22
AKTIVITAS MAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis ) KELOMPOK PANCALIKAN DI SITUS CIUNG WANARA, CIAMIS, JAWA BARAT Oleh : Angga Yudanegara G34101018 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

AKTIVITAS MAKAN MONYET EKOR PANJANG ( Macaca … · kelompok M. fascicularisyaitu kelompok Pancalikan, kelompok Cikahuripan, dan ke-lompok Pamangkonan (Marulitua 1995). Pemberian

Embed Size (px)

Citation preview

AKTIVITAS MAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) KELOMPOK PANCALIKAN DI SITUS CIUNG

WANARA, CIAMIS, JAWA BARAT

Oleh :

Angga Yudanegara G34101018

DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

ABSTRAK

ANGGA YUDANEGARA. Aktivitas Makan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Kelompok Pancalikan Di Situs Ciung Wanara, Ciamis, Jawa Barat. Dibimbing oleh R.R DYAH PERWITASARI dan SRI SUDARMIYATI TJITROSOEDIRDJO.

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) merupakan jenis primata non human (bukan manusia) yang sangat sukses dan penyebarannya yang sangat luas. Salah satu habitat M. fascicularis adalah hutan sekunder. Situs Ciung Wanara merupakan hutan sekunder yang didominasi oleh tanaman “awi tali” (Gigantochloa apus). Monyet ekor panjang merupakan primate social, dalam aktivitas sehari-harinya tidak lepas dari interaksi antar individu. Salah satu bentuk interaksi antar individu adalah aktivitas makan atau foraging. Tujuan penelitian ini adalah menget ahui aktivitas makan monyet ekor panjang kelompok Pancalikan yang terdapat di situs Ciung Wanara, Ciamis, Jawa Barat. Metode yang digunakan untuk pengamatan aktivitas makan M. fascicularis adalah Ad Libitum Sampling , Focal Animal Sampling, dan Scan Sampling. Identifikasi jenis tumbuhan yang dikonsumsi menggunakan metode wawancara, pengamatan langsung, pengambilan spesimen, dan identifikasi jenis tumbuhan dengan menggunakan kunci identifkasi yang mengacu pada buku-buku flora. Aktivitas makan kelompok Pancalikan sebesar 20.72 % dari total aktivitas harian. Makanan yang dikonsumsi oleh kelompok Pancalikan berasal dari alam dan non alami (pengunjung). Jenis makanan alami yang paling banyak dikonsumsi adalah “awi tali” (G. apus) 62.52 %, serangga 16.27 %, dan “kiara beas” (Ficus gibbosa) 5.38 %. Jenis makanan non alami yang paling banyak dikonsumsi adalah kacang tanah (Arachis hypogaea) 50.93 %, nasi 18.52 %, dan sisa pengunjung 12.22 %. Secara keseluruhan, makanan yang berasal dari alam lebih banyak dikonsumsi yaitu sebanyak 50.96 % daripada makanan yang berasal dari pengunjung atau non alami yaitu sebanyak 49.04 % dari jumlah total makanan yang dikonsumsi.

ABSTRACT

ANGGA YUDANEGARA. Feeding activity of long-tailed macaque (Macaca fascicularis) Pancalikan group in Ciung Wanara site, Ciamis, Jawa Barat. Under direction of R.R DYAH PERWITASARI and SRI SUDARMIYATI TJITROSOEDIRDJO.

Long-tailed macaque (Macaca fascicularis) is one of the successful species of non human primate and widely distributed. One of M. fascicularis habitat is secondary forest. Ciung Wanara site is a secondary forest dominated by “awi tali” trees (Gigantochloa apus). Long-tailed macaque is a social primate which have daily activity involve interactions between individual. One form of individual interactions is feeding activity or foraging. This research was aimed to study feeding activity of long-tailed macaque Pancalikan group in Ciung Wanara site, Ciamis, West Java. Methods used in this research were Ad Libitum Sampling, Focal Animal Sampling, and Scan Sampling . Identification of plant species consumed were performed by interview, direct observation, specimen collection, and identification of plant species using taxonomical books of flora. Feeding activity of M. fascicularis Pancalikan group constitutes 20.72 % from the total daily activity. Food consumed by M. fascicularis Pancalikan group consist of natural and non natural food. Natural food items consumed were “awi tali” (G. apus) 62.52 %, insect 16.27 %, and “kiara beas” (Ficus gibbosa) 5.38 %, respectively. On the other hand, non natural food items consumed were peanut (Arachis hypogaea) 50.93 %, rice 18.52 %, dan residue of visitors 12.22 %, respectively. Generally, natural food (50.96 %) was consumed more frequent than non natural food (49.04 %) from the total food consumed.

AKTIVITAS MAKAN MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) KELOMPOK PANCALIKAN DI SITUS CIUNG

WANARA, CIAMIS, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada Departemen Biologi

Oleh :

Angga Yudanegara G34101018

DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Judul : Aktivitas Makan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Kelompok Pancalikan di S itus Ciung Wanara, Ciamis , Jawa Barat

Nama : Angga Yudanegara NRP : G34101018

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. R.R Dyah Perwitasari, M.Sc Dr. Sri Sudarmiyati Tjitrosoedirdjo, M.Sc NIP 131916787 NIP 130934004

Mengetahui : Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Yonny Koesmaryono. M. S NIP. 131473999

Tanggal Lulus:

PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan pertolongan serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. R.R Dyah Perwitasari, M.Sc dan Dr. Ir. Sri Sudarmiyati Tjitrosoedirdjo, M.Sc selaku pembimbing atas segala fasilitas, dorongan, waktu, serta bimbingan yang diberikan. Terima kasih kepada Bapak A. Sumarsana selaku juru kunci Situs Ciung Wanara Karangkamulyan beserta seluruh staf dan karyawan, juga untuk keluarga Bapak Daryanto, keluarga A Ujang, keluarga Wa Enok, Icha, Enchi, Achi atas sarana, prasarana, dan bantuannya selama penulis melakukan penelitian di Situs Ciung Wanara Karangkamulyan, Ciamis-Jawa Barat . Ungkapan terima kasih penulis juga disampaikan kepada kedua orang tuaku, kakak, keluarga Bapak Endang dan Evi tercinta atas perhatian, doa, dan kasih sayangnya. Kepada rekan -rekan seperjuanganku di laboratorium selama ini yaitu Kanu, Hijrah, WT, Rusdi, Ae, Deris, Lucky, Anne S. Anne N, Udit, Fitri, Duti, Ati, juga Zoologier’s yang lain Sinyo, Andre, KC. Terima kasih juga untuk teman-tem an kost-an Mbah, Bebek, Ahong, P-kun, Iyo, dan Kumir atas kekompakan dan kesabarannya. Terima kasih kepada seluruh teman Biologi 38 juga pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah bukti keagungan Allah SWT pemilik ilmu dan alam semesta.

Bogor, April 2006

Angga Yudanegara

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 27 Maret 1984 sebagai anak kedua dari dua bersaudara, putra dari pasangan Dudu Masduki dan Iil Kartilah. Penulis lulus pada tahun 2001 dari SMU Negeri 2 Tasikmalaya dan pada tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Tingkah Laku Hewan pada tahun ajaran 2005/2006. Penulis melaksanakan tugas praktik lapangan selama satu bulan di Koperasi Petani Pengrajin Ulat Sutera Sabilulungan III, Ciawi, Tasikm alaya, Jawa Barat . Selain itu selama kuliah penulis pernah mendapatkan beasiswa dari PAMABI periode tahun 2004/2005. Penulis juga pernah aktif dalam organisasi kampus, yaitu menjadi anggota OWA HIMABIO IPB periode 2003/2004 dan periode 2004/2005.

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN........................... ....................................................................................... viii PENDAHULUAN

Latar Belakang .................................................................................................................... 1 Tujuan .................................................................................................... .................. 1 Waktu dan Tempat.. ........................................................................................................... 1

BAHAN DAN METODE

Objek penelitian ...................... ........................................................................................ 1 Alat ...... ............................................................................................................................... 1 Metode Penelitian .............................................................................................................. 2 Habituasi .......................................................................................................... 2 Ad Libitum Sampling......................................................................................... 2 Focal Animal Sampling..................................................................................... 2 Scan Sampling................................................................................................... 2

Metode Identifikasi Tanaman............................................................................... 2 HASIL

Jumlah Individu dalam K elompok ................................................................................. 2 Aktivitas Makan ............................................................................... ......................... 2 Jenis Makanan.... ....................................................................................... . ............. 5

PEMBAHASAN

Aktivitas Makan ................................................................................................................ 5 Jenis Makanan..................................................................................................................... 6

SIMPULAN .... ................................................................................................................................. 7 SARAN .............................................................................................................................................. 7 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 8 LAMPIRAN............................................................................................... ............................ 10

Halaman DAFTAR GAMBAR

1 Peta alur pergerakan M. fascicularis kelompok Pancalikan di Situs Ciung Wanara................... 3

DAFTAR TABEL

1 Persentasi aktivitas harian.................................................................................................................... 4 2 Pengaruh hari hujan terhadap aktivitas makan ................................................................................ 5 3 Persentase jenis makanan alami (Bulan Mei-Juli) ............................................................................ 5 4 Persentase makanan non alami (Bulan Mei-Juli).............................................................................. 6 5 Jumlah rataan pengunjung per minggu selama bulan Maret-Agustus 2005................................. 7

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta lokasi penelitian (Situs Ciung Wanara) ............................................................... 11 2 Peta daerah jelajah M. fascicularis di Situs Ciung Wanara ............................................................ 12 3 Jumlah total hari dan curah hujan Kabupaten Ciamis 2004 ........................................................... 13 4 Jenis-jenis tumbuhan yang biasa dikonsumsi oleh M. fascicularis yang diperoleh dari

alam di Situs Ciung Wanara................................................................................................................. 14 5 Jenis-jenis tumbuhan yang biasa dikonsumsi oleh M. fascicularis yang diperoleh dari

pengunjung di Situs Ciung Wanara..................................................................................................... 14

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Monyet ekor panjang (Macaca

fascicularis) merupakan jenis primata non human (bukan manusia) yang sangat berhasil (Wheatley 1980). Keberhasilan ini bisa dilihat dari penyebarannya yang sangat luas dan tingkat adaptasi yang tinggi pada berbagai habitat. M. fascicularis hidup berkelompok dengan struktur sosial yang terdiri atas banyak jantan dan banyak betina (Multi Male Multi Female atau MMMF) (Supriatna & Wahyono 2000). Monyet ekor panjang merupakan primata sosial, dalam aktivitas sehari-harinya tidak lepas dari interaksi antar individu. Salah satu bentuk dari interaksi antar individu adalah aktivitas makan atau foraging.

Foraging merupakan aktivitas mencari dan memegang makanan (Hashimoto 1991). Kegiatan makan dimulai ketika si individu mulai mencari atau memegang makanan dan berakhir ketika aktivitas berubah. Aktivitas ini bisa menjadi suatu cara untuk menghindari konflik yang terjadi dalam kelompok. Jenis makanan yang biasa dikonsumsi oleh M. fuscata diantaranya buah, daun, serangga, bunga, biji, invertebrata, dan jamur (Hill 1991). Menurut Hadi (2005), jenis makanan yang biasa dikonsumsi oleh M. fascicularis diantaranya buah, bunga, daun, biji, serangga, dan umbi-umbian. Jika persediaan makanan berlimpah M. fascicularis lebih bersifat frugivorous (pemakan buah). Aktivitas makan ditentukan oleh kemudahan monyet untuk mendapatkan makanan. Kemudahan monyet mendapatkan makanan berkaitan dengan daerah jelajah (Wheatley 1980).

Ada beberapa cara umum yang dilakukan oleh M. fascicularis dalam melakukan aktivitas makan, aktivitas ini tergantung dari tempat mereka makan (pohon atau tanah) dan jenis makanan yang dikonsumsi. Jika aktivitas makan dilakukan di pohon, maka monyet tersebut akan meraih buah atau daun kemudian memetiknya dan langsung dimasuk-kan ke dalam mulut. Jika aktivitas makan dilakukan di atas tanah, monyet tersebut akan memungut makanannya kemudian mengendus -endus makanan tersebut dan membersihkan makanan dengan kedua tangannya. Setelah itu, makanan dimasukkan ke dalam mulut dan dikunyah (Pombo 2004).

Untuk jenis makanan seperti buah, monyet akan memetiknya satu per satu dari tangkai kemudian dimasukkan ke dalam mulut lalu dikunyah. Setelah merasa cukup, buah ter-

sebut akan disimpan ke dalam kantong pipi sebagai persedian makanan (Pombo 2004).

Jawa Barat merupakan salah satu tempat penyebaran monyet ekor panjang (Fooden 1995). Salah satu habitat yang dihuni oleh M. fascicularis adalah hutan sekunder. Situs Ciung Wanara merupakan kawasan wisata yang terdapat di sebelah Timur kota Ciamis (Lampiran 1). Situs ini merupakan hutan sekunder yang didominasi oleh tanaman awi tali (Gigantochloa apus), terletak pada ke-tinggian 124 m dpl (di atas permukaan laut) dengan luas 25.5 ha (Ruma 1994). Lokasi ini di bagian Utara dibatasi oleh jalan raya Ciamis-Banjar, di bagian Selatan oleh Sungai Citanduy, di bagian Barat oleh parit selebar 2 meter, dan di bagian Timur oleh Sungai Cimuntur.

Primata lain yang terdapat di Situs Ciung Wanara adalah lutung Jawa (Trachypithecus auratus sondaicus). Selain itu, s itus ini dihuni oleh berbagai jenis burung, tupai, dan ular.

Situs Ciung Wanara ini dihuni oleh 3 kelompok M. fascicularis yaitu kelompok Pancalikan, kelompok Cikahuripan, dan ke-lompok Pamangkonan (Marulitua 1995). Pemberian nama kelompok ini berdasarkan core area (area yang dijadikan pusat dari aktivitas harian suatu kelompok) masing-masing kelompok. Berdasarkan survei tanggal 26 Juli 2005, anggota kelompok Pancalikan terdiri dari 46 individu, kelompok Cikahuripan 15 individu, dan kelompok Pamangkonan 22 individu.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas makan monyet ekor panjang (M. fascicularis ) kelompok Pancalikan yang terdapat di situs Ciung Wanara, Ciamis, Jawa Barat.

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret sampai dengan Agustus 2005 di situs Ciung Wanara, Ciamis, Jawa Barat. Identi-fikasi jenis tumbuhan dilakukan di BIOT (Herbarium SEAMEO BIOTROP Bogor), dan Laboratorium Zoologi Departemen Biologi FMIPA IPB.

BAHAN DAN METODE

Objek penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah M. fascicularis kelompok Pancalikan dengan jumlah 46 individu (survei tanggal 26 Juli 2005).

2

Alat Alat-alat yang digunakan selama

pengamatan adalah teropong binokuler, alat pencatat waktu (jam atau stopwatch ), buku la-pang, kertas koran, penjepit kayu dan alat tulis.

Metode Penelitian

Habituasi. Proses membiasakan hewan terhadap kehadiran pengamat dengan pem -berian pakan pisang maupun kacang, sehingga pengamatan dapat lebih mudah dilakukan. Setelah itu, dilakukan identifikasi raut muka, warna rambut, ukuran tubuh, bentuk kepala, bentuk tubuh maupun cacat pada tubuh individu berdasarkan ciri-ciri fisik.

Ad libitum sampling . Pengamat mencatat sebanyak mungkin tingkah laku hewan (dalam kelompok) yan g teramati. Hasil yang didapat -kan berupa durasi dan frekuensi tingkah laku yang muncul selama pengamatan (Martin & Bateson 1993).

Focal animal sampling. Pengamat mengamati tingkah laku dari hewan tertentu atau hewan fokus (1 individu), yang di-gunakan untuk mengetahui individu-individu yang terlibat dalam interaksi aktivitas makan dengan hewan tersebut. Hasil yang diperoleh berupa durasi tingkah laku yang muncul selama pengamatan (Martin & Bateson 1993).

Scan sampling. Pengamat merekam ting-kah laku individu yang pertama kali terlihat dalam interval waktu yang sudah ditentukan. Interval waktu yang digunakan adalah 1 menit. Scan merupakan banyaknya data dari tingkah laku individu yang teramati. Hasil yang didapatkan berupa frekuensi tingkah laku yang muncul selama pengamatan (Martin & Bateson 1993).

Metode Identifikasi Tanaman. a. Wawancara. Metode ini dilakukan dengan

cara wawancara dengan pegawai situs Ciung Wanara.

b. Pengamatan secara langsung. Metode ini berupa pengamatan dan pencatatan secara langsung jenis tumbuhan yang dikonsumsi oleh M. fascicularis .

c. Pengambilan spesimen. Bagian dari tanaman yang akan dijadikan spesimen adalah buah, bunga, daun dan batang.

d. Identifikasi jenis tumbuhan. Identifikasi ini dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi yang mengacu pada buku-buku flora (Berg & Corner 2005; Soerjani M et al 1987; Backer & van den Brink 1965; Heyne 1987; Brummit 1992; Brummit &

Powell 1992 ) atau spesimen herbarium yang sudah ada.

HASIL

Jumlah Individu dalam Kelompok

Situs Ciung Wanara ini dihuni oleh 3 kelompok monyet ekor panjang yaitu kelompok Pancalikan, kelompok Cikahuripan, dan kelompok Pamangkonan. Kelompok Pan-calikan yang terhitung berjumlah 46 individu dengan komposisi kelompok 3 jantan dewasa, 15 betina dewasa, 1 jantan muda, 1 betina muda, 16 juvenil dan 10 bayi. Kelompok Ci-kahuripan yang teramati berjumlah 15 dengan komposisi kelompok 1 jantan dewasa, 5 betina dewasa, 4 juvenil dan 5 bayi. Ke-lompok Pamangkonan yang terhitung berjumlah 22 individu dengan komposisi kelompok 8 jantan dewasa, 5 betina dewasa, 7 juvenil dan 2 bayi.

Penghitungan atau survei jumlah individu dilakukan pada tanggal 26 Juli 2005. Pada saat survei, terjadi kelahiran dari 3 induk betina kelompok Pancalikan dan dari kelompok Pamangkonan terjadi 2 kelahiran. Jadi total individu yang terdapat di Situs ini adalah 83 individu.

Aktivitas Makan

Pada pengamatan dengan metode Scan Sampling, diperoleh 750 scan data selama 1 minggu. Dari 750 scan data, aktivitas makan yang teramati adalah 179 scan data (23.87 %) dari aktivitas total.

Aktivitas makan kelompok Pancalikan banyak terjadi saat pagi hari (pukul 05.45-10.00) dan sore hari (pukul 15.30-17.30) serta sedikit terjadi pada siang hari (pukul 11.00-12.30). Pola tersebut terjadi jika cuaca normal. Jika hujan, aktivitas makan menurun. B erda-sarkan tempat aktivitas makanan, perge rakan kelompok ini dapat dilihat pada Gambar 1. Mula-mula monyet ekor panjang kelompok Pancalikan turun dari pohon tempat tidur di sekitar loket. Kelompok ini bergerak ke dae-rah sekitar lapangan voli dan ke daerah sekitar Pancalikan. Kelompok ini bergerak menuju daerah di luar area (jalan utama menuju Ban-jar), bergerak menuju daerah Lambang Per-ibadat an dan Penyabungan Ayam. Ketika sore tiba, monyet ini kembali ke daerah sekitar loket menuju pohon tempat tidur. Aktivitas makan dari kelompok Pancalikan dimulai rataan ± pukul 05.45 dan berakhir pukul 17.45 di daerah sekitar loket. Di tempat tersebut ter-dapat pohon kiara beas (Ficus gibbosa) yang merupakan salah satu pohon tempat tidur

3

Skala 1:15.000

Gambar 1 Peta alur pergerakan M. fascicularis kelompok Pancalikan di Situs Ciung Wanara.

1

2

3

5

4

7

8 9

10

11

6

1. Pancalikan 2. Penyabungan Ayam 3. Sanghyang Bedil 4. Lambang Peribadatan 5. Cikahuripan 6. Panyandaan 7. Pamangkonan 8. Makam Adipati Panaekan 9. Sipatahunan 10. Tempat Parkir 11. Pertemuan Sungai (Patimuan)

Keterangan :

Dekat loket

Daerah sekitar lapangan voli

Daerah sekitar Pancalikan

Daerah di luar area atau pagar

Daerah sekitar Sabung dan Lambang Peribadatan

Arah Pergerakan

Sungai

Parit

Jalan

Lokasi-lokasi

Utara

4

monyet kelompok Pancalikan di Situs Ciung Wanara.

Monyet ekor panjang kelompok Panca-likan bergerak menuju pohon kiara beas di daerah sekitar lapangan voli berlangsung dari pukul 07.05-08.00. Seluruh anggota kelompok mulai bergerak menuju daerah sekitar Panca-likan untuk melanjutkan aktivitas makannya. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.05-10.00 dan menghilang menuju daerah di belakang Pancalikan. Setelah periode ini, kelompok Pancalikan kembali muncul ± pukul 11.00-12.30 untuk melanjutkan kembali aktivitas makan di luar area atau pagar, di pinggir jalan raya Ciamis -Banjar dan meng-hilang menuju daerah sekitar Sabung Ayam dan Lambang Peribadatan. Kelompok Panca-likan kembali muncul di daerah sekitar loket ± pukul 15.30-17.30 untuk melakukan aktivitas makan dan bergerak ke pohon tempat tidur. Aktivitas harian kelompok Pancalikan ber-akhir pada pukul ± pukul 17.30-17.45. Daerah jelajah monyet ekor panjang kelompok Pancalikan bisa dilihat pada Lampiran 2.

Aktivitas makan berdasarkan hasil pengamatan (bulan Mei -Juni) dengan metode Scan Sampling dan Ad libitum Sampling , kegiatan aktivitas makan M. fascicularis kelompok Pancalikan yang teramati 20.72 % dari total aktivitas harian kelompok tersebut (Tabel 1). Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa aktivit as makan M. fascicularis kelompok Pancalikan di Situs Ciung Wanara ini cukup tinggi. Tingginya aktivitas makan terjadi karena penelitian dilakukan pada pertengahan musim hujan dan musim liburan. Pada saat pertengahan musim hujan, makanan yang berasal dari alam cukup berlimpah dan pada saat musim liburan sumber makanan yang berasal dari pengunjung juga banyak tersedia.

Berdasarkan pengamatan (bulan Mei -Juni) dengan menggunakan metode Scan Sampling, aktivitas makanan M. fascicularis kelompok Pancalikan lebih banyak dilakukan oleh individu dewasa (317 scan atau 57.53%) daripada individu juvenil (234 scan atau 42.47%) dari aktivitas makan yang teramati.

Cara umum yang dilakukan oleh M. fascicularis kelompok Pancalikan dalam melakukan aktivitas makan tergantung dari tempat mereka makan (pohon atau tanah) dan jenis makanan yang dikonsumsi. Jika aktivitas makan dilakukan di pohon, maka monyet tersebut akan meraih buah atau daun ke-mudian memetiknya dan langsung dim asuk-kan ke dalam mulut (kantong pipi) . J ika aktivitas makan dilakukan di atas tanah, monyet tersebut akan meraih makanannya kemudian mengendus-endus makanan tersebut dan membersihkan makanan dengan kedua tangannya. Setelah itu, makanan dimasukkan ke dalam mulut dan dikunyah atau disimpan dalam kantong pipi.

Aktivitas makan M. fascicularis di Situs Ciung Wanara juga dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Pada saat hujan, monyet ekor panjang lebih memilih istirahat di pohon yang rindang daripada beraktivitas. Pohon yang dipilih untuk berteduh pada saat hujan terdapat di dalam hutan seperti kiara beas, Karaminan (Gonystylus sp.), huni (Antidesma bunius) dan pohon besar lainnya yang tidak teridentifikasi. Perubahan aktivitas makan pada saat hujan tidak terlalu jelas jika hujan turun tidak terlalu lama. Perubahan aktivitas makan menjadi menurun pada saat cuaca hujan. Perubahan aktivitas makan dapat terlihat jelas dari total waktu aktivitas makan harian dan pergerakan kelompok Pancalikan yang menurun. Total rataan waktu aktivitas berkurang dari 7 jam menjadi 4 jam dalam sehari. Pada saat seperti

Tabel 1 Persentasi aktivitas harian

Kegiatan Total Jumlah Aktivitas (kali) Persentase (%)

Bergerak 3289 31.08 Diam atau istirahat 2852 26.95 Makan 2193 20.72 Mounting 50 0.47 Agonistik 373 3.52 Bermain 134 1.27 Auto Grooming 1449 13.69 Presenting 19 0.18 Allo Grooming 147 1.39 Alarm Call 74 0.70 Koalisi 4 0.04

Total 10584 100.00

5

Tabel 2 Pengaruh hari hujan terhadap aktivitas makan

Bulan Hari hujan

Frekuensi (Scan)

Waktu pengamatan

(hari) Mei 1 450 21 Juni 4 332 16 Juli 12 287 27

Total 17 1069 64

Tabel 3 Persentase jenis makanan alami (Bulan Mei-Juli)

Jenis Familia Frekuensi atau kejadian (kali)

Persentase (%)

Gigantochloa apus (Blume ex Schult.f.) Kurz Gramineae 5492 62.52 Serangga - 1429 16.27 Ficus gibbosa Blume Moraceae 473 5.38 Stelechocarpus burahol (Blume) Hook.f. & Thomson Annonaceae 71 0.81 Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae 11 0.13 Orania porphyrocarpa Blume Palmae 146 1.66 Payena sericea (Blume) H.J. Lam Sapotaceae 72 0.82 Mallotus floribundus Muell. Arg Euphorbiaceae 88 1 Gonystylus sp. Thymelaeaceae 70 0.8 Gordonia exelsa Blume Theaceae 10 0.11 Pilea trinervia (Roxb.) Wight Urticaceae 67 0.76 Eragrostis unioloides (Retz.) Nees ex Steud. Gramineae 25 0.28 Digitaria fuscescens (Presley) Henr. Gramineae 60 0.68 Eragrostis tenella (L.) Beauv. ex R. & S. Gramineae 80 0.91 Eleusine indica(L.) Gaertn. Gramineae 38 0.43 Myxopyrum nervosum Blume Oleaceae 358 4.08 Lainnya - 293 3.34 Laba-Laba - 1 0.01 Total 8784 100

ini monyet lebih banyak diam atau istirahat. Pengaruh hujan terhadap aktivitas makan dapat dilihat pada T abel 2. Jumlah total hari dan curah hujan di Kabupaten Ciamis tahun 2004 bisa dilihat pada Lampiran 3.

Jenis Makanan Monyet ekor panjang mengkonsumsi dua

jenis makanan yaitu makanan alami dan makanan yang berasal dari pengunjung (non alami). Jenis makanan yang sering dikon-sumsi oleh monyet ekor panjang yang berasal dari alam adalah awi tali 62.52 %, serangga 16.27 %, dan kiara beas 5.38 % (Tabel 3). Jenis makanan yang berasal dari pengunjung (non alami) adalah kacang 50 .93 %, nasi 18.52 %, dan sisa pengunjung 12 .22 % (Tabel 4).

Secara keseluruhan, makanan alami lebih banyak dikonsumsi yaitu sebanyak 50.96 % daripada makanan non alami (pengunjung) yaitu sebanyak 49.04 % dari jumlah total makanan yang dikonsumsi.

PEMBAHASAN

Aktivitas Makan Faktor yang mempengaruhi tingginya

aktivitas makan adalah ketersediaan makanan baik yang alami atau non alami. Menurut Fittinghoff dan Lindburg (1980), monyet ekor panjang bersifat oportunis yaitu mereka meng-ekploitasi sumber makanan yang terdapat di habitatnya, baik yang alami ataupun non alami. Selama pengamatan, sifat oportunis tersebut hanya berlaku bagi individu dewasa saja yang lebih mementingkan kuantitas dari-pada kualitas makanan. Berbeda dengan juvenil pada monyet Jepang (Macaca fuscata) yang lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas (Hashimoto 1991).

Aktivitas makan juvenil pada M. fuscata lebih sedikit, karena waktu makan juvenil lebih lama daripada dewasa (Hanya 2003). Bagaimanapun juga, perbedaan umur pada kecepatan makan rataan lebih kecil (90%) daripada penggunaan energi harian yang diharapkan (62-58% ) (Hanya 2003). Selain itu, juvenil capuchin dan M. fascicularis lebih mudah menderita kelaparan daripada dewasa yang disebabkan sedikitnya energi yang terkumpul (Janson & van Schaik 1993).

Cara makan yang dilakukan oleh monyet ekor panjang kelompok Pancalikan sama dengan cara aktivitas makan yang dilakukan oleh M. nigra d i Sulawesi Tengah (Pombo

6

Tabel 4 Persentase makanan non alami (Bulan Mei -Juli)

Nama Lokal Nama Ilmiah Familia Frekuensi atau kejadian (kali)

Persentase (%)

Kacang tanah Arachis hypogaea L. Leguminoseae 4306 50.93

Nasi - - 1566 18.52

Makanan ringan - - 242 2.86

Kelapa muda Cocos nucifera L. Palmae 376 4.45

Apel Malus sp. Rosaceae 19 0.22

Timun Cucumis sativus L. Cucubitaceae 34 0.4

Kersen Muntingia calabura L. Tiliaceae 20 0.24

Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae 58 0.69

Mie - - 17 0.2

Bengkoang Pachyrhizus angulatus Rich. Leguminoseae 5 0.06

Roti - - 39 0.46

Jambu air Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston Myrtaceae 3 0.04

Belimbing Averrhoa bilimbi L. Oxalidaceae 99 1.17

Gorengan - - 12 0.14

Pepaya Carica papaya L. Caricaceae 2 0.02

Nangka Artocarpus integrifolia L.f. Urticaceae 217 2.57

Sisa Pengunjung - - 1033 12.22

Lainnya - - 406 4.8

Total 8454 100 2004) dan terjadi juga pada kelompok M. fascicularis di Ubud, Bali. Beberapa teknik yang digunakan oleh kelompok di Bali dalam aktivitas makan adalah mencuci dan mengupas (Wheatley 1989).

Aktivitas makan monyet ekor panjang kelompok Pancalikan menurun saat hujan atau suhu udara tinggi . Kelompok ini lebih memilih istirahat daripada melakukan akti-vitas makan pada saat cuaca hujan atau suhu udara tinggi . Tingkah laku istirahat pada saat hujan dilakukan juga oleh monyet Sulawesi, M. tonkeana. Faktor-faktor yang menyebab-kan monyet ekor panjang kelompok Panca-likan beristirahat adalah pada suhu udara tinggi, hujan, dan angin kencang (badai). Lamanya waktu istirahat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan keadaan betina hamil atau mempunyai bay i (Pombo 2004).

Menurut Oates (1987), aktivitas makan primata mungkin tertunda pada kondisi hujan. Kondisi hujan dapat mempengaruhi pola aktivitas primata, tetapi dapat juga men-ciptakan respon yang berbeda pada spesies yang berbeda. Hujan deras umumnya menyebabkan siamang (Symphalangus syn-dactylus) menunda aktivitasnya sampai hujan reda, sedangkan sarudung (Hylobates lar ) hanya menunda aktivitasnya sesaat dan lutung (Presbytis spp.) tidak menunda sama sekali. Tingkah laku pada saat hujan yang ditunjukkan oleh monyet ekor panjang ke-

lompok Pancalikan adalah menunda aktivitas sampai hujan reda. Jenis Makanan

Makanan alami yang paling banyak dikonsumsi adalah awi tali karena spesies ini sangat berlimpah di daerah jelajah kelompok Pancalikan dan sebagi an besar lokasi lainnya (di alam). Makanan non alami yang paling banyak dikonsumsi adalah kacang karena kebanyakan pengunjung khusus membeli kacang untuk diberikan kepada kelompok monyet ekor panjang khususnya kelompok Pancalikan.

Menurut Yeager (1996), monyet ekor panjang di Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah mengkonsumsi buah sebesar 66.7% , daun-daunan 17.2%, bunga 8.9%, serangga 4.1%, dan tidak diketahui 3.2% (periode penelitian dari bulan Januari-Desember 1985). Menurut Su dan Lee (2001), monyet Taiwan (M. cyclopis) mengkonsumsi 53.8% buah, 14.92% daun, 11.76% umbi-umbian, 7.32% bunga, dan 2.44% serangga. Data di atas menunjukkan bahwa monyet ekor panjang dan monyet Taiwan bersifat frugivorous (periode penelitian dari bulan Oktober 1991-September 1992).

Menurut Hadi (2005), proporsi makanan yang dikonsumsi oleh monyet ekor panjang di Taman Monyet Cikakak, Wangon, Banyumas, Jawa Tengah dengan periode waktu penelitian

7

Tabel 5 Jumlah rataan pengunjung per minggu selama bulan Maret-Agustus 2005

Hari Jumlah rataan pengunjung

(orang) Senin 16 Selasa 65 Rabu 21 Kamis 32 Jumat 14 Sabtu 22

Minggu 65

dari bulan September-November 2003 (September = 18 hari, November = 18 har i) dan Februari-April 2004 (Maret = 16 hari, April = 11 hari) adalah makanan alami yaitu sebesar 76.39% dan makanan non alami yaitu sebesar 23.61%. Makanan alami yang paling banyak dikonsumsi adalah 31.03% tunas daun awi tali, 13.04% buah jerakah bulu (Ficus virens), dan 12.18% sadang (Corypha elatta). Makanan non alami yang paling banyak dikonsumsi adalah kacang 11.51%, nasi 3.44%, dan ubi jalar 3.33%.

Monyet ekor panjang kelompok Pancalikan di situs Ciung Wanara lebih banyak mengkonsumsi bagian daun awi t ali sebesar 70% daripada mengkonsumsi bagian buah. Sehingga monyet ekor panjang kelompok Pancalikan lebih bersifat foliovorous (pemakan daun) jika hanya dilihat dari sumber makanan alami saja karena situs tersebut didominasi oleh tumbuhan awi tali (G. apus). Jika dilihat secara keseluruhan dari jenis makanan yang dikonsumsi (alami dan non alami), monyet ekor panjang kelompok Pancalikan bersifat omnivorous (pemakan segala). Oleh karena itu monyet ekor panjang kelompok Pancalikan ini bisa disebut frugivoro us jika keadaan alam memungkinkan dan menjadi omnivorous jika diperlukan. Perubahan jenis makanan yang dikonsumsi juga terjadi pada Alouatta pigra yang merupakan monyet dunia baru yang paling foliovorous (Eisenberg 1972 diacu dalam Pavelka & Knoff 2004), tetapi penelitian yang lebih awal (Coelho et al 1976 ; Schlichte 1978 diacu dalam Pavelka & Knoff 2004) menyebutkan bahwa Alouatta pigra bersifat frugivorous. Jenis ini bisa bersifat frugivorous jika memungkinkan dan bersifat foliovorous jika diperlukan (Pavelka & Knopff 2004).

Menurut Hladik (1981), beberapa spesies primata mengganti makanannya sebagai respon atas perubahan lingkungan atau habitat. Oleh karena itu M. fascicularis bisa bersifat omnivorous tergantung dari habitat -nya (Hasanbah ri et al 1996). Gangguan pada habitat monyet ekor panjang menyebabkan kontak dengan manusia menjadi intensif. Gangguan pada habitat mengakibatkan perubahan tingkah laku makan monyet ekor panjang yaitu monyet akan mengekploitasi sumber makanan yang ada di habitatnya se-hingga akan bersifat omnivorous (Hadi 2005).

Monyet Jepang mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung serat (daun-daunan) ketika biji atau buah tidak tersedia di alam, tetapi untuk jenis makanan serangga atau binatang lainnya tidak tergantung oleh

ketersediaan makanan di alam, khususnya buah-buahan. Makanan berserat merupakan makanan kedua paling penting bagi M. fuscata yang hidup di daerah hutan dataran rendah dan dataran sedang (Hanya et al 2003). Periode penelitian di atas dilakukan dari bulan April 1999-Maret 2001.

Makanan yang berasal dari pengunjung mudah didapat dan bersifat temporer. Makanan tersebut memiliki nilai kalori yang lebih tinggi dibandingkan makanan yang berasal dari alam (Wheatley 1989). Oleh karena itu, monyet ekor panjang kelompok Pancalikan lebih memilih makanan yang berasal dari pengunjung daripada makanan alami. Jumlah rataan pengunjung selama pengamatan dapat dilihat pada Tabel 5. Jenis-jenis makanan yang biasa dikonsumsi oleh monyet ekor panjang di Situs Ciung Wanara dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

SIMPULAN

Aktivitas makan Macaca fascicularis kelompok Pancalikan di Situs Ciung Wanara ± pukul 05.30-10.00, 11.00-12.30, dan 15.30-17.30. Aktivitas makan M. fascicularis kelompok Pancalikan sebesar 20.72% dari total aktivitas harian. Kelompok Pancalikan lebih bersifat foliovorous atau omnivorous daripada frugivorous. Jenis makanan alami yang paling banyak dikonsumsi oleh M. fascicularis kelompok Pancalikan adalah awi tali.

SARAN

Penelitian pada kelompok lain di Situs

Ciung Wanara diperlukan untuk membanding-kan aktivitas makan dan keanekaragaman jenis makanan yang dikonsumsi oleh Macaca fascicularis terutama di situs Ciung Wanara.

8

Penelitian pada musim kemarau sampai pertengahan musim hujan perlu dilakukan, sehingga dapat diperoleh data aktivitas makan. Data ini dapat digunakan untuk membandingkan aktivitas tiap musim.

DAFTAR PUSTAKA

Backer CA, van den Brink RCB. 1965. Flora

of Java vol I–III. Groningen : NVP - Noordhoff.

Berg CC, Corner EJH. 2005. Flora Malesiana

Series I volume 17 / part 2 iv + 1-730, Moraceae (Ficus). Di dalam Nooteboom HP, editor. Leiden : National Herbarium Nederland, Universiteit Leiden branch.

Brummit RK. 1992. Vascular Plant Families

and Genera. Kew : Royal Botanical Garden.

Brummit RK, Powell CE. 1992. Authors of

Plant Names. Kew : Royal Botanical Garden.

Fittinghoff N.A.Jr, Lindburg D.G. 1980.

Riverine refuging in East Bornean Macaca fascicularis . Di dalam Lindburg DG, editor. The Macaques : studies in ecology, behavior and evolution. New York : Van Nostrand-Reinhold. Hlm 182-214 .

Fooden J. 1995. Systematic review of

Southeast Asian longtail macacques, Macaca fascicularis (Raffles, [1821]). Field Museum of Natural History. Chicago.

Hadi I. 2005. Feeding ecology of long-tailed

macaques at Cikakak monkey park [tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Hanya G. 2003. Ages differences in food

intake and dietary selection of wild male Japanese macaques. Primates 44 : 333-339.

Hanya G, Noma N, Agetsuma N. 2003.

Altitudinal and seasonal variation in the diet of Japanese macaques in Yakushima. Primates 44 : 51-59.

Hasanbahri S, Djuwantoko, Ngariana IN.

1996. Komposisi jenis tumbuhan pakan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) di habitat hutan jati. Abstract in English. Biota 1(2) : 1-8.

Hashimoto C. 1991. Differences in feeding behavior between adult and juvenile Japanese macaques in Kinkazan island, Japan. Di dalam Ehara A et al, editor. Primatology Today. Elsevier Science Publisher B.V. (Biomedical Division). Hlm 111-114.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna

Indonesia volume I-IV. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan.

Hill DA. 1991. The influence of a heavy

fruiting of Myrica rubra (Myricaceae) on ranging and other behaviours observed in a troop of wild Japanese macaques in Yakushima. Di dalam Ehara A et.al, editor. Primatology Today. Elsevier Science Publisher B.V. (Biomedical Division). Hlm 105-106.

Hladik C. 1981. Diet and the evolution of

feeding strategies among forest primat es. In : Harding RSO, Teleki G, editor Omnivorous primates. New York : Columbia University Press. Hlm 215-254.

Janson CH, van Schaik CP. 1993. Ecological

risk aversion in juvenile primates : slow and steady wins the race. In : Pereira ME, Fairbanks LA editor Juvenile primates . New York : Oxford University Press. Hlm 79-94.

Marulitua, H. 1995. Beberapa perilaku sosial

monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Cagar Budaya Ciung Wanara, Ciamis-Jawa Barat [skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Martin P, Bateson P. 1993. Measuring

Behaviour. Volume 2. London : Cambridge University Press.

Oates JF. 1987. Food Distribution and

Foraging Behavior. Di dalam Smutz BB et al, editor.Primate Society . Chicago : The University of Chicago. Hlm 197 -209.

Pavelka MSM, Knopff KH. 2004. Diet and

activity in black howler monkeys (Alouatta pigra) in southtern Belize : does degree of frugivory influence activity level?. Primates 45 : 105-111.

9

Pombo, RAER. 2004. Daerah jelajah, perilaku dan pakan Macaca tonkeana di Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah [tesis]. Bogor : Program Pasca-sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Ruma, EAL. 1994. Studi populasi monyet

ekor panjang di Cagar Budaya Ciung Wanara, Ciamis, Jawa Barat [skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Soerjani M, Kostermans AJGH, Tjitrosoe-

pomo G, editor. 1987. Weeds of Rice in Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Su HH, Lee LL. 2001. Food habit of

Formosan Rock Macaques (Macaca cyclopis) in Jentse, Northeastern Taiwan, assessed by fecal analysis and behavioral observation. Int J Primatol 22 : 359-377.

Supriatna J, Wahyono EH. 2000. Panduan

Lapangan Primata Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Wheatley BP. 1980. Feeding and ranging of

East Bornean Macaca fascicularis. Di dalam Lindberg DG, editor. The Macaques : studies in ecology, behavior and evolution. New York : Van Nostrand-Reinhold. Hlm 215-247.

Wheatley BP. 1989. Diet of Balinese temple

monkeys, Macaca fascicularis. Kyoto University Overseas Research, report at studies on Asian non-human primates no.7

Yeager CP. 1996. Feeding ecology of long-

tailed macaque (Macaca fascicularis) in Kalimantan Tengah, Indonesia. Int J Primatol 17 : 51-62.

10

LAMPIRAN

11

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian (Situs Ciung Wanara)

Keterangan x x x : batas propinsi = : ibukota propinsi : jalan kelas 1 : jalan kelas 2 dan 3 : lokasi penelitian

Garut

Jatibarang

Cirebon

Ciamis

Tasikmalaya

Indramayu

Bandung

Purwakarta

Kuningan

Cisaga

Pangandaran

Banjar

JAWA TENGAH

Laut Jawa

Samudra Hindia

Utara

0 20 km

12

1 2

3

5

4

7

8 9

10

11

6

Lampiran 2 Peta daerah jelajah M. fascicularis di Situs Ciung Wanara

Skala 1: 15000 Keterangan : daerah jelajah Kelompok Pancalikan : daerah jelajah Kelompok Patimuan : daerah jelajah Kelompok Air

Utara

1. Pancalikan 2. Penyabungan Ayam 3. Sanghyang Bedil 4. Lambang Peribadatan 5. Cikahuripan 6. Panyandaan 7. Pamangkonan 8. Makam Adipati Panaekan 9. Sipatahunan 10. Tempat Parkir 11. Pertemuan Sungai (Patimuan)

Keterangan :

Lokasi-lokasi

Janu

ari

Febr

uari

M

aret

A

pril

Mei

Ju

ni

Juli

Agu

stus

Nov

embe

r D

esem

ber

Jum

lah

No

Kec

amat

an

HH

mm

H

H m

m

HH

mm

H

H m

m

HH

mm

HH

m

m

HH

Mm

HH

m

m

HH

mm

H

H M

m

HH

m

m

1 C

ijula

ng

10

85

- -

11

182

- -

12

833

9 37

6 11

32

5 4

25

21

951

16

502

94

3279

2

Cig

ugur

-

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 3

Parig

i 6

75

- -

10

176

- -

16

668

- -

11

444

5 17

26

90

5 17

59

7 91

28

82

4 Pa

ngan

dara

n -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 5

Kal

ipuc

ang

13

93

14

241

16

362

14

178

17

431

11

288

11

288

3 13

26

66

9 -

- 12

5 25

63

6 Pa

dahe

rang

-

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 7

Ban

jars

ari

- -

- -

20

359

- -

17

361

- -

- -

- -

24

469

17

475

78

1664

8

Lang

kapl

anca

r 17

40

9 23

45

2 -

- -

- -

- 10

18

5

37

- -

- -

23

412

78

1328

9

Pam

aric

an

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

10

Lak

bok

14

249

- -

20

187

- -

- -

- -

7 62

-

- 12

13

8 22

20

4 75

84

0 11

C

imar

agas

-

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 12

C

isag

a 22

30

2 -

- -

- 22

64

0 -

- -

- -

- -

- 19

39

7 24

56

3 87

19

02

13

Cije

ungj

ing

17

241

20

374

22

433

- -

11

127

8 72

10

22

8 1

3 24

40

0 23

58

6 13

6 24

64

14

Cia

mis

8 10

3 13

84

9

92

- -

6 20

7

34

9 10

1 1

3 13

10

3 19

23

5 85

77

5 15

C

ipak

u 26

32

6 -

- -

- -

- 10

13

7 5

49

9 10

3 -

- 17

12

6 20

27

1 87

10

12

16

Cik

onen

g

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

17

Cih

aurb

euti

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

18

Panu

mba

ngan

-

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 19

Pa

njal

u -

- -

- -

- -

- -

- -

- 5

204

- -

- -

- -

5 20

4 20

K

awal

i -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 21

Pa

naw

anga

n -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 22

R

ajad

esa

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

23

Ran

cah

- -

8 11

7 -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 8

117

24

Cim

erak

11

11

4 15

29

1 7

120

- -

17

651

11

177

- -

2 11

18

61

1 12

40

6 93

23

81

25

Sada

nany

a -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 26

Su

kada

na

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

27

Jatin

agar

a -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 28

Ta

mba

ksar

i -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- 29

C

idol

og

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

30

Sida

mul

ih

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

- -

Ju

mla

h 14

4 19

97

93

1559

11

5 19

11

36

818

106

3228

61

10

14

78

1792

16

72

20

0 47

69

193

4251

10

42

2141

1

Rat

a-ra

ta

14

200

16

260

14

239

18

409

13.3

40

3.5

8.7

145

8.7

199

2.7

12

20

477

19

425

80.2

16

47

Ket

eran

gan

: H

H =

Har

i Huj

an

mm

= s

atua

n cu

rah

huja

n Su

mbe

r : D

inas

Per

tani

an K

abup

aten

Cia

mis

Jaw

a B

arat

14

Lampiran 4 Jenis-jenis tumbuhan yang biasa dikonsumsi oleh M. fascicularis yang diperoleh dari alam di Situs Ciung Wanara.

Nama Daerah Nama Ilmiah Familia

Burahol Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook.f. & Th. Annonaceae Kisapi Gordonia exelsa Bl. Theaceae Poh-pohan/Kapoan Pilea trinervia (Roxb.) Wight Urticaceae Paralak Acmena cf.acuminatissima (Bl.) Merr.&Perry Myrtaceae Bencoy Baccaurea racemosa (Reinw. ex Bl.) M.A. Euphorbiaceae Areuy Kikukupu Myxopyrum nervosum Bl. Oleaceae Tapen Mallotus floribund us Muell. Arg Euphorbiaceae Nyatuh Payena sericea (Bl.) H.J. Lam Sapotaceae Karaminan Gonystylus sp. T. & B. Thymelaeaceae Kanari Canarium littorale Bl. Burseraceae Kalapa Ciung Myrmechis glabra Bl. Orchidaceae Kiara Beas Ficus gibbosa Bl. Moraceae Sentul Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr. Meliaceae Kiara Tapok Ficus sp.L. Moraceae Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae Ki Hura Orania porphyrocarpa Bl. Palmae Awi Tali Gigantochloa apus (Bl. ex Schult.f.) Kurz Gramineae Lilisaan Eragrostis uniloides (Retz.) Nees ex steud Gramineae Jukut Jampang Eleusin indica (L.) Gaertn Gramineae

- Digitaria fuscescens (Presl) Henr. Gramineae - Eragrostis tenella (L.) Beauv. Gramineae

Lampiran 5 Jenis-jenis tumbuhan yang biasa dikonsumsi oleh M. fascicularis yang diperoleh dari

pengunjung di Situs Ciung Wanara.

Nama Lokal Nama Ilmiah Familia Kacang tanah Arachis hypogaea L. Leguminoseae Kelapa muda Cocos nucifera L. Palmae Apel Malus sp. Rosaceae Timun Cucumis sativus L. Cucubitaceae Kersen Muntingia calabura L. Tiliaceae Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae Bengkoang Pachyrhizus angulatus Rich. Leguminoseae Jambu air Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston Myrtaceae Belimbing Averrhoa bilimbi L. Oxalidaceae Pepaya Carica papaya L. Caricaceae Nangka Artocarpus integrifolia L.f. Urticaceae