13
VI. TERMOHYGROGRAPH A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam ilmu agroklimatologi tidak dapat dipisahkan dari pengamatan suhu dan kelembaban udara. Thermohygrograph merupakan alat pengukur suhu dan kelembaban udara. Suhu dan kelembaban saling berhubungan. Semakin tinggi suhu udara maka kelembaban akan semakin tinggi. Sedangkan suhu sendiri berbeda-beda disetiap wilayah atau daerah. Perbedaan suhu udara ini dapat dipengaruhi oleh ketinggian suatu wilayah (tempat). Semakin tinggi ketinggian suatu tempat dari permukaan laut maka suhu udara akan semakin rendah. Lautan yang berada disuatu tempat juga akan berpengaruh dalam menekan perubahan suhu udara yang mungkin terjadi. Untuk wilayah tropis sendirifluktuasi suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan). Sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub fluktuasi suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban. Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur 72

ACARA 6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ACARA 6

VI. TERMOHYGROGRAPH

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam ilmu agroklimatologi tidak dapat dipisahkan dari

pengamatan suhu dan kelembaban udara. Thermohygrograph merupakan

alat pengukur suhu dan kelembaban udara. Suhu dan kelembaban saling

berhubungan. Semakin tinggi suhu udara maka kelembaban akan semakin

tinggi. Sedangkan suhu sendiri berbeda-beda disetiap wilayah atau daerah.

Perbedaan suhu udara ini dapat dipengaruhi oleh ketinggian suatu wilayah

(tempat).

Semakin tinggi ketinggian suatu tempat dari permukaan laut maka

suhu udara akan semakin rendah. Lautan yang berada disuatu tempat juga

akan berpengaruh dalam menekan perubahan suhu udara yang mungkin

terjadi. Untuk wilayah tropis sendirifluktuasi suhu siang dan suhu malam

hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan

musim hujan). Sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub fluktuasi suhu

musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian.

Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam

udara disebut kelembaban. Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada

temperatur udara (suhu udara) setempat. Kelembaban udara adalah

persentase kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara ditentukan

oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total  massa uap air

per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan

antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume

udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab

adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk

uap air, jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa

udara kering.

72

Page 2: ACARA 6

73

Pelaksanaan praktikum acara termohygrograph sangat membantu

kita untuk belajar memantau suhu dan RH udara pada suatu tempat. Karena

suhu dan RH mempunyai pengaruh besar pada bidang pertanian. Suhu dan

RH mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman, perkembangan tanaman

dan lain sebagainya. Karena tumbuhan hanya mampu hidup di suhu tertentu,

jika terlalu tinggi suhu udara akan mengakibatkan kematian pada tanaman

jika sudah terlalu tinggi. Begitu juga dengan kelembaban udara, tanaman

tidak akan bisa tumbuh optimal di kelembaban yang terlalu tinggi dan terlalu

rendah.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum agroklimatologi acara thermohygrograph ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk memantau suhu dan RH udara pada suatu

tempat secara kontinyu pada periode tertentu (mingguan).

3. Waktu dan Tempat Pelaksananan

Praktikum agroklimatologi acara thermohygrograph ini dilaksanakan

pada bulan April 2012 di Fakultas Pertanian UNS. Tempat atau obyek

pengamatan meliputi: Ruang kultur pada Laboratorium Kultur Jaringan,

Rumah Kaca, dan Ruang terbuka.

B. Tinjauan Pustaka

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk

mengukur suhu udara bisa menggunakan thermometer juga termohygrograph.

Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala Celsius (C). Dalam termohygrograph

pengukuran suhu udara dibagian atas. Suhu udara tertinggi di permukaan bumi

adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub makin dingin

(Leon, 2010)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu

daerah yaitu: (1) lama penyinaran matahari, membuat tinggi temperatur.

Semakin miring sinar matahari semakin berkurang panasnya. Semakin tinggi

tempat semakin rendah suhunya. Keadaan tanah, tanah yang licin dan putih

banyak memantulkan panas. Tanah yang hitam dan kasar banyak menyerap

panas. Daratan cepat menerima dan melepaskan panas dibandingkan lautan. (2)

Page 3: ACARA 6

74

Sudut datang sinar matahari; (3) Relief permukaan bumi; (4) Banyak

sedikitnya awan; (5) Perbedaan letak lintang; (6) Sifat permukaan bumi

(Syham, 2010)

Suhu udara kota-kota di Indonesia menunjukkan kenaikan maksimum

lebih dari 1oC dalam kurun waktu 10 tahun. Menurut data Badan Meteorologi,

Klimatologi, dan Geofisika yang diambil tahun 1983-2003, kenaikan suhu

udara per 10 tahun adalah 0,036oC hingga 1,383oC. Perlu diketahui, kenaikan

suhu udara tidak hanya disebabkan oleh sinar matahari atau kenaikan

konsentrasi gas rumah kaca. Kita juga perlu memperhitungkan faktor aktivitas

industri, transportasi, dan populasi (Rayshanda, 2011).

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air

selaluterkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat

lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara

banyak mengandung uap air di dinginkan maka suhunya turun dan udara tidak

dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air.

Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut

udara jenuh (Edi S, 2009).

Bila RH sama dengan 100% maka tekanan uap aktual akan sama dengan

tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh (kapasitas udara untuk menampung uap

air) tergantung oleh suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kapasitas

untuk menampung uap air meningkat. Oleh ebab itu pada kapasitas

menampung uap air yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu udara meningkat

dan sebaliknya (Handoko, 1994).

C. Alat dan Cara Kerja

1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum agroklimatologi acara

thermohygrograph adalah sebagai berikut:

1. Thermohygrograph

2. Kertas pias.

Page 4: ACARA 6

75

2. Cara Kerja

Cara kerja yang perlu diperhatikan pada praktikum agroklimatologi

acara thermohygrograph adalah:

a. Menyiapkan alat thermohygrograph, pasang kertas pias pada drum

b. Menyetel alat pada posisi mingguan, memasang drum kembali dan

meletakkan pada tempat yang akan di monitoring.

c. Melakukan inspeksi setiap hari mengenai kelancaran jalannya alat,

seperti tinta reorder, dan timer yang sudah di setting.

d. Setelah satu minggu, melakukan pelepasan kertas pias, dan melakukan

pengamatan terhadap data yang telah diperoleh.

e. Memasang kertas pias yang baru, meletakkan alat pada tempat yang

berbeda, lakukan prosedur serupa.

f. Melakukan pembacaan data yang diperoleh dan mencari kapan

terjadinya suhu tertinggi, suhu rendah, RH tertinggi, RH terendah.

D. Hasil Pengamatan

Tabel 6.1 Pengamatan Thermohygrograph di laboratorium kultur jaringan

Tanggal Hari Suhu max

Suhu min

Selisih suhu

RH max

RH min

Selisih RH

23 April 2012 Senin 26 24 2 36 55 1917 April 2012 Selasa 25 23 2 40 55 1518 April 2012 Rabu 25 24 1 36 51 1519 April 2012 Kamis 25 23 2 39 53 1420 April 2012 Jumat 25,5 24,5 2 38 53 1521 April 2012 Sabtu 25 23,5 1,5 38 45 722 April 2012 Minggu 26,5 24 2,5 37 42 5

Rata- rata 25,4 23,7 1,8 38 50 12,8

Sumber : Laporan Sementara

Tabel 6.2 Hasil Pengamatan Thermohygrograph di Rumah Kaca

Tanggal Hari Suhu max

Suhu min

Selisih suhu

RH max

RH min

Selisih RH

13 April 2012 Jumat 24 22 2 78 68 914 April 2012 Sabtu 30,5 25,5 5 82 57 1515 April 2012 Minggu 31 24 8,5 88 54 3416 April 2012 Senin 35 23 12 89 49 4017 April 2012 Selasa 35 23 6 88 68 20

Rata- rata 31,1 23,5 6,7 85 59,2 23,6

Sumber : Laporan Sementara

Page 5: ACARA 6

76

Tabel 6.3 Hasil Pengamatan Thermohygrograph di Ruang Terbuka

Tanggal Hari Suhu max

Suhu min

Selisih suhu

RH max

RH min

Selisih RH

24 April 2012 Selasa 30 26,5 3,5 75 54 2125 April 2012 Rabu 30 24 8 86 49 3726 April 2012 Kamis 30 23,5 8,5 85 50 3527 April 2012 Jumat 31 23 6,5 86 48 3828 April 2012 Sabtu 31 22 9 87 46 4129 April 2012 Minggu 31 24 7 87 55 3230 April 2012 Senin 30 24 6 90 78 12

Rata - rata 30 24 6,9 85 54 30,8

Sumber : Laporan Sementara

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6.1 Pengamatan

Termohygrograph di Laboratorium Kultur Jaringan suhu rata – rata maksimal

adalah 25,4oC, suhu rata – rata minimum adalah 23,7oC, selisih suhu

maksimum dan minimum adalah 1,8oC, RH maksimum adalah 38% RH

minimum adalah 50%, dan selisih RH maksimum dan minimum adalah

12,8%. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6.2 Pengamatan

Termohygrograph di Rumah Kaca suhu rata – rata maksimal adalah 31,1oC,

suhu rata – rata minimum adalah 23,5oC, selisih suhu maksimum dan

minimum adalah 6,7oC, RH maksimum adalah 85% RH minimum adalah

59,2%, dan selisih RH maksimum dan minimum adalah 23,6%. Berdasarkan

hasil pengamatan pada tabel 6.3 Pengamatan Termohygrograph di tempat

terbuka suhu rata – rata maksimal adalah 30oC, suhu rata – rata minimum

adalah 24oC, selisih suhu maksimum dan minimum adalah 6,9oC, RH

maksimum adalah 85% RH minimum adalah 54%, dan selisih RH maksimum

dan minimum adalah 30,8%.

Suhu di rumah kaca dan di laboratorium kultur jaringan (dengan selisih

suhu rata-rata 4,9oC) bisa dikatakan stabil karena pada rumah kaca terjadi

modifikasi iklim mikro. Cahaya matahari diserap, pada saat terjadi perubahan

suhu di rumah kaca, panas yang disimpan dari penyerapan cahaya matahari

berguna untuk menstabilkan suhu di rumah kaca. Sedangkan pada

laboratorium kultur jaringan terdapat AC yang mampu untuk menstabilkan

suhu ruangan.

Page 6: ACARA 6

77

Prinsip kerja AC adalah sebagai berikut: (1) Udara di dalam ruangan

diserap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator. Refrigerant akan

menyerap panas udara sehingga udara menjadi dingin, refrigerant akan

menguap dan dikumpulkan dalam penampung uap; (2) Tekanan uap

disirkulasikan dari evaporator ke kondensator, selama proses temperature dan

tekanan uap refrigerant naikdan ditekan masuk ke dalam kondensor; (3)

Menurunkan tekanan cairan refrigerant digunakan ekspansi; (4) Pada saat

udara keluar dari kondensor udara menjadi panas. Uap refrigerant

memberikan panas kepada udara pendinggin dalam kondensor menjadi

embun pada pipa kapiler; (5) Perlu adanya thermostant untuk mengatur suhu

dalam ruangan atau sesuai keinginan; (6) Udara dalam ruanagan lebih dingin

disbanding di luar ruangan sebab udara di dalam dihisap sentrifugal. Terjadi

perpindahan panas sehingga suhu udara dalam dalam ruangan relatif dingin

dari sebelumnya; (7) Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi

dikondensor dengan mudah dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air

cooled; (8) Karena air/ udara pendinggin menyerap panas dari refrigerant,

maka air/ udara akan panas lalu keluar dari kondensor. Pada ruang kultur

jaringan selalu menggunakan AC kontinyu, dikarenakan AC berfungsi

sebagai penstabil suhu ruangan kultur jaringan. Suhu AC dapat diatur sesuai

dengan yang dibutuhkan, sehingga kecil kemungkinan suhu akan berubah

atau tidak stabil.

Di dalam rumah kaca suhunya selalu lebih tinggi dari lingkungannya,

dikarenakan rumah kaca menyerap panas dari cahaya matahari dan

menahanya. Panas di dalam rumah kaca sulit keluar dan tetap berada di dalam

rumah kaca sehingga suhunya akan lebih tinggi dari lingkungan. Sedangkan

panas di lingkungan menyebar dan tidak ada penahannya akibatnay suhu

berubah-ubah tidak bias stabil. RH di rumah kaca lebih bias dikontrol sesuai

dengan keinginan dibandingkan di udara yang berada di tempat terbuka.

Prinsip perbedaan pembuatan/ penggunaan rumah kaca di daerah tropis

dan di daerah sub tropis ; (1) manipulasi lingkungan agar cahaya matahari

dapat masuk dalam rumah kaca dan temperature udara di dalamnya

Page 7: ACARA 6

78

meningkat; (2) di daerah sub-tropis digunakan untuk melindungi tanaman

dari factor lingkungan dan biologis, melindungi tanaman dari temperature

rendah, salju dan angin kencang, memungkinkan penggunaan cahaya buatan

bagi tanaman, memungkinkan penanaman lebih awal pada musim semi; (3)

pada daerah tropis, melindungi tanaman dari hujan dan angin kencang,

melindungi tanaman dari ganguan biologis, memeungkinkan pengaturan

pemberian air, memungkinkan pengaturan cahaya.

F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan praktikum thermohygrograf maka dapat

disimpulkan bahwa :

a. Selisih suhu pada perlakuan rumah kaca dan di laboratorium kultur

jaringan tinggi.

b. Selisih suhu pada perlakuan tempat terbuka dan di rumah kaca sedikit.

c. Selisih RH maksimum dan RH minimum pada perlakuan tempat

terbuka dan laboratorium kultur jaringan selisihnya cukup tinggi.

d. Pada perlakuan rumah kaca cenderung stabil karena rumah kaca

merupakan modifikasi iklim mikro.

e. Pada perlakuan laboratorium terdapat AC yang mampu menstabilkan

suhu pada ruangan tersebut.

f. Suhu tertinggi terdapat pada perlakuan rumah kaca. Suhu terendah

terdapat pada perlakuan laboratorium kultur jaringan.

g. RH tertinggi pada perlakuan ruang terbuka dan RH terendah pada

perlakuan di laboratorium kultur jaringan.

2. Saran

a. Praktikum kali ini melibatkan semua praktikan dalam pengamatan

praktikum agar lebih mengerti dan mudah dipahami oleh praktikan.

b. Praktikan dilibatkan dalam pengamatan yang dilakukan oleh Co.Ass

sehingga praktikan mempunyai pengalaman tentang pengamatan dan

pengecekan Termohygrograph serta dapat membaca grafik

Termohygrograph.

Page 8: ACARA 6

79

DAFTAR PUSTAKA

Edi S. 2009. Rancangan Bangun Sensor Suhu Tanah dan Kelembaban Udara.

Jurnal Sains Dirgantara Vol. 7 (1), Hal: 56-67.

Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya, Bogor.

Leon. 2010. Suhu Udara. http://leonheart94.blogspot.com. Diakses pada tanggal

14 Mei 2012.

Rayshanda. 2011. Suhu Udara Di Indonesia. http://ripskyrayshanda.blogspot.com.

Diakses pada tanggal 14 Mei 2012.

Syham. 2010. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Udara.

http://www.syiham.co.cc. Diakses pada tanggal 14 Mei 2012.