Upload
desy-retno-wulan
View
238
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
acara 7 pangan gizi
Citation preview
ACARA VII
PERHITUNGAN KECUKUPAN PROTEIN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada paraktikum acara vii perhitungan kecukupan protein bertujuan
untuk :
1. Mahasiswa menegetahui cara-cara penghitungan kecukupan protein.
2. Mahasiswa dapat menghitung kecukupan protein.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Setelah air, protein merupakan zat gizi yang paling banyak dalam
tubuh. Bila energi makanan cukup, boleh dikatakan semua makanan juga
mengandung cukup protein. Akan tetapi, jika tidak cukup protein dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhan tubuh, biasanya hal ini berarti makanan yang
dikonsumsi tidak cukup memberikan energi. Mengetahui jumlah seluruh
kebutuhan tubuh akan protein untuk memenuhi fungsi utama yang hanya dapat
dilaksanakan oleh protein adalah penting. Suatu pengertian umum juga berguna
mengenai perbandingan asam amino esensial yang termasuk dalam berbagai
pangan yang kaya akan protein dalam susunan pangan. Nilai gizi protein
pangan berbeda karena berbedanya jenis dan jumlah asam amino yang
dikandungnya (Suhardjo, 2009).
Protein merupakan rantai asam amino yang diperlukan oleh tubuh.
Peranan protein dalam tubuh antara lain adalah untuk pertumbuhan, terutama
pada masa pembentukan janin hingga usia balita, diperlukan protein yang
jumlahnya tinggi. Protein juga dapat memperbaiki sel-sel yang telah aus atau
rusak terutama pada saat setelah sakit. Seperti halnya lemak dan karbohidrat,
protein juga dapat menghasilkan energi. Apabila sumber energi dari lemak dan
karbohidrat telah berkurang maka protein dapat dijadikan sumber energi baru.
Selain itu protein juga berfungsi dalam menjaga keseimbangan asam dan basa
dalam tubuh (Gardjito, 2009).
Kerawanan atau kecukupan pangan gizi dapat diukur dari prosentase
Angka Kecukupan Gizi yang terdiri dari prosentase Angka Kecukupan Gizi
terhadap Energi (AKE), prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap Protein
(AKP), prosentase Angka Kecukupan Gizi terhadap Lemak (AKL) dan Angka
Kecukupan Gizi terhadap unsur-unsur mikro (AKMikro). Prosentase AKE
merupakan pembagian dari AKE aktual dibagi dengan AKE normative dikali
100, sedangkan prosentase AKP merupakan pembagian dari AKP aktual dibagi
AKP normatif dikali 100. Dikatakan rawan gizi apabila prosentase AKE dan
AKP kurang dari 75%. Untuk kecukupan protein dipengaruhi juga oleh
kualitas protein yang dikonsumsi artinya ada perimbangan antara protein
hewani dan nabati (Shinta, 2010).
Kecukupan protein seseorang dipengaruhi oleh berat badan, usia (tahap
pertumbuhan dan perkembangan) dan mutu protein dalam pola konsumsi
pangannya. Bayi dan anak-naka yang berada dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat membutuhkan protein lebih banyak perkilogram
berat badannya dibanding orang dewasa. Perhitungan kecukupan protein
didasarkan pada kebutuhan protein per-kilogram berat badan menurut umur
dan jenis kelamin berdasarkan hasil review yang dilakukan, demikian pula
untuk tambahan kecukupan protein bagi ibu menyusui, dengan data berat
badan rata-rata sehat penduduk Indonesia menurut kelompok umur dan jenis
kelamin, seperti halnya pada perhitungan AKE. Perhitungan kecukupan protein
disesuaikan dengan rata-rata berat badan sehat, serta dikoreksi dengan faktor
koreksi mutu protein. Berikut rumus perhitungan kecukupan protein:
Kecukupan protein = (AKP x BB) x faktor koreksi mutu protein
Keterangan :
AKP = Angka kecukupan protein (g/kgBB/hari)
BB = Berat badan aktual (kg)
Faktor koreksi mutu protein umum = 1.3 bagi dewasa dan 1.5 bagi anak dan
remaja.
Faktor koreksi mutu protein Perempuan hamil = 1.2.
(Hardinsyah, 2012).
Ketahanan pangan tingkat keluarga akan mendukung tingkat konsumsi
protein. Semakin baik ketahanan pangan keluarga maka tingkat konsumsi
protein juga akan membaik. Keluarga tahan pangan tentunya mampu
menyediakan makanan bagi setiap anggota keluarganya. Maka bila persediaan
makan cukup, keluarga juga mampu memenuhi kebutuhan gizinya. Hal ini
didukung dengan data bahwa 83,7% keluarga yang tahan pangan memiliki
batita dengan tingkat kecukupan protein yang baik. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa rata-rata tingkat kecukupan protein batita di Desa Gondang
Winangun adalah 86,55% AKG. Hal tersebut sama artinya dengan rata-rata
tingkat kecukupan protein sampel baik
(Natalia, 2013).
Kualitas protein menggambarkan karakteristik protein dalam
hubungannya dengan kemampuan untuk mencapai tindakan metabolik. Secara
tradisional, ini telah dipaparkan sepenuhnya dalam konteks kemampuan
protein untuk menyediakan pola tertentu dari asam-asam amino untuk
memenuhi tuntutan sintesis protein yang diukur oleh hewan pertumbuhan atau
di dalam manusia, keseimbangan nitrogen. Sebagai pemahaman tentang
protein tindakan memperluas di luar peranannya dalam menjaga tubuh massal
protein, konsep kualitas protein harus besar untuk menggabungkan tindakan
baru ini yang muncul dari protein-protein ke dalam konsep kualitas. Penelitian
baru mengungkapkan semakin kompleks peran bagi protein dan asam-asam
amino dalam peraturan komposisi tubuh dan kesehatan tulang, fungsi saluran
cerna dan bakteri flora, glukosa homeostasis. Bukti yang tersedia untuk
menunjukkan bahwa kualitas yang tidak hanya penting minimal dianjurkan
tetapi juga di tingkat asupan lebih tinggi. Saat ini diterima metode untuk
mengukur protein tidak menganggap kualitas yang beragam, peran sangat
diperlukan asam-asam amino, pertama membatasi asam amino untuk
pertumbuhan atau keseimbangan nitrogen. Penelitian terus berevolusi dalam
menilai protein peran dalam kesehatan yang optimal di asupan lebih tinggi, ada
perlunya juga untuk terus menggali implikasi bagi penilaian kualitas protein
(Millward, 2008).
C. METODOLOGI
1. Alat dan Bahan:
a. Alat Tulis.
b. Tabel Aktivitas.
2. Cara kerja:
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 7.1 Data Aktivitas Selama 24 Jam.
Nama AktivitasWaktu(menit)
Waktu(jam)
Arvian Sholat subuhBersih-bersih kostMandi pagiSarapanBerangkat kuliah, jalan kakiKuliah biokimiaBreafing recall panggizMenunggu sholat jum’atSholat jum’atJalan dari FP ke perpus pusat, ke gerbang depanPulang kerumah, bisMain gameSholat asharIstirahatMembersihkan halaman rumahSholat maghribSholat isya’makanMengerjakan tugasTidur malam
56010151510015403015130605
1801205530300300
0,0831
0,1670,250,251,6670,250,6670,50,252,167
10,083
32
0,0830,0830,555
Jumlah 1440 24
Di recall komsumsi dan aktivitas selama 24 jam
Ditimbang berat badan
Dihitung angka kecukupan proteinnya
Astuti Ngeprint form recallBerkemas untuk kuliahMandiPersiapan untuk kuliahBerangkat kuliah, motorMenunggu dosenKuliah biokimiaFotocopyBreafing recall pangan dan giziMengerjakan laporan PIPMengerjakan aporan biokimiaNgeprint dan mengumpulkan laporan Pulang kerumah, motorMakanNonton tvMainMandiBeres-beres kamarMain gameMakanMengerjakan tipus ALSINTidur
301515156030100154590110206030604015304520150445
0,50,250,250,25
10,51,60,50,751,51,80,31
0,51
0,60,251,50,750,32,57,4
Jumlah 1440 24Sumber : Laporan Sementara
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, kita mengerti tentang AKP
(Angka Kecukupan Protein) yang merupakan rata-rata konsumsi protein untuk
menyeimbangkan protein agar tercapai semua populasi orang sehat disesuaikan
dengan kelompok umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktivitas fisik.
Kegunaan menghitung AKP adalah untuk mengetahui nilai kecukupan gizi
protein seseorang apakah statusnya rawan gizi atau sudah terpenuhi gizinya
terhadap protein. untuk kecukupan protein dipengaruhi juga oleh kualitas
protein yang dikonsumsi artinya ada perimbangan antara protein hewani dan
nabati (mutu protein dalam pola konsumsi pangannya), berat badan, dan usia
(tahap pertumbuhan dan perkembangan).
Mengkonsumsi pangan juga ada penilaiannya. Salah satu metode
penilaian konsumsi pangan yaitu dengan recall. Metode ini dilakukan dengan
mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa yang
lalu . Wawancara dilakukan serinci mungkin agar responden dapat
mengungkapkan jenis bahan makanan dan perkiraan jumlah bahan makanan
yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu . Penentuan jumlah hari recall
sangat ditentukan oleh keragaman jenis konsumsi bahan makanan antar waktu
atau tipe responden dalam memperoleh makanan . Biasanya dilakukan selama
2 - 3 hari atau seminggu , bila terlalau lama dikuatirkan responden akan banyak
yang lupa . Pada dasarnya metode food recall ini dipergunakan untuk menilai
keadaan konsumsi pangan yang nantinya dipergunakan untuk menilai status
gizi. Keadaan konsumsi pangan dan gizi yang baik ditentukan oleh terciptanya
keseimbangan antara banyaknya jenis-jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan
banyaknya yang dibutuhkan tubuh disertai dengan pendayagunaan biologis
yang sebaik-baiknya dari setiap zat gizi yang dikonsumsi tersebut.
Ada beberapa Faktor yang mempengaruhi AKP (Angka Kecukupan
Protein), yaitu sebagai berikut:
1. Pola makan
Tingkat kecukupan protein dipengaruhi oleh pola makan tiap orang /
konsumen.. Apabila kekurangan sumber makanan yang mengandung
protein, menyebabkan jumlah protein pada seseorang tersebut di bawah
AKP normal.
2. Kemampuan tubuh
Hal yang juga berpengaruh terhadap AKP dan sangat penting yaitu
kemampuan tubuh dalam mensintesis protein. Tubuh yang memiliki
kemampuan mensintesis protein dengan baik, akan mampu secara maksimal
memproses makanan sumber protein. Dengan kemampuan ini, AKP pada
seseorang bisa lebih dari normal.
3. Bahan makan sumber protein
Putih telur, susu, daging ayam, kedelai merupakan salah satu bahan
makan sumber protein. Masing-masing bahan memiliki jumlah kandungan
protein yang berbeda-beda. Jika konsumen mengkonsumsi makanan yang
kandungan proteinnya kurang, maka dapat dikategorikan protein pada orang
tersebut kurang dari AKP normal.
Cara menghitung AKP yaitu dengan dinyatakan dalam jumlah protein
menurut kelompok umur. Jumlah protein yang digunakan dalam perhitungan
AKP yaitu untuk umur 0-1 tahun jumlah protein adalah 2.5 gram, umur 1-3
tahun jumlah protein adalah 2 gram, umur 4-6 tahun jumlah protein 1.8 gram,
umur 6-10 tahun jumlah protein 1.5 gram, umur 10-18 tahun jumlah protein
adalah 1.3 gram dan umur ≥ 19 tahun jumlah protein adalah 0.8 gram. Karena
usia mahasiswa yang di-recall berkisar antara 10-18 tahun dan ≥ 19 tahun,
maka jumlah protein yang digunakan adalah 1.3 gram dan 0.8 gram.
Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi
protein yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan
memungkinkan produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan,
kehamilan atau menyusui. Angka kecukupan Protein (AKP) orang dewasa
menurut hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg berat
badan, berupa protein patokan tinggi yaitu protein telur yang mempunyai mutu
dan daya manfaat 100 %.
Dari hasil perhitungan data kelompok 3, di mana 2 orang mahasiswa
sebagai sampel yaitu besar AKP Arvian Kurnia Pratama adalah 75,4 gram
dengan BB 58 kg, dan Astuti Nur Hidayati adalah 31,2 gram dengan BB 39
kg. Dari hasil perhitungan, terlihat bahwa semakin kecil berat badan orang
yang diuji, maka nilai AKP-nya juga semakin kecil. Sedangkan semakin besar
berat badan orang yang diuji, maka nilai AKP-nya juga semakin besar. Hal ini
sudah sesuai dengan standar FAO/WHO/UNU (1985) dimana AKP Arvian dan
Astuti lebih dari 0,75 gram/kg berat badan.
Untuk perhitungan kecukupan protein berdasarkan teori Hardinsyah
(2012) yaitu :
(Kecukupan protein = (AKP x BB) x faktor koreksi mutu protein)
Keterangan :
AKP = Angka kecukupan protein (g/kgBB/hari)
BB = Berat badan aktual (kg).
Contoh perhitungan diketahui bahwa semakin besar berat badan orang yang
diuji besar AKPnya semakin besar pula, begitu pula sebaliknya semakin kecil
berat badan orang yang diuji maka semakin kecil pula harga AKPnya.
E. KESIMPULAN
Kesimpulan acara VII menghitung kecukupan protein adalah :
1. Untuk hubungan kebutuhan protein dengan umur dan berat badan adalah
semakin tua umur manusia semakin sedikit kebutuhan protein yang
dibutuhkan karena sedikit aktivitas yang dilakukan dan masa pertumbuhan
sudah berkurang bahkan selesai, sehingga sedikit asupan protein yang
diperlukan.
2. Semakin besar berat badan seseorang maka nilai AKP yang diperoleh
semakin besar dan apabila semakin kecil berat badan seseorang maka nilai
AKP yang diperoleh semakin kecil.
3. Apabila perhitungan AKP lebih kecil dari AKP maka responden tersebut
kekurangan protein dan juga sebaliknya.
4. Besar AKP Arvian Kurnia Pratama adalah 75,4 gram dengan BB 58 kg, dan
Astuti Nur Hidayati adalah 31,2 gram dengan BB 39 kg.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKP yaitu Pola makan, kemampuan
tubuh, dan bahan makan sumber protein.
LAMPIRAN ACARA VII
PERHITUNGAN KECUKUPAN PROTEIN
Arvian Kurnia Pratama
AKP = BB x Jumlah Protein
= 58 x 1,3
= 75,4 gram
Astuti Nur Hidayati
AKP = BB x Jumlah Protein
= 39 x 0,8
= 31,2 gram
DAFTAR PUSTAKA
Gardjito, Murdijati, dkk. 2009. Pengelolaan Pangan Dan Gizi. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
Hardinsyah., Riyadi, Hadi., dan Napitupulu, Victor. 2012. Kecukupan Energi, Lemak, Dan Karbohidrat. IPB : Bogor.
Millward, D Joe., Donald K Layman., Daniel Tomé., dan Gertjan Schaafsma. 2008. Protein Quality Assessment: Impact Of Expanding Understanding Of Protein And Amino Acid Needs For Optimal Health. The american jornal of clinical nutrition : 87(suppl):1576S– 81S.
Natalia, Lucia Destri, Dina Rahayuning P dan Siti Fatimah. 2013. Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dengan Status Gizi Batita di desa Guondangwinangun Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vo.2 No.2.
Shinta, Agustina. 2010. Identifikasi Angka Kecukupan Gizi Dan Strategi Peningkatan Gizi Keluarga Di Kota Probolinggo (Studi Kasus Di Kecamatan Kedopok Dan Mayangan). Jurnal Sepa : Vol 7, No 1, Hal 1-71.
Suhardjo. 2009. Pangan, gizi dan pertanian. Universitas Indonesia : Jakarta.