Agama Islam - Akhlak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Materi mata kuliah Pendidikan Agama Islam mengenai akhlak

Citation preview

BAB VIAKHLAK6.1. Pengertian AkhlakKata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, artinya tingkah laku, perangai, tabiat. Menurut istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa piker dan direnungkan lagi. Sehingga pada dasarnya akhlak adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, tindakan itu disebut akhlakul karimah. Apabila buruk disebut akhlakul mazmumah. Baik dan buruk akhlak didasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasul.Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya :Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. (Hadis Riwayat Ahmad)Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatus secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syariat akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syariat Islam telah dilaksanaka berdasarkan aqidah.6.2. Akhlak kepada Allah SWTa. Beribadah kepada Allahb. Berzikir kepada Allah SWT, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati sebagaimana diungkapkan dalam firman Allah :

Artinya :Ingatlah, dengan zikir kepada Allah akan menentramkan hati.Those who have believed and whose hearts are assured by the remembrance of Allah . Unquestionably, by the remembrance of Allah hearts are assured." (QS. Ar-Rad, 13:28)c. Berdoa kepada Allah SWT, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan doa dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu, berusaha dan berdoa merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong; suatu perilaku yang tidak disukai Allah.d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.

Artinya :Dan kepunyaan Allah-lah segala rahasia langit dan bumi, dan kepada-Nya lah dikembalikan segala urusan. Oleh karena itu sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali kali Tuhanmu tidak akan melupakan apa yang kamu kerjakan.And to Allah belong the unseen [aspects] of the heavens and the earth and to Him will be returned the matter, all of it, so worship Him and rely upon Him. And your Lord is not unaware of that which you do. (QS. Hud, 11:23)Tawakal bukanlah menyerah pada suatu keadaan, sebaliknya tawakal mendorong orang untuk bekerja keras karena Allah tidak menyia nyiakan kerja manusia. Setelah bekerja keras apa pun hasilnya akan diterimanya sebagai sesuatu yang terbaik bagi dirinya, tidak kecewa atau putus asa.e. Tawaduk kepada Allah adalah rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Mahakuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah. Nabi bersabda :Sedekah tidak mengurangi harta dan Allah tidak menambah salami kehormatan pada seseorang yang memberi maaf. Dan tidak seorang yang tawaduk secara ikhlas karena Allah, melainkan dia dimuliakan Allah. (HR. Muslim dari Abu Hurairah)Oleh karena itu tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak bertawaduk kepada Allah karena manusia diciptakan dari bahan yang hina nilainya, yaitu tanah.

6.3. Akhlak kepada diri sendiri1) Sabar adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan, dan ketika ditimpa musibah dari Allah SWT.Sabar melaksanakan perintah adalah sikap menerima dan melaksanakan segala perintah tanpa pilih pilih dengan ikhlas. Sedangkan sabar dalam menjauhi larangan Allah adalah berjuang mengendalikan diri untuk meninggalkannya. Sabar terhadap musibah adalah menerima musibah apa saja yangmenimpa dengan tetap berbaik sanga terhadap Allah serta tetap yakin bahwa ada hikmah dalam setiap musibah itu. Sabar terhadap musibah merupakan gambaran jiwa yang tenang dan keyakinan yang tinggi terhadap Allah, karena itu pantaslah kalau Allah menghapus dosa dosanya sebagaimana sabda Nabi :Tidak ada seorang muslim yang terkena suatu gangguan, baik berupa duri atau lebih dari itu, melainkan akan menghapus kesalahannya dan menggugurkan dosa dosanya sebagaimana gugurnya daun dari pohon. (HR Bukhari dan Muslim)2) Syukur adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan hamdalah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan keharusannya, seperti bersyukur diberi penglihatan dengan menggunakannya untuk membaca ayat ayat Allah baik yang tersurat dalam Al-Quran maupun yang tersirat pada alam semesta.Orang yang suka bersyukur terhadap nikmat Allah akan ditambah nikmat yang diterimanya sebagaimana firman-Nya :

Artinya :Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman,Kalau kalian bersyukur, tentu Aku akan menambah (nikmat) untukmu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.And [remember] when your Lord proclaimed, 'If you are grateful, I will surely increase you [in favor]; but if you deny, indeed, My punishment is severe.' (QS. Ibrahim, 14:7)3) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk lahir dari kesadaran akan hakikat dirinya sebagai manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap sombong dan angkuh di muka bumi. Allah berfirman :

Artinya :Janganlah kamu palingkan mukamu dari manusia dan jangan kamu berjalan di muka bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yangAnd do not turn your cheek [in contempt] toward people and do not walk through the earth exultantly. Indeed, Allah does not like everyone self-deluded and boastful. (QS. Luqman, 31:18)Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.6.4. Akhlak kepada OrangtuaAkhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya (birrul walidain) dengan ucapan dan perbuatan. Allah mewasiatkan agar manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapak sebagaimana firman-Nya :

Artinya :Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimuAnd We have enjoined upon man [care] for his parents. His mother carried him, [increasing her] in weakness upon weakness, and his weaning is in two years. Be grateful to Me and to your parents; to Me is the [final] destination. (QS Luqman, 31:14)Dalam ayat di atas Allah menyuruh manusia untuk berbakti kepada ibu bapak dengan cara mengajak manusia untuk menghayati pengorbanan yang diberikan ibu ketika mengandung, melahirkan, merawat dan mendidik anaknya. Karena itu doa yang diajarkan Allah untuk orangtua diungkapkan sedemikian rupa dengan mengenang jasa mereka :

Artinya :Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (orangtuamu) dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik dan merawatku dengan penuh kasih saying ketika aku kecil.And lower to them the wing of humility out of mercy and say, "My Lord, have mercy upon them as they brought me up [when I was] small." (Al-Israa, 17:24)Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, menaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.Berbuat baik kepada orangtua tidak hanya ketika mereka hidup, tetapi terus berlangsung walaupun mereka telah meninggal dunia dengan cara mendoakan dan meminta ampunan untuk mereka, menepati janji mereka yang belum terpenuhi, meneruskan silatuahmi dengan sahabat sahabat sewaktu mereka hidup.

TAAT TERHADAP PERINTAH ALLAH SWT.Pengertian taat adalah sikap patuh, tunduk dan setia. Taat kepada Allah swt. berarti patuh, tunduk dan setia kepada Allah.

Perwujudan sikap taat ini adalah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya, dengan melaksanakan sunah Rasul-Nya.Kita harus selalu menjaga diri kita agar selalu melaksanakan semua perintah, serta menjauhkan diri dari semua larangan Allah swt.Taat kepada Allah s.w.t dan Rasul-Nya adalah sifat mulia yang dituntut untuk diamalkan oleh setiap orang Islam. Taat yang dimaksudkan itu ialah kesetiaan menjunjung serta mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Setiap orang Islam dikehendaki menumpukan sepenuh taat setia tanpa sedikit pun berbelah bagi kepada Allah s.w.t dan Rasul-Nya. Taat setia yang penuh ialah mengerjakan semua perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.Selain taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tiap-tiap seorang Islam juga diwajibkan taat dan bertangungjawab kepada kedua orangtua, pemerintah, guru, ketua atau pemimpin.Di dalam kitab suci al-Quran, terdapat berpuluh-puluh firman Allah s.w.t yang memerintahkan manusia agar taat setia mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Demikian juga dengan firman-firman Allah yang memerintahkan manusia agar mentaati kedua orangtua, pemerintah, guru dan sebagainya.Firman Allah s.w.t yang memerintahkan manusia agar takut dan bertakwa kepada Allah dan mentaati segala perintah-Nya dalam surah al-Maidah ayat 92 yang bermaksud:

Artinya: Dan taatlah kamu kepada Allah serta taatlah kepada Rasul Allah, dan awaslah (janganlah sampai menyalahi perintah Allah dan Rasul-Nya). Oleh itu jika kamu berpaling (enggan menurut apa yang diperintahkan itu), maka ketahuilah bahawa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (perintah-perintah) dengan jelas nyata.Obey God and obey the Messenger, and be cautious. If you turn awayknow that the duty of Our Messenger is clear communication.Firman Allah di atas jelas menunjukkan bahwa perintah agar mentaati Allah s.w.t itu adalah perintah yang tegas. Jika ada manusia yang enggan mentaati perintah itu maka terpulanglah kepada dirinya sendiri. Rasulullah s.a.w telah menyempurnakan tanggungjawabnya menyampaikan perintah tersebut dengan jelas dan nyata.Allah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 59:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (peme-gang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda penda-pat tentang sesuatu, maka kembalikan-lah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Ra-sul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa : 59)O you who believe! Obey God and obey the Messenger and those in authority among you. And if you dispute over anything, refer it to God and the Messenger, if you believe in God and the Last Day. That is best, and a most excellent determination.

Demikian juga firman Allah dalam Surah At-Taghabun ayat 16:

Artinya: Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS. At-Tagabun: 16)So be conscious of God as much as you can, and listen, and obey, and give for your own good. He who is protected from his stinginessthese are the prosperous.Perintah taat pada ayat di atas bermakna untuk menghimpun semua daya, yang dapat ditampung oleh kemampuan yang digunakan dalam rangka memenuhi perintah-perintah beserta segala bentuk larangan.Adapun perintah berupa "Dengarkanlah dan Taatilah" merupakan penekanan agar dipahami dalam arti perkenankan dan terimalah sepenuh hati dan diwujudkan dengan pengamalan dalam perbuatan.Orang yang memiliki ketaatan di sini berarti keimanan dan ketakwaannya kepada Allah sangat dalam.Hanya orang yang bertakwa kepada Allah yang akan mendapatkan kemuliaan di sisinya.Berikut ini berbagai contoh perilaku yang termasuk dalam kategori taat:1. Taat kepada Allah a. Menegakkan salat lima waktu b. Mengerjakan puasa Ramadanc. Mengeluarkan zakat d. Melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu2. Taat meninggalkan larangan Allah swt dan Rasul-Nya a. Meninggalkan judi b. Meninggalkan minuman keras, dan obat-obat terlarang c. Meninggalkan perbuatan zina d. Meninggalkan kata-kata kotor3. Taat kepada sesamaa. Anak taat kepada orang tua b. Murid taat kepada guru c. Guru taat kepada atasannya d. Buruh taat kepada majikannya.

RIDHO TERHADAP KETENTUAN ALLAH SWT.Kata Ridho berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata rodiya yang berarti senang, suka, rela. Ridho merupakan sifat yang terpuji yang harus dimiliki oleh manusia. Banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan bahwa Allah SWT ridho terhadap kebaikan hambanya.Ridha ( ) menurut kamus al-Munawwir artinya senang, suka, rela. Dan bisa diartikan Ridho/rela adalah nuansa hati kita dalam merespon semua pemberian-NYA yang setiap saat selalu ita rasakan. Pengertian ridha juga ialah menerima dengan senang segala apa yang diberikan oleh Allah s.w.t. baik berupa peraturan ( hukum ) atau pun qada atau sesuatu ketentuan dari Allah swt.Ridho adalah kata sifat yang mudah diucapkan, namun juga kata kerja yang sulit dilakukan. Ridho terhadap ketentuan Allah swt secara mutlak berarti tidak menunjukkan keengganan ataupun penentangan terhadap takdir-Nya, manis atau pahit. Ridha terhadap ketentuan Allah SWT, artinya menerima semua kejadian yang menimpa dirinya dengan lapang dada, mengahadapinya dengan tabah, ridho, tidak merasa kesal maupun berputus asa. Di dalam mengahadapi sesuatu yang kurang disenangi, seseorang mempunyai dua kemungkinan yaitu rela atau sabar. Rela ialah sifat utama yang disunahkan, sedang sabar ialah sikap yang wajib.Al-Ghazali dalam Ihya Ulum al-Dien menjelaskan bahwa Ridho adalah buah dari cinta, Ia merupakan maqam tertinggi yang dapat mendekatkan diri pada Allah. Ridho merupakan sababu dawami rafi al-hijab atau sebab yang dapat melanggengkan untuk menghilangkan hijab (penghalang) dalam mendekatkan diri pada Allah SWTMetode mengetahui ridho Tuhan diajarkan oleh Nabi dengan cara bertanya kepada hati sendiri, istafti qalbaka. Allah swt. Berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 119:

Artinya:Allah berfirman: Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya. Itulah keberuntungan yang paling besar.(QS. Al-Maidah:119)God will say, This is a Day when the truthful will benefit from their truthfulness. They will have Gardens beneath which rivers flow, wherein they will remain forever. God is pleased with them, and they are pleased with Him. That is the great attainment.Jadi ridho adalah perilaku terpuji menerima dengan senang apa yang telah diberikan Allah kepadanya, berupa ketentuan yang diberikan kepada manusia.Dalam kehidupan seserorang ada beberapa hal yang harus menampilkan sikap ridha, minimal empat macam berikut ini:1. Ridha terhadap perintah dan larangan Allah swt.Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syariah Islam.2. Ridha terhadap taqdir Allah swt.Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar. Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim.Perbedaan antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan mengekangnya dari kebencian, sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera berlalunya musibah. Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima taqdir Allah swt. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya. Sebab didalam hatinya selalu tertanam sangkaan baik (Husnuzan) terhadap sang Khaliq bagi orang yang ridha ujian adalah pembangkit semangat untuk semakin dekat kepada Allah, dan semakin mengasyikkan dirinya untuk bermusyahadah kepada Allah.3. Ridha terhadap perintah orang tua.Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah swt. karena keridhaan Allah tergantung pada keridhaan orang tua, sebagaimana perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31) ayat 14.

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1181]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.We have entrusted the human being with the care of his parents. His mother carried him through hardship upon hardship, weaning him in two years. So give thanks to Me, and to your parents. To Me is the destination.Bahkan Rasulullah bersabda : Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua. Begitulah tingginya nilai ridha orang tua dalam kehidupan kita, sehingga untuk mendapatkan keridhaan dari Allah, mempersyaratkan adanya keridhaan orang tua. Ingatlah kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah, ia mendapat murka Allah karena ibunya tersinggung ketika ia tidak menghiraukan panggilan ibunya.4. Ridha terhadap peraturan dan undang-undang NegaraMentaati peraturan yang berlaku merupakan bagian dari ajaran Islam dan merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah swt. karena dengan demikian akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial.Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi kewenangan, seperti ulama dan umara (Ulama dan pemerintah). Ulama dengan fatwa dan nasehatnya sedangkan umara dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.Termasuk dalam ridha terhadap peraturan dan undang-undang negara adalah ridha terhadap peraturan sekolah, karena dengan sikap demikian, berarti membantu diri sendiri, orang tua, guru dan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian mempersiapkan diri menjadi kader bangsa yang tangguh. Dalil tentang Ridho:

Artinya: Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata: Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah, (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).(QS. At-Taubah:59)If only they had been satisfied with what Allah and His Rasul gave them and said, Sufficient for us is Allah... Soon He will give to us from His bounty, His Rasul too... Indeed, we are of those who have turned to Allah.Contoh Perilaku Ridho:1. Dalam suatu kisah Abu Darda, pernah melayat pada sebuah keluarga, yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Keluarga itu ridha dan tabah serta memuji Allah swt. Maka Abu Darda berkata kepada mereka. Engkau benar, sesungguhnya Allah swt. apabila memutuskan suatu perkara, maka dia senang jika taqdirnya itu diterima dengan rela atau ridha.Begitu tingginya keutamaan ridha, hingga ulama salaf mengatakan, tidak akan tampak di akhirat derajat yang tertinggi daripada orang-orang yang senantiasa ridha kepada Allah swt. dalam situasi apapun.2. Dalam riwayat dikisahkan sebagai berikut ; pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya ; Mengapa engkau tampak bersedih hati ?. Ady menjawab ; Bagaimana aku tidak bersedih hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran. Ali terdiam haru, kemudian berkata, Wahai Ady, barang siapa ridha terhadap taqdir Allah swt. maka taqdir itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahalaNya, dan barang siapa tidak ridha terhadap taqdirNya maka hal itupun tetap berlaku atasnya, dan terhapus amalnya.

DAFTAR PUSTAKAhttp://whedya.wordpress.com/2011/08/04/pengertian-ridho/http://www.edupai.web.id/2012/09/taat.html#ixzz2hK9RpOGfhttp://mutiaraislam.wordpress.com/2010/05/10/taat-kepada-allah-swt/

Taubat menurut IslamTaubat ialah kembali taat kepada Allah s.w.t dan menyesal dengan bersungguh-sungguh terhadap dosa yang telah dilakukan sama ada dosa besar mahupun dosa kecil serta memohon keampunan dari Allah. Setiap individu disuruh bertaubat untuk menyucikan diri dari dosa besar dan kecil, sama ada dilakukan dengan sengaja mahupun tidak.Hukum bertaubat adalah wajib sama ada dosa kepada Allah s.w.t mahupun dosa sesama manusia. Jika dosa itu berkaitan dengan manusia, hendaklah meminta maaf kepada sesama makhluk ciptaan allah swt. Sekiranya dosa berkaitan dengan harta benda, hendaklah dikembalikan harta tersebut kepada tuannya(yang berhak memilikinya). Bertaubat kepada Allah hendaklah dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan hati yang ikhlas kerana taubat yang tiada keikhlasan tidak mendatangkan apa-apa kesan terhadap individu terbabit. Taubat yang terbaik adalah taubat yang penuh penyesalan, keinsafan dan rasa rendah diri kepada Allah s.w.t. Di dalam Islam, digariskan cara-cara memohon keampunan dan rahmat Allah s.w.t:1. Menyesal, menginsafi & berazam tidak akan mengulangi dosa yang telah dilakukannya.2. Beristighfar memohon keampunan Allah s.w.t3. Beramal kebajikan.4. Mensyukuri nikmat Allah s.w.t.5. Berdoa memohon kesejahteraan hidup di dunia & hari Akhirat.

Sebab-sebab Allah menerima taubat

1. Allah s.w.t Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.2. Supaya hamba-Nya bersih daripada dosa dan memperoleh kebahagian di syurga kelak.3. Supaya seseorang itu melakukan kebaikan dan mencegah dari kejahatan.4. Orang yang bertaubat akan benci akan dosa-dosa lampaunya.5. Orang yang bertaubat tidak akan mengulangi dosa-dosa lampaunya6. Hanya Allah s.w.t sahaja yang berhak mengampuni dosa hamba-Nya.

Tujuan taubat1. Mempeliharakan diri yang suci dari dosa terutama pada hari perhitungan di akhirat kelak2. Ibadat yang dilakukan diterima Allah s.w.t.3. Dapat mengerjakan ibadat dengan sempurna4. Mendapat balasan yang baik pada hari akhirat5. Mendapat petunjuk dan hidayah dari Allah s.w.t.6. Jiwa dan perasaan tenang.

Ayat berkaitan taubat

Tobat diwajibkan kepada muslimin muslimat.Allah SWT berfirman: "Bertobatlah kalian kepadaAllah dengan tobat Nasuha. (QS.66 At Tahrim:8)" Ayat diatas menunjukkan perintah wajib.Allah SWT berfirman: "Janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepadaAllah". Maksudnya lupa terhadap yang dijanjikan kepadaAllah, serta menyingkirkan ajaranAllah di belakang mereka. "KemudianAllah menjadikan ia lupa terhadap diri sendiri". Ialah mereka lupa keadaannya sendiri dengan tidak mengutamakan kebajikan.Nabi SAW bersabda:

"Barangsiapa yang senang bertemu denganAllah, maka Allah senang bertemu dengannya. Barangsiapa yang benci bertemu denganAllah, makaAllah pun benci bertemu dengannya".

Firmannya:

"Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS.59 Al Hasyr:19)". Ialah orang ahli maksiat, ahli mengingkari janji, keluar dari (sebab-sebab) turunnya Hidayah, Rahmat dan Pengampunan.

Orang fasik ada 2 macam:1. Fasik yang kafir.2. Fasik yang banyak dosa.

Fasik kafir maksudnya tidak mengakui adanyaAllah (iman kepada-Nya), serta keluar dari jalur Hidayah dan masuk kerah kesesatan. Sedangkan fasik Fajir (banyak dosa) ialah orang ahli mabuk-mabukan, makan barang haram, berzina, durhaka kepadaAllah serta keluar dari jalur ibadah serta masuk kearah kesesatan. Bedanya: orang fasik kafir tidak diampuni kecuali dengan syahadat dan bertobat sebelum ia mati. Sedangkan fasik fajir harus kembali minta pengampunan kepadaAllah dengan jalan tobat dan menyesali dosa-dosa sebelum ia mati. Sebab dasarnya, setiap kemaksiatan yang didorong oleh hawa nafsu nafsaniah (kemanusiaan), maka kembalinya hanya dengan jalan pengampunan. Akan tetapi kalau kemaksiatan yang dasarnya didorong oleh rasa sombong, maka tidak bisa diampuni hanya dengan istighfar, sebab kemaksiatan tersebut dipengaruhi oleh watak iblis yang sombong. Maka seharusnya mereka bertobat untuk menghapus dosa-dosamu sebelum engkau didahului oleh mati, dengan harap tobatmu diterima disisiAllah SWT.

Allah SWT berfirman:

"Dia adalah Dzat yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya yang minta ampun atas kesalahan-kesalahan. (QS.42:25)"

Allah menghapus semua kesalahan dengan catatan tobatnya diterima.Nabi SAW bersabda:

"Seseorang yang tobat karena dosa-dosanya, maka ia laksana orang yang tidak memiliki dosa". Taubat memiliki arti: berhenti melakukan kemaksiatan dan kembali menuju ketaatan. Taubat adalah amalan yang sangat dicintai Allah taala: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222) Taubat hukumnya wajib atas setiap mukmin: Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh. (QS. At-Tahrim : 8) Taubat bisa mendatangkan kemenangan: Bertaubatlah kepada Allah, wahai orang-oran beriman sekalian agar kalian beruntung. (QS. An-Nur : 31)Dan keberuntungan akan dicapai manusia tatkala dirinya merasa sangat butuh kepada-Nya hingga Allah menyelamatkan jiwa yang terperosok mengikuti hawa nafsunya itu. Taubat yang sungguh-sungguh akan mendatangkan limpahan ampunan Allah atas dosa-dosa seorang hamba. Dosa yang makin hari kian bertambah banyak. Katakanlah: Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendirinya, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az-Zumar: 53)Saudaraku yang berbuat dosa, jangalah kalian berputus asa terhadap rahmat Rabb mu karena pintu taubat itu senantiasa terbuka sampai matahari terbit dari arah barat.Nabi shallallahualaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya Allah Taala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di siag hari. Dan Allah Taala membentangkan tagan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai matahari terbit dari barat. (HR. Muslim).Betapa banyak orang yang bertaubat atas dosa-dosanya yang besar dan Allah menerima taubat mereka. Allah taala berfirman, ( ) ( ) Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesembahan lainnya dan tidak membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina dan barangsiapa yang melakukan demikian itu niscaya dia mendapat hukuman yang berat. (Yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun , Maha Penyayang. (QS. Al-Furqan : 68-70)

Taubat yang nasuhah (serius) tidak terlepas dari 5 syarat:

Pertama, Ikhlas karena Allah yaitu berniat semata-mata mengharap wajah Allah, pahala atas taubatnya serta berharap selamat dari siksaan-Nya.

Kedua, menyesali kemaksiatan yang ia lakukan, merasa sedih dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

Ketiga, menjauhkan diri dari perbuatan maksiat sesegera mungkin. Jika perbutan tersebut melanggar hak-hak Allah maka segera tinggalkan. Karena perbuatan tersebut haram dilakukan sehingga wajib ditinggalkan. Adapun jika berkaitan dengan hak-hak makhluk maka bergegaslah meminta maaf baik dengan mengembalikan haknya atau meminta kelapangan hatinya agar mau memaafkan.

Keempat, bertekad untuk tidak mengulangi kemaksiatan tersebut di waktu-waktu mendatang.

Kelima, hendaknya taubat dilakukan sebelum ditutupnya pintu taubat, yaitu sebelum ajal menjemput dan sebelum terbitnya matahari dari arah barat. Allah Taala berfirman,

Dan Taubat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang berbuat kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seorang diantara mereka barulah dia mengatakan, Saya benar-benar taubat sekarang. (QS. An-Nisa : 18)

Sabda Nabi shallallahualaihi wasallam,

Barangsiapa yang taubat sebelum terbitnya matahari dari arah barat maka Allah terima taubatnya. (HR Muslim).

1. Pengertian AkhlakAda dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Kata Akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan.Secara epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai perspektif sesuai dengan para ahli tasawuf diantaranya :1. Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut: Artinya:Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu).1. Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut: Artinya:Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memertrlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).1. Prof. Dr. Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak Adatul-Iradah atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang berbunyi: Artinya:Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinakamakan akhlak.Makna kata kehendak dan kata kebiasaan dalam penyataan tersebut dapat diartikan bahwa kehendak adalah ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelah bimbang, sedang kebiasaan ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya. Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari kekuatan dari kekuatan yang besar inilah dinamakan Akhlak.Sekalipun ketiga definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya, tetapi sebenarnya tidak berjauhan maksudnya, Bahkan berdekatan artinya satu dengan yang lain. Sehingga Prof. Kh. Farid Maruf membuat kesimpulan tentang definisi akhlak ini sebagai berikut:Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.Macam-Macam Akhlak1. Akhlak kepada AllahBeberapa akhlak yang sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai mahluk kepada kholiq-Nya, diantaranya: Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai denganperintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati. Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan penerapan akhlak dalam Kehidupan. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu idak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.Seorang muslim harus menjaga akhlaknya terhadap Allah swt, tidak mengotorinya dengan perbuatan syirik kepada-Nya. Sahabat Ismail bin Umayah pernah meminta nasihat kepada Rasulullah saw, lalu Rasulyllah memberinya nasihat singkat dengan mengingatkan, Janganlah kamu menjadi manusia musyrik, menyekutukan Allah swt dengan sesuatupun, meski kamu harus menerima resiko kematian dengan cara dibakar hidup-hidup atau tubuh kamu dibelah menjadi dua. (HR. Ibnu Majah).2. Akhlak kepada Diri SendiriAdapun Kewajiban kita terhadap diri sendiri dari segi akhlak, di antaranya: Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah. Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan Alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya. Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.3. Akhlak kepada keluargaAkhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggotakeluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban, dan keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya.4. Akhlak kepada Sesama ManusiaBerakhlak baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari rasa kasih sayang dan hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw, Mukmin yang paling sempurna imanya ialah yang paling baik akhlaknya. Dan yang paling baik diantara kamu ialah mereka yang paling baik terhadap isterinya. (HR. Ahmad).Diantara akhlak-akhlak itu diantaranya, adalah:a. Akhlak terpuji ( Mahmudah )Penerapan akhlak sesama manusia yang dan merupakan akhlak yang terpuji adalah sebagai berikut: HusnuzanBerasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain:- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti berakibat buruk.Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain. TawadukTawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan diri dalam pergaulan. Lawan kata tawaduk adalah takabur. Rasulullah Saw bersabda : Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya (HR. Ath-Thabrani). TasamuArtinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama manusia. Allah berfirman, Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6) Ayat tersebut menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini. TaawunTaawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama manusia. Allah berfirman, dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan(Q.S. Al Maidah/5:2)Selain sifat-sifat di atas masih banyak lagi sifat-sifat terpuji lainya yang menjadi patokan akhlak kita antar sesame.b. Akhlak Tercela ( Mazmumah )Beberapa akhlak tercela yang harus kita hindari dalam kaitanya akhlak antar sesama diantaranya: HasadArtinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang lain beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, Janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu saling menjatuhkan. Dan hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak boleh seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. (HR. Anas). DendamDendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas kejahatan. Allah berfirman:Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah yang terbaik bagi orang yang sabar (Q.S. An Nahl/16:126) Gibah dan FitnahMembicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya. Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan gibah. Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti pembicaraan itu disebut fitnah. Allah berfirman,dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjingsebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik (Q.S. Al Hujurat/49:12). NamimahAdu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan antara keduanya. Allah berfirman,Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (Q.S. Al Hujurat/49:6KesimpulanAkhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak ini merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W.