8
Alkohol Alkohol adalah nama umum untuk senyawa hidrokarbon dengan rumus umum C n H (2n+1) OH. Alkohol yang terdaoat dalam minuman beralkohol adalah etil-alkohol atau etanol dengan rumus kimia C 2 H 5 OH. Metabolisme Alkohol Alkohol diabsorbsi melalui dinding gastrointestinal (90% di usus halus). Setelah diabsorbsi, alkohol akan didistribusikan ke semua jaringan dan cairan tubuh serta cairan jaringan. Sekitar 90% alkohol yang diabsorbsi akan dioksidasi, sedangkan 10% sisanya diekskresikan tanpa alami perubahan, melalui paru-paru dan ginjal. Metabolisme alkohol dalam tubuh melibatkan 3 jalur, yaitu: a. Jalur Sitosol/Lintasan Alkohol Dehidrogenase : Jalur ini adalah proses oksidasi dengan melibatkan enzim alkohol dehidrogenase (ADH) di sitosol. Proses oksidasi dengan menggunakan ADH terutama terjadi di dalam hepar. Metabolisme alkohol oleh ADH akan menghasilkan asetaldehid. Asetaldehid merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan kerusakan beberapa jaringan atau sel. b. Jalur Peroksisom/Sistem Katalase : Sistem ini berlangsung di dalam peroksisom dengan menggunakan katalase. Pada jalur ini diperlukan H 2 O 2 . Sistem ini diperlukan ketika kadar

Alkohol

Embed Size (px)

DESCRIPTION

alkohol

Citation preview

Page 1: Alkohol

AlkoholAlkohol adalah nama umum untuk senyawa hidrokarbon dengan rumus umum

CnH(2n+1)OH. Alkohol yang terdaoat dalam minuman beralkohol adalah etil-alkohol atau

etanol dengan rumus kimia C2H5OH.

Metabolisme Alkohol

Alkohol diabsorbsi melalui dinding gastrointestinal (90% di usus halus). Setelah

diabsorbsi, alkohol akan didistribusikan ke semua jaringan dan cairan tubuh serta cairan

jaringan. Sekitar 90% alkohol yang diabsorbsi akan dioksidasi, sedangkan 10% sisanya

diekskresikan tanpa alami perubahan, melalui paru-paru dan ginjal.

Metabolisme alkohol dalam tubuh melibatkan 3 jalur, yaitu:

a. Jalur Sitosol/Lintasan Alkohol Dehidrogenase : Jalur ini adalah proses oksidasi

dengan melibatkan enzim alkohol dehidrogenase (ADH) di sitosol. Proses oksidasi

dengan menggunakan ADH terutama terjadi di dalam hepar. Metabolisme alkohol

oleh ADH akan menghasilkan asetaldehid. Asetaldehid merupakan produk yang

sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan kerusakan beberapa

jaringan atau sel.

b. Jalur Peroksisom/Sistem Katalase : Sistem ini berlangsung di dalam peroksisom

dengan menggunakan katalase. Pada jalur ini diperlukan H2O2. Sistem ini

diperlukan ketika kadar alkohol di dalam tubuh meningkat.

c. Jalur Mikrosom : Jalur ini juga sering disebut dengan sistem SOEM (Sistem Oksidasi

Etanol Mikrosom). Sistem ini melibatkan enzim sitokrom P450 yang berada dalam

mikrosom pada retikulum endoplasma.

Oleh ketiga jalur tersebut alkohol akan diubah menjadi asetaldehid, kemudian akan

diubah menjadi asetat oleh aldehid dehidrogenase di dalam mitokondria.

Efek pada otak

Teori menunjukkan bahwa efek biokimia alkohol terjadi pada membran neuron.

Efektivitas alkohol yang berhubungan dengan reseptor asetilkolin nikotinik, serotonin (5-

Page 2: Alkohol

hydroxytryptamine) tipe 3 (5-HT3) dan GABA tipe A (GABA A) diperkuat oleh alkohol,

sedangkan aktivitas reseptor glutamat akan diinhibisi.

Efek perilaku

Alkohol memiliki efek depresan yang sangat mirip dengan barbiturat dan

benzodiazepin. Pada konsentrasi 0,05% alkohol didalam darah, maka pikiran,

pertimbangan, dan pengendalian akan mengalami kemunduran dan sering kali terputus.

Pada konsentrasi 0,1% aksi motorik akan canggung. Pada konsentrasi 0,2% fungsi

seluruh daerah motorik menjadi terdepresi, bagian otak yang mengontrol perilaku

emosional juga terpengaruhi. Pada konsentrasi 0,3% seseorang biasanya mengalami

konfusi dan dapat menjadi stupor. Pada konsentrasi 0,4-0,5% dapat terjadi koma. Pada

konsentrasi yang lebih tinggi, pusat pernapasan di otak dapat terdepresi dan dapat

menimbulkan kematian.

Alcohol Abuse dan Alcoholism/Alcohol Dependence

Gejala

Alcohol Abuse Alcohol Dependence

- menelantarkan pekerjaan dan tanggung

jawab karena alkohol

- Menggunakan alkohol walaupun

bahaya secara fisik dan menyebabkan

masalah sosial

- Mengalami masalah hukum karena

alkohol

- Minum untuk menghilangkan stres

- gejala alcohol abuse ditambah gejala

ketergantungan secara fisik :

- Toleransi

- Withdrawal

Manifestasi Ketergantungan dan Masalah Alkoholisme

a. Manifestasi sosial

Masalah perkawinan, perceraian, KDRT, masalah keuangan, dikucilkan, kecelakaan

kerja, kekerasan, pelecehan seksual, dan pengangguran.

Page 3: Alkohol

b. Manifestasi medis

Gejala putus obat umumnya timbul saat pasien sadar. Gambaran komplikasi sangat

bervariasi:

- Gastrointestinal : hepatitis, sirosis, gastritis, perdarahan gastrointestinal,

pankreatitis

- Kardiovaskuler : hipertensi

- Neurologis : sinkope, kejang, neuropati, status konfusional akut,

perdarahan subdural, ensefalopati

c. Manifestasi psikiatrik

- Depresi

- Ansietas

- Perubahan kepribadian

- Disfungsi seksual

- Halusinasi auditorik maupun visual

Intoksikasi Alkohol

Krtiteria intoksikasi alkohol oleh DSM IV:

– Baru saja mengkonsumsi alkohol

– Secara klinis ada perubahan perilaku dan psikologi saat atau beberapa

setelah konsumsi alkohol

– 1 atau lebih gejala (saat atau beberapa saat sesudah konsumsi alkohol)

• Bicara tidak jelas

• Inkoordinasi

• Unsteady gait

• Nistagmus

• Gangguan atensi, memori

• Stupor, koma

– Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak dipengaruhi

oleh gangguan mental lainnya

Page 4: Alkohol

Intoksikasi alkohol yang parah dapat menyebabkan koma, depresi pernapasan dan

kematian, baik karena henti pernapasan atau karena aspirasi muntah. Pengobatan untuk

intoksikasi berat berupa bantuan pernapasan mekanik, dengan memperhatikan

keseimbangan asam basa pasien, elektrolit, dan temperatur.

Beratnya gejala intoksikasi alkohol berhubungan dengan konsentrasi alkohol

dalam darah, yang mencerminkan kadar alkohol didalam otak. Pada onset intoksikasi,

beberapa orang menjadi suka bicara dan suka berkelompok, beberapa menjadi menarik

diri dan cemberut, yang lainnya menjadi suka berkelahi. Beberapa pasien menunjukkan

labilitas mood, dengan episode tertawa dan menangis yang saling bergantian (intermiten).

Putus Alkohol

Tanda klasik dari putus alkohol adalah gemetar, kejang, dan delirium. Gemetar

muncul 6-8 jam setelah dihentikannya minum, gejala psikotik dan persepsi muncul dalam

8-12 jam, kejang dalam 12-24 jam, delirium dalam 72 jam. Tremor pada putus alkohol

dapat mirip dengan tremor fisiologis. Gejala lain putus alkohol adalah iritabilitas umum,

gejala gastrointestinal (mual dan muntah) dan hiperaktivitas otonom simpatik, termasuk

kecemasan, kesiagaan, berkeringat, kemerahan pada wajah, midriasis, takikardia, dan

hipertensi ringan.

Pengobatan

Psikoterapi

Terapi ini fokus pada alasan seseorang mengapa minum. Fokus spesifik adalah

dimana pasien minum, dorongan premotivasi dibelakang minum, hasil yang diharapkan

dari minum, dan cara alternatif untuk mengatasi situasi tersebut. Melibatkan pasangan

yang tertarik dan bekerja sama dalam terapi bersama (conjoint therapy) untuk

sekurangnya satu sesi sangat efektif.

Medikasi

Medikasi utama untuk mengendalikan gejala putus alkohol adalah benzodiazepin.

Benzodiazepin membantu mengontrol aktivitas kejang, delirium, kecemasan, dan tremor

yang berhubungan dengan putus alkohol. Benzodiazepin dapat diberikan peroral maupun

parenteral. Diazepam (Valium) ataupun chlordiazepoxide (Librium) tidak boleh diberikan

Page 5: Alkohol

IM karena adanya absorbsi yang menentu dari obat jika diberikan dengan cara tersebut.

Benzodiazepin dimulai dengan dosis tinggi dan diturunkan saat pasien pulih. Obat

antiansietas dan antidepresan dapat mengobati gejala kecemasan pada pasien dengan

gangguan terkait alkohol.

Terapi obat untuk intoksikasi dan putus alkohol:

Masalah

klinis

Obat Jalur Dosis Keterangan

Gemetaran

dan agitasi

ringan

sampai

sedang

chlordiazepoxid

e

Oral 25-100 mg tiap 4-6

jam

Dosis awal dapat

diulangi tiap 2 jam

sampai pasien tenang;

dosis selanjutnya harus

ditentukan secara

individual dan dititrasi

Halusinosis

Agitasi

parah

Diazepam

Lorazepam

chlordiazepoxid

e

Oral

Oral

Intravena

5-20 mg tiap 4-6 jam

2-10 mg tiap 4-6 jam

0,5 mg/kg pada 12,5

mg/mnt

Berikan sampai pasien

tenang; dosis

selanjutnya harus

ditentukan secara

indivisual dan dititrasi

Kejang

putus

Diazepam Intravena 0,15 mg/kg pada 2,5

mg/mnt

Delirium Lorazepam Intravena 0,1 mg/kg pada 2,0

mg/mnt

Intoksikasi ringan bisa dengan diberi aktifitas fisik atau kopi kental.

Terapi dari putus alkohol bisa diberikan disulfiram/antabuse, metronidazole. Disulfiram

bekerja dengan menginhibisi aldehid dehigronase sehingga kadar asetaldehid di darah

akan meningkat saat konsumsi alkohol dan memberi efek yang tidak nyaman pada

pengguna alkohol.

Terapi Perilaku

Terapi ini bertujuan untuk membuat pengguna alkohol merasa lebih tenang. Terapi ini

ditekankan pada latihan relaksasi, latihan ketegasan, keterampilan mengendalikan diri,

dan strategi baru untuk menguasai lingkungan.