1
JUMAT, 25 FEBRUARI 2011 | | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 11 W I SATA RUTA SURYANA S EONGGOK ogoh-ogoh di Jalan Achmad Yani, Denpasar, Bali, tiba-tiba menyedot perhatian pengguna jalan yang kebetulan lewat di jalur itu. Bahkan beber- apa di antara mereka berhenti sejenak untuk membidikkan kamera di telepon seluler mer- eka ke arah ogoh-ogoh berwajah seram itu. “Wah, lumayan untuk dijadi- kan foto koleksi,” ujar Adi se usai mengambil gambar ogoh-ogoh itu. Ogoh-ogoh adalah simbolisme kekuatan atau pe- ngaruh jahat di alam ini yang pengaruh harus diminimalkan terhadap kehidupan manusia. Ogoh-ogoh umumnya diwu- judkan berupa raksasa ber- wajah sangar dan seram, yang pada akhir prosesi acara akan dibakar di setra (permakaman umum) tiap desa adat. Sejak beberapa hari terakhir, hampir setiap banjar di Den- pasar dan sekitarnya menyiap- kan ogoh-ogoh untuk diarak beramai-ramai keliling wilayah desa pada malam ‘pengerupuk- an’ atau malam sebelum Hari Raya Nyepi. Dalam tradisi di Bali, ogoh- ogoh yang selalu dilukiskan se- bagai sosok berwajah seram itu disimbolkan sebagai kekuatan negatif atau jahat yang harus dinetralisasi (somya) sehingga pada pelaksanaan Nyepi ke- Keheningan yang Jadi Daya Tarik Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia seakan mati suri sejenak untuk merayakan Hari Raya Nyepi. esokan harinya, Sabtu (5/3), benar-benar tercipta suasana tenang dan damai. Prosesi pengusungan ogoh- ogoh itu selepas petang hari sam pai tengah malam juga menjadi daya tarik di kalangan wisatawan yang tengah ber- wisata di Bali. Tak sedikit yang merekamnya dalam bentuk video untuk kenang-kenangan pulang ke negara mereka. Ketertarikan wisatawan tidak hanya pada prosesi pengusungan ogoh-ogoh, tetapi pada saat Hari Raya Nyepi. Hari Raya Nyepi identik de- ngan kesunyian, keheningan, dan perenungan akan hal-hal yang sudah terjadi pada masa lampau. Bali sebagai daerah tu- juan wisata dunia seakan mati suri sejenak, untuk merayakan pergantian tahun ini. Seluruh aktivitas dihentikan selama kurang lebih 24 jam. Pelabuhan, bandara, dan terminal yang biasanya penuh sesak dengan aktivitas keberangkatan dan kedatangan ditutup semen- tara. Hening, sepi, tenang, dan tenteram. Namun, keheningan dan ke sunyian pada Hari Raya Nyepi itu tidak membuat para wisatawan urung mengunjungi Bali. Apa yang mereka cari? Ternyata suasana hening dan sepi tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta Bali. Suasana yang mungkin hanya bisa ditemukan di Bali dan terjadi satu tahun sekali tidak ingin mereka lewatkan. Mereka mencari dan menik- mati aktivitas hening itu, yang menjadi barang mahal bagi mereka-mereka yang dijejali rutinitas dalam keseharian. “Mereka, terutama wisatawan dari Eropa, penasaran ingin menyaksikan langsung pelak- sanaan Nyepi. Masak bisa sih?” ujar Sekretaris Umum Perhim- punan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Perry Markus, Rabu (23/2). Untuk menikmati suasa- na hening tersebut, tentunya wisatawan harus datang be- berapa hari sebelum hari H, sebelum bandara dan gerbang kedatangan lainnya ditutup. Nyepi memiliki rangkaian ritual keagamaan beberapa hari menjelang dan sesudah hari H yang juga sayang untuk dile- watkan. Sehari menjelang Hari Nyepi, terdapat ritual Mecaru Agung , yakni pembersihan jagat alam dari unsur-unsur negatif sehingga kedamaian menyelimuti bumi ini. Malam harinya akan ada parade atau arak-arakan ogoh- ogoh pada setiap desa adat di Bali. Desa adat adalah perang- kat desa atau kelurahan yang bertanggung jawab untuk me- ngurus hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan adat dan agama masyarakat Bali. (S-1) [email protected] FOTO-FOTO: ANTARA/ NYOMAN BUDHIANA UPACARA MEPEPADA: Ratusan umat Hindu mengarak kerbau dan bermacam binatang kurban berkeliling pura saat upacara mepepada yaitu rangkaian upacara Tawur Panca Bali Krama menjelang Hari Raya Nyepi. SAMBUT NYEPI: Dua kelompok remaja mengarak “Ogoh-Ogoh” hasil kreativitasnya mereka saat menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka. Advertorial L ombok adalah ka- wasan wisata yang tidak kalah indah jika dibandingkan dengan Bali. Bahkan untuk menikmati ketenangan dalam berwisata, Lombok adalah yang terbaik ketimbang da- erah wisata lain. Bagi pasangan suami istri baru yang ingin berbulan madu atau keluarga yang ingin berlibur ke Lombok, akan lebih sempurna bila menginap di sebuah hotel bernuansa resor alias hotel wisata. Salah satunya ada- lah Hotel Oberoi Lombok, yang memang didesain untuk pasangan yang ingin berbulan madu dan liburan keluarga. Menurut General Manager Hotel Oberoi, Rudynald Ach- mad Baihaqi, Oberoi Lombok dibangun dengan konsep yang nyaman dan sepi bagi pengunjung. Hal itu disebab- kan kebanyakan pengunjung menginginkan suatu tempat menginap yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Keunikan Oberoi Lombok terletak pada jumlah kamar yang disediakan, yaitu hanya 50 kamar. “Dengan hanya terdiri dari 50 kamar, kami mengusung konsep pribadi (private) untuk membuat pengunjung kami nyaman hingga ketika mereka masuk, mereka tidak mau ke- luar lagi,” kata Rudynald. Oberoi Lombok menye- diakan delapan varian kamar, yakni luxury pavilions, luxury villa, luxury villas dengan ko- lam renang, dua bedroom villa dengan kolam, royal villa de- ngan kolam renang. Ditambah lagi dengan villa oberoi yang didesain dengan dekorasi interiornya sangat bersih dan harmonis sekali. “Vila kita desain dengan gaya Bali dengan paduan kayu jati, diperkaya tenunan karpet dan artefak asli Indonesia,” ungkap Rdynald. Oberoi juga memberikan fasilitas istimewa bagi pe- ngunjung, yakni gymnasium, spa, tenis, sepak bola mini, kelas memasak, serta membe- rikan fasilitas gratis untuk mengelilingi desa sekitar de- ngan menggunakan kendaraan khas Lombok, cidomo. Guna menambah keistime- waan bagi pasangan yang sedang berbulan madu, pihak hotel juga mengajarkan kepada tamunya untuk mencintai ling- kungan. Salah satunya adalah dengan menanam koral, sejenis karang laut. Pihak hotel telah menyiapkan pelat berbentuk hati. Para tamu bebas memilih warna dan jumlah koral yang ingin mereka tanam. Mereka kemudian diberi kesempatan membubuhkan namanya dan nama pasangannya, kemudian koral pun ditanam. “Ini mungkin hotel pertama di dunia yang mengembang- kan penanaman coral hasil kerja sama dengan masyarakat sekitar,” lanjut Rudynald. Dia menyebutkan, penanaman koral dilakukan sebagai upaya menjaga keles- tarian lingkungan. Sedangkan penanaman oleh tamu meru- pakan upaya interaksi antara hotel, tamu, dan masyarakat Desa Jambianom, Lombok. Penanaman koral juga untuk memberikan kenangan masa bulan madu di Hotel Oberoi Lombok. “Semoga itu bisa membuat mereka ingin kembali lagi ke Oberoi Lombok,” cetus Rudynald. Salah satu paket menarik yang diberikan oleh hotel yang pernah menjadi tempat penginapan bagi beberapa menteri, bahkan pernah men- jadi tujuan bulan madu putra Presiden Susilo Bambang Yu- dhoyono, Agus Yudhoyono, adalah memberikan harga lebih murah untuk wisatawan domestik daripada wisatawan luar negeri hingga 31 Juni 2011. “Semua penawaran harga khusus ini diharapkan bisa menarik wisatawan dalam negeri, dan dari bulan Juni hingga seterusnya kami ber- harap bisa menarik wisatawan luar negeri lebih banyak,” pungkasnya. (*/S-4) Menikmati Bulan Madu di Oberoi Lombok “Ini mungkin hotel pertama di dunia yang mengembangkan penanaman coral hasil kerja sama dengan masyarakat sekitar.” Rudynald Achmad Baihaqi General Manager Hotel Oberoi FOTO-FOTO: DOK OBEROI

Advertorial Menikmati Bulan Madu Oberoi Lombok · penanaman oleh tamu meru-pakan upaya interaksi antara hotel, tamu, dan masyarakat Desa Jambianom, Lombok. Penanaman koral juga untuk

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Advertorial Menikmati Bulan Madu Oberoi Lombok · penanaman oleh tamu meru-pakan upaya interaksi antara hotel, tamu, dan masyarakat Desa Jambianom, Lombok. Penanaman koral juga untuk

JUMAT, 25 FEBRUARI 2011 | | MEDIA INDONESIA | HALAMAN 11WISATA

RUTA SURYANA

SEONGGOK ogoh-ogoh di Jalan Achmad Yani, Denpasar, Bali, tiba-tiba menyedot perhatian

pengguna jalan yang kebetulan lewat di jalur itu. Bahkan beber-apa di antara mereka berhenti sejenak untuk membidikkan kamera di telepon seluler mer-eka ke arah ogoh-ogoh berwajah seram itu.

“Wah, lumayan untuk dijadi-

kan foto koleksi,” ujar Adi se usai mengambil gambar ogoh-ogoh itu. Ogoh-ogoh adalah simbolisme kekuatan atau pe-ngaruh jahat di alam ini yang pengaruh harus diminimalkan terhadap kehidupan manusia. Ogoh-ogoh umumnya diwu-judkan berupa raksasa ber-wajah sangar dan seram, yang pada akhir prosesi acara akan dibakar di setra (permakaman umum) tiap desa adat.

Sejak beberapa hari terakhir,

hampir setiap banjar di Den-pasar dan sekitarnya menyiap-kan ogoh-ogoh untuk diarak beramai-ramai keliling wilayah desa pada malam ‘pengerupuk-an’ atau malam sebelum Hari Raya Nyepi.

Dalam tradisi di Bali, ogoh-ogoh yang selalu dilukiskan se-bagai sosok berwajah seram itu disimbolkan sebagai kekuatan negatif atau jahat yang harus dinetralisasi (somya) sehingga pada pelaksanaan Nyepi ke-

Keheningan yang Jadi Daya TarikBali sebagai daerah tujuan wisata dunia seakan mati suri sejenak untuk merayakan Hari Raya Nyepi.

esokan harinya, Sabtu (5/3), benar-benar tercipta suasana tenang dan damai.

Prosesi pengusungan ogoh-ogoh itu selepas petang hari sam pai tengah malam juga menjadi daya tarik di kalangan wisatawan yang tengah ber-wisata di Bali. Tak sedikit yang merekamnya dalam bentuk video untuk kenang-kenangan pulang ke negara mereka.

Ketertarikan wisatawan tidak hanya pada prosesi pengusung an ogoh-ogoh, tetapi pada saat Hari Raya Nyepi. Hari Raya Nyepi identik de-ngan kesu nyian, keheningan, dan perenungan akan hal-hal yang sudah terjadi pada masa lampau. Bali sebagai daerah tu-

juan wisata dunia seakan mati suri sejenak, untuk merayakan pergantian tahun ini. Seluruh aktivitas dihentikan selama kurang lebih 24 jam. Pelabuhan, bandara, dan terminal yang biasanya penuh sesak dengan aktivitas keberangkatan dan kedatangan ditutup semen-tara. Hening, sepi, tenang, dan tenteram.

Namun, keheningan dan ke sunyian pada Hari Raya Nyepi itu tidak membuat para wisatawan urung mengunjungi Bali. Apa yang mereka cari? Ternyata suasana hening dan sepi tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta Bali. Suasana yang mungkin hanya bisa ditemukan di Bali

dan terjadi satu tahun sekali tidak ingin mereka lewatkan.

Mereka mencari dan menik-mati aktivitas hening itu, yang menjadi barang mahal bagi mereka-mereka yang dijejali rutinitas dalam kese hari an.

“Mereka, terutama wisatawan dari Eropa, penasaran ingin menyaksikan langsung pelak-sanaan Nyepi. Masak bisa sih?” ujar Sekretaris Umum Perhim-punan Hotel dan Restoran Indo nesia (PHRI) Bali Perry Markus, Rabu (23/2).

Untuk menikmati suasa-na hening tersebut, tentunya wisatawan harus datang be-berapa hari sebelum hari H, sebelum bandara dan gerbang kedatangan lainnya ditutup.

Nyepi memiliki rangkaian ritual keagamaan beberapa hari menjelang dan sesudah hari H yang juga sayang untuk dile-watkan. Sehari menjelang Hari Nyepi, terdapat ritual Mecaru Agung, yakni pembersihan jagat alam dari unsur-unsur negatif sehingga kedamaian menyelimuti bumi ini.

Malam harinya akan ada parade atau arak-arakan ogoh-ogoh pada setiap desa adat di Bali. Desa adat adalah perang-kat desa atau kelurahan yang bertanggung jawab untuk me-ngurus hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan adat dan agama masyarakat Bali. (S-1)

[email protected]

FOTO-FOTO: ANTARA/ NYOMAN BUDHIANA

UPACARA MEPEPADA: Ratusan umat Hindu mengarak kerbau dan bermacam binatang kurban berkeliling pura saat upacara mepepada yaitu rangkaian upacara Tawur Panca Bali Krama menjelang Hari Raya Nyepi.

SAMBUT NYEPI: Dua kelompok remaja mengarak “Ogoh-Ogoh” hasil kreativitasnya mereka saat menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka.

Advertorial

Lombok adalah ka-wasan wisata yang tidak kalah indah jika dibandingkan

dengan Bali. Bahkan untuk menikmati ketenangan dalam berwisata, Lombok adalah yang terbaik ketimbang da-erah wisata lain.

Bagi pasangan suami istri baru yang ingin berbulan madu atau keluarga yang i ngin berlibur ke Lombok, akan lebih sempurna bila menginap di sebuah hotel bernuansa resor alias hotel wisata. Salah satunya ada-lah Hotel Oberoi Lombok, yang memang didesain untuk pasangan yang ingin berbulan madu dan liburan keluarga.

Menurut General Manager Hotel Oberoi, Rudynald Ach-mad Baihaqi, Oberoi Lombok dibangun dengan konsep yang nyaman dan sepi bagi pengunjung. Hal itu disebab-kan kebanyakan pengunjung menginginkan suatu tempat menginap yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan.

Keunikan Oberoi Lombok

terletak pada jumlah kamar yang disediakan, yaitu hanya 50 kamar.

“Dengan hanya terdiri dari 50 kamar, kami mengusung konsep pribadi (private) untuk membuat pengunjung kami nyaman hingga ketika mereka masuk, mereka tidak mau ke-luar lagi,” kata Rudynald.

Oberoi Lombok menye-diakan delapan varian kamar, yakni luxury pavilions, luxury villa, luxury villas dengan ko-lam renang, dua bedroom villa dengan kolam, royal villa de-ngan kolam renang. Ditambah lagi dengan villa oberoi yang didesain dengan dekorasi interiornya sangat bersih dan harmonis sekali.

“Vila kita desain dengan gaya Bali dengan paduan kayu jati, diperkaya tenunan karpet dan artefak asli Indonesia,” ungkap Rdynald.

Oberoi juga memberikan fasilitas istimewa bagi pe-ngunjung, yakni gymnasium, spa, tenis, sepak bola mini, kelas memasak, serta membe-rikan fasilitas gratis untuk

mengelilingi desa sekitar de-ngan menggunakan ken daraan khas Lombok, cidomo.

Guna menambah keistime-waan bagi pasangan yang sedang berbulan madu, pihak hotel juga mengajarkan kepada tamunya untuk mencintai ling-kungan. Salah satunya adalah dengan menanam koral, sejenis karang laut. Pihak hotel telah menyiapkan pelat berbentuk

hati. Para tamu bebas memilih warna dan jumlah koral yang ingin mereka tanam. Mereka kemudian diberi kesempatan membubuhkan namanya dan

nama pasangannya, kemudian koral pun ditanam.

“Ini mungkin hotel pertama di dunia yang mengembang-kan penanaman coral hasil kerja sama dengan masyarakat sekitar,” lanjut Rudynald.

D i a m e n y e b u t k a n , penanam an koral dilakukan sebagai upaya menjaga keles-tarian lingkungan. Sedangkan

penanaman oleh tamu meru-pakan upaya interaksi antara hotel, tamu, dan masyarakat Desa Jambianom, Lombok. Penanaman koral juga untuk memberikan kenangan masa bulan madu di Hotel Oberoi Lombok.

“Semoga itu bisa membuat mereka ingin kembali lagi ke Oberoi Lombok,” cetus

Rudynald. Salah satu paket menarik

yang diberikan oleh hotel yang pernah menjadi tempat penginapan bagi beberapa menteri, bahkan pernah men-jadi tujuan bulan madu putra Presiden Susilo Bambang Yu-dhoyono, Agus Yudhoyono, adalah memberikan harga lebih murah untuk wisatawan

domestik daripada wisatawan luar negeri hingga 31 Juni 2011.

“Semua penawaran harga khusus ini diharapkan bisa menarik wisatawan dalam negeri, dan dari bulan Juni hingga seterusnya kami ber-harap bisa menarik wisatawan luar negeri lebih banyak,” pungkasnya. (*/S-4)

Menikmati Bulan Madu di Oberoi Lombok

“Ini mungkin hotel pertama

di dunia yang mengembangkan penanaman coral hasil kerja sama dengan masyarakat sekitar.”

Rudynald Achmad BaihaqiGeneral Manager Hotel Oberoi

FOTO-FOTO: DOK OBEROI