Upload
truonghanh
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN BERITA ACARA
PELANGGARAN ETIK DAN PEMBERIAN SANKSI
IAIN PURWOKERTO TAHUN 2015.2017
IAIN PURTIIOKENTO
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO2017
Kata Pengantar
Alhamdulillah wa syukrulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga laporan
pelanggaran kode etik dapat tersusun dengan baik dan lancar tanpa ada aral
rintangan suatu apapun. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kepada
kita da cahaya kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.
Mahasiswa sebagai bagian pokok dari civitas akademika lAlN PuMokerto
memiliki kode etik yang harus dipahami, di taati dan dilaksanakan sebagai ujud
tanggung jawab secara pribadi sekaligus tanggung jawab kepada institusi.
Terlebih mahasiswa sebagai agent of change dituntut memiliki kecerdasan
secara pikir serta kepekaan terhadap dzikir. Sehingga ia senantiasa menjadi
insan yang taat terhadap perintah agama ataupun tata aturan yang berlaku
dalam kehidupannya.
Meskipun telah dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan dan akhlak,
tidak semua mahasiswa memiliki kepribadian yang taat kepada setiap aturan
yang ada di perguruan tinggi yang bersangkutan. Terbukti banyak mahasiswa
yang tertangkap oleh pihak yang beruajib disebabkan mereka melakukan
pelanggaran secara disengaja. Berbagai bentuk pelanggaran tersebut tentunya
bertentangan dengan kode etik mahasiswa lAlN PuMokerto seperti tindakan
mencuri, menodong, membunuh, memaksa, memukul, dan perbuatan asusila
lainnya. Semua itu disebut sebagai tindakan tidak bermoral yang patut diberikan
hukuman sesuai dengan aluran yang ada.
Tidak sekedar mahasis,wa, dosen sebagai tenaga pendidik serta tenaga
kependidikan yang bertugas memberikan pelayanan terhadap civitas akademika
dan stakeholder memiliki kode etik yang sama dengan mahasiswa. Semua ruang
gerak dosen dan tenaga kependidikan sangat dibatasi oleh kode etik. Sehingga
setiap dosen dan tenaga kependidikan wajib mentaati kode etik yang ada.
Apabila seorang dosen dan tenaga kependidikan melanggar kode etik, wajib
diberikan hukuman sebagaimana mahasiswa. Perihal ini bertujuan agar prinsip
keadilan dan tanggung jawab direalisasikan secara penuh oleh seluruh civitas
akademika serta tenaga kependidikan.
ii
Laporan pelanggaran kode etik ini dapal tersusun atas partisipasi dan
kerjasama dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun menghaturkan terima kasih
yang setinggi-tingginya atas bantuan dan partisipasi dari semua pihak serla
menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besamya jika dalam penyusunan
pelanggaran kode etik ini terdapat berbagai kekurangan dan kekeliruan di berbagai
hal.
Nopember 2017
Etik
S.H. M.H.a;
l
DAFTAR ISI
Kata Pengantar, ii
Daftar lsi, iv
BAB I Pendahuluan
A. Pendahuluan, 1
B. Dasar Hukum, 2
C. Tujuan, 2
D. Manfaat, 3
BAB ll Pelanggaran Kode Etik Dan Sanksi
A. Pelanggaran di Level Mahasiswa, 4
B. Pelanggaran di Level Dosen,4
C. Pelanggaran di Level Tenaga Kependidikan, 5
BAB lll Penutup
Lampiran-LampiEn
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Secara definitif, norma akademik atau kode etik dapat dipahami sebagai
ketentuan, peraturan dan tata nilai yang harus di taati oleh seluruh
mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan yang berkaitan dengan
aktivitas akademik. Kode etik di buat dengan mempertimbangkan kondisi dan
situasi lAlN Purwokerto baik secara internal maupun eksternal. Kode etik ini
dimaksudkan agar seluruh civitas akademika mempunyai gambaran yang
jelas mengenai hal-hal yang perlu dan seharusnya dilakukan dalam
menghadapi berbagai kemungkinan yang timbul baik perihal masalah-
masalah akademik maupun non akademik. Masalah tersebut akhirnya akan
melahirkan pelanggaran akademik serta pelanggaran non akademik.
Berbagai bentuk pelanggaran akademik yang kerap dilakukan oleh
mahasiswa biasnaya berbentuk: peftama, menggunakan atau mencoba
menggunakan bahan-bahan atau alat bantu studi lainnya pada waktu ujian
tanpa izin dari dosen yang bersangkulan. Kedua, mengganti, mengubah dan
memalsukan nilai alau transkip akademik, KTM, tugas-tugas dalam rangka
perkuliahan, keterangan, laporan atau tanda tangan dalam lingkup kegiatan
akademik. Kefrga, menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai
kata-kata atau karya sendiri dalam suatu kegiatan akademik. Keempat,
mempengaruhi orang lain dengan cara membujuk, memberi hadiah atau
mengancam dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi
akademik. Kelima, melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-
norma kepatutan dalam kehidupan masyarakat akademik
Sementara pelanggaran non akademik dapat dikategorikan seperti:
peftama, mengucapkan kata-kata kotor, keji yang ditujukan kepada lembaga,
dosen, karyaan, sesama mahasiswa dan tamu. Kedua, membawa senjala
dalam bentuk apapun di dalam kampus maupun di dalam kegiatan yang
diselenggarakan atau yang menyangkut lAlN Purwokerto kecuali mendapat
izin dari rektor. Ketiga, mengucapkan dan menuliskan kata-kata kotor dan keji
yang ditujukan kepada lembaga, para dosen, tenaga kependidikan serta
sesama mahasiswa. Keempat, membawa dan atau menggunakan segala
1
macam bahan kimia yang berbahaya dalam bentuk apapun terutama napza di
dalam kampus maupun di dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh lAlN Pumokerto, kecuali bahan kimia yang digunakan untuk keperluan
oraktikum.
Kelima, membuat keributan atau kegaduhan, pertengkaran atau
perkelahian, perusakan sarana dan prasarana kampus serta tindakan-
tindakan lain yang dapat menimbulkan terganggunya keamanan dan
ketertiban kampus. Keenam, melakukan segala kegiatan dan atau
mengeluarkan ucapan atau tulisan yang menjurus ke arah pertentangan suku,
agama, ras dan antar golongan. Ketujuh, melakukan perjudian di lingkungan
kampus. Kedelapan, melakukan tindakan dan perbuatan pelecehan serta
pelanggaran seksual atau perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan
dan sebagainya.
Selain pelanggaran akademik yang dilakukan oleh mahasiswa di atas,
pelanggaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
juga rentan terjadi baik berbentuk kekerasan, tindakan asusila, dan
sejenisnya. Untuk itu berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa,
dosen ataupun tenaga kependidikan baik berbentuk pelanggaran akademik
ataupun non akademik harus ditangani melalui jalur hukum serta dilaporkan
kepada pimpinan institusi setempat.
B. Dasar Hukum
1 . SK Rektor Nomor 597 tahun 2015 tentang Kode Etik Dosen
2. SK Rektor Nomor 598 tahun 2015 tentang Kode Etik Mahasiswa
3. SK Rektor Nomor 596 tahun 2015 tentang Kode Etik Tenaga Kependidikan
C. Tujuan
Tujuan penanganan hukum terhadap pelanggaran kode etik bagi civitas
akademika dan tenaga kependidikan adalah terciptanya aturan dan keadilan
hukum bagi setiap pelaku yang melanggar kode etik yang telah ditetapkan
oleh lAlN Purwokerto. Selanjutnya penjaminan keadilan hukum pada akhirnya
terlaporkan secara resmi kepada pimpinan institut.
D. Manfaat
1. Menciptakan suasana kampus yang aman, damai, serta jauh dari tindakan
kriminal, anarkhis, yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen maupun tenaga
kependidikan.
2. Terimplementasinya kode etik mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan
secara total.
3. Terlaporkannya kondisi keamanan dan ketertiban serta penegakan kode
etik bagi seluruh mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan.
3
BAB II
BERITA ACARA PELANGGARAN KODE ETIK
DAN PEMBERIAN SANKSI
Dalam kurun waktu 2015-2017 berbagai pelanggaran yang bersifat
akademik dan non akademik telah terjadi baik dilakukan mahasiswa, dosen
maupun tenaga kependidikan. Beberapa kasus pelanggaran terjadi pada :
1. Mahasiswa
Pembekuan sementara dan pemberian sanksi beberapa unit kerja
mahasiswa yang menyalahi peraturan pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Salah salu kasus pelanggaran kode etik yang terjadi adalah tindakan amoral
yang dilakukan seorang mahasiswa dan mahasiswi yaitu pelukan dan ciuman.
Keduanya dipergoki oleh warga yang melakukan inspeksi mendadak di kos
sekitar kampus. Warga yang geram dengan perilaku mereka melapor ke pihak
kampus. Kemudian pihak kampus menindak lanjuti laporan tersebut dengan
menghadirkan saksi, pelaku, dan orang tua pelaku. Setelah dilakukan
tabawun sesuai standar operasional prosedur yang ada, pelaku mengakui
perbuatannya. Berdasarkan fakta ters€but Komisi Etik memutuskan para
pelaku diberikan sanksi berupa skorsing 1 semester. Hasil keputusan Komite
Etik kemudian disampaikan secara resmi kepada Rektor untuk ditindak lanjuti.
2. Dosen
Sanksi diberikan oleh Komisi Etik kepada dosen yang telah menyalahi
kode etik. Selama 3 tahun terakhir ada 1 kasus terkait dosen bernama :
Santosa lrfa'an M.S.l. yang masuk komisi etik yaitu kasus pemukulan
terhadap mahasiswa. Pemukulan dihkukan dosen pada hari Kamis, 7
September 2017 , karcna ia merasa terganggu dengan suara berisik
mahasiswa di kelas sebelah yang sedang tidak ada pembelajaran. Merasa
terganggu dengan suara berisik yang ditimbulkan mahasiswa pada saat ia
mengajar menjadikannya tidak mampu menahan diri dan melakukan tindakan
pemukulan kepada mahasiswa. Tindakan itu dilakukan guna memberikan
pembelajaran kepada mahasiswa tersebut agar tidak berisik. Tidak terima
dengan perlakuan sang dosen, mahasiswa dan kedua orang tuanya
melaporkan peristiwa pemukulan kepada pihak kampus.
Kemudian pihak kampus menindak lanjuti laporan tersebut dengan
menghadirkan saksi, pelaku, korban pemukulan dan orang tua korban.
Setefah dilakukan tabayyun dianlara mereka sesuai standar operasional
prosedur yang ada, pelaku mengakui perbuatannya. Berdasarkan pengakuan
pelaku maka Komisi Etik memutuskan pemberian sanksi kepada pelaku
berupa teguran keras dan wajib meminta maaf kepada korban dan orang tua
korban. Hasil keputusan Komite Etik kemudian disampaikan secara resmi
keoada ReKor.
Selain itu terdapat pula beberapa dosen di tahun 2016 bernama Ahmad
Dahlan. Di semesier pertama, yang bersangkutan tidak mengumpulkan
Laporan Beban Kerja (LBKD) sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Sementara ditahun 2015 pada semester pertama, terdapat seorang dosen
bernama Afif Muhammad melakukan perihal yang sama. Setelah pihak-pihak
terkait menimbang dan memutuskan akhirnya yang bersangkutan tidak
diberikan pemenuhan haknya memperoleh tunjangan sertifikasi selama satu
semester. Hasil keputusan ini diputuskan secara bersama oleh LPM bersama
dengan Komite Etik yang kemudian disampaikan secara resmi kepada Rektor.
3. Tenaga Kependidikan
Sanksi diberikan oleh Komisi Etik kepada tenaga kependidikan yang
telah menyalahi kode etik. Beberapa kasus pelanggaran kode etik yang
pernah dilakukan oleh tenaga kependidikan lAlN PuMokerto diantaranya:
Peftama, kasus perkelahian antiara tenaga lapangan (Rasum) dengan
staf perpustakaan bernama lmam. Kasus ini terjadi pada 18 Maret 2015 yang
berawal dari kerapnya kedua tenaga kependidikan menongkrong bersama di
pos satpam kampus. Keduanya kerap melakukan ledekan-ledekan kecil
perihal keintiman rumah tangga masing-masing. Namun ledekan kecil
tersebut ternyata berlanjut hingga saling memergoki keduanya di tempat
hiburan malam. Akhirnya ledekan tersebut melahirkan perkelahian di dalam
kamous.
Kasus tersebut selesai setelah yang bersangkutan disidang oleh Komisi
Etik dan keduanya diberikan sanksi untuk salling memaafkan dan berjanji
tidak akan mengulangi kejadian ini kembali.
Kedua, salah satu kasus a moral yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan adalah tindak pencurian yang dilakukan oleh seorang satpam
kontrak lAlN Punrvokerto bernama Jandri. Kejadian ini terjadi pada malam hari
tepatnya pada hari Rabu, 8 Pebruari 2017. Tetapi pelaku dipergoki oleh salah
satu dosen yang masih di kampus yaitu Muh Hanif, MA. Lalu saksi mata
melaporkan kejadian pencurian kepada pemangku kepentingan. Sebagai
tindak lanjut dari laporan saksi mata maka pelaku dan saksi dipanggil oleh
Komisi Etik- Setelah dilakukan tabayyun sesuai dengan standar operasional
prosedur yang ada, pelaku mengakui perbuatannya. Berdasarkan pengakuan
pelaku, Komisi Etik memutuskan pelaku diberhentikan secara tidak hormat
Hasil keputusan Komite Etik kemudian disampaikan secara resmi kepada
ReKor untuk ditindaklanjuti.
Ketiga, pada tanggal 16 Juni 2015, seorang karyawan kontrak bernama
Retno Handini (Dini) telah terbukti melakukan pelanggaran berupa
menggelapkan uang senilai kurang lebih 50-an juta rupiah. Pelaku menghilang
dan tidak bisa diketemukan hingga sekarang. Hasil keputusan Komite Etik
memberhentikan scara tidak hormat kepada yang bersangkutan selanjutnya
disampaikan secara resmi kepada Rektor.
5
BAB III
PENUTUP
Pelanggaran akademik dan non akademik yang dilakukan oleh dosen,
mahasiswa ataupun tenaga kependidikan kerap terjadi di berbagai perguruan
tinggi. Perihal ini terjadi atas kesengajaan ataupun karena faktor yang lainnya.
Namun sekecil apapun pelanggaran idealnya dilakukan pemberian punishment
secara tepat guna meminimalisir lahirnya pelanggaran berat lainnya.
Sewajarnya dengan kampus-kampus yang lain, berbagai pelanggaran juga
pernah terjadi di lAlN PuMokerto baik dilakukan mahasiswa, dosen maupun
tenaga kependidikan. Pelanggaran ini bersifat sangat komplek yang mencakup
pelanggaran akademik, kasus kekerasan, perkelahian, seputar seksual dan
sejenisnya. Semua pelanggaran secara langsung ditangani oleh Komisi Etik
dengan mengadakan sidang selama beberapa kali. Alas hasil keputusan dari
Komisi Etik reKor kemudian menerbitkan hukuman kepada para pelanggar
sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
7
Lampiran-Lampiran
(Foto Sidang Komisi Etik)
ugunan
(Peserta Sidang Komisi Etik)
l-I--{F
Lb#