18
alam darah seseorang dalam mg/dl rinsip : bilirubin akan bereaksi dengan diazotized sulfanilic acid(DSA) membentuk zat warna merah,absorbance zat warna ini pada 546 nm adalah proporsional terhadap konsentrasi bilirubin dalam sampel.Bilirubin glukoronida yang larut dalam air bereaksi langsung(direct)dengan DSA,sedangkan bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi tidak langsung(indirect)dengan DSA dan dengan adanya accelerator.bilirubin total=bilirubin direct+bilirubin indirect. Reaksi : Sulphanilic acid + sedium nitrit -->DSA Bilirubin + DSA --> direct azobilirubin Bilirubin + DSA + accelerator -->total azobilirubin Bilirubin Total merupakan penjumlahan/gabungan dari conjugated bilirubin (Bilirubin Direct) dan uncojugated Bilirubin (Bilirubin Indirect). Reagen Bilirubin Total INDEC menggunakan metode Diazo. Dasar pemeriksaannya adalah reaksi antara bilirubin indirect yang dilarutkan di dalam air dengan bantuan surfaktan dan kemudian bereaksi dengan Asam sulfanilat diazo yang akan membentuk azobilirubin yang berwarna pink. Warna pink yang terbentuk akan secara proporsional menunjukkan besarnya konsentrasi bilirubin yang terukur pada sepktrofotometer di panjang gelombang 546 nm. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pengukuran bilirubin direct sebaiknya dilakukan dengan spektrofotometer bi-kromatis dengan variasi panjang gelombang 546/630 nm. Bilirubin Total INDEC merupakan liquid bi-reagen dengan ukuran 4 x 50 ml. Komposisi reagennya terdiri dari asam klorida, asam sulfanilat, surfaktan dengan sodium nitrit. Larutan kerjanya mempunyai stabilitas selama 21 hari jika disimpan pada suhu 2- 8 \'baC. Selama penyimpanan, larutan kerjanya mungkin akan menimbulkan noda kuning. Hal ini tidak akan mempengaruhi validitas pengukuran. Isi kemasan : 2 x 300 ml Fungsi Klinis : untuk mengdiagnosa Anemia dan Liver disease Hasil pemeriksaan tinggi : mengindikasikan Hepatitis Methode : End point , Colorimetri , Diazo / modified Jendrassik - Groff Jenis reagent : Liqud reagent , reagent R1 dan R2 . Untuk pemeriksaan yang sedikit , R1 dan R2 dapat dicampur sesuai dengan - kebutuhan/ jumlah pemeriksaan yang ada sehingga tidak ada reagent yang terbuang . Stabilitas : 21 hari Nilai normal : Bayi 1,2 - 12 mg/dl Dewasa 0,1 - 1,2 mg/dl Linearitas : 20 mg/dl Nilai Linearitas tinggi dapat menghindari pengulangan sample ( duplo ) - sehingga biaya pemeriksaan menjadi efisien .

Alam Darah Seseorang Dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Alam Darah Seseorang Dalam

alam darah seseorang dalam   mg/dl

Prinsip                : bilirubin akan bereaksi dengan diazotized sulfanilic acid(DSA)

membentuk zat warna merah,absorbance zat warna ini pada 546 nm

adalah proporsional terhadap konsentrasi bilirubin dalam sampel.Bilirubin

glukoronida yang larut dalam air bereaksi langsung(direct)dengan

DSA,sedangkan bilirubin yang terikat pada albumin bereaksi          tidak

langsung(indirect)dengan DSA dan dengan adanya accelerator.bilirubin

total=bilirubin direct+bilirubin indirect.

Reaksi             : Sulphanilic acid + sedium nitrit -->DSA

Bilirubin + DSA --> direct azobilirubin

Bilirubin + DSA + accelerator -->total azobilirubin

Bilirubin Total merupakan penjumlahan/gabungan dari conjugated bilirubin (Bilirubin Direct) dan uncojugated Bilirubin (Bilirubin Indirect). Reagen Bilirubin Total INDEC menggunakan metode Diazo. Dasar pemeriksaannya adalah reaksi antara bilirubin indirect yang dilarutkan di dalam air dengan bantuan surfaktan dan kemudian bereaksi dengan Asam sulfanilat diazo yang akan membentuk azobilirubin yang berwarna pink. Warna pink yang terbentuk akan secara proporsional menunjukkan besarnya konsentrasi bilirubin yang terukur pada sepktrofotometer di panjang gelombang 546 nm. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pengukuran bilirubin direct sebaiknya dilakukan dengan spektrofotometer bi-kromatis dengan variasi panjang gelombang 546/630 nm. Bilirubin Total INDEC merupakan liquid bi-reagen dengan ukuran 4 x 50 ml. Komposisi reagennya terdiri dari asam klorida, asam sulfanilat, surfaktan dengan sodium nitrit. Larutan kerjanya mempunyai stabilitas selama 21 hari jika disimpan pada suhu 2-8 \'baC. Selama penyimpanan, larutan kerjanya mungkin akan menimbulkan noda kuning. Hal ini tidak akan mempengaruhi validitas pengukuran. Isi kemasan : 2 x 300 ml Fungsi Klinis : untuk mengdiagnosa Anemia dan Liver disease Hasil pemeriksaan tinggi : mengindikasikan Hepatitis Methode : End point , Colorimetri , Diazo / modified Jendrassik - Groff Jenis reagent : Liqud reagent , reagent R1 dan R2 . Untuk pemeriksaan yang sedikit , R1 dan R2 dapat dicampur sesuai dengan - kebutuhan/ jumlah pemeriksaan yang ada sehingga tidak ada reagent yang terbuang . Stabilitas : 21 hari Nilai normal : Bayi 1,2 - 12 mg/dl Dewasa 0,1 - 1,2 mg/dl Linearitas : 20 mg/dl Nilai Linearitas tinggi dapat menghindari pengulangan sample ( duplo ) - sehingga biaya pemeriksaan menjadi efisien .

Page 2: Alam Darah Seseorang Dalam

Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar bilirubin total dan kadar bilirubin

direct. Reaksi bilirubin dengan asam sulfanilic diazotized akan membentuk kompleks

azobilirubin. Kompleks warna yang terbentuk sangat tergantung pada pH, pada suasana asam

atau netral akan terbentuk kompleks warna merah muda, sedangkan pada suasana basa akan

terbentuk kompleks warna biru atau ungu.

(Anonim,tt).

Bilirubin merupakan pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari

hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikulo endotel. Sel retikulo endotel

membuat bilirubin tidak larut dalam air; bilirubin yang disekresikan dalam darah harus

diikatkan pada albumin untuk diangkut dalam plasma untuk menuju hati (Joyce,2007).

Dari hasil praktikum penetuan kadar bilirubin direct juga dilakukan dengan

menggunakan reagen diazo dalam suasana asam dengan menggunakan asam sulfanilat.

Bilirubin dalam serum jika direaksikan dengan reagen diazo akan dapat membentuk

kompleks warna yang nantinya diukur intensitasnya dengan spektofotometri. Pada

pengukuran ini dilakukan penangguhan larutan selama 10 menit yang bertujuan agar bilirubin

bereaksi dengan garam diazonium dengan bilirubin yang terdapat di di dalam serum. Dari

hasil pengamatan didapatkan absorbansi standar 0,001, blanko A 0,014, blanko B 0,025, test

A 0,034, dan test B 0,080.

Dari hasil praktikum penentuan kadar total bilirubin dilakukan dengan menggunakan

reagen diazo untuk membentuk kompleks warna yang nantinya dapat diukur dengan

spektrofotometri. Penggunaan asam sulfanilat dalam reagen diazo ini berfungsi untuk

memberikan suasana asam sehingga membantu pembentuk kompleks warna, sedangkan

penambahan metil alcohol berfungsi untuk memberikan suasana basa, sehingga kompleks

yang terbentuk akan berwarna merah muda sampai ungu. Larutan ditangguhkan selama 30

menit bertujuan agar garam diazonium bereaksi sempurna dengan bilirubin yang terdapat

dalam serum. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa, nilai absorbansi standar sebesar

0,015, blanko sebesar A 0,020 dan blanko B 0,033, dan absorbansi test A yaitu 0,042 test B

yaitu 0,017 sehingga nilai total bilirubin A didapatkan sebesar 14,67 mg/dL, dan untuk test B

sebesar -10,667 mg/dL, dimana nilai ini total untuk dewasa yaitu : 0,1±1,2 mg/dL. Hasil

negatif pada test B mungkin disebabkan oleh kesalahan pada saat pengerjaan, seperti

pemipetan yang kurang akurat sehingga kadar total bilirubin yang rendah terbaca.

Peningkatan nilai ini diakibatkan karena beberapa faktor misalnya yaitu:

Page 3: Alam Darah Seseorang Dalam

1.      Hemolisis akibat inkompaktibilitas ABO atau isoimunisasi Rhesus, defisiensi G6PD,

sferositosis herediter dan pengaruh obat.

2.      Infeksi, septicemia, sepsis, meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi intrauterine.

3.      Polisitemia.

4.      Ekstravasasi sel darah merah, sefalhematom, kontusio, trauma lahir.

5.      Ibu diabetes.

6.      Asidosis.

7.      Hipoksia/asfiksia.

8.      Sumbatan traktus digestif yang mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik.

Nilai rujukan untuk kadar bilirubin direct yaitu: 0,1 ±0,3 mg/dL. Dari hasil perhitungan,

diperoleh nilai direct bilirubin yang sangat tinggi di atas normal, yaitu 200 mg/dL untuk test

A dan 550 mg/dL untuk test B. Hasil ini dapat menunjukan keadaan kelainan fungsi hati atau

saluran empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid,

chlorpromazine dengan kadar yang tinggi, sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin

mengandung metabolit pyidium atau serenium Peningkatan kadar bilirubin direct

menunjukan adanya gangguan pada hati berupa kerusakan pada sel hati atau kerusakan pada

saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu

menuju usus sehinga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah (Joy

ce,2007).

Selain dapat menentukan kadar bilirubin total dan bilirubin direct, juga dapat ditentukan

kadar bilirubin indirect, kadar bilirubin indirect dapat ditentukan dengan selisih dari kadar

total dengan kadar bilirubin direct. Nilai rujukan untuk pengukuran kadar bilirubin indirect :

0,1-1,0 mg/dL. Peningkatan kadar bilirubin indirect sering dikaitkan dengan peningkatan

destruksi eritrosit (hemolisis), seperti pada penyakit hemolitik oleh autoimun, transfuse, atau

eritroblastosis fatalis. Peningkatan destruksi eritrosi tidak diimbangi dengan kecepatan

konjugasi dan ekresi ke saluiran empedu sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin

indirect (Joy ce,2007).

ningkatan kadar dari bilirubin total dan direct dapat terjadi akibat ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma empedu, hepatitis, sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis hati, penyakit Wilson. Selain terjadi akibat penyakit dapat pula terjadi akibat penggunaan obat misalnya yaitu : antibiotik (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis (asam paraaminosalisilat, isoniazid), alupurinol, diuretic (asetazolamid, asametakrinat), mitramisis, dekstran, diazepam (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, torbutamid, serta vitaminA,C,K. sedangkan penurunan kadar dari bilirubin total dan direct dapat disebabkan karena anemia defisiensi besi dan pengaruh obat

Page 4: Alam Darah Seseorang Dalam

seperti barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi (Joy ce, 2007).Peningkatan kadar dari bilirubin indirect dapat disebabkan oleh eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi tranfusi, malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talesemia,CHF, sirosis terdekompensasi, hepatitis, dan pengaruh obat seperti aspirin, rifampin dan fenotiazin. Sedangkan penurunan kadar bilirubin indirect disebabkan karena pengaruh obat (Joy ce, 2007).

pada spesimen tidak boleh ada hemolisis karena akan mengganggu penetapan bilirubin 2. Kekeruhan / opalensi yang berkaitan dengan hiperlipidemia juga akan berpengaruh3. Puasa ~> kadar bilirubin akan meningkat sedikit- Penyinaran matahari akan mengurangi kadar bilirubin 10-20% ~> dilakukan pada bayi ikterus ringan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

1.      Makan malam yang mengandung lemak tinggi sebelum pemeriksaan dapat mempengaruhi

kadar bilirubin.

2.      Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

3.      Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen

empedunya akan menurun.

4.      Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar blirubin (Joy ce, 2007).

aktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

a.    Sampel hemolisis,

b.    Pengaruh obat-obatan tertentu seperti antibiotic, obat antipiretik seperti Paracetamol

dan vitamin

c.     Sampel yang diperiksa terlalu lama dan tidak dibekukan.

Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas yang bersifat larut dalam air

sehingga dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin terkonjugasi (bilirubin

glukoronida atau hepatobilirubin ) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke

usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen.(6:1)

Page 5: Alam Darah Seseorang Dalam

 Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang

terdiazotasi membentuk azobilirubin. Peningkatan kadar bilirubin direk atau bilirubin

terkonjugasi dapat disebabkan oleh gangguan ekskresi bilirubin intrahepatik antara

lain Sindroma Dubin Johson dan Rotor, Recurrent (benign) intrahepatic cholestasis,

Nekrosis hepatoseluler, Obstruksi saluran empedu. Diagnosis tersebut diperkuat

dengan pemeriksaan urobilin dalam tinja dan urin dengan hasil negatif. (6:1)

b.    Bilirubin tak terkonjugasi/ indirek

Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) merupakan bilirubin bebas yang

terikat albumin, bilirubin yang sukar larut dalam air sehingga untuk memudahkan

bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau

pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek.

Peningkatan kadar bilirubin indirek mempunyai arti dalam diagnosis penyakit

bilirubinemia karena payah jantung akibat gangguan dari delivery bilirubin ke dalam

peredaran darah. Pada keadaan ini disertai dengan tanda-tanda payah jantung,

setelah payah jantung diatasi maka kadar bilirubin akan normal kembali dan harus

dibedakan dengan chardiac chirrhosis yang tidak selalu disertai bilirubinemia. (6:1)

Peningkatan yang lain terjadi pada bilirubinemia akibat hemolisis atau

eritropoesis yang tidak sempurna, biasanya ditandai dari anemi hemolitik yaitu

gambaran apusan darah tepi yang abnormal,umur eritrosit yang pendek. (6:1)

Prinsip : Bilirubin bereaksi dengan DSA ( diazotized sulphanilic acid) dan membentuk senyawa azo yang berwarna merah. Daya serap warna dari senyawa ini dapat langsung dilakukan terhadap sampel bilirubin pada panjang gelombang 546 nm. Bilirubin glukuronida yang larut dalam air dapat langsung bereaksi dengan DSA, namun bilirubin yang terdapat di albumin yaitu bilirubin terkonjugasi hanya dapat bereaksi jika ada akselerator. bilirubin direk + bilirubin indirek.(5:9)Total bilirubin

Dalam suatu pemeriksaan bilirubin total, sampel akan selalu berbubungan

langsung dengan faktor luar. Hal ini erat sekali terhadap kestabilan kadar sampel

Page 6: Alam Darah Seseorang Dalam

yang akan diperiksa, sehingga dalam pemeriksaan tersebut harus memperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas kadar bilirubin total dalam serum

diantaranya yaitu

a.    Sinar 

Stabilitas bilirubin dalam serum pada suhu kamar tidak stabil dan mudah

terjadi kerusakan terutama oleh sinar, baik sinar lampu ataupun sinar matahari.

Serum atau plasma heparin boleh digunakan, hindari sampel yang hemolisis dan

sinar matahari langsung. Sinar matahari langsung dapat menyebabkan penurunan

kadar bilirubin serum sampai 50% dalam satu jam, dan pengukuran bilirubin total

hendaknya dikerjakan dalam waktu dua hingga tiga jam setelah pengumpulan darah.

Bila dilakukan penyimpanan serum hendaknya disimpan di tempat yang gelap, dan

tabung atau botol yang berisi serum di bungkus dengan kertas hitam atau aluminium

foil untuk menjaga stabilitas serum dan disimpan pada suhu yang rendah atau lemari

pendingin (5:6)

b.    Suhu Penyimpanan

Suhu merupakan faktor luar yang selalu berhubungan langsung terhadap

sampel, baik saat penyimpanan maupun saat pemeriksaan. Pemeriksaan kadar

bilirubin total sebaiknya diperiksa segera, tapi dalam keaadaan tertentu pemeriksaan

kadar bilirubin total bisa dilakukan penyimpanan. Dengan penyimpanan yang benar

stabilitas serum masih stabil dalam waktu satu hari bila disimpan pada suhu 15 ºC-

25ºC, empat hari pada suhu 2ºC-8ºC, dan tiga bulan pada penyimpanan -20ºC .

(DialineDiagnostik ). Lamanya sampel kontak dengan faktor-faktor di atas

berpengaruh terhadap kadar bilirubin didalam sampel sehingga perlu upaya

mengurangi pengaruh tersebut serta mengoptimalkan kadar bilirubin total di dalam

serum agar dapat bereaksi dengan zat pereaksi secara sempurna, sedangkan

Page 7: Alam Darah Seseorang Dalam

reagen bilirubin total akan tetap stabil berada pada suhu 2-8ºC dalam keadaan

tertutup, terhindar dari kontaminan dan sinar. Dalam hal ini dapat dimungkinkan

bahwa penurunan kadar bilirubin dipengaruhi oleh kenaikan suhu dan pengaruh

sinar yang berintensitas tinggi .(5:7)

engukuran kadar bilirubin serum merupakan prosedur yang relatif sederhana

dilakukan di laboratorium, dan sering digunakan sebagai indikator yang peka untuk

fungsi hati. Bilirubin terbagi atas dua komponen yaitu, bilirubin terkonjugasi ( bilirubin

direk ) dan yang tak terkonjugasi (bilirubin indirek). Pada praktikum, dilakukan

pemeriksaan fungsi hati bilirubin total dan direk  yang masing – masingnya

menggunakan sampel serum yang diperiksa secara fotometrik menggunakan

humalyzer dengan reagen kit , yaitu  untuk pemeriksaan bilirubin total  yang terdiri

dari larutan  reagen bilirubin total dan reagen T-Nitrit sedangkan pemeriksaan

bilirubun direk dengan larutan reagen direk dan reagen D-Nitrit sedangkan untuk

pemeriksaan bilirubin indirek tidak dilakukan tetapi dihitung sebagai perbedaan

antara bilirubin total dan fraksi direk

Pemeriksaan Bilirubin Total

Pada pemeriksaan bilirubin total  dilakukan dengan pengambilan sampel

darah dengan teknik flebotomi Yang perlu diperhatikan pada saat pengambilan

darah untuk sampel Bilirubin total adalah menghindari terjadinya hemolisis pada

eritrosit,, lipemia atau pajanan sumber cahaya yang dapat menurunkan konsentrasi

bilirubin serum yang. kemudian dilakukan sentrifugasi yang berguna untuk

mengendapakan analit  tertentu, menempatkan partikel dan medium suspensinya

dalam suatu medan gaya sentrifugasi. Medan sentrifugasi menyebabkan partikel

bermigrasi lebih cepat ke arah luar dari sumbu rotasi sehingga terjadi pemisahan

sedimen dan suspensinya yang dilakukan  selama 15 menit dengan kecepatan 3000

Page 8: Alam Darah Seseorang Dalam

rpm guna memperoleh serum yang akan digunakan sebagai sampel pemeriksaan.

sampel tersebut  diperiksa dengan melakukan penambahan reagen bilirubin total

sebanyak 1000 µI dan 1 tetes larutan  T- Nitrit, fungsi penambahan reagen ini adalah

sebagai akselerator guna mempercepat reaksi dengan membentuk zat warna azo.

Kemudian reagen tersebut diinkubasi selama 5 menit berguna untuk mempercepat

reaksi dimana analit-analit pada sampel akan berikatan dengan sampel sehingga

terjadi reaksi yang sempurna.setelah itu dilakukan penambahan sampel sebanyak

100 µI dan dilakukan inkubasi selama 15 menit setelah itu diperiksa terlebih dahulu

blanko yang berguna sebagai standar dimana hal ini digunakan sebagai

pembanding. Lalu diperiksa secara fotometrik pada humalyzer, dengan prinsip

reaksinya yaitu terjadi dimana asam sulphanilic direaksiakan dengan natrium nitrit

menjadi diazotised sulphanilic  acid (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin dan

accelator membentuk zat warna azo.  sehingga hasil yang diperoleh pada

pameriksaan bilirubin total adalah 0,3 mg/dl Hasil yang diperoleh yaitu normal

karena berada pada range normal untuk orang dewasa  yaitu 1,1 mg/dl yang dapat

diinterpretasikan hasilnya tidak terjadi gangguan pada hati.

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

a.    Sampel hemolisis,

b.    Pengaruh obat-obatan tertentu seperti antibiotic, obat antipiretik seperti Paracetamol

dan vitamin

c.     Sampel yang diperiksa terlalu lama dan tidak dibekukan.

Pemeriksaan bilirubin direct

            Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke

saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan

Page 9: Alam Darah Seseorang Dalam

mengubahnya menjadi urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil

melalui urin. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang

terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh), karena itu sering

dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung.

                    Dalam pemeriksaan  bilirubin direk, dilakukan dengan pengambilan

sampel darah dengan teknik flebotomi Yang perlu diperhatikan pada saat

pengambilan darah untuk sampel Bilirubin direk adalah menghindari terjadinya

hemolisis pada eritrosit,, lipemia atau pajanan sumber cahaya yang dapat

menurunkan konsentrasi bilirubin serum yang. kemudian dilakukan sentrifugasi yang

berguna untuk mengendapakan analit  tertentu, menempatkan partikel dan medium

suspensinya dalam suatu medan gaya sentrifugasi. Medan sentrifugasi

menyebabkan partikel bermigrasi lebih cepat ke arah luar dari sumbu rotasi

sehingga terjadi pemisahan sedimen dan suspensinya yang dilakukan  selama 15

menit dengan kecepatan 3000 rpm guna memperoleh serum yang akan digunakan

sebagai sampel pemeriksaan.

sampel tersebut  diperiksa dengan melakukan penambahan reagen bilirubin

total sebanyak 1000 µI dan 1 tetes larutan  D- Nitrit, fungsi penambahan reagen ini

adalah sebagai akselerator guna mempercepat reaksi dengan membentuk zat warna

azo. Kemudian reagen tersebut ditambahkan sampel sebanyak 100 µI dan dilakukan

inkubasi selama 15 menit setelah itu diperiksa terlebih dahulu blanko yang berguna

sebagai standar dimana hal ini digunakan sebagai pembanding. Lalu diperiksa

secara fotometrik pada humalyzer, dengan prinsip reaksinya yaitu terjadi dimana

asam sulphanilic direaksiakan dengan natrium nitrit menjadi diazotised sulphanilic 

acid (DSA) yang akan bereaksi dengan bilirubin dan akselerator berupa senyawa

caffein yang berada didalam komposisi reagen sehingga membentuk zat warna azo.

Page 10: Alam Darah Seseorang Dalam

Dari praktikum hasil yang diperoleh pada pemeriksaan bilirubin direk adalah

0,3 mg/dl Hasil yang diperoleh yaitu tidak normal dimana hasilnya tidak berada pada

range normal untuk orang dewasa  yaitu 0,25  mg/dl yang dapat diinterpretasikan

hasilnya terjadi gangguan pada hati.sednagkan bilirubin indirek tidak diukur secara

langsung tetapi . bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan

bilirubin direk hal ini disebabkan karena bilirubin total melibatkan pelarutan bentuk

tidak terkonjugasi sebelum kuantifikasi kimiawi.dengan demikian hasil yang

diperoleh untuk bilirubin indirek adalah hasil kurang antara bilirubin total dan bilirubin

direk sehingga hasilnya adalah (0,3 mg/dl – 0,3 mg/dl) = 0 mg/dl sehingga

diinterpretasikan terjadi gangguan fungsi hati,dengan melihat range nilai normal

bilirubin indirect adlah 0.1-1.0 mg/dl. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan

peningkatan dan penurunan kadar bilirubin total dan bilirubin direct adalah sebagai

berikut:

a.    PENINGKATAN KADAR bilirubin direk dan total : menunjukkan adanya gangguan

pada hati (kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin

terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus sehingga akan masuk

kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah. Sehingga masalah klinis yang

muncul pada bilirubin direk dan total adalah  ikterik obstruktif karena batu atau

neoplasma, hepatitis, sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker)

hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat : antibiotik (amfoterisin B, klindamisin,

eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat

antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic

(asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate,

narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat,

Page 11: Alam Darah Seseorang Dalam

metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A,

C, K.

b.    PENURUNAN KADAR : anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate, salisilat

(aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.

                   

                    Hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan dan penurunan kadar

bilirubin indirect adalah sebagai berikut:

a.    PENINGKATAN KADAR : eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse,

malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis

terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin

total, direk)

b.    PENURUNAN KADAR : pengaruh obat barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin,

kafein dalam dosis tinggi.  

                    Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

a.    Makan malam yang mengandung tinggi lemak sebelum pemeriksaan dapat

mempengaruhi kadar bilirubin.

b.    Wortel dan ubi jalar dapat meningkatkan kadar bilirubin.

c.    Hemolisis pada sampel darah dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

d.    Sampel darah yang terpapar sinar matahari atau terang lampu, kandungan pigmen

empedunya akan menurun.

e.    Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kadar bilirubin.

Faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi pada saat praktikum

a.    Terjadi lisis pada sampel dan Waktu inkubasi sampel tidak sesuai

b.    Volume sampel / reagen (buffer dan substrat) tidak sebanding

Page 12: Alam Darah Seseorang Dalam

c.    Cuvet yang digunakan terkontaminasi dengan zat lain sehingga reaksi yang terjadi

tidak sempurna

d.    Sampel terkena cahaya, sehingga kadar bilirubinnya menurun

Bilirubin adalah produk penguraian hem yang sebagian besar terjadi dan penguraian hemoglobin dan sebagian kecil dan senyawa lain seperti mioglobin. Sel retikuloendotel menyerap kompleks haploglobin dengan hematobin yang telah dibebaskan dan set darah merah. Sel-sel ini kemudian mengeluarkan besi dari  hem sebagai cadangan untuk sintesis berikutnya dan memutuskan cincin hem untuk sintesis berikutnya dan memutuskan cincin hem untuk menghasilkan tetrapisol bilirubin, yang disekresikan dalam bentuk yang tidak larut dalam air (bilirubin tidak terkonjugasi, indirek). Karena ketidaklarutan ini, bilirubin dalam plasma terikat ke albumin dan diangkat dalam medium air sewaktu beredar dalam tubuh dan melewati lobules hati Kemudian hepatosit melepas bilirubin dan albumin sehingga terlarut air dan mengakibatkan bilirubin ke asam glukoronat yaitu ke bilirubin konjugasi direk (Sacher RA, 2004).

Bilirubin sebagai pigmen kuning yang menyebabkan empedu berwarna kuning, mengalami modifikasi di dalam saluran pencernaan oleh enzim-enzim bakteri yang kemudian menyebabkan feses berwarna coklat. Jauh dan itu, apabila duktur bilirubin tersumbat secara total oleh empedu, maka feses akan berwarna putih keabu-abuan. Pada kondisi normal, sejumlah kecil bilirubin diabsobpsi oleh usus untuk kembali ke darah dan akhirnya di keluarkan bersama urin. Bilirubin itulah penyebab utama warna kuning pada air kemih. Sementara ginjal baru mampu mengeksresikan bilirubin apabila zat ini telah di modifikasi dari hati dan usus (Sherwood, 1996).