Upload
ifa-alif
View
219
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Keluarga Besar Mahasiswa Bidikmisi
Citation preview
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI
Aspirasi Mahasiswa Bidik MisiAMBISI
Merefleksikan HariPAHLAWAN
OpiniAMBISI
InfoAMBISITaaruf KBMB 2012
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI
Pelindung : Abdul Aziz, M.Pd. Penanggung Jawab : Hidayatullah. Pimpinan Redaksi : Nafisatul Wakhidah. Sekretaris Redaksi : Hilwin Nisa. Dewan Redaksi : Naghfir, Haris Harianto, Chairul Lutfi. Redaktur Pelaksana : M. Nur Hasan. Staf Redaksi : Ach. Rofiqi, Rudin W, Yanto. Layout : Ifa Alif . Sirkulasi : Dian Safitri
1
AMBISI diterbitkaan oleh Divisi Jurnalistik KBMB UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam rangka memberikan informasi seputar perkembangan organisasi
dan kampus. Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca, baik berupa artikel, opi-ni, resensi, dan lainnya. Dikirim ke kantor redaksi atau juga bisa lewat e-mail. Redaksi
berhak menyuntig tanpa merubah maksud penulis.
Berjumpa lagi dengan buletin AMBISI edisi kedua. Alhamdulillah, tiada kata yang lebih indah selain syukur tak terkira atas semua nikmatNya yang masih melekat di tubuh ini. Pada kesempatan kali ini, AMBISI bertemakan tentang Pahlawan. Sekaligus memeringati momentum adan-ya peringatan hari pahlawan yang jatuh pada bulan November ini. Diantaranya, memuat artikel dari Pembina KBMB (ke-luarga Besar Mahasiswa Bidikmisi), cerita pendek dan puisi tentang kepahlawanan serta liputan kilas berita organisasi Bidik-misi dua bulan yang telah terlewati. (Tim)
Siapa sih pahlawan menurut keluarga mahasiswa bidikmisi?
Mayoritas pasti bakalan men-jawabnya dengan Pak Prof. Moh. Nuh, DEA. Ya. Beliaulah Menteri Pendidikan dan Kebu-dayaan Republik Indonesia yang menjabat saat ini. Karena beliaulah sektor pendidi-kan negara ini memiliki kebijakan beasiswa bidikmisi mulai tahun 2010. Beasiswa kepada mahasiswa kurang mampu dan berprestasi selama masa kuliah S1. Pada kesempatan yang lalu, tanggal 29 Septem-ber 2012 mahasiswa bidikmisi mendapat kesempatan bersua langsung dengan be-liau di Gedung Ir. Soekarno Lt. 5. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri ketika bisa bersalaman dengan beliau, apalagi dita-mbah dengan Pak Nuh memberikan cin-deramata berupa dua buah buku berjudul Chairul Tanjung si Anak Singkong kepa-da perwakilan mahasiswa bidikmisi di UIN Maliki Malang. Hal itu tak lain karena pak Nuh ingin menularkan semangat Chairul Tanjung dalam berwiraswasta/entrepreneur kepada mahasiswa bidikmisi sekalian.
Semangat pagi!
SalamRedaksi
AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012
InfoAMBISI
KBMB (03/10)-Bertempat di Basecamp
Putri KBMB UIN Maulana Malik Ibrahim Ma-
lang Ketua Umum KBMB, Hidayatullah men-
gumumkan adanya resufle kepengurusan. Hal
ini disebabkan oleh kevakuman yang terjadi se-
lama beberapa bulan terakhir, setelah lengsernya
kepengurusan periode pertama KBMB. Akibat-
nya kesolidan pengurus dalam merealisasikan
program kerja tidak sesuai dengan harapan.
Namun, kevakuman pengurus ini bu-
kan berati tanpa sebab. Bermula dari libur semes-
ter genap, ditambah dengan lulusnya mahasiswa
bidik misi dari Mahad Sunan Ampel Al aly yang
berpengaruh pada kurangnya intensitas per-
temuan atau rapat pengurus. Sehingga, kurang-
nya komunikasi antar pengurus, disamping pasca
berakhirnya libur panjang. Sebagian pengurus
justru disibukkan oleh aktivitas masing-masing
di luar organisasi KBMB. Sedangkan tuntutan
realitas di lingkup KBMB semakin mendesak.
Mulai dari persiapan Taaruf anggota II dan
persiapan untuk meresmikan basecamp putri
KBMB.
Berangkat dari kondisi di atas, ketua
umum KBMB UIN Maliki Malang berusaha
melakukan komunikasi intensif kepada seluruh
pengurus KBMB. Ketua pasti melakukan re-
shufle, karena usaha demi usaha telah dilakukan
demi kesolidan pengurus akan tetapi tetaplah be-
gitu saja, jika dibiarkan dan tidak di tindak lanju-
ti maka akibatnya ketimpangan organisasi akan
semakin parah. Namun, reshufle tersebut sudah
melalui beberapa pertimbangan dan mekanisme
reshufle yang baik serta benar, Ungkap Hidayat
selaku Ketua Umum KBMB .
Surat Keputusan (SK) Pengurus KBMB
baru ditandatangani langsung oleh pembina ke-
luarga besar mahasiswa bidik misi (KBMB) UIN
Maliki Malang, Abdul Aziz M.Pd. Dan Beliau
juga sangat setuju terhadap keputusan ini, beliau
menilai bahwa reshufle ini sangatlah wajar dan
mendapat nilai plus, demi terwujudnya visi dan
misi organisasi. Dan yang tak kalah pentingnya
adalah loyalitas dan totalitas akan organisasi
Keluarga besar mahasiswa bidik misi (KBMB)
UIN Maliki malang dapat membumi di setiap
hembusan nafas seluruh warga keluarga besar
mahasiswa bidik misi.
*Akhmad Andrian Mahasiswa Akhwalus Syahsiyah se-mester III, Sekretaris KBMB UIN Maliki Malang
KBMB Reshufle Pengurus
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI
Barangsiapa sungguh menghendaki ke-merdekaan buat umum, segenap waktu ia harus siap sedia dan ikhlas buat mender-ita kehilangan kemerdekaan diri sendiri.(Dari Penjara ke Penjara, Tan Malaka)
Apa yang digumamkan Tan Malaka di atas menegaskan bahwa jika hendak berbuat untuk Negeri, harus-lah rela berkorban semua yang kita mi-liki, tak terkecuali kemerdekaan diri. Sosok pejuang yang militan, radikal, dan revolusioner ini lahir di Nagari Pan-dam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2 Juni 1897. Kemudian, meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada usia 51 tahun. Sebagai pemimpin sosialis, dan politisi yang sangat disegani kala itu, ia banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indone-sia. Karenanya, ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris. Kita se-
bagai generasi muda perlulah membaca karya-karya seorang aktivis pejuang ke-merdekaan Indonesia, seperti Tan Malaka. Selain gagasannya tak diragukan, ia dike-nal sebagai Bapak Republik Indonesia. Saya kira, dalam merefleksikan hari pahlawan, kita pantas mengingat apa yang diajarkan Tan Malaka, dan menerje-mahkan dalam konteks ke-Indonesiaan dan ke-kinian. Kegigihan dan keteguhan hatinya dalam membela Indonesia patut-lah kita simak dalam sejarah kepahlawa-nan kita. Setiap tanggal sepuluh Nopem-ber, kita kerap mengibarkan bendera satu tiang penuh. Pelbagai upacara penghor-matan pun dilakukan untuk memperingati hari Pahlawan. Ritual tahunan ini menjadi satu refleksi bagi kita untuk mengenang jasa-jasa besar para pahlawan Indonesia yang berjuang demi satu kata: Merdeka. Namun, peringatan hari pahlawan itu tak boleh berhenti sekadar memasang bendera di lapangan, di depan rumah maupun mengikuti upacara yang biasan-
Merefleksikan HariPAHLAWAN
Oleh: Abdul Aziz, M.Pd
OpiniAMBISI
AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 20125
ya dihadiri para pejabat, dan didengarkan pidatonyatanpa ada nilai yang turut diko-barkan, seperti yang terjadi dari tahun ke tahun, dimana peringatan hari pahlawan lebih sebagai seremonial yang tak mam-pu memberikan bekas yang signifikan. Lebih dari itu, refleksi hari pahlawan haruslah dijadikan momen-tum penting bagi kita. Sebagai generasi muda (kaum intelektual) hendaknya menjadi bagian dalam proses pemban-gunan bangsa ke depan. Pertanyaan, apa saja yang telah kita perbuat di da-lam arus persaingan global ini, penting untuk diajukan. Seperti yang diungkap-kan Soe Hok Gie, bahwa kitalah generasi yang akan memakmurkan Indonesia. Secara dejure (legal formal)
bangsa ini telah merdeka. Tetapi, jika kita telisik secara de facto (kenyataan), bang-sa ini belumlah merdeka! Penjajahan yang kita alami saat ini tidak sama dengan apa yang dialami oleh arek-arek Suroboyo ke-tika melawan Inggris di Surabaya 67 tahun silam. Bentuk penjajahan yang kita alami sekarang tidak bermuka garang berikut senjata lengkap, melainkan berwajah lem-but. Kita dijajah secara sistem, bukan? Tak perlu melakukan penelitian lapangan yang rumit dan butuh waktu panjang untuk sekadar melihat realitas kehidupan kita. Kita amati, berapa juta rakyat Indonesia yang terjebak dalam kungkungan kemiskinan akibat kebi-jakan yang kurang berpihak pada pub-lik? Berapa juta mereka yang tak mampu sekolah karena faktor biaya? Berapa ban-yak pengangguran terus menumpuk dari tahun ke tahun? Berapa banyak petani yang dirampas tanahnya demi pemban-gunan perusahaan yang belum tentu berdampak positif bagi masyarakat yang mengelilinginya? Berapa bayak buruh dan karyawan yang digaji rendah oleh pimpinan perusahaan dan lembaganya? Berapa banyak TKI yang berduyun-duyun ke Negeri orang karena tak dihargai di Negeri sendiri? Dan, berapa banyak ke-kayaan Negara yang dikorupsi oleh para para pejabat yang bermental korup? Ini-
OpiniAMBISI
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI 6
lah pertanyaan-pertanyaan yang (sung-guh) memprihatinkan, dan membutuhkan penerjemahan dan aksi nyata, yang musti digawangi oleh generasi muda saat ini. Kenyataan dahulu, memantik Tan Malaka dengan membuat ilustrasi yang cukup menyedihkan tentang keadaan rakyat. Sebuah realitas yang ditulis waktu itu, namun masih dekat dengan kenyataan yang kita alami sekarang. Mis-alnya, beberapa juta jiwa sekarang hidup dalam keadaan pagi makan, petang tidak. Mereka tidak bertanah dan beralat lagi, tidak berpengharapan di belakang hari. Kekuasaan atas tanah pabrik, alat-alat pengangkutan dan barang perdagangan, kini semuanya dipusatkan dalam tangan beberapa sindikat. Demikianlah rakyat In-donesia. Tambah lama tambah miskin aki-bat kekayaan Negeri yang terus digarong, sementara bahan pokok semakin mahal. Mungkin, hal inilah yang secara nyata harus kita jawab. Bangsa Indo-nesia saat ini membutuhkan pahlawan-pahlawan baru untuk mewujudkan ke-hidupan rakyat yang demokratis secara politik, adil secara sosial, sejahtera se-cara ekonomi, dan partisipatif secara budaya. Pengalaman-pengalaman besar harus dijemput bukan hanya melalui analisa tapi juga karya-karya penting un-tuk menggugah kesadaran yang sudah
lama terlelap. Di dunia pemikiran, kita bukan sekadar membutuhkan gagasan-gagasan baru, melainkan juga alat baca yang berpihak pada rakyat yang tertindas. Inilah ciri pahlawan dalam kon-teks modern seperti saat ini. Bukankah arti pahlawan itu adalah orang yang tampil ke permukaan karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela ke-benaran? Bukankah makna pahlawan itu adalah pejuang gagah berani? Bukankah makna kepahlawanan tak lain adalah peri-hal sifat pahlawan, seperti keberanian, keperkasaan, dan kerelaan berkorban? Saat Indonesia nasibnya tidak tambah maju dalam pelbagai lini ke-hidupan, dan perubahan hanya jadi
OpiniAMBISI
AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012
Coban Talun (08/09)-Dalam rangka mem-
pererat ukhuwah sesama anggota keluarga bidik-
misi angkatan 2012 panitia taaruf anggota bidikmisi
mengadakan outbond. Outbond kali ini diseleng-
garakan di wahana Camping Ground Coban Talun
Batu. Pada tanggal 8-9 September 2012 selepas ac-
ara Taaruf anggota yang digelar di Aula HTQ UIN
Maliki Malang.
Diantaranya panitia menyiapkan impact
seperti spiderbilt, candy transfer, sarong transfer,
straw transfer, flavour transfer dll disepanjang per-
jalanan dari Camping Ground ke area air terjun
Coban Talun. Peserta yang dibentuk menjadi 6 kel-
ompok berjalan dari pos ke pos dimulai pada pukul
07.00 pagi. Sesampainya ditempat tujuan semua
peserta direndam di dalam air dan kemudian makan
bersama sambil menikmati panorama alam di seki-
tar air terjun.
Setelah semua peserta dan panitia bersih
diri, acara dilanjutkan dengan pemilihan ketua ang-
katan serta pembagian hadiah pada lomba kekom-
pakan tiap kelompok. Pemilihan ketua angkatan
2012 disini dimaksudkan untuk mempermudah
mengoordinir lingkup intra KBMB ataupun ketika
berhubungan dengan pihak kemahasiswaan.
Outbond dan Ketua Angkatan Baru di Camping Ground Coban Talun
menu diskusi, saat itulah maka gerakan progresif kaum muda menjadi satu ke-butuhan mendesak. Kaum intelektual bukan semata-mata sosok yang men-cintai pengetahuan. Tetapi, bagaimana mampu memberikan ide dan gagasan-gagasan segar tentang arti perubahan sesungguhnya. Yang demikian itu, be-nar-benar merefleksikan hari pahlawan. Jangan sampai kita hanya menjadi be-lenggu sejarah yang tak berkesudahan: hidup untuk diri sendiri dan abai akan tanggungjawab moral pada bangsanya. Untuk itu, mari renungkan ungkapan satir dari seorang Romo Mangunwijaya. Apa guna kita memiliki sekian ratus ribu alumni sekolah yang cerdas, tetapi massa rakyat dibiarkan bodoh? Segeral-ah kaum sekolah itu pasti akan menjadi penjajah rakyat dengan modal kepintaran mereka. Bagaimana dengan Anda?
Abdul Aziz, M.PdPenulis (kontributor) Buku Menanam Benih, Menuju Indonesia Jernih. Kini Staf Akademik Pusat & Pembina Keluarga Besar Mahasiswa Bidik Misi (KBMB) UIN Malang.
InfoAMBISI
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI
Ketua terpilih dari 8 kandidat yang dicalonkan
adalah Rohman, Mahasiswa Hukum Bisnis Syariah.
Rohman tak menyangka dan merasa cukup bangga
ternyata sudah dipercaya oleh teman-teman untuk
menjadi ketua angkatan 2012. Saya ingin lebih
menguatkan lagi ikatan kekeluargaan mahasiswa
bidikmisi dan KBMB bisa menjadi organisasi yang
tetap lestari serta terus maju. Dia juga berpesan un-
tuk anggota bidikmisi 2012 untuk terus maju meraih
prestasi akademik maupun non akademik dan cintai
KBMB, Tambahnya. (naf)
KBMB Jalan Pagi ke Pasar MingguPasar Minggu, (4/10)-Kota Malang memang
memiliki tradisi tersendiri, yang tak pernah sepi dis-
udut kota adalah Pasar Minggu. Pasar dadakan yang
hanya selalu ada pada hari minggu pagi. Kali ini de-
visi Olahraga KBMB mengadakan JJP (Jalan-jalan
Pagi) ke pasar Minggu.
Even ini diikuti oleh sebagian pengurus
KBMB dari basecamp putra maupun putri beserta
anggota KBMB angkatan 2012. kegiatan ini diada-
kan untuk lebih mempererat silaturahmi antar ang-
gota keluaarga bidikmisi lintas angkatan sekaligus
program kerja devisi olahraga.
Agenda yang diikuti 12 anak ini dimulai
dengan kumpul peserta pukul 6.30 dan langsung
berangkat ke tempat tujuan. Bercanda melepas le-
lah perjalanan, tak terasa telah tiba ditempat tujuan.
Perut yang keroncongan pun segera meminta jatah-
nya. Walhasil, peserta jalan pagi mampir dulu untuk
sarapan di salah satu tempat makan lesehan. Rasa
capek namun terbayar sudah karena masing-masing
merasa senang dan merasakan kebersamaan yang
luar biasa. Sering-sering ngadain acara non-formal
biar kedekatan dan keakrabannya tetap terjaga, ujar
abbas mahasiswa kimia semester 3 selaku anggota
devisi Olahraga KBMB.(naf)
InfoAMBISI
AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 20129
765432
Sudah 67 tahun Indonesia merdeka. Be-rarti kita secara formal sudah memperingati Hari
Pahlawan 67 kali. Namun, apakah dengan perin-
gatan sebanyak itu jiwa kita bisa secara otomatis
tertanam semangat kepahlawanan seperti para
pejuang di masa lalu? Tidak dimungkiri, begitu
banyak di antara kita yang belum atau tidak pa-
ham dengan arti pahlawan atau kepahlawanan.
Kini saatnya kita benahi semua kekurangan itu.
Memperingati Hari Pahlawan tidak
cukup hanya dengan mengheningkan cipta, yang
itu pun sering tidak khidmat. Begitu pula, mem-
peringati hari nasional itu jangan hanya dengan
mengingat-ingat tokoh seperti Pangeran Dipo-
negoro, Tjoet Njak Dien, Jenderal Sudirman,
Proklamator Soekarno-Hatta, dan pahlawan rev-
olusi Seharusnya tentu lebih dari itu. Di antara
mereka banyak yang wafat tanpa bisa dikenali
lagi atau yang kini masih bisa bertahan hidup
dengan anggota tubuh yang tidak lengkap lagi.
Lebih miris lagi, mereka yang kebanyakan
dari veteran ini hidup serba kekurangan. Bahkan,
ada pula yang harus terusir dari rumahnya karena
menempati tanah negara.
Kita tentu tidak ingin hal yang buruk itu
berlanjut. Sudah saatnya negara lebih berpihak
PAHLAWAN
Mereflek KembaliJasa Para
*) Haris Harianto
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI 10
81312118
dan memperhatikan mereka. Kita sebagai gen-
erasi baru patut berterima kasih atas perjuangan
mereka yang tanpa pamrih. Jiwa kepahlawanan
mereka sudah sepantasnya memberi inspirasi da-
lam mengisi kemerdekaan ini.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat
menghadiri renungan suci di Taman Makam
Pahlawan Kalibata, Jakarta, dalam rangkaian
HUT ke-67 Kemerdekaan RI menyatakan, ke-
pada para pahlawan yang tidak dikenal naman-
ya dan tersebar di berbagai tempat, pemerintah
menyatakan hormat yang sebesar-besarnya atas
keikhlasan dan kesucian pengorbanan mereka
dalam mengabdi dan berjuang demi kebahagiaan
nusa dan bangsa.
Benar, bangsa yang besar adalah bang-
sa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya.
Bagaimanapun, perjuangan mereka yang tak
kenal lelah diiringi air mata dan darah, terbukti
telah mampu mengusir kebengisan penjajah
Belanda yang berkuasa selama 350 tahun dan
Jepang selama 3,5 tahun. Kini, zaman telah ber-
ganti, kepahlawanan tidak diukur hanya dengan
senjata atau bambu runcing, bukan lagi mengu-
sir penjajah bangsa asing. Akan tetapi, mengusir
kebodohan, kemalasan, kemiskinan, dan ketidak-
mampuan di segala bidang.
Kita juga harus sepakat bahwa pahla-
wan akan terus lahir sesuai zamannya. Untuk saat
ini, yang sangat dibutuhkan adalah orang-orang
tidak korup dan tentu tidak berbuat korupsi. Kita
jugalah yang akan membawa bangsa Indonesia
lepas dari keterpurukan. Kita harus memiliki
jiwa ksatria, berkorban, dan tanpa pamrih untuk
membangun bangsa yang terhormat dalam per-
gaulan bangsa-bangsa di dunia ini.
Lebih lagi kita sebagai mahasiswa yang
di beri tanggung jawab sebagai agent of change
dan agent of sosial control harus lebih giat dan
terdepan dalam memberikan sumbangsih bagi
negara ini. Bukan hanya belajar, penelitian dan
berorganisasi saja di dalam kampus, akan tetapi
ada bukti konkrit terhadap masyarakat. Kadang
kala mahasiswa terlalu terlena dengan kondisi
yang ada saat ini. Kondisi dimana semuanya
serba ada, serba cepat dan hemat.
Semoga dengan di peringatinya hari pahla-
wan tahun ini menjadikan kita sadar diri untuk
terus belajar dan berjuang demi kejayaan dan ke-
makmuran semua warga Negara Indonesia. Bu-
kan hanya sebagai penonton dan pengkritik saja,
akan tetapi mampu menawarkan solusi yang
terbaik bagi kemajuan bangsa dan Negara ini.
Jangan hanya bisa demo yang tak ada ujungnya,
jangan hanya jago kandang dalam kampus, dan
jangan sampai tawuran gara-gara rebutan pacar
atau berebut kekuasaan. Kata terakhir dari saya
Majulah wahai pemuda Indonesia.
*) Dewan Pertimbangan KBMB, Ketua
HMJ A.S, Koordinator IAMHI Malang, Wakil
II IPNU PC. Kab. Malang, Koord Forum Peduli
Keadlian Lamongan)
AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012
Kampus (06/09)-Telah menjadi tradisi
bahwa setiap tahun Kampus UIN Maulana Ma-
lik Ibrahim Malang menerima mahasiswa baru.
Baik pendaftar yang melewati jalur SNMPTN
Undangan maupun SNMPTN Tulis. Dan lebih
dari 100 kursi dialokasikan untuk mahasiswa
baru yang berkesempatan memperoleh beasiswa
Bidikmisi.
Tercatat 118 mahasiswa baru Bidik-
misi mengikuti kegiatan lanjutan dari KBMB.
Setelah sebelumnya bersua pada sarasehan buka
bersama di bulan Ramadhan. Yaitu Taaruf Ang-
gota baru keluarga Bidikmisi jilid II tahun ajaran
2012/2013. Even ini berlangsung dari tanggal 6
sampai 9 Semptember 2012.
Jilid IIKeluarga Bidikmisi Taaruf Anggota
AKRAB: Departemen Salintemas BPH KBMB tengah berpoto dengan Bapak Prof. Mudjia Raharjo saat acara Taaruf KBMB
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI
Pada kesempatan tersebut, Pembantu
Rektor I Prof. Dr. Mudjia Raharjo berkenan un-
tuk membuka acara pada kamis siang itu. Kali
ini Taaruf bidikmisi mengusung tema Become
multifunctional and multitalent person, with the
big family of Bidikmisi students.Dalam sambu-
tannya, beliau berpesan kepada para anggota baru
tentang pentingnya bahasa, karena bahasa adalah
batas bahasa untuk abad ini. Publikasi ilmiah pun
90% menggunakan bahasa Inggris. Kunci keber-
hasilan bukanlah pada IQ, namun pada soft skill.
Konsistensi dalam bahasa dan agamanya. Dis-
ampaikan juga bahwa Mahasiswa bidikmisi yang
terpilih adalah orang-orang beruntung yang bisa
lolos masuk PTAIN dari 600.000 pelamar se-In-
donesia. Manfaatkanlah apa yang telah kita mi-
liki, The best moment is now! Pesan Pembantu
Rektor yang menggunakan bahasa Arab dan Ing-
gris dalam sambutannya tersebut.
Ditemui di waktu dan tempat yang
berbeda, ketua pelaksana menyatakan Momen
taaruf ini sangat tepat untuk adik-adik kita, kar-
ena sebagai sarana pengkaderan dan menanam
rasa cinta dan rasa memiliki terhadap KBMB
serta menanamkan rasa bangga menjadi anggota
KBMB, dengan adanya taaruf ini alhamdulillah
sudah mulai merasa percaya diri menjadi ang-
gota bidikmisi dan insya Alloh juga siap bersa-
ing dalam meraih prestsi dengan mahasiswa lain
demi kemajuan dan kesuksesan KBMB ke depan.
Dan diharapkan dengan even ini KBMB benar-
benar memiliki kader yang militan dan loyalitas
AKRAB: Departemen Salintemas BPH KBMB tengah berpoto dengan Bapak Prof. Mudjia Raharjo saat acara Taaruf KBMB
terhadap eksistensi KBMB di UIN maupun di
kancah nasional tambah Mukhlis, mahasiswa
Matematika semester V. (Naf/Ambisi)
AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 201212 13
Pagi itu, seekor burung kenari menari
di dahan pepohonan mahoni yang kering. Sayap-
sayapnya terlihat indah dengan kilatan bulu yang
berwarna warni. Dengan desiran angin yang se-
juk, daun-daun yang berguguran dan hawa din-
gin yang merasuk ke tulang. Tanah yang masih
merah kering, karena hampir tiga bulan lebih
belum merasakan sejuknya air hujan.
Di desa ini, hidup seorang petani yang
rajin kerja membanting tulang demi keluarganya.
Pergi pagi sekali demi mendapatkan setumpuk
karung beras pada waktu panen nanti. Tapi, ka-
dang ia harus mencari kerja yang lain, menjadi
buruh pemecah batu. Ya, karena ini adalah kerja
yang ada dan sesuai dengan kemampuannya.
Maklum, kini ia sudah cukup renta mengerjakan
pekerjaan yang berat, sebut saja namanya Pak
Sudirjo.
Kadang ia harus dibantu oleh anak
semata wayangnya, Winarto namanya. Ia harus
menjadi pekerja serabutan demi meringankan
beban kedua orang tuanya. Maklum, ibunya kini
sudah tak kuat berjalan karena diserang lumpuh
beberapa tahun yang lalu.
Winarto adalah pemuda yang sangat
rajin dan giat, bahkan ia dijadikan ketua Karang
Taruna di desanya. Ia menjadi motivator yang
ulung, itu terbukti dari beberapa bulan bela-
kangan ia mampu menjadikan anak-anak muda
desanya sekarang lebih baik, sebelumnya yang
bringas, brandalan dan sering melakukan klrimi-
nalitas yang sudah masyhur di desa sendiri atau
desa lain.
Tetapi berkat ia, sekarang desanya
lebih sejahtera dan aman. Meskipun ia adalah
anak dari keluarga miskin. Tapi ia disegani oleh
masyarakat di desanya. Sebenarnya, ia berinisiatif
ingin merasakan nikmatnya kuliah di Perguruan
Tinggi, ia ingin membahagiakan orang tuanya.
Ibunya dari dulu berharap anaknya kelak men-
jadi Bung Tomo-Bung Tomo selanjutnya, karena
semangatnya mengobarkan daya juang arek-arek
Pejuang Revolusioner*
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI 14
Suroboyo melawan penjajahan Belanda.
Dulu ketika kecil, Winarto sering di-
dongengkan cerita-cerita heroik para pahlawan
Indonesia. Walaupun bapak dan ibunya hanya lu-
lusan SMP, tapi memang dari dulu neneknya juga
pernah menceritakan hal demikian. Sebagai anak
lelaki ia menjadi anak yang disiplin, keras dan
bertanggung jawab. Ini berkat didikan ayahnya
kepadanya.
Selain itu, Winarto sering mengadakan
acara-acara menakjubkan di desanya. Ia men-
gumpulkan pemuda desanya untuk mengada-
kan acara pemakmuran masjid di sekitar desa.
Maklum, surau-surau di desanya banyak yang
kotor tak terurus. Selain itu, ia dapat menjalin
komunikasi dengan pemuda desa lain. Berkat di-
rinya, kini pemuda-pemuda yang setiap harinya
mabuk-mabukan, ngalor-ngidul nggak karuan,
dan hanya nongkrong di pinggir jalan. Kini mer-
eka bisa menjadi sosok yang lebih baik.
Di desa lain, ada juga seorang anak
muda yang bisa dibilang pemuda brandalan. Ia
menghabiskan waktu hidupnya untuk membuat
karya puisi, cerpen ataupun naskah drama, malah
kadang ia membuat suatu komunitas pencinta
sastra. Sebenarnya, bakat ini sudah terlihat se-
menjak kecil. Karena orang tuanya meninggal se-
jak pertempuran heroik di Tanah Merah melawan
kekejaman penjajah Jepang. Ia sekarang harus
hidup sendiri di rumah lusuh dan hanya dite-
mani nyamuk-nyamuk penyedot darah, maklum
rumahnya jarang dibersihkan olehnya. Orang-
orang sebenarnya prihatin kepadanya, tetapi ia
acuh tak acuh, tanpa memperdulikannya. Mung-
kin karena ia terlalu shock dan depresi dengan
meninggalnya kedua orang tuanya. Orang kam-
pungnya menyebutnya Sastrawan Gemblung,
Karena pemikiran-pemikiranya yang di-
anggap kurang rasional. Tetapi pada aplikasinya
selalu berhasil dan sesuai dengan permasala-
han yang dihadapi oleh masyarakat. Ia kadang
ngomong sendiri tak menentu mendendangkan
syair-syair karyanya. Kadang ada celetukan dari
orang di kampungnya: Dasar cah gemblung,
,wong enom kok ora nggenah blas. Mabok, gawe
perkoro ora tau megawe, celetuk mereka. Ia pun
merespon ringan dengan nada suaranya yang
serak-serak basah, Dadio wong sing rumongso,
ojo dadi wong sing rumongso iso.
Mereka pun hanya diam dan bengong
menanggapi jawaban Karyamin yang memang
omongannya ceplas-ceplos dan pedas. Tapi ka-
AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 201215
dang mereka juga iba dan kasihan kepada Kary-
amin karena ia hidup sebatang kara dan menjadi
anak yatim piatu. Kadang ia juga diberi makanan
dan uang seadanya dari warga-warga kampung.
Kata-katanya kadang memang tidak
masuk akal, tetapi ada makna tersembunyi dalam
perkataanya. Sulit dipahami bagi orang awam
akan kata-katanya yang rada nyastra. Ia sering
didatangi beberapa budayawan dan sastrawan
ternama di kotanya, karena kemampuan meng-
gubah karya dengan balutan kata-kata yang me-
narik dan indah serta perlu penafsiran yang men-
dalam untuk mendapatkan arti hakikatnya.
Tak pelak ia sering diundang oleh Ko-
munitas Sastra Jawa Barat mengisi acara-acaran-
ya. Ia dijadikan sastrawan muda oleh sastrawan
dan budayawan Jawa Barat, mereka menyebut-
nya Sastrawan Kalijogo. Sebab, ia mendapat-
kan inspirasi-inspirasi dari karya-karya Sunan
Kalijogo. Bahkan kata-katanya sering sinkron
degan petuah-petuah Sunan Kalijogo. Sungguh
mengagumkan, seorang pemuda yang brandalan
seperti Burhan nama kecilnya. Tetapi, karena ia
sering sakit-sakitan ia diganti namanya menjadi
Karyamin. Ia mempunyai pemikiran dan karya
karya yang penuh makna.
Bahkan, ia pun sekarang menjadi pe-
muda penggerak di kampungnya, ia mendirikan
Sekolah Sastra di desanya. Murid-muridnya pun
sekarang lebih dari seribu orang dari berbagai
daerah lain. Kabar ini pun tersebar hingga ke
desa Winarto tinggal, ia pun ingin mengetahui se-
orang pemuda yang dulu brandalan dan sekarang
menjadi inspirator bagi kehidupan kampungnya,
ya Sastrawan Kalijogo namanya.
Malam pun menjemput dengan lem-
but perlahan, Karyamin pun memberikan sebuah
materi-materi mengenai sastra dan budaya kepa-
da pemuda-pemuda desanya dan tamu dari luar
kota yang ingin menimba keilmuan dengannya.
Winarto pun kepingin menimba sebuah ilmu dari
dirinya. Malam itu pun mereka bertemu dalam
acara Malam Sastra. Mereka saling memberi-
kan pengalaman-pengalaman tentang kehidu-
pannya dan proses menjadi sastrawan seperti
sekarang. Keduanya pun berinisiatif mendirikan
Sekolah Perjuangan yang didalamnya mendis-
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI
16
kusikan, mengkaji dan berproses di dalamnya un-
tuk mendalami sastra, budaya dan mengembang-
kan ekonomi (entrepreneur) di desa-desa yang
ternaungi dan menjalin persahabatan. Bahkan
sudah ada seratus Komunitas Pemuda se-Jawa
Barat sudah bergabung di Sekolah Perjuangan
yang dipelopori Karyamin.
Kini keduanya diberikan beasiswa
oleh Menteri Kementbudpar (Kementerian Bu-
daya dan Pariwisata) ke Prancis dan Yunani, atas
pemikiran-pemikiran mereka yang luar biasa.
Diharapkan dengan mereka studi kesana, mer-
eka bias menularkan power-power luar biasa dan
inspirasi mengenai perkembangan sastra dan bu-
daya yang diharapkan nantinya dapat mengubah
pemuda-pemuda Indonesia setelah mereka bisa
lulus dari studinya.
Mereka berdua adalah pejuang-pejuang
pendobrak kemacetan masyarakat yang terdok-
trin oleh stagnasi pemikiran dan paradigma masa
lalu. Mengubah pola masyarakat menjadi lebih
baik, sesuai dengan cita-cita para pahlawan In-
donesia memerdekakan bangsa Indonesia yang
seutuhnya. Masuk ke ranah-ranah terkecil un-
tuk mengubah pola dan tradisi masyarakat yang
kental oleh doktrin penjajah kepada masyarakat
Indonesia, sehingga mereka merasa minder dan
malu untuk mengubah masyarakat yang stagnan.
Mulai dari komponen terkecil masyarakat ke-
mudian melebar ke ranah konkret yakni pemer-
intahan. Mengobarkan semangat perjuangan pe-
muda-pemudanya dan membangun sendi-sendi
AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012
kekuatan yang luar biasa mengubah paradigma
masyarakat yang cenderung tertutup.
Apabila pemuda-pemudanya berinisi-
atif mendobrak dari terkecil dulu baru kemudian
menyebar ke lingkup atas, maka bangsa Indo-
nesia akan lebih lagi. Bukankah Bung Karno
pernah berkata: Berikan aku sepuluh pemuda,
maka akan ku goncang dunia. Memang pemu-
da-lah yang menentukan arah bangsa ini dalam
mengayomi dan berinisiatif mengisi kekosongan
pemikiran di negeri ini. Menjadi pejuang masa
kini, Pejuang Revolusioner.
*Firmanda Taufiq, Lahir di Banyuwangi, 3 Oktober 1993. Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Hu-maniora dan Budaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI
BANTENG-BANTENG INDONESIA*
Terekam kilat dalam memorian lama ituSebuah rutan pemangkas ketakutanKami yang lahir dari tanah suci iniIndonesiaku...Berdebar-debar jiwa kami kala ituKami kepal-kepalkan belahan jemari kamiAir mata yang pantas untuk mayat-mayat yang bergelimangan Tanpa kafan tanpa doa Merdeka.....!!!17 Agustus 1945Perjuangan telah berbuah kemenanganNamun ultimatum yang tak disangka ituApakah kami akan begitu saja menyerah padamu hei kelompok tak bernuraniKau ingin kami mengangkat tangan, Kau ingin kami membawa bendera putih tanda menyerahTidak!Merdeka tetap merdekaProklamasi telah terkoar terang dalam
sejarah IndonesiaApa kalian pikir kami akan terkunci diam Jika kalian melucuti kamiKami seluruh pemuda indonesia, selama darah kami mampu menjadikan kain putih menjadi merah putihKami katakan tidak untuk menyerahKami pemuda indonesia... Banteng-ban-teng indonesia... Siap menghancur leburkan siapapun yang berani mengganggu KamiIndonesiaku...Saudara-saudaraku...Kamilah banteng-banteng IndonesiaKini... Nanti... dan selamanya...
*Ditulis oleh Ummi Dlatus SalamahMahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab semester III
AMBISI blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. II / November 2012
PAHLAWAN GADUNGANOleh:NaghfirPahlawan bukan manusia yang selalu benar.,pahlawan bukanlah orang yang selalu identik dengan perang.,pahlawan bukanlah seseorang yang selalu menghancurkan gedung-gedung.Pahlawan bukanlah seseorang yang di dadanya ada lambang SPahlawan bukanlah orang yang selalu berjihad atas nama Tuhan.Pahlawan bukanlah orang-orang yang selalu berjubahPahlawan bukanlah orang yang selalu berteriak ALLAHU AKBARTapi pahlawan adalah sebuah ide yang mampu menahan segala hawa nafsu.Tapi pahlawan adalah seseorang yang selalu menghormati seorang ibu.
II / November 2012blog : kbmbuinmalang.blogspot.com. AMBISI