126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN PADA ATLET PENYANDANG CACAT YANG DIBINA DI BADAN PEMBINA OLAHRAGA CACAT (BPOC) KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi Oleh: Rades Rasyidana G0105042 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

  • Upload
    hanhan

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN

KEMANDIRIAN PADA ATLET PENYANDANG CACAT YANG

DIBINA DI BADAN PEMBINA OLAHRAGA CACAT (BPOC)

KOTA SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Pendidikan Strata 1 Psikologi

Oleh:

Rades Rasyidana

G0105042

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan sesunggguhnya bahwa apa yang ada dalam

skripsi ini, sebelumnya belum pernah terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, sepanjang pengamatan

dan sepengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dipergunakan dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak

sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia untuk dicabut derajat

kesarjanaan saya.

Surakarta, Juli 2011

Rades Rasyidana

Page 3: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul : Aktualisasi Diri Ditinjau dari Kepercayaan Diri dan

Kemandirian pada Atlet Penyandang Cacat yang

Dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC)

Kota Surakarta

Nama peneliti : Rades Rasyidana

NIM/ Semester : G0105042

Tahun : 2011

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan pembimbing dan penguji skripsi

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada:

Hari : Senin

Tanggal : 25 Juli 2011

Koordinator Skripsi

Rin Widya Agustin, M.Psi.

NIP 197608172005012002

Pembimbing Utama

Dra. Sri Wiyanti, M.Si.

NIP 195208141984032001

Pembimbing Pendamping

Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si.

NIP 197810222005011002

Page 4: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

Aktualisasi Diri Ditinjau dari Kepercayaan Diri dan Kemandirian pada Atlet

Penyandang Cacat yang Dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC)

Kota Surakarta

Rades Rasyidana, G0105042, tahun 2011

Telah diuji dan disahkan oleh pembimbing dan penguji skripsi Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Senin

Tanggal : 25 Juli 2011

Tim Penguji

Ketua

Dra. Sri Wiyanti, M.Si. (___________________)

Sekretaris

Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si. (___________________)

Anggota I

Drs. Hardjono, M.Si. (___________________)

Anggota II

Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si. (___________________)

Surakarta, ___________________

Mengetahui,

Ketua Program Studi Psikologi

Drs. Hardjono, M.Si.

NIP 195901191989031002

Koordinator Skripsi

Rin Widya Agustin, M.Psi.

NIP 197608172005012002

Page 5: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Sungguh, ALLAH beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Anfal: 46)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. (Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

(Q.S. Ar-Rahmaan: 13)

Man shabara zhafira. (A. Fuadi)

Page 6: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada: Orang tuaku , Ibu Siti Chanah & Bapak Drs. Badawi serta keluarga besarku,

untuk segala doa, dukungan, dan kasih sayang yang telah diberikan.

Sahabat-sahabatku, untuk kebersamaan dan kebahagian yang tak ternilai.

Purwanto, untuk segala perhatian dan dukungan dalam menyelesaikan karya ini.

Almamaterku, untuk segala ilmu yang berharga dan pengalaman yang luar

biasa.

Terima kasih sebesar-besarnya......

Page 7: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah

SWT atas limpahan rahmat, nikmat, dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyelesaian skripsi bukanlah akhir dari

pencapaian akan tetapi merupakan awal untuk memulai perjuangan dan meniti

karir di masa yang akan datang dengan lebih baik.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini diucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan arahan di awal memasuki masa perkuliahan.

2. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

kemudahan dalam perijinan penelitian dan selaku penguji I yang telah

bersedia menguji serta memberikan masukan, saran dan kritik yang

bermanfaat bagi penulis.

3. Ibu Rin Widya Agustin, M.Psi., selaku Koordinator Skripsi Program Stuudi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan pengarahan di awal penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si., selaku pembimbing utama yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 8: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Bapak Aditya Nanda Priyatama, S.Psi., M.Si., selaku pembimbing akademik

yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan, dan selaku

pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, arahan, dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini

6. Ibu Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si., selaku penguji kedua yang telah

bersedia menguji dan memberikan masukan, saran serta kritik yang

bermanfaat bagi penulis.

7. Bapak Budi Haryanto selaku Ketua Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC)

Kota Surakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis sehingga dapat

melakukan penelitian.

8. Bapak Kliwon, S.Psi., selaku Sekjen BPOC Kota Surakarta yang telah

membantu kelancaran dalam proses penelitian serta memberikan arahan dan

masukan kepada penulis.

9. Bapak Aziz, Mas Nova, Mas Iswiyanto, dan Roni yang telah membantu

dalam proses penelitian, serta atlet-atlet binaan BPOC Kota Surakarta yang

telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

10. Seluruh dosen Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah menyalurkan ilmu, pengalaman, dan

memberikan kebersamaan yang luar biasa, dan segenap staf yang telah

membantu dalam hal admistrasi.

11. Orang tuaku, Ibu Siti Chanah dan Bapak Drs. Badawi, yang telah

memberikan doa, dukungan, dan kasih sayang kepada penulis sehingga

sampai pada pencapaian ini.

Page 9: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

12. Kakak-kakakku mas To (alm), mbak Mul, mas Fajar, mas Anik, mas Nahar,

mas Rofiq, mas Afif, dan mas Iqin atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang

diberikan.

13. Purwanto untuk semua doa, harapan, dukungan, dan kebersamaannya selama

ini.

14. Sahabat-sahabat Psikologi ’05; Ridha, Rika, Nuly, Diah, Dita, Nita, Maya,

Vita, Desti, Uwi, Jefri, Isiya, Arum, Tiara, Maria, Neni, Mea, Amna, Nia,

Ferdi, Anggra, Nifa, Evlin, Agnes, Retno, Kikit, Ganis Yunita, Gannis Eka,

Rizna, So’im, Nur, Iin, Nora, Putri, Hastin, Yuri, Dwinta, dan Made yang

telah memberikan keceriaan, semangat, motivasi, dan kebersamaan yang

begitu berharga.

15. Keluarga kecilku, OASE (Jefri, Diah, Rika, Ridha, Isiya, Dita, Uwi), atas

kebersamaan dan keceriaan selama ini sehingga penulis lebih bersemangat

lagi untuk meraih impian di masa mendatang.

16. Kakak tingkat 2004 atas bantuan, masukan, keceriaan dan kebersamaannya

serta adik tingkat 2006, 2007, 2008 atas kebersamaan dan keceriaannya.

Semoga hasil penelitian dapat bermanfaat di dalam membantu aktualisasi

diri penyandang cacat khususnya dan pengembangan ilmu psikologi secara

umum.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 10: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRAK

AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN

KEMANDIRIAN PADA ATLET PENYANDANG CACAT YANG

DIBINA DI BADAN PEMBINA OLAHRAGA (BPOC) KOTA

SURAKARTA

Rades_Rasyidana

G0105042

Penyandang cacat mempunyai kebutuhan untuk mengembangkan bakat

dan potensinya sebagai wujud aktualisasi dirinya seperti manusia normal pada

umumnya. Bagi atlet penyandang cacat, prestasi yang diperoleh merupakan wujud

dari keberhasilannya dalam beraktualisasi diri dan untuk memperolehnya

dibutuhkan faktor mental yang mendukung, diantaranya kepercayaan diri dan

kemandirian. Kedua faktor tersebut akan menjadikan seorang atlet penyandang

cacat mampu mengeliminasi hal-hal negatif yang ada pada dirinya dan mampu

memperoleh prestasi yang gemilang, serta menumbuhkan tanggung jawab pada

dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

kepercayaan diri dan kemandirian dengan aktualisasi diri pada atlet penyandang

cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan responden atlet

penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota

Surakarta. Penelitian ini merupakan studi populasi dengan try out terpakai pada

sejumlah 41 responden. Pengumpulan data menggunakan Skala Aktualisasi Diri,

Skala Kepercayaan Diri, dan Skala Kemandirian. Teknik analisis data

menggunakan analisis regresi linear berganda.

Hasil perhitungan menunjukkan nilai F test sebesar 16,223 > F tabel 3,245

dengan p-value 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,679

yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara kepercayaan diri dan

kemandirian dengan aktualisasi diri. Selanjutnya, diketahui nilai korelasi rx1y

sebesar 0,679 pada p < 0,05 yang berarti ada hubungan positif yang signifikan

antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri, dan nilai korelasi rx2y sebesar

0,473 pada p < 0,05 yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara

kemandirian dengan aktualisasi diri. Sumbangan efektif kepercayaan diri dan

kemandirian sebesar 46,1% yang ditunjukkan dari nilai koefisien determinasi (R

Square) sebesar 0,461.

Kata kunci: aktualisasi diri, kepercayaan diri, dan kemandirian

Page 11: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

ABSTRACT

SELF-ACTUALIZATION OBSERVED FROM SELF-CONFIDENCE

AND INDEPENDENCE OF THE DISABLED ATHLETES TRAINED

IN BADAN PEMBINA OLAHRAGA CACAT (BPOC)

KOTA SURAKARTA

Rades_Rasyidana

G0105042

Disabled people have a need to expand their talents and potentials as a

manifestation of self-actualization as a normal human being in general. For

athletes with disabilities, achievement is a manifestation of success in self-

actualization and supporting mental factors are required to obtain success, such as

self-confidence and independence. Those factors will enable disabled athlete to

eliminate the negative matters and succeed in accomplishing excellent

achievement, and also contribute sense of responsibility. The purpose of this

research is to find out the relationship between self-confidence and independence

with self-actualization of the disabled athletes trained in Badan Pembina Olahraga

Cacat (BPOC) Kota Surakarta.

The approach which was used in this study was a quantitative approach,

with respondents were the disabled athletes trained in Badan Pembina Olahraga

Cacat (BPOC) Kota Surakarta. This research was a population study of 41

respondents. Collecting data used Self-Actualization Scale, Self-Confidence

Scale, and Independence Scale. Techniques of data analysis used multiple

regression analysis

The calculation result showed the value of F test of 16.223 > F table 3.245

with p-value 0.000 < 0.05 and value of multiple correlation coefficient (R) of

0.679, which means there was a positive relationship and significant correlation

between self-confidence and independence with self-actualization. Furthermore, it

is known rx1y correlation value of 0.679 at p < 0.05, which means there was a

significant positive relationship between self-confidence with self-actualization,

and value rx2y correlation of 0.473 at p < 0.05, which means there was a

significant positive relationship between independence with self-actualization.

Effective contribution of self-confidence and independence which indicated

46.1% from the coefficient of determination (R Square) of 0.461.

Keywords: self-actualization, self-confidence, and independence

Page 12: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Aktualisasi Diri ............................................................................. 15

1. Pengertian aktualisasi diri ........................................................ 15

Page 13: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri .................. 18

3. Sifat-sifat pengaktualisasi diri .................................................. 20

4. Dimensi aktualisasi diri ........................................................... 26

B. Kepercayaan Diri .......................................................................... 28

1. Pengertian kepercayaan diri .................................................... 28

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri .............. 29

3. Aspek-aspek kepercayaan diri ................................................. 32

4. Proses pembentukan kepercayaan diri ..................................... 34

5. Ciri-ciri orang yang percaya diri .............................................. 36

C. Kemandirian .................................................................................. 38

1. Pengertian kemandirian ............................................................ 38

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian ..................... 40

3. Aspek-aspek kemandirian ... ................................................... 43

4. Ciri-ciri orang yang mandiri .................................................... 45

5. Jenis-jenis kemandirian ............................................................ 47

D. Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Kemandirian dengan

Aktualisasi Diri pada Atlet Penyandang Cacat ............................. 48

E. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi Diri pada

Atlet Penyandang Cacat ............................................................... 53

F. Hubungan antara Kemandirian dengan Aktualisasi Diri pada Atlet

Penyandang Cacat ......................................................................... 54

G. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 56

H. Hipotesis ........................................................................................ 58

Page 14: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................... 60

B. Definisi Operasional ..................................................................... 60

1. Aktualisasi diri.......................................................................... 60

2. Kepercayaan diri ...................................................................... 61

3. Kemandirian ............................................................................. 62

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 62

1. Populasi .................................................................................. 62

2. Sampel ................................................................................... . 63

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 63

E. Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 69

1. Validitas .................................................................................... 69

2. Reliabilitas ................................................................................ 70

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian ...................................................................... 72

1. Orientasi tempat penelitian ...................................................... 72

2. Persiapan administrasi ............................................................. 75

3. Persiapan alat pengumpulan data ............................................. 75

B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 77

1. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian .............................. 77

2. Uji validitas dan reliabilitas ..................................................... 78

3. Pengumpulan data penelitian ................................................... 85

Page 15: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

C. Analisis Data .................................................................................. 85

1. Uji asumsi dasar ...................................................................... 86

2. Uji asumsi klasik ...................................................................... 88

3. Uji hipotesis .............................................................................. 90

4. Analisis deskriptif .................................................................... 93

5. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif .............................. 96

D. Pembahasan ................................................................................... 97

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 101

B. Saran ............................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 104

LAMPIRAN .................................................................................................... 109

Page 16: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Distribusi Skor Skala ............................................................ 64

Tabel 2. Blue Print Skala Aktualisasi Diri .................................................... 65

Tabel 3. Blue Print Skala Kepercayaan Diri ................................................. 66

Tabel 4. Blue Print Skala Kemandirian ........................................................ 68

Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Aktualisasi Diri yang Valid dan Gugur ..... 80

Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Diri yang Valid dan Gugur .. 82

Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Kemandirian yang Valid dan Gugur ......... 84

Tabel 8. Uji Normalitas ................................................................................. 86

Tabel 9. Uji Linearitas ................................................................................... 87

Tabel 10. Uji Anova ......................................................................................... 91

Tabel 11. Hasil Korelasi Ganda (R) dan R Square ........................................ . 92

Tabel 12. Korelasi Parsial Antar Variabel ........................................................ 93

Tabel 13. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 94

Tabel 14. Kategorisasi Responden dan Distribusi Skor Responden ................. 95

Page 17: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Kerangka Pemikiran ........................................................ ................ 58

Page 18: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Alat Ukur Penelitian ............................................................ 110

LAMPIRAN B Data Uji Coba Skala Penelitian .......................................... 121

LAMPIRAN C Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian .......... 134

LAMPIRAN D Data Penelitian ................................................................... 141

LAMPIRAN E Analisis Data Penelitian ...................................................... 148

LAMPIRAN F Kelengkapan Administrasi .................................................. 160

LAMPIRAN G Dokumentasi ....................................................................... 163

Page 19: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia yang terlahir di dunia tidak semuanya mempunyai kondisi tubuh

yang lengkap, artinya banyak terjadi kekurangan atau ketidaksempurnaan fisik

pada orang-orang tertentu sehingga menjadi bentuk kecacatan. Banyak dilihat

pada bayi yang dilahirkan setiap waktunya terdapat beberapa diantaranya yang

mengalami kondisi cacat tubuh. Kecacatan tersebut bervariasi, ada yang

mengalami kecacatan tubuh bagian atas, ada yang mengalami kecacatan bagian

bawah, bahkan ada juga yang mengalami cacat kedua-duanya. Banyak negara di

dunia tidak mempunyai data yang akurat tentang jumlah penduduknya yang

mengalami kecacatan. Negara-negara tersebut tidak terlalu aktif melakukan usaha

pengumpulan data yang akurat, dan data yang diperoleh hanya bergantung pada

angka perkiraan yang dibuat oleh WHO yaitu dengan perkiraan bahwa jumlah

penyandang cacat sekitar 10 persen dari seluruh penduduk suatu negara. Menurut

laporan William Kennedy Smith dari Lembaga Rehabilitasi di Chicago, Amerika

Serikat, di seluruh dunia ada sekitar 600 juta penduduk yang menderita cacat dan

diantaranya sekitar 80 persen ada di Asia. Sementara itu, di Indonesia sendiri ada

sekitar 20-25 juta penyandang cacat (Suyono, 2009).

Data yang kurang akurat tentang jumlah penduduk yang mengalami

kecacatan menyebabkan rendahnya perhatian dari masyarakat dan pemerintah

untuk membantu menanganinya terutama di bidang pendidikan. Penyandang cacat

Page 20: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pada saat ini tak ubahnya seperti bagian kecil dari masyarakat dengan kondisi

yang kurang beruntung dan terkesan terbuang dari masyarakat karena

kecacatannya. Masyarakat menganggap penyandang cacat sebagai suatu objek

yang patut diberikan belas kasihan (Ashriati, dkk., 2006). Para penyandang cacat

sering mendapat perlakuan yang kurang adil baik dari lingkungan maupun

keluarga. Dikemukakan oleh Mulyadi (2009, dikutip dari www.kompas.com)

bahwa perhatian orangtua terhadap anaknya yang cacat umumnya berbeda dengan

perhatian kepada anaknya yang normal, bahkan anak yang cacat sering

disembunyikan karena dipandang sebagai aib keluarga.

Kehidupan yang dijalani setiap manusia tentunya tidak lepas dari berbagai

permasalahan yang semakin kompleks seiring dengan perkembangan jaman,

misalnya dalam hal ekonomi, pendidikan, sosial, dan psikologi. Oleh

Wirjasantosa (1984) dijelaskan bahwa masalah-masalah tersebut dialami pula oleh

para penyandang cacat, karena selain menghadapi masalah umum sebagaimana

manusia pada umumnya juga menghadapi masalah khusus karena kecacatan yang

dimiliki.

Penyandang cacat menghadapi masalah yang lebih kompleks

dibandingkan manusia pada umumnya, terlebih karena masalah khusus akibat

kecacatan yang dimiliki. Permasalahan khusus yang dihadapi pun tidak sekedar

masalah secara fisik saja melainkan secara psikis atau mental. Lauster (1997),

menyatakan bahwa sikap dan pandangan negatif dari masyarakat terhadap

penyandang cacat menyebabkan kurang percaya diri, minder, dan merasa tidak

berguna. Disebutkan pula bahwa aktualisasi dan pengembangan potensi

Page 21: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kepribadian menjadi terhambat sehingga menjadikan penyandang cacat menjadi

pesimistis dalam menghadapi tantangan, takut dan khawatir dalam menyampaikan

gagasan, ragu-ragu dalam menentukan pilihan dan memiliki rasa takut untuk

bersaing dengan orang lain serta berdampak pula pada rendahnya kepercayaan

dirinya.

Seiring berjalannya waktu menuju perkembangan dunia menuju masa

sekarang ini, peran setiap individu mulai mendapatkan perhatian dari masyarakat

dunia. Peran-peran penyandang cacat pun tidak dapat dipandang sebelah mata

lagi. Faturokhman (2010) menjelaskan bahwa dengan ditetapkannya tanggal 3

Desember sebagai Hari Internasional Penyandang Cacat oleh Perserikatan

Bangsa-Bangsa maka menjadikan para penyandang cacat merupakan bagian

masyarakat Indonesia yang juga memiliki kedudukan, hak, kewajiban, dan peran

yang sama serta mempunyai kesempatan yang sama dalam segala aspek

kehidupan dan penghidupan. Berdasarkan hal tersebut para penyandang cacat

berhak memperoleh upaya-upaya yang memudahkannya untuk mandiri serta

berhak mendapatkan pelayanan medis, psikologis dan fungsional, rehabilitasi

medis dan sosial, pendidikan, pelatihan ketrampilan, konsultasi, penempatan

kerja, dan semua jenis pelayanan yang memungkinkannya untuk mengembangkan

kapasitas dan ketrampilan secara maksimal.

Perhatian pemerintah dalam menangani para penyandang cacat juga mulai

terlihat dalam berbagai hal. Kementerian Sosial sebagai institusi pemerintah yang

bertanggung jawab pada pemberian pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para

penyandang cacat, memiliki program yang bertujuan untuk

Page 22: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menumbuhkembangkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat dalam

rangka memberdayakan para penyandang cacat dengan pendekatan berbasis

institusi dan non institusi melalui Unit Pelayanan Sosial Keliling (UPSK), Loka

Bina Karya (LBK) dan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM), ketiga sistem itu

diarahkan pada upaya pelayanan dan rehabilitasi secara utuh yang mencakup

rehabilitasi medis, pendidikan, dan rehabilitasi vokasional (Tira, 2009). Perhatian

pemerintah terhadap penanganan para penyandang cacat juga tampak pada bidang

ketenagakerjaan. Pemerintah menetapakan UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) sebagai landasan hukum bagi

penyandang cacat untuk mendapatkan perlindungan kesempatan kerja

sebagaimana layaknya orang normal (Rachmadsyah, 2010). Landasan hukum

tentang ketenagakerjaan akan lebih menjamin para penyandang cacat dalam

menyalurkan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat mengembangkan dirinya

secara maksimal terutama dalam bidang pekerjaan.

Wadah yang menaungi para penyandang cacat juga sudah mulai banyak

dan berkembang, selain wadah yang dibentuk oleh Kementerian Sosial juga

terdapat wadah bagi penyandang cacat yang dibentuk oleh Kementerian

Pertahanan. Kementerian Pertahanan mendirikan Pusat Rehabilitasi Kementerian

Pertahanan, yang merupakan wadah bagi penyandang cacat personel Kementerian

Pertahanan dalam melakukan proses refungsionalisasi dan pengembangan secara

terarah dan terpadu sehingga diharapkan penyandang cacat Kementerian

Pertahanan mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar di dalam

kehidupan bermasyarakat (Redaksi DMC, 2009). Adanya wadah atau badan

Page 23: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tersebut akan sangat membantu para penyandang cacat dalam mengembangkan

potensi dan bakat yang dimilikinya.

Dewasa ini, keterbatasan fisik tidak lagi menjadi halangan bagi

penyandang cacat untuk tetap berkreasi dan berprestasi serta berkompetisi.

Dikatakan oleh Supriatman (dalam Tira, 2010) bahwa dengan diadakannya

pameran kreasi dan seni diharapkan dapat menjadikan penyandang cacat sebagai

pribadi yang bertanggung jawab atas karya seni yang dihasilkan dan dapat

meningkatkan kemampuannya sehingga akan terlihat bahwa penyandang cacat

juga mampu berkompetisi dan dapat beraktualisasi diri. Banyak cara yang

ditempuh untuk membuktikan eksistensi para penyandang cacat, selain bidang

seni ada juga bidang olahraga (Opi, 2008). Olahraga bagi penyandang cacat

dijadikan media untuk mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki,

mengingat setiap manusia selain mempunyai kekurangan juga mempunyai

kelebihan, kemampuan, dan keunikan sendiri. Pilihan sebagai atlet bagi para

penyandang cacat memang dapat dimaklumi karena dengan media olahraga para

penyandang cacat dapat membuktikan bahwa dirinya mampu berkompetisi dan

meraih prestasi. Kegiatan olahraga tidak membutuhkan banyak persyaratan dan

setiap orang berhak mengikutinya termasuk para penyandang cacat. Media

olahraga akan sangat membantu para penyandang cacat dalam mengeksplorasi

bakat-bakat keolahragaan yang terpendam dan kemampuan yang dimilikinya,

sehingga atlet penyandang cacat mampu mengaktualisasikan dirinya.

Keberhasilan aktualisasi diri seorang atlet dapat dilihat pada prestasi-prestasi yang

telah dicapainya (Adisasmito, 2007).

Page 24: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Prestasi yang ditorehkan oleh penyandang cacat melalui bidang olahraga

memang cukup menarik untuk dikaji dan dicermati. Banyak kalangan mulai dari

pemerintah, pemerhati olahraga sampai masyarakat umum menaruh perhatian

pada torehan prestasi para atlet nasional baik di kancah dalam maupun luar negeri.

Menurunnya prestasi atlet non cacat selama kurang lebih 40 tahun terakhir sangat

disayangkan oleh berbagai pihak (Maksum, 2007). Prestasi yang mengecewakan

tersebut terobati dengan semakin pesatnya prestasi atlet penyandang cacat baik di

kancah nasional maupun internasional. Kemajuan prestasi para atlet penyandang

cacat saat ini memberikan kesadaran kepada masyarakat dan pemerintah bahwa

kecacatan bukan lagi menjadi faktor penghambat bagi seseorang untuk berhasil.

Para atlet penyandang cacat juga membuktikan bahwa dirinya adalah orang-orang

yang pantas diperhitungkan potensinya di mata masyarakat. Hal tersebut tidak

terlepas dari berbagai pihak, terutama pihak yang secara langsung membina para

atlet penyandang cacat.

Adanya pembinaan dan dukungan kepada atlet penyandang cacat, maka

akan menumbuhkan rasa percaya diri, kemandirian, dan harga diri (Tira, 2009).

Peran pemerintah juga terlihat dari adanya suatu wadah pembinaan bagi atlet

penyandang cacat yang bernaung di bawah KONI, yaitu BPOC (Badan Pembina

Olahraga Cacat). BPOC berusaha mengoptimalkan capaian prestasi olahraga bagi

penyandang cacat sesuai dengan bakat dan kemampuannya. BPOC Pusat yang

terletak di kota Surakarta menjadi pusat bagi pembinaan atlet penyandang cacat

secara nasional. Kota Surakarta dalam perkembangannya selain merupakan lokasi

BPOC Pusat, juga mempunyai BPOC cabang kota Surakarta. BPOC kota

Page 25: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Surakarta yang mempunyai sekretariat di kompleks BBRSBD (Balai Besar

Rehabilitasi Sosial Bina Daksa) Jalan Tentara Pelajar Jebres Surakarta.

Pembinaan atlet di BPOC Kota Surakarta dapat dikatakan cukup baik karena

selain dengan memberikan penjadwalan dalam latihan setiap hari, BPOC kota

Surakarta juga menyediakan peralatan olahraga yang layak, siap pakai, dan

lengkap. Kota Surakarta juga mempunyai fasilitas tempat olahraga yang lengkap.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan kepada

pembina, pelatih, dan atlet binaan BPOC kota Surakarta, ditemukan sejumlah atlet

yang masih merasa kurang percaya diri dan minder ketika bertanding dengan atlet

yang mempunyai prestasi nasional dan internasional. Selain itu, pada atlet pemula

terlihat malu dan sungkan untuk memulai pembicaraan dengan orang yang baru

dikenal. Diperoleh pula informasi bahwa atlet binaan BPOC kota Surakarta

mempunyai antusiasme dan kemandirian dalam berlatih, atlet tersebut berlatih

walaupun tidak ada jadwal dari pelatih. Adanya informasi di atas maka pembinaan

mental juga diperlukan para atlet selain pembinaan fisik (latihan).

Keberhasilan BPOC kota Surakarta dalam pembinaan atlet-atletnya

tampak pada prestasi yang telah ditorehkan oleh atlet-atlet binaanya. Salah satu

prestasi yang baru-baru ini ditorehkan oleh para atlet BPOC kota Surakarta adalah

pada ajang PORCAPROV (Pekan Olahraga Cacat Provinsi) 2009 di Surakarta,

BPOC kota Surakarta berhasil meraih 28 medali emas, 22 medali perak, dan 10

medali perunggu dari cabang olahraga atletik, renang, tenis meja, catur, dan bulu

tangkis. Hasil tersebut menempatkan Surakarta sebagai juara umum dalam

PORCAPROV 2009. Atlet-atlet binaan BPOC kota Surakarta juga seringkali

Page 26: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

diandalkan oleh Kontingen Jawa Tengah pada kejuaraan nasional sebagai

pemasok atlet berprestasi Jawa Tengah.

Proses pencapaian prestasi para atlet penyandang cacat sebagai wujud dari

aktualisasi tidak secara instan diperoleh. Berbagai usaha dilakukan untuk

menunjukkan aktualisasi diri para atlet penyandang cacat. Usaha tersebut

meliputi rehabilitasi dan fungsionalisasi para atlet penyandang cacat untuk

mengurangi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh kecacatannya dan

mengembangkan potensinya agar menjadi kemampuan yang nyata (Wirjasantosa,

1984).

Keberhasilan atlet penyandang cacat dalam berprestasi juga tidak terlepas

dari faktor-faktor psikologis yang menjadi kunci keberhasilan prestasi.

Kepercayaan diri atau keyakinan akan kemampuan diri merupakan salah satu

faktor yang menunjang seorang atlet penyandang cacat dalam berprestasi sebagai

wujud aktualisasi dirinya (Adisasmito, 2007).

Kepercayaan diri akan menjadi modal besar bagi para atlet penyandang

cacat, karena keyakinan untuk memampukan segala kelebihan dan kemampuan

yang dimiliki akan mendorong seorang atlet untuk mencapai tujuan yang

diiinginkan, yaitu meraih prestasi yang gemilang. Cox (2002) menegaskan bahwa

kepercayaan diri secara umum merupakan bagian penting dari karakteristik

kepribadian seseorang yang dapat memfasilitasi kehidupan seseorang. Lebih

lanjut, dikatakan bahwa kepercayaan diri yang rendah akan memiliki pengaruh

negatif terhadap penampilan atlet. Kurangnya rasa percaya diri pada atlet tidak

akan menunjang tercapainya prestasi yang tinggi. Kurang percaya diri berarti juga

Page 27: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

meragukan kemampuan diri sendiri dan cenderung untuk mempersepsikan segala

sesuatu dari sisi negatif, sehingga menjadi bibit ketegangan, khususnya pada

waktu menghadapi pertandingan melawan pemain yang seimbang kekuatannya,

sehingga ketegangan tersebut akan berakhir pada kegagalan.

Penampilan atlet juga tidak terlepas dari keadaan psikis dan fisik serta

situasional yang menyertai di setiap suatu pertandingan. Hasil penelitian Yulianto

dan Nashori (2006) pada atlet Tae Kwon Do menunjukkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara kepercayaan diri terhadap prestasi atlet Tae Kwon Do. Hal

tersebut berarti bahwa kepercayaan diri memegang andil yang penting bagi

pencapaian prestasi seorang atlet. Keberhasilan dalam berprestasi juga berarti pula

pada keberhasilan atlet tersebut dalam beraktualisasi diri.

Kepercayaan diri pada atlet terutama pada atlet penyandang cacat perlu

ditanamkan sejak dini ketika atlet tersebut terjun untuk pertama kali dalam suatu

pertandingan olahraga. Hal tersebut perlu dilakukan karena pada umumnya atlet

pemula didera oleh rasa malu dan minder karena kecacatan yang dialami. Brown

(dalam Hartanti, dkk., 2004) menyatakan bahwa konsentrasi dan percaya diri

memungkinkan seorang atlet mengeliminasi hal-hal yang tidak relevan dan dapat

menguasai situasi permainan termasuk lawan mainnya dengan baik.

Prestasi adalah bukti dari keberhasilan seorang atlet dalam beraktualisasi

diri, kepercayaan diri salah satu faktor yang menunjangnya. Aktualisasi diri juga

tampak pada seseorang yang berfungsi secara otonom (Maslow, 1994).

Disebutkan pula bahwa perkembangan seseorang yang beraktualisasi diri

tergantung pada potensi dan sumber-sumber dari dalam dirinya. Bagi para

Page 28: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

penyandang cacat adanya kekurangan sarana dan fasilitas yang menunjang di

tempat-tempat umum, termasuk tempat olahraga, tidak menjadikannya untuk

bergantung ataupun minta dikasihani. Para penyandang cacat yang dikasihani atau

diberi perhatian yang berlebih akan menjerumuskannya menjadi generasi malas

dan hanya tahu ”terima beres” tanpa pernah berpikir untuk mendapatkan sesuatu

yang diinginkan melalui jalan usaha sendiri, dengan kata lain penyandang cacat

tidak akan pernah mandiri dan akan terus tergantung kepada belas kasihan orang

lain. Usaha menjadikan seorang penyandang cacat menjadi orang yang mandiri

dimulai dari lingkungan keluarga. Hal yang pertama dilakukan oleh anggota

keluarga teruatama orang tua adalah dengan memberi semangat atau spirit bagi

penyandang cacat tersebut. Selanjutnya, menanamkan keyakinan bahwa didalam

kekurangan yang dimiliki terdapat potensi yang baik dalam diri penyandang cacat

yang dapat dikembangkan. Pemberian perlakuan yang tidak membedakan dengan

orang normal juga merupakan awal yang baik, sehingga akan timbul keyakinan

diri dan kepercayaan bahwa penyandang cacat mampu melakukan hal yang sama

seperti halnya orang normal untuk berkarya (Irfandi, 2009).

Sikap mandiri atau kemandirian akan menjadikan atlet terutama atlet

penyandang cacat lebih bertanggung jawab terhadap segala tindakan dan

perbuatannya, baik di luar maupun dalam konteks berolagraga. Maksum (2007)

menyatakan bahwa trait kepribadian mandiri merujuk pada kesediaan atlet untuk

melakukan sesuatu secara sendiri, mengarahkan diri sendiri, dan bertanggung

jawab. Atlet yang mandiri adalah atlet yang tidak hanya berlatih ketika ada

program dari pelatih, tetapi juga secara autodidak melakukan latihan sendiri.

Page 29: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Disebutkan pula bahwa pribadi mandiri adalah pribadi yang independen dan

menyukai tanggung jawab pribadi, banyak mengambil inisiatif dan mampu

mengelola dirinya sendiri secara bertanggung jawab.

Hasil penelitian Nuryoto (1993) menunjukkan bahwa kemandirian pada

remaja cenderung berkembang pada masa remaja dan sikap kemandirian tersebut

lebih tinggi terjadi pada remaja perempuan. Penelitian lain yang menunjukkan

hubungan yang signifikan tentang kemandirian adalah hasil penelitian Yunita,

dkk. (2002) pada anak penderita asma menyebutkan bahwa kemandirian yang

tinggi akan meningkatkan motivasi berprestasi anak sehingga mampu mencapai

prestasi yang gemilang.

Kemadirian menjadi suatu kunci keberhasilan bagi pencapaian prestasi

atlet, terutama atlet penyandang cacat karena dengan keterbatasan secara fisik

serta keterbatasan sarana olahraga bagi penyandang cacat akan menjadi dorongan

tersendiri untuk memaksimalkan potensi olahraga dan meraih prestasi dalam

bidang olahraga. Media olahraga dapat pula menjadi suatu sarana bagi atlet

penyandang cacat untuk menjadi pribadi yang bebas atau tidak tergantung pada

orang lain karena kebanyakan olahraga bagi penyandang cacat merupakan

pertandingan individu (perorangan) yang menuntut berkembangannya potensi dan

kemampuan diri sendiri walaupun seorang tersebut terbatas secara fisik.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa modal dasar untuk

optimalisasi dalam mencapai keberhasilan berolahraga secara kompetitif adalah

kepercayaan diri dan kemandirian, sehingga individu betul-betul dapat

mengaktualisasikan dirinya secara sempurna. Untuk itu peneliti tertarik untuk

Page 30: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

mengadakan penelitian yang berkenaan dengan kepercayaan diri, kemandirian,

dan aktualisasi diri pada atlet penyandang cacat dengan judul ”Aktualisasi Diri

Ditinjau dari Kepercayaan Diri dan Kemandirian pada Atlet Penyandang Cacat

yang Dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan positif antara kepercayaan diri dan kemandirian dengan

aktualisasi diri pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina

Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta?

2. Apakah ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri

pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat

(BPOC) Kota Surakarta?

3. Apakah ada hubungan positif antara kemandirian dengan aktualisasi diri pada

atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat

(BPOC) Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hubungan positif antara kepercayaan diri dan kemandirian

dengan aktualisasi diri pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan

Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta.

Page 31: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Mengetahui hubungan positif antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri

pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat

(BPOC) Kota Surakarta.

3. Mengetahui hubungan positif antara kemandirian dengan aktualisasi diri pada

atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat

(BPOC) Kota Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi

tentang pentingnya kepercayaan diri dan kemandirian pada atlet

penyandang cacat pada khususnya dan pada penyandang cacat non atlet

pada umumnya, sehingga dapat digunakan sebagai modalitas dalam

mengembangkan potensi, bakat, dan kapasitas yang dimiliki, sehingga

dapat mencapai prestasi yang optimal.

b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi pemahaman kepada para

pelatih olahraga pada tingkat kompetisi tentang pentingnya kepercayaan

diri dan kemandirian sebagai modal dasar untuk optimalisasi prestasi

khususnya pada atlet penyandang cacat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi atlet pada umumnya dan atlet penyandang cacat pada khususnya,

diharapkan hasil penelitian ini dapat mendorong dan meningkatkan rasa

percaya diri dan kemandirian atlet sehingga dapat mencapai prestasi

Page 32: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

optimal dengan memanfaatkan potensi, bakat, dan kapasitas yang

dimiliki sebagai bentuk aktualisasi dirinya.

b. Bagi pelatih dan pembina atlet, diharapkan hasil penelitian dapat

digunakan sebagai dorongan atau motivasi untuk lebih memperhatikan

faktor mental atau psikologis para atlet sehingga muncul suatu

keseimbangan diri atlet yang dibina/dilatih.

c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah informasi dalam melakukan penelitian-penelitian berikutnya,

terutama yang berkaitan dengan aktualisasi diri penyandang cacat.

d. Bagi masyarakat pada umumnya, adanya hasil penelitian ini diharapkan

dapat menambah wawasan serta informasi bahwa penyandang cacat,

khususnya atlet, mampu untuk berprestasi sehingga akan tumbuh

penghargaan serta pemberian apresiasi kepada penyandang cacat.

Page 33: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Aktualisasi Diri

1. Pengertian aktualisasi diri

Manusia tidak semuanya terlahir sempurnya. Banyak diantaranya

yang terlahir dengan kecacatan, baik secara fisik maupun mental. Terlahir

dengan kecacatan tidak membatasi seseorang untuk mengembangkan bakat

dan potensi yang dimilikinya. Bakat dan potensi yang dimiliki para

penyandang cacat dapat diarahkan pada berbagai bidang, misalnya olahraga.

Olahraga digunakan untuk menunjukkan eksistensi para penyandang cacat

dan dipakai sebagai media untuk beraktualisasi diri.

Maslow (1994) mendefinisikan aktualisasi diri sebagai perkembangan

yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat individu serta pemenuhan

semua kualitas dan kapasitasnya. Setiap individu mempunyai kelebihan dan

kekurangan, serta bakat dan potensi yang menyertainya. Hal tersebut

menjadikan setiap individu mempunyai peluang yang sama dalam

mengembangkan bakat dan potensinya dalam upayanya mencapai aktualisasi

diri. Dikatakan oleh Maslow (dalam Goble, 1987) bahwa pribadi yang

teraktualisasi dilukiskan sebagai pribadi yang menggunakan dan

memanfaatkan secara penuh bakat, kapasitas, dan potensi yang dimilikinya

untuk memenuhi dirinya dan melakukan yang terbaik yang dapat

dilakukannya. Individu yang mengaktualisasikan dirinya melakukan yang

Page 34: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

terbaik dengan mengembangkan semua bakat, kapasitas dan potensinya untuk

mendapatkan kepuasan dirinya. Kepuasan diri bagi seorang atlet terlihat pada

prestasi yang diperolehnya, sehingga atlet tersebut akan mengoptimalkan

usahanya dengan melakukan yang terbaik yang dapat dilakukannya.

Menurut Maslow (1959) setiap individu memilik perjuangan atau

kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri.

Perjuangan untuk mengaktualisasi diri dimulai dengan memenuhi atau

memuaskan kebutuhannya yang berada pada tingkat yang rendah dan

berkembang pada kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan-kebutuhan

tersebut yaitu (Maslow; dalam Schultz, 1991):

a. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan makanan, air,

udara, tidur, dan seks. Kebutuhan tersebut dipuaskan demi kelangsungan

hidup individu. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar yang

minimal harus terpenuhi dalam kehidupan individu.

b. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan tersebut meliputi

kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari

ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa aman membuat individu

tidak menderita dan merasa terancam.

c. Kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta. Kebutuhan tersebut

dipenuhi dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian

dengan orang lain atau dengan orang-orang pada umumnya. Setiap

individu membangun suatu hubungan dengan memberi dan menerima

Page 35: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

cinta. Kebutuhan akan memiliki dan cinta menjadikan seorang individu

tidak merasa kesepian dan terisolasi.

d. Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan akan penghargaan

dibedakan menjadi dua macam, yaitu penghargaaan yang berasal dari

orang lain dan penghargaan terhadap diri sendiri. Penghargaan dari orang

lain adalah yang utama dan diperoleh berdasarkan pandangan orang lain

tentang seorang individu. Penghargaan tersebut dapat berupa reputasi,

kekaguman, status, popularitas, atau keberhasilan. Penghargaan terhadap

diri sendiri membuat seorang individu merasa yakin dan aman akan

dirinya serta merasa berharga dan adekuat (serasi, seimbang).

Pemenuhan akan kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih

rendah akan mendorong individu untuk mencapai kebutuhan yang lebih

tinggi yaitu aktualisasi diri.

Aktualisasi diri oleh Rogers (dalam Schultz, 1991) diartikan sebagai

proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi

psikologis yang dimiliki individu yang unik. Keunikan potensi psikologis

membuat proses dan pencapaian aktualisasi diri setiap individu berbeda

antara individu yang satu dengan yang lain. Pencapaian dari aktualisasi diri

diperoleh dengan melakukan dan mengembangkan berbagai macam kegiatan

yang menyenangkan dan bermakna. Pengalaman dan belajar khususnya pada

masa kanak-kanak menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan

seseorang dalam melakukan aktualisasi diri. Sikap orang tua terhadap anak

yang terlalu dominan ataupun yang terlalu memberi kebebasan akan

Page 36: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

menghambat aktualisasi diri. Pendekatan yang efektif adalah sikap yang

bijaksana antara sikap dominan dan memberi kebebasan. Seiring berjalannya

waktu aktualisasi diri mengalami pergeseran dari fisiologis ke psikologis

karena aktualisasi diri merupakan proses yang akan terus berlangsung dan

berjalan dinamis.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

aktualisasi diri adalah proses perkembangan dan penggunaan bakat, kapasitas,

serta potensi psikologis yang dimiliki individu dengan melakukan yang

terbaik yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri

Individu yang beraktualisasi diri akan dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Maslow (dalam Koeswara, 1991; Schultz, 1991; & Goble, 1987)

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi seorang individu dalam

beraktualisasi diri, antara lain:

a. Faktor internal, yang terdiri atas:

1) Adanya rasa takut, ketidaktahuan, dan keraguan dari individu untuk

mengungkapkan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga potensi-

potensi tersebut tetap laten dan tidak berkembang. Lurhs (2006)

mengemukakan bahwa untuk mendorong individu beraktualisasi diri

yaitu dengan meningkatkan kepercayaan dirinya. Adanya kepercayaan

diri akan membuat individu tidak ragu-ragu untuk mengembangkan

potensi yang dimilikinya.

Page 37: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Perasaan aman yang kuat. Proses perkembangan menuju kematangan

akan menuntut kesediaan individu untuk mengambil risiko, membuat

kesalahan, dan melepaskan kebiasaan lama yang tidak konstruktif.

Hal-hal tersebut akan mengancam dan menakutkan karena adanya

perasaan aman yang kuat, sehingga menyebabkan individu bergerak

mundur memenuhi kebutuhan akan rasa aman.

3) Proses perkembangan. Anak-anak akan mampu menjalani proses-

proses perkembangan dengan baik jika diasuh dalam suasana aman,

hangat, dan bersahabat. Kondisi yang sehat maka akan merangsang

perkembangan dan individu akan terdorong untuk menjadi yang

terbaik, sedangkan pengalaman masa kanak-kanak yang malang akan

menghambat aktualisasi dirinya.

b. Faktor eksternal, terdiri atas:

1) Lingkungan masyarakat. Adanya kecenderungan untuk

mendepersonalisasi individu dan perepresian sifat-sifat, bakat, atau

potensi-potensi akan menghambat upaya seorang individu dalam

beraktualisasi diri. Individu membutuhkan suatu lingkungan yang

menunjang untuk dapat beraktualisasi diri.

2) Sosial ekonomi. Kondisi soaial ekonomi dapat membatasi kesempatan

seseorang dalam beraktualisasi diri. Perbedaan kondisi sosial ekonomi

memungkinkan terjadinya proses aktualisasi diri yang berbeda pula,

karena faktor sosial ekonomi akan menentukan arah dan bentuk

Page 38: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

aktualisasi diri seseorang. Hal tersebut berkaitan dengan adanya

fasilitas dan sarana penunjang.

3) Tipe pekerjaan. Tipe pekerjaan yang membebaskan individu

melakukan pekerjaan menurut caranya sendiri akan dapat menunjang

individu tersebut dalam melakukan aktualisasi dirinya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa aktualisasi diri

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

3. Sifat-sifat pengaktualisasi diri

Individu yang mengaktualisasikan dirinya akan menunjukkan beberapa

sifat.Upaya mengaktualisasi diri memiliki beberapa sifat. Maslow (1994;

dalam Schultz, 1991) menjelaskan tentang sifat-sifat pengaktualisasi diri yang

ditunjukkan oleh individu yang telah mencapainya. Sifat-sifat pengaktualisasi

diri terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Sifat umum, terdiri atas (Maslow; dalam Schultz, 1991):

1) Individu telah cukup memuaskan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat

yang rendah secara teratur, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman,

cinta dan memiliki, serta penghargaan.

2) Individu terbebas dari psikosis, neurosis, atau gangguan-gangguan

patologis lain. Individu yang terganggu secara psikologis akan

mengalami hambatan yang besar dalam mengaktualisasi diri.

Page 39: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Individu tersebut merupakan model pematangan dan kesehatan, serta

memenuhi diri dengan menggunakan kapasitas dan kualitasnya secara

penuh.

4) Individu tersebut mengetahui tentang dirinya dan mengetahui tujuan

hidupnya. Hal tersebut menjadikan individu lebih terarah dalam

mengaktualisasi dirinya.

5) Pengaktualisasi diri pada umumnya adalah orang yang telah setengah

tua atau lebih tua. Orang yang lebih muda dianggap tidak

mengembangkan perasaan yang kuat akan identitas dan otonomi, serta

pengabdian diri, karena orang yang lebih muda sedang menuju ke arah

kematangan. Walaupun demikian, orang yang lebih muda mempunyai

kecenderungan untuk tumbuh dengan baik ke arah aktualisasi diri

yang memungkinkannya untuk mencapai aktualisasi diri pada usia

yang lebih tua.

b. Sifat khusus, terdiri dari (Maslow, 1994):

1) Mengamati realitas secara efisien. Orang yang mengaktualisasi diri

mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara

objektif. Individu melihat dunia sebagaimana adanya, bukan

sebagaimana yang diinginkan atau dibutuhkannya. Pengaktualisasi

diri adalah orang yang teliti dan waspada sehingga dapat menemukan

dengan cepat adanya ketidakjujuran, serta dapat melihat sesuatu

secara adil atau tidak berat sebelah.

Page 40: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2) Penerimaan umum atas kodrat, orang lain dan diri sendiri. Orang yang

mengaktualisasi diri menerima diri sendiri, kelemahan, dan kekuatan

dirinya tanpa keluhan atau kesusahan, serta menerima kodratnya

sebagaimana adanya. Pengaktualisasi diri tidak hidup dengan berpura-

pura atau memalsukan diri, serta tidak bersembunyi di belakang

peran-peran sosial yang ada.

3) Spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran. Pengaktualisasi diri

bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa pura-pura serta

dapat memperlihatkan emosinya dengan jujur, dengan kata lain

pengaktualisasi diri bertingkah laku wajar sesuai dengan kondisi dan

kemampuannya. Pengaktualisasi diri juga bersikap bijaksana dan

penuh perhatian terhadap perasaan orang lain, sehingga permainan

sosial sering kali dilakukan untuk menghindari konflik dengan orang

lain.

4) Fokus pada masalah-masalah di luar dirinya. Orang yang

mengaktualisasikan diri mempunyai perasaan dedikasi dalam

pekerjaannya. Pekerjaan adalah sesuatu yang ingin dilakukan, dan

tidak semata-mata untuk mendapatkan penghasilan. Pekerjaan yang

ditekuni oleh pengaktualisasi diri melebur dengan liburan, lelucon,

hiburan, istirahat, dan kegemarannya.

5) Kebutuhan akan privasi dan independensi. Orang-orang yang

mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk

pemisahan dan kesunyian. Individu tidak tergantung pada orang lain

Page 41: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

untuk kepuasannya dan dengan demikian individu dapat memenuhi

kebutuhan sendiri berdasarkan kepentingan dan keperluannya.

6) Berfungsi secara otonom. Pengaktualisasi diri berfungsi secara

otonom terhadap lingkungan sosial dan fisik. Individu tidak

tergantung pada dunia yang nyata untuk kepuasannya karena

pemuasan dari motif-motif pertumbuhan datang dari dalam.

Perkembangannya tergantung pada potensi-potensi dan sumber-

sumber dari dalam dirinya sendiri.

7) Apresiasi yang senantiasa segar. Pengaktualisasi-pengaktualisasi diri

senantiasa menghargai pengalaman-pengalaman tertentu meskipun

pengalaman itu seringkali terulang. Pengaktualisasi diri tetap

menikmatinya dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar dan

menyenangkan.

8) Pengalaman-pengalaman mistik atau ”puncak”. Ada kesempatan bagi

orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase

(kegembiraan yang lepas), kebahagiaan, perasaan terpesona yang

hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman keagamaan yang

mendalam.

9) Minat sosial. Pengaktualisasi diri memiliki perasaan empati dan afeksi

yang kuat dan dalam terhadap semua orang, juga suatu keinginan

untuk membantu kemanusiaan. Pengaktualisasi diri cenderung

menjalin hubungan pribadi yang erat dan mendalam, lebih akrab dari

persahabatan di antara kebanyakan orang.

Page 42: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

10) Hubungan antarpribadi. Pengaktualisasi diri mampu mengadakan

hubungan yang lebih kuat dan lebih sehat dengan orang lain

dibandingkan dengan orang-orang pada umumnya. Individu mampu

memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam,

dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu lain.

11) Struktur watak demokratis. Pengaktualisasi diri membiarkan dan

menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat

pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit. Selain

itu, individu bertingkah laku lebih pengertian daripada sekedar

mengerti pada orang lain.

12) Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk.

Pengaktualisasi diri membedakan dengan jelas antara sarana dan

tujuan. Baginya, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting daripada

sarana untuk mencapainya. Pengaktualisasi diri juga sanggup

membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah.

13) Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan. Humor

pengaktualisasi diri bersifat filosofis; humor yang menertawakan

orang lain pada umumnya. Kerapkali humor bersifat instruktif, yang

dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menimbulkan

kesenangan. Hal itu adalah humor yang bijaksana.

14) Kreativitas. Kreativitas merupakan suatu sifat yang diharapkan oleh

seseorang pengaktualisasi diri. Pengaktualisasi diri adalah asli,

Page 43: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian

menghasilkan suatu karya seni.

15) Resistensi terhadap inkulturasi. Pengaktualisasi diri dapat berdiri

sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh-pengaruh

sosial, untuk berpikir atau bertindak menurut cara-cara tertentu.

Individu mempertahankan otonomi batin, dan dibimbing oleh dirinya

sendiri.

Sifat-sifat pengaktualisasi diri juga dikemukakan oleh Rogers (dalam

Schultz, 1991 dan Baihaqi, 2008), yaitu sebagai berikut:

a. Keterbukaan pada pengalaman. Keterbukaan pada pengalaman adalah

lawan dari sikap defensif, sehingga seseorang bebas untuk mengalami

semua perasaan dan sikap, serta tanpa adanya suatu hal yang harus dilawan

karena tidak ada yang mengancam.

b. Kehidupan eksistensial. Kecenderungan seseorang untuk hidup

sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa

segar dan baru, sehingga ada kegembiraan pada setiap pengalaman

tersebut.

c. Kepercayaan terhadap organisme diri sendiri. Seseorang percaya akan

keputusan yang diambilnya karena data yang digunakan untuk mencapai

suatu keputusan adalah tepat dan seluruh kepribadian mengambil bagian

dalam proses pembuatan keputusan tersebut.

d. Perasaan bebas. Rogers percaya bahwa orang yang semakin sehat secara

psikologis maka akan semakin pula mengalami kebebasan untuk memilih

Page 44: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dan bertindak. seseorang akan melihat adanya banyak pilihan dalam

kehidupannya dan merasa mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya.

e. Kreativitas. Adanya perasaan yang bebas membuat orang yang

mengaktualisasikan diri akan bertingkah laku yang spontan, berubah,

tumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus

kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas sifat-sifat pengaktualisasi dari Maslow

mencakup keseluruhan sifat, oleh karena itu maka peneliti menggunakan sifat-

sifat pengaktualisasi diri dari Maslow dan menyimpulkan bahwa sifat-sifat

pengaktualisasi diri antara lain: mengamati realitas secara efisien; penerimaan

umum atas kodrat, orang lain, dan diri sendiri (kepercayaan terhadap diri

sendiri); spontanitas, kesederhanaan, dan kewajaran; fokus pada masalah di

luar dirinya; kebutuhan akan privasi dan independensi (bebas); berfungsi

secara otonom; apresiasi yang senantiasa segar terhadap pengalaman;

pengalaman mistik atau “puncak”; minat sosial; hubungan antarpribadi;

struktur watak demokratis; perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik

dan buruk; perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan; kreativitas;

dan resistensi terhadap inkulturasi.

4. Dimensi aktualisasi diri

Sifat-sifat khusus yang ditunjukkan oleh pengaktualisasi diri dapat

disusun atau diklasifikasikan ke dalam dimensi aktualisasi diri. Dimensi

Page 45: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

tersebut disusun oleh Hall (2008) berdasarkan sifat-sifat khusus

pengaktualisasi diri dari Maslow, sebagai berikut:

a. Dimensi kebudayaan, yang terdiri dari sifat berfungsi secara otonom;

resistensi terhadap inkulturasi; dan minat sosial.

b. Dimensi filosofis, yang terdiri dari sifat mengamati realitas secara efisien;

kebutuhan akan privasi dan independensi; dan perasaan humor yang tidak

menimbulkan permusuhan.

c. Dimensi emosional, yang terdiri dari sifat spontanitas, kesederhanaan, dan

kewajaran; apresiasi yang senantiasa segar; dan pengalaman mistik atau

“puncak”.

d. Dimensi interpersonal, yang terdiri dari sifat penerimaan umum atas

kodrat, orang lain, dan diri sendiri; hubungan antarpribadi; dan struktur

watak demokratis.

e. Dimensi intelektual, yang terdiri dari sifat fokus pada masalah di luar

dirinya; perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk; dan

kreativitas.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahu bahwa dimensi aktualisasi

diri terdiri atas dimensi kebudayaan, dimensi filosofis, dimensi emosional,

dimensi interpersonal, dan dimensi intelektual. Kelima dimensi tersebut

selanjutnya akan digunakan oleh peneliti dalam penyusunan skala aktualisasi

diri.

Page 46: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Kepercayaan Diri

1. Pengertian kepercayaan diri

Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang

berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.

Menurut Hakim (2005) kepercayaan diri adalah suatu keyakinan seseorang

terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut

membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam

hidupnya. Bandura (1977) juga menjelaskan bahwa kepercayaan diri

merupakan suatu keyakinan seseorang untuk mampu berperilaku sesuai

dengan yang diharapkan dan diinginkannya. Kepercayaan diri yang dimiliki

seseorang akan digunakan dalam usaha menampilkan tindakan dan perilaku

yang diarahkan pada tujuan yang hendak dicapainya, termasuk waktu dan cara

melakukannya.

Taylor (2003) mengemukakan bahwa orang-orang yang percaya diri

merasa dirinya aman dengan mengetahui bakatnya, sangat rileks dan ingin

mendengar dan belajar dari orang lain. Orang yang mempunyai kepercayaan

diri memahami betul tentang segala sesuatu yang ada pada dirinya baik itu

kelebihan maupun kekurangannya, sehingga tidak perlu membandingkannya

dengan orang lain.

Mastuti (2008), mendefinisikan kepercayaan diri sebagai sikap positif

seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian

positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi

yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan

Page 47: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang

tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan

individu tersebut merasa memiliki kompetensi, yakni mampu dan percaya

bahwa dirinya bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi

serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Oleh Lauster (1997)

dijelaskan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin

akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu

cemas dalam tindakan-tindaknnya, dapat merasa bebas melakukan hal yang

disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam

berinteraksi dan memiliki dorongan untuk berprestasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap segala kelebihan dan

kemampuan yang dimilikinya untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang

diharapkan dan diinginkan sehingga bisa mencapai tujuan di dalam hidupnya.

Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dapat dilihat dari sikap

dan kemampuan yang pasti untuk melangkah mengembangkan potensinya dan

diyakini sebagai suatu cara yang tepat untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri

Kepercayaan diri dibentuk melalui suatu proses yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang menyertainya. Menurut Mangunharja (dalam Ashriati,

dkk., 2006) faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri adalah:

Page 48: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a. Faktor fisik. Keadaan fisik seperti kegemukan, ketinggian, cacat anggota

tubuh atau rusaknya salah satu indera merupakan kekurangan yang jelas

terlihat oleh orang lain. Hal tersebut akan menimbulkan perasaan tidak

berharga terhadap keadaan fisik, karena seseorang sangat merasakan

kekurangan yang ada pada dirinya jika dibandingkan dengan orang lain.

Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang yang tidak dapat bereaksi

secara positif akan menimbulkan rasa minder yang berkembang menjadi

rasa tidak percaya diri.

b. Faktor mental. Seseorang akan percaya diri karena mempunyai

kemampuan yang cenderung tinggi, seperti bakat atau keahlian khusus

yang dimilikinya. Keahlian yang dimiliki seseorang menunjukkan suatu

kelebihan yang dapat membentuk kepercayaan diri dan merupakan modal

dasar untuk mencapai keberhasilan yang optimal serta mampu mengatasi

hambatan yang terjadi.

c. Faktor sosial. Kepercayaan diri terbentuk melalui dukungan sosial dari

orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Keadaan keluarga merupakan

lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam kehidupan setiap orang.

Sikap positif orang tua dan anggota yang lainnya akan menambah

keyakinan untuk maju mengembangkan diri secara optimal untuk

mencapai tujuan hidup dan masa depan yang gemilang.

Page 49: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Menurut Ruwaida, dkk. (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi

terbentuknya kepercayaan diri antara lain:

a. Konsep diri dan harga diri. Menurut Denny (dalam Ruwaida, dkk., 2006)

terbentuknya kepercayaan diri seseorang diawali dengan perkembangan

konsep diri yang didapat melalui pergaulan dalam suatu kelompok dan

konsep diri yang positif membuat seseorang dapat menghargai dirinya.

b. Kondisi fisik. Kumara (1988) menjelaskan bahwa perkembangan

kepercayaan diri diawali dengan pengenalan diri secara fisik dan cara

seseorang menilai dirinya, menerima atau menolaknya. Penerimaan

terhadap kondisi fisik akan menimbulkan rasa puas dan dapat menaikkan

harga dirinya.

c. Kegagalan dan kesuksesan. Kegagalan hidup yang dialami seseorang

cenderung membuatnya kurang percaya diri, sehingga timbul perasaan

tidak mampu dalam dirinya. Sebaliknya, keberhasilan atau kesuksesan

yang diperoleh seseorang akan meningkatkan kepercayaan dirinya.

d. Pengalaman hidup. Fahmy (1983) menyatakan bahwa pemenuhan akan

kasih sayang, rasa aman, dan harga diri adalah tiga macam kebutuhan yang

cukup dominan bagi anak, sehingga apabila tidak terpenuhi akan berakibat

fatal baik pertumbuhan dan perkembangan mental.

e. Pendidikan. Menurut Anthony (dalam Ruwaida, dkk., 2006) tingkat

pendidikan yang rendah akan menjadikan seseorang menjadi tergantung

dan berada di bawah kekuasaan orang lain yang lebih baik darinya.

Sebaliknya, seseorang akan mampu memenuhi tantangan hidup dengan

penuh kepercayaan diri dan kekuatan serta memperhatikan situasi dari

sudut kenyataan.

Page 50: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

f. Peran lingkungan keluarga. Pada tahap perkembangan, lingkungan

keluarga mempengaruhi psikologis seseorang karena keluarga merupakan

lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam kehidupan setiap orang.

Mastuti (2008) menyatakan bahwa orang tua yang menunjukkan kasih,

perhatian, penerimaan, dan kasih sayang serta kelekatan emosi yang tulus

kepada anak akan membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi kepercayaan diri antara lain faktor-faktor yang berasal

dari individu sendiri (kondisi mental dan fisik), pengalaman, pendidikan, dan

faktor sosial (meliputi keluarga dan lingkungan sosial).

3. Aspek-aspek kepercayaan diri

Menurut Lauster (dalam Ruwaida, dkk., 2006), aspek-aspek

kepercayaan diri antara lain:

a. Keyakinan akan kemampuan diri, yaitu sikap seseorang tentang dirinya

bahwa dirinya mengerti dengan sungguh-sungguh akan sesuatu yang

dilakukannya.

b. Optimis, yaitu sikap seseorang yang selalu berpandangan baik dalam

menghadapi segala hal tentang diri, harapan, dan kemampuannya.

c. Objektif, yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau

sesuatu dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran

pribadi atau yang menurut dirinya sendiri.

Page 51: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

d. Bertanggung jawab, yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala

sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.

e. Rasional dan realistis, yaitu analisa terhadap sesuatu masalah, sesuatu hal,

suatu kejadian dengan menggunakan hal yang dapat diterima oleh akal dan

sesuai dengan kenyataan.

Kumara (dalam Yulianto dan Nashori, 2006) mengemukakan bahwa

ada empat aspek kepercayaan diri, yaitu:

a. Kemampuan menghadapi masalah. Ashriati, dkk. (2006) menyatakan

bahwa kepercayaan diri akan memperkuat motivasi atau semangat untuk

mencapai keberhasilan. Kepercayaan diri juga membawa kekuatan dalam

menentukan langkah dan merupakan faktor utama dalam menghadapi

suatu masalah.

b. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakannya. Seseorang yang

mempunyai kepercayaan diri memiliki keyakinan diri dapat

mengarahkannya pada tugas tertentu yang didasari kemampuan dan

ketrampilan.

c. Kemampuan dalam bergaul. Grinder (dalam Martani dan Adiyanti, 1991)

menyebutkan bahwa proses pembentukan kepercayaan diri dipengaruhi

oleh interaksi di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor kondisi,

yaitu lingkungan yang kondusif akan sangat membantu dalam proses

tersebut. Kumara (1988) juga mengemukakan bahwa orang yang

mempunyai kepercayaan diri bersikap tidak mementingkan diri sendiri dan

bertoleransi.

Page 52: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

d. Kemampuan menerima kritik. Seseorang dapat meningkatkan kepercayaan

dirinya dengan meminta penilaian yang objektif dari orang lain mengenai

dirinya. Penilaian tersebut akan membantu menginformasikan tentang

kekuatan dan kekurangan pada diri seseorang, sehingga dapat digunakan

untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kepercayaan diri (Mastuti,

2008).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek

kepercayaan diri antara lain: keyakinan akan kemampuan diri, optimis,

objektif, bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan, rasional dan

realistis, kemampuan bergaul, serta kemampuan menerima kritik. Aspek

kepercayaan diri yang digunakan dalam penelitian ini antara lain keyakinan

akan kemampuan diri, bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan,

kemampuan dalam bergaul, dan kemampuan menerima kritik. Pada aspek

keyakinan akan kemampuan diri dan kemampuan dalam bergaul jumlah aitem

dibuat lebih banyak karena kedua aspek dianggap lebih penting dalam

mengungkap kepercayaan diri subjek.

4. Proses pembentukan kepercayaan diri

Kepercayaan diri bersumber dari nurani, bukan dibuat-buat.

Kepercayaan diri berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala

yang diinginkan dan dibutuhkan dalam hidup, serta terbina dari keyakinan diri

sendiri (Angelis, 2003). Rasa percaya diri akan muncul apabila seseorang

tidak mempunyai ketergantungan terhadap suatu hal. Seseorang sangat yakin

Page 53: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dengan sesuatu yang ada dalam dirinya dan yakin akan kemampuannya

(Ruwaida, dkk., 2006).

Waterman (dalam Martani dan Adiyanti, 1991) menunjukkan bahwa

untuk membentuk kepercayaan diri diperlukan situasi yang memberikan

kesempatan untuk berkompetisi, karena menurut Markus dan Wurf (dalam

Martani dan Adiyanti, 1991) seseorang belajar tentang dirinya sendiri melalui

interaksi langsung dan komparasi sosial. Interaksi langsung dan komparasi

sosial akan membantu individu memperoleh informasi tentang dirinya dan

menilai dirinya sendiri. Hal tersebut akan membuat individu dapat memahami

dirinya sendiri dan tahu mengenai dirinya yang kemudian akan berkembang

menjadi kepercayaan diri.

Dikatakan oleh Hakim (2005) bahwa secara garis besar, terbentuknya

rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses sebagai berikut:

a. Terbentuknya kepribadian yang sesuai dengan proses perkembangan yang

melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu.

b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan

melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan

memanfaatkan kelebihan-kelebihannya.

c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan

yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit

menyesuaikan diri.

d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan

menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

Page 54: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

5. Ciri-ciri orang yang percaya diri

Menurut Hakim (2005), ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh orang-

orang yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, antara lain:

a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan sesuatu,

b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai,

c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi,

d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi,

e. Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya,

f. Memiliki kecerdasan yang cukup,

g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup,

h. Memiliki keahlian atau ketrampilan lain yang menunjang kehidupannya,

misalnya ketrampilan berbahasa asing,

i. Memiliki kemampuan bersosialisasi,

j. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik,

k. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan

tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup,

l. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya

dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam menghadapi persoalan hidup.

Sikap tersebut akan semakin memperkuat rasa percaya diri seseorang

ketika menghadapi masalah hidup yang berat.

Mastuti (2008), juga mengungkapkan tentang ciri-ciri atau

karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, di

antaranya adalah:

a. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan

pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain.

Page 55: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh

orang lain atau kelompok.

c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain - berani menjadi

diri sendiri.

d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).

e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau

kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah

pada keadaan serta mandiri).

f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan

situasi di luar dirinya.

g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika

harapan itu tidak terwujud, tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan

situasi yang terjadi.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa ciri-ciri

kepercayaan diri antara lain: tenang dalam mengerjakan sesuatu, mempunyai

potensi dan kemampuan, mampu menetralisasi ketegangan, mampu

menyesuaikan diri dan berkomunikasi, yakin kepada diri sendiri, tidak

tergantung pada orang lain, tidak ragu-ragu, merasa diri berharga, tidak

menyombongkan diri, memiliki keberanian untuk bertindak, mampu

bersosialisasi diri, mempunyai internal locus of control, dan memiliki harapan

yang realistis.

Page 56: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

C. Kemandirian

1. Pengertian kemandirian

Kemandirian merupakan suatu sikap yang harus ada dan

dikembangkan oleh setiap individu. Hal tersebut terkait dengan kepentingan

setiap individu dalam menjalani kehidupannya sehingga menjadikan

kemandirian suatu aspek kepribadian yang dianggap penting dalam

kehidupan individu. Bagi individu yang mempunyai fisik tidak lengkap

(cacat), perlu diberi pelatihan kemandirian sedini mungkin mengingat adanya

keterbatasan fisik yang dimiliki dan keterbatasan fasilitas yang ada di

lingkungan untuk mengembangkan kemandirian secara alami. Kemandirian

yang dimiliki akan menjadikan seorang individu mampu dan memecahkan

sendiri masalah yang dihadapi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya

(Astuti, 2002).

Masrun, dkk. (1986) mengemukakan bahwa kemandirian mencakup

pengertian dari berbagai istilah seperti autonomy, independency, dan self

reliance. Menurut Masrun, dkk. (1986) kemandirian adalah suatu sifat yang

memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas

dorongan diri sendiri, dan untuk kebutuhan diri sendiri, mengejar prestasi,

penuh ketekunan, serta berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan

orang lain, mampu berpikir dan bertindak secara orisinal, kreatif dan penuh

inisiatif, mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikan

tindakan-tindakannya, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa

Page 57: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

percaya terhadap kemampuan sendiri, menghargai keadaan dirinya sendiri,

dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Bhatia (dalam Masrun, dkk., 1986) berpendapat bahwa independency

merupakan perilaku yang aktivitasnya diarahkan kepada diri sendiri, tidak

mengharapkan pengarahan dari orang lain, dan bahkan mencoba memecahkan

atau menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan kepada orang

lain.

Menurut Barnadib (dalam Mutadin, 2002) yang mengemukakan

bahwa kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi

hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan

sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Seorang individu yang mengarahkan

dan mengatur perilakunya sendiri tanpa bantuan orang lain berarti dirinya

telah meminimalisir pengaruh orang lain dalam pengambilan keputusan

ataupun tindakan yang akan diambilnya. Individu tersebut akan berusaha

untuk memampukan dirinya dalam memecahkan masalah kehidupan yang

dialaminya.

Johnson dan Medinnus (1969) mengemukakan bahwa kemandirian

merupakan perilaku yang aktivitasnya berdasarkan kemampuan sendiri

karena mendapatkan kepuasan atas perilaku eksploratif, mampu

memanipulasi lingkungan dan mampu berinteraksi dengan teman sebayanya.

Menurut Hurlock (1990) keinginan yang kuat untuk mandiri pada

seseorang berkembang mulai awal remaja dan mencapai puncaknya

menjelang periode remaja berakhir. Hal tersebut mendorong remaja untuk

Page 58: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

memikirkan terlebih dahulu sesuatu yang hendak dilakukan atau dikatakan

secara lebih matang. Sikap kemandirian tersebut dipengaruhi oleh perlakuan

dan kebiasaan pada masa perkembangan sebelumnya, yaitu masa kanak-

kanak. Monks dan Ferguson (1983) menyebutkan bahwa dalam masa

perkembangannya remaja mengalami proses belajar menyelaraskan

keinginan-keinginan dan kemampuan-kemampuannya secara mandiri sesuai

dengan kebutuhannya dalam hubungannya dengan harapan-harapan serta

kesempatan yang tersedia di dalam masyarakat. Kemandirian pada remaja

tercermin dalam kemantapan diri, kepercayaan diri, dan jenis pencapaian

yang telah direalisasikan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian

adalah kemampuan individu dalam berpikir dan bertindak atas dorongan diri

sendiri untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan menyelesaikan

masalahnya sendiri tanpa menggantungkan diri kepada orang lain dan percaya

pada diri sendiri. Seorang individu akan berusaha agar dirinya mampu untuk

menghadapi masalah atau hambatan yang dihadapi dalam kehidupannya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

Menurut Masrun, dkk. (1986), tingkat kemandirian dipengaruhi oleh

beberapa hal, antara lain:

a. Faktor-faktor yang bersifat kodrati:

1) Umur. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa umur

merupakan variabel yang berpengaruh terhadap kepribadian individu.

Page 59: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Semakin bertambahnya umur serta melalui proses belajar, orang

semakin tidak bergantung dan mampu secara mandiri menentukan

hidupnya sendiri.

2) Jenis kelamin. Pria cenderung dianggap lebih mandiri daripada

wanita, hal tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan perlakuan

terhadap keduanya serta anggapan bahwa pria itu lebih kuat dan

wanita cenderung lebih lemah yang menyebabkan perbedaan peranan

di masyarakat.

3) Urutan kelahiran. Peranan faktor ini dalam mempengaruhi

perkembangan kepribadian dapat dikatakan bekerja secara tidak

langsung melalui adanya kebutuhan manusia akan perhatian dari

lingkungannya ketika seseorang masih berada dalam masa kanak-

kanak. Adanya perbedaan urutan kelahiran, anak-anak dihadapkan

pada masalah persaingan diantara mereka untuk mendapatkan kasih

sayang orang tua mereka.

b. Faktor yang berasal dari lingkungan:

1) Faktor yang tidak permanen yaitu peristiwa-peristiwa penting dalam

hidup seseorang yang mengakibatkan terganggunya integritas dan

kepribadian seseorang untuk sementara waktu. Misalnya kematian

orang yang dicintai, bencana alam, dan perceraian.

2) Faktor yang permanen. Faktor ini mengubah tingkah laku seseorang

dalam waktu yang lebih panjang. Faktor ini meliputi faktor pendidikan

Page 60: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dan faktor pekerjaan. Kedua faktor tersebut mempunyai sumbangan

yang berarti dalam perkembangan terbentuknya kemandirian pada diri

seseorang. Misalnya seseorang yang berpendidikan tinggi diharapkan

lebih mandiri daripada yang tidak berpendidikan.

Dikatakan oleh Nuryoto (1993), bahwa selain faktor tahap

perkembangan dan peran jenis yang mempengaruhi kemandirian, ada faktor

lain yang mempengaruhi kemandirian yaitu: kecerdasan, lingkungan tempat

tinggal, perlakuan orang tua terhadap anak, sosial ekonomi keluarga, dan

jenis kelamin.

Ali dan Asrori (2004) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian, yaitu:

a. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian

tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga.

Namun, faktor ini masih menjadi perdebatan karena pendapat lain bahwa

sesungguhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada

anaknya, melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tua

mendidik anaknya.

b. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan

mempengaruhi perkembangan kemandirian anak. Orang tua yang terlalu

banyak melarang atau mengeluarkan kata ”jangan” tanpa disertai alasan

yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak.

Page 61: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Sebaliknya, jika orang tua membiasakan dan memberikan kesempatan

untuk mandiri kepada anak sedini mungkin maka akan menumbuhkan dan

mengembangkan kemandirian pada anak tersebut.

c. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan yang lebih menekankan

pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian reward, dan

penciptaan kompetisi positif akan memperlancar perkembangan

kemandirian.

d. Sistem kehidupan di masyarakat. Lingkungan masyarakat yang aman,

menghargai ekspresi potensi individu yang ada di masyarakat tersebut

dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis akan

merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terbentuknya

kemandirian pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

umur, jenis kelamin, urutan kelahiran, pendidikan, pola asuh, sosial ekonomi,

sistem kehidupan di masyarakat, dan pekerjaan.

3. Aspek-aspek kemandirian

Masrun, dkk. (1986) menunjukkan ada aspek utama kemandirian,

yaitu:

a. Aspek bebas. Hal ini ditunjukan dengan tindakan yang dilakukan atas

kehendaknya sendiri, bukan karena orang lain dan tidak tergantung kepada

orang lain.

Page 62: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b. Aspek progresif dan ulet. Ditunjukkan dengan adanya usaha untuk

mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan, serta mewujudkan

harapan-harapan.

c. Aspek inisiatif. Unsur-unsur yang termasuk dalam komponen ini adalah

kemampuan untuk berpikir dan bertindak secara original, kreatif, dan

penuh inisiatif.

d. Aspek pengendalian dari dalam (internal locus of control). Unsur-unsur

yang termasuk dalam komponen ini adalah adanya perasaan mampu

mengatasi masalah yang dihadapinya, kemampuan mengendalikan

tindakan serta kemampuan mempengaruhi lingkungan atas usahanya

sendiri.

e. Aspek kemantapan diri (self-esteem, self-confidance). Komponen ini

mencakup aspek rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima

dirinya, dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Hidayat (dalam Meiyanto, 1989) mengartikan kemandirian sebagai

perilaku yang terdiri dari tiga aspek, yaitu:

a. Aspek tanggung jawab. Aspek ini mencakup sikap tanggung jawab

seseorang atas keputusan, tindakan, dan perasaannya sendiri.

b. Aspek percaya pada diri sendiri. Kemandirian adalah perilaku yang

aktivitasnya diarahkan pada kemampuan diri sendiri (Johnson dan

Medinnus, 1969).

Page 63: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c. Aspek kreativitas. Pribadi yang mandiri menunjukkan kreativitasnya

dengan memampukan dirinya untuk mengambil inisiatif dan berpikir

original (Masrun, dkk., 1986).

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

aspek-aspek kemandirian antara lain bebas, progresif dan ulet, inisiatif,

pengendalian dari dalam, kemantapan diri, tanggung jawab, dan kreativitas.

Aspek kemandirian yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek

bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian dari dalam, dan kemantapan

diri.

4. Ciri-ciri orang yang mandiri

Seseorang yang mempunyai kemandirian atau mempunyai

kecenderungan sikap mandiri akan menunjukkan ciri-ciri yang tercermin

dalam perilaku, pemikiran, maupun tindakannya. Spencer dan Kass (1970)

mengemukakan tentang ciri-ciri yang ditunjukkan oleh seseorang yang

mempunyai kemandirian, yaitu:

a. Mampu mengambil inisiatif,

b. Mampu mengatasi masalah,

c. Penuh ketekunan,

d. Memeperoleh kepuasan dari usahanya,

e. Berusaha menjalankan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Page 64: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Lindzey dan Aronson (dalam Meiyanto, 1989) menyebutkan bahwa

ciri-ciri individu yang mandiri antara lain:

a. Menunjukkan adanya usaha untuk mengejar prestasi,

b. Menunjukkan rasa percaya diri yang besar,

c. Mempunyai rasa ingin tahu yang menonjol.

Ali dan Asrori (2004) menjelaskan bahwa sebagai suatu dimensi

psikologis yang kompleks, kemandirian dalam perkembangannya memiliki

tingkatan-tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang juga berlangsung

secara bertahap sesuai dengan tingkatan perkembangan kemandirian tersebut.

Dikutip oleh Kartadinata, 1988 dari Lovinger (dalam Ali dan Asrori, 2004)

bahwa pada tingkat mandiri, individu menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan,

b. Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun

orang lain,

c. Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti nilai keadilan sosial,

d. Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan,

e. Toleran terhadap ambiguitas,

f. Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment),

g. Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal,

h. Responsif terhadap kemandirian orang lain,

i. Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain,

j. Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan

keceriaan.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat diketahui bahwa ciri-ciri yang

ditunjukkan oleh individu yang mempunyai kemandirian antara lain: mampu

Page 65: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mengambil inisiatif, mampu mengatasi masalah, penuh ketekunan,

memeperoleh kepuasan dari usahanya, berusaha menjalankan sesuatu tanpa

bantuan orang lain, menunjukkan adanya usaha untuk mengejar prestasi,

menunjukkan rasa percaya diri yang besar, mempunyai rasa ingin tahu yang

menonjol, realistik dan objektif, toleran, responsive, dan mampu

mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan.

5. Jenis-jenis kemandirian

Maslow (dalam Ali dan Asrori, 2004) membedakan kemandirian

menjadi dua jenis, yaitu:

a. Kemandirian aman (secure autonomy), yaitu kekuatan untuk

menumbuhkan cinta kasih pada dunia, kehidupan, dan orang lain, sadar

akan tanggung jawab bersama, dan tumbuh rasa percaya terhadap

kehidupan. Kekuatan itu digunakan untuk mencintai kehidupan dan

membantu orang lain.

b. Kemandirian tidak aman (insecure autonomy), yaitu kekuatan kepribadian

yang dinyatakan dalam perilaku menentang dunia. Kondisi seperti ini

sering disebut sebagai selfish autonomy atau kemandirian mementingkan

diri sendiri. Misalnya tampak pada usaha seorang anak yang

mengupayakan dirinya untuk mendapatkan simpati dan perhatian dari

orang tuanya ketika dirinya mempunyai adik yang baru lahir, atau dengan

kata lain dirinya berusaha merebut perhatian orang tuanya lagi karena

adanya rasa cemburu kepada adiknya.

Page 66: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Havighurst (dalam Mutadin, 2002) mengemukakan empat jenis

kemandirian, yaitu:

a. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan untuk mengontrol emosi dan tidak

tergantungnya kebutuhan emosi dari orang tua.

b. Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi dan tidak

tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.

c. Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi.

d. Kemandirian sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan

orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai jenis-

jenis kemandirian, meliputi kemandirian aman, kemandirian tidak aman,

kemandirian emosi, kemandirian ekonomi, kemandirian intelektual, dan

kemandirian sosial.

D. Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Kemandirian dengan

Aktualisasi Diri pada Atlet Penyandang Cacat

Setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam

mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki, baik itu individu yang terlahir

sempurna maupun tidak sempurna. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya

kelebihan pada masing-masing individu, walaupun pada individu tersebut terdapat

kekurangan secara fisik. Ketidaksempurnaan secara fisik yang dialami oleh

Page 67: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

sebagian individu dapat menimbulkan berbagai masalah yang lebih kompleks

dibandingkan dengan individu yang terlahir sempurna.

Masalah yang dihadapi para penyandang cacat berpengaruh pula pada

usaha mengembangkan dan memanfaatkan bakat dan potensi yang dimiliki, atau

dengan kata lain terhambat dalam proses aktualisasi diri. Aktualisasi diri

penyandang cacat diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepuasan tersendiri oleh

individu yang telah mencapainya. Dijelaskan oleh Alwisol (2008) bahwa

aktualisasi diri dapat diartikan sebagai keinginan untuk memperoleh kepuasan

dengan dirinya sendiri, menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi sosok

yang sesuai dengan harapannya, dan menjadi kreatif dalam mencapai puncak

prestasi potensinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2007) pada remaja

penyandang tunanetra menunjukkan bahwa kebutuhan aktualisasi diri pada subjek

tergolong tinggi. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada penelitian yang

dilakukan oleh Ratnaningsih (2007) pada remaja. Keduanya menyatakan bahwa

kebutuhan akan aktualisasi diri pada subjek penelitian masing-masing tergolong

tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa individu yang mengalami kecacatan juga

mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri, seperti halnya

individu yang normal pada umumnya.

Berbagai kendala yang dihadapi baik dari penyandang cacat itu sendiri

maupun dari lingkungan akan menghambat pencapaian aktualisasi diri yang

optimal. Berbagai usaha ditempuh oleh para penyandang cacat dalam mencapai

aktualisasi diri. Wirjasantosa (1984) menjelaskan bahwa usaha tersebut meliputi

rehabilitasi dan fungsionalisasi para penyandang cacat yang menjadi atlet, yaitu

Page 68: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dengan mengurangi hambatan yang disebabkan oleh kecacatannya dan

mengembangkan potensinya agar menjadi kemampuan yang nyata. Pilihan untuk

menjadi atlet bagi penyandang cacat dijadikan sarana untuk menunjukkan bahwa

dirinya mampu tetap berkreasi dan berprestasi serta berkompetisi dalam bidang

olahraga, sehingga tercapai aktualisasi dirinya sesuai yang diharapkan.

Atlet penyandang cacat menghadapi masalah yang berbeda dengan atlet

normal pada umumnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pembina dan

pelatih di BPOC kota Surakarta diketahui bahwa atlet penyandang cacat yang

baru pertama kali terjun dalam pertandingan (atlet pemula) sering didera rasa

malu dan minder karena kecacatan yang dialami. Oleh sebab itu, maka perlu

ditanamkan rasa percaya diri pada atlet tersebut. Menurut Hakim (2005)

kepercayaan diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek

kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu

untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya. Atlet yang mempunyai

kepercayaan diri akan merasa yakin akan kemampuannya untuk berolahraga dan

mampu mencapai tujuan yang diharapkannya.

Hasil penelitian Yulianto dan Nashori (2006) pada atlet Tae Kwon Do

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri

terhadap prestasi atlet Tae Kwon Do. Hal tersebut berarti bahwa kepercayaan diri

memegang andil yang penting bagi pencapaian prestasi seorang atlet.

Kepercayaan diri akan menjadi penentu pada performa atlet tersebut dalam suatu

pertandingan. Weinberg dan Gould (dalam Dimyati 2005) mengemukakan bahwa

rasa percaya diri memberikan dampak positif terhadap emosi, konsentrasi,

Page 69: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

sasaran, usaha, strategi, dan momentum. Rasa percaya diri yang tinggi akan

menjadikan atlet lebih tenang, ulet, tidak mudah patah semangat, terus berusaha

mengembangkan strategi dan membuka berbagai peluang untuk memperoleh

momentum atau saat yang tepat untuk bertindak. Pencapaian prestasi oleh para

atlet penyandang cacat dapat diartikan sebagai keberhasilannya dalam

mengaktualisasikan dirinya, karena para penyandang cacat mempunyai keyakinan

akan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat memunculkan sikap positif

terhadap diri sendiri untuk percaya pada kemampuan yang dimiliki, atau dengan

kata lain muncul rasa percaya diri khususnya pada bidang olahraga.

Para penyandang cacat mengalami masalah khusus karena kecacatan yang

dialami secara fisik, yaitu berupa gangguan untuk melakukan aktifitas hidup

harian. Hal tersebut terjadi karena adanya keterbatasan sarana dan fasilitas di

lingkungan publik bagi para penyandang cacat, tidak terkecuali para atlet

penyandang cacat di tempat berolahraga. Adanya keterbatasan tersebut

menyebabkan para penyandang cacat termasuk atlet penyandang cacat tidak dapat

mengembangkan secara optimal kemandiriaannya di dalam kehidupannya. Hal

tersebut juga untuk menepis anggapan di masyarakat bahwa penyandang cacat

adalah individu yang pantas untuk dikasihani atau diberi perhatian berlebih.

Usaha menjadikan seorang penyandang cacat menjadi orang yang mandiri dimulai

dari lingkungan keluarga, yaitu dengan memberi semangat atau spirit bagi

penyandang cacat tersebut. Selanjutnya, menanamkan keyakinan bahwa didalam

kekurangan yang dimiliki terdapat potensi yang baik dalam dirinya yang dapat

dikembangkan. Pemberian perlakuan yang tidak membedakan dengan orang

Page 70: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

normal merupakan awal yang baik untuk mengembangkan kemandirian, sehingga

akan timbul keyakinan diri dan kepercayaan bahwa penyandang cacat mampu

melakukan hal yang sama seperti halnya orang normal untuk berkarya (Irfandi,

2009).

Sikap mandiri atau kemandirian akan menjadikan atlet terutama atlet

penyandang cacat lebih bertanggung jawab terhadap segala tindakan dan

perbuatannya, baik di luar maupun dalam konteks berolahraga. Pribadi mandiri

adalah pribadi yang independen dan menyukai tanggung jawab pribadi, banyak

mengambil inisiatif dan mampu mengelola dirinya sendiri secara bertanggung

jawab (Maksum, 2007). Hasil penelitian Yunita, dkk. (2002) pada anak penderita

asma menyebutkan bahwa kemandirian yang tinggi akan meningkatkan motivasi

berprestasi anak sehingga mampu mencapai prestasi yang gemilang. Hal tersebut

berati bahwa kemandirian dapat membantu dalam pencapaian prestaasi yang

gemilang. Bagi atlet, pencapaian prestasi yang gemilang adalah ketika dirinya

mampu menjadi juara dalam pertandingan sebagai wujud aktualisasi dirinya,

dengan memanfaatkan dan mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki

khususnya dalam bidang olahraga.

Maslow (1994) menjelaskan bahwa pada individu yang

mengaktualisasikan diri akan menunjukkan sifat khusus yaitu kebutuhan akan

privasi dan independensi. Individu yang mengaktualisasikan diri dalam memenuhi

kebutuhannya tidak membutuhkan orang lain atau tidak bergantung pada orang

lain. Hal tersebut terjadi juga pada atlet penyandang cacat, ketika mampu

mengaktualisasikan dirinya berarti mampu memenuhi kebutuhan diri dan tidak

Page 71: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

tergantung kepada orang lain, bahkan dimungkinkan dapat mencapai titik

kepuasannya.

E. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Aktualisasi Diri pada Atlet

Penyandang Cacat

Manusia terlahir dalam kondisi fisik yang berbeda-beda, diantaranya ada

yang terlahir dengan kondisi fisik yang tidak lengkap, atau dengan kata lain

mengalami kecacatan. Permasalahan yang dihadapi oleh penyandang cacat pun

lebih kompleks daripada manusia pada umumnya. Hal tersebut dijelaskan oleh

Wirjasantosa (1984) terjadi karena penyandang cacat selain menghadapi masalah

umum sebagaimana manusia pada umumnya juga menghadapi masalah khusus

karena kecacatan yang dimiliki.

Seiring berjalannya waktu peran setiap individu mulai mendapat perhatian

dari masyarakat, tidak terkecuali peran para penyandang cacat dalam beberapa

bidang. Bagi para penyandang cacat, keterbatasan fisik tidak lagi menjadi

halangan bagi penyandang cacat untuk tetap berkreasi dan berprestasi serta

berkompetisi (Opi, 2008). Olahraga bagi penyandang cacat dijadikan media untuk

menunjukkan eksistensi dan aktualisasi dirinya dengan mengembangkan potensi

dan bakat yang dimilikinya. Maslow (1994) menjelaskan bahwa aktualisasi diri

adalah perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat individu

serta pemenuhan semua kualitas dan kapasitasnya. Pencapaian aktualisasi diri

pada atlet penyandang cacat terlihat dari pencapaian prestasi yang diperolehnya.

Keberhasilan dalam berprestasi yang dicapai oleh atlet penyandang cacat tidak

Page 72: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

terlepas dari faktor-faktor psikologis, diantaranya adalah kepercayaan diri.

Kepercayaan diri yang yang tinggi akan meningkatkan penampilan atlet yang

pada akhirnya dapat meningkatkan prestasinya (Adisasmito, 2007).

Menurut Weinberg dan Gould (dalam Dimyati, 2005), rasa percaya diri

memberikan dampak positif terhadap emosi, konsentrasi, sasaran, usaha, strategi,

dan momentum. Rasa percaya diri yang tinggi akan menjadikan atlet lebih tenang,

ulet, tidak mudah patah semangat, terus berusaha mengembangkan strategi dan

membuka berbagai peluang bagi atlet tersebut untuk memperoleh momentum atau

saat yang tepat untuk bertindak. Selain itu, kepercayaan diri khususnya bagi atlet

penyandang cacat juga berperan dalam mengatasi rasa malu dan minder karena

kecacatan yang dialami, sehingga perlu ditanamkan sejak dini ketika atlet tersebut

terjun untuk pertama kali dalam pertandingan olah raga.

Hasil penelitian Nugroho (2009) menyatakan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kepercayaan diri seseorang sangat mempengaruhi seseorang

dalam mengembangkan dan memanfaatkan bakat dan potensi yang dimilikinya

atau dalam beraktualisasi diri.

F. Hubungan antara Kemandirian dengan Aktualisasi Diri pada Atlet

Penyandang Cacat

Kemandirian merupakan aspek kepribadian yang dianggap penting bagi

kehidupan setiap manusia, sehingga akan menjadikan seseorang mampu dan mau

memecahkan masalahnya sendiri (Astuti, 2002). Hal tersebut berlaku bagi setiap

Page 73: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

individu baik yang normal maupun individu yang terlahir dengan kecacatan.

Kemandirian akan mengarahkan individu dalam berpikir dan bertindak secara

kreatif dan penuh inisiatif (Masrun, dkk., 1986), serta mampu mengelola dirinya

secara bertanggung jawab dan percaya pada dirinya sendiri (Yunita, dkk., 2002).

Bagi penyandang cacat yang bergelut dalam dunia olahraga, kemandirian

akan lebih mendorong dirinya untuk lebih bertanggung jawab dalam segala

tindakan dan perbuatannya terutama dalam berolahraga yaitu dengan melakukan

sendiri dan mengarahkan diri sendiri (Maksum, 2007). Hal tersebut berarti bahwa

dirinya mempunyai privasi dan independensi dalam memenuhi kebutuhannya

sesuai dengan kepentingan dan keperluannya, yaitu berolahraga dan berprestasi.

Kemandirian menjadi suatu hal yang harus ada dan dikembangkan terutama oleh

penyandang cacat termasuk juga atlet penyandang cacat karena keterbatasan

sarana dan fasilitas yang menunjang di tempat-tempat umum, termasuk fasilitas

berolahraga akan mempengaruhi para atlet penyandang cacat untuk

mengembangkan diri. Watson dan Lindgren (dalam Nuryoto, 1993) menyatakan

bahwa tingkah laku mandiri meliputi pengambilan inisiatif, mengatasi hambatan,

melakukan sesuatu dengan tepat dan gigih dalam usahanya, serta melakukan

sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain. Sikap mandiri yang dimiliki seorang

atlet penyandang cacat khususnya, akan menjadi kunci keberhasilan dalam

pencapaian prestasi yang gemilang karena dengan keterbatasan yang dimiliki akan

lebih mendorong atlet tersebut dalam memaksimalkan potensi di bidang olahraga,

atau beraktualisasi diri dalam bidang olahraga.

Page 74: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

G. Kerangka Pemikiran

Kecacatan dan penyandang cacat menjadi fenomena tersendiri di

masyarakat. Kecacatan yang dialami para penyandang cacat tidak hanya

menimbulkan masalah umum tetapi juga masalah khusus, baik secara fisik

maupun mental. Hal tersebut dapat menyebabkan proses aktualisasi diri dan

pengembangan potensi kepribadian menjadi terhambat, sehingga dapat membuat

para penyandang cacat menjadi kurang percaya diri.

Seiring berjalannya waktu menuju perkembangan dunia ke masa sekarang

ini peran individu mulai mendapat perhatian khusus dari masyarakat, termasuk

didalamnya peran penyandang cacat. Berbagai cara ditempuh oleh para

penyandang cacat untuk membuktikan eksistensinya, salah satunya dalam bidang

olahraga. Pembinaan dan dukungan bagi penyandang cacat yang berprofesi

sebagai atlet oleh BPOC akan menumbuhkan rasa percaya diri, kemandirian, dan

meningkatkan harga diri.

Berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan segala potensi

keolahragaan yang dimiliki guna tercapainya aktualisasi diri dan diperolehnya

prestasi yang gemilang. Faktor-faktor psikologis menjadi kunci keberhasilan

prestasi gemilang, diantara adalah faktor kepercayaan diri dan kemandirian.

Kedua faktor tersebut sangat membantu atlet penyandang cacat untuk mengatasi

persaan minder, takut, dan tidak dapat mengarahkan diri sendiri yang berakibat

pada kurangnya kepercayaan diri dan kemandiriannya.

Kepercayaan diri akan menjadikan atlet penyandang cacat yakin akan

kemampuan dan kelebihan yang dimilikinya walaupun secara fisik tidak lengkap.

Page 75: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Dimilikinya kepercayaan diri dapat mengeliminasi hal-hal negatif yang ada pada

diri atlet penyandang cacat terutama pada atlet pemula, terlebih untuk mengatasi

rasa malu dan minder karena kecacatan yang dialami.

Faktor selanjutnya adalah kemandirian yang diarahkan pada sikap tidak

tergantung kepada orang lain. Kemandirian diperlukan mengingat adanya

keterbatasan sarana dan fasilitas bagi penyandang cacat di tempat umum,

termasuk di tempat olahraga. Keterbatasan tersebut akan mendorong atlet

penyandang cacat untuk memaksimalkan potensi olahraga dan meraih prestasi

yang gemilang. Kemandirian ditanamkan sedini mungkin oleh keluarga dengan

memberikan semangat atau spirit dan menanamkan keyakinan bahwa didalam

kekurangan yang dimiliki terdapat potensi yang dapat dikembangkan. Sikap

mandiri atau kemandirian menjadikan atlet penyandang cacat lebih bertanggung

jawab terhadap segala tindakan dan perbuatannya serta menjadikannya pribadi

yang bebas atau tidak bergantung kepada orang lain.

Uraian di atas menggambarkan kerangka pemikiran didalam penelitian ini

yang dapat dituangkan dalam suatu bagan berikut ini:

Page 76: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2

1

3

Bagan 1

Kerangka Pemikiran

Keterangan:

1. Hubungan antara kepercayaan diri dan kemandirian dengan aktualisasi diri.

2. Hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri.

3. Hubungan antara kemandirian dengan aktualisasi diri.

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Sumadi Suryabrata, 2004).

Hipotesis yang hendak dibuktikan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan positif antara kepercayaan diri dan kemandirian dengan

aktualisasi diri pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina

Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta.

Kepercayaan

Diri

Aktualisasi Diri

Kemandirian

Page 77: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

2. Ada hubungan positif antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri pada

atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat

(BPOC) Kota Surakarta.

3. Ada hubungan positif antara kemandirian dengan aktualisasi diri pada atlet

penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC)

Kota Surakarta.

Page 78: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian. Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel-variabel

utama dalam penelitian dan penentuan fungsinya masing-masing. Adapun

variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel tergantung : aktualisasi diri

2. Variabel bebas : a. kepercayaan diri

b. kemandirian

B. Definisi Operasional

1. Aktualisasi diri

Aktualisasi diri didefinisikan sebagai proses perkembangan dan

penggunaan bakat, kapasitas, serta potensi psikologis yang dimiliki individu

dengan melakukan yang terbaik yang dapat mengembangkan kemampuan

dirinya baik kaitannya dengan dirinya sendiri maupun dengan lingkungannya.

Aktualisasi diri diungkap melalui Skala Aktualisasi Diri yang dibuat oleh

peneliti berdasarkan dimensi aktualisasi diri yang diklasifikasikan oleh Hall

(2008) dari sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh para pengaktualisasi diri.

Dimensi aktualisasi diri tersebut meliputi: dimensi kebudayaan, dimensi

filosofis, dimensi emosional, dimensi interpersonal, dan dimensi intelektual.

Page 79: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat

aktualisasi diri yang dilakukan, dan sebaliknya, semakin rendah skor yang

diperoleh maka semakin rendah pula tingkat kemandirian seseorang.

2. Kepercayaan diri

Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap segala

kelebihan dan kemampuan yang dimilikinya untuk mampu berperilaku sesuai

dengan yang diharapkan dan dapat mempertanggungjawabkannya serta

mampu berinteraksi dengan baik sehingga bisa mencapai tujuan di dalam

hidupnya. Kepercayaan diri diungkap dengan Skala Kepercayaan Diri yang

disusun oleh peneliti. Skala tersebut dikembangkan berdasarkan aspek-aspek

kepercayaan diri. Lauster (dalam Ruwaida, dkk., 2006) menyebutkan aspek-

aspek kepercayaan diri meliputi keyakinan akan kemampuan diri, optimis,

objektif, bertanggung jawab, serta rasional dan realistis. Oleh Kumara (dalam

Yulianto dan Nashori, 2006) disebutkan aspek-aspek kepercayaan diri

meliputi kemampuaan menghadapi masalah, bertanggung jawab terhadap

keputusan dan tindakannya, kemampuan dalam bergaul, serta kemampuan

menerima kritik. Adapun aspek yang digunakan dalam penyusunan Skala

Kepercayaan Diri merupakan gabungan aspek-aspek dari dua tokoh tersebut

yang dianggap sesuai dengan penelitian, yaitu: keyakinan akan kemampuan

diri, bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan, kemampuan dalam

bergaul, dan kemampuan menerima kritik. Semakin tinggi skor yang didapat

maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan diri, dan sebaliknya, semakin

rendah skor yang didapat maka semakin rendah pula tingkat kepercayaan diri.

Page 80: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

3. Kemandirian

Kemandirian adalah kemampuan individu dalam berpikir secara

inisiatif dan bertindak atas dorongan diri sendiri untuk memenuhi

kebutuhannya dan mengejar prestasi, menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa

menggantungkan diri kepada orang lain serta percaya pada diri sendiri. Skala

Kemandirian dikembangkan berdasarkan aspek-aspek kemandirian yang

dikemukakan oleh Masrun, dkk. (1986), yaitu: bebas, progresif dan ulet,

inisiatif, pengendalian diri, dan kemantapan diri. Semakin tinggi skor yang

diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat kemandiriannya, dan sebaliknya,

semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula tingkat

kemandirian seseorang.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki.

Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit

mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 2004). Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina

Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta, sebanyak 41 responden. Kriteria

responden dalam penelitian ini yaitu responden merupakan atlet penyandang

cacat dan atlet tersebut dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) kota

Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena terbatasnya

Page 81: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

jumlah responden yang memenuhi kriteria, maka seluruh populasi digunakan

sebagai sampel penelitian.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili populasi

dengan memenuhi kriteria yang ada di dalam populasi. Oleh karena jumlah

responden yang memenuhi kriteria sangat terbatas maka seluruh anggota

populasi dijadikan sampel penelitian. Penelitian ini merupakan studi populasi

dengan responden penelitian seluruh atlet penyandang cacat yang dibina di

Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta. Adanya keterbatasan

jumlah responden dan lokasi responden yang menyebar sehingga penelitian ini

menggunakan try out terpakai.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala

psikologi. Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu Skala

Kepercayaan Diri, Skala Kemandirian, dan Skala Aktualisasi diri. Ketiga skala

tersebut dibedakan atas aitem pernyataan favourable dan aitem pernyataan

unfavourable. Aitem favourable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai yang

mendukung secara positif terhadap suatu pernyataan tertentu. Aitem unfavourable

adalah aitem yang mengandung nilai-nilai negatif dari suatu pernyataan tertentu.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model skala likert yang

telah dimodifikasi, sehingga hanya ada empat alternatif jawaban yaitu Sangat

Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Page 82: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Alternatif jawaban ”ragu-ragu” tidak digunakan karena jawaban tersebut

merupakan jawaban yang mengambang atau tidak berpendapat (netral merupakan

kecenderungan subjek untuk memilihnya), sehingga hal ini sedapat mungkin

untuk dihindari (Azwar, 2003).

Tabel 1

Tabel Distribusi Skor Skala

Pilihan Jawaban Bentuk Pernyataan

Favourable Unfavourable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

1. Skala aktualisasi diri

Skala aktualisasi diri disusun berdasarkan dimensi aktualisasi diri

yang diklasifikasikan oleh Hall (2008) dari sifat-sifat khusus yang dimiliki

oleh pengaktualisasi diri. Dimensi aktualisasi diri tersebut meliputi: dimensi

kebudayaan, dimensi filosofis, dimensi emosional, dimensi interpersonal, dan

dimensi intelektual. Aitem dari skala aktualisasi diri terdiri atas aitem

favourable dan unfavourable dengan masing-masing empat alternatif

jawaban.

Page 83: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 2

Blue Print Skala Aktualisasi Diri

Konsep Dasar Dimensi Indikator No. Aitem Jumlah Total

Fav. Unfav.

Proses

perkembangan

dan penggunaan

bakat, kapasitas,

serta potensi

psikologis yang

dimiliki

individu dengan

melakukan yang

terbaik yang

dapat

mengembangka

n kemampuan

dirinya baik

kaitannya

dengan dirinya

sendiri maupun

dengan

lingkungannya

1. Dimensi

kebudaya

an

1.1. Mampu berfungsi

secara otonom

1, 2

3, 4

4

12

1.2. Memiliki resistensi

terhadap inkulturasi

(mempunyai pendirian

tertentu)

5, 6

7, 8

4

1.3. Memiliki minat sosial 9, 10 11, 12 4

2. Dimensi

filosofis

2.1. Mengamati realitas

secara efisien

13, 14 15, 16

4

12

2.2. Mempunyai kebutuhan

akan privasi dan

independensi

17, 18

19, 20

4

2.3. Mempunyai perasaan

humor yang tidak

menyinggung

21, 22 23, 24 4

3. Dimensi

emosio-

nal

3.1. Memiliki spontanitas,

kesederhanaan, dan

kewajaran

25, 26,

27

28, 29

5

12 3.2. Memiliki apresiasi

yang segar

30, 31 32, 33

4

3.3. Memiliki pengalaman

mistik/ “puncak”

34, 35 36 3

4. Dimensi

interperso

nal

4.1. Memiliki penerimaan

umum atas kodrat,

orang lain, dan diri

sendiri

37, 38,

39

40, 41

5

12 4.2. Memiliki hubungan

antarpribadi

42, 43 44, 45

4

4.3. Memiliki struktur

watak demokratis

dalam pergaulan

dengan orang lain

46, 47 48 3

5. Dimensi

intelek-

tual

5.1. Fokus pada masalah

di luar dirinya

49, 50 51, 52

4

12

5.2. Mampu membedakan

antara sarana dan

tujuan; baik dan buruk

(kemampuan dalam

menentukan fokus dan

mempunyai standard

moral yang tegas)

53, 54,

55

56, 57

5

5.3. Memiliki kreativitas 58, 59 60 3

Jumlah 33 27 60 60

Page 84: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Skala kepercayaan diri

Skala kepercayaan diri disusun berdasarkan aspek-aspek kepercayaan

diri, meliputi: keyakinan akan kemampuan diri, bertanggung jawab terhadap

keputusan dan tindakan, kemampuan dalam bergaul, dan kemampuan

menerima kritik. Jumlah aitem pada aspek keyakinan akan kemampuan diri

dan kemampuan dalam bergaul dibuat lebih banyak karena kedua aspek

dianggap lebih penting dalam mengungkap kepercayaan diri responden.

Aitem skala kepercayaan diri terdiri atas aitem favourable dan unfavourable

dengan masing-masing empat alternatif jawaban.

Tabel 3

Blue Print Skala Kepercayaan Diri

Konsep Dasar Aspek Indikator No. Aitem Jumlah Total

Fav. Unfav.

Keyakinan

seseorang

terhadap segala

kelebihan dan

kemampuan

yang

dimilikinya

untuk mampu

berperilaku

sesuai dengan

yang

diharapkan dan

dapat

mempertang-

gungjawabkan-

nya serta

mampu

berinteraksi

dengan baik

sehingga bisa

mencapai tujuan

di dalam

hidupnya

1. Keyakinan

akan

kemampuan

diri

1.1. Percaya akan

kemampuan yang

dimiliki

1, 2,

3

4, 5

5

13 1.2. Mengerti akan

hal yang

dilakukan

6, 7

8, 9

4

1.3. Optimis dalam

melakukan

sesuatu

10,

11

12, 13 4

2. Bertanggung

jawab

terhadap

keputusan dan

tindakan

2.1. Mampu dan

berani

menanggung

segala sesuatu

14,

15

16, 17

4

12

2.2. Mampu

mengarahkan

tugas sesuai

dengan

kemampuan dan

ketrampilan

18,

19

20, 21

4

2.3. Mampu

menyelesaikan

sesuatu sesuai

dengan yang

diharapkan

22,

23

24, 25 4

Page 85: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Konsep Dasar Aspek Indikator No. Aitem Jumlah Total

Fav. Unfav.

Keyakinan

seseorang

terhadap segala

kelebihan dan

kemampuan

yang

dimilikinya

untuk mampu

berperilaku

sesuai dengan

yang

diharapkan dan

dapat

mempertang-

gungjawabkan-

nya serta

mampu

berinteraksi

dengan baik

sehingga bisa

mencapai tujuan

di dalam

hidupnya

3. Kemampuan

dalam bergaul

3.1. Mampu

berhubungan

sosial dengan

orang lain

26,

27

28, 29

4

13

3.2. Mampu

menghadapi

keadaan

lingkungan

dengan baik

30,

31,

32

33, 34

5

3.3. Tidak

mementingkan

diri sendiri dan

toleransi

35,

36

37, 38 4

4. Kemampuan

menerima

kritik

4.1. Mampu berpikir

objektif

39,

40

41, 42

4

12

4.2. Mampu

menganalisa

masalah

43,

44

45, 46 4

4.3. Mampu

menerima kritik

dari orang lain

47,

48

49, 50 4

Jumlah 26 24 50 50

3. Skala kemandirian

Skala kemandirian disusun berdasarkan aspek-aspek kemandirian

yang dikemukakan oleh Masrun, dkk. (1986), yaitu: bebas, progresif dan ulet,

inisiatif, pengendalian diri, serta kemantapan diri. Aitem skala kemandirian

terdiri atas aitem favourable dan unfavourable dengan masing-masing empat

alternatif jawaban.

Page 86: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4

Blue Print Skala Kemandirian

Konsep Dasar Aspek Indikator Aitem

Jumlah Total

Fav. Unfav.

Kemampuan

individu dalam

berpikir secara

inisiatif dan

bertindak atas

dorongan diri

sendiri untuk

memenuhi

kebutuhannya

dan mengejar

prestasi,

menyelesaikan

masalahnya

sendiri tanpa

menggantung-

kan diri kepada

orang lain serta

percaya pada

diri sendiri

1. Aspek bebas 1.1. Bertindak atas

kemauan sendiri

1, 2, 3

4, 5

5

9

1.2. Tidak bergantung

pada orang lain

6, 7 8, 9 4

2. Aspek

progresif dan

ulet

2.1. Berusaha

mengejar prestasi

dan mewujudkan

harapan

10, 11

12

3

9 2.2. Memiliki

ketekunan

13, 14 15 3

2.3. Mampu

merencanakan

sesuatu

16, 17 18 3

3. Aspek

inisiatif

3.1. Berpikir orisinal 19, 20 21 3

9 3.2. Bertindak dengan

kreatif

22, 23 24

3

3.3. Memiliki inisiatif 25, 26 27 3

4. Aspek

pengendali-

an diri

4.1. Mampu

mengatasi

masalah

28, 29 30

3

9

4.2. Mampu

mengendalikan

tindakan

31, 32

33

3

4.3. Mampu

mempengaruhi

lingkungan

34, 35 36 3

5. Aspek

kemantapan

diri

5.1. Percaya akan

kemampuan

sendiri

37, 38 39

3

9

5.2. Mampu

menerima

keadaan

40, 41

42 3

5.3. Merasa puas

dengan hasil

usahanya

43, 44 45 3

Jumlah 29 16 45 45

Page 87: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berarti tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam menjalankan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi

ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud

dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2004). Uji validitas yang pertama-

tama dilakukan adalah menguji validitas isi lewat pengujian terhadap isi tes

(alat ukur) dengan analisis rasional atau lewat review professional judgement

yang dilakukan oleh dosen pembimbing. Setelah itu, uji daya beda dilakukan

dengan menggunakan analisis Corrected Item-Total Correlation dengan

bantuan komputer program SPSS 17 for Windows. Analisis tersebut dilakukan

dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor aitem dengan skor total dan

melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi, hal ini

dikarenakan agar tidak terjadi koefisien aitem total yang overestimasi

(estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya) (Priyatno, 2008).

Aitem yang valid akan ditentukan berdasarkan besarnya nilai

Corrected Item-Total Correlation pada hasil output SPSS yang memiliki nilai

lebih besar atau sama dengan 0,25 (Azwar, 2003). Aitem yang bernilai kurang

dari 0,25, selanjutnya akan disisihkan dan tidak digunakan untuk analisis data.

Page 88: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2. Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur merujuk kepada konsistensi hasil pengukuran jika

alat ukur itu digunakan oleh subjek yang sama dalam waktu yang berlainan

atau jika alat ukur digunakan oleh subjek yang berbeda dalam waktu yang

sama ataupun berlainan (Suryabrata, 2006). Uji reliabilitas pada penelitian ini

dengan menggunakan formula Alpha Cronbach, dengan bantuan program

SPSS 17 for Windows. Koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui

penyajian bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok

responden (single-trial administration). Skala yang diestimasi reliabilitasnya

dibelah menjadi dua atau tiga bagian, sehingga setiap belahan berisi aitem-

aitem dengan jumlah yang sama banyak (Azwar, 2004).

F. Teknik Analisis Data

Data pada penelitian ini berupa data kuantitatif atau data yang

dikuantifikasikan, sehingga analisis yang digunakan adalah analisis statistik

dengan bantuan program SPSS 17 for Windows. Teknik analisis yang digunakan

dalam penelitiaan ini yaitu Analisis Regresi Linear Berganda. Analisis Regresi

Linear Berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel

independen (X1, X2, X3,..., Xn) dengan variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri dan

kemandirian, sedangkan variabel dependennya adalah aktualisasi diri.

Page 89: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Analisis data dengan teknik Analisis Regresi Linear Berganda dilakukan

setelah syarat uji asumsi terpenuhi, yaitu uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik.

Uji asumsi dasar terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas, sedangkan uji asumsi

klasik terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji otokorelasi.

Page 90: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi tempat penelitian

Penentuan tempat penelitian dan persiapan mengenai segala sesuatu

yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian merupakan tahap awal yang

dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian. Penentuan tempat

penelitian ini disesuaikan dengan populasi yang sebelumnya telah ditetapkan

oleh penulis, sehingga penelitian mengenai “Aktualisasi Diri Ditinjau dari

Kepercayaan Diri dan Kemandirian pada Atlet Penyandang Cacat” ini

dilaksanakan di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta.

Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta berdiri pada

tahun 1970. Pada mulanya atlet-atlet yang dibina di BPOC Kota Surakarta

merupakan para tentara korban perang di Irian dan Timor Timur yang

mendapat rehabilitasi di RC Prof. Dr. Soeharso. Selanjutnya, pada tahun 1982

BPOC Kota Surakarta mulai aktif untuk menerima atlet dari kalangan

penyandang cacat umum (bukan tentara). BPOC Kota Surakarta menempati

kantor sekretariat di Kompleks BBRSBD (Balai Besar Rehabilitasi Sosial

Bina Daksa) Jl. Tentara Pelajar Jebres Surakarta.

BPOC Kota Surakarta sebagai suatu badan atau wadah bagi para atlet

penyandang cacat mempunyai visi, misi, serta tujuan organisasi sebagai

berikut:

Page 91: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

a. Visi : Terwujudnya kesetaraan dan keseimbangan pembinaan olahraga

cacat.

b. Misi :

1) Mengatur pemberian bimbingan dan pelaksanaan pelatihan olahraga

cacat.

2) Mengusahakan dan mengatur pembiayaan pelatihan olahraga cacat.

3) Mengusahakan dan mengatur pembiayaan pengiriman atlet cacat

berprestasi dalam pertandingan antar daerah dan di luar Indonesia.

4) Mengusahakan peningkatan prestasi, kesejahteraan, dan pendidikan

atlet

c. Tujuan :

1) Membentuk watak kepribadian penyandang cacat yang mencintai nilai

kemanusiaan, kejujuran dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha

Kuasa.

2) Mewadahi penyandang cacat untuk berperan serta dalam

Pembangunan Nasional melalui kegiatan olahraga cacat.

3) Mewujudkan dunia olahraga cacat yang lebih maju, berkeadilan,

bermartabat sejajar dengan keberadaan olahraga pada umumnya.

4) Membentuk kebugaran fisik dan mental agar tetap sehat dan kuat

melalui kegiatan olahraga.

5) Memupuk kesatuan dan persatuan antar atlet serta persatuan dan

persahabatan bangsa Indonesia.

Page 92: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

6) Berupaya mengharumkan nama daerah melalui pencapaian prestasi

olahraga cacat.

7) Memperkuat gerakan perjuangan untuk mewujudkan kesamaan hak

dan kesempatan bagi penyandang cacat dalam segala aspek kehidupan

dan penghidupan.

Jumlah atlet yang dibina di BPOC Kota Surakarta sampai dengan

tahun 2011 ada 41 atlet, berusia antara 20-44 tahun, serta terdiri dari 29 atlet

pria dan 12 atlet wanita. Jumlah tersebut meliputi atlet berprestasi dan belum

berprestasi (tahap pemula). Cabang olahraga yang digeluti meliputi:

a. Renang,

b. Bulutangkis,

c. Tenis meja,

d. Catur,

e. Panahan,

f. Voli duduk,

g. Sepak bola,

h. Atletik (lari, balap kursi roda, lempar cakram, lempar lembing).

Jenis kecacatan yang dialami oleh atlet meliputi tuna daksa, tuna

grahita, dan tuna netra.

Atlet-atlet binaan BPOC Kota Surakarta sering kali diandalkan sebagai

pemasok atlet atau tulang punggung bagi tim BPOC Provinsi Jawa Tengah,

yaitu diantaranya pada kejuaraan PORCANAS tahun 2004 di Palembang dan

PORCANAS tahun 2008 di Kalimantan Timur. Prestasi yang baru-baru ini

Page 93: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

ditorehkan oleh atlet-atlet binaan BPOC Kota Surakarta yaitu pada kejuaraan

PORCAPROV tahun 2009 di Surakarta. Pada kejuaraan tersebut BPOC Kota

Surakarta keluar sebagai juara umum dengan meraih 28 medali emas, 22

medali perak, dan 10 medali perunggu.

2. Persiapan administrasi

Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang

diajukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan penelitian.

Peneliti meminta surat pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada Ketua

Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta dengan nomor surat

820/H27.1.17.3/TU/2010 tertanggal 09 Desember 2010 agar peneliti dapat

melakukan penelitian di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota

Surakarta. Setelah mendapatkan surat pengantar penelitian dan mendapatkan

persetujuan dari Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta,

peneliti baru bisa melakukan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan.

3. Persiapan alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala psikologi yang terdiri dari skala aktualisasi diri, skala kepercayaan diri,

dan skala kemandirian.

Page 94: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

a. Skala aktualisasi diri

Skala aktualisasi diri yang digunakan pada penelitian ini disusun

berdasarkan dimensi aktualisasi diri. Dimensi tersebut diklasifikasikan

oleh Hall (2008) dari sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh pengaktualisasi

diri, meliputi dimensi kebudayaan, dimensi filosofis, dimensi emosional,

dimensi interpersonal, dan dimensi intelektual. Skala aktualisasi diri dalam

penelitian ini berjumlah 60 aitem, terdiri dari 33 aitem favorable dan 27

aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat alternatif

jawaban.

b. Skala kepercayaan diri

Skala kepercayaan diri yang digunakan dalam penelitian ini

disusun berdasarkan aspek kepercayaan diri. Aspek kepercayaan diri yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari aspek-aspek

yang dikemukakan oleh Lauster (dalam Ruwaida, dkk., 2006) dan Kumara

(dalam Yulianto dan Nashori, 2006), meliputi keyakinan akan kemampuan

diri, bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan, kemampuan

dalam bergaul, dan kemampuan menerima kritik. Skala kepercayaan diri

dalam penelitian ini berjumlah 50 aitem, terdiri dari 26 aitem favorable

dan 24 aitem unfavorable yang masing-masing terdiri atas empat alternatif

jawaban.

c. Skala kemandirian

Skala kemandirian yang digunakan dalam penelitian ini disusun

berdasarkan aspek kemandirian yang dikemukakan oleh Masrun, dkk.

Page 95: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

(1986), meliputi bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian diri, dan

kemantapan diri. Skala kemandirian dalam penelitian ini berjumlah 45

aitem terdiri dari 29 aitem favorable dan 16 aitem unfavorable yang

masing-masing terdiri atas empat alternatif jawaban.

Ketiga skala psikologi yang telah disusun kemudian dikenakan review

professional judgement dengan dosen pembimbing sebelum digunakan untuk

mengambil data penelitian pada responden. Skala psikologi yang telah dinilai

mampu untuk mengungkap atribut yang akan diukur, kemudian digunakan

untuk uji coba terhadap responden penelitian.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian populasi (studi

populasi) dengan try out terpakai. Hal tersebut dilakukan karena jumlah

responden yang terbatas, serta lokasinya yang menyebar. Uji coba terhadap

skala psikologi dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari

skala psikologi tersebut.

Pelaksanaan uji coba dilakukan antara tanggal 09-25 Januari 2011

dengan responden atlet penyandang cacat binaan BPOC Kota Surakarta

sebanyak 41 atlet. Pelaksanaan uji coba dilakukan di beberapa tempat, yaitu

di tempat latihan responden, sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti

oleh subjek. Tempat-tempat tersebut diantaranya di BBRSBD (Balai Besar

Page 96: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Rehabilitasi Sosial Bina Daksa), lapangan panahan di Jagalan, lapangan

bulutangkis di Papahan Karanganyar, dan stadion Manahan.

Skala yang telah terkumpul dan telah selesai diisi oleh responden

kemudian diskor, dan selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan

reliabilitas pada masing-masing skala.

2. Uji validitas dan reliabilitas

Skala yang telah terkumpul dan diisi oleh responden, kemudian diskor

pada setiap jawaban aitem. Pemberian skor sesuai dengan kriteria penilaian

yang telah ditentukan. Skor untuk aitem favourable yaitu SS (Sangat Sesuai)

bernilai 4, S (Sesuai) bernilai 3, TS (Tidak Sesuai) bernilai 2, dan STS

(Sangat Tidak Sesuai) bernilai 1. Skor untuk aitem unfavourable yaitu SS

(Sangat Sesuai) bernilai 1, S (Sesuai) bernilai 2, TS (Tidak Sesuai) bernilai 3,

dan STS (Sangat Tidak Sesuai) bernilai 4.

Perhitungan validitas dan reliabilitas aitem dari ketiga skala dilakukan

dengan bantuan komputer program SPSS 17 for Windows.

a. Uji validitas

Uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 17

for Windows. Kevalidan setiap aitem dilihat dari nilai Corrected Item-

Total Correlation pada hasil output SPSS. Aitem yang dinyatakan valid

adalah aitem yang memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 0,25

(Azwar, 2003). Hasil uji validitas ketiga skala adalah sebagai berikut:

Page 97: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

1) Skala aktualisasi diri

Penghitungan validitas skala aktualisasi diri diperoleh hasil dari

60 aitem yang diujicobakan diperoleh 32 aitem yang valid dan 28 aitem

yang gugur. Aitem yang valid adalah aitem nomor 3, 5, 10, 11, 12, 13,

19, 20, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 31, 32, 33, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 44, 47,

49, 50, 51, 52, 56, 57, dan 58. Aitem yang gugur adalah aitem nomor 1,

2, 4, 6, 7, 8, 9, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 27, 29, 34, 36, 42, 43, 45, 46,

48, 53, 54, 55, 59, dan 60. Aitem yang valid mempunyai koefisien

validitas (rht) yang bergerak dari 0,255 sampai dengan 0,628 dengan

p < 0,05. Distribusi aitem skala aktualisasi diri yang valid dan gugur

dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini:

Page 98: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 5

Distribusi Aitem Skala Aktualisasi Diri yang Valid dan Gugur

No. Dimensi Indikator No. Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable

Valid Gugur Valid Gugur

1. Dimensi

kebudayaan

1.1. Mampu berfungsi secara

otonom - 1, 2 3 4 4

1.2. Memiliki resistensi

terhadap inkulturasi

(mempunyai pendirian

tertentu)

5 6 - 7, 8 4

1.3. Memiliki minat sosial 10 9 11, 12 - 4

2. Dimensi

filosofis

2.1. Mengamati realitas

secara efisien 13 14 - 15, 16 4

2.2. Mempunyai kebutuhan

akan privasi dan

independensi

- 17, 18 19, 20 - 4

2.3. Mempunyai perasaan

humor yang tidak

menyinggung

- 21, 22 23, 24 - 4

3. Dimensi

emosional

3.1. Memiliki spontanitas,

kesederhanaan, dan

kewajaran

25,

26

27 28 29 5

3.2. Memiliki apresiasi

yang segar 30,

31

- 32, 33 - 4

3.3. Memiliki pengalaman

mistik/ “puncak” 35 34 - 36 3

4. Dimensi

interpersonal

4.1. Memiliki penerimaan

umum atas kodrat,

orang lain, dan diri

sendiri

37,

38,

39

- 40, 41 - 5

4.2 Memiliki hubungan

antarpribadi - 42, 43 44 45 4

4.3. Memiliki struktur

watak demokratis

dalam pergaulan

dengan orang lain

47 46 - 48 3

5. Dimensi

intelektual

5.1. Fokus pada masalah di

luar dirinya 49,

50

- 51, 52 - 4

5.2. Mampu membedakan

antara sarana dan

tujuan; baik dan buruk

(kemampuan dalam

menentukan fokus dan

mempunyai standard

moral yang tegas)

- 53, 54,

55 56, 57 - 5

5.3. Memiliki kreativitas 58 59 - 60 3

Jumlah 15 18 17 10 60

Page 99: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

2) Skala kepercayaan diri

Penghitungan validitas skala kepercayaan diri diperoleh hasil

dari 50 aitem yang diujicobakan diperoleh 30 aitem yang valid dan 20

aitem yang gugur. Aitem yang valid adalah aitem nomor 4, 5, 6, 7, 8,

11, 12, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 38, 39,

40, 41, 42, 43, 47, dan 49. Aitem yang gugur adalah aitem nomor 1, 2,

3, 9, 10, 13, 14, 19, 22, 26, 27, 33, 35, 36, 37, 44, 45, 46, 48, dan 50.

Aitem yang valid mempunyai koefisien validitas (rht) yang bergerak

dari 0,259 sampai dengan 0,605 dengan p < 0,05. Distribusi aitem skala

kepercayaan diri yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel berikut

di bawah ini:

Page 100: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 6

Distribusi Aitem Skala Kepercayaan Diri yang Valid dan Gugur

No. Aspek Indikator No. Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable

Valid Gugur Valid Gugur

1. Keyakinan

akan

kemampuan

diri

1.1. Percaya akan

kemampuan yang

dimiliki

- 1, 2, 3 4, 5 - 5

1.2. Mengerti akan hal

yang dilakukan 6, 7 - 8 9 4

1.3. Optimis dalam

melakukan sesuatu 11 10 12 13 4

2. Bertanggung

jawab

terhadap

keputusan

dan tindakan

2.1. Mampu dan berani

menanggung

segala sesuatu

15 14 16,

17

- 4

2.2. Mampu

mengarahkan tugas

sesuai dengan

kemampuan dan

ketrampilan

18 19 20,

21

- 4

2.3. Mampu

menyelesaikan

sesuatu sesuai

dengan yang

diharapkan

23 22 24,

25

- 4

3. Kemampuan

dalam

bergaul

3.1. Mampu

berhubungan sosial

dengan orang lain

- 26, 27 28,

29

- 4

3.2. Mampu

menghadapi

keadaan

lingkungan dengan

baik

30,

31,

32

- 34 33 5

3.3. Tidak

mementingkan diri

sendiri

- 35, 36 38 37 4

4. Kemampuan

menerima

kritik

4.1. Mampu berpikir

objektif 39,

40

- 41,

42

- 4

4.2. Mampu

menganalisa

masalah

43 44 - 45, 46 4

4.3. Mampu menerima

kritik dari orang

lain

47 48 49 50 4

Jumlah 13 13 17 7 50

Page 101: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

3) Skala kemandirian

Penghitungan validitas skala kemandirian diperoleh hasil dari 45

aitem yang diujicobakan diperoleh 25 aitem yang valid dan 20 aitem

yang gugur. Aitem yang valid adalah aitem nomor 1, 3, 8, 10, 11, 12,

13, 14, 17, 18, 20, 22, 25, 27, 30, 32, 33, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, dan

45. Aitem yang gugur adalah aitem nomor 2, 4, 5, 6, 7, 9, 15, 16, 19,

21, 23, 24, 26, 28, 29, 31, 34, 35, 38, dan 44. Aitem yang valid

mempunyai koefisien validitas (rht) yang bergerak dari 0,251 sampai

dengan 0,673 dengan p < 0,05. Distribusi aitem skala kemandirian yang

valid dan gugur dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini:

Page 102: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Tabel 7

Distribusi Aitem Skala Kemandirian yang Valid dan Gugur

No. Aspek Indikator No. Aitem Jumlah

Favourable Unfavourable

Valid Gugur Valid Gugur

1. Aspek bebas 1.1. Bertindak atas

kemauan sendiri 1, 3 2 - 4, 5 5

1.2. Tidak bergantung

pada orang lain - 6, 7 8 9 4

2. Aspek

progresif dan

ulet

2.1. Berusaha mengejar

prestasi dan

mewujudkan

harapan

10, 11 - 12 - 3

2.2. Memiliki ketekunan 13, 14 - - 15 3

2.3. Mampu

merencanakan

sesuatu

17 16 18 - 3

3. Aspek

Inisiatif

3.1. Berpikir orisinal 20 19 - 21 3

3.2. Bertindak dengan

kreatif 22 23 - 24 3

3.3. Memiliki inisiatif 25 26 27 - 3

4. Aspek

pengendalian

diri

4.1. Mampu mengatasi

masalah - 28, 29 30 - 3

4.2. Mampu

mengendalikan

tindakan

32 31 33 - 3

4.3. Mampu

mempengaruhi

lingkungan

- 34, 35 36 - 3

5. Aspek

kemantapan

diri

5.1. Percaya akan

kemampuan sendiri 37 38 39 - 3

5.2. Mampu menerima

keadaan 40, 41 - 42 3

5.3. Merasa puas dengan

hasil usahanya 43 44 45 - 3

Jumlah 15 14 10 6 45

b. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas. Uji reliabilitas ini

menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach, dan perhitungannya

dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 17 for Windows. Hasil

Page 103: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

output perhitungan reliabilitas dari SPSS 17 for Windows selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran C (halaman 134).

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas diperoleh koefisien

reliabilitas (rtt) skala aktualisasi diri sebesar 0,822, koefisien reliabilitas

(rtt) skala kepercayaan diri sebesar 0,827, dan koefisien reliabitias (rtt)

skala kemandirian sebesar 0,775. Nilai rtt ketiga skala tersebut > 0,60

sehingga dapat dinyatakan bahwa ketiga skala tersebut reliabel (Priyatno,

2008).

3. Pengumpulan data penelitian

Data yang diperoleh dari hasil uji coba dan telah diuji validitas dan

reliabilitasnya, maka akan diperoleh aitem-aitem skala yang valid dan gugur.

Dikarenakan jumlah responden yang terbatas maka penelitian ini

menggunakan try out terpakai.

Pada penelitian dengan try out terpakai instrumen penelitian yang

berupa skala psikologi diberikan kepada responden sebanyak satu kali,

setelah diisi kemudian diskor untuk selanjutnya digunakan untuk uji

validaitas dan reliabilitas. Data yang valid digunakan sebagai data penelitian

yang selanjutnya akan digunakan untuk analisis.

C. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier

berganda. Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan komputer

Page 104: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

program SPSS 17 for Windows. Perhitungan dilakukan setelah syarat uji asumsi

terpenuhi, yaitu uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik.

1. Uji asumsi dasar

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data

terdistribusi secara normal atau tidak. Data yang diuji adalah sebaran data

pada skala aktualisasi diri, skala kepercayaan diri, dan skala kemandirian.

Uji normalitas dilakukan dengan teknik One-Sample Kolmogorov-Smirnov

Test dengan bantuan komputer program SPSS 17 for Windows. Data

dikatakan normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 (p > 0,05)

(Priyatno, 2008).

Hasil uji normalitas pada variabel aktualisasi diri diperoleh nilai

Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,936 dengan Asymp. Sig. (2-tailed) 0,345

(0,345 > 0,05). Hasil uji normalitas pada variabel kepercayaan diri

diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,929 dengan Asymp. Sig.

(2-tailed) 0,354 (0,354 > 0,05). Hasil uji normalitas pada variabel

kemandirian diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,468 dengan

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,981 (0,981 > 0,05).

Tabel 8

Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-Smirnov Z p Keterangan

Aktualisasi Diri 0,936 0,345 Normal

Kepercayaan Diri 0,929 0,354 Normal

Kemandirian 0,468 0,981 Normal

Page 105: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

variabel aktualisasi diri, kepercayaan diri, dan kemandirian mempunyai

sebaran data yang normal. Hasil uji normalitas selengkapnya dapa dilihat

pada Lampiran E (nomor 1 halaman 149).

b. Uji linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui bentuk linearitas

hubungan antara veriabel bebas dan variabel tergantung. Pengujian

linearitas dengan menggunakan Test for Linearity dengan bantuan

komputer program SPSS 17 for Windows. Dua variabel dikatakan

mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (pada kolom linearity)

kurang dari 0,05.

Uji linearitas hubungan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi

diri diperoleh Sig. pada kolom linearity sebesar 0,000 (0,000 < 0,05),

sedangakan uji linearitas hubungan antara kemandirian dengan aktualisasi

diri diperoleh Sig. pada kolom linearity sebesar 0,004 (0,004 < 0,05).

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9

Uji Linearitas

Variabel Sig. Pada kolom Linearity Keterangan

Kepercayaan Diri dengan

Aktualisasi Diri

0,000 0,000 < 0,05

(linear)

Kemandirian dengan

Aktualisasi Diri

0,004 0,004 < 0,05

(linear)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara

masing-masing variabel bebas dan variabel tergantung bersifat linear.

Page 106: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Hasil uji linearitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E (nomor 2

halaman 150).

2. Uji asumsi klasik

a. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya penyimpangan penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas,

yaitu adanya hubungan linier antar variabel bebas dalam model regresi.

Pada analisis regresi dua prediktor, model harus terbebas dari

multikolinearitas. Deteksi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance

tidak kurang dari 0,1 maka dapat dinyatakan bahwa model terbebas dari

multikolinearitas (Nugroho, 2005).

Hasil uji Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada hasil

output SPSS tabel coefficients tiap-tiap variabel memiliki VIF sebesar

2,006 (2,006 < 10) dan nilai Tolerance sebesar 0,498 (0,498 > 0,1).

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas tersebut maka dapat dinyatakan

bahwa model regresi dua prediktor terbebas dari multikolinearitas dan

dapat digunakan dalam penelitian. Hasil uji multikolinearitas selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran E (nomor 3 halaman 151).

b. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadinya

perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode

Page 107: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang

diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara

memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dari pola gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier

berganda tidak terdapat gejala heteroskedastisitas apabila:

1) Titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atai di sekitar angka 0.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Nugroho, 2005).

Hasil analisis pola gambar Scatterplot (pada lampiran E nomor 4,

halaman 152) menunjukkan bahwa pola gambar titik-titik data menyebar,

tidak mengumpul di atas atau di bawah saja, dan tidak berpola sehingga

dapat dinyatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari

heteroskedastisitas.

c. Uji otokorelasi

Uji otokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik otokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model

regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya otokorelasi

dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah

dengan uji Durbin-Watson (uji D-W). Model regresi linear berganda

Page 108: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

terbebas dari otokorelasi jika nilai Durbin-Watson terletak di antara -2

sampai +2 (Santoso, 2000).

Hasil uji otokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar

1,469. Nilai tersebut terletak di antara -2 sampai +2 sehingga dapat

dinyatakan bahwa model regresi terbebas dari otokorelasi. Hasil uji

autokorelasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E (nomor 5

halaman 152).

3. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah uji asumsi terpenuhi. Teknik yang

digunakan dalam uji hipotesis adalah teknik analisis regresi linear berganda.

a. Uji simultan F

Pada analisis regresi linear berganda dapat diketahui nilai F-test,

yang digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel bebas

terhadap variabel tergantung. Nilai F-test dapat dilihat dari output SPSS

pada tabel ANOVA. Hasil F-test menunjukkan variabel bebas secara

bersama-sama berhubungan terhadap variabel tergantung jika p-value

(pada kolom Sig.) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau

F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel (Nugroho, 2005). Level of

significant atau tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% (0,05).

Melalui hasil uji ini dapat diperoleh keputusan diterima tidaknya uji

hipotesis.

Page 109: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Berdasarkan perhitungan dengan SPSS, pada tabel ANOVA

diperoleh p-value 0,000 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan F hitung

16,223 > F tabel 3,245 artinya signifikan. Hasil yang signifikan

menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama berhubungan

terhadap variabel tergantung, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa

ada hubungan positif antara kepercayaan diri dan kemandirian dengan

aktualisasi diri dapat diterima. Hasil output tabel ANOVA dapat dilihat

pada tabel berikut di bawah ini:

Tabel 10

Uji Anova

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2513.945 2 1256.972 16.223 .000a

Residual 2944.299 38 77.482

Total 5458.244 40

a. Predictors: (Constant), kemandirian, kepercayaan diri

b. Dependent Variable: aktualisasi diri

Pada tabel Model Summary diperoleh nilai koefisien korelasi ganda

(R) yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih

variabel bebas terhadap variabel tergantung secara serentak. Koefisien ini

menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antar variabel bebas

(X1 dan X2) secara bersama-sama terhadap variabel tergantung (Y). Nilai

R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan

yang terjadi semakin kuat (Priyatno, 2008).

Page 110: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Hasil output tabel Model Summary diperoleh nilai R sebesar 0,679.

Oleh Sugiyono (2007) diberikan pedoman interpretasi koefisien korelasi

bahwa nilai R yang terletak antara 0,60 – 0,799 berarti kuat. Berdasarkan

hal tersebut maka dapat dinyatakan bahwa terjadi hubungan yang kuat

antara kepercayaan diri dan kemandirian dengan aktualisasi diri.

Hasil output tabel Model Summary juga diperoleh nilai R² (R

Square) sebesar 0,461 atau 46,1%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase

sumbangan pengaruh variabel bebas (kepercayaan diri dan kemandirian)

terhadap variabel tergantung (aktualisasi diri) sebesar 46,1%, sedangakan

sisanya sebesar 53,9% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Hasil output tabel Model

Summary dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini:

Tabel 11

Hasil Korelasi Ganda (R) dan R Square

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .679a .461 .432 8.80236

a. Predictors: (Constant), kemandirian, kepercayaan diri

b. Uji korelasi parsial

Berdasarkan hasil output SPSS diketahui pula hubungan antara tiap-

tiap variabel bebas (kepercayaan diri dan kemandirian) dengan variabel

tergantung (aktualisasi diri) yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut berikut di bawah ini:

Page 111: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 12

Korelasi Parsial Antar Variabel

aktualisasi diri kepercayaan diri kemandirian

Pearson

Correlation

aktualisasi diri 1.000 .679 .473

kepercayaan diri .679 1.000 .708

kemandirian .473 .708 1.000

Sig. (1-

tailed)

aktualisasi diri . .000 .001

kepercayaan diri .000 . .000

kemandirian .001 .000 .

N aktualisasi diri 41 41 41

kepercayaan diri 41 41 41

kemandirian 41 41 41

Besar perhitungan korelasi antara variabel kepercayaan diri dengan

aktualisasi diri yang dihitung dengan koefisien korelasi rx1y adalah 0,679 dan

p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

yang signifikan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri.

Besar perhitungan korelasi antara variabel kemandirian dengan

aktualisasi diri yang dihitung dengan koefisien korelasi rx2y adalah 0,473 dan

p = 0,001 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

yang signifikan antara kemandirian dengan aktualisasi diri.

4. Analisis deskriptif

Berikut disajikan analisis deskriptif data penelitian guna memperoleh

gambaran umum mengenai data penelitian sebagai berikut dan perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E (nomor 7 halaman 154).

Page 112: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 13

Deskripsi Data Penelitian

Skala

Jumlah

Respon-

den

Data Hipotetik

MH SD

(σ)

Data Empirik

ME SD

(σ) Skor

Min

Skor

Maks

Skor

Min

Skor

Maks

Aktualisasi

diri 41 32 128 80 16 50 115 98,5 11,681

Kepercayaan

diri 41 30 120 75 15 61 115 92,4 9,182

Kemandirian 41 25 100 62,5 12,5 54 96 79,3 7,802

Keterangan:

M : Mean

SD (σ) : Standar Deviasi

Berdasarkan deskripsi data penelitian di atas, selanjutnya akan

dilakukan kategorisasi responden. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi

bahwa skor responden dalam populasi terdistribusi secara normal sehingga

dapat dibuat skor hipotetik yang terdistribusi menurut model normal.

Kategorisasi yang dipakai adalah kategorisasi jenjang yang bertujuan untuk

menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara

berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar,

2003). Kategorisasi jenjang membagi responden menjadi tiga golongan yaitu

rendah, sedang, dan tinggi. Norma yang dipakai adalah sebagai berikut:

X < (μ – 1,0σ) = rendah

(μ – 1,0σ) ≤ X < (μ + 1,0σ) = sedang

(μ + 1,0σ) ≤ X = tinggi

Keterangan:

X : raw score skala

μ : mean atau nilai rata-rata

σ : standar deviasi

Page 113: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Berdasarkan norma kategorisasi responden di atas, maka dapat

diperoleh kategorisasi responden dan distribusi skor responden seperti pada

tabel di bawah ini:

Tabel 14

Kategorisasi Responden dan Distribusi Skor Responden

Variabel Kategorisasi Jumlah Rerata

Empirik Kategori Skor Jumlah Persentase

Aktualisasi

Diri

Rendah X < 64 1 2,4%

Sedang 64 ≤ X < 96 12 29,3%

Tinggi 96 ≤ X 28 68,3% 98,5

Kepercayaan

Diri

Rendah X < 60 - -

Sedang 60 ≤ X < 90 12 29,3%

Tinggi 90 ≤ X 29 70,7% 92,4

Kemandirian Rendah X < 50 - -

Sedang 50 ≤ X < 75 10 24,4%

Tinggi 75 ≤ X 31 75,6% 79,3

a. Skala aktualisasi diri

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa dari 41 responden

yaitu atlet penyandang cacat, 1 orang memiliki tingkat aktualisasi diri yang

rendah, 12 orang memiliki tingkat aktualisasi diri yang sedang, dan 28

orang memiliki tingkat aktualisasi diri yang tinggi. Diketahui pula rerata

empirik sebesar 98,5, nilai tersebut masuk dalam kategori tinggi.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa atlet penyandang cacat

memiliki tingkat aktualisasi diri yang tinggi.

b. Skala kepercayaan diri

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa dari 41 responden

yaitu atlet penyandang cacat, 12 orang memiliki tingkat kepercayaan diri

yang sedang dan 29 orang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

Page 114: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Diketahui pula rerata empirik sebesar 92,4, nilai tersebut masuk dalam

kategori tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa atlet

penyandang cacat memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

c. Skala kemandirian

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa dari 41 responden

yaitu atlet penyandang cacat, 10 orang memiliki tingkat kemandirian yang

sedang dan 31 orang memiliki tingkat kemandirian yang tinggi. Diketahui

pula rerata empirik sebesar 79,3, nilai tersebut masuk dalam kategori

tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa atlet

penyandang cacat memiliki tingkat kemandirian yang tinggi.

5. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui sumbangan relatif

kepercayaan diri terhadap aktualisasi diri sebesar 98,54% dan sumbangan

relatif kemandirian terhadap aktualisasi diri sebesar 1,46%.

Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap aktualisasi diri sebesar

45,42% dan sumbangan efektif kemandirian terhadap aktualisasi diri sebesar

0,68%. Total sumbangan efektif kepercayaan diri dan kemandirian terhadap

aktualisasi diri sebesar 46,1%, yang ditunjukkan pada nilai koefisien

determinasi (R Square) yaitu 0,461.

Perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran E (nomor 8 halaman 156).

Page 115: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

D. Pembahasan

Hasil uji hipotesis dengan teknik analisis regresi linier berganda pada uji

simultan F diperoleh nilai F test 16,223 (F test > F tabel 3,245) dengan p-value

0,000 (p < 0,05) dan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,679. Pada uji korelasi

parsial antar variabel diperoleh nilai koefisien korelasi rx1y (kepercayaan diri

dengan aktualisasi diri) sebesar 0,679 dengan p-value 0,000 (p < 0,05) dan

koefisien korelasi korelasi rx2y (kemandirian dengan aktualisasi diri) sebesar 0,473

dengan p-value 0,001 (p < 0,05). Diperoleh pula nilai koefisien determinasi (R²)

sebesar 0,461.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka diketahui bahwa “ada hubungan

positif antara kepercayaan diri dan kemandirian dengan aktualisasi diri pada atlet

penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota

Surakarta”. Kepercayaan diri dan kemandirian secara bersama-sama mendukung

aktualisasi diri pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina

Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta. Diketahui pula bahwa terjadi hubungan

yang kuat antara kepercayaan diri dan kemandirian dengan aktualisasi diri.

Kepercayaan diri dijelaskan oleh Lauster (1997) sebagai suatu sikap atau

perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga dirinya tidak terlalu cemas

dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas melakukan hal yang disukainya

dan bertanggung jawab atas perbuatannya dan memiliki dorongan untuk

berprestasi. Atlet penyandang cacat yang memiliki kepercayaan diri dapat terlihat

dari sikap atau perasaan yang menunjukkan yakin terhadap kemampuan yang

dimilikinya. Ketika hal tersebut didukung dengan adanya kemandirian yang

Page 116: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

ditampakkan pada setiap keputusan dan tindakan yang diputuskannya sendiri serta

dengan adanya rasa tanggung jawab maka atlet akan mampu mencapai tujuan

yang diinginkan, yaitu diraihnya prestasi dari setiap pertandingan yang diikutinya,

sebagai wujud dari keberhasilannya dalam beraktualisasi diri. Adanya

kepercayaan diri dan kemandirian yang positif atau tinggi akan mampu

mendorong aktualisasi diri yang positif atau tinggi pula. Berdasarkan informasi

yang diperoleh dari Ketua BPOC Kota Surakarta menyatakan bahwa atlet

penyandang cacat binaan BPOC Kota Surakarta merupakan penyumbang atlet dan

medali terbanyak bagi Kontingen Jawa Tengah dalam kejuaraan tingkat nasional.

Diperoleh pula hasil bahwa “ada hubungan positif antara kepercayaan diri

dengan aktualisasi diri pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina

Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta”. Hasil tersebut memperkuat penelitian

yang dilakukan Nugroho (2009) yang menyebutkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara kepercayaan diri dengan aktualisasi diri. Dikemukakan pula oleh

Afiatin dan Martaniah (1998) bahwa kepercayaan diri merupakan aspek

kepribadian manusia yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi

yang dimilikinya, sehingga kepercayaan diri seorang atlet penyandang cacat akan

sangat berperan dalam pencapaian aktualisasi dirinya.

Hasil selanjutnya diketahui bahwa “ada hubungan positif antara

kemandirian dengan aktualisasi diri pada atlet penyandang cacat yang dibina di

Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta”. Kemandirian

merupakan salah satu sifat khusus yang dimiliki oleh seorang pengaktualisasi diri,

yaitu kebutuhan akan privasi dan independensi (Maslow, 1994). Hal ini berarti

Page 117: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

bahwa aktualisasi yang dilakukan oleh atlet penyandang cacat akan dipengaruhi

oleh kemandiriannya. Ketika seorang atlet merasa perlu berlatih tanpa ada

program dari pelatih dan mampu mengambil inisiatif untuk latihan secara mandiri

maka akan semakin memacunya untuk lebih berprestasi.

Pada umumnya, pembinaan atlet masih bersifat formal dan kegiatan-

kegiatannya terjadwal sesuai dengan arahan dari organisasi. Berkaitan dengan

usaha pencapaian aktualisasi diri, maka akan lebih baik jika pada diri atlet perlu

diberikan pembinaan secara psikologis agar mempunyai kepercayaan diri yang

utuh serta diberikan kesempatan untuk berlatih sesuai dengan cabang olahraga

yang diminati baik secara terjadwal maupun mandiri.

Berdasarkan nilai koefisien determinasi (R²) diketahui besarnya

sumbangan efektif kedua variabel bebas (kepercayaan diri dan kemandirian)

terhadap variabel tergantung (aktualisasi diri) yaitu sebesar 0,461. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sebesar 46,1% variabel aktualisasi diri dijelaskan oleh

variabel kepercayaan diri dan kemandirian. Sisanya sebesar 53,9% dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel lainnya. Menurut Maslow (dalam Koeswara, 1991;

Schultz, 1991; & Goble, 1987) variabel lain yang mempengaruhi aktualisasi diri

selain kepercayaan diri dan kemandirian antara lain proses perkembangan, tipe

pekerjaan, lingkungan, adanya perasaan aman yang kuat, serta sosial ekonomi.

Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap aktualisasi diri sebesar 45,42%, dan

sumbangan efektif kemandirian terhadap aktualisasi diri sebesar 0,68%. Besarnya

sumbangan efektif kemandirian terhadap aktualisasi diri sangat kecil sehingga

dapat dikatakan tidak efektif. Hal tersebut terjadi karena pada penelitian ini,

Page 118: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

variabel kepercayaan diri lebih berperan bagi pencapaian aktualisasi diri

responden. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hartanti, dkk. (2004) juga

menyatakan bahwa kepercayaan diri menempati urutan aspek psikologis atlet

yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemandirian dalam pencapaian prestasi

atlet sebagai wujud aktualisasi diri. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat

Setyobroto (2002) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri yang dimiliki atlet

akan menunjangnya dalam mencapai prestasi.

Penelitian ini dapat digunakan pada penelitian lainnya yang berkaitan

tentang penyandang cacat dengan memperhatikan dukungan terhadap kepercayaan

diri dan kemandirian serta faktor-faktor lain yang mendukung aktualisasi diri

sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.

Page 119: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara kepercayaan diri dan kemandirian

dengan aktualisasi diri pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan

Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kota Surakarta.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara kepercayaan diri aktualisasi diri

pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga Cacat

(BPOC) Kota Surakarta.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara kemandirian dengan aktualisasi

diri pada atlet penyandang cacat yang dibina di Badan Pembina Olahraga

Cacat (BPOC) Kota Surakarta.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan beberapa saran,

diantaranya:

1. Kepada atlet penyandang cacat, diharapkan dapat lebih rajin mengikuti

latihan baik secara terjadwal maupun mandiri sehingga akan lebih sering

bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, selanjutnya diharapkan akan

lebih percaya diri dan tidak minder ketika berhadapan dengan banyak orang.

Page 120: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Atlet penyandang cacat juga diharapkan lebih sering mengikuti kejuaraan

baik di tingkat regional maupun nasional dan internasional, sehingga lebih

sering berinteraksi dengan lawan secara jujur dan sportif (persaingan yang

sehat) sehingga hal tersebut akan meningkatkan percaya dirinya, terlebih bila

sering menjuarai pertandingan. Ketika kepercayaan diri telah berfungsi secara

penuh maka dalam melakukan segala sesuatu, terutama dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya, tidak terlalu tergantung kepada orang lain atau dengan

kata lain akan mempunyai kemandirian yang penuh pula.

2. Kepada pelatih dan pembina. Faktor mental atau psikologis berperan dalam

pencapaian prestasi atlet sehingga perlu adanya pembinaan terhadap

kemampuan mental atau psikologis pada atlet penyandang cacat akan

menimbulkan keseimbangan pada diri atlet yang dilatih, disamping latihan

fisik yang diberikan. Pembinaan mental dapat dilakukan pada saat latihan

maupun secara berkala. Berbagai cara dapat digunakan dalam upaya

pembinaan mental ini, misalnya dengan memutarkan video tentang profil atlet

yang sukses, FGD (Focused Group Discussion) tentang efektifitas pembinaan

dan pelatihan dalam kaitannya dengan capaian prestasi antara pelatih atau

pembina dengan atlet, dan berbagi pengalaman kepada atlet tentang

pertandingan-pertandingan yang pernah diikuti atau disaksikan oleh pelatih.

3. Kepada peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk

penelitian lebih lanjut dengan memperluas cakupan bahasan, misalnya:

a. Meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri yang belum

disebutkan dalam penelitian ini, yaitu antara lain proses perkembangan,

Page 121: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

tipe pekerjaan, lingkungan, perasaan aman yang kuat, dan sosial

ekonomi.

b. Memperbanyak responden penelitian, mengingat penelitian ini dilakukan

pada populasi yang terbatas (jumlah sedikit), dan meneliti atlet

penyandang cacat yang dibina di BPOC di luar kota Surakarta.

c. Membandingkan antara atlet penyandang cacat pria dengan wanita.

Peneliti selanjutnya diharapkan memperluas cakupan bahasan penelitian yang

akan dilakukan karena adanya kelemahan pada penelitian ini, diantaranya

keterbatasan responden sehingga penelitian ini menggunakan try out terpakai,

dan keterbatasan literatur yang digunakan.

4. Kepada masyarakat pada umumnya, dengan mengapresiasi prestasi yang

diperoleh atlet penyandang cacat, maka akan menjadi motivasi dan

pandangan yang positif bagi orang-orang normal yang memiliki kemampuan

di bidang olahraga dan di bidang lain untuk lebih bersemangat mencapai hasil

yang optimal.

Page 122: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, L.S. 2007. Mental Juara: Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Afiatin T., dan Martaniah, S.M. 1998. Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja

Melalui Konseling Kelompok. Psikologika, 6 (3), 66-79.

Ali, M., dan Asrori, M. 2004. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang: UPT Penerbitan

UMM.

Angelis, B.D. 2003. Percaya Diri; Sumber Sukses dan Kemandirian. (Alih

Bahasa: Baty Subakti). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ashriati, N., Alsa, A., dan Suprihatin, T. 2006. Hubungan antara Dukungan Sosial

Orang Tua dengan Kepercayaan Diri Remaja Penyandang Cacat Fisik

Pada SLB – D YPAC Semarang. Jurnal Psikologi Proyeksi, 1 (1), 47-58.

Astuti, P. 2002. Kemandirian dan Kekerasan terhadap Istri. Buletin Psikologi,

Tahun X, No. 2, Desember 2002, 74-83.

Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

______. 2004. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baihaqi, M.I.F. 2008. Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat untuk

Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Bandura, A. 1977. Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral

Change. Psychological Review, 84 (2), 191-215.

Cox, R.H. 2002. Sport Psychology, Concepts, and Applications. Dubuque: Wm.C

Brow Publishers.

Dimyati. 2005. Kepercayaan Diri Atlet PON DIY Menghadapi PON XVI di

Palembang. Jurnal Psikologi, 32 (1), 24-33.

Page 123: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Fahmy, M. 1983. Penyesuaian Diri. (Alih Bahasa: Zakiah Daradjat). Jakarta: N.V

Bulan Bintang.

Faturokhman, D. 2010. Peringatan Hari Internasional Penyandang Cacat dan

HAM. www.hipenca.weebly.com. Diakses tanggal 17-12-2010 pukul

09.01 WIB.

Goble, F.G. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow. (Alih

Bahasa: A. Supratiknya). Yogyakarta: Kanisius.

Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi.

Hakim, T. 2005. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.

Hall, L.M. 2008. Self-Actualization Psychology. Washington, D.C: Library of

Congress.

Hartanti,Yuwanto, L., Pambudi, I.R., Zaenal, T., dan Lasmono, H.K. 2004. Aspek

Psikologis dan Pencapaian Prestasi Atlet Nasional Indonesia. Anima,

Indonesian Psychological Journal, 20 (1), 40-54.

Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. (Alih Bahasa: Istidwiyanti). Jakarta: Erlangga.

Irfandi, S. 2009. Penyandang Cacat Tak Perlu Dikasihani. www.riaunews.com.

Diakses tanggal 14-08-2009, pukul 12.44 WIB.

Johnson, R.C., dan Medinnus G.R. 1969. Child Psychology; Behavior and

Development. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco.

Kumara, A. 1988. Studi Pendahuluan tentang Validitas dan Reliabilitas The Test

of Self Confidence. Laporan Penelitian. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Lauster, P. 1997. Tes Kepribadian. (Alih Bahasa: D.H. Gulo). Jakarta: Gaya

Media Pratama.

Page 124: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Luhrs, E. 2006. Leveraging Individual Potential to Optimize Recruiting and

Retention and drmatically Impact Your Bottom Line. www.boom.inc.com.

Diakses tanggal 08-05-2011, pukul 13.30 WIB.

Maksum. 2007. Kualitas Pribadi Atlet: Kunci Keberhasilan Meraih Prestasi

Tinggi. Anima Indonesian Psychological Journal, 22 (2), 108-115.

Martani, W., dan Adiyanti, M.G. 1991. Kompetensi Sosial dan Kepercayaan Diri

Remaja. Jurnal Psikologi, Tahun XVIII (1), 17-20.

Maslow, A.H. 1959. New Knowledge in Human Values. Indiana: Regnery/

Gateway Inc.

______. 1994. Motivasi dan Kepribadian 2. (Alih Bahasa: Nurul Imam). Jakarta:

PT Pustaka Binaman Pressindo.

Masrun, Martono, Haryanto F.R., Harjito, P., Utami, M.S., Bawani, N.A., et.al.

1986. Studi Mengenai Kemandirian Pada Penduduk di Tiga Suku Bangsa

(Jawa, Batak, Bugis). Laporan Penelitian. (Tidak Diterbitkan).

Yogyakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan

Hidup, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Mastuti, I. 2008. 50 Kiat Percaya Diri. Jakarta: Hi-Fest Publishing.

Meiyanto, S. 1989. Perbedaan Kemandirian antara Mahasiswa yang Sudah KKN

dengan Mahasiswa yang Belum KKN dan Antara Mahasiswa Laki-Laki

dengan Perempuan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Laporan

Penelitian. (Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas

Gadjah Mada.

Monks, F.J., & Ferguson, T.J. 1983. Gifted Adolescents: An Analysis of Their

Psychosocial Development. Journal of Youth and Adolescence, 12 (1), 1-

18.

Mulyadi, S. 2009. Duh, Sudah Cacat Disingkirkan Pula!. www.kompas.com

(edisi Selasa, 12 Mei 2009). Diakses tanggal 20-12-2010 pukul 07.07

WIB.

Mutadin, Z. 2002. Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis pada Remaja.

www.e-psikologi.com. Diakses tanggal 17-11-2009, pukul 11.10 WIB.

Page 125: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan

SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Nuryoto, S. 1993. Kemandirian Remaja Ditinjau dari Tahap Perkembangan, Jenis

Kelamin, dan Peran Jenis. Jurnal Psikologi, Tahun XX (2), 48-58.

Opi. 2008. Hasyim Selalu Terbentur Dinding Kolam. www.tribunbatam.com.

Diakses tanggal 12-08-2009, pukul 12.38 WIB.

Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Rachmadsyah, S. 2010. Kesempatan Kerja bagi Penyandang Cacat.

www.hukumonline.com. Diakses tanggal 17-12-2010 pukul 09.00 WIB.

Redaksi DMC. 2009. Penyandang Cacat Dephan Diharapkan Mampu

Melaksanakan Fungsi Sosialnya secara Wajar.

www.dmcindonesia.web.id. Diakses tanggal 17-12-2010 pukul 09.00

WIB.

Ruwaida A., Lilik S., dan Dewi R. 2006. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dan

Dukungan Keluarga dengan Kesiapan Menghadapi Masa Menopause.

Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, 8 (2), 76-99.

Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat.

(Alih Bahasa: Yustinus). Yogyakarta: Kanisius.

Spencer, T.D., dan Kass, N. 1970. Perspectives in Child Psychology; Research

and Review. New York: McGraw-Hill Inc.

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Suryabrata, S. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suyono, H. 2009. Mewujudkan Masyarakat Beradab Bersama Aksi Penyandang

Cacat. www.dradio1034fm.or.id. Diakses tanggal 17-11-2009, pukul

09.46 WIB.

Page 126: digilib.uns.ac.id/Aktu... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KOTA SURAKARTA SKRIPSI Oleh: commit to user i AKTUALISASI DIRI DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI DAN KEMANDIRIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Taylor, R. 2003. Confidence In Just Seven Days. (Alih Bahasa: Imam Khoiri).

Yogyakarta: Diva Press.

Tira. 2009. SoIna yang Ke-20 Prestasi bagi Penyandang Cacat Tuna Grahita.

www.yanrehsos.depsos.go.id. Diakses tanggal 17-11-2009, pukul 09.47

WIB.

______. 2010. Pameran Kreasi dan Seni Penyandang Cacat Menyambut Hipenca

2010. www.yanrehsos.depsos.go.id. Diakses tanggal 17-12-2010, pukul

09.02 WIB.

Wirjasantosa, R. 1984. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta: UI Press.

Yulianto, F., dan Nashori, F. 2006. Kepercayaan Diri dan Prestasi Atlet Tae

Kwon Do. Jurnal Psikologi UNDIP, 3 (1), 55-62.

Yunita, R.D., Wimbarti, S., dan Mustaghfirin. 2002. Kemandirian dan Motivasi

Berprestasi pada Anak Penderita Asma. Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala

Psikologi, 6 (1), 70-78.