Upload
anonymous-ryocgyae
View
36
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA
DI WILAYAH JAKARTA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
ALFIANAH NURAINI PUTRI
NIM: 106046101593
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
i
PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA
DI WILAYAH JAKARTA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
ALFIANAH NURAINI PUTRI
NIM: 106046101593
Dibawah bimbingan
Dr. Asep Saepuddin Jahar, M. A
NIP: 196912161996031001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS dan Hubungannya
dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA Di Wilayah Jakarta Utara,
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 10 Maret 2011
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. Muhammad. Amin Suma, SH, MA, MM.
NIP: 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
1. Ketua : Dr. Euis Amalia, M. Ag (………………….)
NIP: 197107011998032002
2. Sekretaris : Mu’min Roup, S.Ag, M. Ag (………………….)
NIP: 150281979
3. Pembimbing I : Dr. Asep Saepuddin Jahar, M. A (………………….)
NIP: 196912161996031001
4. Penguji I : Dr. Phil. JM Muslim, M. A (………………….)
NIP:150295489
5. Penguji II : Fahmi M Ahmadi, S.Ag, M.Si (………………….)
NIP: 197412132003121002
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada kita untuk
urusan ini. Tidaklah akan selesai segala urusan dan usaha seseorang kecuali
mendapatkan petunjuk serta pertolongan dari Allah swt. Semoga keselamatan dan
kesejahteraan selalu dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad dan Rasul di akhir
zaman yang telah membimbing umatnya untuk menuju jalan yang benar.
Dengan izin-Mu ya Allah hamba-Mu mampu menyelesaikan skripsi ini
sebagai tugas akhir dari serangkaian perkuliahan di Konsentrasi Perbankan
Syariah Jurusan Muamalat Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis mengambil judul
PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI
WILAYAH JAKARTA UTARA
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali
bantuan-bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag, dan Bapak Mu’min Roup, S. Ag., M. Ag. sebagai
Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar M.A selaku dosen pembimbing atas segenap
waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga
akhir penulisan skripsi ini.
4. Segenap pimpinan BAZIS Jakarta Utara beserta stafnya yang telah membantu
penulis memberikan informasi yang sangat berharga dalam penyelesaian penulisan
skripsi.
5. Papah Mamah tercinta yang telah merawat, mendidik dan mencurahkan
segala kasih sayangnya kepada penulis selama hayat. Semoga Allah swt
mengampuni segala dosanya dan melimpahkan rahmat, karunia dan ridho-Nya
kepada beliau berdua.
6. Pendamping dunia dan akhiratku Sumawijaya yang memberikan motivasi dan
selalu siaga disaat lapang maupun sempit.
7. Adik-adikku tersayang : Maryam Jundiah Rahmah, Cindy Ziyadatul Hikmah, Vika
Zakiyatun Nisa, Urfa Rizka Fauziyah dan Adam As’ad Hifzhillah serta semua keluarga
yang penulis cintai, atas semangat dan dorongan yang diberikan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini
baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
v
Jazakumullahu Khairul Jaza. Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima
oleh Allah swt dan di balas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin. Mudah-
mudahan pula skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para
pembaca yang budiman pada umumnya.
Jakarta, 10 Maret 2011
Alfianah Nuraini Putri
vi
ABSTRAK
Alfianah Nuraini Putri NIM : 106046101593, Pendistribusian Dana Bantuan
Bazis dan Hubungannya dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA di
Wilayah Jakarta Utara.
BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara yang telah eksis dihadapan kita
memiliki program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan
berupa beasiswa kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu namun
berprestasi dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Adapun yang di
maksud dengan beasiswa itu sendiri diberikan untuk biaya belajar. Harapan BAZIS,
yakni dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tersebut dipakai untuk memenuhi
kebutuhan sekolah, jangan sapai putus sekolah karna tidak adanya biaya dan juga
membuat siswa lebih semangat dalam meraih prestasi. Pada akhirnya melahirkan
anak bangsa yang berpengetahuan luas, pendidikan tinggi dan akan membangun
negara.
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan
belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang
diberikan guru berupa raport yang merupakan hasil dari beberapa bidang studi yang
telah dipelajari oleh peserta didik.
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan melalui wawancara, yaitu
penulis mengadakan wawancara dengan pihak BAZIS, kemudian dengan observasi,
peyebaran quesioner dan studi dokumentasi. Ditentukan variabel X, pendistribusian
dana ZIS, sedangkan variabel Y adalah prestasi siswa setelah menerima dana
BAZIS. Setelah data tersebut diperoleh, penulis menganalisa data dan melakukan uji
hipotesis. Selanjutnya penulis menyimpulkan hasil penelitian dalam bentuk analisis
interpretasi data.
Setelah penelitian ini dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara pendistribusian dana BAZIS
dengan prestasi belajar siswa SLTA. Kontribusi pendistribusian dana BAZIS
terhadap prestasi belajar siswa adalah 0.323. Adapun 0.677 lainnya dipengaruhi oleh
faktor lain. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa SLTA ditentukan atau
dipengaruhi oleh pendistribusian dana BAZIS sebanyak 32,3% dan 67,7% lagi
ditentukan oleh faktor yang lain.
vii
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain (QS. al-Insyirah: 6-7).
Menunda pekerjaan, sama dengan menabung penderitaan. Lakukan apa yang bisa kita
lakukan saat ini, karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada esok hari.
(penulis).
Sebuah kesuksesan terwujud
karena diikhtiarkan, melalui...
perencanaan yang matang, keyakinan,
kerja keras, keuletan dan niat baik
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
MOTTO .................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8
D. Review studi terdahulu ................................................................. 10
E. Sistematika Penulisan .................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Distribusi .................................................................... 14
B. Dasar Hukum Zakat, Infak, Dan Shadaqah (ZIS) ........................ 14
C. Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah
(BAZIS) .......................................................................................... 21
D. Pengelolaan Dana ZIS DKI .......................................................... 26
E. Hakikat Prestasi Belajar ............................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 36
ix
B. Populasi dan Sampel .................................................................... 38
C. Pengumpulan Data ....................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BAZIS ............................................................ 46
1. Latar belakang bazis ................................................................ 46
2. Visi Misi dan Tujuan Serta Prinsip Pengelolaan BAZIS ....... 48
3. Pemberdayaan Dana ZIS Bagi Pendidikan ............................. 49
B. Mekanisme Penyaluran Dana BAZIS .......................................... 53
C. Pemberdayaan Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS
Kota ADM Jakarta Utara ............................................................ 58
D. Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 61
E. Analisi Data .................................................................................. 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 79
B. Saran-saran ................................................................................... 81
DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................................. 83
LAMPIRAN ........................................................................................................... 86
x
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indoneisa ................ 2
Table 3.1 Skor Item Respon Siswa SLTA Positif dan Negatif .................... 42
Table 4.1 Perkembangan Jumlah PenerimaBeasiswa BAZIS Jakarta Utara
tahun 2007-2010 ........................................................................... 57
Table 4.2 Norma reliabilitas ......................................................................... 63
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Prestase Responden Bedasarkan Perkerjaan Orang Tua .............. 63
Gambar 4.2 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Manajemen
Pengelolaan BAZIS ...................................................................... 69
Gambar 4.3 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Penyampaian Informasi
Mengenai Penyaluran Beasiswa Melalui WE ............................... 71
Gambar 4.4 Presentase Jawaban Responden Tentang Melaksanakan atau
Mengelola Pendistribusian Dana ................................................... 72
Gambar 4.5 Presentase Jawaban Responden Tentang Pengontrolan dan
Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa ............................ 73
Gambar 4.6 Presentase Jawaban Responden Tentang Penggunaan Dana
BAZIS Sesuai Tujuan ................................................................... 74
Gambar 4.7 Presentase Jawaban Responden Tentang Prestasi Belajar ........... 77
Gambar 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Peningkatan Rengking .. 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan dalam ekonomi pembangunan pada suatu negara salah satunya
adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan fenomena yang tidak terpisahkan dari
dinamika kehidupan masyarakat. Kemiskinan pula merupakan masalah klasik yang
sudah ada dalam catatan sejarah manusia, berbagai usaha telah dilakukan untuk
menghapuskan masalah kemiskinan ini, akan tetapi masalah kemiskinan tetap saja
muncul sampai sekarang. Kemiskinan membuat orang menjadi lemah, baik dari gizi
tidak tercukupi maupun dari pendidikan yang layak. Sebagai akibatnya pendidikan
yang rendah telah membuat kualitas sumber daya manusia ikut menjadi rendah.Oleh
karenanya, miskin harta berimplikasi kepada miskin keahlian dan tentunya berakhir
pada miskin produktivitas.
Sistem ekonomi yang berlaku dewasa ini telah berkontribusi dalam
memberikan berbagai macam kemajuan material dan sedang dalam proses kearah
kemajuan-kemajuan yang tidak bisa dibayangkan. Sistem ekonomi yang berjalan juga
belum mampu dalam mengentaskan masalah kemiskinan, kenyataannya dewasa ini
menunjukkan bahwa kemiskinan tetap saja merajalela, terutama kemiskinan yang
melanda umat Islam1.
1 Masdar F. Mas‟udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatkan
Zakat,Infak dan Shodaqah. h. 126
2
Tabel 1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indoneisa
(Dalam Juta)
Tahun Jumlah Persentase
2006 36,20 16,66
2007 35,10 15,97
2008 39,30 17,75
2007 37,17 16,58
2008 34,96 15,24
2009 32,53 14,15
2010 31,02 13,33
Sumber: Berita Resmi Statistik
Menurut Harian Republika jumlah dan persentase penduduk miskin di
Indoneisa (dalam juta)2 sebagaimana tersebut pada tabel di atas.
Melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sejak 2006 memang sudah
terjadi penurunan persentase penduduk miskin. Tapi, lagi-lagi terlihat bahwa
penurunan tersebut sangat lambat. Dari bagan diatas menggambarkan bahwa
Pertumbuhan ekonomi dan penurunan jumlah orang miskin menunjukkan, bahwa
pertumbuhan ekonomi yang selama ini terjadi tidak terbagi rata.
2 Harian Republika, Potret Kemiskinan edisi 21 Juli tahun 2010.
3
Mengapa jeratan kemiskinan ini terus melanda rakyat Indonesia? bisa saja
karena sebagian orang-orang kaya yang menjadi penyebab miskinnya orang lain.
Sebagian kelompok orang kaya yang tidak mau hidup berbagi rezeki, enggan
mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, padahal dalam ibadah bahwa zakat dan infak
bukan semata-mata ibadah vertikal kepada Yang Maha Kuasa, namun secara
horizontal dapat memberi efek positif dalam meminimalis kemiskinan.
Allah berfirman dalam al-Qur'an Surah al-Taubah ayat 11:
“Jika mereka bertaubat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, Maka
(mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayat-
ayat itu bagi kaum yang mengetahui”.
Zakat merupakan salah satu instrumen keuangan negara dan ajaran yang
melandasi bertumbuh kembangnya sebuah kekuatan sosial ekonomi umat Islam.
Seperti empat rukun Islam yang lain, ajaran zakat menyimpan beberapa dimensi yang
kompleks meliputi nilai privat, publik, vertikalhorizontal, serta ukhrawi duniawi.
Nilai-nilai tersebut merupakan landasan pengembangan kehidupan kemasyarakatan
yang komprehensif. Bila semua dimensi yang terkandung dalam ajaran zakat ini
4
dapat diaktualisasikan, maka zakat akan menjadi sumber kekuatan yang sangat besar
bagi pembangunan umat menuju kebangkitan kembali peradaban Islam.3
Indonesia sebuah bangsa yang sudah lebih dari setengah abad merdeka dari
penjajahan Belanda dan Jepang, ternyata belum mampu bangkit menjadi negara maju
berpenduduk makmur sejahtera. Bermacam-macam tipe pemimpin di Indonesia, tetap
saja menyisakan sebuah titik persamaan realita yakni anggaran pendidikan sebesar
20% yang termuat dalam Anggaran Belanja Pendapatan Negara (APBN) kita yang
merupakan amanah Undang-Undang Dasar 1945 belum juga terwujud.
Coba lihat pendidikan kita, banyak orang tua yang tidak mampu
menyekolahkan anaknya karena alasan tak mampu membayar sumbangan
penyelenggaraan pendidikan (SPP) dan masih banyak lagi siswa terancam putus
sekolah karena biaya pendidikan mahal. Padahal pendidikan adalah investasi masa
depan untuk melangsungkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu
bangsa di segala aspek kehidupan berbanding lurus dengan kualitas pendidikan
bangsa.
Dana zakat didistribusikan dalam berbagai macam bentuk, salah satunya
bentuk konsumtif kreatif yakni zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang
konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi
permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut dengan
3 Safwan Idris, Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, Pendekatan
Transformatif (Jakarta: Citra Putra Bangsa,1997), Cet. I, h. 33
5
harapan dapat bermanfaat lebih baik,semisal beasiswa, peralatan sekolah dan
pakaian anak-anak yatim.4
Tentu saja dengan melihat anggaran 20 % yang belum terwujud, para pengelola
zakat dituntut untuk lebih kreatif, amanah dan professional. Dan tentunya, hal ini
sangat membantu masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan. Dengan
menfasilitasi warga negara yang beragama Islam dalam menunaikan zakat,
pemerintah tidak hanya memberi kebebasan kepada warga negara dalam menjalankan
agama dan kepercayaan sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat (1)
dan (2), namun secara langsung pemerintah telah mempercepat cita-cita bangsa
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD
1945.
Dalam bahasa yang mudah dipahami, masalah zakat bukan lagi masalah umat
Islam, tetapi telah menjadi masalah bersama Bangsa Indonesia. Peran pemerintah dan
masyarakat secara simultan merupakan akselerasi bagi perwujudan amanah para
pendiri bangsa bahwa pendidikan adalah hak dasar warga negara. Inilah salah satu
bagian dari istimewanya ajaran Islam. Keselarasannya dengan fitrah manusia, Islam
telah memberikan perhatian secara seimbang terhadap unsur materi dan unsur ruhani.
Kita dapat melihat sisi keistimewaan tersebut, misalnya pada perintah wajib zakat.
4 Didin Hafiduddin dkk, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelola Zakat Tenggara,
(UIN Malang,2008) cet 1, h.13
6
Bila zakat diterapkan secara benar dan menyeluruh, ia memiliki peran yang
sangat esensial yang selanjutnya akan merealisasikan keadilan sosial, mencerdaskan
kehidupan bangsa melalui zakat pendidikan, dan juga melahirkan pertumbuhan
ekonomi yang sehat dan pesat. Alih-alih menunggu tanpa kepastian anggaran sebesar
20% untuk pendidikan dari pemerintah, masyarakat -dalam hal ini diwakili oleh
lembaga pengelola zakat- tentu telah bisa menjawab ketidak pastian tersebut.
Masalah-masalah seperti inilah yang seharusnya dapat dijawab dengan konsep
atau program tertentu dalam rangka mendayagunakan fungsi zakat, sebagaimana
dikehendaki oleh ajaran Islam. Dalam hal ini program-program yang dapat dilakukan
BAZIS dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, memberikan bantuan kepada
organisasi atau yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan baik berupa uang
pengelolanya diserahkan penuh kepada pengurus. Kedua, memberikan bantuan biaya
sekolah kepada anak-anak tertentu atau sifatnya tetap dalam bentuk beasiswa kepada
beberapa anak, sehingga ia dapat melanjutkan sekolah atau belajar sampai jenjang
tertentu yang ditetapkan oleh pengelola atau pengurus BAZIS.5
Kehadiran BAZIS provinsi DKI Jakarta memiliki pengaruh yang sangat
signifikan, terutama bagi masyarakat Jakarta. Kerja kultural dan struktural terus
menerus dilakukan. Dengan berpijak pada surat keputusan Gubernur DKI Jakarta no.
120 Tahun 2002 BAB II mengenai kedudukan dan fungsi, maka BAZIS propinsi
5 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan Konvensional
(Yogyakarta: Penerbit Grahana Ilmu, 2005) cet 1 h. 45
7
DKI Jakarta berusaha terus memberi arti bagi masyarakat Jakarta.6 Dengan cara
memberikan bantuan bagi masyarakat diwilayah DKI Jakarta.
BAZIS DKI yang telah eksis sejak tahun 1968 memiliki program peduli
pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa kepada
siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu dan berprestasi dari pendidikan
dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Adapun yang dimaksud dengan beasiswa itu
sendiri adalah uang yang diberikan untuk biaya belajar.
Adapun harapan BAZIS, yakni dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tersebut
dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah agar tetap melanjutkan sekolah dan
membuat siswa lebih semangat dalam meraih prestasi, yang pada akhirnyamelahirkan
anak bangsa yang akan membangun negara ini.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian pada badan
amil, zakat, infak, dan shadaqah (BAZIS), yang selama ini telah memberikan dana
bantuan kepada sejumlah siswa/i sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Penulis
berupaya untuk mengetahui aktivitas BAZIS wilayah Jakarta Utara dalam
pengelolaan zakatnya, khususnya dalam penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah.
Oleh karena itu, penulis megajukan skripsi dengan judul PENDISTRIBUSIAN
DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI WILAYAH JAKARTA UTARA
6 Bazis Propinsi DKI Jakarta, Manajemen Zis Bazis Propinsi DKI Jakarta, h. 42
8
B. Pembatasandan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah diatas, tentu akan sangat luas jika
masalah tersebut dibahas secara keseluruhan dalam skripsi ini. Maka penulis
menganggap perlu menyajikan hanya sebatas ”Distribusi dana ZIS yang diberikan
oleh BAZIS wilayah Jakarta utara yang ditujukan untuk siswa-siswi SLTA yang
berprestasi dan kurang mampu”.
2. Perumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang dan pembatasan masalah maka untuk lebih
memfokuskan pembatasan, maka penulis mencoba untuk merumuskan beberapa
permasalahan dalam tulisan ini, sebagai berikut:
a. Bagaimana mekanisme penyaluran dana bantuan ZIS yang diberikan BAZIS
Kota Administrasi Jakarta Utara kepada siswa SLTA?
b. Adakah Hubungan antara Pendistribusian Dana BAZIS dengan peningkatan
Prestasi Belajar Siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Seiring dengan perumusan dan pembatasan masalah di atas, maka
yang akan menjadi tujuan penelitian adalah:
9
a. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran dana bantuan ZIS yang
diberikan BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara kepada siswa SLTA di
wilayah Jakarta Utara.
b. Untuk mengetahui hubungan antara Pendistribusian Dana BAZIS dengan
peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA
2. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian dan penulisan ini
adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Akademis
1) Menambah wawasan keilmuan ekonomi Islam tentang lembaga
keuangan yakni penyaluran zakat, infak dan sedekah (ZIS) dan bagi
masyarakat pada umumnya.
2) Bagi peneliti diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan
penelitian efektifitas penyaluran dana BAZIS untuk pemberdayaan
ekonomi masyarakat selanjutnya.
3) Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan khususnya bagi
penulis sendiri dan umumnya bagi kalangan pelajar, mahasiswa dan
akademis lainnya.
b. Manfaat Praktis
1) Agar masyarakat mengetahui dan memahami penyaluran dana BAZIS di
antaranya untuk membantu para siswa dari keluarga yang kurang
10
mampu namun berprestasi serta lebih meningkatkan prestasi belajar
mereka.
2) Agar masyarakat terpacu dan termotivasi dalam berpartisipasi lebih aktif
lagi untuk menyalurkan dananya kepada BAZIS Kota Administrasi
Jakarta Utara demi meningkatkan ekonomi orang tua siswa yang kurang
mampu, Sehingga siswa dapat memenuhi kebutuhan sekolah dan tetap
melanjutkan sekolah sehingga pada akhirnya membuat siswa lebih
semangat dalam meraih prestasi.
3) Sebagai bahan masukan bagi BAZIS dalam penerapan, pemberdayaan
dan pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) khususnya dalam
program pendidikan.
D. ReviewStudi Terdahulu
Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan ini adalah:
1. Abdul Waiz, 203046101654, Efektifitas Zakat Produktif Terhadap Tingkat
Pendapatan Masyarakat Petani, (Jakarata, Program Studi Perbankan Syariah
Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah,
2008).
Penelitian yang dilakukan oleh saudara Abdul Waiz membahas
bagaimana konsep dan pengaruh zakat produktif terhadap kehidupan
masyarakat petani. Apakah dengan adanya zakat produktif akan membantu
11
ekonomi masyarakat petani yang berada dilingkungan Lembaga Sosial Dompet
Dhuafa Republika Bogor.
2. Lisa Hafiza, 102046125301, Efektifitas PenyaluranDana Zakat BAZDA Kota
Tangerang Terhadap Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Mikro, (Jakarta,
Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2006).
Penelitian yang dilakukan saudari Lisa Hafiza membahas tentang
penyaluran dana zakat dalam pemberdayaan pengusaha kecil dan menengah.
Serta melihat keefektifan atas penyaluran dana zakat BAZDA Kota Tangerang
terhadap pemberdayaan pengusaha kecil dan mikro.
3. Devy Sukmawati, 204046102902, Efektifitas Penyaluran Dana lazis
muhammadiyah bagi Siswa Berprestasi Di SMK Muhammadiyyah 01 Ciputat,
(Jakarta, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008)
Penelitian yang dilakukan Saudari Devy Sukmawati membahas tentang
keefektifan dari penyaluran dana zakat Lazis Muhammdiyah bagi siswa
berprestasi di SMK Muhammadiyah terhadap prestasi belajar siswa.
Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Berdasarkan data-data yang sudah penulis kumpulkan
dari berbagai sumber kepustakaan, penulis menyimpulkan bahwa apa yang
menjadi masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting. Penulis akan
12
membahas tentang "pendistribusian dana bantuan BAZIS dan hubungannya
dengan peningkatan prestasi belajar siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara)".
Dalam hal ini penulis akan meneliti prosedur pendistribusian dana BAZIS
yang telah dihimpun dari masyarakat kepada para siswa/I dan penulis akan
meneliti dana BAZIS yang telah distribusikan kepada para siswa yang kurang
mampu namun berprestasi yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar
siswa atau malah sebaliknya.
E. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih sistematis, maka tata uraian
terbagi menjadi lima bab dengan susunan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan landasan pada bab-bab berikutnya. Oleh karena itu, bab
ini didalamnya akan membahas tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review
studi terdahulu, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang pengertian dan konsep pendistribusian, dasar
hukum zakat, infak, dan shadaqah (ZIS), mengambarkan pula secara
deskripsi kerangka teori mengenai landasan teori penyaluran ZIS pada
badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS), pengelolaan ZIS DKI dan
hakekat prestasi belajar.
13
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis penelitian, pendekatan penelitian, jenis data dan sumber data,
populasi dan sempel, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen
penelitian dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Merupakan bab yang membahas mengenai latar belakang berdirinya
BAZIS, visi misi, pemberdayaan ZIS bagi pendidikan. Mekanisme
penyaluran dana BAZIS, pemberdayaan program pengembangan
pendiddikan di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, Uji instrumen
penelitian dan analisis.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Distribusi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), distribusi adalah
penyaluran (pembagian atau pengiriman) dari yang kelebihan kepada yang
kekurangan ke beberapa orang atau kebeberapa tempat7. Jadi distribusi zakat
adalah penyaluran atau pembagian harta yang kelebihan kepada orang-orang
yang kekurangan harta yaitu mustahik.
Zakat sebagai pendistribusian, sepertinya sangat ideal untuk dijadikan satu
model alternatif dalam upaya pengentasan orang-orang yang termasuk
kekelompok ekonomi lemah. Dengan demikian, bahwa zakat dapat melindungi
umat dari kemiskinan dan dari segala bentuk bahaya yang ditimbulkannya, serta
menghindarkan umat atau negara dari ideologi-ideologi luar yang menunggangi
kemiskinan sebagai kudanya.
B. Dasar Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS)
1. Hakikat Zakat
Zakat berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “zaka” yang artinya
berkah, tumbuh, berkembang, kebajikan dan membersihkan.8 Kata zakat ini
7Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia
”Disrtibusi” (Jakarta: Balai Pustaka,1999). h. 209 8 Samit Athif Zyn, Mujma’ul Bayanil Hadits Tafsir Mufradat al-Fadzil Qur’anil Karim (Beirut:
Syirkah Alamiyah) kitab 5 .m.l 1994, cet III h 391.
15
dalam berbagai bentuk derivasinya disebutkan dalam al-Qur'an sebanyak 60
kali, yang tersebar dalam surat-surat makiah dan madaniah.9
a. Menurut syara’ , zakat dapat berarti:
1) Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada
orang-orang yang berhak.10
2) Mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri juga disebut zakat.
3) Mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai
sedekah wajib kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syariat-syariat
yang telah ditentukan oleh hukum Islam.11
4) Merupakan salah satu rukun Islam: yaitu kewajiban yang dibebankan atas
kekayaan tiap pribadi yang dibebankan atas harta kekayaan tiap pribadi
muslim wanita atau pria, bahkan anak-anak yang belum aqil baligh.12
Semua pengertian tersebut tidak salah, sekalipun berbeda-beda
perumusannya. Hanya saja masing-masing rumusan masih kurang lengkap unsur-
unsur pengertiannya.
Menurut Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK
No.109) tentang Akuntansi Zakat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh
9 Syarifuddin Abdullah, Zakat Profesi, (Jakarta: Moyo Segoro Agung 2003) h. 19.
10 Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan & Nailul
(Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003), h 19 11
Moh. Rifa‟i, ”Fiqih Islam Lengkap”, (Semarang: CV Toha Putra, 1978), h.346. 12
Pemda DKI, ”Pedoman Pengelolaan ZIS”, (Jakarta,1992),cet 1.hal 2
16
muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya (Mustahik). Infak atau sedekah adalah harta yang diberikan secara
sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun
tidak dibatasi.
Para pemikir ekonomi Islam mendefinisikan zakat sebagai harta yang telah
ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwenang kepada masyarakat umum atau
individual yang bersifat mengikat, final, tanpa mendapat imbalan tertentu yang
dilakukan pemerintah sesuai dengan kemampuan pemilik harta. Zakat itu
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan delapan golongan yang telah ditentukan
oleh al-Quran, serta untuk memenuhi tuntutan politik bagi keuangan Islam.13
Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat,
zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang
dimiliki oleh muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya.
M. Fuadz Baqi, menunjukkan bahwa hukum dasar zakat sangat kuat di
dalam al- Qur‟an, di antaranya:
13
Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan & Nailul
(Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003), h. 3
17
Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan
zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui”.(al-Taubah: 11)
Adapun dasar hukum berdasarkan sunnah yaitu:
“Dari Ibnu Abbas r.a”ia berkata: aku diberitahu oleh Abu Sufyan r.a, lalu ia
menyebutkan hadits Nabi saw, ia mengatakan: “Nabi saw menyuruh kita supaya
mendirikan shalat, menunaikan zakat, silaturahmi (menghubungi keluarga) dan ifaf
(yakni menahan diri dari perbuatan buruk)”. (Bukhari II,1993: 320)
Berdasarkan unsur-unsur pengertian tersebut, maka definisi zakat secara
lengkap adalah sebagai berikut: zakat adalah rukun Islam ketiga yang berupa
sejumlah harta tertentu yang terselip dalam kekayaan yang dimiliki secara riil oleh
setiap pribadi muslim yang diwajibkan oleh Allah untuk disedekahkan kepada
orang-orang yang berhak atas itu setelah mencapai nisab dan haul, guna
membersihkan harta kekayaan dan menyucikan jiwa pemiliknya.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sabab itu hukum zakat adalah wajib
(fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat
termasuk dalam kategori ibadah (seperti salat, haji dan puasa) yang telah diatur
secara rinci dan paten berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah, sekaligus merupakan
amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai
dengan perkembangan umat manusia.
18
2. Hakikat Infak
Di dalam al-Qur‟an banyak pula menyinggung masalah infak. Infak adalah
pengeluaran suka rela yang dilakukan seseorang setiap kali ia memperoleh rezeki,
sebanyak yang dikehendaki sendiri. Infak berarti pula sebagai belanja untuk
menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarga atau sering kita dengar dengan
istilah nafkah khusus di Indonesia, kata infak lebih cenderung diartikan sebagai
sifat kedermawanan. Dimana kata infak tersebut kadang digunakan untuk
menunjukan pengertian pemberian wajib (zakat) digunakan untuk menunjukkan
pengertian pemberian biasa atau infak.
Dasar hukum yang berkaitan dengan infak yaitu tercantum dalam surat
al-Baqarah ayat 267, yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-
buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Dari ayat diatas terdapat kata “anfiqu” yang merupakan kata dalam bentuk
perintah. Ini berarti bahwa kata infak dalam al-Quran kadang digunakan untuk
menunjukkan pengertian pemberian wajib (zakat harta). Kadang pula digunakan
19
untuk menunjukkan pengertian pemberian biasa (infak anjuran / sunnah). Yang
membedakan dengan zakat ialah bahwa zakat itu ditetapkan nisbahnya sedangkan
infak tidak ada penetapan berapa besarnya yang harus dikeluarkan, tetapi
diserahkan langsung kepada orang yang bersangkutan.
Infak dikeluarkan oleh orang yang beriman baik itu orang yang
berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit.
Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah infak itu berarti memberikan sebagian
dari harta baik itu untuk keluarganya maupun untuk orang lain.
3. Hakikat Sedekah
Sedangkan shodaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. terutama kepada orang miskin, setiap
kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya.
Antara kata sedekah dengan kata zakat dalam al-Qur‟an sering digunakan silih
berganti.“Pungutlah zakat (sedekah) dari harta kekayaan mereka (dengan itu)
engkau membersihkan dan menyucikan mereka”.14
Shadaqoh disinggung pula oleh al-Qur‟an dalam berbagai bentuk seperti di
ungkapkan dalam surat al-Taubah ayat 103 yang berbunyi sebagai berikut:
14
al-Qur'an, 9:103
20
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Kata Infak dan shodaqoh sering kali disamakan, padahal Untuk
mengeluarkan infak adalah pada waktu menerima rezeki (karunia) dari Allah tanpa
ditentukan kadar jumlah yang dikeluarkan. Sedangkan pada sedekah lebih luas dan
lebih umum lagi. Tidak ditentukan jenis, jumlah, waktu dan peruntukannya.
Mengenai jenisnya, sedekah dapat berupa:
Pemberian benda atau uang.
Bantuan tenaga atau jasa
Menahan diri untuk tidak berbuat kejahatan.
Mengucapkan takbir, tahmid, tahlil, istigfar,dsb
Rasulullah saw. mewajibkan setiap pribadi muslim untuk bersedekah setiap
hari. Seperti hadis Nabi yang mengatakan “adalah satu kewajiban atas tiap
pribadi muslim bersedekah setiap hari matahari terbit”.15
Dari seluruh uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sedekah adalah
keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan setiap muslim untuk menciptakan
kesejahteraan sesama umat manusia, termasuk untuk kelestarian lingkungan hidup
dan alam semesta ciptaan ilahi guna memperoleh hidayah dan ridha Allah swt”.
15
Pemda.DKI,”Pedoman Pengelolaan ZIS”(Jakarta:1992). Cet 1 hal 5.
21
Sedekah berarti termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum
dimana kata zakat digunakan dalam al-Quran dan Sunnah. zakat telah disebutkan
pula dengan sedekah karena zakat merupakan jenis derma yang diwajibkan. Hanya
saja dapat kita bedakan bahwa zakat adalah pemberian wajib. Sedangkan sedekah
adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pungutan
wajib, sedangkan sedekah lainya dibayar secara sukarela .16
jumlah nisab zakat
ditetapkan sedangkan sedekah yang lain sepenuhnya tergantung pada keinginan
orang yang menyumbangnya.
C. Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah (BAZIS)
Dalam menghimpun dana untuk kesejahteraan masyarakat, BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Utara tidak hanya menerima dan menyalurkan hasil
pengumpulan ZIS dari umat Islam (muslim), tetapi juga amal sosial yang diberikan
oleh umat non muslim. Dengan menyadari bahwa warga Ibukota itu bersifat
majemuk (aneka ragam, termasuk aneka ragam yang dipeluknya) maka dengan
tetap berpegang teguh pada akidah dan syarak agama Islam maka penyaluran hasil
pengumpuln ZIS dan amal sosial disampaikan kepada yang berhak secara
proposional sesuai dengan fungsi dan tujuannya.
Di dalam al-Quran telah ditetapkan delapan kelompok (ashnaf) penerima
zakat, yaitu : fakir, miskin, amil (pengelola dana zakat), muallaf (orang yang baru
16
Afsalur Rahman. ”Doktrin Ekonomi Islam”(Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 2002). jilid
3 h. 241.
22
masuk Islam), riqab (orang yang membebaskan budak), gharimin ( orang yang
berhutang untuk kemaslahatan dirinya atau masyarakat), sabilillah (orang yang
berusaha menegakkan kepentingan agama atau ummat), dan ibn sabil (orang yang
kehabisan bekal diperjalanan).
al-miskin al-mahrum yakni orang yang tidak mampu akan tetapi menjaga
kehormatan diri, tidak mau minta-minta. Sedangkan orang yang meminta-minta
tetap disebut dengan fakir dan termasuk dalam pengertian ini adalah orang
gelandangan. Nama fakir mencakup sa’il dan mahrum sa’il yaitu orang fakir yang
meminta-minta dan sekarang disebut dengan gelandangan, pengemis sedangkan
mahrum adalah orang fakir yang tidak mahu meminta-minta, menjaga kehormatan
diri dan disebut dengan miskin.
Barangkali orang miskin mampu menjaga kehormatan dirinya, tidak mau
meminta-minta itu karena mempunyai harga diri yang kuat atau karena memang
kefakirannya tidak separah orang fakir dari kemungkinan yang kedua inilah
al-Syafi„i dan mayoritas pengikutnya berpendapat bahwa fakir lebih jelek
keadaannya dari pada miskin.
Sedangkan menurut mazhab Abu Hanifah dan Malik, miskin lebih jelek
keadaanya dari pada fakir miskin. Jadi disini ada perbedaan pendapat yang
bertolak belakang antara golongan Syafi‟iyyah dan golongan Hanafiyyah. Sayyid
Sabiq berusaha ingin mengkompromikan. Ia menjadikan satu kategori fakir dan
23
miskin, yaitu orang-orang yang tidak memperoleh kecukupan hidup, lawan kata
orang-orang kaya, yaitu mereka yan mendapatkan kecukupan kebutuhan hidupnya.
BAZIS Kota Administrasi Jakarta mengikuti cara Sayyid Sabiq, yaitu
keduanya adalah sama-sama mustahik yang memiliki harta tetapi tidak dapat
memenuhi keperluan hidupnya. Jadi mereka itu adalah mustahik yang mempunyai
satu atau dua ciri: (a) kelemahan dalam bidang harta, (b) kelemahan dalam bidang
fisik.
Bahkan al-Qaradawi menganggap perbedaan pendapat tentang hakikat fakir
dan miskin itu tidak menghasilkan buah manfaat yang dapat dipetik dalam bab ini.
Akan tetapi bagaimana juga mencari perbedaan antara dua hakikat itu besar juga
manfaatnya, yaitu dalam pembagian zakat, apabila hasil pungutan zakat itu sangat
terbatas, meski tentang perbedaan namanya itu tidak demikian penting. Dalam
keadaan hasil koleksi zakat sangat terbatas, menurut Malik, harus diprioritaskan
golongan yang paling membutuhkan, yaitu fakir menurut pengertian golongan al-
Syafi‟iyyah atau miskin menurut pengertian Abu Hanifah dan Malik.
Dana ZIS yang ada di BAZIS Kota Administrasi Jakarta hanya disalurkan
kepada enam kelompok saja, yaitu selain riqab dan amil, dengan alasan bahwa
budak tidak ada di indonesia dan hak amil sudah ditanggung oleh anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI membaginya menjadi tiga kelompok:
fakir miskin, sabilillah dan muallaf, gharim, ibn sabil. Hanya saja, pengertian
kelompok fakir miskin tidak lagi diartikan sebatas mereka yang tidak punya
24
pekerjaan, atau punya pekerjaan tetapi tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk
pengembangan pendidikan anak tingkat SD/MI s.d perguruan tinggi.
Argumentasinya adalah bahwa pendidikan penting untuk mengangkat taraf
kehidupan ekonomi masyarakat miskin, demikian menurut mantan kepala BAZIS
DKI Jakarta, Abdul Shomad Muin (Republika, 8 Desember. 2000).17
Untuk mendapatkan bantuan dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta,
mustahik harus mengisi formulir sesuai kategorinya masing- masing formulir
sesuai kategorinya masing-masing (BAZIS,1996). Penggunaan formulir santunan
anak asuh dan sumbangna wajib belajar modal A adalah sebagai berikut:
Model A1 digunakan untuk isian permohonan calon penerima santunan anak
asuh murid SD.
Model A2 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangna wajib
belajar murid SMP.
Model A3 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbanga anak
asuh murid madrasah ibtidaiyah.
Model A4 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangann
wajib belajar murid madrasah tsanawiyah.
Model A5 digunakan untuk islam permohonan calon penerima beasiswa
pascasarjana.
17
Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta:CED,Center for entrepreneurship development
2005)cet 1 hal 103
25
Penggunaan formulir bantuan Sabilillah Model S adalah sebagai berikut:
1) Model S1 digunakan untuk isian permohonan bantuan fisik keagamaan.
2) Model S2 digunakan untuk isian permohonan bantuan kegiatan keagamaan.
3) Model S3 digunakan untuk isian bantuan/ santunan guru ngaji yang tidak
mempunyai penghasilan tetap dan merbot masjid.18
Dalam penyaluran dan pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS, BAZIS
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:19
a. Pada akhir tahun anggaran mengeluarkan pemberitahuan atau pengumuman
kepada khalayak ramai, agar para mustahik mengusulkan permintaan bantuan
(santunan) kepada BAZIS DKI melalui jalur masing- masing, seperti:
1) Petugas operasioal zis kelurahan, untuk musrahik kelurahan.
2) Petugas operasional ZIS kecamatan, untuk mustahik kecamatan.
3) Pelaksana BAZIS kotamadya, untuk mustahik kotamadya.
b. Menerima usulan- usulan dari petugas operasional ZIS wilayah dan unit/satua
kerja.
c. Merumuskan kebijakan gubernur kepada daerah dalam pendayagunaan ZIS,
sesuai dengan aspirasi/ usulan dari musrtahik.
d. Menetapkan rincian penyaluran dan pendayagunaan ZIS sesuai dengan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh gubernur kepala daerah.
18
Ibid hal 105.
19
Bazis DKI Jakarta Pengelolaan Zakat, Infak/Sedekah h. 34
26
e. Menyalurkan/mendayagunakan dana ZIS kepada mustahik.
f. Memonitor dan membina pemanfaatan ZIS yang diterima mustahik.
g. Mengevaluasi pendayagunaan ZIS, untuk mengetahui apakah penyaluran telah
mencapai sasaran secara optimal, yaitu meningkatkan kesejahterahan umat
khususnya para dhuafa.
h. Meningkatkan tertib Administrasiinistrasi.
D. Pengelolaan Dana ZIS DKI
1. Pengalokasian dana ZIS
Aparat BAZIS di DKI Jakarta telah diberikan pedoman kerja dalam
mengelola ZIS, tetapi masih dalam ketentuan-ketentuan yang masih terpisah-
pisah. Pedoman-pedoman kerja ini ada yang dituangkan (dimuat) dalam
Keputusan, Instruksi, Surat Seruan, Surat Edaran dan ada pula yang dituangkan
dalam surat pemberitahuan. Kebijaksanaan umum pendayagunaan ZIS dan
amal sosial ditetapkan dengan keputusan gubernur kepala daerah, sedangkan
rincian dan pelaksanaannya ditetapkan dengan keputusan dan ketua BAZIS
DKI Jakarta.20
Dari pejabat atau instansi yang mengeluarkan, ada yang dikeluarkan oleh
Gubernur -Kepala Daerah, Wakil Gubernur atau pejabat lain atas nama
Gubernur Kepala Daerah, ada yang dikeluarkan oleh Kanwil Agama dan ada
20
Cholid Fadlullah. ”Mengenal Hukum ZIS (Zakat Dan Infak/Sedekah) Pengamalannya di DKI
Jakarta”Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta.
27
pula yang dikeluarkan oleh Ketua BAZIS DKI Jakarta. Dikeluarkannya
petunjuk kerja ini biasanya didasarkan pada kebutuhan nyata dalam mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi dalam mengelola ZIS Atau sebagai
pelaksanaan terhadap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh atasan dalam
mengurus masalah ZIS21
.
Karena pedoman-pedoman kerja yang ditetapkan tadi dalam keadaan
terpisah-pisah maka tidak mustahil apabila tidak setiap pejabat atau petugas
pelaksana memahaminya secara utuh dan menyeluruh. Dari segi ilmu
manajemen dinyatakan bahwa dalam mengemban misi dan tujuan organisasi,
baik lembaga instansi maupun organisasi formal, setiap tahunnya harus
mempunyai sasaran atau target yang hendak dicapai. Sasaran atau target ini
ditetapkan oleh pejabat atau pimpinan berkewenangan. Atas dasar target atau
sasaran ini, lembaga yang bersangkutan menyusun rencana dan program kerja
serta cara melaksanakan rencana dan program kerja tersebut.
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan program kerja dalam kegiatan
nyata sehari-hari. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan menjaga agar
tidak terjadi penyimpangan perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan.
Kemudian diadakan evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan program kerja.
Hasil evaluasi ini dijadikan bahan masukan dalam merumuskan dan
21
BAZIS provinsi DKI Jakarta”Bagaimana cara mengelola ZIS di DKI jakarta” artikel diakses
pada 9 Januari 2011dari http://bazisdki.go.id/panduan/zakat/145-bagaimana-cara-mengelola-zis-di-dki-
jakarta
28
menentukan rencana dan program kerja pada tahun berikutnya. Dalam
mengelola ZIS di DKI Jakarta, urutan kegiatannya adalah sebagai berikut.22
a. Setiap awal tahun Gubernur menetapkan target pengumpulan ZIS dan
strategi prioritas pendayagunaannya.
b. Berdasarkan target dan strategi tersebut, BAZIS DKI Jakarta menyusun
rencana dan program kerja, termasuk cara-cara yang harus ditempuh dalam
pelaksanaannya.Rencana dan program kerja ini disampaikan kepada Badan
Pembina untuk memperoleh persetujuan (restu).
c. Setelah memperoleh restu Badan Pembina, Ketua BAZIS DKI Jakarta
menyampaikan dan menjelaskan rencana dan program kerja tadi kepada
seluruh aparat jajaran BAZIS, untuk pelaksanaan lebih lanjut.
d. Unit-unit operasional (BAZIS tingkat Pemerintah Kotamadya, Kecamatan
dan Kelurahan serta BAZIS-BAZIS Unit/Satuan Kerja) melaksanakan
rencana dan program kerja yang telah ditetapkan. Dengan diberikan
kebebasan bertindak dalam pengembangan teknis operasional pengumpulan
ZIS sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan hukum dan
kebijaksanaan atasan. Hasil pengumpulan Z1S tersebut disetorkan dan
dilaporkan secara berkala kepada BAZIS DKI Jakarta.
e. BAZIS DKI Jakarta menerima, memonitor dan memberikan bimbingan yang
diperlukan. Kemudian menyimpan hasil pengumpulan ZIS di Bank yang
22
Bazis DKI Jakarta, Pengelolaan Zakat dan Infak/Sedekah di DKI Jakarta, April 1999 h 30-31.
29
ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah dan melaporkan penyimpanan
tersebut kepada Gubernur Kepala Daerah melalui Badan Pembina.
f. Dalam rangka penyaluran dan pendayagunaan dana ZIS yang terkumpul,
BAZIS DKI Jakarta menampung dan menyeleksi semua usulan
pendayagunaan ZIS yang berasal dari para mustahik yang dikoordinasikan
oleh Pemerintah Kotamadya, Kecamatan, Kelurahan serta Unit/Satuan
Kerja.
g. Merumuskan strategi kebijaksanaan penyaluran dan pendayagunaan ZIS
untuk tahun yang bersangkutan, untuk diusulkan kepada Gubernur Kepala
Daerah guna memperoleh penetapan lebih lanjut.
h. Berdasarkan ketetapan kebijaksanaan Gubernur tersebut, Ketua BAZIS DKI
Jakarta menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan tentang alokasi dan rincian
pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS serta menyalurkan secara bertahap
kepada yang berhak menerimanya.
i. BAZIS DKI Jakarta menyalurkan kepada mustahik dan membina usaha
produktif para mustahik. Dalam pembinaan ini BAZIS DKI Jakarta
melakukan kerja sama dengan semua instansi/lembaga sosial
kemasyarakatan yang terkait.
j. Mengadakan evaluasi terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan pada
tahun itu dan merumuskan program dan rencana kerja untuk tahun
30
berikutnya berdasarkan kebijaksanaan (target dan strategi) pendayagunaan
yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.
2. Kriteria ZIS yang Bersifat Konsumtif dan Produktif
Salah satu fungsi zakat adalah fungsi sosial sebagai sarana saling
berhubungan sesama manusia terutama antara orang kaya dan orang miskin,
karena dana zakat dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk mengatasi
kemiskinan yang merupakan masalah sosial yang selalu ada dalam kehidupan
masyarakat.
Dari delapan Asnaf, ada yang mempunyai hak menerima bantuan, ada
juga yang menerima hak santunan dan ada pula yang menerima hak imbalan. Di
samping itu ada pula asnaf yang di samping menerima hak santunan dan
sekaligus dapat menerima hak bantuan, yaitu fakir-miskin. Dalam hal ini
BAZIS memberikan dana untuk keperluan konsumtif, seperti untuk membeli
makanan dan pakaian dia menerima hak santunan. Tetapi bagi fakir-miskin
yang ingin berusaha untuk berusaha mandiri, dan karena itu kepadanya
diberikan modal usaha, berarti dia menerima bantuan.
Khusus bagi amilin, mereka adalah menerima hak imbalan. Karena
mereka bekerja yaitu memungut atau mengumpulkan ZIS maka wajarlah
apabila kepada mereka diberikan imbalan (balas jasa, kontra prestasi). Banyak
mustahik yang belum atau kurang memahami cara untuk memperoleh bantuan
atau santunan dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.
31
Agar dana zakat yang disalurkan itu dapat berdayaguna dan berhasil
guna, maka pemanfaatannya harus selektif untuk kebutuhan konsumtif atau
produktif. Masing- masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif kemudian
dibagi dua, yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif keatif, sedangkan yang
berbentuk produktif dibagi menjadi produktif konvensional dan produktif
kreatif.
Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan
sebagai berikut:23
Konsumtif tradisional, zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh
mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan zakat dibagikan kepada
mustahik dengan secara langsung untuh kebutuhan konsumsi sehari-hari,
seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang kepada faqir miskin
setiap idul fitri atau pembagian zakat mal secara langsung oleh para muzakki
kepada mustahiq yang sangat membutuhkan karena ketiadaan pangan atau
karena mengalami musibah. Pola ini merupakan program jangka pendek
dalam mengatasi permasalahan umat.
Konsumtif kreatif adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang
konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi
permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara
lain berupa alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana
23
Lili Bariadi dkk, Zakat & Wirausaha, cet. 1 Jakarta, hal 34-35.
32
ibadah seperti sarung dan mukena, bantuan alat petani, seperti cangkul untuk
petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil dan sebagainya.
Produktif tradisional yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang
produksi, dimana dengan menggunakan barang-barang tersebut, para
mustahiq dapat menciptakan suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak
kambing, sapi perahan atau untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin
jahit dan sebagainya.
Produktif kreatif yaitu pendayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk
modal, baik untuk membangun suatu proyek sosial seperti membangun
sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun menambah modal
pedagang untuk berwirausaha sebagai modal usaha untuk membantu atau
bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.24
Yang dimaksud dengan bantuan adalah dana yang diberikan oleh BAZIS
yang dipergunakan untuk kepentingan usaha produktif, antara lain:25
a. Dana untuk membangun tempat ibadah, sarana dan prasarana pendidikan
Islam.
b. Dana untuk membantu pelajar/mahasiswa yang berupa beasiswa.
24
Departemen agama, manajemen pengelola zakat, direktorat pengembangan zakat dan wakaf,
jakarta, 2005, hlm 35-36 25
BAZIS Provinsi DKI Jakarta”petunjuk Praktis Bagi Mustahik“diakses pada 9 januari 2011 dari
http://www.bazisdki.go.id/panduan/zakat/157-petunjuk-praktis-bagi-mustahik
33
c. Dana untuk modal usaha, seperti untuk membuka warung nasi, jualan
makanan, jualan bakso dan lain-lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan santunan adalah pemberian sejumlah
uang dari BAZIS kepada mustahik yang sedang dilanda kesulitan terutama
masyarakat yang kurang mampu, yang bersifat konsumtif.
E. Hakekat Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi
didefinisikan dengan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan. Diciptakan
baik secara individu maupun kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan.26
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan bekerja.27
Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat tundamental dalam setiap penyelenggara jenis jenjang pendidikan. ini
menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu tidak
terlalu tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami siswa, akan tetapi
keadaan psikologis siswa juga yang paling mendukung dalam dunia pelajar. Tidak
26
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: balai pustaka,1988). Cet ke I h. 786
27
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta,balai pustaka 1988)h.700.
34
konsentrasi akan penjelasan guru dan tidak fokus dalam belajar ini pun menjadi
pemicu dari peningkatan belajar siswa.
Dalam perspektif Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang
beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat
kehidupan mereka. Hai ini dinyatakan dalam al-quran surat al-mujaadilah ayat 11:
"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Belajar juga merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan
dan sikap. Belajar dimulai dari kecil sampai akhir hayat seseorang: Rasulullah saw
mengatakan dalam salah satu haditsnya bahwa manusia harus belajar sejak dari
ayunan hingga liang lahat.28
Memperhatikan uraian di atas, dapat diketahui betapa urgennya arti belajar
bagi kehidupan kita. Karena Allah swt dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk
belajar agar kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat mengantarkan
28
Martinis Yamin, Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi ,(Jakarta: Gaung Persada Press,
2004). h. 97.
35
kita kearah kehidupan yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan derajat
kehidupan kita.
Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar menurut Kamus Bahasa
Indonesia Komtemporer adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazim ditunjukkan dengan niai tes atau angka
nilai yang diberikan oleh guru.29
Abdul Ghafur berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang
dinyatakan dalam bentuk skor.30
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama
berlangsungnya proses belajar dalam rangka waktu tertentu. Prestasi belajar dalam
bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi
sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikannya.
Adapun prestasi yang ingin diketahui oleh penulis yakni adanya pengakuan
peningkatan motivasi belajar, keingin tahuan lebih banyak akan ilmu yang
ditimbulkan setelah mendapatkan biaya bantuan pendidikan kepada siswa. Dengan
adanya bantuan biaya pendidikan dapat membantu biaya sekolah dan Prestasi
belajar siswa bertambah, keingin tahuan akan ilmupun terpenuhi dengan membeli
buku-buku pengetahuan karena prestasi belajar merupakan suatu gambarkan
tingkat keberhasilan dari proses belajar dalam kurun waktu tertentu.
29
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta: Modern
English ,1991)h. 1190. 30
Abdul Ghafur, Desain Instruksional (Jakarta: BPT IKIP.1983) cet ke-2 h 91
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Robert Bogdan dan Steven J.Taylor, yang di maksud dengan
metodologi penelitian ilmiah adalah: “The process, principles and procedures by
which approach problemsand seek answers.in the social sciences the tern applies to
how one conducts research”.31
Metodologi pada hakekatnya berusaha untuk
memberikan pedoman tentang cara-cara seseorang ilmuwan untuk mempelajari,
menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya. Sedangkan
yang dimaksud dengan penelitian ialah usaha untuk menghimpun serta menemukan
hubungan-hubungan yang ada antara fakta-fakta yang diamati secara seksama.
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah field researh (penelitian lapangan).
Field research adalah pengumpulan data dilakukan secara langsung untuk
memperoleh data yang diperlukan dan melakukan peninjauan langsung ke lokasi,
BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara bertempatan di Ruang Bahari Kantor
Wali kota Jakarta Utara Lt 2 dengan demikian penulis dapat mengamati langsung
kegiatan-kegiatan yang terjadi di sana.
31
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), cet.3, h.46.
37
1. Pendekatan penelitian dan jenis penelitian
Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif dengan memakai statistik,
namun pembahasan lebih mendalam akan dilakukan secara kualitatif. Penelitian
ini bersifat deskriptif analisis,32
yang bertujuan untuk memberikan gambaran
dan informasi yang akurat dari berbagai sumber dan memainkan peran yang
amat penting dalam menciptakan hipotesis .
2. Jenis data dan sumber data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber
data yaitu:
a. Sumber Data Primer
Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-
pihak BAZIS selaku pengelola dana ZIS yang berkopeten dalam
memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan pada skripsi ini.
b. Sumber Data Sekunder
Merupakan sumber data yang diperoleh dari laporan data-data yang
dikeluarkan oleh BAZIS. Juga diperoleh dari literature-literatur kepustakaan
seperti buku-buku serta lainnya yang berkaitan dengan meteri penulis skripsi
ini.
32
S.Nasution, Metode Resseach, (Jakarta: Bumi Aksa, 2002), h 24
38
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang berupa manusia,
hewan, tumbuh- tumbuhan, gejala, nilai dan lainya. Populasi amat beragam
dillihat dari pengertian diatas dan populasi dalam penelitian ini termasuk pada
populasi terbatas.33
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLTA di
wilayah Jakarta Utara yang telah menerima dana ZIS (beasiswa) di BAZIS
Kota Administrasi Jakarta Utara pada priode tahun 2009 sampai 2011, dengan
jumlah siswa 205. Dengan ketentuan siswa yang menerima bantuan biaya
pendidikan BAZIS Administrasi Jakarta Utara pada tahun 2009- 2010 sebanyak
100 siswa dan untuk periode tahun 2010- 2011 sebanyak 105 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara- cara
tertentu yang memiliki karakteristik yang jelas, lengkap dan mewakili
populasi.34
Teknik penarikan sample dengan cara populasi sampling
berdasarkan pendapat Arikunto (1993, hal 107) sebagai berikut: Apabila
subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat
diambil 10%-15% atau 20%-25% atau tergantung dari:
33
Burhan Bungin, Motode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Orenada Media Group, 2005) h. 99
34
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002)h. 58.
39
a. kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana ( biaya).
b. Sempitnya atau luasnya wilayah penelitian dari setiap subjek, karena
hal ini menyangkut sedikit banyaknya data.
c. Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti, untuk penelitian
yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan
lebih baik.
Adapun sampel dalam penelitian ini menggunakan jenis sampel
homogen yaitu siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang mana dalam
pengambilan sampel minimal 10% dari jumlah populasi yang ada. Dalam
penelitian ini, jumlah populasi yang menerima dana bantuan BAZIS sebanyak
205 siswa.
Dari total jumlah 205 siswa tersebut yang tercatat telah menerima dana
bantuan BAZIS selama dua periode tahun 2009 sampai 2011 sebanyak 40
siswa (terlampir). Oleh karenanya, penulis mengambil sampel dalam penelitian
ini sebanyak 40 siswa dan jumlah ini telah memenuhi dari persyaratan dalam
jenis penelitian sampel homogen minimal 10 % dari total populasi. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel acak
sederhana atau simple random sampling.
40
C. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan
data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian lapangan (field research) yakni
penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi, BAZIS wilayah Jakarta
Utara di Ruang Bahari Kantor Wali Kota Jakarta Utara Lt 2 dengan demikian
penulis dapat mengamati langsung kegiatan-kegiatan yang terjadi disana.
Sebagai langkah strategi untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah, maka
program ini diorientasikan dalam bentuk pemberian beasiswa kepada siswa
SLTA yang berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui 4
cara, yaitu:
d. Wawancara
Wawancara atau kuisioner lisan adalah suatu proses tanya jawab lisan,
dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat
melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari
suaranya.35
Adapun wawancara dalam penelitian ini telah dilakukan oleh
penulis dengan Bapak Drs. Muh Alwi. M selaku Kepala Pelaksana BAZIS
Kota Administrasi Jakarta Utara. 36
(Hasil wawancara terlampir).
35
Sukandarumidi, Metodologi Penelitian, h.100 36
Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis
Jakarta Utara, 9 februari
41
e. Quesioner
Kuisioner atau angket dapat dipandang sebagai interview tertulis
dimana sample atau responden dihubungi melalui suatu daftar pertanyaan.37
Tujuan pokok pembuatan quesioner adalah untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan tujuan penelitian, hasil quesioner tersebut akan
berbentuk angka dan tabel.
Dalam penyebaran angket dilakukan dengan cara menyebarkan skala
yang berisi pernyataan, skala adalah ukuran gabungan untuk suatu variabel.
Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert,
dimana pernyataan menyatakan dua kutub sikap, dari yang paling positif
sampai yang paling negatif. Skala ini disusun berdasarkan indikator-
indikator variable yang merupakan ciri- ciri perilaku yang hendak diteliti.
Format respon yang diberikan dengan menggunakan skala model
likert, Biasanya ada lima altenatif jawaban untuk subyek sangat setuju (SS),
setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Namun, kelemahan skala ini adalah sulit untuk menginterpretasikan
jawaban pada kategori ragu-ragu serta menghindari social desirability.
Namun ternyata ada kecendrungan responden untuk mengamankan
jawaban mereka ditempat netral. Sehinga beberapa penelitian sama sekali
menghilangkan angka netral dan mengurangi skala menjadi 4 yaitu sangat
37
Progo Nudjaman, dkk, Metodologi Penelitian Social:Terapan Dan Kebijaksanaan (Jakarta,
BPP Depdagri RI,),2000,h.69
42
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) Sehingga
dalam penelitian ini hanya terdapat 4 katagori jawaban yang dibagi menjadi
dua kategori, yaitu setuju dan tidak setuju.
Tabel 3.1
Skor Item Respon Siswa SLTA Positif dan Negatif
Skala Favorable Unfavorable
Sangat setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak setuju (TS) 2 3
Sangat tidak setuju (STS) 1 4
(Sumber: Metodologi Penelitian Bisnis, Eti Rochaety)
f. Observasi
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut. Observasi dalam penelitian ini yakni Pengamatan langsung
terhadap kegiatan penyaluran dana zakat, infak dan shadaqah yang dilakukan
oleh peneliti di walikota jakarta utara.
43
g. Studi dokumentasi
Dilakukan dengan cara mempelajari laporan tahunan dan dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan aktivitas yang telah dilakukan oleh
BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.
2. Variable yang Digunakan
Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) variable yaitu
variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah pendistribusian dana ZIS dan
variabel Y adalah Prestasi Belajar siswa Post Penerimaan Dana BAZIS.
Gambar: 1 Gambar Hubungan Variabel X dan Y
3. Teknik Uji Instrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan
total 39 item, skala pendistribusian Dana ZIS terdiri dari 19 item dan skala
Peningkatan prestasi siswa SLTA terdiri dari 20 item. Adapun tujuan dari
pelaksana uji instrumen ini dilakukan dengan maksud:
a. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor setiap item dikorelasikan dengan
skor total.
b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur
tingkat reliabilitas skala tersebut.
Y X
Pendistribusian dana ZIS
Prestasi Belajar siswa
Post Penerimaan
Dana BAZIS
44
Validitas adalah ukuran yang benar- benar untuk mengukur apa yang akan
diukur, yaitu ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi
pengukuran.38
Dalam penelitian ini teknik uji validitas menggunakan “product
moment” dengan menghitung dengan menghitung korelasi antar masing- masing
pernyataan dengan skot total, yang rumusnya seperti berikut:
rxy
NN
N
yxxy
yyxx2222
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi variabel x dengan variabel y.
xy = jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y.
x = jumlah nilai setiap item.
y = jumlah nilai konstan.
N = jumlah subyek penelitian.
Setelah uji validitas, diberlakukan uji realibilitas yaitu indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan, alpha cronbach dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen
pertanyaan yang jawabannya berskala, reabilitas alpha crombach juga
dipergunakan untuk menguji reliabilitas pertanyaan- pertanyaan esai.39
Dalam
38
Eti Rochaeti, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi Spss (jakarta: mitra wacana
media, 2009) h. 57 39
Burhan Nurgiantoro dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial (Yogyakarta,
Gadjah Mada University Press, 2002, Cet: 2) H 329.
45
penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula
Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS dengan rumus :
r =
xS
jS
k
k2
2
11
Keterangan :
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item
Sj = varians responden untuk item I
Sx = jumlah varians skor total
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data menggunakan analisis bersifat deskriptif- analitis adalah
teknik yang memberikan gambaran atau lukisan secara sistematis fuktual dan
akurat mengenai fakta- fakta yang terkait dengan pembahasan. Dan teknik ini
bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel yang
timbul di masyarakat.
Analisis data akan dilakukan dengan bantuan SPSS dengan pengolahan data
statistik deskriptif, yaitu frequencies ini hanya untuk mengetahui besarnya
presante jawaban responden dalam peningkatan prestasi siswa SLTA yang
mendapat dana bantuan pendidikan (beasiswa) di BAZIS Kota Administrasi
Jakarta Utara.
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BAZIS DKI
1. Latar belakang Bazis DKI Jakarta
Dalam konsep ekonomi Islam, al-Qur'an melarang manusia untuk
mengeksploitasi harta secara berlebihan. Islam mengajarkan agar manusia
memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki seperlunya. Karenanya, islam
mengingatkan kepada orang-orang yang mempunyai harta tentang perlunya
tanggung jawab sosial. Bagaimana menciptakan strata ekonomi yang lebih adil
antara golongan ekonomi lemah dengan golongan ekonomi yang lebih kuat.
Zakat dapat menjadi altenatif pemerataan ekonomi bila dikelola dengan
baik. Ia merupakan potensi besar yang belum digali secara maksimal. Bisa
dibayangkan, jika kesadaran membayar zakat sudah menyeluruh pada kalangan
umat islam, maka akan sangat banyak dana terkumpul yang bisa dilakukan
untuk membangun berbagai sarana yang berkaitan dengan peningkatan
ekonomi umat.
Lemahnya kesadaran masyarakat untuk membayar zakat juga disebabkan
oleh beberapa hal diantaranya adalah masalah kepercayaan terhadap proses
pengelolaan zakat. Disinilah, perlunya lembaga pengelola zakat didirikan.
Adalah bagaimana zakat yang terkumpul dari masyarakat itu bisa dimanfaatkan
47
dengan sebaik-baiknya. Dan lembaga ini pula yang bertanggung jawab terhadap
proses pengumpulan dan pengambilan zakat dari masyarakat.40
Badan amil zakat, infak dan sedekah (BAZIS) adalah sebuah lembaga
yang bertujuan untuk mengumpulkan zakat, infak dan sedekah, dari masyarakat
(umat Islam) serta kemudian menyalurkannya kepada yang berhak.
Pengeluaran zakat, infak dan sedekah (ZIS) itu sendiri merupakan salah satu
perintah dalam ajaran Islam bagi orang-orang yang mampu. Dalam hal ini
BAZIS merupakan badan pengelola dan koordinator pengeluaran dan
pembagian ZIS dari yang berkewajiban kepada yang berhak.
Sejak berdiri dari tahun 1968 hingga tahun 1973, badan amil zakat (BAZ)
DKI Jakarta telah berjalan dengna cukup baik. Hanya saja pada aspek
penghimpunan zakat yang terhimpun masih jauh dari potensi ZIS yang dapat
digali dari masyarakat. Hal ini disebabkan lembaga ini membatasi diri pada
penghimpunan dana zakat saja.
Pembentukan BAZIS dilandasi oleh Instruksi Menteri Agama No. 16/Th.
1989 serta Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No.
29/Th. 1991. BAZIS merupakan badan otonom yang berada di tiap propinsi,
tanpa ada koordinasi pada tingkat nasional. Kepengurusan BAZIS berbeda-
beda dari satu propinsi ke propinsi yang lain. Ada yang menjadi bagian dari
40
Bazis DKI Jakarta Pengelolaan Zakat dan Infak/ Sedekah di DKI Jakarta. Jakarta :1999,
hal 5.
48
struktur pemerintah daerah setempat, ada pula yang dikelola sendiri oleh
masyarakat.
Untuk memperluas sasaran operasional dan karena semakin kompleknya
permasalahan zakat di provinsi DKI Jakarta maka Gubernur Provinsi DKI
Jakarta pada 1973 melalui keputusan No.D.III/B/14/6/73 tertanggal 22
Desember 1973, menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan
infak/shadaqah yang selanjutnya disingkat menjadi BAZIS.41
BAZIS DKI Jakarta merupakan bagian dari birokrasi Pemerintah Daerah
DKI Jakarta, dalam arti bahwa pengurus badan tersebut merupakan pegawai
pemerintah daerah. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.
280/Th. 1991, pengurus atau badan pelaksana ini berwenang untuk mengambil
kebijakan teknis dalam hal pengumpulan dan pembagian ZIS. Kontrol terhadap
kinerja BAZIS dilakukan oleh Dinas Inspektorat Daerah DKI Jakarta, untuk
audit internal. Sedang untuk audit eksternal dilakukan oleh Akuntan Publik.42
2. Visi, Misi, Tujuan Pengelolaan Dana BAZIS
Visi BAZIS provinsi DKI jakarta adalah untuk ”Menjadi Badan
Pengelola ZIS yang Unggulan dan Terpercaya, Misinya adalah Mewujudkan
Optimalisasi Pengelolaan ZIS yang Amanah Profesional, Transparan,
41
BAZIS Provinsi DKI jakarta Manajemen ZIS bazis provinsi DKI Jakarta cet pertama: juni
2006 h,13. 42
Bazis DKI Jakarta, diakses pada 9 Januari 20 dari http: //www .lp3es.or.id/ direktori /fund/
bazis.htm
49
Akuntabel dan Mandiri dijakarta menuju masyarakat yang sejah
terah,berbudaya dan bertakwa”.43
Didirikannya Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah di provinsi DKI
Jakarta memiliki tujuan sebagai berikut:44
a. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq
dan sedekah sesuai dengan tuntunan agama.
b. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahterahaan masyarakat dan keadilan sosial.
c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat,infaq dan sedekah.
3. Pemberdayaan Dana ZIS Bagi Pendidikan
Berdasarkan system ekonomi islam, zakat merupakan upaya menciptakan
distribusi pendapatan menjadi lebih merata. Selain untuk tujuan distribusi,
berdasarkan analisis fiskal, zakat merupakan sumber pendapatan dan
pembiayaan kegiatan ekonomi. Zakat merupakan salah satu instrument
pemerataan pendapatan. Zakat yang dikelola dengan baik, mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan (Ahmad Muflih Saefudin,
1986:33).
Dana zakat dapat pula difungsikan dalam pemberdayaan ekonomi bagi
siswa-siswa putus sekolah. Pemberdayaan dapat diartikan kekuatan dalam diri
43
BAZIS Badan Amil Zakat,Infak/Sedekah Dki Jakarta,Tugas Pokok Dan Fungsi Bazis, diakses
pada 9 januari 2011 dari http://www.bazisdki.go.id
44
BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Institut Manajemen Zakat,Manajemen ZIS BAZIS Provinsi
DKI Jakarta, (Jakarta: BAZIS provinsi DKI jakarta), h.16.
50
manusia, suatu sumber kreativitas. Istilah pemberdayaan diartikan sebagai
upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya
pendayagunaan potensi. Pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang
memuaskan. Ini berarti masyarakat diperdayakan untuk melihat dan memilih
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang
berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk
mendapat pilihan-pilihan.
Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan
kondisi hingga semua orang (yang lemah) dapat menyumbang kemampuannya
secara maksimal untuk mencapai tujuannya. Kartasasmita menyatakan bahwa
keberdayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan individu
bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang
bersangkutan.45
Pendidikan merupakan investasi masa depan untuk melangsungkan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa di segala aspek
kehidupan seperti pertumbuhan dan perkembangan perekonomian berbanding
lurus dengan kualitas pendidikan bangsa tersebut.
Zakat untuk pendidikan sebetulnya telah lama berjalan di masyarakat
terlebih dengan munculnya beberapa lembaga pengelola zakat yang kreatif,
amanah dan professional di Indonesia. Hampir seluruh di Indonesia termasuk
45 Lili Bariadi, Zakat dan Wirausahai (Jakarta: CED,2005)cet1 H.27
51
BAZIS wilayah Jakarta Utara yang telah eksis sejak puluhan tahun memiliki
program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan
kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu dari pendidikan
dasar hingga jenjang perguruan tinggi.
Peran serta zakat yang murni bersumber dari kalangan grass root untuk
membiayai pendidikan sangat mendukung upaya pemerintah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indoensia. Pengalokasian dana zakat pada
sektor pendidikan oleh lembaga pengelola zakat meski masih memiliki
prosentase lebih kecil jika dibandingkan dengan alokasi untuk pemberdayaan
ekonomi berupa pemberian modal, sangat membantu masyarakat miskin dalam
mengakses pendidikan. Alih-alih menunggu tanpa kepastian anggaran sebesar 20
persen untuk pendidikan dari pemerintah, masyarakat dalam hal ini diwakili oleh
lembaga pengelola zakat telah bisa menjawab ketidak pastian tersebut.
Kembali pada persoalan awal tentang eksistensi zakat yang digunakan
sebagai biaya pendidikan, pada hakikatnya zakat dalam arti zakat mal (harta)
yang dikumpulkan, secara eksplisit tidak ada larangan dalam ajaran Islam apabila
dioptimalkan guna kepentingan pendidikan. Bahkan akan sangat produktif bila
zakat tersebut mengambil peran dalam memberi kemaslahatan terhadap kondisi
pendidikan terutama di Indonesia yang semakin lama seolah-olah semakin
terkesampingkan yang dipicu oleh kompetisi pengayaan oknum tertentu secara
52
materil selama pendistribusian zakat tersebut tidak menyimpang dari ketentuan-
ketentuan yang telah tercantum dalam dogmatis Islam.
Fenomena di atas keprihatian sekaligus kepedulian masyarakat terhadap
pendidikan haruslah disikapi dengan tangan terbuka dan kooperatif oleh
pemerintah. Sikap ini berupa upaya timbal balik pemerintah yang diwujudkan
dengan keseriusan pemerintah dalam memerhatikan perzakatan di Indonesia.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia
belum memberikan perubahan yang signifikan dalam menaikkan jumlah wajib
zakat: alih-alih memberi tekanan kepada muzaki, UU tersebut justru memberi
pengawasan ketat kepada Lembaga Pengelola Zakat, satu-satunya ujung tombak
penggiat zakat46
Dana zakat dapat pula difungsikan dalam pemberdayaan ekonomi bagi
siswa-siswa putus sekolah. Pemberdayaan dapat diartikan kekuatan dalam diri
manusia, suatu sumber kreativitas. Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya
memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan
potensi. Pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini
berarti masyarakat diperdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah
yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapat pilihan-pilihan.
46 Untung Kasirin”zakat dan pendidikan”diakses pada 1 januari 2011 dari
http://Www.Pesantrenvirtual.Com/Index.Php/Seputar-Zakat/1171-Zakat-Dan-Pendidikan
53
Negara Indonesia memang bukanlah negara Islam yang menganut ajaran
Islam 100 %, akan tetapi menerapkan sebagian ajaran Islam di negara Indonesia
bukanlah hal yang salah, termasuk di dalamnya masalah pembiayaan pendidikan
melalui zakat. Karena dari biaya pengumpulan zakat tersebut, maka sebagian
besar masyarakat Indonesia akan merasakan kesejahteraan yang selama ini
mereka dambakan.
B. Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan BAZIS
Berbicara mengenai zakat, infak dan shadaqoh, berbicara mengenai
masalah ekonomi. ZIS yang dipungut atau dihimpun dari orang-orang Islam yang
sudah wajib berzakat yang umumnya kaya, untuk kemudian disalurkan kepada
fakir, miskin dan pihak-pihak lain yang berhak. Dalam penyaluran tersebut
lembaga amil zakat, infak dan shadaqah tidak berprinsip sekedar
menyalurkannya saja, tetapi juga mengusahakan agar ZIS yang disalurkan
tersebut harus mencapai sasarannya yaitu meningkatlan kesejahterahan ekonomi
umat.
Adapun usaha- usaha yang telah dilakukan oleh pengumpulan dalam
keberhasilan pengumpulan ZIS Wilayah kota Administrasi. Jakarta Utara sebagai
berikut.47
47
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara Laporan tahunan bazis kota adm. Jakarta utara
tahun 2010, h 7-9.
54
1. Rapat koordinasi penetapan target pengumpulam ZIS dilakukan di kantor
walikota Jakarta Utara pada tanggal 12 februari 2010 dipimpin oleh Walikota
Jakarta Utara yang di hadiri para petugas Operasional unit kerja, Kecamatan
dan Kelurahan.
2. Menetapkan target/ sasaran pengumpulan ZIS unit kerja. Adapun target dan
sasaran ZIS untuk tahun 2010 berdasarkan surat walikota Jakarta Utara N0.
525/085.28 hal. Target/ sasaran pengumpulan ZIS dan amal sosial Kecamatan/
Kelurahan Walikota kota Administrasi Jakarta Utara Tahun 2010 dan surat
Walikota Jakarta Utara No 4511/085.28 hal himbauan penunaian ZIS bagi
pejabat pemerintah kota Administrasiinistrasi Jakarta Utara tahun 2010 dan
telah terealiasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 sebesar
Rp5.115.831.097 (lima milyar seratus lima belas juta delapam ratus tiga puluh
satu ribu sembilam tujuh rupiah) (terlampir). Bila dibandingkan dengan hasil
tahun 2009 sebesar Rp 3.835.657.397. terdapat kenaikan sebesar Rp.
1.280.137.700 (33,38%) dengan demikian terget tahun 2010 sebesar Rp 3.8
milyar telah terlampaui.
3. Memasyarakatkan ZIS melalui rapat Koordinasi di tingkat peparanan
pemerintah yang dimotori oleh Walikota Jakarta Utara disetiap pertemuan
(Rapim) yang selalu menghimbau kepada Pimpinan Unit, Karyawan (PNS
maupun Swasta), Alim Ulama, Tokoh Masyarakat, Dewan Kelurahan,
55
RT/RW ikut berperan aktif dalam pengumpulan ZIS dalam wilayah kota
administrasi Jakarta Utara.
4. Mengadakan kegiatan monitoring pembukuan ZIS di tingkat Kecamatan dan
Kelurahan sebanyak 2 kali dilaksanaknan pada tanggal juni 2010 dan pada
tanggal 13 sampai dengan 15 Desember 2010 dan aktif mengawasi
pelaksanaan pengumpulan ZIS mulai tinggkat unit kerja.
5. Mengadakan rapat Kordinasi untuk mengevaluasi hasil pengumpulan ZIS
dengan para petugas operasional uni kerja kecamatan dan kelurahan. Dan
pelaksanaaan pendistribusian Map Gar yang dilaksanakan pada tanggal 9
agustus 2010 bertempat di kantor Walikota Jakarta Utara.
6. Mengadakan silaturahmi pejabat pemerintah kota Jakarta Utara dengan para
pengusaha dalam rangka pengumpulan ZIS dilaksanaknan pada tanggal 1
bulan september 2010 bertempat dengan moment bulan Ramadhan 1431 H.
Dan mendapat respon dari pengusaha dalam membayar ZIS mencatat dan
membukukan hasil pengumpulan ZIS.
7. Mengadakan kerja sama optimalisasi pengumpulan dan pendayagunaan ZIS
dengan MUI jakarta utara pada tanggal 12 oktober 2010 bertempat di ruangan
fatahillah Kantor Walikota Jakarta Utara disaksikan oleh Walikota Jakarta.
Hal tersebut ditindak lanjuti oleh MUI Jakarta Utara. Hal tersebut ditindak
lanjuti oleh MUI Jakarta Utara dengan membentuk lembaga zakat, infaq dan
shadaqah (LAZIS) MUI Jakarta Utara untuk mengumpulkan ZIS di
56
masyarakat melalui kupon BAZIS, dan tidak tumpang tindih dengan petugas
operasional ZIS (PO) ZIS dikecamatan dan Kelurahan.
Mekanisme penyaluran dana ZIS untuk dana pendidikan di BAZIS Jakarta
Utara terdapat aturan prosedur yang berlaku. Adapun prosedur penyaluran dana
BAZIS Jakarta Utara dalam program beasiswa SLTA sebagai berikut48
:
1. BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara menginformasikan, tentang
pengumunan beasiswa, menerima pendaftaran dan menyeleksi calon peserta
program beasiswa SLTA, serta lengkap dengan persyaratan lainnya.
2. Keputusan akhir yang berhak menerima program beasiswa SLTA ada pada
Bazis DKI Jakarta.
3. BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara menyerahkan dana beasiswa sebesar
@ Rp150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) perbulan persiswa dalam empat
tahap setiap tahun.
Sedangkan mekanisme pendayagunaan atas dana beasiswa BAZIS
Jakarta Utara yang diterima oleh siswi-siswa berprestasi, yaitu:
1. Dana beasiswa yang telah dikirim oleh BAZIS DKI Jakarta dan diterima oleh
Bazis wilayah Jakarta Utara diberikan langsung kepada siswa penerima
program sesuai dengan surat keputusan Bazis Jakarta Utara.
2. Dana beasiswa yang disalurkan kepada penerima beasiswa, memiliki manfaat:
48
Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis
Jakut, 9 februari.
.
57
a. Bagi siswa sebagai hadiah atas prestasi yang diraihnya sekaligus membantu
mengatasi kesulitan biaya pendidikan.
b. Bagi sekolah, dana beasiswa merupakan bentuk penghargaan atas prestasi
anak didiknya dan juga membantu mengatasi masalah kesulitan biaya
operasional pendidikan, akibat tunggakan iuran pendidikan.
c. Bagi Bazis wilayah Jakarta Utara, merupakam bentuk perhatian dari
BAZIS Jakarta Utara dalam mendayagunakan dan ZIS terhadap masalah
biaya pendidikan.
Di bawah ini akan disajikan data perkembangan jumlah penyaluran dana
BAZIS Jakarta Utara untuk program beasiswa, sejak tahum 2007-2010:
Table 4. 1
Perkembangan Jumlah Penerima
Beasiswa BAZIS Jakarta Utara tahun 2007-2010
Tahun
Jumlah Penerima
Beasiswa
2007 90
2008 100
2009 100
2010 105
Berdasarkan data pada table 4.l terlihat jelas bahwa penerima beasiswa
terus meningkat dari tahun sebelumnya ke tahun sesudahnya. Contoh pada
tahun 2007 jumlah penerima beasiswa sebanyak 90 siswa, sedangkan pada
tahun 2008 mengalami kenaikan jumlah penerima beasiswa menjadi 100
58
siswa. Kemudian, pada tahun 2010 mengalami peningkatan jumlah penerima
beasiswa yaitu sebanyak 150 siswa .
Dengan demikian, dari data di atas Dapat diambil kesimpulan bahwa
penyaluran dana beasiswa BAZIS Jakarta Utara dapat dikatakan
pendistribusiannya cukup baik, karena dari tahun 2007-2010 tingkat
perkembangan penerima beasiswa BAZIS Jakarta Utara selalu meningkat.
Sebagai bahan pelengkap (terlampir) daftar rincian dana yang telah
diberdayakan pada tahun anggaran 2010, yang disalurkan oleh pelaksanaan
BAZIS Kota Administrasiistrasi Jakarta Utara, diambil dari alokasi dana
pendayagunaan hasil ZIS tahun 2009 .
C. Pemberdayaan Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Utara
Ilmu pengetahuan dapat diperoleh secara baik dan benar dengan
menempuh pendidikan. Pendidikan itu sendiri adalah sebuah proses perubahan
transformasi masyarakat dari kebodohan menuju cerdas pandai. Pendidikan juga
adalah proses perubahan masyarakat dari ketidakmampuan menjadi keahlian.
Sekaligus pendidikan adalah sarana mengubah kemalasan dan kejumudan
menjadi kesadaran dan tindakan. Dengan demikian, pendidikan menjadi fondasi
yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.49
49
Ahmad Juwaini, Pendidikan Dasar Harus Gratis, artikel ini diakses pada 1 April 2008 dari
http://www.amilzakat.com/2007/05/pendidikan-dasar-harus-gratis.html
59
Oleh karena itu, Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS Jakarta
Utara, saya rasa cukup signifikan untuk mengatasi putusnya mata rantai
kemiskinan dalam bidang pendidikan, sebab dari awal pembentukan program
pengembangan pendidikan dengan pemberian bantuan beasiswa ini memang di
khususkan untuk siswa Kelas 3 saja, agar pendidikan yang mereka tempuh tidak
berhenti ditengah jalan, karena pendidikan mereka sudah mencapai tahap akhir.
Jadi, dengan adanya bantuan beasiwa dari BAZIS Jakarta Utara ini sangat
membantu biaya pendidikan para siswa-siswi berprestasi dari keluarga kurang
mampu, meskipun masih jauh di atas mencukupi. Namun, walaupun demikian
siwa-siswi sudah merasa terbantu dengan kepedulian dari BAZIS Jakarta Utara
dalam program pengembangan pendidikan dengan pemberian beasiswa ini, yang
secara sukarela memikirkan nasib anak-anak bangsa dalam mencapai cita-cita
mereka yang memang sangat memiliki semangat yang tinggi untuk menuntut
ilmu.
Kita memperoleh pengertian bahwa Islam mewajibkan pemeluknya agar
menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan
dan jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan
menganalisis segala pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang
berhubungan dengan „aqidah dan ibadah, serta hubungannya dengan soal-soal
keduniaan dan segala keperluan hidup.
60
Pendidikan itu sangat penting sekali diberikan kepada setiap orang. Oleh
karena itu, program pengembangan pendidikan yang dijalankan oleh BAZIS
Jakarta Utara akan membuat para siswa-siswi menyadari bahwa mereka masih
memiliki harapan untuk tetap menuntut ilmu dengan cara berusaha menjadi siswa
yang berprestasi.
Menurut pendapat Bapak Alwi Kepala pelaksana BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Utara mengatakan, “Memang, bantuan yang diberikan oleh
BAZIS Jakarta Utara lebih diutamakan diberikan tuntuk masyarakat miskin,
sebab BAZIS Jakarta Utara sangatlah kuat, agar talisilaturrahmi antara
masyarakat miskin tidak terputus dan agar terwujudnya kesejahteraan ekonomi
bagi masyarakat, sehingga mereka lebih mengutamakan membantu masyarakat
yang berada di lingkup kemiskinan terlebih dahulu. Tetapi, tidak menutup
kemungkinan juga untuk membantu masyarakat miskin di luar lingkup
kemiskinan yang memang membutuhkan dana untuk menunjang pendidikan
mereka”.50
Selain bantuan berupa biaya pendidikan atau beasiwa, BAZIS Jakarta Utara
juga memberikan bantuan berupa buku-buku ilmu pengetahuan lainnya kepada
sekolah-sekolah korban bencana alam. Bantuan tersebut adalah hasil kerja sama
BAZIS Jakarta Utara dengan sejumlah perusahaan. Bantuan ini merupakan
50
Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis
Jakut, 9 februari.
61
bentuk rasa kepedulian dari sejumlah perusahaan terhadap anak-anak bangsa
kurang mampu yang memang masih seharusnya mendapatkan ilmu pengetahuan.
Merupakan suatu kebanggaan yang memang pantas untuk diperlihatkan
oleh BAZIS Jakarta Utara, bahwa mereka dapat serempak dan bekerja sama
dalam mewujudkan kehidupan anak-anak bangsa ke arah yang lebih baik dengan
cara memberikan kesempatan bagi anak-anak kurang mampu untuk mendapatkan
pendidikan.
D. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji validitas
Validitas adalah ukuran yang benar- benar, untuk mengukur apa yang
akan diukur, yaitu ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan
fungsi pengukurannya, yaitu 0.324 pada uji validitas ini dari 39 item.
2. Uji reabilitas
Reabilitas berhubungan dengan konsisten. Suatu instrumen penelitian
disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan
penelitian atas apa yang diukur. Jika hasil penelitian yang diberikan oleh
instrumen tersebut konsisten, maka memberikan jaminan bahwa instrumen
tersebut dapat dipercaya atas apa yan diukur. Jika hasil penelitian yang
diberikan oleh instrumen tersebut konsisten, maka memberikan jaminan
bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya.
62
Uji realibitas yang dilaksanakan dengan sampel uji instrumen sebanyak
40 responden. Uji realibilitas ini mengggunakan uji statistik alpha cronbach
dengan menggunakan program SPSS versi 18.0.
Uji Reabilitas
(Hasil penghitungan SPSS 18)
Hasil uji reabilitas skala distribusi ZIS dan skala peningkatan prestasi
siswa skala diperoleh hasil, bahwa koefesien realibilitas skala adalah 0.785
yang berarti skala tersebut reliabel. Karena, menurut kaidah rabilitas Guiford
(dalam azwar, 2003) menyatakan bahwa semakin tinggi koefisien reabilitas
mendekati angka 1.00 maka semakin tinggi reabilitas dan artinya skor hasil tes
semakin terpercaya atau reliabel, begitu pula sebaliknya.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,785 39
63
Berikut norma reabilitas yang dijelaskan Guilford & Fruchter pada tabel
di bawah ini:
Tabel 4.2
Norma reliabilitas
(Sumber: Penyusunan Skala Psikologi, Azwar Saifuddin
E. Analisis Data
Gambar 4.1
Prestase Responden
Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua
N= 40
(Sumber: Berdasar Hasil Olah Data)
Nilai Status
>0,90 Sangat reliable
0,70-0,90 Reliabel
0,40-0,70 Cukup reliable
0,20-0,40 Kurang reliable
<0,20 Tidak reliable
64
Dari gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa 5% pekerjaan orang tua
responden bekerja sebagai wiraswasta, supir sebesar 2 %, orang tua responden
yang sudah pensiun sebesar 2,5%, pedagang 20%, karyawan 5%, IRT 10% dan
dari 40 responden 55% pekerjaan orang tua yang menjadi buruh. Bisa dikatakan
untuk pendistribusian dana bantuan biaya pendidikan dari tahun 2009- 2011 sudah
dikatakan tepat, karena persyaratan dari penerimaan biaya bantuan pendidikan
adalah bagi siswa yang kurang mampu.
1. Uji Regresi Sederhana
Analisa regresi merupakan suatu analisis yang mengukur pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh ini
melibatkan satu variabel bebas (X) dan variable terikat (Y) dinamakan analisis
regresi linier sederhana.51
Adapun menggunakan rumus regresi linier sederhana
perhitungan statistik menggunakan alat SPSS 18.0. Rumus regresi linier
sederhana yang digunakan adalah:
Y = a + bX
Y = variable dependen (variable terpengaruh) dan
X = variable independen (variable bebas)
a = konstanta
b = marjinal (koefisien regresi), besarnya a dan b dapat dicari dengan
menggunakan rumus:
51
Danang Sunyoto, Statistik Ekonomi Induktif Metode Pengujian & Pengambilan Keputusan
(Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009) h. 149
65
(∑y) (∑ x2) - (∑x) (∑ xy)
α =
n(∑xy) - (∑x) (∑y)
b =
Adapun hasil out put regresi linier sederhana pada SPSS adalah:
Dari hasil output di atas dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi
untuk distribusi dana BAZIS dan peningkatan prestasi yaitu:
Y= 27.009 + 0.658X
Angka konstanta sebesar 27.009 menyatakan bahwa, jika tidak ada
pendistribusian dana ZIS, maka peningkatan prestasi siswa hanya 27%
dalam periode 2009-2011.
Koefisien regresi 0.658 menyatakan bahwa setiap pemberian dana ZIS dapat
mempengaruhi peningkatan prestasi sisiwa sebesar 65,8% dalam periode
2009-2011.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 27,009 8,494 3,180 ,003
Prestasi ,658 ,155 ,568 4,258 ,000
Dependent Variable: ZIS
n (x²) - (x)²
n (x²) - (x)²
66
2. Uji Hipotesa
Untuk menguji hipotesis apakah pendistribusian dana ZIS berpengaruh
secara linier terhadap peningkatan preastasi siswa.
X ↑ (naik) → Y ↑ (naik)
Ho = P = 0 tidak terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara
pendistribusian dana Bazis dengan tingkat prestasi belajar.
H = P ≠ 0 terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara pendistribusian
dana Bazis dengan tingkat prestasi belajar.
Hasil out put 4.4 diatas sebesar 0.000 dengan alpha 0.05. hasil angka berikut
0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan menerima Ha. Artinya hubungan kedua
variable linier. Maka model regresi yang digunakan sudah benar dan layak.
3. Uji Koefisien Determinan
Untuk mengetahui menentukan besarnya pengaruh frekuensi
pendistribusian dana ZIS terhadap peningkatan prestasi siswa, maka digunakna
angka R Square atau koefisien determinan (KD).
Model Summary
Mod
el
R
R
Sq
uar
e
Adjus
ted R
Squar
e
Std.
Error of
the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Chang
e
1 ,568 ,32
3
,305 4,54960 ,323 18,134 1 38 ,000
67
Besarnya angka R Squer adalah 0.323 artinya 32,3% variabilitas
pendistribusian dana ZIS saat ini dapat dijelaskan oleh variable peningkatan
prestasi siswa , atau besarnya pengaruh pendistribusian dana ZIS terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 32,3%, sedangkan sisanya 67,7%
dijelaskan oleh faktor lain diluar variable pendistribusian dana. Misalnya faktor
lingkungan sosial. Yang termasuk lingkungan ini ialah52
: lingkungan
keluarga,sekolah dan masyarakat. Lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri
dan lingkungan non sosial yang termasuk dalam lingkungan sosial ini.
4. Analisis Data Angket
a. Analisis Pendistribusian Dana BAZIS
Dana ZIS yang ada di BAZIS DKI Jakarta hanya disalurkan kepada
enam kelompok saja, yaitu selain riqab dan amil, dengan alasan bahwa
budak tidak ada di Indonesia dan hak amil sudah ditanggung oleh anggaran
pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI membaginya menjadi lima
kelompok: fakir miskin, sabilillah dan muallaf, gharim, ibn sabil.
Hanya saja, pengertian kelompok fakir miskin tidak lagi diartikan
sebatas mereka yang tidak punya pekerjaan, atau punya pekerjaan tetapi
tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk pengembangan pendidikan anak
52
M.Ngalim purwanto.psokologi pendidikan,(bandung PT Remaja Rosdakarya,2000) cet ke-3.h
105
68
tingkat SD/MI sampai dengan perguruan tinggi. Argumentasinya adalah
bahwa pendidikan penting untuk mengangkat taraf kehidupan ekonomi
masyarakat miskin, demikian menurut mantan Kepala BAZIS DKI Jakarta,
Abdul Shomad Muin. (Republika, 08 Desember 2000).53
Adapun dalam melakukan analisa data angket terkait
pendistribusian dana bantuan ZIS yang diberikan oleh BAZIS kepada siswa,
penulis mengkategorikan data tersebut ke dalam lima kategori atau
kelompok, yaitu:
1) Kemampuan Membuat Program Kerja.
Dari jawaban responden tentang program kerja BAZIS, dapatlah di
analisa bahwa BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara telah melakukan
berbagai program program kerja yang telah terealisasi diantara adalah
pada bulan februari tahun 2010 menghadiri pembicara pembinaan mental
dari yayasan Al- Husna Cente yang di hadiri sebanyak 205 orang, dari
100 siswa dan 105 mahasiswa, bertempat di kantor wali kota Jakarta
Utara ruang bahari lantai 14 dibarengi dengan pendistribusian dana
beasiswa ini.
Menurut keterangan Ketua BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara
Bapak Drs. M. Alwi menyatakan bahwa pendistribusian dana ZIS untuk
53
Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta: CED: Center For Entrepreneurship Development,
2005)cet. 1 hal.103
69
siswa dilakukan bertahap, di mulai dari bulan Juni (ajaran baru) sebagai
tahap awal, kemudian pendistribusian dilakukan secara periodik yaitu
triwulan (tiga bulan) sekali dalam setahun. Adapun alokasi tempat
pendistribusian dana dilakukan dimasing-masing kantor wali kota madya
setempat.
2) Menguasai Metode Pendistribusian Dana.
Pernyataan dalam angket, responden menjawab hal yang positif
terhadap BAZIS dalam hal penguasaan metode yang diterapkan dalam
pendistribusian dana sudah sesuai dengan kebutuhan para penerima dan
bantuan ZIS. Hal ini dapat dilihat dari:
a) Manajemen pengelolaan yang teroganisir, baik dari sejak perekrutan
sampai pada penyaluran dana ZIS di kantor BAZIS Kota Administrasi
Jakarta Utara.
Gambar 4.2
Deskripsi Jawaban Responden Tentang Manajemen Pengelolaan
BAZIS
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
70
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada gambar di atas,
diketahui bahwa 59,5% para siswa setuju dan 29,7% siswa
perpendapat sangat setuju akan Manajemen pengelolaan yang
teroganisir, baik dari sejak perekrutan sampai pada penyaluran di
wilayah Jakarta Utara. Mengenai lokasi saat pendistribusian cukup
pariatif dibanding tahun 2008, walaupun pariatif tetap diperhatikan
kekondusifan lokasi, agar para siswa dan mahasiswa berkumpul semua
didalam gedung pada saat acara pendistribusian berlangsung. Adapun
siswa yang berpendapat 2,7 % berpendapat sangat tidak setuju dan
8,1% tidak setuju.
b) Informasi mengenai penyaluran beasiswa, juga dapat dirasakan dengan
mudah dalam mengaksesnya, karena siswa dapat melihat berbagai info
yang dibutuhkan dengan mudah dengan jasa layanan internet yang
telah tersedia di situs resmi WEB BAZIS.
71
Gambar 4.3
Deskripsi Jawaban Responden Tentang Penyampaian Informasi
Mengenai Penyaluran Beasiswa Melalui WEB
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dari hasil SPSS dapat diketahui bahwa 59,5% siswa merasa
terbantu dengan bantuan jasa internet, dengan adanya WEB Bazis Jakarta
Utara memudahkan siswa dalam mengakses aktifitas (program) Bazis.
5,4% siswa berpendapat sangat tidak setuju dan 5,4% siswa berpendapat
tidak setuju dikarnakan siswa tidak puas akan WEB Bazis dan IKPA
(selaku mitra BAZIS) yang kurang aktif atas keterbaruan info- info
mengenai penyaluran beasiswa periode berikutnya.
c) Melaksanakan atau Mengelola Pendistribusian Dana.
72
Gambar 4.4
Presentase Jawaban Responden Tentang
Pelaksanaan atau Pengelolaan Pendistribusian Dana
(
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dalam hal pengelolaan seperti yang pernah dijelaskan di atas bahwa
pengelolaan BAZIS sudah cukup baik, dan ini terealisasi dalam
pelaksanaanya dilapangan. Responden mayoritas menjawab kepuasannya
terhadap kinerja dari kakak-kakak IKPA di lapangan sebesar 40% setuju
dan 37,5 sangat setuju.
Dalam item pernyataan disebutkan bahwa perekrutan siswa
penerima dana ZIS itu tidak sulit dan mudah. Persyaratan yang diminta
pun tidak membuat susah siswa dalam melengkapi data administrasinya.
Dalam setiap pendistribusian dana ZIS, selalu dilakukan penyuluhan
terlebih dahulu sebagai pembekalan untuk siswa. Salah satu acara bentuk
penyuluhan tersebut adalah dengan memberikan pengertian tentang
“Bahaya Virus HIV/AIDS” pada tangal 9
Terealisasinya Pendistribusian Dana
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat setuju 15 37,5 37,5 37,5
Setuju 16 40,0 40,0 77,5
Tidak setuju 9 22,5 22,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
73
Februari 2011. Ragam acara tersebut merupakan wujud rasa peduli
BAZIS terhadap generasi penerus masa depan bangsa yang lebih baik.
Namun, tentu ada beberapa kekurangan dalam pendistribusian
tersebut, diantaranya, 22,5% pengakuan siswa tidak setuju dikarna pernah
mengalami kebingungan pada saat mengambil dana ZIS dan dalam hal
perekrutan siswa penerima dana ZIS dirasakan belum ada pemerataan
jumlah kuota di sekolah-sekolah, sehingga masih ada sekolah yang
mendapat kuota paling sedikit dan banyak dalam perekrutan penerima
dana ZIS tersebut.
d) Pengontrolan dan Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa.
Gambar 4.5
Presentase Jawaban Responden Tentang Pengontrolan dan
Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa
Pengontrolan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak
Setuju
16 40,0 40,0 40,0
Setuju 5 12,5 12,5 52,5
Tidak Setuju 19 47,5 47,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dalam hal pengontrolan terhadap siswa, 47,5% responden
menyatakan ketidak puasannya dan 40% sangat tidak puas. Hal ini
dikarenakan tidak ada tindakan nyata dilapangan (sekolah) dari pihak
74
Bazis yang melakukan pengontrolan terhadap siswa penerima dana
bantuan ZIS, baik terkait prestasi belajar siswa maupun terhadap
peruntukkan dana yang telah diberikan Bazis kepada siswa.
Dalam hal Pendampingan (pengecekkan) terhadap siswa juga
dirasakan oleh para responden sangat kurang, sehingga para siswa yang
telah menerima dana bantuan ZIS tersebut merasa kurang diperhatikan
dalam hal proses belajar di sekolah. Mungkin itu kekurang yang perlu
dievaluasi, minimal setahun dua kali pada saat pendistribusian dana ZIS
para siswa dianjurkan untuk membawa rapor mereka.
e) Penggunaan Dana BAZIS Sesuai Tujuan.
Gambar 4.6
Presentase Jawaban Responden Tentang
Penggunaan Dana BAZIS Sesuai Tujuan
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dalam menganalisa penggunaan dana bantuan ZIS, sejumlah responden
memberikan jawaban yang beragam. Sejumlah responden menyatakan dana
bantuan ZIS untuk biaya SPP sekolah sudah dirasakan mencukupi dan
75
digunakan sesuai kebutuhannya. Namun, 7,5% responden lainnya menyatakan
ketidak cukupannya akan jumlah dana bantuan ZIS tersebut, sehingga masih
banyak keperluan untuk prasaran sekolah (proses belajar siswa) yang belum
terpenuhi. Namun, 62,5% siswa kompak dalam menyatakan bahwa dana yang
diberikan telah digunakan sesuai dengan tujuannya yakni untuk biaya SPP
sekolah dan pemenuhan kebutuhan proses belajar lainnya. Perbedaan jawaban
responden lebih kepada jumlah dana bantuan yang diterima dan itu menurut
penulis adalah hal yang wajar, karena ukuran cukup atau tidaknya dana bantuan
ZIS tersebut tergantung individu dalam mengelola dana bantuan ZIS tersebut
dan tingkat kebutuhan yang dirasakan para siswa tentu juga berbeda-beda.
b. Analisis Peningkatan Prestasi Siswa
Prestasi belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazim ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh guru.54
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal
selama berlangsungnya proses belajar dalam rangka waktu tertentu. Prestasi
belajar dalam bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa
sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang
diberikannya. Biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau
kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.
54
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta: modern
English 1991)h. 1190.
76
Abdul Ghafur berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes
belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor, misalkan raport atau transkip
nilai.55
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa berhasil
dalam proses belajar apabila mampu meguasai suatu pelajaran tertentu yang
semula belum tahu. Apabila hal ini terjadi, dengan sendirinya prestasi belajar
siswa akan meningkat.
Adapun prestasi yang ingin diketahui oleh penulis yakni adanya
pengakuan peningkatan motivasi belajar, keingintahuan lebih banyak akan ilmu
yang ditimbulkan setelah mendapatkan biaya bantuan pendidikan kepada siswa.
Dengan adanya bantuan biaya pendidikan ini semangat akan sekolah dan
Prestasi belajar siswa bertambah, keingintahuan akan ilmu pun terpenuhi
dengan membeli buku-buku pengetahuan karena prestasi belajar merupakan
suatu gambarkan tingkat keberhasilan dari proses belajar dalam kurun waktu
tertentu.
Berikut analisa prestasi belajar siswa dari data angket yang telah diisi oleh
responden.
1) Prestasi Belajar
55
Abdul Ghafur, Desain Instruksional (Jakarta: BPT IKIP.1983) cet ke-2 h 91
77
Gambar 4.7
Presentase Jawaban Responden Tentang Prestasi Belajar
(
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dari beberapa item pernyataan di angket yang menyatakan adanya
peningkatan prestasi setelah menerima dana bantuan ZIS, 52,5% responden
menyatakan kesesuainnya. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa
pendistribusian dana bantuan ZIS yang diberikan BAZIS telah mendorong
siswa untuk selalu meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam penelitian ini
sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa memang telah terjadi peningkatan
prestasi terhadapa siswa yang menerima dana bantuan ZIS dari Bazis.
PeningkatanPrestasi
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat
Setuju
21 52,5 52,5 52,5
Setuju 19 47,5 47,5 100,0
Total 40 100,0 100,0
78
2) Rangking
Gambar 4.8
Deskripsi Jawaban Responden Tentang
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dalam item pernyataan, Nilai rapor saya mengalami peningkatan yang
lebih baik setelah menerima beasiswa Bazis. 42,5% dan responden
menyatakan sangat kesesuaiannya 37,5% responden menyatakan sesuai dari
item pernyataan tersebut, dengan dibubuhi tanda di kolom sangat sesuai di
data angket yang disebar ke para siswa. Dengan demikian, tidak hanya terjadi
peningkatan prestasi siswa di sekolah saja, akan tetapi peningkatan yang
signifikan juga terjadi di nilai rapor para siswa yang menerima dana bantuan
siswa tersebut (dalam pengakuan siswa).
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah penulis paparkan di atas, penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan data yang dilihat dari tabel perkembangan penyaluran dana
bantuan beasiswa BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, maka mekanisme
penyaluran dana bantuan beasiswa BAZIS Jakarta Utara yang disebut dengan
Program Beasiswa SLTA, yang diberikan untuk siswa-siswi berprestasi dari
keluarga kurang mampu sudah terlaksana dengan optimal. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat jumlah penerima beasiswa sejak tahun 2009 – 2011.
Di setiap tahunnya BAZIS mempunyai target pencapaian dana ZIS yang
dikumpulkan dan Alhamdulillah pencapaian dana ZIS melebihi target selama 2
tahun periode ini dan dampaknya, semakin banyak jumlah kuota mustahik
BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara. Prosedur penyaluran yang
dilaksanakan oleh BAZIS Jakarta Utara dalam program beasiswa SLTA
tersebut mudah dan langsung tersalurkan oleh yang menerima beasiswa.
Kemudian, pihak penerima beasiswa tersebut dapat langsung digunakan untuk
biaya SPP atau keperluan sekolah lainnya. Jadi, bantuan beasiswa BAZIS
80
Jakarta Utara sangat membantu siswa-siswi yang mengalami kesulitan dalam
ekonomi.
2. Berdasarkan analisa penulis bahwa program pengembangan pendidikan di
BAZIS Jakarta Utara, saya rasa cukup signifikan dan positif, sebab dari awal
pembentukan program pengembangan pendidikan dengan pemberian bantuan
beasiswa ini memang dikhususkan untuk siswa yang berprestasi namun lemah
dalam perekonomian, agar pendidikan yang mereka tempuh tidak berhenti di
tengah jalan. Walau bagaimanapun pendidikan sangat penting, akan sangat
disayangkan siswa putus sekolah dikarnakan tidak adanya dana.
3. Terdapat hubungan yang cukup positif dan signifikasi antara peningkatan
pretasi belajar siswa terhadapa beasiswa yang diberikan oleh BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Utara dengan nilai siswa sesudah menerima beasiswa
BAZIS kota Administrasi Jakarta Utara yaitu sebesar 0.323 artinya 32,3%
variabilitas pendistribusian dana ZIS saat ini dapat dijelaskan oleh variable
peningkatan prestasi siswa , atau besarnya pengaruh pendistribusian dana ZIS
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 32,3%, sedangkan sisanya
67,7% dijelaskan oleh faktor lain diluar variable pendistribusian dana artinya
terdapat pengaruh yang cukup positif.
Dengan adanya bantuan beasiswa BAZIS Jakarta Utara maka dapat
memberikan motivasi belajar bagi siswa itu sendiri. Kemudian dapat dilihat
81
pula bahwa adanya perubahan peningkatan yang signifikasi antara nilai siswa
sebelum dan sesudah siswa menerima BAZIS
Jakarta Utara.
B. Saran-Saran
Setelah penulis memaparkan kesimpulan tentang pembahasan yang diteliti,
maka terakhir penulis memeberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS) Kota Administrasi Jakarta
Utara dalam melaksanakan program Pemberdayaan Pendidikan dengan
memberikan bantuan untuk meningkatkan prestasi melalui dana sekolah sebagai
motivasi dan dorongan siswa sudah cukup baik, serta pelaksanaannya cukup
terkoordinasi. Namun, dari program BAZIS Jakarta Utara tersebut masih
banyak sekali yang mungkin dapat dikembangkan serta ditingkatkan sebagai
bentuk kerja keras BAZIS Jakarta Utara dalam peningkatan program
pendidikan. Misalnya, program bantuan fasilitas pendidikan sarana dan
prasarana pendidikan.
2. Sebaiknya untuk ke depannya, kriteria atau persyaratan siswa yang akan
mendapatkan beasiswa BAZIS Jakarta Utara lebih spesifik, artinya lebih
diperketat kalau tujuannya lebih fokus kepada siswa yang dikatagorikan kurang
mampu namun berprestasi.
3. Dalam prosedur penyaluran dana bantuan beasiswa yang sudah dilaksanakan
oleh BAZIS Jakarta Utara, diharapkan kedepannya dapat terlaksana lebih baik
82
lagi agar dapat menghasilkan manfaat yang lebih baik juga untuk para penerima
dana BAZIS Jakarta Utara. BAZIS Jakarta Utara terus berusaha
memperbanyak jaringan donatur-donatur agar dapat memperluas dalam
pemberian bantuan untuk kaum dhuafa. Baik untuk bidang pendidikan, bidang
usaha maupun yang lainnya.
4. Bagi siswa-siswi yang mendapatkan beasiswa BAZIS Jakarta Utara harus
memiliki rasa tanggung jawab untuk lebih giat atau semangat dalam belajar
dengan adanya bantuan beasiswa BAZIS Jakarta Utara. Kemudian, pihak
sekolah secepatnya untuk memberikan laporan hasil belajar siswa ke BAZIS
Jakarta Utara, sebagai laporan bahwa siswa-siswi yang menerima beasiswa
BAZIS Jakarta Utara benar-benar berprestasi.
5. Badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS) Jakarta Utara dapat lebih
meningkatkan dalam mengembangkan program – program yang sudah ada di
BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, bukan hanya dalam bidang pendidikan
saja.
6. Perlu adanya penelitian lebih lanjut/ kajian-kajian yang lebih mendalam secara
kontinyu tentang dana zakat, infak dan shadaqah yang digunakan untuk biaya
pendidikan yang bertujuan untuk memajukan Negara. Sebab dengan adanya
penididkan yang cukup, maka akan mngurangi tingkat kebodohan bagi anak-
anak bangsa.
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syarifuddin, Zakat Profesi, (Jakarta: Moyo Segoro Agung 2003) .
Ali, Mohammmad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf (Jakarta:UI-
PRESS 1988) cet 1.
Alwi , Kepala BAZIS Kota ADMINISTRASI. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi,
Kantor Bazis Jakarta Utara, 9 Februari.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta Bagaimana Cara Mengelola ZIS di DKI jakarta artikel
diakses pada 9 januari 2011dari http://bazisdki.go.id/panduan/zakat/145-
bagaimana-cara-mengelola-zis-di-dki-jakarta
BAZIS Propinsi DKI Jakarta, Manajemen Zis Bazis Propinsi DKI Jakarta.
BAZIS DKI Jakarta Pengelolaan Zakat dan Infak/ Sedekah di DKI Jakarta (Jakarta
:1999),
BAZIS Provinsi DKI jakarta Manajemen ZIS bazis provinsi DKI Jakarta cet pertama:
juni 2006.
BAZIS DKI Jakarta, diakses pada 9 Januari 20 dari http://www .lp3es.or.id
/direktori/fund/bazis.htm
BAZIS Badan Amil Zakat,Infak/Sedekah Dki Jakarta, Tugas Pokok Dan Fungsi
Bazis, diakses pada 9 januari 2011 dari http://www.bazisdki.go.id
BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Institut Manajemen Zakat,Manajemen ZIS BAZIS
Provinsi DKI Jakarta, (Jakarta: BAZIS provinsi DKI jakarta)
Badriadi, Lili . Zakat Dan Wirausaha (Jakarta: CV,Pustaka Amri,2005)
Bungin, Burhan. Motode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Orenada Media Group,
2005)
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta,balai pustaka 1988)
84
F.Mas‟udi, Masdar. Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas
Pemanfaatkan Zakat,Infak dan Shodaqah.
Fadlullah, Cholid. Mengenal Hukum ZIS (Zakat Dan Infak/Sedekah)
Pengamalannya di DKI Jakarta Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah
(BAZIS) DKI Jakarta.
Ghafur, Abdul. Desain Instruksional (Jakarta: BPT IKIP.1983) cet ke-2
Hadi Punomo, Sjechul. Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan
Nasional, (Jakarta: Pustaka Firdaus,1992)
Hafiduddin, Didin dkk, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelola Zakat
Tenggara, (UIN Malang,2008) cet 1.
Harian Republika, Potret Kemiskinan edisi 21 Juli tahun 2010.
Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002)
Idris, safwan. Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, Pendekatan
Transformatif (Jakarta: Citra Putra Bangsa,1997), Cet. I.
Inayah, Gazi. Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan &
Nailul (Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003)
Juwaini, Ahmad. Pendidikan Dasar Harus Gratis, artikel ini diakses pada 1 April
2008 dari http://www.amilzakat.com/2007/05/pendidikan-dasar-harus-
gratis.html
Kasirin, Untung. Zakat Dan Pendidikan, diakses pada 1 Januari 2011 dari
http://Www.Pesantrenvirtual.Com/Index.Php/Seputar-Zakat/1171-Zakat-
Dan-Pendidikan
Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta:CED,Center for entrepreneurship
development 2005)cet 1.
Nasution, S. Metode Resseach, (Jakarta: Bumi Aksa, 2002)
Nurgiantoro Burhan. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial
(Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2002, Cet: 2)
85
Nudjaman, Progo. Metodologi Penelitian Social:Terapan Dan Kebijaksanaan
(Jakarta, BPP Depdagri RI,),2000.
Pemda DKI, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta,1992),cet 1
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta:
Modern English ,1991)
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: balai pustaka,1988). Cet
ke I.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa
Indonesia ”Disrtibusi” (Jakarta: Balai Pustaka,1999)
Rifa‟i, Moh. Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: CV Toha Putra, 1978)
Rahman, Afsalur. Doktrin Ekonomi Islam (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa,
2002) jilid 3.
Rochaeti, Eti. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi Spss (jakarta: mitra
wacana media, 2009)
Suprayitno, eko. Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan
Konvensional (Yogyakarta: Penerbit Grahana Ilmu, 2005)
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), cet.3
Sukandarumidi, Metodologi Penelitian.
Yamin, Martinis. Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi ,(Jakarta: Gaung
Persada Press, 2004).
Zyn, Samit Athif. Mujma’ul Bayanil Hadits Tafsir Mufradat al-Fadzil Qur’anil
Karim (Beirut: Syirkah Alamiyah) kitab 5 .m.l 1994, cet III h 391.
86
KISI-KISI PENDISTRIBUSIAN DANA BAZIS DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
Variabel Dimensi/ Indikator Nomor Angket
Jumlah Positif Negatif
Pendistribusia
n dana Bazis
(variable X)
Pendistribusian dana
a. Kemampuan membuat
program kerja
1,
22
1
1
b. Menguasai metode
pendistribusian dana
3,4,5 2
c. Melaksanakan/ mengelola
pendistribusian dana
6,7,8,9,10,1
1
13,14,15,16,
17,18,
12
d. Pengontrolan dan
pendampingan(pengecekan)
kepada siswa
e. Penggunaan dana Bazis
sesuai tujuan.
19,20,21
Prestasi
belajar siswa
(variable Y)
"Setelah
menerima
dana Bazis"
Semangat belajar siswa
a. Cara memberikan semangat
belajar siswa
b. Usaha-usaha meningkatkan
belajar siswa
c. Pendekatan/ metode
meningkatkan nbelajar siswa
Perilaku belajar siswa
a. Pertanggung jawaban siswa
setelah menerima dana Bazis
1
b. Percaya diri 2,3,4,5,6
Hasil belajar siswa
a. Prestasi belajar
7,8,9,10,11,12,13
b. Rangking 14
87
88
ANGKET PRESTASI BELAJAR SISWA ( VARIABEL Y)
No
Pernyataan - pernyataan
A
B
C
D
1. Setelah mendapatkan beasiswa saya
merasa malas belajar
2. Mendapat beasiswa dari BAZIS
menambah kepercayaan diri saya di
depan teman-teman.
3. Ketika teman-teman tau saya mendapat
dana bantuan pendidikan dari BAZIS,
Saya merasa minder disekolah.
4. Dengan dana dari BAZIS Saya merasa
senang karna saya tidak lagi dipanggil
oleh kepala sekolah.
5. Dipanggil oleh kepala sekolah karna
nunggak membayar SPP, membuat saya
minder dengan teman-teman.
6.
Setelah saya mendapat beasiswa, Saya
dapat membeli peralatan sekolah yang
saya inginkan, sehingga menambah
kepercayaan diri saya di depan teman-
teman.
7. Prestasi belajar saya meningkat setelah
mendapatkan dana bantuan Bazis
8. Setelah mendapatkan dana bantuan
Bazis kepercayaan diri bertambah untuk
mendapatkan prestasi yang lebih baik.
9. Nilai ujian saya meningkat karena saya
tidak memikirkan tunggakan SPP
89
10. Saya bisa lebih konsentrasi belajar
setelah menerima dana Bazis
11.
Beasiswa BAZIS dapat mengurangi
beban pikiran saya dalam membayar
uang sekolah bulan ini, sehingga saya
bisa lebih fokus belajar.
12.
Dana dari bazis tidak terlalu
berpengaruh dalam semangad belajar
saya, sehingga nilai saya tidak ada
perubahan disetiap semesternya.
13.
Saya tidak lagi memikirkan bayaran
karna sudah mendapatkan beasiswa
selama setahun,sehingga saya fokus
dalam belajar.
14.
Karena nilai saya meningkat, maka
rangking saya meningkat tiap
semesternya.
15. Saya akan merasa gelisah ketika saya
melangar salah satu peraturan disekolah
16. Saya mendapat beasiswa dari lembaga
lain selain bazis, sehingga saya biasa
menghambur-hamburkan uang.
17. Beasiswa dari bazis membuat orang tua
saya senang dan tenang,
18.
Memdapat beasiswa terus-menerus
membuat saya ingin membeli baju-baju
yang bagus dan melupakan biaya
sekolah.
90
19. 2 kali mendapat beasiswa, saya senang
sekali karna terbebas dari biaya-biaya
sekolah.
20 Saya akan merasa gelisah karna belum
membayar bendahara kelas.
21. Saya akan merasa marah bila teman-
teman saya yang mendapat beasiswa
dari bazis diolok-olok.
22. Peraturan bazis yang disiplin membuat
saya tertatik untuk memdapatkan
bantuan lagi ditahun mendatang.
23. Orang tua saya tidak mendukung dan
tidak menghargai hasil prestasi saya.
24. Saya tertarik mendapat beasiswa dari
bazis karena adanya dorongan dari
teman-teman dekat.
25. Saya tertarik mendapat beasiswa dari
BAZIS karna dana yang diberikan
besar.
26. Saya daftar menjadi penerima beasiswa
di bazis karna saya tidak pernah
mendapatkan beasiswa.
27. Saya daftar menjadi penerima bazis
karna teman-teman saya juga mendaftar.
28. Dapat beasiswa dari bazis hanya ingin
membahagiakan orang tua saya.
29.
Menerima beasiswa dari bazis karna
melihat teman-teman saya yang
semangat dan bersungguh-sungguh
dalam studinya.
30. Saya tidak tertarik menjadi penerima di
bazis karna dana yang diberikan sedikit.
91
31.
Saya tidak tertarik menjadi penerima di
bazis karna kata teman saya,
pembagiannya tidak teratur, sehingga
membuat bingung.
32. Keluarga merasa bangga dan senang
ketika saya mendapat beasiswa dari
bazis.
33.
Sebelum mendapat beasiswa dari bazis
selesai sekolah, saya membantu orang
tua berjualan. Sehingga waktu belajar
saya berkurang.
34. SPP saya sering nunggak dan akhirnya
Orang tua saya sering bertengkar,
semua ini membuat saya males sekolah.
35. Semangad saya bertambah setelah
menerima beasiswa ZIS, sehingga tiap
malam saya belajar.
36.
Karna kebutuhan sekolah saya
terpenuhi, saya tidak merasa terkucilkan
lagi didepan teman-teman sekolah.
Sehingga saya sering mengadakan kerja
kelompok.
37. Sebelum mendapat beasiswa dari bazis,
saya sering tidak masuk sekolah karna
tidak ada uang transport.
38. Saya merasa malas masuk sekolah karna
uang jajan saya sedikit.
39.
uang yang seharusnya untuk SPP dari
orang tua, saya gunakan untuk
mendaftar BIMBEL karna uang
beasiswa saya peroleh dari BAZIS.
40 Dengan mengikuti bimbel, motivasi
belajar saya meningkat.dan saya dapat
92
bersaing dengan teman yang lainnya.
41. Karna uang transport tidak ada, saya
pernah tidak masuk sekolah.
42. Semangad belajar saya meningkat karna
saya bias prifat, sehingga saya bias
menguasai pelajaran disekolah.
42.
Setelah mendapat beasiswa dari zis.
uang yang seharusnya untuk spp dari
orang tua dialihkan jadi uang jajan
sehingga uang jajan saya bertambah.
43. Karna Nilai saya bagus saya dapet
hadiah dari orang tua
44. Karna Nilai bagus uang jajan saya
meningkat
45. Menberikan contoh2 suri teladan yang
bagus, sehingga anak merasa semangad
47. Guru member motivasi kepada siswa.
48. Guru memberikan cerita orang-orang
yang sukses dari bawah, sehingga saya
ingin seperti mereka.
93
Daftar Rincian Dana
Tahun Anggaran 2010 Yang Disalurkan Oleh Pelaksanaan
Bazis Kota Administrasiistrasi Jakarta Utara Diambil Dari Alokasi Dana
Pendayagunaan Hasil ZIS Tahun 2009
1. Fakir Miskin (dana zakat)
a. Bantuan biaya pendidikan tingkat SD/ MI dan SLTP/ MTs.
b. Bantuan biaya pendidikan tingkat SLTA/MA dan Mahasiswa (S1)
No Wilayah SD/ MI
Alokasi dana
(Rp)
SLTP/
MTs
Alokasi dana
(Rp)
1 Kec. Penjaringan 100 30.000.000 29 12.180.000
2 Kec. Pademangan 39 11.700.000 16 8.720.000
3 Kec. Tg Priok 207 62.100.000 252 105.840.000
4 Kec. Koja 156 46.800.000 162 68.040.000
5 Kec. Kelapa Gading 41 12.300.000 51 21.420.000
6 Kec. Cilincing 464 139.200.000 258 108.360.000
7 Tingkat kota 93 27.900.000 32 13.440.000
Jumlah 1100 330.000.000 800 338.000.000
No Pendidikan
Jumlah
Mustahik
Alokasi
dana (Rp)
1
Periode Januari s.d
Juni 2010
Tingkat SLTA/
MA 100 90.000.000
2
Tingkat
Mahasiswa
(S 1) 80 96.000.000
Periode Juli s.d
94
c. B
antuan kemanusiaan
No Uraian Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)
1
Bantuan Dhuafa
(perorangan) 166 57.708.000
2 Santunan Ramadhan 115 23.000.000
3 Santunan Ramadhan (JCC) 100 30.000.000
4 Santunan Dhuafa 100 10.000.000
Jumlah 481 120.708.000
2. Fisabilillah (Dana Zakat)
a. Bantuan Pendidikan Dasar Ulama (PDU)
No Uraian Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)
1 Beasiswa Mahasiswa PDU 40 48.000.000
Jumlah 40 48.000.000
b. Bantuan Guru ngaji/ Merbot
No.
Wilayah
Jumlah Mustahik
Alokasi Dana (Rp)
1 Kec. Penjaringan 67 26.800.000
2 Kec. Pademangan 37 14.800.000
3 Kec. Tg Priok 86 34.400.000
4 Kec. Koja 64 25.600.000
5 Kec. Kelapa Gading 32 12.800.000
Desember 2010
1
Tingkat SLTA/
MA 105 94.500.000
2
Tingkat
Mahasiswa (S 1) 100 120.000.000
Jumlah 385 400.500.000
95
6 Kec. Cilincing 91 36.400.000
7 Tingkat kota 173 69.200.000
Jumlah 550 220.000.000
a. Bantuan Guru Madrasah Honorer
No Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)
1 Kec. Penjaringan 73 29.200.000
2 Kec. Pademangan 32 12.800.000
3 Kec. Tg Priok 118 47.200.000
4 Kec. Koja 98 39.200.000
5 Kec. Kelapa Gading 59 23.600.000
6 Kec. Cilincing 209 83.600.000
7 Tingkat kota 161 64.400.000
Jumlah 750 300.000.000
b. Bantuan Monumental
No Wilayah Jumlah Mustahik
Alokasi Dana
(Rp)
1 Kec. Penjaringan 1 50.000.000
MI Al Bahr Kel. Kamal Muara
2 Kec. Cilincing 1 50.000.000
RS. Islam Sukapura Kel.
Sukapura
Jumlah 2 100.000.000
1. Bantuan Sosial Keagamaan (Dana Infaq dan Shadaqah)
a. Bantuan Lembaga Keagamaan/ Kegiatan (Non Fisik)
96
No Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)
1 Kec. Penjaringan 11 12.500.000
2 Kec. Pademangan 30 31.500.000
3 Kec. Tg Priok 38 44.500.000
4 Kec. Koja 14 17.000.000
5 Kec. Kelapa Gading 28 37.500.000
6 Kec. Cilincing 4 5.500.000
Jumlah 125 148.500.000
b. Bantuan Lembaga Keagamaan/ Pembangunan dan Renovasi (fisik)
No Wilayah Jumlah Mustahik Alokasi Dana (Rp)
1 Kec. Penjaringan 7 14.500.000
2 Kec. Pademangan 6 14.500.000
3 Kec. Tg Priok 17 41.000.000
4 Kec. Koja 17 44.000.000
5 Kec. Kelapa Gading 22 51.000.000
6 Kec. Cilincing 5 12.500.000
Jumlah 74 177.500.000
2. Pendidikan Keterampilan Mustahik (Dana Infaq dan Shodaqah)
No
Wilayah Jumlah Mustahik
Alokasi Dana
(Rp)
1
Pelatihan Tata Boga
(Bogasari) 50 16.140.000
Jumlah 50 16.140.000
97
RESPONDEN PENELITIAN (SAMPEL YANG DIAMBIL)
NAMA SEKOLAH PEKERJAAN ORANG
TUA
SMKN.55/XI/TM Pedagang
SMK Nusantara II/XI/OT Buruh
SMK PGRI 3/XI/Ak IRT
SMK PGRI 3/X/SEK Buruh
SMK PGRI 3 /XI/AK Buruh
SMK Nusantara II/X/OT Buruh
SMKN.12 /X/AP Buruh
SMK Nusantara/X/OT Pedagang
SMK Nusantara II/XII/M.O Buruh
SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M IRT
SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M IRT
MAN 5/X-3/ Karyawan
SMK PGRI 3 /XI Buruh
SMK Tj.Priuk II/X/Ak Buruh
SMK Nusantara 1 Buruh
SMAN 13/X-6 Pensiunan
SMK Dinamika/XI/Listrik Buruh
98
SMK Diinamika/XI/T.Av Buruh
SMK Barunawati/XI/AP IRT
SMK Sari Putra/XI/AP Buruh
SMAN 92/X-7/ Buruh
SMK Nusantara 2/X/Oto Pedagang
SMK AL khoir bah/X/ak Buruh
SMK Nusantara 1/XI/AP Buruh
SMK Barunawati/X/AK Buruh
SMAN 110/XI/IPS Wiraswasta
SMK PGRI 3/X/AP Pedagang
SMA.N 80/XI/IPS Buruh
SMKN 12/XI/AP Pedagang
SMK Nusantara/XI/Ak Pedagang
SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M Buruh
SMA YAPPENDA/XI/IPB Karyawan
SMK Ar raudhah/XI AP Buruh
MAN 5/X-2/ Wirasswata
SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M Buruh
SMK.N 49/XI/Pemasaran Pedagang
SMK Ar raudhah/X/ AP Buruh
99
……………………………………..
SMK Yappenda/X/AP Supir
SMK Gunung Jati/X/AP Pedagang
SMK Ar raudhah/XI AP Buruh