Upload
rendy-fandika
View
220
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Manajemen Pengoperasian dan Pengawasan Produksi
Alur proses pengoperasian yang dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan cara membeli ternak sejak ternak kecil (muda), kemudian
dibesarkan dan dijual dalam bentuk hidup atau karkas. Perusahaan
melakukan tipe sistem produksi terputus-putus, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Widiati dan Kusumastuti (2013) menyatakan sistem
produksi yang terputus-putus dilakukan dengan arus masukan input dan
output yang menghasilkan keluaran yang sama.
Lokasi perusahaan berada pada dekat sumber bahan baku pakan.
Pemasaran biasanya dilakukan oleh pembeli yang datang ke lokasi.
Jumlah tenaga kerja didatangkan langsung, bergantung pada kejujuran
dan kerajinan tenaga kerja. Lokasi perusahaan di bukit pegunungan yang
memiliki cuaca dan iklim lingkungan yang mendukung untuk proses
pembesaran dan penggemukan sapi. Sodiq (2011) menyatakan lokasi
penggemukan sapi mempengaruhi sistem produksi yang diusahakan,
yang berkaitan dengan sumber bahan baku pakan. Berdasarkan literatur,
lokasi yang dipilih oleh perusahaan sudah baik.
Tata letak (layout) perusahaan adalah sebagai berikut.
Gambar . Layout Perusahaan
Perusahaan mempunyai fasilitas berupa tempat parkir, ruang
pekerja, ruang tamu, ruang diskusi, kamar mandi, dapur, dan ruang
pemilik. Kandang terdapat dua buah. Perusahaan juga mempunyai tempat
penampungan limbah dan digester biogas untuk memperoleh Letak ruang
chopping dekat dengan kedua kandang, hal ini dimaksudkan agar pekerja
mudah dan dekat untuk memberi pakan ternak ke kandang. Letak tempat
penampungan limbah juga jauh dari ruang pekerja dan ruang pemilik, hal
ini agar tidak menimbulkan efek bau pada saat pemilik atau pekerja
beristirahat. Widiati dan Kusumastuti (2013) menyatakan tata letak
perusahaan sebaiknya didesain untuk mempermudah jalannya sistem
produksi dan mempermudah komunikasi antar departemen. Berdasarkan
litaratur, tata letak kandang perusahaan sudah dibuat dengan benar.
Perencanaan penjaminan mutu produk dilakukan dengan cara
evaluasi melalui recording. Recording dilakukan tiap persentase karkas
dan lemak pada ternak yang terjual. Pakan yang diberikan dicek kadar
nutriennya terlebih dahulu di lab sebelum diberikan ke ternak, dan
Keterangan :
A. Tempat parkirB. Ruang PekerjaC. Ruang Tamu dan
DiskusiD. Kamar MandiE. Ruang Pemilik
(owner)F. DapurG. Ruang choppingH. KandangI. Penampungan
LimbahJ. Digester BiogasK. Lahan Tanaman
bantuan bimbingan konsultan agar tercapai produksi ternak yang optimal.
Penyimpanan produk disimpan dalam bentuk ternak hidup, yaitu di
kandang pemeliharaan. BSN (2008) menyatakan penyimpanan karkas
atau daging dapat dilakukan dalam bentuk segar, segar dingin atau beku
di ruangan atau tempat sesuai dengan karakteristik produk. Elly et al.
(2013) chit. Rusnan et al. (2015) mengatakan bahwa untuk meningkatkan
produktivitas ternak salah satu faktor penting yang harus diperhatikan
dalah penyediaan pakan sepanjang tahun, upaya ini dilakukan agar
pemenuhan kebutuhan zat makanan ternak untuk mempertahankan
kehidupan pokok dan tujuan produksi dapat berkesinambungan.
Berdasarkan literatur, penjaminan mutu produk sudah dilakukan dengan
benar.
Pengawasan Produksi
Pengawasan pengendalian bahan baku oleh perusahaan dilakukan
dengan penimbangan ketersediaan bahan baku, jumlah pembelian adalah
kurang lebih dua ton tiap bulan. Bahan baku diuji di laboratorium secara
berkala. Pengendalian keuangan dilakukan dengan menghitung untung
atau rugi antara selisih harga bahan baku yang dikeluarkan dengan harga
output produk (sapi) yang dijual). Widiati dan Kusumastuti (2013)
menyatakan bahwa ada dua macam pengendalian mutu, yaitu
pengendalian masukan dan pengeluaran. Pengecekan langsung juga
dilakukan agar dapat mengungkapkan kekeliruan sebelum terjadi berlarut-
larut dalam produksi yang mendatangkan kerugian yang besar bagi
perusahaan. Pengendalian persediaan bahan baku seharusnya berupaya
untuk selalu menghitung persediaannya secara akurat sehingga dapat
mengingatkan departemen pembelian apabila mereka membutuhkan
persediaan yang lebih banyak dan dapat membaca perputaran persediaan
(inventory turnover). Berdasarkan literatur, pengendalian pengawasan
produksi sudah dilakukan oleh perusahaan dengan benar.
Bentuk standar pengawasan tiap unit dilakukan setiap bulan. SOP
kerja untuk karyawan adalah dimulainya kerja pada pagi hari hingga sore
hari. Pekerja melakukan kerja secara fulltime dan tetap. Standar penilaian
berdasarkan kerajinan, keterampilan, kekreatifan, dan kejujuran pekerja.
Sangsi pekerja adalah dikeluarkan dari pekerjaannya apabila pekerja tidak
jujur. Widiati dan Kusumastuti (2013) menyatakan bahwa manajemen
SDM berhubungan dengan manajemen. Aktivitas yang terlibat meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, kepemimpinan dan
pengawasan. Prinsip pada manajemen SDM yang perlu diperhatikan yaitu
kemanusiaan, kesesuaian gaji dengan niat kerja, kecocokan seseorang
dalam bidang kerja, disiplin, dan tanggung jawab. Berdasarkan literatur,
standar pengawasan pada tiap unit usaha sudah cukup baik.
Perusahaan mempunyai laporan keuangan. Laporan keuangan
ditulis setiap bulan berdasarkan peforma. Analisis untung rugi kemudian
dilakukan dengan pengurangan nilai input ( harga jual produk) dengan
pengeluaran output (upah tenaga kerja, harga pakan, listrik, dan air).
Widiati dan Kusumastuti (2013) menyatakan bahwa tujuan utama
penghitungan rugi laba adalah untuk membandingkan secara tepat antara
beban dan pendapatan usaha yang terjadi dalam periode tertentu
sehingga dapat mengukur laba atau rugi usaha secara akurat.
Berdasarkan literatur, laporan keuangan sudah dilakukan oleh
perusahaan dengan cukup baik.
Daftar pustaka
Widiati, R. dan T.A. Kusumastuti. 2013. Manajemen Agribisnis : Aplikasi pada Industri Peternakan. CGS Press. Yogyakarta.
Sodiq, A. 2011. Analisis Kawasan Usaha Pengembangbiakan dan Penggemukan Sapi Potong Berbasis Sumberdaya Lokal Pedesaan untuk Program Nasional Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi. Jurnal Agripet 11 (1) : 22-30.
Rusnan, H., Ch. L. Kaunang, dan Y.L.R. Tulung. 2015. Analisis potensi dan strategi pengembangan sapi potong dengan pola integrasi
kelapa–sapi di kabupaten halmahera selatan provinsi maluku utara. Jurnal Zootek 35 (2) : 187 – 200.