ALIRAN TAGMEMIK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aliran tagmemik

Citation preview

ALIRAN TAGMEMIKA.Timbulnya Aliran TagmemikBeberapa aliran lingustik pratagmemik yang patut disebut adalah aliran tradisional, aliran Styruktural, dann aliran Transformasi. Sebenarnya aliaran-aluiran yang lain masih banyak, akan tetapi kebanyakan aliran merupakan inovasi dari aliran Struktural. Setiap aliran memiliki prinsip yang berbeda dengan aliran yang lain. Bahkan tidak jarang aliran yang satu mencemooh aliran yang lain dengan argumentasi yang maasuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan menurut alirannya, akan tetapi sangat tidak masuk akal dan tidak dapat dipertanggungjawabkan menurut aliran yang lain.

Bertolak dari latar belakang itu, aliran Tagmemik mencoba untuk menempatkan prinsip-prinsip aliran-aliran tersebut pada proporsinya yang semestinya. Prinsip-prinsip dari aliran lain tidak diabaikan begitu saja. Namun yang paling mendorong munculnya aliran Tagmemik ini adalah adanya anggapan kesemestaan bahasa. Kesemestaan dalam arti adanya kesamaan prinsip pada semua bahasa yang ada di dunia ini, bahkan kesemestaan tersebut juga diartikan sebagai pengakuan adanya kesamaan antara tindak berbahasa atau tingkah laku berbahasa dengan tingkah laku yang lain, yang diperbuat oleh manusia.

Secara relatif usia teori ini memang masih dapat disebut muda, namun embrionya sebenarnya sudah lama ada. Beberapa tokoh yang patut disebut dalam sejarah perkembangan teori ini antara lain Benjamin Elson (1962), Velma Pickett (1962), Robert E. Longacre (1964), dan Walter A. Cook (1969, 1970, 1971).

Kebulatan, kelengkapan, dan popularitas teori ini baru terwujud pada tahun 1977 dengan munculnya bukua Gramatikal Analysis karangan Keneth L. Pike dan Evelyn G Pike, yang keduanya merupakan sepasang suami istri dari University Of Texas at Arlington, dan KL. Dengan demikian teori Tagmemik atau alirn Tagmemik pada garis besarnya terbagi atas dua generasi yaitu Generasi pertama adalah generasi sebelum lahirnya Gramatical Analysis, dan Generasi kedua adalah generasi setelah kelahiran Gramatical Analysis.

Aliran Tagmemik Generasi Pertama

Generasi ini sebenarnya belum dapat disebut teori Tagmemik yang sesungguhnya. Pada saat itu kelengkapan spesifikasi ciri tagmem baru ada dua maca, yakni slot dan filler class. Dengan demikian analsisnya masih sangat sederhana. Ahli bahasa yang tergolong pada aliran tagmemik generasi pertama ini antara lain B. Elson, V. Pickett, R.E. Longacre, W.A. Cook, dan K.L. Pike (sebelum mengadakan penyempurnaan).

Aliran Tagmemik Generasi Kedua

Pada generasi kedua ini ciri tagmem tidak lagi terdiri atas dua macam, akan tetapi menjadi empat macam yaituSlot, Class, Role,danCohesion,atau dengan istilah lain slot, klas, peran, dan kohesi.boleh dikatakan pada saat itu teori tagmemik telah bulat atau lengkap. Untuk mencapai kerja keras suami istri pike dan pike selama selama sepuluh tahun. Wujud nyata dari usaha itu ialah lahirnya buku Gramatical Analysis pada tahun 1977, yang sebelumnya diuji secara seksama oleh pakar linguistik dunia dalam bentuk lokakarya yang diselenggarakan di Indonesia tepatnya di Danau Bira, Irian Jaya (1976).

B.Ciri-ciri Aliran/Teori Tagmemik1.Setiap Struktur terdiri atas tagmem-tagmem

Tagmem adalah bagian dari suatu konstruksi gramatikal yang memiliki empat macam kelengkapan spesifikasi ciri slot, klas, peran, dan kohesi. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu.

Slot

Slot adalah suatu ciri tagmem yang merupakan tempat kosong di dalam struktur yang harus diisi oleh fungsi tagmem. Didalam tataran klausa, fungsi tagmem tersebut berupa subjek, predikat, objek, adjung, dan komplemen. Pada tuturan yang lain pada umumnya berupanucleus(inti) danmargin(luar inti).

Class(Klas)

Klas adalah suatu ciri tagmem yang merupakan wujud nyata dari slot. Klas dipecah menjadi satuan yang lebih kecil atau lebih spesifik (subklas), misalnya : kata benda, kata kerja, kata sifat, frase benda, frase kerja, frase sifat, klusa transitif, klausa intransitif, kalusa ekuatif, dan lain sebagainya.

Role(Peran)

Peran adalah ciri atau penanda tagmem yang merupakan pembawa fungsi tagmem. Terdapat perbedaan antara fungsi dan peran. Untuk membedakan kita ambil contoh nama peranactor(pelaku) danundergoer(penderita).

Cohesion (kohesi)

Kohesi adalah ciri atau penanda tagmem yang merupakan pengntrol hubungan antar tagmem. Pengontrol hubungan (kohesi) yang hampir ada pada setiap bahasa ialah kohesi ketransitifan pada tataran klausa. Dengan demikian akan kita kenal adanya klausa transitif (predikatnya mempunyai kohesi T), klausa intransitif (predikatnya mempunyai kohesi I), dan kalusa ekuatif (predikatnya mempunyai kohesi E).

Di dalam rumus keempat ciri atau penanda itu ditempatkan pada sudut perempatan garis silang yang dapat digambarkan sebagai berikut :

SLOTKLAS

PERANKOHESI

2.Sifat Eklektik

Teori Tagmemik bersifat ekletik yaitu merupakan perpaduan dari aneka macam teori yang dirangkum menjadi satu, namun masing-masing ditempatkan sesuai dengan proporsinya.

3.Sifat Universal

Teori Tagmemik selain bersifat ekletik juga bersifat universal. Keuniversalan atau kesemestaan teori ini buka saja kesemesetaan dalam arti berlaku untuk semua bahasa akan tetapi juga kesemestaan dalam arti berlaku untuk segala tingkah laku manusia (Pike & Pike, 1977:1)

4.Hierarkhi linguistis

Menurut teori ini ada tiga macam hierarkhi linguistis, yakni (a) hierarkhi referensial adalah hierarkhi kawasan makna, (b) hierarkhi gramatikal adalah hierarkhi dalam kawasangrammar, (c) hierarkhi fonologikal adalah hierarkhi pada kawasan bunyi bahasa yang meliputi bidang fonetik maupun bidang fonemik.

5.Tataran pada hierarki gramatikal

Tataran pada hierarkhi gramatikal akan mencakup mulai dari morfem hingga wacana yang apabila diurutkan menurut jenjangnya adalah sebagai berikut : (a) morfem, (b) kata,(c) frase,(d) klausa,(e) kalimat,(f) alinea, (g) monolog, (h) dialog, (i) percakapan, dan (j) wacana. Hal itu tidak menyimpang dengan apa yang dikemukakan oleh Pike & Pike (1977:24) sebagai tertera dibawah ini.

a.Normal Mapping

Pada normal mapping (tataran normal) : unsur sebuah kalimat adalah klausa, unsur kalusa berupa frase, unsur frase berupa kata, dan unsur kata berupa morfem.

b.Level Skipping

Pada level skipping (loncatan tataran) ; unsur satuan lingualdi atas kalimat (misalnya alinea) berupa kalusa atau tataran lain yang dua jenjang atau lebih di bawahnya, unsur kalimat berupa frase atau tataran di bawah frase, unsur klausa berupa kata atau morfem, dan unsur frase berupa morfem.

c.Layering

Pada layering (rekursi, perputaran ulang) : unsur suatu kalimat berupa kalimat juga, unsur suatu klusa berupa klausa juga, unsur frase berupa frase juga, unsur suatu kata berupa kata juga.

d.Back Looping

Pada back looping (hierarkhi terputar) : unsur suatu klausa justru berupa kalimat, unsur frase justru berupa klausa, dan unsur suatu kata justru berupa frase. Pada hierarkhi terputar ini struktur yang jenjangnya lebih rendah justru membawahi struktur yang jenjangnya lebih tinggi. Oleh sebab itulah di sini dipergunakan istilah hierarkhi terputar.

6.Slot pada tataran klausa

Slot pada tataran klausa berupa subjek, predikat, objek, adjung, ataupun komplemen. Slot pada tataran kalimat mestinya berupanucleus(inti) danmargin(luar inti), atau berupatopic(pokok) dancoment(sebutan).

7.Predikat harus kata kerja

Menurut teori tagmemikslot predikat harus diisi oleh klas kata kerja. Selain kata kerja tidak mungkin mengisi slot predikat. Dengan demikiantidak akan ada istilah kalimat nominal (kalimat yang predikatnya selain kata kerja).

8.Analisis dimulai dari tataran klausa

Teori tagmemik mengawali analisisnya dari tuturan klausa yang justru teramat penting. Hal ini sangat masuk akal sebab klausa merupakan bentuk gramatik atau satuan lingual terkecil yang bermakna proposisi.

9.Rumus di dalam analisis

Analisis Tagmemik dua cara yaitu dengan diagram pohon da rumus. Rumus yang dipergunakan dibuat serapi, selengkap, dan setuntas mungkin. Ketuntasan rumus ini dilakukan dengan menyusun rumus-rumus bawahan.

10.Perbedaan ciri etik dan ciri emik

Aliaran Tagmemik mulai menegakkan eksistensi ciri etik dan ciri emik didalam struktur. Ciri etik adalah suatu ciri yang tidak membedakan, sedangkan ciri emik adalah suatu ciri yang bersifat membedakan. Pada aliran tagmemik penggunaan dan penerapan ciri-ciri tersebut lebih luas lagi sampai pada pembedaan ciri peran dan pembedaan tipe-tipe klausa.

11.Tidak adanya batasan morfologi dan sintaksis

Pada aliran struktural bidang Morfologi dan Sintaksis dipisahkan secara tegas. Level-level apa yang menjadi bidang garapannya sudah ditentukan secara pasti, sehingga apabila di suatu saat ditemukan bidang yang tertelah di antara keduanya menjadi kebingungan untuk menentukan wilayah. Keadaan seperti ini sebenarnya sudah menunjukkan bahwa memang pada hakekatnya bidang Morfologi dan Sintaksis memang tidak perlu dipisahkan. Pernyataan tidak adanya batas antara kedua bidang tersebut memang merupakan salah satu perwujudan prinsip aliran Tagmemik. Dengan tidak adanya batas antara Morfologi dan Sintaksis itu, maka hierarkhi gramatikal akan membentang dari morfem hingga kalimat, bahkan hingga struktur gramatikal lain yang jenjangnya di atas kalimat.