1
INNAMAA BU’IST-TU LI UTAMMIMA MAKAARIMAL AKHLAAQ! “Aku diutus tidak lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.” Demikian Rosululloh SAW menyatakan maksud kedatangnnya ke dunia ini. Dalam bahasa Arab, kalimat “innamaa” dalam hadist tersebut disebut “adatu hashr”, yaitu kata-kata yang menjitukan satu maksud dan meniadakan yang lain. Dalam bahasa kita boleh diartikan: “Tidak lain kedatanganku ini hanya semata- mata untuk menyempurnakan akhlak mulia.” Jelas terlihat dari hadist tersebut bagaimana Rosulloh SAW menghargai usaha kemanusiaan sejak dahulu. Ingatlah persiapan beliau dari waktu muda sampai berusia 40 tahun untuk menghadapi masalah kemanusiaan yang berat. Di usia yang sangat muda, karena perjuangannya untuk memperteguh diri, beliau telah diberi gelar kehormatan oleh kaumnya dengan “Al-Amin”, yaitu orang yang sangat dipercayai. Setelah genap usia 40 tahun, diterimalah titah suci dari Alloh SWT untuk melanjutkan dan menyempurnakan pekerjaan Nabi dan Rosul Alloh sebelum beliau. Kerusakan dan kekacauan jiwa disebabkan oleh manusia yang tidak memiliki tujuan hidup. Tiga belas tahun lamanya Rosululloh di Mekkah menjelaskan tujuan hidup dan menegakkan sesuatu yang dapat membentuk akhlak, yaitu Tujuan Keesaan kepada Zat yang meliputi dan menguasai seluruh alam semesta. Hal inilah yang dikenal sebagai pokok ajaran Islam, yaitu Tauhid.

Akhlak Yang Mulia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Akhlak yang mulia

Citation preview

  • INNAMAA BUIST-TU LI UTAMMIMA MAKAARIMAL AKHLAAQ!

    Aku diutus tidak lain hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.

    Demikian Rosululloh SAW menyatakan maksud kedatangnnya ke dunia ini.

    Dalam bahasa Arab, kalimat innamaa dalam hadist tersebut disebut adatu

    hashr, yaitu kata-kata yang menjitukan satu maksud dan meniadakan yang lain.

    Dalam bahasa kita boleh diartikan: Tidak lain kedatanganku ini hanya semata-

    mata untuk menyempurnakan akhlak mulia. Jelas terlihat dari hadist tersebut

    bagaimana Rosulloh SAW menghargai usaha kemanusiaan sejak dahulu.

    Ingatlah persiapan beliau dari waktu muda sampai berusia 40 tahun untuk

    menghadapi masalah kemanusiaan yang berat. Di usia yang sangat muda, karena

    perjuangannya untuk memperteguh diri, beliau telah diberi gelar kehormatan oleh

    kaumnya dengan Al-Amin, yaitu orang yang sangat dipercayai. Setelah genap

    usia 40 tahun, diterimalah titah suci dari Alloh SWT untuk melanjutkan dan

    menyempurnakan pekerjaan Nabi dan Rosul Alloh sebelum beliau. Kerusakan dan

    kekacauan jiwa disebabkan oleh manusia yang tidak memiliki tujuan hidup. Tiga

    belas tahun lamanya Rosululloh di Mekkah menjelaskan tujuan hidup dan

    menegakkan sesuatu yang dapat membentuk akhlak, yaitu Tujuan Keesaan kepada

    Zat yang meliputi dan menguasai seluruh alam semesta. Hal inilah yang dikenal

    sebagai pokok ajaran Islam, yaitu Tauhid.