Click here to load reader
Upload
sharon-clarisa
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH:
“AKUISISI DAN DISPOSISI PROPERTI, PABRIK
DAN PERALATAN”
DISUSUN OLEH:
MINANARI, SE, M.Si
Universitas Mercu Buana
Jln. Raya Meruya Selatan, Kembangan Jakarta Barat 11650
2010-2011
“AKUISISI DAN DISPOSISI PROPERTI, PABRIK DAN
PERALATAN”
Properti, pabrik dan peralatan umumnya disebut sebagai aktiva tetap (fixed asset) atau
aktiva pabrik (plant asset). Karakteristik utamanya adalah:
1. Aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan untuk dijual
kembali.
Hanya aktiva yang digunakan dalam operasi normal yang dapat diklasifikasikan
sebagai properti, pabrik dan peralatan. Contohnya sebidang tanah yang tidak
digunakan lebih tepat dimasukkan sebagai investasi, sedangkan bagi seorang
developer sebidang tanah merupakan persediaan.
2. Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan.
Properti, pabrik dan peralatan dapat digunakan selama beberapa tahun.
Perusahaan mengalokasikan biaya investasi atas aktiva-aktiva ini pada periode
masa depan melalui beban penyusustan periodik. Berbeda halnya dengan
tanah yang tidak disusutkan kecuali, terjadi penurunan nilai yang material,
seperti hilangnya kesuburan tanah.
3. Aktiva tersebut memiliki sustansi fisik.
Properti, pabrik dan peralatan merupakan aktiva berwujud yang mempunyai
karakteristik eksistensi fisik. Sifatnya yang berwujud inilah yang
membedakannya dengan aktiva tidak berwujud.
Akuisisi dan Penilaian Properti, Pabrik dan Peralatan
Banyak perusahaan yang menggunakan biaya historis sebagai dasar penilaian
properti, pabrik dan peralatan. Biaya historis diukur oleh kas untuk memperoleh aktiva
dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk tujuan
penggunaannya. Contoh: sebuah perusahaan menganggap harga beli aktiva, ongkos
angkut, pajak penjualan dan biaya instalasi aktiva tersebut sebagai bagian dari biaya
aktiva. Yang nantinya biaya-biaya ini akan disusutkan ke periode masa depan.
Selanjutnya biaya –biaya yang ditambahkan ke aktiva setelah akuisisi seperti
penambahan, perbaikan atau penggantian, jika hal tersebut memberikan potencial
dimasa depan. Jika tidak, maka biaya-biaya tersebut dianggap sebagai beban.
Perbedaan pandangan mengenai biaya setelah akuisisi ini berkenaan dengan
perbedaan biaya historis dan metode penilaian lainnya (seperti biaya pengganti atau
nilaia pasar). Berdasarkan APB no. 8 yang menyatakan bahwa “properti, pabrik dan
peralatan tidak boleh dicatat untuk merefleksikan nilai taksiran, nilai pasar atau nilai
saat ini yang melebihi biaya”. Alasan utama pernyataan ini adalah:
1. Pada tanggal akuisisi, biaya merefleksikan nilai wajar.
2. Biaya historis melibatkan biaya aktual, bukan transaksi hipotesis, sehingga
merupakan hal yang paling dapat diandalkan.
3. Keuntungan serta kerugian sebaiknya tidak diantisipasi tetapi harus diakui
ketika terjadi aktiva dijual.
Biaya Tanah
Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatnya siap
digunakan dianggap sebagai bagian dari biaya tanah. Biaya tanah biasanya meliputi:
1. Harga beli
2. Biaya penutupan, seperti sertfikat hak milik, honor pengacara dan honor
pencatatan.
3. Biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan tanah hingga tabah siap
digunakan, seperti meratakan, menimbun, mengosongkan dan membersihkan
4. Asumsi mengenai hak gadai beban atau hipotik
5. Setiap perbaikan tanah lainnya yang memiliki umur tidak terbatas.
Bila sebuah perusahaan membeli tanah untuk tujuan membangun sebuah
bangunan, maka semua biaya yang diperlukan untuk mendirikan bangunan baru itu
akan dianggap sebagai biaya tanah. Mulai dari penghancuran bangunan lama,
membersihkan, meratakan, dan menimbun dianggap sebagai biaya tanah akerna
biaya-biaya ini diperlukan agar tanah berada pada kondisi yang siap digunakan.
Secara umum tanah adalah bagian dari properti, pabrik dan peralatan. Namun,
jika tujuan utama dari perolehan dan pemilikan tanah adalah spekulatif, maka tanah
lebih tepat diklasifikasikan sebagai investasi. Jika tanah dimiliki oleh sebuah
perusahaan real estate untuk dijual kembali, maka harus diklasifikasikan sebagai
persediaan.
Biaya Bangunan