24
BAB 1 A. LATAR BELAKANG Thorak atau dada adalah daerah tubuh yang terletak antara leher dan abdomen. Didepan dan dibelakang thorak rata dan di samping melengkung. Anatomi radiografis thorax dibagi menjadi tiga yaitu rangka dada, sistem pernafasan dan mediastinum (Bontrager,2001). Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan. Rongga dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada di antara kedua paru- paru. Di dalam rongga dada terdapat beberapa sistem diantaranya yaitu sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ pernafasan yang terletak dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada sistem peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran linfe. Pembuluh darah pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari jantung, vena yang membawa darah ke jantung dan kapiler yang merupakan jalan lalulintas makanan dan bhan buangan (Pearce, 2003 : 53). Paru kanan terbagi menjadi dua fisura dan tiga lobus yaitu superior, media dan inferior. Paru kiri terbagi oleh sebuah fisura dan dua lobus yaitu superior dan inferior (Pearce, 2003 : 215). Brochus pada setiap sel sisi bercabang menjadi cabang-cabang utama, satu untuk setiap lobus paru. Segmen

Allfim Lk Thorax Nitip

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hvhfkh

Citation preview

BAB 1A. LATAR BELAKANGThorak atau dada adalah daerah tubuh yang terletak antara leher dan abdomen. Didepan dan dibelakang thorak rata dan di samping melengkung. Anatomi radiografis thorax dibagi menjadi tiga yaitu rangka dada, sistem pernafasan dan mediastinum (Bontrager,2001).Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan. Rongga dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada di antara kedua paru-paru. Di dalam rongga dada terdapat beberapa sistem diantaranya yaitu sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ pernafasan yang terletak dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada sistem peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran linfe. Pembuluh darah pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari jantung, vena yang membawa darah ke jantung dan kapiler yang merupakan jalan lalulintas makanan dan bhan buangan (Pearce, 2003 : 53).Paru kanan terbagi menjadi dua fisura dan tiga lobus yaitu superior, media dan inferior. Paru kiri terbagi oleh sebuah fisura dan dua lobus yaitu superior dan inferior (Pearce, 2003 : 215).Brochus pada setiap sel sisi bercabang menjadi cabang-cabang utama, satu untuk setiap lobus paru. Segmen paru daerah tersebut disuplai oleh cabang utama bronchus, setiap segmen adalah unit mandiri dengan supali darah sendiri. Paru kanan memiliki sepuluh segmen, paru kiri memiliki sembilan segmen. Setiap segmen berbentuk biji yang tipis pada hilus paru (Pearce, 2003 :214).Di dalam segmen, cabang brochus utama memecah menjadi cabang-cabang yang lebih kecil. Duktus alveolus adalah cabang yang paling kecil, setiap ujung terdapat sekelompok alveolus. Alveolus adalah kantong berdinding tipis yang mengandung udara, melalui seluruh dinding inilah terjadi pertukaran gas. Setiap paru mengenadung sekitar 300 juta alveoli. Lubang-lubang kecil di dalam dinding alveola memungkinkan udara melewati suatu alveolus ke alveolus lain (Pearce, 2003 : 214).

Rangka dada merupakan bagian dari sistem skeletal yang melindungi organ pernafasan dan sirkulasi darah. Bagian depan rangka dada adalah sternum, yang terdiri dari manubrium, body of sternum dan xiphoid process. Bagian atas rangka dada terdiri dari dua clavicula yang menghubungkan sternum dengan kedua scapula. Dua belas pasang costa melingkari thorax dan dua belas vertebra thorakalis di bagian belakang(Bontrager, 2001)Pemeriksaan foto thorax polos tampak gambaran berupa bronkovaskuler kasar yang umumnya terdapat di lapangan bawah paru atau gambaran garis-garis translusen yang panjang menuju ke hilus dengan bayangan konsolidasi sekitarnya akibat peradangan sekunder, kadang-kadang juga bisa berupa bulatan-bulatan transulen yang sering dikenal sebagai gambaran sarang tawon (honey comb appearence). Bulatan transulen bisa berukuran besar (diameter 1-10 cm) yang berupa kista-kista transulen dan kadang-kadang berisi cairan (air fluid level) akibat peradangan sekunder (Rasad, 2005: 110).

A. RUMUSAN MASALAH Sesuai dengan laporan kasus ini , maka masalah-masalah yang akan di bahas antara lain :1. Bagaimana tata pemeriksaan radiologi Thorax AP Top Lordotik 2. Apa saja kriteria yang harus terpenuhi pada radiograf Thorax AP Top Lordotik ?3. Apakah proyeksi AP Top Lordotik dapat mendiagnosa penyakit paru tertentu seperti TB ?

B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan laporan kasus ini antara lain :

1. Untuk mengetahui tata pemeriksaan radiologi Thorax AP TopLordotik 2. Untuk mengetahui diagnosi dari hasil radiograf Thorax AP Top Lordotik3. Sebagai bahan ajar foto Thorax AP Top Lordotik

C. MANFAAT PENULISAN

Manfaat dari penulisan laporan kasus ini diantaranya :

1. Sebagai bahan ajar bagi saya mahasiswa pkl mengenai pemeriksaan Thorax AP Top Lordotik 2. Sebagai laporan kasus bagi saya mahasiswa pkl3. Memberikan gambaran yang jelas tentang teknik pemeriksaan thorax prooyeksi AP Top Lordotik

BAB II

A. LANDASAN TEORI

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI THORAX

Thorak atau dada adalah daerah tubuh yang terletak antara leher dan abdomen. Didepan dan dibelakang thorak rata dan di samping melengkung. Anatomi radiografis thorax dibagi menjadi tiga yaitu rangka dada, sistem pernafasan dan mediastinum (Bontrager,2001). Setiap paru berbentuk kerucut dan memiliki :

Apek yang meluas ke dalam leher sekitar 2,5 cm ke atas clavivula. Permukaan costo-vertebral, menempel pada bagian dalam dinding dada. Permukaan mediantinum menempel pada perikardium dan jantung. Basis terletak pada diafragma (Pearce, 2003 : 216).

Paru kanan terbagi menjadi dua fisura dan tiga lobus yaitu superior, media dan inferior. Paru kiri terbagi oleh sebuah fisura dan dua lobus yaitu superior dan inferior (Pearce, 2003 : 215).

a. Rangka Dada

Rangka dada merupakan bagian dari sistem skeletal yang melindungi organ pernafasan dan sirkulasi darah. Bagian depan rangka dada adalah sternum, yang terdiri dari manubrium, body of sternum dan xiphoid process. Bagian atas rangka dada terdiri dari dua clavicula yang menghubungkan sternum dengan kedua scapula. Dua belas pasang costa melingkari thorax dan dua belas vertebra thorakalis di bagian belakang(Bontrager, 2001)

Gambar 2.1. Rangka Dada (Bontrager,2001)

b. Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan terdiri dari organ-organ tubuh yang dilewati udara yang masuk melalui dari hidung sampai ke paru-paru. Sistem pernafasan terdiri dari pharynx, larynx, trachea, bronchi, dan paru-paru. (Bontrager, 2001).

1) Pharynx

Bagian atas pharynx terletak diantara hidung dan mulut sedangkan bagian bawah pharynx terletak diantara esophagus dan larynx. Pharynx dibagi menjadi tiga yaitu nasopharynx, oropharynx, dan laryngopharynx. Pharynx merupakan jalan makanan dan minuman sebelum masuk esophagus, juga merupakan jalan udara yang akan masuk ke paru-paru oleh karena itu pharynx tidak dianggap sebagai sistem pernafasan yang sebenarnya (Bontrager, 2001).

Gambar 2.2 Gambar anatomi pharyink (diktat anatomi situs thoracis, ed. 2011, Laboratorium Anatomi FK UNISSULA.)

2) LaryinkBentuknya seperti sangkar,dengan struktur kartilago dengan panjang 4-5 cm pada orang dewasa. Terletak di bagian anterior leher dan menempel pada tulang hyoid. Hyoid terletak di leher atas tepat dibawah lidah atau bagian bawah mulut. Hyoid bukan bagian dari larynx. Di dalam larynx terdapat organ yang dapat menghasilkan suara yang disebut vocal cords. Larynx terletak setinggi vertebra cervical 3-6. Bagian dari larynx yang terbesar dan menonjol adalah thyroid cartilage disebut juga adam apple atau laryngeal prominens terletak setinggi vertebra cervical 5. Cricoid cartilage berupa cincin kartilago membentuk bagian inferior dan posterior larynx, menempel dengan cincin kartilago pertama dari trachea. Epiglotis berbentuk mirip daun yang berfungsi melindungi/menutup trachea saat terjadi proses penelanan makanan sehingga makanan tidak masuk ke trachea dan ke sistem pernafasan (Bontrager, 2001).

Gambar 2.3. Anterior dari Larynx (diktat anatomi situs thoracis, ed. 2011, Laboratorium Anatomi FK UNISSULA.)

3) TracheaBerbentuk tabung fibrous muscular berdiameter 2 cm dan panjangnya 11 cm. kira-kira 20 cincin kartilago. Terletak setinggi vertebra cervical 6 sampai vertebra thorakal 4-5. Beberapa kelenjar yang terletak disekitar trachea adalah kelenjar thyroid, kelenjar parathyroid dan kelenjar thymus (Bontrager, 2001).

Gambar 2.4 Trachea (diktat anatomi situs thoracis, ed. 2011, Laboratorium Anatomi FK UNISSULA.)

Trakhea terbelah menjadi dua bronkhus utama, bronkhus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru bronkhus-brokhus pulmonaris bercabang dan banyak sekali (Pearce ,2001). Kedua brochus tersebut adalah:

a) Bronchus kananUkurannya lebih besar dan lebih pendek dibandingkan bronchus kiri. Panjangnya 2,5 cm dan berdiameter 1,3 cm mempunyai sudut 25

b) Bronchus kiriUkuran diameternya lebih kecil disbanding bronchus kanan tetapi lebih panjang. Panjang bronchus kiri 5 mm dan berdiameter 1,1 cm membentuk sudut 37.Carina merupakan percabangan bronchi, bagian bawah trachea sebelum masuk ke bronchus kanan dan kiri. Letakknya setinggi vertebra thorakal 5, biasa digunakan untuk penempatan ROI (region of interest ) pada pemeriksaan CT Scan thorax (Bontrager, 2001).

4) ParuOrgan paru-paru tersusun atas sel-sel parenchyma, mirip spons yang ringan dan sangat elastis sehingga memungkinkan terjadinya mekanisme pernafasan (Bontrager, 2001).Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dihirup melalui hidung dan mulut, pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakhea dan pipa bronkhial ke alveoli dan berikatan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris (Pearce,2001).

5) Lobus paru-paru

Paru-paru kanan terdapat tiga lobus yaitu lobus superior,middle dan inferior. Ketiga lobus dipisahkan oleh dua fisura. Paru-paru kiri terdiri dari dua lobus yaitu lobus superior (upper) dan lobus inferior (lower) keduanya dipisahkan oleh fisura oblik (Bontrager, 2001).

Gambar 2.5. Lobus dan pleura paru-paru (Wooschi.bloogspot.com)

6) Pleura

Paru-paru dilindungi selaput yang disebut pleura. Pleura yang melekat pada dinding thorax dan diafragma disebut Pleura Parietalis. Pleura yang melekat pada paru-paru disebut Pleura pulmonary atau pleura visceralis. Rongga antara kedua pleura disebut pleural cavity atau cavum pleura (Bontrager,2001).

7) Hilus paru-paru.Hilus paru-paru dibentuk oleh struktur sebagai berikut :a) Arteri pulmonali, yang mengalirkan darah tanpa oksigen kedalam paru-paru untuk diisi oksigen,b) Vena pulmonalis yang mengalirkan darah berisi oksigen dari paru-paru ke jantung.c) Bronkhus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkhial merupakan jalan utama udara.d) Arteri bronkhialis keluar dari aorta dan mengalirkan darah ke jaringan paru-paru.e) Vena bronkhialis mengalirkan sebagian darah dari paru-paru ke vena kava superior, dan pembuluh limfe. Persarafan paru-paru berasal dari saraf vagus dan saraf simpatis (Pearce,2001).

c. MediastinumMediastinum adalah ruang di bagian tengah rongga dada diantara kedua paru-paru. Organ-organ penting yang terletak dalam mediastinum adalah kelenjar thymus, jantung dan pembuluh-pembuluh darah besar, esophagus dan trachea (Bontrager, 2001).2. PATOLOGI

a. Secara UmumTerdapat beberapa penyakit yang dapat menyerang rongga dada diantaranya adalah :1) PNEUMO THORAX

Pneumo thorax adalah adanya udara atau gas dalam rongga pleura, yang dapat terjadi secara spontan, sebagai akibat truma. (LeMone, Priscilla & Karen M. Burke, 1996)

2) EFUSI PLEURA

Efusi Fleura adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura, dimana rongga pleura merupakan rongga yang terletak di antara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada (Porth, 1994)

3) CARDIOMEGALI

Cardiomegali adalah hipertropi jantung atau pembesaran jantung, dalam keadaan anatomis dimana besarnya jantung lebih besar dari ukuran jantung normal. (LeMone, Priscilla & Karen M. Burke, 1996)

a. Secara KhususTBC paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkin paru-paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Somantri,2009).Penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi, penyakit kronis, penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya), terutama mereka yang tinggal ditempat gelap, lembab, ventilasi udara tidak baik, dan orang yang daya tahan tubuhnya rendah. TBC terutama menyerang paru-paru (TB paru), dan juga bisa menyerang organ lain di luar paru separti tulang dan sendi, usus, kelenjar hati, dan lain-lain, di sebut TBC ekstra paru. Tuberkulosis pada anak dan TC pada ibu hamil yang penting diketahui, dapat di baca pada buku ini. Mengenal gejala-gejala penyakit TBC paru maupun ekstra paru, TB anak TB pada kehamilan adalah penting, agar dapat meningkatkan komunikasi dengan dokter, sehingga bisa sedini mungkin dapat di obati dan di sembuhkan. Disamping itu, mengetahui cara mencegah TBC , lingkungan perumahan sehat cukup ventilasi, cukup cahaya matahari yang bisa masuk kedalam rumah, imunisasi BCG, serta bagaimana melaksanakan makan obat anti TBC yang benar dan teratur, merupakan kontribusi yang besar untuk mencegah, menyembuhkan, dan memberantas penyakit TBC. Buku ini perlu di miliki oleh masyarakat umum dan juga mahasiswa, peneliti, dan pemerhati penyakit TBC. (Misnadiarly, 2006)

Tubercholosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolosa. Penyakit ini menyebar melalui pernafasan lewat bersin atau batuk . Penyakit ini pada umumnya menyerang paru , namun dapat juga menyerang organ lain seperti kulit atau tulang (Kemenkes RI,Buku Pedoman Nasional Penanggulangan TB Tahun 2011)

Gejala penyakit TB :1) Gejala awal adalah lemah badan2) Penurunan berat badan3) Demam dan sering keluar keringat di malam hari4) Nyeri dada dan batuk berdahak(Kemenkes RI,Buku Pedoman Nasional Penanggulangan TB Tahun 2011)Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman berbentuk batang dengan panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini terjadi atas lipid (lemak) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam, serta dari gangguan berbagai kimia dan fisik. Kuman ini juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin (misalnya di dalam lemari es) karena sifatnya yang dormant, yaitu dapat bangkit kembali dan menjadi lebih aktif. Selain itu, kuman ini juga bersifat aerob. (Somantri,2009)Tuberkulosis paru merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang vital. Basil Mycobacterium masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (dreplet infection) sampai alveoli dan terjadilah onfeksi primer (Gbon). Kemudian, dikelenjar getah bening terjadilah primer kompleks yang disebut tuberculosis primer. Dalam sebagian besar kasus, Bagian yang terinfeksi ini dapat mengalami penyembuhan. Peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil Mycobacterium pada usia 1-3 tahun. Sedangkan, post primer tuberculosis (reinfection) adalah peradangan yang terjadi pada jaringan paru yang disebabkan oleh penularan ulang. (Somantri,2009)Tuberkulosis pada manusia dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu tuberkulosis primer dan tuberkulosis sekunder :1) Tuberkolosis primerTuberkulosis adalah infeksi bakteri TB Dari penderita yang belum mempunyai reaksi spesifik terhadap bakteri TB. Bila bakteri TB terhirup dari udara melalui saluran pernapasan dan mencapai alveoli atau bagian terminal saluran pernapasan, maka bakteri akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli. Jika pada proses ini bakteri ditangkap oleh makrofag yang lemah, maka bakteri akan berkembang biak dalam tubuh makrofag yang lemah itu dan menghancurkan makrofag. Dari proses ini, dihasilkan bahan kemotaksis yang menarik monisit (makrofag) dari aliran darah dan membentuk tuberkel. Sebelum mengahncurkan bakteri, makrofag harus diaktifkan terlebih dahulu oleh limfokin yang dihasilkan oleh limfosit T. (Somantri,2009)

1) Tuberkolosis sekunderTelah terjadi resolusi dari infeksi primer; sejumlah kecil bakteri TB masih dapat hidup dalam keadaan dorman di jaringan parut. Sebanyak 90% di antaranya tidak mengalami kekambuhan. Reaktifasi penyakit TB (TB pascaprimer/TB sekunder) terjadi bila daya tahan tubuh menurun, pecandu alkhohol akut, silikosis, dan pada penderita diabetes melitus serta AIDS.Bebeda dengan TB primer, pada TB sekunder kelenjar limfe regional dan organ lainnya jarang terkena, lesi lebih terbatas, dan terlokalisir. Reaksi imunologis terjadi dengan adanya pembentukan granuloma, mirip dengan yang terjadi pada TB primer. Tetapi, nekrosis jaringan lebih mencolok dan menghasilkan lesi kaseosa (perkejuan) yang luas dan disebut tuberkulema. Plotease yang dikeluarkan oleh makrofag aktif akan menyebabkab pelunakan bahan kaseosar. Secara umum, dapat dikatakan bahwa terbentuknya kafisatas dan manifestasi lainnya dari TB sekunder adalah akibat dari reaksi nekrotik yang dikenal sebagai hipersensitivitas. (Somantri,2009)

3. Teknik Radiografi Thoraxa. Persiapan Alat:Dalam melakukan pemeriksaan foto thorax diperlukan berbagai macam alat , diantaranya :1) Pesawat sinar-X2) Kaset dan Film sesuai ukuran,biasanya memakai ukuran 35x353) Marker R / L4) Pakaian pasien5) Alat processing6) ID Camera.

b. Persiapan PasienPemeriksaan thorax tidak ada persiapan secara khusus cukup dengan memberikan pengertian kepada pasien tentang pelaksanaan yang akan dilakukan,sehingga pasien tahu tindakan apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan.Selain itu membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu radiograf.c. Teknik Radiografi1) Posterior Anterior (PA)a) Posisi Pasien: Berdiri atau erect pada standart kaset.b) Posisi Obyek: Dada ditempelkan pada kaset. Dagu ditengadahkan pada pertengahan kaset. MSP tubuh pada pertengahan kaset. Tepi atas kaset berjarak 3-4 cm di atas shoulder. Kedua dorsum manus endurotasi maksimal, diletakkan di atas crista illiaca, siku didorong hingga menempel kaset.c) Posisi Sinar: CR : tegak lurus kaset secara horisontal. CP : setinggi Thoracal VII (pada angulus inferior scapula). Eksposi : inpirasi kedua dan tahan nafas. Kriteria Gambar: Tampak kedua bagian paru, udara pada trachea, hillum, jantung dan aorta serta costae. Scapula tidak menutupi gambaran paru-paru Kedua costal margin dan sinus costoprenikus tidak terpotong Kedua paru simetris dilihat dari jarak costal margin ke columna vertebra dan jarak acromioclavicular joint simetris Tampak juga gambaran thoracal I-VII sebagai indikasi kV yang cukup

Gambar 2.6 Posisi Pasien dan Radiograf Thorax PA (caturrontgen.blogspot.com)2) Anterior Posterior (AP)a) Posisi Pasien: Supine atau semi erect.b) Posisi Obyek: Atur kedua lengan endorotasi di samping tubuh. Atur MSP tubuh di tengah kaset. Batas atas kaset berjarak 4-5 cm di atas shoulder joint.c)Posisi Sinar: CR : 5 caudad. CP : setinggi Thoracal VII (8-10 cm di bawah jugular notch). Eksposi : inspirasi kedua dan tahan nafas. Kriteria Gambar: Jantung akan tampak lebih besar akibat dari peningkatan perbesaran dari pendek SID dan peningkatan OID jantung. Biasanya kurang full inspirasi, hanya sampai costae 8-9 di atas diafragma. Untuk pasien efusi pleura akan sering mengkaburkan tanda paru vascular bila dibandingkan dengan proyeksi AP erect.

Gambar 2.7 Posisi Pasien dan Radiograf Thorax AP (caturrontgen.blogspot.com)3) AP Top Lordotika) Posisi Pasien

Posisikan pasien Erect dengan menghadap Tube dan di beri jarak / 30cm dari IR Lalu pasien di instruksikan doyong ke belakang dengan bagian bahu menempel IR

b) Posisi Objek

Atur jarak 2 inchi daari batas atas kaset ke bahu saat posisi lordotik

c) Posisi Sinar

CR : Horizontal tegak lurus CP : Pada Thoracal 7/6 pada pertengahan sternum Eksposi : Inspirasi kedua dan tahan napas Kriteria Gambar : Clavicula terlihat diatas apex paru-paru Bagian distal clavicula terlihat pada sternum simetris terhadap CV, Cervicalis Apex paru-paru tercakup Clavicula tampak horizontal dengan bagian akhir medial nya overlapp dengan iga ke 1 atau ke 2 saja Iga mengalami distorsi dengan bagian anterior dan posterior nya saling superposisi gambaran clavicula terlempar ke arah superior

Gambar 2.7 Posisi Pasien dan Radiograf Thorax AP (caturrontgen.blogspot.com)

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

A. PAPARAN KASUS

1. Identitas Pasien

Nama:Mrs. XUmur:37 tahunJenis Kelamin:PerempuanAlamat:Depok, Sleman YogyakartaTanggal Pemeriksaan:05 Januari 2015Diagnosis Masuk:Suspect TBRuang inap:-

2.Riwayat PasienMrs. X merupakan pasien klinik paru instalasi rawat jalan RSUP.DR.SARDJITO, Dokter memberikan diagnosa suspet TB. Pada tanggal 05 Januari 2015 Pasien datang ke ruang radiologi untuk melakukan foto rontgen thorax.

3. Tata laksana pemeriksaan thorax dengan proyeksi PA dan AP Top Lordotik .

Pelaksanaan Pemeriksaan Thorax di instalasi Radiologi RSUP dr Sardjito Yogyakarta harus melalui beberapa prosedur, Antara lain meliputi :a. Pendaftaran pasienSebelum dilakukan pemeriksaan , pasien atau yang mengantar datang ke instalasi Radiologi RSUP dr.Sardjito Yogyakarta harus mendaftar dahulu di loket pendaftaran dengan menyerahkan surat pengantar dan permintaan foto yang di dalamnya terdapat identitas pasien dan jenis pemeriksaan yang diminta , setelah mendaftar pasien mendapat nomor rontgen sebagai identitas foto, selanjutnya pasien menunggu untuk dilakukan pemeriksaan.

b. Persiapan pasienUntuk melaksanakan pemeriksaan persiapan yang harus di lakukan meliputi :1) Persiapan pasienDalam persiapan pasien pemeriksaan thorax tidak melakukan persiapan khusus, karena tidak menggunakan media kontras sebelum dilakukan pemeriksaan, awalnya pasien di panggil untuk masuk ke ruang pemeriksaan, kemudian pasien di arahkan masuk ke kamar ganti untuk memakai baju pasien dengan melepas semua baju atasan termasuk pakaian dalam(BH) termasuk semua benda(kalung,Peniti) yang dapat menimbulkan gambaran artefak pada hasil radiograf.2) Persiapan alat dan bahanAlat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan thorax meliputi :a.)Pesawat sinar-xb.)standing buckyc.)Kaset dengan ukuran 35x35d.)Marker R/Lc. Pelaksanaan pemeriksaanTeknik pemeriksaan untuk pembuatan radiograf Thorax pada diagnose suspect TB di instalasi Radiologi RSUP Dr. Sardjito menggunakan proyeksi PA dan AP Top Lordotik

1)Posteo Anterior a.)Posisi pasienPasien berdiri dengan menghadap standing bucky dengan, dada di dekatkan terhadap bucky , dagu di letakkan pada pertengahan standing bucky, Kedua dorsum manus endurotasi maksimal, diletakkan di atas crista illiaca, siku didorong hingga menempel kaset.b.)Posisi objekMSP tubuh tepat pada pertengahan kaset, dagu di letakkan pada pertengahan standing bucky, Kedua dorsum manus endorotasi maksimal, diletakkan di atas crista illiaca, siku didorong hingga menempel kaset.

c.)Pengaturan kaset CR:Horisontal tegak lurus CP:setinggi Thoracal VII Film:35x35 cm