Ambisi 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keluarga Besar Mahasiswa Bidikmisi

Citation preview

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI

    Aspirasi Mahasiswa Bidik MisiAMBISI

    Merefleksikan HariPAHLAWAN

    OpiniAMBISI

    InfoAMBISITaaruf KBMB 2012

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI

    Pelindung : Abdul Aziz, M.Pd. Penanggung Jawab : Hidayatullah. Pimpinan Redaksi : Nafisatul Wakhidah. Sekretaris Redaksi : Hilwin Nisa. Dewan Redaksi : Naghfir, Haris Harianto, Chairul Lutfi. Redaktur Pelaksana : M. Nur Hasan. Staf Redaksi : Ach. Rofiqi, Rudin W, Yanto. Layout : Ifa Alif . Sirkulasi : Dian Safitri

    1

    AMBISI diterbitkaan oleh Divisi Jurnalistik KBMB UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam rangka memberikan informasi seputar perkembangan organisasi

    dan kampus. Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca, baik berupa artikel, opi-ni, resensi, dan lainnya. Dikirim ke kantor redaksi atau juga bisa lewat e-mail. Redaksi

    berhak menyuntig tanpa merubah maksud penulis.

    Berjumpa lagi dengan buletin AMBISI edisi kedua. Alhamdulillah, tiada kata yang lebih indah selain syukur tak terkira atas semua nikmatNya yang masih melekat di tubuh ini. Pada kesempatan kali ini, AMBISI bertemakan tentang Pahlawan. Sekaligus memeringati momentum adan-ya peringatan hari pahlawan yang jatuh pada bulan November ini. Diantaranya, memuat artikel dari Pembina KBMB (ke-luarga Besar Mahasiswa Bidikmisi), cerita pendek dan puisi tentang kepahlawanan serta liputan kilas berita organisasi Bidik-misi dua bulan yang telah terlewati. (Tim)

    Siapa sih pahlawan menurut keluarga mahasiswa bidikmisi?

    Mayoritas pasti bakalan men-jawabnya dengan Pak Prof. Moh. Nuh, DEA. Ya. Beliaulah Menteri Pendidikan dan Kebu-dayaan Republik Indonesia yang menjabat saat ini. Karena beliaulah sektor pendidi-kan negara ini memiliki kebijakan beasiswa bidikmisi mulai tahun 2010. Beasiswa kepada mahasiswa kurang mampu dan berprestasi selama masa kuliah S1. Pada kesempatan yang lalu, tanggal 29 Septem-ber 2012 mahasiswa bidikmisi mendapat kesempatan bersua langsung dengan be-liau di Gedung Ir. Soekarno Lt. 5. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri ketika bisa bersalaman dengan beliau, apalagi dita-mbah dengan Pak Nuh memberikan cin-deramata berupa dua buah buku berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong kepa-da perwakilan mahasiswa bidikmisi di UIN Maliki Malang. Hal itu tak lain karena pak Nuh ingin menularkan semangat Chairul Tanjung dalam berwiraswasta/entrepreneur kepada mahasiswa bidikmisi sekalian.

    Semangat pagi!

    SalamRedaksi

  • AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012

    InfoAMBISI

    KBMB (03/10)-Bertempat di Basecamp

    Putri KBMB UIN Maulana Malik Ibrahim Ma-

    lang Ketua Umum KBMB, Hidayatullah men-

    gumumkan adanya resufle kepengurusan. Hal

    ini disebabkan oleh kevakuman yang terjadi se-

    lama beberapa bulan terakhir, setelah lengsernya

    kepengurusan periode pertama KBMB. Akibat-

    nya kesolidan pengurus dalam merealisasikan

    program kerja tidak sesuai dengan harapan.

    Namun, kevakuman pengurus ini bu-

    kan berati tanpa sebab. Bermula dari libur semes-

    ter genap, ditambah dengan lulusnya mahasiswa

    bidik misi dari Mahad Sunan Ampel Al aly yang

    berpengaruh pada kurangnya intensitas per-

    temuan atau rapat pengurus. Sehingga, kurang-

    nya komunikasi antar pengurus, disamping pasca

    berakhirnya libur panjang. Sebagian pengurus

    justru disibukkan oleh aktivitas masing-masing

    di luar organisasi KBMB. Sedangkan tuntutan

    realitas di lingkup KBMB semakin mendesak.

    Mulai dari persiapan Taaruf anggota II dan

    persiapan untuk meresmikan basecamp putri

    KBMB.

    Berangkat dari kondisi di atas, ketua

    umum KBMB UIN Maliki Malang berusaha

    melakukan komunikasi intensif kepada seluruh

    pengurus KBMB. Ketua pasti melakukan re-

    shufle, karena usaha demi usaha telah dilakukan

    demi kesolidan pengurus akan tetapi tetaplah be-

    gitu saja, jika dibiarkan dan tidak di tindak lanju-

    ti maka akibatnya ketimpangan organisasi akan

    semakin parah. Namun, reshufle tersebut sudah

    melalui beberapa pertimbangan dan mekanisme

    reshufle yang baik serta benar, Ungkap Hidayat

    selaku Ketua Umum KBMB .

    Surat Keputusan (SK) Pengurus KBMB

    baru ditandatangani langsung oleh pembina ke-

    luarga besar mahasiswa bidik misi (KBMB) UIN

    Maliki Malang, Abdul Aziz M.Pd. Dan Beliau

    juga sangat setuju terhadap keputusan ini, beliau

    menilai bahwa reshufle ini sangatlah wajar dan

    mendapat nilai plus, demi terwujudnya visi dan

    misi organisasi. Dan yang tak kalah pentingnya

    adalah loyalitas dan totalitas akan organisasi

    Keluarga besar mahasiswa bidik misi (KBMB)

    UIN Maliki malang dapat membumi di setiap

    hembusan nafas seluruh warga keluarga besar

    mahasiswa bidik misi.

    *Akhmad Andrian Mahasiswa Akhwalus Syahsiyah se-mester III, Sekretaris KBMB UIN Maliki Malang

    KBMB Reshufle Pengurus

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI

    Barangsiapa sungguh menghendaki ke-merdekaan buat umum, segenap waktu ia harus siap sedia dan ikhlas buat mender-ita kehilangan kemerdekaan diri sendiri.(Dari Penjara ke Penjara, Tan Malaka)

    Apa yang digumamkan Tan Malaka di atas menegaskan bahwa jika hendak berbuat untuk Negeri, harus-lah rela berkorban semua yang kita mi-liki, tak terkecuali kemerdekaan diri. Sosok pejuang yang militan, radikal, dan revolusioner ini lahir di Nagari Pan-dam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897. Kemudian, meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada usia 51 tahun. Sebagai pemimpin sosialis, dan politisi yang sangat disegani kala itu, ia banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indone-sia. Karenanya, ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris. Kita se-

    bagai generasi muda perlulah membaca karya-karya seorang aktivis pejuang ke-merdekaan Indonesia, seperti Tan Malaka. Selain gagasannya tak diragukan, ia dike-nal sebagai Bapak Republik Indonesia. Saya kira, dalam merefleksikan hari pahlawan, kita pantas mengingat apa yang diajarkan Tan Malaka, dan menerje-mahkan dalam konteks ke-Indonesiaan dan ke-kinian. Kegigihan dan keteguhan hatinya dalam membela Indonesia patut-lah kita simak dalam sejarah kepahlawa-nan kita. Setiap tanggal sepuluh Nopem-ber, kita kerap mengibarkan bendera satu tiang penuh. Pelbagai upacara penghor-matan pun dilakukan untuk memperingati hari Pahlawan. Ritual tahunan ini menjadi satu refleksi bagi kita untuk mengenang jasa-jasa besar para pahlawan Indonesia yang berjuang demi satu kata: Merdeka. Namun, peringatan hari pahlawan itu tak boleh berhenti sekadar memasang bendera di lapangan, di depan rumah maupun mengikuti upacara yang biasan-

    Merefleksikan HariPAHLAWAN

    Oleh: Abdul Aziz, M.Pd

    OpiniAMBISI

  • AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 20125

    ya dihadiri para pejabat, dan didengarkan pidatonyatanpa ada nilai yang turut diko-barkan, seperti yang terjadi dari tahun ke tahun, dimana peringatan hari pahlawan lebih sebagai seremonial yang tak mam-pu memberikan bekas yang signifikan. Lebih dari itu, refleksi hari pahlawan haruslah dijadikan momen-tum penting bagi kita. Sebagai generasi muda (kaum intelektual) hendaknya menjadi bagian dalam proses pemban-gunan bangsa ke depan. Pertanyaan, apa saja yang telah kita perbuat di da-lam arus persaingan global ini, penting untuk diajukan. Seperti yang diungkap-kan Soe Hok Gie, bahwa kitalah generasi yang akan memakmurkan Indonesia. Secara dejure (legal formal)

    bangsa ini telah merdeka. Tetapi, jika kita telisik secara de facto (kenyataan), bang-sa ini belumlah merdeka! Penjajahan yang kita alami saat ini tidak sama dengan apa yang dialami oleh arek-arek Suroboyo ke-tika melawan Inggris di Surabaya 67 tahun silam. Bentuk penjajahan yang kita alami sekarang tidak bermuka garang berikut senjata lengkap, melainkan berwajah lem-but. Kita dijajah secara sistem, bukan? Tak perlu melakukan penelitian lapangan yang rumit dan butuh waktu panjang untuk sekadar melihat realitas kehidupan kita. Kita amati, berapa juta rakyat Indonesia yang terjebak dalam kungkungan kemiskinan akibat kebi-jakan yang kurang berpihak pada pub-lik? Berapa juta mereka yang tak mampu sekolah karena faktor biaya? Berapa ban-yak pengangguran terus menumpuk dari tahun ke tahun? Berapa banyak petani yang dirampas tanahnya demi pemban-gunan perusahaan yang belum tentu berdampak positif bagi masyarakat yang mengelilinginya? Berapa bayak buruh dan karyawan yang digaji rendah oleh pimpinan perusahaan dan lembaganya? Berapa banyak TKI yang berduyun-duyun ke Negeri orang karena tak dihargai di Negeri sendiri? Dan, berapa banyak ke-kayaan Negara yang dikorupsi oleh para para pejabat yang bermental korup? Ini-

    OpiniAMBISI

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI 6

    lah pertanyaan-pertanyaan yang (sung-guh) memprihatinkan, dan membutuhkan penerjemahan dan aksi nyata, yang musti digawangi oleh generasi muda saat ini. Kenyataan dahulu, memantik Tan Malaka dengan membuat ilustrasi yang cukup menyedihkan tentang keadaan rakyat. Sebuah realitas yang ditulis waktu itu, namun masih dekat dengan kenyataan yang kita alami sekarang. Mis-alnya, beberapa juta jiwa sekarang hidup dalam keadaan pagi makan, petang tidak. Mereka tidak bertanah dan beralat lagi, tidak berpengharapan di belakang hari. Kekuasaan atas tanah pabrik, alat-alat pengangkutan dan barang perdagangan, kini semuanya dipusatkan dalam tangan beberapa sindikat. Demikianlah rakyat In-donesia. Tambah lama tambah miskin aki-bat kekayaan Negeri yang terus digarong, sementara bahan pokok semakin mahal. Mungkin, hal inilah yang secara nyata harus kita jawab. Bangsa Indo-nesia saat ini membutuhkan pahlawan-pahlawan baru untuk mewujudkan ke-hidupan rakyat yang demokratis secara politik, adil secara sosial, sejahtera se-cara ekonomi, dan partisipatif secara budaya. Pengalaman-pengalaman besar harus dijemput bukan hanya melalui analisa tapi juga karya-karya penting un-tuk menggugah kesadaran yang sudah

    lama terlelap. Di dunia pemikiran, kita bukan sekadar membutuhkan gagasan-gagasan baru, melainkan juga alat baca yang berpihak pada rakyat yang tertindas. Inilah ciri pahlawan dalam kon-teks modern seperti saat ini. Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang tampil ke permukaan karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela ke-benaran? Bukankah makna pahlawan itu adalah pejuang gagah berani? Bukankah makna kepahlawanan tak lain adalah peri-hal sifat pahlawan, seperti keberanian, keperkasaan, dan kerelaan berkorban? Saat Indonesia nasibnya tidak tambah maju dalam pelbagai lini ke-hidupan, dan perubahan hanya jadi

    OpiniAMBISI

  • AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012

    Coban Talun (08/09)-Dalam rangka mem-

    pererat ukhuwah sesama anggota keluarga bidik-

    misi angkatan 2012 panitia taaruf anggota bidikmisi

    mengadakan outbond. Outbond kali ini diseleng-

    garakan di wahana Camping Ground Coban Talun

    Batu. Pada tanggal 8-9 September 2012 selepas ac-

    ara Taaruf anggota yang digelar di Aula HTQ UIN

    Maliki Malang.

    Diantaranya panitia menyiapkan impact

    seperti spiderbilt, candy transfer, sarong transfer,

    straw transfer, flavour transfer dll disepanjang per-

    jalanan dari Camping Ground ke area air terjun

    Coban Talun. Peserta yang dibentuk menjadi 6 kel-

    ompok berjalan dari pos ke pos dimulai pada pukul

    07.00 pagi. Sesampainya ditempat tujuan semua

    peserta direndam di dalam air dan kemudian makan

    bersama sambil menikmati panorama alam di seki-

    tar air terjun.

    Setelah semua peserta dan panitia bersih

    diri, acara dilanjutkan dengan pemilihan ketua ang-

    katan serta pembagian hadiah pada lomba kekom-

    pakan tiap kelompok. Pemilihan ketua angkatan

    2012 disini dimaksudkan untuk mempermudah

    mengoordinir lingkup intra KBMB ataupun ketika

    berhubungan dengan pihak kemahasiswaan.

    Outbond dan Ketua Angkatan Baru di Camping Ground Coban Talun

    menu diskusi, saat itulah maka gerakan progresif kaum muda menjadi satu ke-butuhan mendesak. Kaum intelektual bukan semata-mata sosok yang men-cintai pengetahuan. Tetapi, bagaimana mampu memberikan ide dan gagasan-gagasan segar tentang arti perubahan sesungguhnya. Yang demikian itu, be-nar-benar merefleksikan hari pahlawan. Jangan sampai kita hanya menjadi be-lenggu sejarah yang tak berkesudahan: hidup untuk diri sendiri dan abai akan tanggungjawab moral pada bangsanya. Untuk itu, mari renungkan ungkapan satir dari seorang Romo Mangunwijaya. Apa guna kita memiliki sekian ratus ribu alumni sekolah yang cerdas, tetapi massa rakyat dibiarkan bodoh? Segeral-ah kaum sekolah itu pasti akan menjadi penjajah rakyat dengan modal kepintaran mereka. Bagaimana dengan Anda?

    Abdul Aziz, M.PdPenulis (kontributor) Buku Menanam Benih, Menuju Indonesia Jernih. Kini Staf Akademik Pusat & Pembina Keluarga Besar Mahasiswa Bidik Misi (KBMB) UIN Malang.

    InfoAMBISI

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI

    Ketua terpilih dari 8 kandidat yang dicalonkan

    adalah Rohman, Mahasiswa Hukum Bisnis Syariah.

    Rohman tak menyangka dan merasa cukup bangga

    ternyata sudah dipercaya oleh teman-teman untuk

    menjadi ketua angkatan 2012. Saya ingin lebih

    menguatkan lagi ikatan kekeluargaan mahasiswa

    bidikmisi dan KBMB bisa menjadi organisasi yang

    tetap lestari serta terus maju. Dia juga berpesan un-

    tuk anggota bidikmisi 2012 untuk terus maju meraih

    prestasi akademik maupun non akademik dan cintai

    KBMB, Tambahnya. (naf)

    KBMB Jalan Pagi ke Pasar MingguPasar Minggu, (4/10)-Kota Malang memang

    memiliki tradisi tersendiri, yang tak pernah sepi dis-

    udut kota adalah Pasar Minggu. Pasar dadakan yang

    hanya selalu ada pada hari minggu pagi. Kali ini de-

    visi Olahraga KBMB mengadakan JJP (Jalan-jalan

    Pagi) ke pasar Minggu.

    Even ini diikuti oleh sebagian pengurus

    KBMB dari basecamp putra maupun putri beserta

    anggota KBMB angkatan 2012. kegiatan ini diada-

    kan untuk lebih mempererat silaturahmi antar ang-

    gota keluaarga bidikmisi lintas angkatan sekaligus

    program kerja devisi olahraga.

    Agenda yang diikuti 12 anak ini dimulai

    dengan kumpul peserta pukul 6.30 dan langsung

    berangkat ke tempat tujuan. Bercanda melepas le-

    lah perjalanan, tak terasa telah tiba ditempat tujuan.

    Perut yang keroncongan pun segera meminta jatah-

    nya. Walhasil, peserta jalan pagi mampir dulu untuk

    sarapan di salah satu tempat makan lesehan. Rasa

    capek namun terbayar sudah karena masing-masing

    merasa senang dan merasakan kebersamaan yang

    luar biasa. Sering-sering ngadain acara non-formal

    biar kedekatan dan keakrabannya tetap terjaga, ujar

    abbas mahasiswa kimia semester 3 selaku anggota

    devisi Olahraga KBMB.(naf)

    InfoAMBISI

  • AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 20129

    765432

    Sudah 67 tahun Indonesia merdeka. Be-rarti kita secara formal sudah memperingati Hari

    Pahlawan 67 kali. Namun, apakah dengan perin-

    gatan sebanyak itu jiwa kita bisa secara otomatis

    tertanam semangat kepahlawanan seperti para

    pejuang di masa lalu? Tidak dimungkiri, begitu

    banyak di antara kita yang belum atau tidak pa-

    ham dengan arti pahlawan atau kepahlawanan.

    Kini saatnya kita benahi semua kekurangan itu.

    Memperingati Hari Pahlawan tidak

    cukup hanya dengan mengheningkan cipta, yang

    itu pun sering tidak khidmat. Begitu pula, mem-

    peringati hari nasional itu jangan hanya dengan

    mengingat-ingat tokoh seperti Pangeran Dipo-

    negoro, Tjoet Njak Dien, Jenderal Sudirman,

    Proklamator Soekarno-Hatta, dan pahlawan rev-

    olusi Seharusnya tentu lebih dari itu. Di antara

    mereka banyak yang wafat tanpa bisa dikenali

    lagi atau yang kini masih bisa bertahan hidup

    dengan anggota tubuh yang tidak lengkap lagi.

    Lebih miris lagi, mereka yang kebanyakan

    dari veteran ini hidup serba kekurangan. Bahkan,

    ada pula yang harus terusir dari rumahnya karena

    menempati tanah negara.

    Kita tentu tidak ingin hal yang buruk itu

    berlanjut. Sudah saatnya negara lebih berpihak

    PAHLAWAN

    Mereflek KembaliJasa Para

    *) Haris Harianto

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI 10

    81312118

    dan memperhatikan mereka. Kita sebagai gen-

    erasi baru patut berterima kasih atas perjuangan

    mereka yang tanpa pamrih. Jiwa kepahlawanan

    mereka sudah sepantasnya memberi inspirasi da-

    lam mengisi kemerdekaan ini.

    Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat

    menghadiri renungan suci di Taman Makam

    Pahlawan Kalibata, Jakarta, dalam rangkaian

    HUT ke-67 Kemerdekaan RI menyatakan, ke-

    pada para pahlawan yang tidak dikenal naman-

    ya dan tersebar di berbagai tempat, pemerintah

    menyatakan hormat yang sebesar-besarnya atas

    keikhlasan dan kesucian pengorbanan mereka

    dalam mengabdi dan berjuang demi kebahagiaan

    nusa dan bangsa.

    Benar, bangsa yang besar adalah bang-

    sa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya.

    Bagaimanapun, perjuangan mereka yang tak

    kenal lelah diiringi air mata dan darah, terbukti

    telah mampu mengusir kebengisan penjajah

    Belanda yang berkuasa selama 350 tahun dan

    Jepang selama 3,5 tahun. Kini, zaman telah ber-

    ganti, kepahlawanan tidak diukur hanya dengan

    senjata atau bambu runcing, bukan lagi mengu-

    sir penjajah bangsa asing. Akan tetapi, mengusir

    kebodohan, kemalasan, kemiskinan, dan ketidak-

    mampuan di segala bidang.

    Kita juga harus sepakat bahwa pahla-

    wan akan terus lahir sesuai zamannya. Untuk saat

    ini, yang sangat dibutuhkan adalah orang-orang

    tidak korup dan tentu tidak berbuat korupsi. Kita

    jugalah yang akan membawa bangsa Indonesia

    lepas dari keterpurukan. Kita harus memiliki

    jiwa ksatria, berkorban, dan tanpa pamrih untuk

    membangun bangsa yang terhormat dalam per-

    gaulan bangsa-bangsa di dunia ini.

    Lebih lagi kita sebagai mahasiswa yang

    di beri tanggung jawab sebagai agent of change

    dan agent of sosial control harus lebih giat dan

    terdepan dalam memberikan sumbangsih bagi

    negara ini. Bukan hanya belajar, penelitian dan

    berorganisasi saja di dalam kampus, akan tetapi

    ada bukti konkrit terhadap masyarakat. Kadang

    kala mahasiswa terlalu terlena dengan kondisi

    yang ada saat ini. Kondisi dimana semuanya

    serba ada, serba cepat dan hemat.

    Semoga dengan di peringatinya hari pahla-

    wan tahun ini menjadikan kita sadar diri untuk

    terus belajar dan berjuang demi kejayaan dan ke-

    makmuran semua warga Negara Indonesia. Bu-

    kan hanya sebagai penonton dan pengkritik saja,

    akan tetapi mampu menawarkan solusi yang

    terbaik bagi kemajuan bangsa dan Negara ini.

    Jangan hanya bisa demo yang tak ada ujungnya,

    jangan hanya jago kandang dalam kampus, dan

    jangan sampai tawuran gara-gara rebutan pacar

    atau berebut kekuasaan. Kata terakhir dari saya

    Majulah wahai pemuda Indonesia.

    *) Dewan Pertimbangan KBMB, Ketua

    HMJ A.S, Koordinator IAMHI Malang, Wakil

    II IPNU PC. Kab. Malang, Koord Forum Peduli

    Keadlian Lamongan)

  • AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012

    Kampus (06/09)-Telah menjadi tradisi

    bahwa setiap tahun Kampus UIN Maulana Ma-

    lik Ibrahim Malang menerima mahasiswa baru.

    Baik pendaftar yang melewati jalur SNMPTN

    Undangan maupun SNMPTN Tulis. Dan lebih

    dari 100 kursi dialokasikan untuk mahasiswa

    baru yang berkesempatan memperoleh beasiswa

    Bidikmisi.

    Tercatat 118 mahasiswa baru Bidik-

    misi mengikuti kegiatan lanjutan dari KBMB.

    Setelah sebelumnya bersua pada sarasehan buka

    bersama di bulan Ramadhan. Yaitu Taaruf Ang-

    gota baru keluarga Bidikmisi jilid II tahun ajaran

    2012/2013. Even ini berlangsung dari tanggal 6

    sampai 9 Semptember 2012.

    Jilid IIKeluarga Bidikmisi Taaruf Anggota

    AKRAB: Departemen Salintemas BPH KBMB tengah berpoto dengan Bapak Prof. Mudjia Raharjo saat acara Taaruf KBMB

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI

    Pada kesempatan tersebut, Pembantu

    Rektor I Prof. Dr. Mudjia Raharjo berkenan un-

    tuk membuka acara pada kamis siang itu. Kali

    ini Taaruf bidikmisi mengusung tema Become

    multifunctional and multitalent person, with the

    big family of Bidikmisi students.Dalam sambu-

    tannya, beliau berpesan kepada para anggota baru

    tentang pentingnya bahasa, karena bahasa adalah

    batas bahasa untuk abad ini. Publikasi ilmiah pun

    90% menggunakan bahasa Inggris. Kunci keber-

    hasilan bukanlah pada IQ, namun pada soft skill.

    Konsistensi dalam bahasa dan agamanya. Dis-

    ampaikan juga bahwa Mahasiswa bidikmisi yang

    terpilih adalah orang-orang beruntung yang bisa

    lolos masuk PTAIN dari 600.000 pelamar se-In-

    donesia. Manfaatkanlah apa yang telah kita mi-

    liki, The best moment is now! Pesan Pembantu

    Rektor yang menggunakan bahasa Arab dan Ing-

    gris dalam sambutannya tersebut.

    Ditemui di waktu dan tempat yang

    berbeda, ketua pelaksana menyatakan Momen

    taaruf ini sangat tepat untuk adik-adik kita, kar-

    ena sebagai sarana pengkaderan dan menanam

    rasa cinta dan rasa memiliki terhadap KBMB

    serta menanamkan rasa bangga menjadi anggota

    KBMB, dengan adanya taaruf ini alhamdulillah

    sudah mulai merasa percaya diri menjadi ang-

    gota bidikmisi dan insya Alloh juga siap bersa-

    ing dalam meraih prestsi dengan mahasiswa lain

    demi kemajuan dan kesuksesan KBMB ke depan.

    Dan diharapkan dengan even ini KBMB benar-

    benar memiliki kader yang militan dan loyalitas

    AKRAB: Departemen Salintemas BPH KBMB tengah berpoto dengan Bapak Prof. Mudjia Raharjo saat acara Taaruf KBMB

    terhadap eksistensi KBMB di UIN maupun di

    kancah nasional tambah Mukhlis, mahasiswa

    Matematika semester V. (Naf/Ambisi)

  • AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 201212 13

    Pagi itu, seekor burung kenari menari

    di dahan pepohonan mahoni yang kering. Sayap-

    sayapnya terlihat indah dengan kilatan bulu yang

    berwarna warni. Dengan desiran angin yang se-

    juk, daun-daun yang berguguran dan hawa din-

    gin yang merasuk ke tulang. Tanah yang masih

    merah kering, karena hampir tiga bulan lebih

    belum merasakan sejuknya air hujan.

    Di desa ini, hidup seorang petani yang

    rajin kerja membanting tulang demi keluarganya.

    Pergi pagi sekali demi mendapatkan setumpuk

    karung beras pada waktu panen nanti. Tapi, ka-

    dang ia harus mencari kerja yang lain, menjadi

    buruh pemecah batu. Ya, karena ini adalah kerja

    yang ada dan sesuai dengan kemampuannya.

    Maklum, kini ia sudah cukup renta mengerjakan

    pekerjaan yang berat, sebut saja namanya Pak

    Sudirjo.

    Kadang ia harus dibantu oleh anak

    semata wayangnya, Winarto namanya. Ia harus

    menjadi pekerja serabutan demi meringankan

    beban kedua orang tuanya. Maklum, ibunya kini

    sudah tak kuat berjalan karena diserang lumpuh

    beberapa tahun yang lalu.

    Winarto adalah pemuda yang sangat

    rajin dan giat, bahkan ia dijadikan ketua Karang

    Taruna di desanya. Ia menjadi motivator yang

    ulung, itu terbukti dari beberapa bulan bela-

    kangan ia mampu menjadikan anak-anak muda

    desanya sekarang lebih baik, sebelumnya yang

    bringas, brandalan dan sering melakukan klrimi-

    nalitas yang sudah masyhur di desa sendiri atau

    desa lain.

    Tetapi berkat ia, sekarang desanya

    lebih sejahtera dan aman. Meskipun ia adalah

    anak dari keluarga miskin. Tapi ia disegani oleh

    masyarakat di desanya. Sebenarnya, ia berinisiatif

    ingin merasakan nikmatnya kuliah di Perguruan

    Tinggi, ia ingin membahagiakan orang tuanya.

    Ibunya dari dulu berharap anaknya kelak men-

    jadi Bung Tomo-Bung Tomo selanjutnya, karena

    semangatnya mengobarkan daya juang arek-arek

    Pejuang Revolusioner*

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI 14

    Suroboyo melawan penjajahan Belanda.

    Dulu ketika kecil, Winarto sering di-

    dongengkan cerita-cerita heroik para pahlawan

    Indonesia. Walaupun bapak dan ibunya hanya lu-

    lusan SMP, tapi memang dari dulu neneknya juga

    pernah menceritakan hal demikian. Sebagai anak

    lelaki ia menjadi anak yang disiplin, keras dan

    bertanggung jawab. Ini berkat didikan ayahnya

    kepadanya.

    Selain itu, Winarto sering mengadakan

    acara-acara menakjubkan di desanya. Ia men-

    gumpulkan pemuda desanya untuk mengada-

    kan acara pemakmuran masjid di sekitar desa.

    Maklum, surau-surau di desanya banyak yang

    kotor tak terurus. Selain itu, ia dapat menjalin

    komunikasi dengan pemuda desa lain. Berkat di-

    rinya, kini pemuda-pemuda yang setiap harinya

    mabuk-mabukan, ngalor-ngidul nggak karuan,

    dan hanya nongkrong di pinggir jalan. Kini mer-

    eka bisa menjadi sosok yang lebih baik.

    Di desa lain, ada juga seorang anak

    muda yang bisa dibilang pemuda brandalan. Ia

    menghabiskan waktu hidupnya untuk membuat

    karya puisi, cerpen ataupun naskah drama, malah

    kadang ia membuat suatu komunitas pencinta

    sastra. Sebenarnya, bakat ini sudah terlihat se-

    menjak kecil. Karena orang tuanya meninggal se-

    jak pertempuran heroik di Tanah Merah melawan

    kekejaman penjajah Jepang. Ia sekarang harus

    hidup sendiri di rumah lusuh dan hanya dite-

    mani nyamuk-nyamuk penyedot darah, maklum

    rumahnya jarang dibersihkan olehnya. Orang-

    orang sebenarnya prihatin kepadanya, tetapi ia

    acuh tak acuh, tanpa memperdulikannya. Mung-

    kin karena ia terlalu shock dan depresi dengan

    meninggalnya kedua orang tuanya. Orang kam-

    pungnya menyebutnya Sastrawan Gemblung,

    Karena pemikiran-pemikiranya yang di-

    anggap kurang rasional. Tetapi pada aplikasinya

    selalu berhasil dan sesuai dengan permasala-

    han yang dihadapi oleh masyarakat. Ia kadang

    ngomong sendiri tak menentu mendendangkan

    syair-syair karyanya. Kadang ada celetukan dari

    orang di kampungnya: Dasar cah gemblung,

    ,wong enom kok ora nggenah blas. Mabok, gawe

    perkoro ora tau megawe, celetuk mereka. Ia pun

    merespon ringan dengan nada suaranya yang

    serak-serak basah, Dadio wong sing rumongso,

    ojo dadi wong sing rumongso iso.

    Mereka pun hanya diam dan bengong

    menanggapi jawaban Karyamin yang memang

    omongannya ceplas-ceplos dan pedas. Tapi ka-

  • AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 201215

    dang mereka juga iba dan kasihan kepada Kary-

    amin karena ia hidup sebatang kara dan menjadi

    anak yatim piatu. Kadang ia juga diberi makanan

    dan uang seadanya dari warga-warga kampung.

    Kata-katanya kadang memang tidak

    masuk akal, tetapi ada makna tersembunyi dalam

    perkataanya. Sulit dipahami bagi orang awam

    akan kata-katanya yang rada nyastra. Ia sering

    didatangi beberapa budayawan dan sastrawan

    ternama di kotanya, karena kemampuan meng-

    gubah karya dengan balutan kata-kata yang me-

    narik dan indah serta perlu penafsiran yang men-

    dalam untuk mendapatkan arti hakikatnya.

    Tak pelak ia sering diundang oleh Ko-

    munitas Sastra Jawa Barat mengisi acara-acaran-

    ya. Ia dijadikan sastrawan muda oleh sastrawan

    dan budayawan Jawa Barat, mereka menyebut-

    nya Sastrawan Kalijogo. Sebab, ia mendapat-

    kan inspirasi-inspirasi dari karya-karya Sunan

    Kalijogo. Bahkan kata-katanya sering sinkron

    degan petuah-petuah Sunan Kalijogo. Sungguh

    mengagumkan, seorang pemuda yang brandalan

    seperti Burhan nama kecilnya. Tetapi, karena ia

    sering sakit-sakitan ia diganti namanya menjadi

    Karyamin. Ia mempunyai pemikiran dan karya

    karya yang penuh makna.

    Bahkan, ia pun sekarang menjadi pe-

    muda penggerak di kampungnya, ia mendirikan

    Sekolah Sastra di desanya. Murid-muridnya pun

    sekarang lebih dari seribu orang dari berbagai

    daerah lain. Kabar ini pun tersebar hingga ke

    desa Winarto tinggal, ia pun ingin mengetahui se-

    orang pemuda yang dulu brandalan dan sekarang

    menjadi inspirator bagi kehidupan kampungnya,

    ya Sastrawan Kalijogo namanya.

    Malam pun menjemput dengan lem-

    but perlahan, Karyamin pun memberikan sebuah

    materi-materi mengenai sastra dan budaya kepa-

    da pemuda-pemuda desanya dan tamu dari luar

    kota yang ingin menimba keilmuan dengannya.

    Winarto pun kepingin menimba sebuah ilmu dari

    dirinya. Malam itu pun mereka bertemu dalam

    acara Malam Sastra. Mereka saling memberi-

    kan pengalaman-pengalaman tentang kehidu-

    pannya dan proses menjadi sastrawan seperti

    sekarang. Keduanya pun berinisiatif mendirikan

    Sekolah Perjuangan yang didalamnya mendis-

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI

    16

    kusikan, mengkaji dan berproses di dalamnya un-

    tuk mendalami sastra, budaya dan mengembang-

    kan ekonomi (entrepreneur) di desa-desa yang

    ternaungi dan menjalin persahabatan. Bahkan

    sudah ada seratus Komunitas Pemuda se-Jawa

    Barat sudah bergabung di Sekolah Perjuangan

    yang dipelopori Karyamin.

    Kini keduanya diberikan beasiswa

    oleh Menteri Kementbudpar (Kementerian Bu-

    daya dan Pariwisata) ke Prancis dan Yunani, atas

    pemikiran-pemikiran mereka yang luar biasa.

    Diharapkan dengan mereka studi kesana, mer-

    eka bias menularkan power-power luar biasa dan

    inspirasi mengenai perkembangan sastra dan bu-

    daya yang diharapkan nantinya dapat mengubah

    pemuda-pemuda Indonesia setelah mereka bisa

    lulus dari studinya.

    Mereka berdua adalah pejuang-pejuang

    pendobrak kemacetan masyarakat yang terdok-

    trin oleh stagnasi pemikiran dan paradigma masa

    lalu. Mengubah pola masyarakat menjadi lebih

    baik, sesuai dengan cita-cita para pahlawan In-

    donesia memerdekakan bangsa Indonesia yang

    seutuhnya. Masuk ke ranah-ranah terkecil un-

    tuk mengubah pola dan tradisi masyarakat yang

    kental oleh doktrin penjajah kepada masyarakat

    Indonesia, sehingga mereka merasa minder dan

    malu untuk mengubah masyarakat yang stagnan.

    Mulai dari komponen terkecil masyarakat ke-

    mudian melebar ke ranah konkret yakni pemer-

    intahan. Mengobarkan semangat perjuangan pe-

    muda-pemudanya dan membangun sendi-sendi

  • AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012

    kekuatan yang luar biasa mengubah paradigma

    masyarakat yang cenderung tertutup.

    Apabila pemuda-pemudanya berinisi-

    atif mendobrak dari terkecil dulu baru kemudian

    menyebar ke lingkup atas, maka bangsa Indo-

    nesia akan lebih lagi. Bukankah Bung Karno

    pernah berkata: Berikan aku sepuluh pemuda,

    maka akan ku goncang dunia. Memang pemu-

    da-lah yang menentukan arah bangsa ini dalam

    mengayomi dan berinisiatif mengisi kekosongan

    pemikiran di negeri ini. Menjadi pejuang masa

    kini, Pejuang Revolusioner.

    *Firmanda Taufiq, Lahir di Banyuwangi, 3 Oktober 1993. Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Hu-maniora dan Budaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI

    BANTENG-BANTENG INDONESIA*

    Terekam kilat dalam memorian lama ituSebuah rutan pemangkas ketakutanKami yang lahir dari tanah suci iniIndonesiaku...Berdebar-debar jiwa kami kala ituKami kepal-kepalkan belahan jemari kamiAir mata yang pantas untuk mayat-mayat yang bergelimangan Tanpa kafan tanpa doa Merdeka.....!!!17 Agustus 1945Perjuangan telah berbuah kemenanganNamun ultimatum yang tak disangka ituApakah kami akan begitu saja menyerah padamu hei kelompok tak bernuraniKau ingin kami mengangkat tangan, Kau ingin kami membawa bendera putih tanda menyerahTidak!Merdeka tetap merdekaProklamasi telah terkoar terang dalam

    sejarah IndonesiaApa kalian pikir kami akan terkunci diam Jika kalian melucuti kamiKami seluruh pemuda indonesia, selama darah kami mampu menjadikan kain putih menjadi merah putihKami katakan tidak untuk menyerahKami pemuda indonesia... Banteng-ban-teng indonesia... Siap menghancur leburkan siapapun yang berani mengganggu KamiIndonesiaku...Saudara-saudaraku...Kamilah banteng-banteng IndonesiaKini... Nanti... dan selamanya...

    *Ditulis oleh Ummi Dlatus SalamahMahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab semester III

  • AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012

    PAHLAWAN GADUNGANOleh:NaghfirPahlawan bukan manusia yang selalu benar.,pahlawan bukanlah orang yang selalu identik dengan perang.,pahlawan bukanlah seseorang yang selalu menghancurkan gedung-gedung.Pahlawan bukanlah seseorang yang di dadanya ada lambang SPahlawan bukanlah orang yang selalu berjihad atas nama Tuhan.Pahlawan bukanlah orang-orang yang selalu berjubahPahlawan bukanlah orang yang selalu berteriak ALLAHU AKBARTapi pahlawan adalah sebuah ide yang mampu menahan segala hawa nafsu.Tapi pahlawan adalah seseorang yang selalu menghormati seorang ibu.

  • II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI