Akuntansi Sektor Publik Dan Special Entity Purposes

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Standar akuntansi bagi organisasi sektor publik

Citation preview

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN SPECIAL PURPOSES ENTITY (SPE)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pelaporan korporat

dengan dosen pengampu Yulianti, S.E, M.Si., Akt., CPA.Disusun Oleh:

Adi Putra Setianto 12030114220044

Atta Putra Harjanto 12030114220042

Khairiansyah

12030114220054

Rina Septianingrum

12030114220043

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015A. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKDefinisi Organisasi Sektor Publik dan Akuntansi Sektor PublikOrganisasi sektor publik adalah organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik karena orientasinya pada kepentingan publik, maka organisasi ini biasanya tidak berorientasi pada laba sebagai tujuan akhinya. Namun, sebagai sebuah organisasi, proses manajemen tetap berjalan dalam organisasi sektor publik. Kegiatan perencanaan, pengendalian biaya dan kegiatan serta evaluasi dan pengendalian sektor publik seperti halnya di sektor swasta.Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri. Disebut sebagai entitas ekonomi karena memiliki sumber daya ekonomi yang tidak kecil bahkan bisa dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan. Tetapi berbeda dengan entitas ekonomi lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba, sumber daya ekonomi organisasi sektor publik dikelola tidak untuk tujuan mencari laba. Organisasi sektor publik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1. Tidak mencari keuntungan finansial.2. Dimiliki secara kolektif oleh publik.3. Kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham.4. Keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi berdasarkan konsensus.Dalam praktiknya definisi organisasi sektor publik di indonesia adalah organisasi yang menggunakan dana masyarakat seperti:

Pemerintah pusat

Pemerintah daerah

Partai politik dan lembaga swadaya masyarakat

Yayasan Organisasi pendidikan dan kesehatan, puskesman, rumah sakit dan sekolah

Tempat peribadatan, seperti masjid, gereja, vihara, dan kuil.Akuntansi sektor publik berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan transaksi yang terjadi di instansi pemerintah pusat maupun daerah serta perusahaan nirlaba. Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor swasta atau bisnis. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.Contoh organisasi sektor publik yang besar dan terkenal adalah negara. Tujuan negara adalah kesejahteraan dan kemajuan, bukan pemumpukan laba yang diperoleh oleh negara tersebut. Banyak pihak sering mengidentikan organisasi sektor publik dengan pemerintahan. Padahal selain pemerintahan ada rumah sakit, pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi massa, keagamaan.Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik

Ruang lingkup akuntansi sektor publik, meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), organisasi sukarelawan, rumah sakit, perguruan tinggi dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi politik, dan sebagainya. Sistem akuntansi untuk badan-badan pemerintahan harus mengikuti standar akuntansi pemerintah (SAP) seperti dimaksud dalam undang-undang nomor 17 tahun 2003 pasal 32, undang-undang nomor 1 tahun 2004 pasal 51 ayat 3, dan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2005. Di sisi lain, unit-unit pemerintah yang bergerak di bidang bisnis (BUMN dan BUMD) harus mengikuti standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Sementara itu, organisasi publik non pemerintahan juga mengikuti standar akuntansi keuangan.Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) mengatur tentang penyusunan dan penyajian laporan keuangan lembaga pemerintahan. SAP dijelaskan dalam PP No. 71 Tahun 2010. Kemudian, penyusunan dan penyajian laporan keuangan organisasi sektor publik non pemerintahaan diatur dalam PSAK 45 tentang perusahaan nirlaba. Hal yang membedakan laporan keuangan nirlaba dengan organisasi bisnis adalah adanya pemisahan dana yang diterima oleh entitas sektor publik dalam bentuk entitas dana. Biasanya dana yang diterima oleh organisasi tersebut harus dipertanggungjawabkan secara khusus, maka harus ada pelaporan khusus dan terpisah.Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 71 Tahun 2010)

Menurut SAP (Standar Akuntansi Pemerintah), tujuan pelaporan keuangan adalah menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:a) Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya keuangan;

b) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;

d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuahn kasnya;

e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaanya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;

f) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penuruan, sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit Laporan Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.

Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari neraca, LO, LPE, dan LAK. CaLK merupakan laporan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran dan laporan finansial. Unsur-unsur laporan keuangan akan dijelaskan secara rinci berikut ini:

a) Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintahan pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

2. Belanja adalah semua pengeluaran Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

3. Transfer adalah penerimaaan atau pengeluaraan uang suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

4. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberi pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh entitas lain.

b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.c) Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. d) Laporan Operasional

Laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaanya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelengaraan pemerintahaan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.2. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

3. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

4. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

e) Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas. f) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penuruan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

g) Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintah serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian yang wajar. Catatan atas Laporan keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut:

1. Mengungkapkan informasi tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi.

2. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro.

3. Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendalan dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.

4. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

5. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan.

6. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

7. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 45)

PSAK 45 menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. Pihak pengguna laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan bersama dalam rangka menilai:1. jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuanya untuk terus memberikan jasa tersebut;2. cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari kinerja mereka.

Secara rinci, tujuan laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan informasi mengenai:1. jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto nirlaba;2. pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aset neto;3. jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antara keduanya;4. cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya;5. usaha jasa entitas nirlaba.Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi dalam laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam laporan keuangan lain.

Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci komponen laporan keuangan entitas nirlaba:

a) Laporan Posisi Keuangan

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan ekuitas dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.

b) Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan antar transaksai dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan. Laporan aktivitas juga menyajikan perubahan aset neto terkait permanen, terkait temporer, dan tidak terkait dalam suatu periode. Pendapatan dan keuntungan menambah aset neto sedangkan beban dan kerugian mengurangi aset neto. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Sementara laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi serta aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi.

c) Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 (revisi 2009). Namun, PSAK 45 memberikan tambahan terkait laporan arus kas bagi entitas nirlaba sebagai berikut:

a. Aktivitas pendanaan:

i. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.

ii. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi.

iii. Bunga dan deviden yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang.

b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas: sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.

Proses Pencatatan Transaksi Siklus Akuntansi Sektor Publik

Ketika melakukan pencatatan akuntansi, basis akuntansi dan fokus pengukuran merupakan dua hal yang penting. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui atau dicatat, sedangkan fokus pengukuran menentukan aset atau kewajiban apa saja yang akan diakui dalam neraca. Kedua hal ini juga saling berkaitan. Ketika basis kas dipilih, maka transaksi dicatat pada saat kas diterima dan dibayarkan sehingga hanya akun kas dan ekuitas yang dilaporkan dalam neraca. Lain halnya ketika basis akrual yang digunakan, transaksi akan dicatatjikasecara ekonomitelahterjadi,tanpaharus menunggu kasditerima. Akibatnya, dengan basis akrual ini, akun-akun yang dilaporkan dalam neraca tidak sebatas akun kas saja, namun semua sumber daya yang dimiliki, utang, dan ekuitas. Keunggulan penggunaan basis akrual ini adalah informasi yang disajikan dalam neraca akan lebih komprehensif karena mempresentasikan seluruh sumber daya yang dimiliki entitas.

Sayangnya, basis akrual sepenuhnya ini belum bisa diterapkan oleh semua entitas akuntansi. Entitas pemerintah merupakan entitas yang memiliki karakteristik unik dalam basis akuntansinya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang mengatur Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), basis akuntansi yang digunakan entitas pemerintah adalah basis kas menuju akrual (cash toward accrual ). Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan ekuitas dana dicatat dengan berbasis akrual sedangkan komponen Laporan Realisasi Anggaran seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan basis kas. Konsekuensi dari penggunaan basis kas menuju akrual ini adalah dibutuhkannya penggunaanjurnalkorolari. Pada paragraf berikutnya akan dijelaskan bagaimana jurnal korolari digunakan. Contoh pertama, misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 100.000.000 secara tunai. Karena segala pengeluaran yang melibatkan kas harus disajikan dalam laporan realisasi anggaran dengan basis kas, maka transaksi ini akan dicatat dengan cara:

KeteranganDebitKredit

BelanjaKendaraan

KasRp100.000.000Rp100.000.000

Belanja kendaraan merupakan akun nominal yang akan disajikan dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan kas merupakan akun riil yang akan disajikan dalam neraca. Akibatnya, apabila hanya jurnal tersebut yang dibuat, maka hanya akun kas yang disajikan sebagai bagian aset neraca. Padahal, menurut SAP, neraca pemerintah harus disajikan dengan basis akrual atau memperesentasikan semua sumber daya yang dimiliki dan tidak terbatas kas saja. Karena itulah, dibutuhkan jurnal tambahan yaitu jurnal korolari sebagai solusi penerapan basis kas menuju akrual ini. Masih mengacu pada transaksi di atas, maka pencatatan yang sebaiknya adalah:

KeteranganDebitKredit

BelanjaKendaraan

KasRp100.000.000Rp100.000.000

Jurnal korolali:

Kendaraan

Ekuitasdanayangdiinvestasikandalamasettetap Rp100.000.000Rp100.000.000

Dengan adanya jurnal korolari, belanja kendaraan telah sesuai dicatat dengan basis kas dan disajikan dalam laporan realisasi anggaran. Disisi lain, neraca telah disajikan dengan basis akrual karena mempresentasikan semua sumber daya yang dimiliki dimana akun yang disajikan dalam neraca tidak hanya kas dan ekuitas dana, tetapi juga aset tetap seperti kendaraan.

Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai dengan SAP karena telah menyajikan akun neraca dengan basis akrual dan menyajikan akun Laporan Reliasasi Anggaran dengan basis kas. Maka dapat disimpulkan, jurnal korolari ini penting supaya transaksi yang melibatkan akun riil selain kas bisa tetap disajikan dalam neraca dan disisi lain komponen laporan realisasi anggaran seperti pendapatan, belanja, dan pembiayaan tetap dapat pula disajikan.

Sementara pencatatan transaksi bagi entitas non pemerintahan yang menganut SAK menggunakan basis akrual. Dengan demikian, pencatatan dilakukan ketika terjadi transaksi ekonomi meskipun belum ada kas yang keluar maupun masuk.B. SPECIAL PURPOSE ENTITY (SPE) Definisi SPE (Special Purpose Entities)Suatu entitas dapat didirikan untuk mencapai suatu tujuan khusus yang terbatas(misalnya untuk melakukan sewa, kegiatan riset dan pengembangan atau sekuritisasi aset keuangan). Suatu entitas bertujuan khusus (SPE) atau special purpose entities (SPE) dapat berbentuk perusahaan, perserikatan, firma atau entitas yang tidak berbentuk badan hukum. SPE umumnya dibentuk dengan ketentuan kontraktual yang mengatur secara ketat atau memberikan batasan tetap atas kewenangan pimpinan, wali amanat, atau manajemen untuk membuat keputusan mengenai pengoperasian SPE. Ketentuan ini sering kali menjelaskan bahwa kebijakan dalam mengoperasikan SPE tidak dapat dimodifikasi atau diubah kecuali mungkin oleh pendiri atau sponsornya.Sponsor (entitas yang diwakili SPE) sering kali mengalihkan atau menjual asetnya ke SPE, memperoleh hak pemakaian aset yang dikuasai SPE, atau memberikan jasa untuk SPE, sementara pihak lain (penyedia modal) mungkin menyerahkan dana kepada SPE. Entitas yang bertransaksi dengan SPE (sering kali adalah pendiri atau sponsor) mungkin secara substansi mengendalikan SPE.Special Purpose Entity (SPE) atau Entitas Bertujuan Khusus adalah suatu entitas yang dibentuk oleh perusahaan sponsor/perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus, sempit, dan temporary), misalnya untuk membagi atau menghilangkan resiko finansial. SPE ini merupakan salah satu bentuk off-balance-sheet-financing. Pada dasarnya, off-balance-sheet entity ini diciptakan oleh suatu pihak (transferor atau sponsor) yang mentransfer asset ke pihak lain (SPV) untuk melaksanakan aktivitas bisnis maupun transaksi bisnis tertentu.Konsolidasi SPE PSAK 4 mensyaratkan konsolidasi atas entitas yang dikendalikan oleh entitas pelapor. Akan tetapi, PSAK 4 tidak memberikan aturan yang eksplisit mengenai aturan konsolidasi SPE. Permasalahannya adalah dalam kondisi bagaimana suatu entitas mengkonsolidasikan suatu SPE. Pengalihan aset dari suatu entitas ke suatu SPE mungkin dapat dikategorikan sebagai penjualan oleh entitas tersebut. Meskipun pengalihan tersebut memang benar merupakan penjualan, ketentuan dalam PSAK 4 (revisi 2009) ini mensyaratkan entitas untuk mengonsolidasikan SPE tersebut.Suatu SPE dikonsolidasikan jika substansi hubungan antara suatu entitas dan SPE mengindikasikan adanya pengendalian SPE oleh entitas tersebut. Dalam konteks SPE, kendali dapat timbul melalui perumusan terlebih dulu atas kegiatan SPE tersebut. Menurut PSAK 4 paragraf 10, pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas. Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:

1. Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain.2. Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;

3. Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut.

4. Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.

ISAK 7 juga memberikan tambahan berkaitan kondisi-kondisi yang menimbulkan adanya pengendalian atas suatu SPE. Kondisi-kondisi tersebut adalah:1. Secara substansi, kegiatan dari SPE dijalankan untuk mewakili suatu entitas sesuai dengan kebutuhan khususnya, sehingga entitas tersebut memperoleh manfaat dari operasi SPE.

2. Secara substansi, entitas mempunyai kekuasaan dalam pengambilan keputusan untuk memperoleh sebagian besar manfaat dari kegiatan SPE, atau dengan cara membuat mekanisme autopilot, entitas telah mendelegasikan kekuasaan dalam pengambilan keputusan.

3. Secara substansi, entitas mempunyai hak untuk memperoleh sebagian besar manfaat dari SPE dan oleh karena itu, juga menanggung risiko dari aktivitas SPE.

4. Secara substansi, entitas memperoleh mayoritas hak residual dan menanggung risiko kepemilikan yang terkait dengan SPE atau asetnya untuk untuk memperoleh manfaat dari aktivitas SPE yang bersangkutan.

Transaksi SPE Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Transaksi antara Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah suatu pengalihan sumber daya atau kewajiban antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa menghiraukan apakah suatu harga diperhitungkan. Dalam hal ini, transaksi Special Purpose Entity terhadap entitas pengendali dapat dikatan sebagai transaksi yang memiliki hubungan istimewa. Pengendalian adalah kepemilikan langsung melalui anak perusahaan dengan lebih dari setengah hak suara dari suatu perusahaan, atau suatu kepentingan substansial dalam hak suara dan kekuasaan untuk mengarahkan kebijakan keuangan dan operasi manajemen perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan gejala normal dalam perniagaan dan usaha. Misalnya, perusahaan seringkali melaksanakan kegiatannya secara terpisah-pisah melalui anak perusahaan dan atau perusahaan afiliasi, memperoleh kepentingan dalam perusahaan lain - untuk tujuan investasi atau untuk alasan perniagaan dalam proporsi yang cukup untuk mengendalikan atau melaksanakan pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan keuangan dan operasi perusahaan penerima investasi.

Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat terpengaruh oleh hubungan istimewa dengan suatu pihak walaupun tidak terjadi sesuatu transaksi dengan pihak tersebut. Suatu hubungan istimewa dapat mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor dengan pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu mitra dagangnya karena induk perusahaan telah mengakuisisi suatu perusahaan lain yang berusaha dalam bidang perdagangan yang sama dengan mitra dagang terdahulu. Di samping itu, suatu tindakan dapat tertunda karena pengaruh yang signifikan dari pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak perusahaan dapat diinstruksikan oleh induknya untuk tidak ikut serta dalam riset dan pengembangan.

Pengakuan akuntansi suatu pengalihan sumber daya secara normal didasarkan pada suatu harga yang disepakati pihak yang bersangkutan. Harga yang berlaku antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa adalah harga pertukaran antara pihak yang independen (arm's length price). Pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin mempunyai suatu tingkat keluwesan dalam proses penentuan harga, yang tidak terdapat dalam transaksi antara pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

Suatu cara untuk menentukan harga dalam suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah dengan metode harga pasar bebas yang dapat diperbandingkan. Bila barang atau jasa dipasok dalam suatu transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan keadaan yang bersangkutan itu adalah serupa dengan keadaan dalam transaksi perdagangan normal, metode ini sering digunakan. Metode ini juga sering digunakan untuk menentukan biaya pembelanjaan.Bila barang dialihkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebelum dijual kepada pihak yang independen, metode harga penjualan kembali (resale price) sering digunakan. Metode ini mengurangi harga penjualan kembali dengan suatu margin yang wajar. Metode ini juga digunakan untuk pengalihan/transfer sumber daya lain, seperti hak dan jasa.

Pendekatan lain adalah metode biaya-plus (cost-plus method), yang menambahkan suatu kenaikan (mark-up) tertentu pada biaya pemasok. Kesulitan-kesulitan mungkin dialami baik dalam menentukan unsur biaya yang dapat diatribusikan maupun kenaikan (mark-up) tersebut. Di antara ukuran-ukuran yang dapat membantu menentukan harga transfer adalah hasil (return) yang dapat dibandingkan dalam industri sejenis atas volume penjualan atau modal yang digunakan.

Berikut ini adalah contoh situasi transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa mungkin memerlukan pengungkapan oleh suatu perusahaan pelapor:

pembelian atau penjualan barang,

pembelian atau penjualan properti dan aktiva lain,

pemberian atau penerimaan jasa,

pengalihan riset dan pengembangan,

pendanaan (termasuk pemberian pinjaman dan penyetoran modal baik secara tunai maupun dalam bentuk natura),

garansi dan penjaminan (collateral), dan

kontrak manajemen.

Jika terdapat transaksi antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa, perlu diungkapkan hakekat transaksi dan unsur-unsur transaksi yang diperlukan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Unsur-unsur ini biasanya mencakup:

suatu petunjuk mengenai volume transaksi, baik jumlahnya maupun proporsinya,

jumlah atau proporsi pos-pos terbuka (outstanding items),dan

kebijakan harga.DAFTAR PUSTAKA

http://asdarmunandar.blogspot.com/2012/02/transaksi-dengan-pihak-yang-mempunyai.html diakses, 25 Mei 2015 http://asdarmunandar.blogspot.com/2012/01/penggabungan-usaha-laporan-keuangan.html diakses, 25 Mei 2015 http://sandyadwimarsha.blogspot.com/2011/03/munculnya-ed-isak-7-2009.html diakses, 25 Mei 2015 http://shevalina13.blogspot.com/2013/09/akuntansi-sektor-publik.html diakses, 25 Mei 2015 http://www.academia.edu/9401650/STANDAR_AKUNTANSI_KEUANGAN_SEKTOR_PUBLIK diakses, 25 Mei 2015 https://prezi.com/iwkwvlh1_6un/standar-akuntansi-pemerintahan/ diakses, 25 Mei 2015 http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/06/laporan-keuangan-sektor-publik.html diakses, 25 Mei 2015 http://renoparay.blogspot.com/2013/07/pengertian-dan-ruang-lingkup-akuntansi.html diakses, 25 Mei 2015 https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/siklus-akuntansi-sektor-publik diakses, 25 Mei 2015 Dewan Standar Akutansi Keuangan, IAI. Standar Akuntasi Keuangan Komite Standar Akuntansi Pemerintah. Standar Akuntansi Pemerintah 18