Click here to load reader
Upload
putu-bagus-genjing
View
70
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
xcxc
Citation preview
ANALISIS JURNAL
PRAKTIK FROFESI KEPERAWATAN ANAK
“PENGARUH PEMIJATAN TERHADAP
KENAIKAN BERAT BADAN DAN LAMA TIDUR
BAYI USIA 1 SAMPAI 3 BULAN”
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah
lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya
Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena
keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Tercatat satu dari tiga anak di dunia
meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas nutrisi. Sebuah riset juga menunjukkan
setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena kekurangan gizi serta buruknya
kualitas makanan. Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO)
memperkirakan bahwa 54% kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk.
Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80% kematian anak.
Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium Development Goals
(MDGs) yang harus dicapai disuatu daerah (kabupaten/kota) pada tahun 2015, yaitu
terjadinya penurunan prevalensi balita gizi buruk menjadi 3,6% atau kekurangan gizi
pada anak balita menjadi 15,5%. Pencapaian target MDGs belum maksimal dan belum
merata di setiap provinsi. Di tahun 2010 sekitar 4,9% (1,39 juta) balita dari 12% (total
usia balita) dari jumlah penduduk sekitar 238 juta, menderita gizi buruk dan kekurangan
gizi 17,9%.
Status gizi buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat
menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya
akan menurunkan produktivitas kerja. Balita hidup penderita gizi buruk dapat mengalami
penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10%. Keadaan ini memberikan petunjuk bahwa pada
hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak pada menurunnya kualitas
sumber daya manusia.
Selain status gizi, lama tidur bayi saat malam hari juga dapat mempengaruhi
kecerdasan bayi. Studi menyebutkan bahwa lama waktu tidur bayi di malam hari
memiliki koneksi kepada fungsi kognitif bayi. Selama fase bayi, pertumbuhan sel-sel
saraf belum sempurna sehingga diperlukan waktu tidur lebih lama untuk perkembangan
saraf, pembentukan sinaps, dan sebagainya. Otak bayi tumbuh tiga kali lipat dari keadaan
saat lahir atau 80% dari otak orang dewasa di tahun pertamanya. Kondisi ini hanya terjadi
satu kali saja seumur hidup. Sehingga untuk tumbuh kembang yang maksimal bayi
membutuhkan istirahat yang cukup.
Tidur dengan kualitas dan kuantitas yang baik akan banyak membantu
perkembangan bayi. Biasanya anak-anak dengan usia yang sama akan mempunyai
rentang waktu tidur yang kurang lebih sama. Tetapi harus diingat bahwa setiap orang
adalah individu yang unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda, termasuk juga
kebutuhan akan waktu tidur.
Mengingat akan pentingnya status gizi dan waktu tidur bagi perkembangan bayi,
maka nutrisi dan kebutuhan tidurnya harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh
buruk terhadap perkembangannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan pemijatan.
Pemijatan dapat meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi serta
meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) bayi. Terapi pijat memberikan efek positif
secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu
(ASI). Hal ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim
penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih
baik. Bayi menjadi cepat lapar dan lebih sering menyusu sehingga meningkatkan
produksi ASI dan bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, sedangkan pada waktu
bangun, daya konsentrasinya akan lebih penuh. Pemijatan sebagai bagian dari pengobatan
alternatif, kini diterima secara empiris sebagai sarana untuk membantu pertumbuhan,
mengurangi rasa sakit, meningkatkan kesiagaan, mengurangi depresi dan meningkatkan
fungsi sistem imun pada bayi yang baru lahir. Pemijatan ini akan memberikan
keuntungan yang lebih besar jika dilakukan setiap hari sejak kelahirannya sampai usia 6-7
bulan. Keuntungan dari pemijatan ini selain dapat dilakukan dengan mudah karena pada
umumnya ilmu pijat bayi ini mudah dilakukan dengan beberapa kali latihan. Selain itu
juga tidak memerlukan biaya yang mahal.
Berdasarkan latar belakang tersebut kami tertarik untuk menganalisis jurnal yang
berjudul “Pengaruh Pemijatan Terhadap Kenaikan Berat Badan dan Lama Tidur Bayi
Usia 1 Sampai 3 Bulan”.
B. TUJUAN
Mengetahui pengaruh pemijatan terhadap kenaikan berat badan dan lama tidur bayi usia 1
sampai 3 bulan.
C. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
a) Sebagai informasi ilmiah dalam bidang keperawatan anak mengenai terapi
alternatif pemijatan bayi untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
b) Sebagai masukan dan gambaran dalam melakukan analisis jurnal berikutnya
dalam bidang keperawatan anak.
2. Manfaat Klinis
a) Sebagai masukan bagi petugas kesehatan dan orang tua dalam penggunaan terapi
alternatif pemijatan bayi untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
BAB II
ISI
A. RINGKASAN JURNAL
1. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran tentang pengaruh pemijatan terhadap peningkatan berat badan
dan lama tidur bayi usia 1 sampai 3 bulan.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemijatan terhadap berat badan dan lama tidur
bayi usia 1 sampai 3 bulan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
2) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemijatan terhadap berat badan dan lama tidur
bayi usia 1 sampai 3 bulan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh terapi pemijatan terhadap berat badan dan lama
tidur bayi usia 1 sampai 3 bulan.
2. Metode dan Cara Penelitian
a. Populasi dan Subyek
Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang berumur 1 sampai 3 bulan
yang berada di Puskesmas Sukorame Kota Kediri periode Desember 2009 sampai
Maret 2010.
b. Analisis Statistik
Data yang terkumpul diolah dengan komputerisasi menggunakan rumus
multivariate statistical analysis for two independet sample. Menguji kenaikan berat
badan dan lama tidur secara serempak dengan menggunakan uji ANOVA repeated
measure untuk kedua kelompok. Menguji dengan tujuan membandingkan keadaan
berat badan dan lama tidur antara dua kelompok yang diuji dengan multivariate
statistical analysis for two independet sample. Menguji variabel perancu yaitu jenis
kelamin dengan menggunakan independet sample t test.
3. Hasil Penelitian
Terdapat perbedaan rata-rata berat badan bayi antara kelompok intervensi dan
kelompok kontrol selama empat minggu yaitu F=95,709 (p<0,001). Berdasarkan hasil
perhitungan dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata lama tidur bayi yang
signifikan selama empat minggu penelitian antara kelompok intervensi dan kelompok
kontrol yaitu F=79,066 (p<0,001).
Analisis selanjutnya dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan berat badan
bayi dan lama tidur bayi setiap minggu dengan uji multivariate statistical analysis for two
independent sample. Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan peningkatan berat
badan dan lama tidur yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol
mulai minggu pertama yaitu F=147,984 (p<0,001), pada minggu kedua F=18,713
(p<0,001), minggu ketiga F=117,809 (p<0,001) dan minggu keempat F=124,825
(p<0,001).
Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan peningkatan berat badan dan lama
tidur yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol selama empat
minggu penelitian yaitu F=225,506 (p<0,001). Peningkatan berat badan pada kelompok
intervensi lebih besar dari pada kelompok kontrol (x=873,33 g, SD=94,44 versus
x=588,33 g, SD=65,23). Sedangkan peningkatan lama tidur pada kelompok intervensi
lebih besar dari pada kelompok kontrol (x=53 menit, SD=7,26 versus x=27 menit,
SD=9,24). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemijatan pada bayi berpengaruh terhadap
peningkatan berat badan dan lama tidur bayi selama empat minggu penelitian.
Penelitian ini memiliki satu variabel perancu yaitu jenis kelamin bayi, untuk melihat
apakah variabel perancu mempengaruhi berat badan bayi maka dilakukan pengujian
denganbindependent sample t test. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan
terdapat perbedaan yang signifikan antara berat badan bayi laki-laki dan perempuan mulai
awal penelitian yaitu t=3,774 (p<0,001) dan minggu keempat penelitian yaitu t=4,173
(p<0,001).
4. Kesimpulan
a. Peningkatan berat badan bayi usia 1 sampai 3 bulan pada kelompok intervensi
(mendapatkan pemijatan) lebih besar dari pada kelompok control (tidak mendapatkan
pemijatan).
b. Peningkatan lama tidur bayi usia 1 sampai 3 bulan pada kelompok intervensi
(mendapatkan pemijatan) lebih besar dari pada kelompok kontrol (tidak mendapatkan
pemijatan).
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pemijatan
a. Definisi Pemijatan
Roesli (2001) menyatakan bahwa pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan
dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah
dipraktekkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi.
Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan.
Sentuhan dan pandangan mata antara orang tua dan bayi mampu mengalirkan
kekuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya yang merupakan dasar komunikasi
untuk memupuk cinta kasih secara timbal balik, mengurangi kecemasan,
meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri. (Sutcliffe, 2002).
b. Manfaat Pemijatan
Menurut Roesli (2001), manfaat pijat bayi adalah :
1) Meningkatkan berat badan bayi
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur bayi
3) Meningkatkan pertumbuhan
4) Meningkatkan daya tahan tubuh
5) Meningkatkan produksi ASI
6) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan
7) Mengurangi kembung dan kolik yang diakibatkan karena mengkonsumsi susu
formula
8) Mengurangi depresi pada bayi
c. Waktu dan Persiapan
Pijat bayi dapat dimulai segera setelah lahir, kapan saja sesuai keinginan orang
tua. (Roesli, 2001). Persiapan sebelum memijat antara lain:
1) Tangan bersih dan hangat
2) Hindari goresan pada kulit bayi akibat kuku dan perhiasan
3) Ruang hangat dan tidak pengap
4) Bayi sudah selesai makan atau bayi sedang tidak lapar
5) Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit
untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan
6) Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang
7) Baringkanlah bayi di atas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih
8) Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak atau baby oil/lotion
9) Minta izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah
dan kepala bayi sambil mengajak bicara
Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang
dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun,
minyak telon, atau baby oil. Jangan menggunakan minyak aromaterapi karena terlalu
keras untuk kulit bayi. (Williams, 2003). Hal-hal yang dilakukan selama pemijatan
berlangsung adalah:
1. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung
2. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk menciptakan
suasana tenang selama pemijatan.
3. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkan
tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin bahwa bayi mulai
terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan.
4. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah untuk
menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Bila bayi menangis lebih keras,
hentikanlah pemijatan, karena mungkin bayi minta digendong, disusui, atau sudah
mengantuk dan ingin tidur.
5. Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan
bersih setelah terlumuri minyak atau baby oil/lotion.
6. Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan lebih
lanjut tentang pemijatan bayi.
7. Hindarkan mata bayi dari percikan atau lelehan minyak atau baby oli/lotion.
Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan.
Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan,
sedikit demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10
menit. (Hogg, 2002). Tindakan yang tidak dianjurkan selama pemijatan:
1. Jangan memijat bayi langsung setelah bayi selesai makan
2. Jangan membangunkan bayi khusus untuk pemijatan
3. Jangan memijat pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat
4. Jangan memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat
5. Jangan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
d. Cara memijat Untuk Berbagai Kelompok Umur
1) Bayi umur 0 sampai 1 bulan
Gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat bayi lepas
sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut.
2) Bayi umur 1 samapi 3 bulan
Gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.
3) Bayi umur 3 bulan sampai anak umur 3 tahun
Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin meningkat. Total
waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit.
Lumurkan sesering mungkin minyak atau baby oil atau lotion yang lembut sebelum
dan selama pemijatan. Setelah itu, lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan di
sepanjang sisi muka bayi atau usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk
memberitahukan bahwa waktu pemijatan akan segera dilakukan padanya.
Pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi, sebab umumnya bayi lebih menerima
apabila dipijat pada daerah kaki. Permulaan seperti ini akan memberi kesempatan pada
bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan
pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, kemudian perut, dada, tangan, muka,
dan diakhiri pada bagian punggung.
e. Urutan Pijat Bayi
1) Kaki
a) Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari
tumit kaki menuju ke jari. Atau buatlah lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu
jari secara bersamaan pada seluruh telapak kaki dimulai dari tumit.
b) Jari
Pijatlah jari-jari kaki satu per satu dengan gerakan memutar menjauhi telapak
kaki dan diakhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari.
c) Punggung kaki
Dengan kedua ibu jari, buatlah lingkaran di sekitar kedua mata kaki sebelah
dalam dan luar. Kemudian urutlah seluruh punggung kaki dengan kedua ibu jari
secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Atau buatlah gerakan yang
membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan, dari
daerah mata kaki ke jari kaki.
d) Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda, kemudian gerakkan
menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.
e) Gerakan akhir
Rapatkan kedua kaki bayi, lalu letakkan kedua tangan anda secara bersamaan
pada pangkal paha, kemudian usap dengan halus kedua kaki bayi dari atas ke bawah.
2) Perut
a) Mengayuh pedal sepeda
Lakukan gerakan pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah
perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
b) Menekan perut
Tekuk kedua lutut kaki bersamaan dengan lembut ke permukaan perut bayi. Dapat
juga secara bergantian, dimulai dengan lutut kanan dan dilanjutkan dengan lutut kiri.
c) Bulan matahari
Buat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan kanan mulai dari perut sebelah kanan
bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke daerah kanan
bawah (seperti bentuk bulan), diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan
penuh (seperti bentuk matahari).
d) Jam
Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut bayi. Perut bayi
bagian paling atas dianggap jam 12, bagian bawah perut dianggap jam 6, lalu buat
gerakan berikut : Buat lingkaran searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu
tangan kiri dimulai pada jam 8 (di daerah usus buntu).
e) Gerakan I LOVE YOU
- ”I” : Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan
jari-jari tangan kanan seolah membentuk huruf ”I”.
- ”LOVE” : Bentuklah huruf ”L” terbalik, dengan melakukan pemijatan dari kanan
atas perut ke kiri atas kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
- ”YOU” : Bentuklah huruf ”U” terbalik, dimulai dari kanan bawah (daerah usus
buntu) ke atas kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.
f) Gelembung
Letakkan ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan bawah dan buatlah gerakan
dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kanan ke kiri bawah guna memindahkan
gelembung-gelembung udara. Dengan kedua telapak tangan buatlah gerakan dari
tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan kertas pada buku tua.
3) Dada
a) Jantung besar
Buatlah gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung
jari kedua tangan anda di ulu hati. Setelah itu buat gerakan ke atas sampai di bawah
leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah ke ulu hati seolah
membuat gambar jantung.
b) Kupu-kupu
Gerakan dilanjutkan dengan membuat gambar kupu-kupu. Dimulai dengan tangan
kanan yang memijat menyilang dari ulu hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu
hati, kemudian dengan tangan kiri ke bahu kiri, dan kembali ke ulu hati.
c) Jantung kecil
Buatlah gerakan seperti gambar jantung kecil di sekitar puting susu.
d) Burung kecil
Buatlah gerakan seolah membuat gambar jantung besar hingga ke tepi selangka.
Kemudian dengan jari-jari tangan yang diregangkan buatlah gerakan seolah membuat
gambar sayap burung kecil, dimulai dari samping dada ke atas.
4) Tangan
a) Telapak tangan
Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran-lingkaran
kecil dari pergelangan tangan ke arah jari-jemari. Sedangkan keempat jari lainnya
memijat punggung tangan.
b) Jari
Pijat jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri
gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari.
c) Gerakan menggulung
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Bentuklah
gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari.
d) Gerakan akhir
Sama seperti gerakan akhir yang dilakukan pada pemijatan kaki.
5) Muka
a) Membasuh muka
Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara
pada bayi secara halus. Gerakkan kedua tangan anda ke samping pada kedua sisi
wajah bayi seperti gerakan membasuh muka.
b) Dahi: menyetrika dahi
Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekankan jari-jari anda
dengan lembut mulai dari tengah dahi bayi ke arah samping kanan dan kiri seolah
menyetrika dahi. Setelah itu gerakkan ke bawah ke daerah pelipis dan buatlah
lingkaran-lingkaran kecil di pelipis kemudian gerakkan ke arah dalam melalui daerah
pipi di bawah mata.
c) Alis: Menyetrika alis
Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis mata. Lalu pijat bagian atas
mata/alis mulai dari tengah ke samping seperti menyetrika alis.
d) Hidung: senyum pertama
Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis. Tekankanlah ibu jari anda dari
pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi kemudian gerakkan ke
samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
e) Rahang atas: senyum kedua
Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan rahang atas atau di atas mulut di
bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping dan ke atas
ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.
f) Dagu atau rahang bawah: senyum ketiga
Letakkan kedua ibu jari anda di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu, lalu
gerakkan dari tengah ke samping kemudian ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
g) Belakang telinga
Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan anda dari belakang telinga
kanan dan kiri ke tengah dagu. Atau dengan tekanan lembut gerakkan kedua tangan
anda dari belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil ke seluruh kepala.
6) Punggung
a) Gerakan maju mundur: kuda goyang
Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di
sebelah kanan anda. Pijatlah dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua
telapak tangan di sepanjang punggung bayi, dari bawah leher sampai ke pantat bayi.
b) Gerakan menyetrika
Lakukan usapan dengan telapak tangan kanan anda, menyerupai gerakan menyetrika
dimulai dari pundak ke bawah sampai ke pantat.
2. Konsep Tidur bayi
a. Definisi
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih
lama dari keterjagaan (Perry et all, 2006). Pada dasarnya, tidur dibagi menjadi dua
tahapan yaitu non REM (non Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur tenang dan
REM (Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur aktif.
Pola tidur bayi pada usia tiga sampai enam bulan berbeda dengan pola tidur orang
dewasa. Setelah mengatur periode yang umumnya memakan waktu 10 sampai 20 menit,
tidur bayi berubah tahapnya yaitu dari tahap 1 non-REM menuju tahap 3 atau 4. Bayi
mungkin kembali ke tahap 1 dan berputar kembali.Setelah satu atau dua putaran tidur
NREM, REM mulai timbul setelah 60 sampai 90 menit. Siklus tidur yang lebih sering
muncul pada bayi adalah tahap REM dan menghasilkan tidur yang lebih pendek, sekitar
30% dari waktu tidur dihabiskan dalam siklus REM. (Rizema, 2011).
Tidur REM berpengaruh pada kecerdasan bayi, ketika tidur aktif (REM) aliran
darah ke otak meningkat, pertumbuhan sel-sel otak lebih cepat, merangsang fungsi-fungsi
otak, restorasi emosi dan kognitif serta konsolidasi pengalaman yang dialaminya hari itu.
Semakin bertambahnya usia, tidur aktif juga akan semakin berkurang. (Rizema, 2011).
Lama tidur setiap kelompok usia juga berbeda-beda tergantung faktor fisik, psikis
dan lingkungan. Lama tidur bayiusia3-6 bulan kurang lebih 2 jam pada tidur siang dengan
3 kali tidur siang, pada malam hari lama tidur 7-9 jam dengan paling banyak 3 kali
terbangun. (Dian Rakyat, 2002). Pada usia6-9 bulan memerlukan waktu tidur sekitar 14
jam perhari dan mereka sudah bisa tidur selama tujuh jam sekali waktu. Bayi mungkin
melakukan satu atau dua kali tidur siang per hari, yaitu sekali di pagi hari dan sekali di
sore hari. Pada usia 9-12 bulan, bayi tidur dalam tempo sekitar 12 jam di malam hari dan
tidur siang dua kali sehari dalam tempo satu jam atau dua jam sekali waktu. (Rizema,
2011).
b. Kualitas Tidur Bayi
Kualitas tidur adalah suatu keadaan(mutu) tidur atau keadaan fisiologis tertentu
yang didapatkan selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang
terjadi pada waktu orang itu bangun. Kualitas tidur juga menggambarkan pola tidur
seseorang melalui lamanya atau total waktu tidur yang dibutuhkan dan nyenyak atau
tidaknya tidur seseorang, dan puas atau tidaknya tidur seseorang selama sehari. Jika
kualitas tidurnya bagus artinya fisiologi/faal tubuh dalam hal ini sel otak misalnya pulih
kembali seperti semula saat bangun tidur. (Candra, 2005; Tarwoto dan Wartonah,
2006:102).
Lebih lanjut dalam Potter & Perry (2005:1487) dijelaskan bahwa kualitas tidur
merupakan kondisi tidur seseorang yang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur
dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur maupun saat bangun tidur seperti merasa
letih, pusing, badan pegal-pegal atau mengantuk berlebihan pada siang hari.
Tidur berkualitas merupakan kebutuhan dasar manusia termasuk bayi. Selama
tidur, didalam tubuh terjadi berbagai aktivitas yang akan berpengaruh terhadap
kesehatan fisik dan mental. Terjadi peningkatan restorasi jaringan otak dan pembentukan
protein, pembentukan hormon-hormon anabolik seperti hormon pertumbuhan,
kortikosteroid dan gonadotropin (hormon pengatur fungsi reproduksi). (Tarwoto dan
Wartonah, 2006:103).
Waktu tidur yang dibutuhkan anak, sebenarnya berbeda-beda tergantung usianya.
Berikut adalah panduan waktu tidur yang baik bagi anak seperti dikutip dari Parents
Zone:
- Bayi Baru Lahir
Bayi akan menghabiskan lebih dari 75% waktunya unntuk tidur atau sekitar 18
jam atau lebih dalam sehari. Pada usia bayi, tidur ikut membantu proses tumbuh-
kembangnya.
- Bayi 1-4 Bulan
Bayi usia antara 1-4 bulan masih menghabiskan seluruh waktunya untuk tertidur,
yaitu sekitar 14 sampai 16 jam setiap harinya.
- Anak 1-3 Tahun
Anak pada usia ini membutuhkan waktu tidur antara 12-15 jam setiap harinya.
Untuk tidur siang, anak membutuhkan sekitar 2-3 jam dan kebanyakan mereka
dapat tidur sepanjang malam dengan jadwal tidur yang teratur.
- Anak 3-5 Tahun
Balita usia ini membutuhkan 11 sampai 13 jam waktu tidur tiap harinya. Pada usia
ini, waktu tidur siang lebih dikurangi agar tidak mengganggu waktu tidur anak di
malam harinya.
c. Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas dan kuantitas tidur pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut
dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di antara yang dapat mempengaruhinya adalah:
1) Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi bayi dapat mempercepat
terjadinya proses tidur. Lingkungan fisik tempat bayi tidur berpengaruh penting pada
kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Atur suasana kamar sehingga nyaman
untuk tidur yang meliputi tata cahaya, ventilasi, tata warna, suhu, dan juga keadaan
boksnya. Anda bisa meletakkan boks di dalam kamar tidur, di samping ranjang
orangtua atau di kamar tersendiri. Hindarkan juga suara bising yang membuat bayi
mudah terjaga. Selain itu, pewangi ruangan dan obat pengusir nyamuk juga dapat
menyebabkan bayi mengalami sesak.
2) Latihan Fisik
Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur
untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut dapat terlihat
bila bayi melakukan aktivitas sehari-hari atau setelah melakukan pemijatan dan
mencapai kelelahan. Latihan 2 jam atau lebih dalam hal ini pemijatan bayi yang
dilakukan sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu
keadaan kelelahan yang dapat meningkatkan relaksasi karena pemijatan dapat
mempengaruhi keluarnya hormon tidur melatonin.
3) Nutrisi
Faktor penting untuk memaksimalkan periode emas pertumbuhan otak adalah
terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. ASI terbukti mengandung alfa protein
yang cukup tinggi, alfa protein merupakan protein utama pada whey protein yang
merupakan protein halus dan mudah dicerna. Alfa protein kaya akan asam amino
essensial yang sangat berguna untuk tumbuh kembang bayi, terutama triptofan. Triptofan
adalah asam amino yang berperan dalam proses neurotranmitter dan pengatur pola hidup
(neurobehavioral) dimana salah satu fungsinya adalah mengatur pola tidur. Bayi yang
sulit tidur atau sering terbangun dari tidurnya karena merasa belum kenyang. Karena itu,
penuhi kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur. harinya dan kedaan ini akan
membuat bayi lebih sering terbangun.
4) Penyakit
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik dapat
menyebabkan masalah tidur. Pada bayi adanya gangguan atau rasa sakit pada gigi,
telinga, kulit, saluran napas, saluran cerna, saluran kemih, otot atau tulangnya dapat
mengganggu tidur bayi. (Turchin, 2000; Hidayat,2008; Perry and Potter, 2006; Saputra,
2009).
d. Dampak Kurang Tidur Pada Bayi
Tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat mengakibatkan
gangguan keseimbangan fisiologi dan psikologi. Dampak fisiologi meliputi penurunan
aktivitas sehari-hari, rasa lelah, lemah, koordinasi neuromuskular buruk, proses
penyembuhan lambat dan daya tahan tubuh menurun. Sedangkan dampak psikologinya
meliputi emosi lebih labil, cemas, tidak konsentrasi, kemampuan kognitif dan
menggabungkan pengalamannya lebih rendah. Namun, kelebihan waktu tidur (terutama
tidur tenang) menyebabkan terjadi penyimpanan energi berlebihan. Bayi menjadi kurang
aktif bermain, sehingga kurang berinteraksi menyebabkan perkembangan emosi dan
kognitifnya kurang optimal (Turchin, 2000; Bukit, 2003; Soedjatmiko, 2006; Saputra,
2009).
3. Peningkatan Berat Badan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian
atau keseluruhan karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga
karena bertambah besarnya sel. Pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran
fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih mata bentuknya, seperti pertambahan
ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang paling terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosis bayi normal
atau BBLR. Berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik dan
dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan apabila mendapatkan gizi yang
baik meliputi:
a. Bayi lahir sampai enam bulan mengalami pertambahan setiap minggu 140-200 gram.
Berat badan lahir dua kali pada akhir enam bulan pertama.
b. Usia enam sampai 12 bulan mengalami pertambahan setiap meinggu 85-400 gram.
Berat badan tiga kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini terdapat perbedaan rata-rata berat badan bayi antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol selama empat minggu yaitu F=95,709 (p<0,001). Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Fuadis (2009) yang berjudul Pengaruh
Pemberian Pijat Bayi terhadap Penambahan Berat Badan Bayi Usia Lebih dari 3 Bulan
sampai 6 Bulan di Kelurahan Pasie Nan Tigo Puskesmas Lubuk Buaya. Dalam penelitian
tersebut pada kelompok kontrol rata-rata berat badan pretest 5692 gram dan rata-rata
berat badan posttest 6108 gram sehingga didapatkan rata-rata penambahan berat badan
sebesar 416 gram. Sedangkan pada kelompok eksperimen rata-rata penambahan berat
badan pretest dan posttest sebesar 612 gram.
Serupa dengan penelitian tersebut, Sari (2010) dalam penelitian yang berjudul
Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Prematur di Ruang
Perinatologi RSU Dr. Pringadi Medan. Berdasarkan penelitian tersebut ada perbedaan
yang signifikan pada berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah dilakukan
pemijatan pada kelompok intervensi (nilai p= 0.000). Pada kelompok kontrol disimpulkan
ada perbedaan yang signifikan antara berat badan bayi prematur sebelum dan sesudah
dilakukan pemijatan (nilai p= 0.000). Berdasarkan dari hasil uji t-independent
disimpulkan ada pengaruh pijat bayi yang signifikan terhadap peningkatan berat badan
bayi prematur antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.000). Dari
hasil penelitian ini, diketahui pijat bayi sangat efektif dalam meningkatkan berat badan
bayi prematur.
Pada penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata lama
tidur bayi yang signifikan selama empat minggu penelitian antara kelompok intervensi
dan kelompok kontrol yaitu F=79,066 (p<0,001). Hal ini serupa dengan penelitian yang
dilakukan oleh Parsini (2009) yang berjudul Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Tidur
Pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan Di Rumah Bersalin Sragen Surakarta. Dalam penelitian
tersebut terdapat peningkatan durasi tidur, dimana p=0,007<0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap durasi tidur. Kemudian
untuk melihat perbedaan peningkatan durasi tidur antara kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan dilakukan uji beda selisih durasi tidur akhir dari kedua kelompok tersebut
dengan mann-witney test dengan hasil p=0,010 lebih kecil dari p=0,05 yang berarti ada
perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dimana kelompok
perlakuan terjadi peningkatan durasi tidur yang lebih baik setelah pemberian pijat bayi.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Roekistiningsih dkk (2006) yang
berjudul Pengaruh Pemijatan Terhadap Peningkatan Kuantitas Tidur Bayi Usia 4-6 Bulan
di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Dalam penelitian tersebut
didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kuantitas tidur
antara bayi yang diberi perlakuan pemijatan dan bayi yang tidak diberi perlakuan
pemijatan namun pada kelompok perlakuan tidurnya lebih tenang dan siklus tidurnya
lebih lama dengan frekuensi bangun yang lebih sedikit daripada kelompok kontrol.
D. IMPLIKASI KEPERAWATAN
1. Peran perawat sebagai Care giver
Peran perawat sebagai care giver adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga
yang tepat bagi klien dan keluarga. Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan
berupa pijat bayi untuk membantu meingkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
2. Peran perawat sebagai Fasilitator
Peran perawat sebagi fasilitator adalah memfasilitasi klien dan keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan bio-psio-sosio-spiritual, misalnya mengajarkan orang tua
dan keluarga untuk melakukan pijat bayi.
3. Peran perawat sebagai Peneliti
Peran perawat sebagai peneliti adalah melanjutkan penelitian dengan
memperhatikan lama bayi menyusui, lama tidur bayi dan rentang usia bayi lain.
4. Peran perawat sebagai Motivator
Peran perawat sebagai motivator adalah memberikan motivasi kepada keluarga
dalam memberikan dukungan emosional bagi klien. Sebagai motivator, perawat
memberikan motivasi berupa dukungan/support kepada keluarga dalam proses
pemijatan bayi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini terdapat perbedaan rata-rata berat badan bayi antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol selama empat minggu yaitu F=95,709 (p<0,001). Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sari (2010) dimana ada pengaruh pijat
bayi yang signifikan terhadap peningkatan berat badan bayi prematur antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.000). Dari hasil penelitian ini,
diketahui pijat bayi sangat efektif dalam meningkatkan berat badan bayi prematur.
2. Terdapat perbedaan rata-rata lama tidur bayi yang signifikan selama empat minggu
penelitian antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol yaitu F=79,066
(p<0,001). Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Parsini (2009)
dimana ada perbedaan peningkatan durasi tidur antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol, kelompok perlakuan terjadi peningkatan durasi tidur yang lebih
baik setelah pemberian pijat bayi. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Roekistiningsih dkk (2006) dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna
pada kuantitas tidur antara bayi yang diberi perlakuan pemijatan dan bayi yang tidak
diberi perlakuan pemijatan namun pada kelompok perlakuan tidurnya lebih tenang
dan siklus tidurnya lebih lama dengan frekuensi bangun yang lebih sedikit daripada
kelompok control
B. SARAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada jurnal ini, maka dapat disarankan
beberapa hal yaitu:
1. Hasil kajian pada jurnal ini diharapkan dapat disebarluaskan kepada masyarakat
khususnya pemerintah atau dinas terkait untuk menyediakan sarana, informasi dan
pelayanan pemijatan bayi duna meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2. Hasil kajian ini dapat terus dikembangkan dan diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan
hasil kajian yang terbaru dan lebih akurat. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi dasar bagi peneliti yang lain untuk menemukan dan mengembangkan
evidence based lainnya dalam pemberian terapi alternatif pijat bayi dan mencari
pengaruh terhadap manfaat lain dari pijat bayi.
3. Hasil kajian ini dapat diinformasikan pada pelayanan kesehatan yang menyediakan
pelayanan pijat bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Beider S and Moyer CA. Randomized Controlled Trials of Pediatric Massage : A Review.
eCAM. 2007;4(1):23-34.
El Mouzan MI, Al Herbish AS, Al Salloum AA, Foster PJ, Al Omar AA, Qurachi MM, et al.
Pattern of Sex Differences in Growth of Saudi Children and Adolescents. Gend
Med. 2010; 7(1):47-54.
Dasuki, Mohammad Shoim, 2003. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi
Umur 4 Bulan. Tesis Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Gizi dan
Kesehatan. UGM, Yogyakarta.
Dieter JNI, Field TM, Reif HM, Emory EK and Redzepi M. Stable Preterm Infants Gain
More Weight and Sleep Less after Five Days of Massage Therapy. journal of
Pediatric Psychology. 2003;28(6):403-11.
Fuadi, Mira. 2009. Pengaruh Pemberian Pijat Bayi terhadap Penambahan Berat Badan Bayi
Usia Lebih dari 3 Bulan sampai 6 Bulan di Kelurahan Pasie Nan Tigo Puskesmas
Lubuk Buaya. Penelitian Publikasi. Universitas Andalas
Guyton AC and Hall JE. Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa Setiawan I, Tengadi LMAKA,
Santoso A. Jakarta: EGC; 2006. h. 945-1231.
Hidayat AA. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika; h. 4-32.
Hogg, Tracy, 2002. Secrets Of The Baby Whisperer-Cara Efektif Menenangkan dan
Berkomunikasi dengan Bayi Anda. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kelmanson IA and Adulas EI. Massage Therapy and Sleep Behaviour in Infants Born with
Low Birth Weight. 2006; 12(3):200-5.
Keputusan Menteri Kesehatan No. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan
Praktek Bidan.
Lee HK. The Effect of Infant Massage on Weight Gain, Physiological and Behavioral
Responses in Premature Infants. Taehan Kanho Hakhoe Chi. 2005;35(8):1451-60.
Parsini. 2009. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Durasi Tidur Pada Bayi Usia 0 – 3 Bulan Di
Rumah Bersalin Sragen. Skripsi Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pudjiadi, Solihin, 2001. Bayiku Sayang. FKUI, Jakarta.
Purnomo Sari, Ita, 2007. Efektivitas Ceramah Dan Demonstrasi Untuk Meningkatkan
Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Di Dusun Banyusumurup Girirejo Imogiri
Bantul Tahun 2007, KTI, Yogyakarta
Roekistiningsih dkk. 2006. Pengaruh Pemijatan Terhadap Peningkatan Kuantitas Tidur Bayi
Usia 4-6 Bulan di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan FKUB
Roesli, Utami, 2001. Pedoman Pijat Bayi. Trubus Agriwidya, Jakarta.
Roesli, U,tami, 2001. Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan. Trubus
Agriwidya, Jakarta.
Sari, Anggrita, 2004. Pengaruh Penyuluhan Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu
Tentang Pijat Bayi di Dusun Dukuh Desa Sidokarto Godean Sleman, Skripsi
Program Pendidikan D-IV Kebidanan. UGM, Yogyakarta.
Sari, Nurul Indah. 2010. Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi
Prematur di Ruang Perinatologi RSU Dr. Pringadi Medan. Skripsi Program D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Supartini Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. h. 6-8.
Sutcliffe, J, 2002. Baby Bonding-Membentuk Ikatan Batin Dengan Bayi –Berikan Permulaan
Yang Aman Untuk Awal Kehidupan Bayi Anda. Taramedia Restuf Agung, Jakarta.
Williams, Frances, 2003. Babycare-Pedoman Merawat Bayi. Erlangga, Jakarta.
Wong DL. 2000. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. h. 113-4.