Agus Budi Santosa Apr 2013

Embed Size (px)

Citation preview

  • CAKRAWALAFORUM KOMUNIKASI ILMIAHDAN EKSPRESI KREATIFILMU PENDIDIKAN

    VOLUME 15, NOMOR 1, APRIL 2013 ISSN 1410-9883

    PENDIDIKAN

    Peran Pendidikan Karakter dalam Rangka Meningkatkan Kecerdasan Emosi Mahasiswa

    Peran Keluarga dalam Pencapaian Tujuan Pendidikan

    Pembelajaran sebagai Pemberdayaan Diri

    Enhancing Students Comprehension in Grammar by Using Hotpotatoes 6

    Budaya Politik Indonesia dan Kewarganegaraan

    Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat melalui Optimalisasi Fungsi Partai Politik

    Hubungan Pendidikan Karakter dengan Kecerdasan Emosional (EQ)

    Meningkatkan Kemampuan Berfikir Mahasiswa dengan Menggali Potensi Diri melalui

    Pertanyaan atau Gagasan Tertulis dan Memecahkan Masalah Sendiri secara Kelompok

    Analisis Perilaku Siswa Kelas IV SD dalam Memecahkan Soal Cerita MatematikaBerdasarkan Tahapan Analisis Kesalahan Newman

    Implementasi Pembelajaran Questioning & Claryfyinguntuk Meningkatkan Pemahaman Matakuliah Geometri

    Implementasi Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa

    Stylistic Aspect in Scott Pecks in Heaven as On Earth

    Penerapan Pembelajaran Terpadu Guided Exploration-Connecting pada Mahasiswapada Materi Trigonometri dalam Pemecahan Masalah

    The Predictibility of the Students Intelligence Quotient,and the National Examination

    Scores to the Students English Achievement at SMA

    Pembelajaran Pemecahan Masalah pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabelbagi Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah

  • CAKRAWALA PENDIDIKANForum Komunikasi Ilmiah dan Ekspresi Kreatif Ilmu Pendidikan

    Terbit dua kali setahun pada bulan April dan OktoberTerbit pertama kali April 1999

    Ketua PenyuntingKadeni

    Wakil Ketua PenyuntingSyaiful Rifai

    Penyunting PelaksanaR. Hendro Prasetianto

    Udin ErawantoRiki Suliana

    Prawoto

    Penyunting AhliMiranu Triantoro

    MasruriKaryatiNurhadi

    Pelaksana Tata UsahaYunusNandirSunardi

    Alamat Penerbit/Redaksi: STKIP PGRI Blitar, Jalan Kalimantan No. 49 Blitar,Telepon(0342)801493. Langganan 2 nomor setahun Rp 50.000,00 ditambah ongkos kirim Rp5.000,00. Uang langganan dapat dikirim dengan wesel ke alamat Tata Usaha.

    CAKRAWALA PENDIDIKAN diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan IlmuPendidikan PGRI Blitar. Ketua: Dra. Hj. Karyati, M.Si, Pembantu Ketua: M. KhafidIrsyadi, ST.,S.Pd

    Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam mediacetak lain. Syarat-syarat, format, dan aturan tata tulis artikel dapat diperiksa padaPetunjuk bagi Penulis di sampul belakang-dalam jurnal ini. Naskah yang masuk ditelaaholeh Penyunting dan Mitra Bestari untuk dinilai kelayakannya. Penyunting melakukanpenyuntingan atau perubahan pada tulisan yang dimuat tanpa mengubah maksud isinya.

    ISSN 1410-9883

  • ISSN 1410-9883

    CAKRAWALA PENDIDIKANForum Komunikasi Ilmiah dan Ekspresi Kreatif Ilmu Pendidikan

    Volume 15, Nomor 1, April 2013

    Daftar IsiPeran Pendidikan Karakter dalam Rangka Meningkatkan Kecerdasan Emosi Mahasiswa 1Ekbal SantosoPeran Keluarga dalam Pencapaian Tujuan Pendidikan ...................................................... 10Endang WahyuniPembelajaran sebagai Pemberdayaan Diri .......................................................................... 17KadeniEnhancing Students Comprehension in Grammar by Using Hotpotatoes 6 ...................... 22M Ali MulhudaBudaya Politik Indonesia dan Kewarganegaraan................................................................ 27M. SyahriMeningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat melalui Optimalisasi Fungsi Partai Politik 41Miranu TriantoroHubungan Pendidikan Karakter dengan Kecerdasan Emosional (EQ) .............................. 49Udin ErawantoMeningkatkan Kemampuan Berfikir Mahasiswa dengan Menggali Potensi Diri melaluiPertanyaan atau Gagasan Tertulis dan Memecahkan Masalah Sendiri secara Kelompok .. 58Agus Budi SantosaAnalisis Perilaku Siswa Kelas IV SD dalam Memecahkan Soal Cerita MatematikaBerdasarkan Tahapan Analisis Kesalahan Newman ........................................................... 67Enditiyas PratiwiImplementasi Pembelajaran Questioning & Claryfying untuk Meningkatkan PemahamanMatakuliah Geometri Transformasi .................................................................................... 74Kristiani dan Cicik PramestiImplementasi Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Mahasiswa ................................ 83MasruriStylistic Aspect in Scott Pecks in Heaven as On Earth ..................................................... 88R. Hendro PrasetiantoPenerapan Pembelajaran Terpadu Guided Exploration-Connecting pada Mahasiswapada Materi Trigonometri dalam Pemecahan Masalah ...................................................... 97Riki SulianaThe Predictibility of the Students Intelligence Quotient, and the National ExaminationScores to the Students English Achievement at SMA ....................................................... 106Saiful RifaiPembelajaran Pemecahan Masalah pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabelbagi Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah..................................................................... 121Suryanti

    Desain sampul: H. PrawotoSetting dan Cetak: IDC Malang, email:[email protected]

  • Petunjuk Penulisan Cakrawala Pendidikan

    1. Naskah belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain, diketik spasi rangkap pada kertaskuarto, panjang 1020 halaman, dan diserahkan paling lambat 3 bulan sebelum penerbitan,dalam bentuk ketikan di atas kertas sebanyak 2 eksemplar dan pada disket komputer IBMPC atau kompatibel. Berkas naskah pada disket komputer diketik dengan menggunakanpengolah kata Microsoft Word.

    2. Artikel yang dimuat dalam jurnal ini meliputi tulisan tentang hasil penelitian, gagasankonseptual, kajian dan aplikasi teori, tinjauan kepustakaan, dan tinjauan buku baru.

    3. Semua karangan ditulis dalam bentuk esai, disertai judul subbab (heading) masing-masingbagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul subbab. Peringkat judulsub-bab dinyatakan dengan jenis huruf yang berbeda, letaknya rata tepi kiri halaman, dantidak menggunakan nomor angka, sebagai berikut.

    PERINGKAT 1 (HURUF BESAR SEMUA TEBAL, RATA TEPI KIRI)Peringkat 2 (Huruf Besar-kecil Tebal, Rata Tepi Kiri)Peringkat 3 (Huruf Besar-kecil Tebal, Miring, Rata Tepi Kiri)

    4. Artikel konseptual meliputi (a) judul, (b) nama penulis, (c) abstrak (5075 kata), (d) katakunci, (e) identitas peulis (tanpa gelar akademik), (f) pendahuluan (tanpa judul subbab)yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruang lingkup tulisan, (g) isi/pembahasan (terbagiatas sub-subjudul), (h) penutup, dan (i) daftar rujukan. Artikel hasil penelitian disajikandengan sistematika: (a) judul, (b) nama (-nama) peneliti, (c) abstrak, (d) kata kunci, (e)identitas peneliti (tanpa gelar akademik) (f) pendahuluan (tanpa judul subbab) berisipembahasan kepustakaan dan tujuan penelitian, (g) metode, (h) hasil, (i) pembahasan, (j)kesimpulan dan saran, dan (k) daftar rujukan.

    5. Daftar rujukan disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut dan diurutkan secaraalfabetis dan kronologis.

    Anderson, D.W., Vault, V.D., dan Dickson, C.E. 1993. Problems and Prospects for theDecades Ahead: Competency Based Teacher Education. Berkeley: McCutchanPublishing Co.

    Huda, N. 1991. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan dalamLokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang AngkatanXIV, Pusat Penelitian IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.

    Prawoto. 1988. Pengaruh Penginformasian Tujuan Pembelajaran dalam Modul terhadapHasil Belajar Siswa SD PAMONG Kelas Jauh. Tesis tidak diterbitkan. Malang: FPSIKIP MALANG..

    Russel, T. 1993. An Alternative Conception: Representing Representation. Dalam P.J.Black & A. Lucas (Eds.). Childrens Informal Ideas in Science (hlm. 62-84). London:Routledge.

    Zainuddin, M.H. 1999. Meningkatkan Mutu Profesi Keguruan Indonesia. CakrawalaPendidikan, 1(1):4552.

    6. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaanyang dimuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan(Depdikbud, 1987).

  • 58 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 1, APRIL 2012

    58

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIRMAHASISWA DENGAN MENGGALI POTENSI DIRI

    MELALUI PERTANYAAN ATAU GAGASANTERTULIS DAN MEMECAHKAN MASALAH

    SENDIRI SECARA KELOMPOK

    Agus Budi SantosaSTKIP PGRI Trenggalek

    e-mail: [email protected]

    Abstract: The Learning of Thinking Model is learning that is based on the development of theability to think; the goal is not only to achieve mastery of the material, but also to developideas through verbal language proficiency. Students are expected to examine the facts or expe-riences as the basis for the development of the ability to think. It is a difficult task for thelecturer, because the students are still carried by pattern learning in High School, tend to waitfor material from lecturer, low in searching of independence and developing knowledge as acompetency. Classroom Action Research by Kemmis and Taggart model is applied with twocycles; the subjects are 56 students of the STKIP PGRI Trenggalek odd semester in the 2012/2013 academic year, who study Evaluasi Pendidikan. The action manipulates The Learning ofThinking Model to explore the students potential to improve their thinking, so they are ableto increase their achievement through making written question or idea and problem solving ingroups.The results of the study prove that students success in exploiting the ability of theirthinking to achievement of high frequency increased 216.6%, fair frequency improved 108.3%,and on the low frequency decreased 212.6%. The average achievement of students learningincreased from the initial capabilities of 46, after the implementation of the first cycle reached72 and increased to 78 after the second cycle was conducted. It can be concluded that theapproach of The Learning of Thinking Model by making written question or idea and pro-blem-solving in group can improve students thinking and consequently, it can improve theirachievement of the learning.

    Abstrak: Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (MP PKB) merupakan pem-belajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berfikir, artinya tujuan yang ingindicapai bukanlah sekedar penguasaan materi, akan tetapi bagaimana mahasiswa dapat me-ngembangkan gagasan dan ide melalu kemampuan berbahasa secara verbal. Melalui PTKmodel Kemmis dan Taggart dengan dua siklus, subyek 56 mahasiswa STKIP PGRI Trengga-lek semester gasal tahun akademik 2012/2013 yang menempuh matakuliah Evaluasi Pendidik-an. Tindakan yang dilaksanakan merupakan manipulasi MP PKB guna menggali potensi dirimahasiswa dalam upaya meningkatkan kemampuan berfikir mahasiswa sehingga mampu me-ningkatkan prestasi belajarnya, melalui membuat pertanyaan atau gagasan tertulis dan peme-cahan masalah secara kelompok. Hasil penelitian membuktikan bahwa keberhasilan mahasis-wa dalam mengeksploitasi kemampuan berfikir mahasiswa dari frekuensi prestasi belajar tinggimeningkat 216,6%, frekuensi kualifikasi prestasi belajar sedang meningkat 108,3%, dan pada

  • Santosa, Meningkatkan Kemampuan Berfikir Mahasiswa 59

    PENDAHULUAN

    Pengembangan suasana kesetaraan me-lalui komunikasi dialogis yang transparan,toleran, dan tidak arogan seharusnya terwujuddalam setiap aktivitas pembelajaran. Suasanayang memberi kesempatan luas bagi setiapmahasiswa untuk berdialog dan mempertanya-kan berbagai hal yang berkaitan dengan pe-ngembangan diri dan potensinya, perlu danpenting dilakukan dosen karena dosen adalahpemimpin yang harus mengakomodasi berbagipertanyaan dan kebutuhan mahasiswa secaratransparan, toleran, dan tidak arogan denganembuka seluas-luasnya kesempatn dialog ke-pada mahasiswa.

    Suasana pendidikan harus diciptakan ha-rus diciptakan dalam rangka mengembangkandialog yang kreatif dimana setiap mahasiswadiberi kesempatan yang sama untuk berdisku-si, berdebat, mengajukan dan merspon perma-salahan yang muncul di setiap proses pembel-ajaran. Yang terpenting adalah setiap dosendan mahasiswa diberi kesempatan untuk men-jadi bijaksana menurut kemampuan danpotensi masing-masing. Suasana kesetaraanantara dosen mahasiswa dan mahasiswa mahasiswa, perlu dikembangkan dengan ber-orientasi pada upaya mendorong mahasiswamampu menyelesaikan persoalan dan perbe-daan yang ada di antara sesama secaraharmonis dan rasional.

    Dalam proses pembelajaran, pengem-bangan potensi mahasiswa harus dilakukansecara menyeluruh dan terpadu. Pengembang-an potensi mahasiswa yang tidak seimbang,menyebabkan perkembangan potensi yangpartikular dan parsial. Padahal perkembang-an mahasiswa yang optimal merupakan salahsatu tujuan utama lembaga dan dosen. Sehing-

    ga sangatlah keliru jika dosen hanya bertang-gungjawab menyampaikan materi perkuliah-an pada bidangnya sendiri. Karenanya keha-diran dosen tidaklah cukup hanya berbekalpada pengetahuan berkenaan pada disiplinilmunya saja, akan tetapi perlu memperhati-kan aspek-aspek pembelajaran secara holistikyang mendukung terwujudnya pengembang-an potensi-potensi mahasiswa.

    Mahasiswa sebagai agent of change, di-harapkan mampu hadir dan menjadi sosokyang responsif, cerdas, unggul dan inovatif.Menuju harapan tersebut, secara sempit darisudut proses belajar mengajar, berdasarkanpengalaman dan pengamatan penulis selamaini, muncul kekhawatiran penulis sebagai do-sen terhadap kualiatas mahasiswa apalagi jikadikaitkan dengan harapan yang terlalu besardari mahasiswa sebagai agent of change. Ma-hasiswa cenderung pasif, kurang mandiri dankurang terbuka jika mengalami kesulitan bel-ajar baik kepada dosen, teman maupun oranglain, terutama bagi mahasiswa yang memilikikemampuan sedang ke bawah.

    Kebiasaan belajar di SLTA yang kurangpositif masih berlanjut di perguruan tinggi.Kesdaran mencari dan mengembangkan ilmumasih kalah dengan hanya menunggu materidari dosen. Dalam pembelajaran, mahasiswamasih cenderung takut, malu bertanya dan ti-dak proaktif meskipun sudah dipancing de-ngan pertanyaan yang sifatnya merangsangdaya pikir mahasiswa. Mereka cenderungmalas belajar, membaca buku apalagi me-ngembangkan pengetahuan dengan mencaribahan pendukung lainnya. Masih sering dike-tahui, jika ada tugas yang diberikan dosen,hasilnya tidak memuaskan. Padahal dosen se-ring menyarankan untuk memanfaatkan wak-

    frekuensi kualifikasi prestasi belajar rendah turun 212,6%. Rata-rata pencapaian prestasi bel-ajar mahasiswa meningkat dari kemampuan awal 46, setelah pelaksanaan tindakan siklus 1mencapai 72 dan meningkat menjadi 78 setelah dilaksanakan tindakan pada siklus 2. Disim-pulkan bahwa pendekatan PM PKB dengan manipulasi perlakuan membuat pertanyaan ataugagasan tertulis dan pemecahan masalah secara kelompok dapat meningkatkan kemampuanberfikir mahasiswa sehingga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.

    Kata kunci: pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir, pertanyaan dan gagasan tertulis,diskusi kelompok

  • 60 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 1, APRIL 2012

    tu untuk berdiskusi dengan teman atau dengansiapapun apabila mengalai kesulitan. Bahkanmasih ada di antara mahasiswa yang menger-jakan tugas di kampus dengan menyontek pe-kerjaan mahasiswa yang lain.

    Ketika dosen menggunakan metode dis-kusi, mahasiswa yang memiliki kemampuansedang ke bawah cenderung pasif, tidak maumengungkapkan pendapat atau permasalahanyang dihadapinya. Mereka hanya menjadipendengar setia dengan seakan-akan memper-hatikan teman-temannya yang aktif seolah-olah berperan sebagai pengamat. Tentu kon-disi ini menjadikan diskusi yang sudah diren-canakan dosen tidak bisa hidup, karena hanyadidominasi beberapa mahasiswa saja. Adayang tidak wajar dalam proses ini, yaitu ren-dahnya keberanian mahasiswa untuk menyam-paikan pendapat atau pertanyaan dalam forumdiskusi, padahal belum tentu pendapatnya sa-lah atau pertanyaannya tidak bermutu.

    Kenyataan negatif lain dari pengalamanproses belajar mengajar adalah apabila dosenmengajukan pertanyaan yang sifatnya pengem-bangan materi dengan menggabungkan ataumengaplikasikan materi yang sudah dibahasbersama dengan masalah-masalah yang terja-di dalam keseharian, mahasiswa tidak mam-pu menjawab dengan baik. Mahasiswa tam-pak tidak percaya diri dan ragu-ragu dalammenjawab. Kalaupun mahasiswa menjawab,sering kali jawaban terkesan sekenanya, tidaksistematis dan jauh dari harapan. Situasi inimenunjukkan bahwa mahasiswa tidak mam-pu mengkomunikasikan pengetahuan yangdimiliki, terlebih jika harus mengkaitkannyadengan kenyataan keseharian yang dihadapi.

    Permasalahan pembelajaran sebagaima-na paparan di atas, menunjukkan bahwa pe-ningkatan kemampuan berpikir mahasiswamasih perlu diupayakan dengan berbagai pen-dekatan, yang menuntut dosen berkreasi un-tuk membangkitkan dan mengkesploitasi ke-mampuan mahasiswa misalnya dengan me-nyampaikan pendapat atau permasalahan yangdihadapi secara tertulis. Selanjutnya atas per-masalahan tertulis tersebut, mahasiswa mam-pu memecahkannya sendiri dengan jalan dis-kusi kelompok. Dengan cara demikian

    diyakini mampu meningkatkan kemampuanberfikir mahasiswa untuk tumbuh dan berkem-bang dengan baik, yang akhirnya mampu me-ningkatkan prestasi belajarnya.

    Permasalahan-permasalahan tersebutjuga membuktikan bahwa upaya peningkat-an prestasi mahasiswa, bukan hanya berasaldari dosen sebagai leader dalam proses pem-belajaran, melainkan juga mahasiswa sebagaisubyek sekaligus obyek pembelajaran. Olehkarena itu perlu mencari solusi dan strategiyang tepat dalam pembelajaran yangkunstruktifistik, berpusat pada diri mahasis-wa dan mampu meningkatkan kompetensimahasiswa.

    Model Pembelajaran Peningkatan Ke-mampuan Berfikir (MP PKB) dalam peneliti-an ini merupakan rujukan utama penulis yangdikembangkan penulis berdasarkan kenyata-an permasalahan yang dihadapi dalam prosespembelajran. MP PKB merupakan pembela-jaran yang bertumpu pada pengembangan ke-mampuan berfikir mahasiswa melalui fakta-fakta atau pengalaman mahasiswa sebagaibahan utama dalam memecahkan masalah.

    Wina Sanjaya (2008) menjelaskan bah-wa terdapat tiga hal yang terkait dengan PKB;Pertama, tujuan utama PKB bukanlah seke-dar penguasaan materi pelajaran, tetapi cen-derung bagaimana dapat mengembangkangagasan dan ide mahasiswa melalui kemam-puan berbahasa secara verbal. Dalam hal inidiasumsikan bahwa indikator kemampuanberfikir mahasiswa terukur dari kemampuanberbahasa verbal. Kedua, bahwa fakta, keja-dian, pengalaman sehari-hari mahasiswa me-rupakan dasar pengembangan berfikir maha-siswa. Dengan demikian mahasiswa yangdianggap memiliki kemampuan berfikir baikadalah mahasiswa yang mampu mendeskrip-sikan ide dan gagasanya berdasarkan fakta dandata yang mahasiswa peroleh dalam kehidup-an sehari-hari. Ketiga, sasaran akhir dari PKBadalah kemampuan mahasiswa untuk meme-cahkan masalah yang dihadapi sesuai denganpengetahuan dan pengalaman hidup yang di-miliki dan dialami.

    Kemampuan berfikir memerlukan ke-mampuan mengingat dan memahami, oleh

  • Santosa, Meningkatkan Kemampuan Berfikir Mahasiswa 61

    sebab itu kemampuan mengingat merupakanbagian terpenting dalam mengembangkan ke-mampuan berfikir. Belum tentu seseorang yngmemiliki kemampuan mengingat dan mema-hami memiliki kemampuan berfikir yang ting-gi. Sebaliknya seseorang yang memiliki ke-mampuan berfikir sudah pasti diikuti kemam-puan mengingat dan memahami. Berfikir ti-dak mungkin terjadi tanpa adanya memori.Bila seseorang kurang memiliki daya ingat,maka tidak sanggup menyimpan informasiatau permasalahan yang cukup lama, dandipastikan tidak akan memiliki catatan yangdihadapi pada masa sekarang. Dengan demi-kian berfikir merupakan kegiatan proses men-tal yang memerlukan daya ingat dan dayamemahami, sebaliknya untuk dapat mengingatdan memahami diperlukan proses mental yangdisebut berfikir.

    Secara filosofis pandangan konstruktivis-me berpendapat bahwa pengetahuan terben-tuk bukan hanya dari oyek semata, akan teta-pi juga tergantung kemampuan individu se-bagai subyek yang menangkap obyek yangdiamati. Oleh sebab itu, pengetahuan ditentu-kan oleh obyek yang dijadikan pengamatan,dan kemampuan subyek untuk mengamati danmenginterpretasikan obyek, serta mengkons-truksikan obyek tersebut menjadi kompetensisubyek. Dalam perspektif psikologis, MP PKBsebagai proses belajar tidaklah tergantung padapengaruh dari luar, tetapi sangat tergantungkepada individu yang belajar.

    Sebagai model pembelajaran yang diarah-kan untuk mengembangkan kemampuanberfikir, MP PKB memiliki 3 (tiga) karakter-istik yaitu; Pertama, Proses pembelajaran MPPKB meneknkan pada proses mental secaramaksimal, tidak sekedar menuntut mahasis-wa untuk mendengar dan mencatat, tetapimenghendaki mahasiswa aktif dalam prosesberfikir. Kedua, MP PKB dibangun dalamnuansa dialogis dan proses tanya jawab seca-ra terus-menerus yang diarahkan untuk mem-perbaiki dan meningkatkan kemampuan ber-pikir mahasiswa, sehingga mampu mempero-leh pengetahuan yang mahasiswa kontruksisendiri. Ketiga, MP PKB menyandarkan padadua sisi yang sama pentingnya yaitu sisi pro-

    ses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkanuntuk meningkatkan kemampuan berfikir danhasil belajar diarahkan untuk mengkontruksipengetahuan atau penguasaan materi pembel-ajaran baru.

    MP PKB menekankan keterlibatan siswasecara penuh dalam proses belajar mengajar,sehingga dengan proses yang menyenangkan(tidak hanya dengan ceramah dan mahasiswahanya mendengarkan), diharapkan mampumeningkatkan motivasi dan gairah belajarmahasiswa. Langkah-langkah MP PKB ada-lah sebagai berikut; 1. Tahap Orientasi, do-sen mengondisikan mahasiswa siap untukmelakukan pembelajaran. Diawali denganmenjelaskan tujuan terkait dengan tujuan pe-nguasaan materi dan tujuan yang berhubung-an dengan kemampuan berfikir mahasiswa.Dosen harus dengan jelas menyampaikan se-suatu yang harus dilakukan mahasiswa, se-hingga mahasiswa memahami arah dan tuju-an yang harus dicapai dalam proses pembela-jaran. 2. Tahap Pelacakan, merupakan tahappenjajakan untuk mengetahui dan memahamikemampuan awal mahasiswa terhadap bahas-an yang akan dikaji. Pada tahap ini dosenmengembangkan dialog dan tanya jawab un-tuk mengungkap kemampuan awal yangdianggap relevan, untuk dikembangkan dosendalam dialog dan tanya jawab pada tahap se-lanjutnya. 3. Tahap Konfrontasi, yaitu me-nyampaikan persoalan yang harus dipecahkansesuai dengan kemampuan dan pengalamanmahasiswa. Keberhasilan dosen mengem-bangkan dialog dan tanya jawab yang mampumendorong mahasiswa untuk berfikir. 4. Ta-hap Inkuiri, merupakan tahapan terpentingdalam MP PKB. Pada tahap ini mahasiswabelajr berfikir yang sesungguhnya. Dosen ha-rus memberi ruang dan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mengem-bangkan gagasan, dengan menggunakan va-riasi pertanyaan yang mampu memotivasimahasiswa untuk menjelaskan, berargumen-tasi, mengungkapkan fakta, dan mengembang-kan gagasannya. 5. Tahap Akomodasi, adalahtahap pembentukan pengetahuan baru mela-lui penyimpulan. Mahasiswa dituntut mampu

  • 62 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 1, APRIL 2012

    menemukan kata-kat kunci sesuai dengantema materi pempelajaran. Pada tahap ini jugadisebut tahap pemantapan, karena mahasiswadituntut mampu mengungkapkan kembali ba-gian yang dianggap penting dalam proses pem-belajaran. 6. Tahap Transfer, merupakan ta-hapan penyajian masalah baru yang sepadandengan masalah yang telah disajikan. Tahapini sebagi tahapan agar mahasiswa mampumentransfer kemampuan berfikir mahasiswauntuk memecahkan masalah-masalah baru.Pada tatahap ini dosen bisa memberikan tu-gas-tugas yang sesuai dengan topik yang te-lah dibahas.

    Wina Sanjaya (2008: 128) mengungkap-kan salah satu indikator keberhasilanpenerapan MP PKB adalah kemampuan meng-komunikasikan ide atau gagasan mahasiswasecara verbal. Jika dikaitkan dengan faktadilapangan, indikator ini merupakan sesuatuyang sangat berat untuk dicapai. Fakta seba-gaimana dipaparkan dalam latar belakang diatas, tentunya merupakan tantangan yang cu-kup berat bagi dosen untuk meningkatkan ke-mampuan berfikir mahasiswa.

    Dengan terus memberikan motivasi ke-pada mahasiswa, peneliti tertarik untuk beru-saha meningkatkan kemampuan berfikir ma-hasiswa dengan menerapkan MP PKB yangdimodifikasi dengan merangsang mahasiswauntuk aktif menyampaikan gagasan, ide, danpermasalahan secara tertulis, baik secaraindividu maupun kelompok. Selanjutnya per-masalahan dikelompokkan dan dibentuk ke-lompok diskusi yang beranggotakan mahasis-wa dengan permasalahan yang sama/relatifsama. Dengan cara ini, penulis berharap ke-lompok tersebut mampu menggali potensiberfikir lebih dalam dan mendiskusikan ma-salah yang sebenarnya merupakan pembela-jaran mengatasi masalahnya sendiri. Hasil dis-kusi kelompok, disampaikan di kelas, sehing-ga meskipun modifikasi ini diawali denganmerangsang gagasan atau permasalahan seca-ra tertulis, diharapkan akan menumbuhkankeberanian dan kepercayaan diri mahasiswauntuk mengungkapkan gagasan atau perma-salahan secara verbal sebagaimana diharapkandalam MP PKB.

    Dengan menggunakan penelitian PTK,penulis ingin membuktikan apakah menggalipotensi diri mahasiswa melalui membuat per-tanyaan atau gagasan tertulis dan pemecahkanmasalah secara kelompok dapat meningkat-kan kemampuan berfikir mahasiswa sehing-ga mampu meningkatkan prestasi belajarnya.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian dirancang dengan mengguna-kan PTK (classroom action research) modelKemmis & Mc Taggart dengan 2 siklus. Pen-dekatan PTK dipilih dengan alasan agar da-pat segera mendapatkan jawaban atas peneli-tian yang dikembangkan dengan sasaran va-riabel yang dimanipulasikan untuk melakukanpeningkatan (improving) kinerja sebagai do-sen dan upaya pemecahan masalah (problemsolving) atas kenyataan rendahnya kemampu-an berfikir mahasiswa. Subyek penelitan ada-lah mahasiswa STKIP PGRI Trenggalek pro-gram studi PPKn semester gasal tahun akade-mik 2012/2013, yang sedang menempuh matakuliah Evaluasi Pendidikan, sejumlah 56 ma-hasiswa yang terbagi dalam dua kelas.

    Prosedur penelitian diawali dengan re-fleksi awal berdasarkan pengalaman dan ha-sil pengamatan terhadap rendahnya keberaniandan kepercayaan diri mahasiswa dalam meng-ungkapkan ide, mengembangkan gagasan,berargumentasi, dan mengungkapkan fakta.Melalui diskusi dengan peer teaching, danmengkaji berbagai pendekatan pembelajaran.Penulis menetapkan kerangka konseptual yangselanjutnya dioperasionalkan melalui tahap-an-tahapan dalam sebuah siklus spiral mela-lui PTK.

    Tahap Perencanaan Tindakan; denganmempersiapkan sarana dan prasarana peneli-tian, antara lain pembuatan desain pembela-jaran yang tersusun dalan Satuan Acara Per-kuliahan, mempersiapkan media pembelajar-an berupa LCD in focus, persiapan lembarkerja, dan setting ruangan perkuliahan. Dalamtahap ini penulis juga menetapkan indikatorkinerja sebagai tolok ukur keberhasilan kegi-atan, terhadap kualitas ide, gagasan,argumentasi, dan pertanyaan mahasiswa.

  • Santosa, Meningkatkan Kemampuan Berfikir Mahasiswa 63

    Tahap Observasi dan Pelaksanaan Tin-dakan; untuk mempermudah pelaksanaan tin-dakan penulis menyusun skenario pembela-jaran sesuai dengan konsep MP PKB. Diawalidengan apersepsi dan setelah diyakini maha-siswa siap untuk belajar dilakukan pretest.Selanjutnya penulis menyampaikan dan mem-bahas materi sesuai dengan SAP selama 2(dua) kali pertemuan dengan metode ceramahbervariasi. Di akhir pertemuan kedua, diberi-kan lembar kerja kepada seluruh mahasiswauntuk menulis 5 (lima) pertanyaan. Pertemu-an selanjutnya, berdasarkan pengklasifikasiansemua pertanyaan mahasiswa, dilaksanakandiskusi kelompok. Anggota kelompok diten-tukan berdasarkan kesamaan permasalahanyang ditulis mahasiswa, dengan harapan tiapkelompok berdiskusi untuk berusaha meme-cahkan masalahnya sendiri. Hasil diskusi ma-sing-masing kelompok dipresentasikan di ke-las dan menjadi diskusi kelas. Pada pertemu-an ini penulis melakukan observasi mengenaikeaktifan, motivasi, keberanian berpendapat,dan kepercayaan diri mahasiswa dalam dis-kusi kelompok maupun diskusi kelas.

    Tahap refleksi; pada tahap ini penulis me-lakukan analisis dari serangkaian proses tin-dakan, termasuk data hasil observasi. Mendis-kusikan dengan teman sejawat tentang keber-hasilan, kegagalan dan hambatan yang dite-mukan saat melakukan tindakan. Berdasarkananalisis data dan diskusi disusun langkah-lang-kah tindakan pada siklus kedua dan selanjut-nya untuk memperbaiki hasil yang kurangmemuaskan.

    HASIL PENELITIAN

    Rata-rata hasil pretest (46) berada jauhdari indikator keberhasilan yang ditetapkan,bahkan hasil ini lebih rendah 2 (dua) digit darikemampuan awal mahasiswa pada tahun aka-demik sebelumnya. Seperti diduga sebelum-nya, pada saat penulis menyampaikan materiperkuliahan dengan metode ceramah bervaria-si dengan media LCD in fokus, mahasiswasangat pasif dan kelihatan ragu-ragu untukmenyampaikan pertanyaan dan pendapat saatdilakukan tanya jawab. Pada pertemuan ke-

    dua, penulis terus memberikan motivasi ke-pada mahasiswa untuk tidak takut dan tidakragu-ragu bertanya atau berpendapat, denganmengembangkan dialog dan tanya jawab.Pelacakan kemampuan berfikir mulai berha-sil, meskipun hanya sebagian kecil mahasis-wa yang proaktif dalam kegiatan pembelajar-an.

    Manipulasi perlakuan pembelajaran MPPKB dilaksanakan dengan memaksa mahasis-wa membuat 5 (lima) pertanyaan tertulis padalembar kerja yang telah dipersiapkan. Dengancara ini penulis berhasil memancing perma-salahan yang dihadapi mahasiswa. Ternyatamahasiswa lebih berani mengungkapkan per-masalahannya masing-masing. Variasi perma-salahan mahasiswa cukup tinggi. Selanjutnyapermasalahan dikelompokkan sebagai dasarpenetapan anggota kelompok diskusi kecil.

    Skenario pelaksanaan penelitian dilan-jutkan pada pertemuan berikutnya dengan dis-kusi kelompok kecil sesuai pembagiananggota yang telah ditetapkan. Pada tahapanini dilakukan observasi terhadap aktivitasmahasiswa dalam berdiskusi. Dengan cara inipenulis bertujuan untuk menggali potensi dirimahasiswa dalam kemampuan berfikirnya,karena sebenarnya setiap kelompok mendis-kusikan dan mencari jawaban atas permasa-lahannya sendiri. Hasil diskusi kelompok se-lanjutnya dipresentasikan di kelas secarabergilir, dan diakhiri dengan post test.

    Hasil observasi menunjukkan bahwa ma-hasiswa lebih terbuka, lebih berani berpenda-pat dan berargumentasi dalam diskusi kelom-pok kecil. Tidak jarang mahasiswa memintabantuan teman dalam kelompoknya untukmendapatkan penjelasan atas masalah individuyang dihadapi. Potensi kemampuan berfikirmahasiswa sudah mulai tereksploitasi. Hasilpelaksanaan tindakan ini penulis diskusikandengan teman sejawat, dengan simpulan bah-wa permasalahan secara individu yang ditulismasing-masing mahasiswa masih merupakanpermasalahan berfikir rendah. Belum munculpermasalahan analisis ataupun sintesis yangmembutuhkan pola berfikir tinggi. Mahasis-wa belum mampu menggabungkan tema ma-teri yang dipelajari dengan permasalahan

  • 64 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 1, APRIL 2012

    dilapangan. Hasil posttest pada siklus perta-ma menunjukkan rata-rata prestasi yang diper-oleh mahasiswa adalah 72. Memang terdapatpeningkatan yang cukup signifikan jika diban-dingkan dengan pretest, tetapi hasil inidianggap belum memuaskan karena indikatorpencapaian yang diharapkan adalah 75.Disepakati perlakuan tindakan yang harus di-laksanakan pada siklus kedua.

    Siklus kedua dilaksanakan manipulasitindakan dengan membentuk kelompok kecilberanggotakan 4 (empat) mahasiswa dan ha-rus membuat 2 (dua) pertanyaan pada kertaskerja yang disiapkan. Pertanyaan yang ditulismerupakan permasalahan bersama dan me-rupakan kesepakatan kelompok. Dengan lang-kah yang sama sebagaimana siklus pertama,diketahui bahwa mahasiswa lebih termotiva-si, lebih terbuka dan lebih berani untukbertanya dan berargumentasi. Kemampuanberfikir mahasiswa lebih tereksploitasi danbergerak positif menuju berpikir analis dansintesis. Hasil posttest lebih memuskan kare-na rata-rata keberhasilan mahasiswameningkat menjadi 78.

    Hasil observasi pada siklus pertama dankedua sebagaimana tabel 1.

    Berdasar tabel 1 diketahui secara umumterdapat perkembangan positif dari tindakanyang dilaksanakan dalam upaya menumbuh-kan kemampuan berfikir mahasiswa. Potensiberfikir mahasiswa dari aspek keberanian ber-pendapat meningkat cukup signifikan dimanapada kelompok mahasiswa kualifikasi rendahpada siklus 2 hanya 5 mahasiswa atauberkurang 82,1%. Sedangkan yang berkuali-

    fikasi sedang dan tinggi masing-masingmeningkat 16,7% dan 475%. Aspekketerbukaan mengungkapkan masalah, kelom-pok mahasiswa kualifikasi rendah dari 23mahasiswa pada siklus 1 menjadi 12 maha-siswa pada siklus 2 atau berkurang 47,8%.Sedangkan yang berkualifikasi sedang dantinggi masing-masing meningkat 19% dan58,3%. Demikian juga pada aspek keseriusandalam aktivitas diskusi terjadi peningkatanbahwa kelompok mahasiswa berkualifikasirendah pada siklus 2 hanya terdapat 9 maha-siswa atau berkurang 43,75%. Sedangkanyang berkualifikasi sedang dan tinggi masing-masing meningkat 28,57% dan 11,54 %.Pencapaian prestasi belajar mahasiswa sela-ma proses tindakan sebagaimana tabel 2

    Tabel 2 : Rekapitulasi Prestasi Belajar

    Frekuensi Prestasi Belajar sifikasi Kemampuan Awal Siklus 1 Siklus 2

    endah 38 20 12 edang 12 22 25 inggi 6 14 19 m lah 56 56 56

    Sumber : Hasil Penelitian

    Pencapaian prestasi belajar mahasiswayang direkam selama proses tindakan menun-jukkan bahwa kemampuan awal mahasiswadari hasil pretest rata-rata 46 bergerakmeningkat dari hasil posttest pada siklus 1mencapai 72 dan 78 berdasarkan hasil posttestsiklus 2. Secara rinci peningkatan prestasi bel-ajar mahasiswa, berdasarkan tabel 2 diketa-

    Frekuensi Keberanian Berpendapat

    Frekuensi Keterbukaan Mengungkapkan Masalah

    Frekuensi Keseriusan dalam Aktivitas Diskusi Klasifikasi

    Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2

    Rendah 28 5 23 12 16 9 Sedang 24 28 21 25 14 18 Tinggi 4 23 12 19 26 29 Jumlah 56 56 56 56 56 56

    Sumber : Hasil Penelitian

    Tabel 1 : Rekapitulasi Hasil Observasi

  • Santosa, Meningkatkan Kemampuan Berfikir Mahasiswa 65

    hui bahwa kemampuan awal dengankualifikasi rendah 38 mahasiswa berkurangsetelah pelaksanaan tindakan siklus 1 menja-di 20 mahasiswa (berkurang 47,37%).Berkurangnya frekuensi mahasiswa padakualifikasi rendah juga terjadi setelah pelak-sanaan siklus 2 menjadi 12 mahasiswa(berkurang 40%) dari siklus 1. Pada kualifikasisedang kemampuan awal terdapat 12 maha-siswa dan bertambah menjadi 22 mahasiswa(83,3%) setelah pelaksanaan siklus 1 danmeningkat 13,64% atau menjadi 25 mahasis-wa pada siklus 2. Mahasiswa dengankualifikasi prestasi belajar tinggi sebanyak 6mahasiswa pada saat pre test, bertambah men-jadi 14 mahasiswa (meningkat 133%) setelahpelaksanaan siklus 1, dan setelah pelaksana-an siklus 2 terdapat 19 mahasiswa (meningkat35,7%) dari siklus 1.

    PEMBAHASAN

    Model pembelajaran yang diarahkan un-tuk membangun dan mengembangkan ke-mampuan berfikir (MP PKB) mahasiswa de-ngan memberikan perlakuan menuliskan per-tanyaan atau gagasan dan memecahkan ma-salah sendiri secara kelompok, terbukti mam-pu meningkatkan potensi berfikir mahasiswayang disertai peningkatan prestasi belajarnnya.Proses pembelajaran MP PKB menuntut pe-nekanan proses mental mahasiswa secara op-timal. Kreatifitas berfikir mahasiswa perludirangsang dengan cara yang elegan tanpaterkesan arogan dari dosen.

    Dengan menuliskan pertanyaan dangagasan secara individu tanpa diketahui temanlain dan dosen, mahasiswa lebih terbuka danberani mengungkapkan potensi berfikir diri-nya secara leluasa. Mahasiswa lebih merasabebas untuk mengontruksikan pengetahuanyang dimiliki tanpa rasa takut dan malu. Ber-pikir sebagai kegiatan mental individu perlumendapatkan perlakuan yang tepat untukmengungkapkannya. Dengan tindakan pene-litian yang dilaksanakan penulis, setidaknyamembuktikan bahwa cara mengungkapkanpikiran mahasiswa dengan memberikan ke-sempatan dalam bentuk menulis terbukti mam-

    pu membangun dan menumbuhkan kemam-puan berfikir mahasiswa.

    Jika dalam MP PKB menuntut kemam-puan verbal mahasiswa dalam mengungkap-kan kemampuan berfikirnya, maka penulisberinisiatif dengan memberikan kesempatanuntuk berdiskusi kelompok. Dengan berdis-kusi kelompok kecil mahasiswa lebih terbukauntuk berpendapat, berargumentasi dan me-ngembangkan pengetahuan yang dimiliki.Pada proses diskusi mahasiswa menyampai-kan gagasan dan ide secara verbal. Dengandemikian cara ini dianggap penulis tepatmenuju tuntutan pembelajaran MP PKB.

    Guna meningkatkan dan menguji kuali-tas pengetahuan yang dimiliki masing-masingindividu, setelah terjadi perubahan mengkons-truksikan pengetahuan pribadi dengan menu-liskan masalah atau gagasan secara individu,penulis menganggap menemukan masalahsecara berkelompok atau berkolaborasi denganteman, mampu merangsang mahasiswa untuklebih kritis membangun dan mengembangkankemampuan berfikirnya. Anggapan penulisdidasarkan bahwa menentukan masalah atauide berkelompok, akan memunculkan konseppengetahuan diri yang harus dipertahankandengan argumentasi berdasar pengetahuanyang dimiliki.

    Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus ke2 dibangdingkan dengan kemampuan awalmahasiswa, penulis mambuktikan keberhasil-an mahasiswa dalam mengeksploitasi kemam-puan berfikir mahasiswa dari frekuensi pres-tasi belajar tinggi meningkat 216,6%,frekuensi kualifikasi prestasi belajar sedangmeningkat 108,3%, dan pada frekuensikualifikasi prestasi belajar rendah turun212,6%.

    SIMPULAN

    Berdasarkan serangkaian kegiatan PTKyang telah dilaksanakan penulis menyimpul-kan bahwa pendekatan Model PembelajaranPeningkatan Kemampuan Berfikir (PM PKB)dengan membuat pertanyaan atau gagasan ter-tulis dan pemecahkan masalah secara kelom-pok dapat meningkatkan kemampuan berfikir

  • 66 CAKRAWALA PENDIDIKAN, VOLUME 14, NOMOR 1, APRIL 2012

    mahasiswa sehingga mampu meningkatkanprestasi belajarnya.

    Penerapan MP PKB merupakan pem-belajaran yang bersifat demokratis, sehinggadosen harus mampu menciptakan suasanayang terbuka dan saling menghargai, sehing-ga mahasiswa dapat mengembangkan kemam-puan berfikir, berani mengemukakan ide,gagasan dan berargumentasi dalammengkontruksikan dan mengkomunikasikanpengetahuan yang dimilikinya.

    DAFTAR RUJUKAN

    Abdorrakhman Ginting, Esensi Praktis Belajardan Pembelajaran, Bandung, Humaniora.

    Anas Sudijono, 2011, Pengantar EvaluasiPendidikan, Jakarta, PT Raja GrafindoPersada.

    Aunurrahman, 2009, Belajar dan Pembelajaran,Bandung, Alfabeta.

    Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar danPembelajaran, Jakarta, PT Rineka Cipta.

    Mahmud, 2011, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung, Pustaka Setia.

    Mulyasa. E., 2009, Praktik Penelitian TindakanKelas, Bandung, PT Rermaja Rosdakarya.

    Wijaya Kusumah dan dedy Dwitagama, MengenalPenelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PTIndeks.

    Wina Sanjaya , 2008, Pembelajaran DalamImplementasi Kurikulum BerbasisKompetensi, Jakarta, Kencana Prenada MediaGroup.