lain
karena mereka menjadi orang yang sangat berguna dan bermanfaat bagi orang
lain. Hal ini memberi pengalaman yang luar biasa bagi para sponsor atau relawan
dan menjadi potensi besar untuk memberdayakan kepedulian sosial para sponsor
dan dapat menjadi suatu daya tarik tersendiri ke Kabupaten Buleleng.
Ada beberapa saran yang dikemukakan dalam penelitian ini di antaranya
saran kepada Pengelola Pelatihan Tourism and Home Assistant Program. Melihat
potensi Pelatihan Tourism and Home Assistant Program yang secara riil mampu
memberdayakan masyarakat desa yang kurang mampu maka perlu disarankan
untuk bisa merekrut jumlah peserta yang lebih banyak setiap tahun, agar lebih
banyak para generasi muda yang bisa disiapkan untuk membangun pariwisata
desa mereka maupun untuk berkecimpung di bidang pariwisata lainnya untuk bisa
membantu keluarga mereka.
Promosi kegiatan wisata Kabupaten Buleleng melalui kegiatan kepedulian
sosial bagus untuk dikembangkan, oleh sebab itu disarankan kepada pengelola
Pelatihan Tourism and Home Assistant Program untuk memberikan
laporan/sosialisasi kepada pihak terkait agar program ini bisa dikembangkan
untuk membangun pariwisata Kabupaten Buleleng.
Saran kepada pelaku pariwisata. Pemberdayaan melalui Pelatihan Tourism
and Home Assistant Program merupakan contoh program pemberdayaan
masyarakat melalui bidang pariwisata yang bisa dipakai sebagai acuan.
Saran kepada pemerintah. Pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja, maupun
Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng mengupayakan memberikan bantuan baik
berupa beasiswa maupun sarana pendidikan. Dengan mendukung program ini
diharapkan lebih banyak dari generasi muda kurang mampu untuk disiapkan dan
diberdayakan untuk mampu membangun diri dan masyarakatnya.
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM………………………………………….……………....... i
PRASYARAT GELAR……………………………………………………….. ii
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………………………...... iv
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………………….. v
ABSTRAK……………………………………………………………………. viii
ABSTRACT…………………………………………………………………... ix
RINGKASAN………………………………………………………………… x
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xvi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. xx
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………....... xxii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xxiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….. 8
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………... 9
1.3.1 Tujuan Umum……………………………………….. 9
1.3.2 Tujuan Khusus………………………………………. 9
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN
MODEL PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka…………………………………………… 11
2.2 Konsep……………………………………………………... 16
2.2.1 Pariwisata Berkelanjutan……………………………. 17
2.2.2 Pengembangan Masyarakat………………………… 19
2.2.3 Pelatihan…………………………………................. 20
2.2.4 Model Pemberdayaan Masyarakat…………………... 22
2.3 Landasan Teori……………………………………………... 25
2.3.1 Teori Pemberdayaan………………………………… 25
2.4 Model Penelitian…………………………………………… 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian……………………………………… 32
3.2 Lokasi Penelitian…………………………………………… 33
3.3 Jenis dan Sumber Data……...……………………………… 33
3.3.1 Jenis Data……………………………………………. 33
3.3.2 Sumber Data………………………………………… 34
3.4 Instrumen Penelitian……………………………………….. 34
3.5 Teknik Penentuan Informan……….. ……………………… 35
3.6 Teknik Pengumpulan Data………………..…………............ 35
3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data………... 37
3.7.1 Teknik Analisis Data………………………................ 37
3.7.2 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data………………. 38
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Buleleng…………………….. 39
4.2 Gambaran Umum Yayasan Aura Sukma Insani……………. 40
4.2.1 Sejarah Yayasan Aura Sukma Insani dan Pelatihan
Tourism and Home Assistant Program……...………
41
4.2.2 Profil tim Yayasan Aura Sukma Insani……………... 46
4.2.3 Program Yayasan Aura Sukma Insani……………….. 48
4.2.4 Fasilitas Yayasan Aura Sukma Insani……………….. 60
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Bentuk Pemberdayaan Tourism and Home Assistant
Program……………………………………………………..
64
5.1.1 Pelatihan Pariwisata Satu Tahun…………………….. 64
5.1.2 Pemberdayaan Melalui Bantuan Insidental…………. 76
5.2 Analisis Model Pemberdayaan Tourism and Home Assistant
Program……………………………………………………..
81
5.2.1 Pembuatan Kurikulum yang Relevan…………...…… 81
5.2.2 Pengaturan Manajemen………..……………………. 110
5.2.3 Pemasaran……………………….…………………… 114
5.2.4 Pengawasan…………………………………...……... 117
5.2.5 Penggunaan Sistem Pendidikan yang Jelas………..… 118
5.2.6 Sistem Perekrutan Calon Peserta Pelatihan…………. 119
5.2.7 Kerjasama dengan Pihak Pemakai Lulusan………….. 120
5.2.8 Memberikan Professional Development yang
Berkelanjutan…………………………………………
121
5.3 Manfaat Tourism and Home Assistant Program Terhadap
Kegiatan Wisata di Kabupaten Buleleng……………………
129
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan……………………………………………………. 144
6.2 Saran………………………………………………………... 144
DAFTAR PUSTAKA……………………….…………………………….. 146
DAFTAR TABEL
1.1 Jumlah Peserta pelatihan pada Tourism and Home Assistant Program Tahun
2010 – 2016…………………………………………………………………..
6
4.1 Susunan Pengelola Pelatihan dan Instruktur Tourism and Home Assistant
Program……………………………………………………………………..
58
5.1 Jumlah Peserta Pelatihan Tourism and Home Assistant Program yang
Menggunakan Fasilitas Asrama dari Tahun 2010 – 2016………………...
70
5.2 Kompetensi dan Materi Pelatihan Tourism and Home Assistant
Program…………………………………......................................................
72
5.3 Materi Pelatihan Tourism and Home Assistant Program pada Semester 1.... 73
5.4 Materi Pelatihan Tourism and Home Assistant Program pada Semester
2…………………………………..................................................................
74
5.5 Kunjungan Sponsor dan Relawan Mancanegara ke Tourism and Home
Assistant Program dari periode 2010 sampai 2016………….……………
139
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Bagan 2.1 Model Penelitian………………………...…………………………….. 31
Gambar 4.1 Pasangan I Nyoman Sukadana dan Ni Nyoman Padmadewi…………. 42
Gambar 4.2 Tempat Kasur dan Loker bagi penghuni Asrama……………………... 51
Gambar 4.3 Aura Sukma Insani Learning Centre………………………………….. 60
Gambar 4.4 Aura Sukma Insani Function Centre………………………………….. 61
Gambar 5.1 Peserta Pelatihan Tourism and Home Assistant Program………………. 65
Gambar 5.2 Proses Verifikasi oleh Staff Yayasan Aura Sukma Insani……………. 68
Gambar 5.3 Pemberian Bantuan Kepada Peserta Pelatihan………………………... 77
Bagan 5.1 Bentuk Pemberdayaan Pelatihan Tourism and Home Assistant
Program………………………………………………………………..
78
Gambar 5.4 Peserta pelatihan dikenalkan budaya Jepang oleh relawan dari
Jepang………………………………………………………………….
87
Gambar 5.5 Peserta yang sedang bertugas dalam pelatihan Car Maintenance…….. 88
Gambar 5.6 Peserta yang menunjukkan keahlian pada proses praktek guiding……. 90
Gambar 5.7 Peserta latihan Yoga…………………………………………………... 90
Gambar 5.8 Peserta dilatih untuk menguasai operasional front office …………… 92
Gambar 5.9 Peserta dilatih penguasaan pelatihan food and beverage service……... 93
Gambar 5.10 Pengajaran food production kepada peserta pelatihan………………. 94
Gambar 5.11 Peserta dilatih untuk belajar bidang housekeeping…………………... 95
Gambar 5.12 Pelatihan Massage Therapy yang diberikan kepada peserta pelatihan... 96
Gambar 5.13 Pengajar Native Speaker………………………………………………. 98
Gambar 5.14 Proses simulasi front office……..……………………………………... 101
Gambar 5.15 Proses simulasi food production...……………………………………. 102
Gambar 5.16 Proses simulasi food and beverage service…………………………… 103
Gambar 5.17 Proses simulasi housekeeping………………………………………… 104
Gambar 5.18 Proses simulasi Massage Therapy……………………………………. 105
Gambar 5.19 Peserta pelatihan yang sedang menjalani kegiatan training…………... 107
Gambar 5.20 Proses Pelatihan Komputer……………………………………………. 108
Gambar 5.21 Tampilan Facebook Yayasan Aura Sukma Insani……………………. 115
Gambar 5.22 Peserta yang sudah menunjukkan prestasi…………………………….. 116
Gambar 5.23 Praktisi dari Uma by COMO memberikan professional development... 121
Gambar 5.24 Relawan yang mengajarkan bahasa Inggris…………………………… 122
Gambar 5.25 Relawan yang mengajarkan bahasa Inggris bagi instruktur pengajar... 123
Gambar 5.26 Lulusan yang memberikan pelatihan dan motivasi…………………… 124
Bagan 5.2 Model Pemberdayaan Masyarakat melalui pelatihan Tourism and
Home Assistant Program………………………………………..……..
128
Gambar 5.27 Para sponsor yang mengunjungi rumah keluarga asuh mereka……….. 130
Halaman
Gambar 5.28 Para Sponsor dan relawan yang berkunjung ke rumah-rumah
masyarakat……………………………………………………………..
133
Gambar 5.29 Perbincangan Direktur Pelatihan dan Pendidik dari Austria………… 134
Gambar 5.30 Peneliti mewawancarai Pendidik dari Austria……………………….. 135
Gambar 5.31 Para Tamu diajak berkunjung ke tempat suci di Kabupaten
Buleleng………………………………………………………………
136
Gambar 5.32 Para Tamu Menyusuri jalan setapak dan sungai……………………... 137
Gambar 5.33 Para Tamu yang menikmati Air Terjun di Desa Munduk…………… 137
Gambar 5.34 Para Tamu ke Eks Pelabuhan Buleleng……………………………… 138
Gambar 5.35 Interaksi tamu dengan warga lokal…………………………………... 138
DAFTAR SINGKATAN
SINGKATAN
MEA : Masyarakat Ekonomi ASEAN
THAP : Tourism and Home Assistant Program
SDM : Sumber Daya Manusia
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Daftar Informan……………..………………………………………… 150
2 Daftar Pedoman Wawancara…………………………………………… 151
3 Sertifikat Akreditasi Tourism and Home Assistant Program……………. 154
4 Sertifikat Perizinan Tourism and Home Assistant Program……………... 155
5 Daftar Alumni Pelatihan Tourism and Home Assistant Program……... 156
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Era globalisasi dan informasi menuntut setiap negara untuk mampu
berkolaborasi dan meningkatkan kualitas diri agar tidak tertinggal dibandingkan
dengan negara-negara lain. Indonesia bersama negara-negara Asia Tenggara
membentuk kerjasama yang terintegrasi dan dikenal dengan nama Economic
ASEAN Community, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Idealnya, MEA sebagai wadah semua anggota negara
ASEAN berkumpul dan bersatu untuk memajukan daya saing kawasan,
pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan menaikkan standar hidup
masyarakat ASEAN. Harapannya MEA mampu menjadi tulang punggung
perekonomian masyarakat ASEAN.
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan bahwa untuk
sektor middle-low yang akan kena imbas MEA 2015 adalah sektor ekonomi
kreatif dan pariwisata (Rappler.com). Oleh sebab itu diperlukan upaya yang
terpadu baik itu menyangkut kerjasama antara pemerintah dan pelaku usaha,
maupun membenahi infrastrukur baik secara fisik, sosial, hukum maupun
kebijakan-kebijakan terkait. Di samping itu, keberhasilan dalam MEA perlu
diikuti dengan adanya peningkatan kemampuan serta daya saing tenaga kerja dan
perusahaan di Indonesia. Berkenaan dengan hal ini, hal yang terpenting dalam
memenangkan persaingan adalah kesiapan tenaga kerja dan kualitas barang.
Kebijakan tentang MEA juga berpengaruh terhadap dunia pariwisata karena
dengan adanya kebijakan MEA persaingan dalam penyediaan barang dan jasa di
dunia pariwisata akan semakin ketat dan kompetitif. Pariwisata adalah industri
yang menghasilkan banyak devisa negara sehingga pemerintah ingin
meningkatkan pendapatan pada sektor pariwisata dengan melakukan berbagai
upaya dalam pembangunan pariwisata. Pembangunan pariwisata adalah suatu cara
untuk mengembangkan objek-objek wisata dengan daya tarik seperti keindahan
alam, keanekaragaman flora dan fauna, tradisi dan budaya, serta nilai-nilai tinggi
dari peninggalan sejarah sehingga bisa bermanfaat dalam menghasilkan
pendapatan negara.
Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan di Indonesia, dilihat
dari pertumbuhan pariwisatanya, memiliki jumlah kunjungan wisatawan dengan
peningkatan yang menjanjikan. Hal tersebut didasari data Badan Pusat Statistik
Provinsi Bali yang menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan yang
datang ke Bali periode 2011-2015 selalu meningkat dari tahun ke tahun, yaitu
pada tahun 2011, jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai 2.826.709
wisatawan dan tahun 2012 mencapai 2.949.332 wisatawan. Pada tahun 2013
terjadi peningkatan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu
mencapai 3.278.598 wisatawan. Kemudian pada tahun 2014 mencapai 3.766.638
wisatawan dan yang terakhir pada tahun 2015 mencapai 3.923.949 wisatawan
(Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2016).
Data tentang jumlah kunjungan wisatawan datang ke Bali memberikan
indikasi yang memperkuat fenomena bahwa Bali adalah salah satu destinasi
wisata terbaik di dunia. Sebagai tujuan wisata terbaik, Bali diharapkan dapat
memberikan peluang kerja yang memadai di bidang pariwisata. Namun
kenyataannya, harapan tersebut belum sesuai dengan kenyataan. Banyak orang-
orang lokal Bali yang tidak dapat bersaing mencari pekerjaan dalam sektor
pariwisata dan akhirnya menjadi pengangguran. Padahal dengan adanya berbagai
jenis wisata di Bali, industri pariwisata mestinya mampu memberikan masa depan
yang lebih cerah bagi penduduknya. Justru sebaliknya, pada proses peningkatan
pembangunan pariwisata di Bali, masih banyak ditemukan adanya penduduk
miskin dan pengangguran bertambah, dan sulit ditanggulangi.
Salah satu daerah di Bali yang masih memiliki penduduk miskin dan
pengangguran adalah Kabupaten Buleleng. Berdasarkan survei Badan Pusat
Statistik Provinsi Bali tingkat kemiskinan di Buleleng tahun 2015 adalah 5,19
persen dari jumlah penduduk 625.125, tertinggi dari angka kemiskinan di
Provinsi Bali sebesar 4,1 persen (Kompas.com). Kabupaten yang terletak di
daerah Bali Utara ini sangat bertolak belakang dengan Bali Selatan yang kondisi
daerahnya sangat maju dalam hal pariwisata.
Kabupaten Buleleng yang luas wilayahnya hampir meliputi sepertiga pulau
Bali ini sangat memerlukan pengembangan kompetensi tenaga kerja pariwisata.
Hal ini didukung oleh pendapat Kepala Dinas Tenaga Kerja Buleleng yang
memberikan contoh dalam bidang pariwisata, tenaga kerja lokal asal Buleleng
masih perlu mendapatkan pelatihan lebih intensif lagi (bali.antaranews.com). Hal
ini karena pariwisata Bali Utara belum berkembang pesat seperti halnya
pariwisata di Bali Selatan. Hal ini disinyalir oleh kurang terampilnya tenaga kerja
lokal untuk mempromosikan potensi wisata Bali Utara, sehingga jumlah
kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Buleleng tidak sebanyak jumlah
kunjungan wisatawan yang ada di Bali Selatan, meskipun Bali Utara banyak
memiliki potensi wisata alternatif yang menarik wisatawan untuk berkunjung.
Kenyataan tentang kurangnya tenaga kerja yang terampil untuk mempromosikan
wisata Bali Utara menyebabkan tempat-tempat wisatawan yang ada di kabupaten
Buleleng tidak seramai tempat-tempat wisata di daerah Bali Selatan.
Berdasarkan penelitian, kurangnya kunjungan wisatawan ke tempat wisata
di Bali Utara juga berdampak pada kurangnya penyerapan tenaga kerja sehingga
banyak terjadi pengangguran. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten
Buleleng, jumlah pengangguran terbuka dari tahun 2011 sampai 2015 secara
berturut-turut adalah 12.714 orang, 11.174 orang, 7.462 orang, 9.374 orang, dan
7.045 orang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Buleleng, 2016).
Meskipun terjadi jumlah penurunan dalam jumlah pengangguran terbuka,
berdasarkan pengamatan penulis, dalam kenyataannya masih banyak tenaga kerja
yang mengganggur dan jumlah lapangan pekerjaan di Bali Utara belum tersedia
secara maksimal. Oleh sebab itu perlu upaya yang melibatkan lembaga pendidikan
untuk ikut serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bali Utara agar
mampu bersaing mencari pekerjaan di daerah wisata di Bali maupun untuk
mengembangkan wisata yang potensial di Bali Utara.
Salah satu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan pariwisata di
Kabupaten Buleleng yang memberdayakan generasi muda adalah Tourism and
Home Assistant Program (THAP) di bawah naungan Yayasan Aura Sukma
Insani. Program pendidikan pariwisata ini diawali pada tahun 2010 dengan
memulai program pariwisata pelatihan satu tahun bagi siswa yang sudah tamat
SMA/SMK dan tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Tujuan program ini adalah memberdayakan remaja kurang mampu agar
memiliki kompetensi untuk mendapatkan pekerjaan melalui pelatihan pariwisata
satu tahun. Pelatihan ini turut mendukung upaya pemerintah dalam melakukan
pemberdayaan bagi masyarakat untuk mengurangi pengangguran dan
menciptakan peluang kemandirian.
Banyak anak-anak muda yang menyelesaikan pendidikan di SMA/SMK
namun mereka sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang layak karena
sedikit dari mereka yang memiliki skill tambahan. Seperti yang diungkapkan oleh
Jackson (dalam Tukamushaba, 2011) bahwa partisipasi masyarakat meningkatkan
pemberdayaan masyarakat. Pelatihan yang diberikan dalam Tourism and Home
Assistant Program ini merangsang partisipasi aktif generasi muda dengan
mengikuti setiap materi pelatihan selama setahun sehingga mereka memiliki
keterampilan, pengetahuan dan juga sikap yang baik dan sesuai kebutuhan dari
industri. Pemberdayaan masyarakat lokal melalui pelatihan ini juga membantu
penyelenggaraan pariwisata untuk menunjang pertumbuhan ekonomi daerah
secara bertahap sehingga menjadi lebih baik, maju, sehat dan seimbang.
Bringas dan Israel (dalam Lopez-Guzman, 2010) menegaskan bahwa,
dalam rangka meningkatkan kualitas produk wisata tertentu, ada beberapa hal
yang perlu dijadikan perhatian yaitu: pertama, pelatihan masyarakat lokal dan
peningkatan kesadaran; kedua, infrastruktur dan peralatan; dan ketiga, promosi.
Dikatakan bahwa pelatihan masyarakat lokal menjadi kegiatan utama dalam
peningkatan kualitas pariwisata untuk memberdayakan masyarakat agar mampu
berkompetisi dalam mendapatkan peluang bekerja lebih besar. Berdasarkan
fenomena inilah Tourism and Home Assistant Program ini relevan dengan
kebutuhan pariwisata Bali.
Program ini menggunakan bahasa Inggris sebagai media pembelajaran dan
penekanan secara khusus pada aspek karakter yang sangat dibutuhkan untuk
membentuk kompetensi, karakter kuat dan daya saing dalam era MEA.
Pembelajaran tatap muka di kelas dalam bentuk pembekalan pengetahuan dan
keterampilan pariwisata, pemahaman silang budaya, bahasa asing dan penanaman
karakter dilakukan selama 9 bulan, sedangkan sisanya 3 bulan dipakai untuk
pembekalan training langsung di hotel dan industri pariwisata lainnya dimana
peserta pelatihan mempraktekkan apa yang mereka pelajari dan mempersiapkan
mereka untuk terjun ke dunia industri. Tabel 1.1 menunjukkan jumlah peserta
pelatihan Tourism and Home Assistant Program pada tahun 2010-2016.
Tabel 1.1
Jumlah Peserta Pelatihan Tourism and Home Assistant Program
Tahun 2010 – 2016
Tahun Jumlah Peserta Persentase
2010 12 orang 8.10%
2011 19 orang 12.84%
2012 25 orang 16.90%
2014 28 orang 18.91%
2015 31 orang 20.95%
2016 33 orang 22.30%
Jumlah 148 orang 100%
Sumber: Tourism and Home Assistant Program (data diolah)
Pada awal program ini dibuat tahun 2010 jumlah pesertanya adalah 12
orang dan keseluruhan dari peserta sudah mendapatkan pekerjaan di hotel-hotel
berbintang lima, villa-villa, travel agent di beberapa lokasi seperti Nusa Dua,
Kuta, Legian dan Seminyak. Begitupun dengan grup kedua dengan jumlah 19
orang sudah mendapatkan pekerjaan, grup ketiga dengan jumlah yang meningkat
yaitu 25 orang dan grup keempat berjumlah 28 orang, grup kelima dengan
sejumlah 31 orang dan grup keenam dengan jumlah peserta 33 orang sudah
mendapatkan pekerjaan. Dengan kata lain, lembaga ini sudah mampu
memberdayakan remaja kurang mampu agar mereka bisa bekerja dan
meringankan beban finasial keluarga mereka.
Melihat dari visi misinya, Tourism and Home Assistant Program memiliki
peran yang sangat tepat untuk memberdayakan para remaja kurang mampu agar
memiliki kompetensi yang dibutuhkan di industri pariwisata. Dengan kompetensi
yang diajarkan pada program Tourism and Home Assistant Program selama satu
tahun, lulusan Tourism and Home Assistant Program terbukti mampu mencari
pekerjaan di bidang pariwisata sehingga bisa membantu perekonomian keluarga.
Terserapnya lulusan Tourism and Home Assistant Program di dunia kerja
menunjukkan ada indikasi kuat untuk berkontribusi dalam mengurangi
pengangguran.
Melihat perannya yang strategis dalam menyiapkan dan melibatkan
masyarakat lokal dalam industri pariwisata melalui pemberdayaan remaja dari
keluarga kurang mampu, dan kemampuan Pelatihan Tourism and Home Assistant
Program untuk merekrut peserta pelatihan yang cenderung bertambah setiap
tahun memiliki daya tarik tersendiri, dan merupakan suatu upaya yang diharapkan
bisa menginspirasi pemerintah daerah maupun pihak pemangku kepentingan
lainnya.
Berkenaan dengan latar belakang di atas, maka perlu diadakan penelitian
secara khusus dan lebih mendalam terhadap lembaga pelatihan satu tahun tersebut
untuk melihat bentuk dan model pemberdayaan Tourism and Home Assistant
Program, serta manfaat Tourism and Home Assistant Program terhadap kegiatan
wisata di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran bagi pemerintah, akademisi, pelaku pariwisata dan masyarakat Bali
tentang bentuk, model dan manfaat program pemberdayaan masyarakat kurang
mampu yang ada pada Tourism and Home Assistant Program. Gambaran tersebut
diharapkan bisa membantu pihak pemangku kepentingan dalam merumuskan
program pemberdayaan masyarakat yang tepat dalam pembangunan pariwisata
Bali.
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang permasalahan tersebut, rumusan
masalah dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana bentuk pemberdayaan Tourism and Home Assistant Program?
2. Bagaimana analisis model pemberdayaan Tourism and Home Assistant
Program?
3. Bagaimana manfaat Tourism and Home Assistant Program terhadap kegiatan
wisata di Kabupaten Buleleng?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini dapat dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memahami gambaran secara
umum pemberdayaan remaja kurang mampu melalui pelatihan Tourism and Home
Assistant Program terkait bentuk, model pemberdayaan Tourism and Home
Assistant Program dan manfaatnya terhadap kegiatan wisata di Kabupaten
Buleleng.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bentuk pemberdayaan Tourism and Home Assistant
Program.
2. Untuk mengetahui analisis model pemberdayaan Tourism and Home
Assistant Program.
3. Untuk mengetahui manfaat Tourism and Home Assistant Program
terhadap kegiatan wisata di Kabupaten Buleleng.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi, yaitu
manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis. Hasil
penelitian ini memberikan kontribusi secara teoritis tentang strategi
melibatkan masyarakat lokal dalam pembangunan pariwisata. Selain itu, hasil
penelitian ini juga nantinya akan sangat bermanfaat untuk memperkaya kajian
tentang memberdayakan masyarakat kurang mampu dan bagaimana
melibatkannya dalam dunia pariwisata.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini memberikan manfaat bagi Universitas Udayana selaku
universitas yang mengemban program studi S2 Kajian Pariwisata. Topik
penelitian ini akan menambah variasi topik-topik penelitian yang bisa
ditawarkan kepada mahasiswa S2 Kajian Pariwisata.
b. Bagi Tourism and Home Assistant Program
Hasil penelitian ini akan membantu lembaga pariwisata Tourism and
Home Assistant Program yang dikelola dibawah naungan Yayasan Aura
Sukma Insani dalam memberikan masukan keberlanjutan program. Hasil
penelitian ini juga nantinya bisa dipakai sebagai rujukan bagi pelatihan ini
untuk melakukan studi evaluasi maupun dalam melakukan pengembangan
program ke depannya.
c. Bagi Peneliti berikutnya
Topik penelitian dalam bidang pemberdayaan lembaga pendidikan
pariwisata yang berkenaan dengan masyarakat kurang mampu belum
banyak dilakukan oleh peneliti-penelitian sebelumnya. Oleh sebab itu,
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi terhadap penelitian
yang serupa di masa yang akan datang sehingga mampu menghasilkan
penelitian-penelitian yang lebih mendalam.