5
Acute Lymphoblastic Leukimia 1. Definisi 2. Etiologi 3. Factor resiko 4. Epidemiologi 5. Patofisiologi (bagan) 6. Tanda dan gejala 7. Pemeriksaan fisik 8. Penatalaksanaan 9. Pencegahan 10. Komplikasi 1. Definisi Leukimia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang belakang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik. Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kelainan hemostasis (zelly,2013). Leukimia ada yang bersifat akut dan kronis. Leukimia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan dan memburuk. Sedangkan Leukimia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun. Berdasarkan jenis sel yang terlibat leukemia dibagi menjadi leukemia lymphoblastic dan leukima

Acute Lymphoblastic Leukimia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Acute Lymphoblastic Leukimia

Citation preview

Acute Lymphoblastic Leukimia1. Definisi 2. Etiologi3. Factor resiko4. Epidemiologi5. Patofisiologi (bagan)6. Tanda dan gejala7. Pemeriksaan fisik8. Penatalaksanaan 9. Pencegahan 10. Komplikasi

1. Definisi Leukimia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang belakang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik. Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah perdarahan yang disebabkan oleh berbagai kelainan hemostasis (zelly,2013). Leukimia ada yang bersifat akut dan kronis. Leukimia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan dan memburuk. Sedangkan Leukimia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun. Berdasarkan jenis sel yang terlibat leukemia dibagi menjadi leukemia lymphoblastic dan leukima mielositik. Leukimia Lymphoblastic sendiri merupakan salah satu bentuk leukemia yang menyerang sel limpoid. Acute lymphoblastic leukemia terjadi ketika tubuh kita menghasilkan sejumlah besar sel darah putih yang immature yang disebut limfosit.2. Etiologi Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui secara pasti namun terdapat beberapa fator yang diduga mempengaruhi kejadiannya seperti radiasi, zat-zat yang bersifat toxin seperti benzene, obat-obat kemoterapi dan factor herediter.3. Factor resiko1. Radiasi dosis tinggi, radiasi dengan dosis tinggi seperti bom atom di Jepang menyebabkan peningkatan penyakit ini2. Kemoterapi, misalnya kemoterapi jenis alkylacting agents. Namun pemberian kemoterapi jenis tersebut tetap boleh diberikan dengan pertimbangan rasio manfaat- resikonya.3. Sindrom Down dan berbagai kelainan genetic lainnya yang disebabkan oleh kromosom dapat meningkatkan resiko kanker4. Humn T-cell leukemia virus-1 (HTLV-1) virus tersebut menyebabkan leukemia T-cell yang jarang ditemukan jenis virus lain yang dapat menyebabkan adalah retrovirus dan virus leukemia feline5. Merokok meningkatkan resiko ALL pada usia >60 tahun6. Factor endogen seperti Ras4. EpidemiologiAcute Lymphoblastic Leukimia lebih sering terjadi pada anak-anak dibandingkan dengan oraang dewasa. Puncak insidennya terjadi pada usia 3-5 tahun dan jarang pada anak berusia lenih dari 15 tahun. ALL merupakan kanker yang paling banyak dijumpai pada anak yaitu sekitar 25-30% dari seluruh jenis kanker pada anak. Laki-laki lebih banyak mengalami daripada perempuan. Di Amerika Serikat kira-kira 2400 anak dan remaja menderita ALL setiap tahun. Insiden ALL terjadi jauh lebih tinggi pada anak-anak kulit putih daripada kulit hitam.5. Patofisiologi 6. Tanda dan gejala1. AnemiaPenderita akan tampak cepat lelah, pucat dan bernafas cepat. Hal ini disebabkan karena jumlah sel darah merah berkurang, akibatnya oksigen dalam tubuh juga berkurang. 2. PerdarahanMisalnya perdarahan pada gusi, hidung dan kulit. Hal ini terjadi karena produksi platelet berkurang akibat dominasi produksi sel darah putih3. Mudah terserang infeksiPada penderita Leukimia, sel darah putih yang terbentuk bersifat abnormal sehingga tidak dapat berfungsi dengan semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus atau bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan dari hidung dan batuk.4. Nyeri tulang dan persendianHal ini terjadi karena sumsum tulang terdesak padat oleh sel darah putih.5. Nyeri perutNyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat berkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.6. Pembengkakan kelenjar limpaPenderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar limpa, baik yang diibawah lengan, dada, dan lainnya. Kelenjar limpa bertugas menyaring darah , sel leukemia dapat terkumpul disin dan menyebakan pembengkakan.7. Pemeriksaan diagnostic8. PenatalaksanaanTahapan terapi ALL1. Terapi induksi remisi, tujuan eradikasi sel leukemia yang dapat dideteksi secara morfologi dalam darah dan sumsum tulang dan kembalinya hematopoiesis normal, biasanya terapi terdiri dai prednisone, vinkristin dan antrasiklin2. Terapi intensifikasi atau konsolidasi, tujuan eliminasi sel leukemia residual untuuk mencegah relaps dan juga timbulnya sel yang resisten obat3. Profilaksis SSP, sangat penting pada pasien ALL. Sekitar 50-75% pasien ALL yang tidak mendapat terapi ini akan mengalami relaps pada SSP. Terdiri dari kombinasi kemoterapi intrarektal, radiasi kranial, dan pemberian sistemik obat mempunyai bioavalibilitas SSP yang tinggi seperti metotreksat dosis tinggi dan sitarabin dosis tinggi.4. Pemeliharaan jangka panjangTerapi ini terdiri dari 6-mekaptopurin dan metotreksat seminggu selama 2-3 tahun. Protocol pengobatan menurut IDAI ada 2 macam yaitu : protocol half metothrexate (Jakarta 1994), protocol wijaya kusuma (WK ALL 2000)9. Pencegahan 10. Komplikasi