12
i Kata Kunci: Blok Bahan Pasangan Dinding, Agregat bekas, Aspal emulsi sisa, Kuat tekan ABSTRAK Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, secara berkelanjutan diperluka n material untuk perumahan berupa bahan dinding. Bahan dinding yang umum dipergunakan: bata tanah liat dan blok bahan pasangan dinding (BBPD).Da la m penelitian ini BBPD yang diteliti menggunakan bahan bekas garukan aspal beton sebagai agregat kasar dan aspal emulsi sisa sebagai perekat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sifat-sifat (karakteristik) aspal sisa, menganalisis sifat-sifat (karakteristik) blok bahan pasangan dinding, menentuk a n kadar aspal sisa minimum sebagai bahan perekat blok bahan pasangan dinding dan untuk menganalisis apakah kuat tekan blok bahan pasangan dinding memenuhi syarat kuat tekan bata beton pejal menurut SNI-03-0348-1989. Agregat bekas garukan aspal beton diekstraksi, gradasi dan diuji berat jenisnya terlebih dahulu, kemudian agregat bekas garukan aspal dipecahkan berdiameter kecil lalu dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus dan dioven dengan suhu 160 o C dan 200 o C . Diperoleh, agregat kasar memiliki berat jenis efektif 2,286 gr/cm 3 , sedangkan agregat halus memiliki berat jenis efektif 2,256 gr/cm 3 . Kadar aspal emulsi tambahan untuk blok bahan pasangan dinding yang minimum 3,5% resedu diperoleh dari hasil percobaan pembuatan benda uji. Karakteristik blok bahan pasangan dinding, yaitu penyerapan air dengan nila i terbaik terjadi pada suhu 160 o C dengan durasi 12 jam sebesar 5,47%. Porositas blok bahan pasangan dinding, nilai terbaik terjadi pada suhu 160 o C durasi 12 jam sebesar 5,73%. IRS blok bahan pasangan dinding berkisar antara 0,38 ~ 0,62 kg / m 2 .menit. Kuat tekan blok bahan pasangan dinding tanpa rendaman terbaik terjadi pada tumbukan 35 siklus dengan suhu 200 o C durasi 24 jam sebesar 64,27 kg/cm 2 . Dengan rendaman kuat tekan blok bahan pasangan dinding terbaik terjadi pada tumbukan 35 siklus dengan suhu 200 o C durasi 24 jam sebesar 74,87 kg/cm 2 . Secara umum kuat tekan blok bahan pasangan bahan dinding pada penelitian ini memenuhi syarat kuat tekan minimum blok bahan pasangan dinding menurut SNI B25 (kuat tekan tidak kurang dari 25 kg/cm 2 ) bahkan beberapa benda uji juga memenuhi mutu B70 (kuat tekan tidak kurang dari 70 kg/cm 2 ).

ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

i

Kata Kunci: Blok Bahan Pasangan Dinding, Agregat bekas, Aspal emulsi sisa, Kuat

tekan

ABSTRAK

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, secara berkelanjutan diperlukan

material untuk perumahan berupa bahan dinding. Bahan dinding yang umum dipergunakan: bata tanah liat dan blok bahan pasangan dinding (BBPD).Da lam penelitian ini BBPD yang diteliti menggunakan bahan bekas garukan aspal beton

sebagai agregat kasar dan aspal emulsi sisa sebagai perekat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sifat-sifat (karakteristik) aspal sisa,

menganalisis sifat-sifat (karakteristik) blok bahan pasangan dinding, menentukan kadar aspal sisa minimum sebagai bahan perekat blok bahan pasangan dinding dan untuk menganalisis apakah kuat tekan blok bahan pasangan dinding memenuhi

syarat kuat tekan bata beton pejal menurut SNI-03-0348-1989. Agregat bekas garukan aspal beton diekstraksi, gradasi dan diuji berat jenisnya terlebih dahulu,

kemudian agregat bekas garukan aspal dipecahkan berdiameter kecil lalu dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus dan

dioven dengan suhu 160o C dan 200o C . Diperoleh, agregat kasar memiliki berat jenis efektif 2,286 gr/cm3, sedangkan agregat halus memiliki berat jenis efektif

2,256 gr/cm3. Kadar aspal emulsi tambahan untuk blok bahan pasangan dinding yang minimum 3,5% resedu diperoleh dari hasil percobaan pembuatan benda uji. Karakteristik blok bahan pasangan dinding, yaitu penyerapan air dengan nila i

terbaik terjadi pada suhu 160oC dengan durasi 12 jam sebesar 5,47%. Porositas blok bahan pasangan dinding, nilai terbaik terjadi pada suhu 160o C durasi 12 jam sebesar

5,73%. IRS blok bahan pasangan dinding berkisar antara 0,38 ~ 0,62 kg/m2.menit. Kuat

tekan blok bahan pasangan dinding tanpa rendaman terbaik terjadi pada tumbukan 35 siklus dengan suhu 200oC durasi 24 jam sebesar 64,27 kg/cm2. Dengan

rendaman kuat tekan blok bahan pasangan dinding terbaik terjadi pada tumbukan 35 siklus dengan suhu 200oC durasi 24 jam sebesar 74,87 kg/cm2. Secara umum

kuat tekan blok bahan pasangan bahan dinding pada penelitian ini memenuhi syarat kuat tekan minimum blok bahan pasangan dinding menurut SNI B25 (kuat tekan tidak kurang dari 25 kg/cm2) bahkan beberapa benda uji juga memenuhi mutu B70

(kuat tekan tidak kurang dari 70 kg/cm2).

Page 2: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Om Swastiastu,

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul ”Analis is

Karakteristik Blok Bahan Pasangan Dinding Yang Memakai Bahan Bekas Garukan

Aspal Beton Dengan Aspal Emulsi Sisa Sebagai Bahan Perekat”.

Terselesainya Tugas Akhir ini tidak lepas dari dorongan serta bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segenap hati penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Prof. Ir. I Nyoman

Arya Thanaya, ME, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I dan bapak I Nyoman Karnata

Mataram, ST, MT. selaku dosen pembimbing II, penulis sampaikan pula terima kasih

kepada UPT Balai Peralatan dan Pengujian Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali,

yang telah memberikan bantuan berupa bahan yang diperlukan untuk menyelesa ikan

Tugas Akhir ini. Tidak lupa penulis ucapkan kepada keluarga tercinta, yang selalu

memberikan doa dan dukungan moral dan materiil serta teman-teman yang tidak dapat

disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu dalam sumbangsih pikiran,

tenaga, dan waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Atas perhatian pembaca, penulis ucapkan terima

kasih.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

Page 3: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...............................................................................................................i UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi DAFTAR TABEL................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................. 5 1.5 Batasan Masalah.................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) ............................................ 6

2.2 Jenis-Jenis Pasangan Dinding .............................................................. 7 2.2.1 Bata Beton Pejal ........................................................................... 7

2.2.1.1 Klasifikasi Bata Beton Pejal............................................. 7 2.2.1.2 Persyaratan Bata Beton Pejal ........................................... 8

2.2.2 Bata Beton Berlubang .................................................................. 9

2.2.2.1 Ukuran Bata Beton Berlubang ......................................... 9 2.2.2.2 Kuat Tekan Bata Beton Berlubang

yang disyaratkan............................................................... 9

2.3 Material-material Pembentuk Blok Bahan Pasangan Dinding............ 10 2.3.1 Agregat ....................................................................................... 10

2.3.1.1 Klasifikasi Agregat......................................................... 10 2.3.1.2 Agregat Bekas (Agregat Daur Ulang) ............................ 15

2.3.2 Klasifikasi Agregat Berdasarkan Proses Terjadinya .................. 18

2.3.3 Klasifikasi Agregat Berdasarkan Proses Pengolahannya........... 20 2.3.4 Klasifikasi Agregat Berdasarkan Ukuran Butirnya.................... 21

2.4 Sifat Agregat ....................................................................................... 21 2.5 Alternatif Material Sebagai Pengganti Agregat Alam ........................ 25 2.6 Aspal.................................................................................................... 26

2.6.1 Jenis Aspal.................................................................................. 26 2.6.2 Pengujian Aspal Cair.................................................................. 34

2.6.3 Sifat Aspal .................................................................................. 35 2.7 Presedur Desain CAED ....................................................................... 36

2.7.1 Penentuan Gradasi Agregat dan Proporsi Agregat..................... 36

2.7.2 Estimasi Kadar Aspal Emulsi Awal .......................................... 36 2.7.3 Syarat Teknis Aspal Keras ........................................................ 37

2.8 Ekstraksi Aspal (Asphalt Extraction) .................................................. 38 2.9 Test Penyelimutan ( Coating Test) ......................................................39 2.10 Proses Pengerasan Blok Bahan Pasangan

Dinding dengan Aspal sebagai Perekat ............................................. 39

Page 4: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

iv

2.11 Penyiapan Campuran Sebelum Dipadatkan........................................ 40 2.12 Initial Rate of Suction (IRS) ............................................................... 40 2.13 Perhitungan Porositas ......................................................................... 40

2.14 Kuat Tekan.......................................................................................... 41 2.15 Penyerapan Air Blok Bahan Pasangan Dinding ................................. 42

2.16 Penelitian Sebelumnya........................................................................ 43

BAB III METODE

3.1 Umum .................................................................................................. 46 3.2 Bahan dan Alat .................................................................................... 46

3.2.1 Bahan.......................................................................................... 46 3.2.2 Alat ............................................................................................. 47 3.3 Jumlah dan Banda Uji ........................................................................ 47

3.4 Bagan Alir Penelitian .......................................................................... 48 3.5 Pengujian Pendahuluan ....................................................................... 51

3.5.1 Pengujian Asphalt Extraction..................................................... 51 3.5.2 Analisa Saringan Hasil Tes Ekstraksi Garukan Aspal Beton Lama ........................................................................................... 56

3.6 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Perkerasan Aspal Lama ................. 56 3.6.1 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar (SNI 1969:2008) ........ 56

3.6.2 Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Halus (SNI-03-1968-1990) .. 58 3.6.3 Pengujian Tahap I................................................. ..................... 60

3.6.3.1 Pengujian Kadar Residu Elmusi (SNI 03-6829-2002) ... 60

3.6.3.2 Pengujian Kadar Aspal Garukan Perkerasan Jalan ....... 60 3.6.3.3 Pengujian Gradasi Garukan Perkerasan Aspal Lama..... 62

3.7 Pengujian Tahap II .............................................................................. 62

3.7.1 Kadar Aspal Residu, Gradasi dan Kadar Aspal Garukan........... 62 3.8 Pencampuran, Pencetakan Untuk Blok Bahan Pasangan Dinding...... 63

3.9 Pengujian Tahap III Sempel Pada Percobaan Awal Kurang Kompak atau Stabil Sehingga Perlu Disesuaikan Materialnya ..........................66

3.10 Proses Pemanasan Benda Uji Dengan Temperatur 1600 C Selama 24 Jam Dan 2000 C Selama 4, 8, 16 Dan 24 Jam ..................66

3.11 Pengujian Pada benda Uji ................................................................. 68 3.11.1 Pengujian Kuat Tekan .............................................................. 68 3.11.2 Pengujian Initial Rate Of Suction ( IRS )................................. 68

3.11.3 Pengujian Terhadap Penyerapan Air (SNI 1970:2008)............ 68 3.11.4 Pengujian Terhadap Porositas .................................................. 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Tahap I ................................................ ..................... 70

4.2 Hasil Pengujian Material .............................................. ..................... 71 4.3 Hasil Pengujian Percobaan Tahap II : Kuat Tekan Blok Bahan

Pasangan Dinding Dan Hasil Pengujian Kuat Tekan Blok Bahan Pasangan Dengan Kadar Aspal Emulsi 3% dan 3,5% (Residu) .......................................................................... ......................73

Page 5: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

v

4.4 Hasil Pengujian Percobaan Tahap III : Kuat Tekan Pada Blok Bahan

Pasangan Dinding Dengan Kadar Aspal Emulsi 3,5% (Residu)

Tanpa Rendaman............................................................ ..................... 74 4.5 Hasil Pengujian Percobaan Tahap III : Kuat Tekan Pada Blok Bahan

Pasangan Dinding Dengan Kadar Aspal Emulsi Tambahan 3,5% (Residu) Dengan Rendaman ...............................................................77

4.6 Hasil Uji IRS (Initial Rate Of Suction) Pada Percobaan Tahap III. .... 79

4.7 Hasil Pengujian Penyerapan Air Blok Bahan Pasangan Dinding Pada Percobaan Tahap III ................................................................... 81

4.8 Hasil Pengujian Porositas Blok Bahan Pasangan Dinding Pada Percobaan Tahap III ............................................................................ 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ......................................................................... ..................... 85

5.2 Saran .............................................................................. ..................... 86 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87

LAMPIRAN

Lampiran A : Pengujian Awal .............................................................................. 90 Lampiran B : Pengujian Aspal ............................................................................. 94 Lampiran C : Hasil Test Karakteristik Blok Bahan Pasangan Dinding ............... 96

Lampiran D : Dokumentasi ................................................................................ 112

Page 6: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1: Pertimbangan Volume Pori Agregat untuk Penentuan SG Sumber: Krebs and Walker (1971)................................................... 24

Gambar 2.2: Mekanisme penggabungan dan pelekatan aspal emulsi ke

permukaan agregat. Sumber: Thanaya (2003) ................................. 30 Gambar 2.3: Ilustrasi skematis Potensi Zeta. Sumber: Thanaya (2003) ............... 32

Gambar 2.4: Metoda Uji blok bahan pasangan dinding....................................... .41 Gambar 3.1: Bagan Alir Penelitian ...................................................................... .50 Gambar 3.2: Ekstraksi Bongkaran Aspal Beton Lama Dengan

Menggunakan Refluk. ...................................................................... 53 Gambar 3.3: Larutan Trichloroethylene ( TCE )................................................... 53

Gambar 3.4: Teknik Pemadatan Sampel .............................................................. 65 Gambar 4.1: Grafik hasil rata – rata analisa saringan garukan perkerasan lama .. 71 Gambar 4.2: Kuat Tekan Rata – Rata Blok Bahan Pasangan Dinding dengan

Kadar Aspal Emulsi Tambahan 3,5% (Residu) Tanpa Rendaman (Percobaan Tahap III). ........................................ 76

Gambar 4.3: Kuat Tekan Rata – Rata Blok Bahan Pasangan Dinding dengan Kadar Aspal Emulsi Tambahan 3,5% (Residu) dengan Rendaman (Percobaan Tahap III). ....................................... 78

Gambar 4.4: Grafik nilai IRS Rata – Rata Blok Bahan Pasangan Dinding .......... 80 Gambar 4.5: Grafik Penyerapam Air Rata – Rata Blok Bahan

Pasangan Dinding............................................................................. 82 Gambar 4.6: Nilai Rata – Rata Porositas Blok Bahan Pasangan Dinding ............ 83

Page 7: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Persyaratan Fisik Bata Beton Pejal........................................................8 Tabel 2.2 : Persyaratan Ukuran Standar dan Toleransi ...........................................8 Tabel 2.3 : Ukuran Bata Beton Berlubang Standar .................................................9

Tabel 2.4 : Kuat Tekan Rata-rata yang Diijinkan untuk Bata Beton Berlubang Menurut SNI 03-0348-1989 ................................................................10

Tabel 2.5 : Spesifikasi Aspal Emulsi .....................................................................33 Tabel 2.6 : Penggunaan Aspal Emulsi ...................................................................34 Tabel 2.7 : Persyaratan Aspal Keras Penetrasi 60/70 ............................................38

Tabel 2.8 : Kuat Tekan Blok Bahan Pasangan Dinding Utama Dengan Variasi Jumlah Tumbukan ...................................................................43

Tabel 2.9 : Kuat Tekan Blok Bahan Pasangan Dinding Utama Dengan Variasi Suhu Pemanasa........................................................................44 Tabel 2.10 : Kuat Tekan Blok Bahan Pasangan Dinding Mitasari Dengan

Variasi Jumlah Tumbukan .................................................................44 Tabel 2.11 : Kuat Tekan Blok Bahan Pasangan Dinding Mitasari

Dengan Variasi Suhu Pemanasan.......................................................45 Tabel 2.12 : Kuat Tekan Blok Bahan Pasangan Dinding Mitasari

Dengan Variasi Suhu Pemanasan ......................................................45

Tabel 3.1 : Jumlah Benda Uji untuk Uji Kadar Aspal Optimum...........................47 Tabel 3.2 : Jumlah Benda Uji dengan Variasi Tumbukan .....................................48

Tabel 3.3 : Jumlah Benda Uji untuk Uji Kuat Tekan, Uji Daya Serap Air, Porositas dan IRS BBPD.....................................................................48

Tabel 3.4 : Berat Benda Uji ..................................................................................54

Tabel 3.5 : Proporsi Kadar Aspal Campuran .........................................................62 Tabel 3.6 : Kebutuhan Aspal Emulsi ....................................................................63

Tabel 4.1 : Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar Dan Halus RAP..........72 Tabel 4.2 : Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Pasir ...................................................72 Tabel 4.3 : Hasil Kuat Tekan Percobaan Tahap I Blok Bahan Pasangan

Dinding dengan Variasi Kadar Aspal emulsi 3% dan 3,5% ...............74 Tabel 4.4 : Kuat Tekan Rata – Rata Blok Bahan Pasangan Dinding dengan

Kadar Aspal Emulsi Tambahan 3,5 % Tanpa Rendaman (percobaan Tahap III) ...........................................................................75

Tabel 4.5 : Kuat Tekan Rata – Rata Blok Bahan Pasangan Dinding dengan

Kadar Aspal Emulsi Tambahan 3,5 % (Residu) dengan Rendaman....78 Tabel 4.6 : Tabel nilai IRS rata – rata Blok Bahan Pasangan Dinding..................80

Tabel 4.7 : Tabel nilai Penyerapan air rata – rata Blok Bahan Pasangan Dinding ...............................................................................81

Tabel 4.8 : Hasil Pengujian Porositas rata – rata Blok Bahan Pasangan Dinding .83

Page 8: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, secara berkelanjutan diperlukan

material untuk perumahan berupa bahan dinding. Bahan dinding yang umum

dipergunakan: bata tanah liat dan blok bahan pasangan dinding (BBPD) yang sampai

saat ini menggunakan bahan yang bersumber dari alam yang ketersediaannya

semakin terbatas. Untuk mengurangi pemakaian material yang berasal dari material

alam, maka digunakan bahan–bahan bekas sebagai salah satu alternatif pengganti

sumber daya alam.

Agregat bekas merupakan limbah padat yang jika dibuang memerlukan biaya

dan membutuhkan tempat pembuangan. Pembuangan limbah padat pada dasarnya

dapat mengurangi kesuburan tanah dan merusak keseimbangan ekosistem. Sejauh ini

pemanfaatan agregat bekas hanya sebagai bahan timbunan, namun pemanfaatan ini

belum efektif karena agregat yang digunakan tidak dipecahkan dengan baik sehingga

pemadatan timbunan kurang baik. Untuk itu perlu diadakan penelitian untuk

mengetahui lebih jauh pemanfaatan agregat bekas, antara lain digunakan sebagai

bahan blok pasangan dinding.

Salah satu material bekas yang potensial adalah garukan perkerasan aspal lama

yang diperoleh dari perbaikan jalan berupa penggarukan perkerasan aspal lama dan

penggalian perkerasan karena adanya galian - galian utilitas. Ketersediaan material

garukan perkerasan lama sampai saat ini masih terbatas. Material ini akan tersedia

dalam jumlah besar apabila dilakukan penggarukan jalan lama secara luas dalam

pekerjaan perbaikan rutin jalan yang dapat berfungsi dalam mempertahankan elevasi

jalan terhadap elevasi lingkungan di sekitar jalan. Hal ini dipengaruhi oleh

kebijaksanaan pemerintah dalam melaksanakan perbaikan jalan.

Secara umum penggunaan bahan bekas garukan aspal beton lama bersifat tidak

homogen karena ketersediaan bahan bekas yang belum terkoordinasi baik, dimana

Page 9: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

2

jenis material garukan aspal lama dapat berasal dari jenis campuran yang berbeda

beda.

Selain pemanfaatan agregat bekas dengan menggunakan garukan pekerasan

jalan, pemanfaatan aspal emulsi sisa yaitu aspal emulsi sisa dari penggunaan

sebelumnya yang sudah tidak digunakan lagi dapat menjadi salah satu alternatif

pengganti aspal penetrasi sebagai bahan perekat. Dalam penelitian ini, aspal emulsi

sisa yang dipergunakan adalah aspal emulsi sisa dari sisa penggunaan sebelumnya

yang telah tidak digunakan lagi selama 1 tahun dengan kondisi telah mengalami

penuaan karena temperatur di luar ruangan yang selalu berubah-ubah dan tidak

terawat lagi yang di tempatkan pada drum terbuka.

Pada campuran, material garukan aspal lama ditambahkan air secukupnya,

kemudian ditambah aspal emulsi sisa dan diaduk rata. Apabila aspal emulsi sisa

terlalu kental, maka dapat dicampur dengan menambahkan air secukupnya.

Campuran ditempatkan pada suhu ruang, kemudian dipadatkan dalam cetakan.

Setelah itu sampel dikeluarkan dari cetakan dan didinginkan hingga stabil, kemudian

sampel di oven.

Dalam penelitian ini akan dicoba menggunakan bahan bekas garukan aspal

beton lama sebagai bahan dasar campuran blok bahan pasangan dinding. Selanjutnya

dalam penelitian garukan perkerasan aspal lama yang akan di uji ekstraksi terlebih

dahulu untuk mendapatkan kadar aspal rata – rata dan gradasi agregat dari garukan

perkerasan aspal lama. Karena jumlah material hasil ekstraksi tidak banyak maka

material hasil ekstraksi hanya akan diuji berat jenisnya saja. Material ini diberi

perekat aspal emulsi sisa yang dicampur pada suhu ruang.

Hasil penelitian Thanaya (2006) menyatakan bahwa blok bahan pasangan

dinding yang terbuat dari berbagai agregat bekas dengan bahan perekat menggunakan

aspal penetrasi memberikan sifat – sifat teknis yang memuaskan. Sejauh ini penelitian

yang sudah pernah dilakukan mengenai pemakaian agregat bekas sebagai bahan blok

pasangan dinding yaitu: analisis karakteristik blok bahan pasangan dinding memakai

agregat bekas bongkaran bahan bangunan dengan aspal penetrasi sebagai bahan

perekat (Utama, 2010) dengan hasil yang cukup baik yaitu memiliki kuat tekan

Page 10: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

3

minimal ≥ 25 kg/cm2 (Menurut Standar Nasional Indonesia SNI-03-0348-1989).

Analisis sifat-sifat blok bahan pasangan dinding menggunakan agregat bekas dari

bongkaran bahan bangunan dengan perekat aspal emulsi yang umumnya dipakai

sebagai perekat pada pekerjaan jalan (Mitasari, 2010) dengan hasil yang juga

memadai yaitu memiliki kuat tekan ≥ 25 kg/cm2.

Untuk membantu pengerasan blok bahan pasangan dinding dilakukan proses

pengovenan. Karena dipanaskan, bagian – bagian (bahan perekat aspal penetrasi)

yang mudah menguap berupa Maltenes yang merupakan cairan kental yang terdiri

dari resin dan oils diuapkan, sehingga mengakibatkan bagian-bagian yang tidak

menguap berupa Aspaltenes mengalami polimerisasi yaitu proses penggabungan

molekul-molekul kecil menjadi molekul yang sangat besar. Polimerisasi ini

mengakibatkan bagian – bagian tersebut menjadi kaku dan akhirnya mengeras

(Thanaya, 2006). Dibandingkan dengan blok bahan pasangan dinding yang

mempergunakan semen sebagai perekat atau bata merah, blok dinding yang

mempergunakan aspal lebih unggul dalam produktifitas yang lebih tinggi, karena

memerlukan waktu pengeringan yang lebih singkat sekitar 24 jm dan suhu

pemanasan yang lebih rendah sampai dengan sekitar 2000 C, dibandingkan dengan

pemanasan bata merah yang memerlukan waktu sekitar 14 hari dengan suhu

pemanasan yang lebih tinggi sekitar 800 - 10000 C.

Penggunaan bahan bekas sebagai bahan bangunan perlu terus dikaji untuk

mengurangi ketergantungan dari material alam. Sejalan dengan upaya pelestarian

alam, maka dalam penelitian ini diupayakan penggunaan material dari garukan

perkerasan jalan sebagai agregat pada bahan blok pasangan d inding dengan aspal

emulsi sisa sebagai bahan perekat. Supaya efisien dipergunakan kadar aspal emulsi

residu minimal yang bisa merekatkan material secara memadai, karena aspal emulsi

sisa yang sudah mengalami penuaan dan menjadi kental maka diperlukan pemanasan

kembali. Sejauh ini sudah diteliti BBPD (Blok Bahan Pasangan Dinding) dengan

ukuran sampel 10cm x 10cm x 8cm, (Raindra, 2012). Pada penelitian ini ukuran

sampel yang dipergunakan adalah 20cm x 10cm x 8cm menurut Standar Nasional

Indonesia (SNI 03-0348-1989) dengan temperatur 1600 C selama 24 jam dan 2000 C

Page 11: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

4

selama 4, 8, 16 dan 24 jam. Untuk itu diperlukan teknik produksi (teknik pemadatan)

yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka permasalahan yang dapat

diangkat dari penelitin ini ialah:

a. Berapakah kadar aspal emulsi residu bekas minimal yang bisa dipergunakan

untuk bahan blok bahan pasangan dinding ?

b. Bagaimanakah sifat-sifat (karakteristik) blok bahan pasangan dinding

menggunakan bahan agregat bekas dari garukan jalan dengan aspal emulsi sisa

sebagai bahan perekatnya?

c. Apakah kuat tekan blok bahan pasangan dinding dari campuran agregat bekas

dengan aspal emulsi sisa sebagai bahan perekatnya, memenuhi syarat kuat tekan

bata beton pejal menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) -03-0348-1989?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk menentukan kadar aspal emulsi residu sisa minimal untuk blok bahan

pasangan dinding.

b. Untuk menganalisis sifat-sifat (karakteristik) blok bahan pasangan dinding

menggunakan bahan agregat bekas dari garukan jalan dengan aspal emulsi sisa

sebagai bahan perekatnya.

c. Untuk menganalisis apakah kuat tekan blok bahan pasangan dinding dari

campuran agregat bekas dengan aspal emulsi sisa sebagai bahan perekatnya,

memenuhi syarat kuat tekan bata beton pejal Menurut Standar Nasional

Indonesia SNI-03-0348-1989.

Page 12: ABSTRAK - sinta.unud.ac.id · dilembabkan dan ditambahkan aspal emulsi sisa. Campuran agregat dan aspal diaduk hingga merata kemudian dicetak dengan tumbukan 15, 25 dan 35 siklus

5

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

dalam rekayasa teknologi produk bahan.

b. Memanfaatkan aspal penetrasi yang awalnya kurang berperan dalam rekayasa

teknologi bahan.

c. Turut serta dalam pelestarian alam dengan penggunaan agregat bekas sebagai

bahan campuran karena dapat mengurangi pemakaian batu alam dan juga

mengurangi limbah bekas bongkaran lapisan perkerasan lentur.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan –batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Karakteristik aspal residu yang diuji ialah : penetrasi dan daktilitas

b. Ukuran blok bahan pasangan dinding adalah 200mm x 100mm x 80mm tanpa

lubang sesuai standar bata beton pejal terkecil Menurut Standar Nasional

Indonesia SNI-03-0348-1989.

c. Benda uji yang dipanaskan hanya benda uji dengan kadar aspal minimum yang

dapat memberi penyelimutan dan pelekatan yang memadai.

d. Pemadatan benda uji dilakukan menggunakan alat tumbuk marshall dengan

variasi tumbukan yaitu 15 siklus, 25 siklus dan 35 siklus tumbukan, jumlah

tumbukan tersebut untuk mendapatkan kuat tekan pada kepadatan yang berbeda

(setiap siklus terdiri dari 3 rangkian tumbukan).

e. Kadar aspal efektif tambahan yang dimaksud adalah kadar aspal emulsi sisa

minimal yang memenuhi kuat tekan minimum yang memenuhi Standar

Nasional Indonesia SNI-03-0348-1989.

f. Sifat agregat kasar dan agregat halus hasil tes ekstraksi garukan aspal beton

lama hanya diuji berat jenisnya saja, karena jumlahnya sangat terbatas.