Upload
others
View
59
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL TUGAS AKHIR
ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN
GEDUNG KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG
(Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan Gajah Mungkur
Semarang)
Diajukan untuk melengkapi persyaratan menempuh ujian akhir
Program S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang
Oleh:
IBNU HADI PURWANTOMO C.131.13.0084
SOLEHAN C.131.13.0040
YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
ANALISA BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG KECAMATAN GAJAH
MUNGKUR SEMARANG
Ibnu Hadi Purwantomo¹; Solehan²;Ir.Hari Setijo Pudjihardjo, S.T, MT³; Lila Anggraini, S.T,
MT⁴
¹ʼ²Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang
Jl. Soekarno Hatta, Tlogosari, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia e-mail : [email protected]
Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Semarang, Semarang, Indonesia
ABSTRAK Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitulah pepatah yang sering di ucap dan dikenal di kalangan Masyarakat Indonesia. Dimana pepatah tersebut berkorelasi dengan sebuah penerapan konsep keselamatan dan kesehatan kerja di dalam sebuah institusi. Semua pekerjaan pasti memiliki resiko dan potensi bahaya yang mengancam, untuk itu adanya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sebuah institusi bertujuan untuk meminimalisir atau jika dapat menghilangkan sama sekali potensi bahaya yang mengancam pelaksanaan sebuah pekerjaan. Dimana salah satunya penerapan ini dilakukan pada sebuah proyek pembangunan gedung kecamatan gajahmungkur, maka itu perlu diadakannya analisa dari proses pengerjaan konstruksi di lokasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bahaya K3 dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung kecamatan Gajahmungkur Semarang dan mengetahui cara mengatasi bahaya K3 dalam pelaksanaan proyek tersebut. Hasil akhir dari penelitian ini yaitu : urutan 3 (tiga) teratas dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan system kerja K3 yaitu (biaya untuk penyedia APD, bersenda gurau saat melakukan pekerjaan, minimnya pengetahuan pekerja atas bahaya dan resiko pekerjaan yang dilakukannya), urutan kedua terbawah dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan sistem K3 yaitu (komitmen dan dukungan manajemen puncak, Audit internal), urutan ketiga teratas dari tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja K3 yaitu (tinjauan ulang kontrak, komunikasi, pelaporan), urutan tiga terbawah dari tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja K3yaitu (tindakan perbaikan dan pencegahan, sdm, rambu – rambu dan tanda K3), faktor – faktor yang berpengaruh dalam penerapan sistem kerja manajemen konstruksi yang dikelompokkan menurut fungsi manajemen, yaitu : (faktor manusia, faktor lingkungan, faktor peralatan), tindakan yang berpengaruh dalam penerapan K3 yaitu (APD, tinjauan ulang kontrak, komunikasi, pemberian m otivasi, inspeksi dan pengujian). Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Pekerja, Proyek
ABSTRACT Prevention is better than cure, that's a saying that is often said and known among Indonesian people. Where the saying is correlated with an application of the concept of occupational safety and health in an institution. All work must have risks and potential hazards that threaten, for that the application of occupational safety and health (K3) in an institution aims to minimize or if it can completely eliminate the potential dangers that threaten the implementation of a job. Where one of these applications is carried out in a building project of Gajahmungkur sub-district building, it is necessary to conduct an analysis of the construction work process at that location. The purpose of this study is to analyze the hazards of OSH in the implementation of the construction project of the Gajahmungkur sub-district of Semarang and find out how to overcome the OSH hazard in the implementation of the project. The final results of this study are: the order of the top 3 (three) of the factors that influence the implementation of the K3 work system namely (costs for PPE providers, joking while doing work, lack of knowledge of workers on the dangers and risks of the work done), sequence second bottom of the factors that influence the implementation of the OSH system, namely (commitment and support of top management, internal audit), the top third of the actions that influence the implementation of
the OSH work system namely (contract review, communication, reporting), sequence the bottom three of the actions that influence the application of the K3 work system namely (corrective and preventive actions, human resources, signs and K3 signs), factors influencing the implementation of the construction management work system which are grouped according to management functions, namely: (factors human, environmental factors, equipment factors), actions that influence the application of OHS, i.e. (PPE, contract review, communication, provision of motivation, inspection and testing). Keywords: Occupational Safety and Health (K3), Workers, Projects
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ada pepatah menyatakan jika mencegah lebih baik daripada mengobati,
pepatah tersebut dikenal secara luas dalam hubungannya dengan kesehatan. Dalam
hubungannya dengan dunia kerja maka pepatah tersebut berkorelasi dengan
penerapan konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam sebuah perusahaan atau
instansi kerja. Hal penting yang harus mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan
kerja itu sendiri adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang secara umum dikenal
dengan singkatan K3.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (selanjutnya akan disingkat menjadi K3)
dipandang sebagai hal yang sangat penting bagi para karyawan atau pekerja sehingga
pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap K3 ini dan menerbitkan Undang-
Undang yang mengatur tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 86 dan 87.
Pasal 86 ayat 1 berbunyi: “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperolah
perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Pasal 86 ayat 2: “Untuk
melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. Pasal 87: “Setiap
perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen Perusahaan”.Daerah permukiman padat
penduduk sebenarnya sangat tergantung dengan ketersediaan air untuk
keberlangsungan hidup banyak orang. Kebutuhan air di daerah permukiman padat
penduduksemakin lama akan semakin meningkat. Namun, secara kuantitatif air
permukaan semakin lama ketersediaannya semakin terbatas dan secara kualitatif
semakin lama semakin menurun.
Setiap pekerjaan pasti memiliki resiko dan potensi bahaya yang mengancam,
adanya aturan dan ketetapan-ketetapan yang mengatur pelaksanaan pekerjaan
bermaksud meminimalisir atau jika dapat menghilangkan sama sekali potensi bahaya
yang mengancam pelaksanaan sebuah pekerjaan. Dalam penelitian ini, secara khusus
lokasi yang dipilih adalah pengerjaan konstruksi bangunan kecamatan Gajahmungkur
Semarang dimana akan dianalisa potensi bahaya K3 dari proses pengerjaan konstruksi
di lokasi tersebut..
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat dan menambah pengetahuan
bagi pihak-pihak yang berkompeten dengan tema penelitian, secara khusus bagi para
pelaksana proyek konstruksi gedung sehingga dapat mengetahui potensi bahaya yang
ada dalam proyek yang dikerjakannya dan mampu untuk mengantisipasi atau
meminimalisir terjadinya bahaya K3.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
Menganalisa bahaya K3 dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung kecamatan
Gajah Mungkur Semarang.
Mengetahui cara mengatasi bahaya K3 dalam pelaksanaan proyek konstruksi
gedung kecamatan Gajahmungkur Semarang.
METODOLOGI PENELITIAN
Bagan Alur Penelitian
Gambar 1. Bagan alur penelitian
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber data primer
yang terdiri dari setiap orang yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan proyek
konstruksi gedung kecamatan Gajah Mungkur Semarang dan nantinya akan dipilih
beberapa orang sebagai informan. Sumber data sekunder yang diperoleh dari sumber-
Mulai
Rumusan Masalah
Survey dan Pengumpulan Data di Lapangan
Kuisioner
Pengolahan Data dan Analisis
Kesimpulan dan Saran
sumber kepustakaan, berupa: buku-buku, jurnal dan akses internet terhadap segala
sesuatu yang berkaitan dengan tema penelitian ini
Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah: mendeskripsikan data untuk variabel dan
indikator penelitian dan pengolahan data akan mempergunakan bantuan program
Microsoft Excel.
Untuk mengetahui bahaya K3 dalam kegiatan pelaksanaan proyek konstruksi
gedung kecamatan Gajahmungkur Semarang dari setiap pertanyaan maka dilakukan
perhitungan rata-rata setiap jawaban dariresponden. Setelah itu dilakukan pengurutan
nilai rata-rata dari yang terbesar sampe terkecil. Nilai rata-rata terbesar ditetapkan
sebagai yang paling mempengaruhi dari tiap pertanyaan.
Keterangan :
: Rata-rata ukuran nilai faktor
∑ : Total nilai skor responden
xi : Ukuran masing-masing faktor
n : Jumlah responden
sebagai prosentase pada jumlah responden terhadap masing-masing
permasalahan sebagai berikut:
X1: frekuensi jawaban sangat baik
X2: frekuensi jawaban baik
X3: frekuensi jawaban cukup
X4: frekuensi jawaban jelek.
Dari rata-rata setiap jawaban responden akan disusun berurutan dalam tabel
dengan nilai rata-rata terksecil. Nilai rata-rata mean terbesar ditetapkan sebagai nilai
paling baik (dominan) dari setiap pertanyaan, metode itu juga digunakan untuk
tindakan yang perlu di lakukan agar sitem kerja manajemen risiko berjalan dengan
baik.
Setelah itu, hasil dan kuisioner tersebut diperbandingkan sebagai koefisien
rangking dari setiap faktor dengan cara mengurutkan niali rata-rata (mean) dari nilai
yang tertinggi sebagai ranking 1 (satu).
= ∑ � ��
���
Keterangan :
: Rata-rata ukuran nilai faktor
IKR : Indeks Kepentingan Relative
M : Jangkauan nilai faktor
Metode Pengolahan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Observasi
Istilah obesrvasi diturunkan dari bahasa latin yakni observere yang berarti
melihat memperhatikan, istilah ini diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara
akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar
aspek dalam fenomena tersebut. Hal-hal yang ingin diungkap peneliti melalui
observasi ini adalah menyangkut segala hal yang berhubungan dengan bahaya K3
dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung kecamatan Gajah Mungkur
Semarang.
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara yang
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu tersebut dalam penelitian kualitatif,
menurut Benister wawancara dilakukan apabila peneliti bermaksud untuk
memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu
berkaitan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud mengadakan eksplorasi
terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain.
Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan terhadap beberapa orang yang
menjadi informan.
c. Kuisioner
Data primer dalam penelitian diambil dari kuesioner yang disebarkan
kepada beberapa responden yaitu orang yang bekerja dalam lokasi tersebut meliputi
pengawas, pelaksana, dan para pekerja. Manfaat kuesioner yaitu (Hussein, 2003):
IKR =
�
1. Menambah kemampuan para petugas dalam pengumpulan data
2. Dapat menyusun pertanyaan sistematis sehingga mudah dipahami
3. Dengan membentuk daftar pertanyaan dapat membantu petugas memperoleh
data yang objektif
Pertanyaan dalam kuesionermerupakan pertanyaan bersifat tertutup, yaitu
responden memilih salah satu jawaban yang tersedia dari tiap pertanyaan K3 dan
penerapan sudah seduai dengan standart atau belum. Pemilihan tingkat persetujuan
disediakan 5 skala. Skala 1 dan 2 menunjukkan responden kurang setuju, skala 3
menunjukkan responden netral atau ragu-ragu dalam menjawab sedangkan untuk
skala 4 dan 5 menunjukkan responden setuju.
Metode Penyimpulan Data
Cara penyimpulan data adalah dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan
analisis data yang telah dilakukan yang termasuk kategori faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan sistem kerja manajemen risiko yaitu dengan menentukan
interval yang setuju sampai yang tidak setuju dengan melihat kriteria skor hasil analisa
sebagai berikut:
1. Nilai 1.00 ≤ X ≤ 1.75 = Sangat Tidak Setuju
2. Nilai 1.75 < X ≤ 2.50 = Tidak Setuju
3. Nilai 2.50 < X ≤ 3.75 = Setuju
4. Nilai 3.75 < X ≤ 4.00 = Sangat Setuju
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Responden
Tabel 1. Kategori Responden
Kategori Jumlah Responden Presentase (%) Owner 0 0
Konsultan Perencana 7 24,14 Konsultan Pengawas 11 37,93
Kontraktor 3 10,34 Lainnya 8 27,59 Jumlah 29 100%
Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019
Grafik 1. Kategori Responden Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019
Tabel 2. Jabatan Responden
Jabatan Jumlah Responden Presentase (%) Direktur 0 0
Manajer Proyek 2 6,90 Site Engineer 1 3,45
Estimator 7 24,14 Safety Surveyor 6 20,69
Ahli K3 Konstruksi 5 17,24 Lainnya 8 27,59 Jumlah 29 100
Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019
Grafik 2. Jabatan Responden Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019
0
2
4
6
8
10
12
Owner Konsultan
Perencana
Konsultan
Pengawas
Kontraktor Lainya
Jumlah
Jumlah
0
2
4
6
8
10
Jumlah
Jumlah
Tabel 3. Pengalaman Perusahaan
Lama Pengalaman Jumlah Responden Presentase (%) < 5 Tahun 6 20,69
5 – 10 Tahun 18 62,07 10 – 15 Tahun 4 13,79
15 Tahun 1 3,45 Jumlah 29 100%
Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019
Grafik 3. Pengalaman Perusahaan Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019
Hasil Rekap Data Presepsi Responden
Tabel 4. Rekap Data Presepsi Responden Terhadap Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja K3
No
Kelompok
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Sistem Kerja K3
Nilai Pengaruh Penerapan Sistem
Kerja K3
Jumlah
4 3 2 1 1
Fakto
r M
an
usia
1 Komitment dan dukungan manajemen puncak
10 3 13 3 29
2 Kompetensi keahlian dan keterampilan kerja
6 13 8 2 29
3 Pelatihan dan Keterampilan 13 10 4 2 29 4 Kesadaran Pekerja akan pentingnya
K3 12 9 5 3 29
5 Persiapan dan Respon tanggap darurat
13 7 6 3 29
6 Pemantauan dan pengukuran kerja 10 11 6 2 29
7 Metode dan Cara kerja terkait dengan kemajuan teknologi
10 12 5 2 29
8 Penyelidikan insiden 13 10 5 1 29
0
5
10
15
20
< 5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun >15 Tahun
Jumlah
Jumlah
9 Audit Internal 6 6 14 3 29
10 Keadaan Tenaga Kerja (Tingkat pendidikan)
11 9 6 3 29
11 Kondisi Fisik 11 7 9 2 29
12 Kondisi Fisiologis 13 9 4 3 29
13 Kondisi Psikologis 15 7 5 2 29
14 Kesadaran para pekerja proyek yg rendah akan terjadinya kecelakaan
11 8 8 2 29
15 Para pekerja tidak mengetahui bahaya dan resiko pekerjaan yg dilakukannya
16 6 6 1 29
16 Minimnya keahlian para pekerja Proyek
14 6 8 1 29
17 Bersenda gurau pada saat melakukan pekerjaan yang berbahaya
21 3 4 1 29
18 Petunjuk, pengarahan dan rambu rambu K3 yang diabaikan
12 5 12 0 29
19 Tidak Adanya sanksi terhadap pekerja proyek yg melanggar peraturan K3
7 15 7 0 29
20 Kurangnya komunikasi antar pekerja sehingga para pekerja tidak saling mengingatkan
12 10 7 0 29
2
Fakto
r
Lin
gkung
an
1 Keadaan Lingkungan Kerja
5 16 5 3 29
3
Fakto
r P
era
lata
n
1 Pengedalian dokumen K3 11 13 4 1 29
2 Tindakan Perbaikan 12 7 9 1 29 3 Ketidaksesuaian peralatan yang
dipakai dengan pekerjaan yg akan dilaksanakan
11 10 7 1 29
4 Biaya untuk penyediaan APD 21 5 1 2 29
5 Tidak nyaman saat memaka APD 7 15 4 3 29 6 Peraturan dan Prosedur K3 yg sulit
dimengerti 7 11 8 3 29
7 Kurangnya pengetahuan mengenai K3 12 11 5 1 29 8 Peralatan APD yg tidak mempunyai
standar SNI sehingga sering terjadi kerusakan
10 11 7 1 29
Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019
Hasil Analisa
Dari pengisian kuesioner para responden, selanjutnya dianalisa untuk
mengetahui tingkat kepentingan penerapan K3 pada proyek pembangunan gedung
Kecamatan Gajah Mungkur Semarang, yaitu dengan menghitung rata-rata (mean) dari
daftar kuesioner. Sedangkan untuk mencari seberapa besar faktor yang
mempengaruhi dan yang paling menentukan, menggunakan metode indeks. Adapaun
metode indeks ini berdasarkan pada pendekatan model statistik non parametik, yaitu
dengan menghitung nilai Indeks Kepentingan Relatif (IKR) bagaimana kepentingan
dan sejauh mana faktor-faktor tersebut diterapkan dilapangan.
Tabel 5. Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja K3
No
Kelompok
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penerapan Sistem Kerja K3
∑ Xi
X
IKR
Keterangan
Ran
kin
g
1
Fakto
r M
an
usia
1 Komitment dan dukungan manajemen puncak
78 2,69 0,67 B 28
2 Kompetensi keahlian dan keterampilan kerja
79 2,72 0,68 B 27
3 Pelatihan dan Keterampilan
92 3,17 0,79 B 6
4 Kesadaran Pekerja akan pentingnya K3
88 3,03 0,76 B 13
5 Persiapan dan Respon tanggap darurat
88 3,03 0,76 B 13
6 Pemantauan dan pengukuran kerja
87 3,00 0,75 B 18
7 Metode dan Cara kerja terkait dengan kemajuan teknologi
88 3,03 0,76 B 13
8 Penyelidikan insiden 93 3,21 0,80 B 4 9 Audit Internal 73 2,52 0,63 B 29
10 Keadaan Tenaga Kerja (Tingkat pendidikan)
86 2,97 0,74 B 21
11 Kondisi Fisik 85 2,93 0,73 B 23 12 Kondisi Fisiologis 90 3,10 0,78 B 11 13 Kondisi Psikologis 93 3,21 0,80 B 4 14 Kesadaran para pekerja
proyek yg rendah akan terjadinya kecelakaan
86 2,97 0,74 B 21
15 Para pekerja tidak mengetahui bahaya dan resiko pekerjaan yg dilakukannya
95 3,28 0,82 B 3
16 Minimnya keahlian para pekerja Proyek
91 3,14 0,78 B 10
17 Bersenda gurau pada saat melakukan pekerjaan yang berbahaya
102 3,52 0,88 SB 2
18 Petunjuk, pengarahan dan rambu rambu K3 yang diabaikan
87 3,00 0,75 B 18
19 Tidak Adanya sanksi terhadap pekerja proyek yg melanggar peraturan K3
87 3,00 0,75 B 18
20 Kurangnya komunikasi antar pekerja sehingga
92 3,17 0,79 B 6
para pekerja tidak saling mengingatkan
2
Lin
gkung
an
1 Keadaan Lingkungan Kerja
81 2,79 0,70 B 25
3
Pera
lata
n
1 Pengedalian dokumen K3 92 3,17 0,79 B 6
2 Tindakan Perbaikan 88 3,03 0,76 B 13 3 Ketidaksesuaian peralatan
yang dipakai dengan pekerjaan yg akan dilaksanakan
89 3,07 0,77 B 12
4 Biaya untuk penyediaan APD
103 3,55 0,89 SB 1
5 Tidak nyaman saat memaka APD
84 2,90 0,72 B 24
6 Peraturan dan Prosedur K3 yg sulit dimengerti
80 2,76 0,69 B 26
7 Kurangnya pengetahuan mengenai K3
92 3,17 0,79 B 6
8 Peralatan APD yg tidak mempunyai standar SNI sehingga sering terjadi kerusakan
88 3,03 0,76 B 13
Rata-Rata (Mean) 88 3,04 0,76 B 14 Sumber: Kuesioner hasil penelitian tugas akhir, 2019
Dari hasil analisa yang didapat diketahui bahwa sebagaian besar pertanyaan
yang diberikan memiliki pengaruh terhadap kepribadian diri responden masing-masing.
Hal ini ditunjukkan dari nilai mean setiap pertanyaan yang diajukan, dari total
pertanyaan sebanyak 29 pertanyaan (100%) memiliki nilai diatas 1,50 sedangkan yang
memiliki nilai mean dibawah 2,50 hanya (0%).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa penerapan Keselamatan dan Kesehatan kerja pada
proyek Pembangunan Gedung Kecamatan Gajah Mungkur Semarang dapat diberikan
kesimpulan bahwa :
a. Urutan 3 (tiga) teratas dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan
system kerja K3 menurut hasil analisa yaitu :
1. “Biaya untuk penyediaan APD”, memiliki urutan yang ke 1 (satu). Hal
tersebut menunjukkan bahwa Penganggaran untuk biaya APD sangat
mempengaruhi dalam penerapan sistem K3.
2. “Bersenda gurau pada saat melakukan pekerjaan yang berbahaya’’, memiliki
urutan yang ke 2 (dua). Hal tersebut menunjukan bahwa ketika melakukan
pekerjaan yg memiliki resiko yang cukup tinggi kita tidak boleh main-main.
3. “Para pekerja tidak mengetahui bahaya dan resiko pekerjaan yang
dilakukannya”, memiliki urutan yang ke 3 (tiga). Kebanyakan para pekerja
tidak mengetahui bahaya dan resiko apa saja dalam pekerjaan yang
dilakukan saat ini.
b. Urutan 2 (dua) terbawah dari faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan
sistem K3 hasil analisa yaitu :
1. “Komitment dan dukungan manajemen puncak”, memiliki urutan yang ke 2
(dua) dari bawah. Hal ini menjadi salah satu yang berpengaruh untuk
mendukung pekerja dalam hal resiko K3.
2. “Audit Internal”, memiliki urutan yang ke 1 (satu) dari bawah. Fungsi dari
faktor ini adalah menentukan apakah system K3 sudah berjalan atau belum.
c. Urutan 3 (tiga) teratas dari tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam penerapan
sistem kerja K3 menurut hasil analisa yaitu :
1. “Tinjauan Ulang Kontrak”, memiliki urutan yang ke 1 (satu). Perusahaan
harus melakukan Peninjauan Ulang Kontrak Pekerja.
2. “Komunikasi”, memiliki urutan yang ke 2 (dua). Pentingnya Komunikasi akan
menentukan kunci keberhasilan sistem K3.
3. “Pelaporan”, memiliki urutan yang ke 3 (tiga). Perusahaan sering melupakan
hal sangat penting dalam sistem K3 yaitu melakukan Pelaporan.
d. Urutan 3 (tiga) terbawah dari tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam
penerapan sistem kerja K3 menurut hasil analisa yaitu :
1. “Tindakan Perbaikan dan Pencegahan”, memiliki urutan yang ke 1 (satu) dari
bawah. Sangat pengaruh dalam melakukan tindakan awal yaitu selalu
melakukan pengecekan alat-alat keselamatan di awal kerja.
2. “SDM, Fisik, dan Finansial”, memiliki urutan yang ke 2 (dua) dari
bawah.Pentingnya pengetahuan dari SDM dan juga dukungan finansial dari
perusahaan.
3. “Rambu-rambu dan Tanda K3”, memiliki urutan yang ke 3 (tiga) dari bawah.
Hal ini sangat penting dipasang pada lokasi-lokasi kusus yang memang
memiliki resiko yang tinggi.
e. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dalam penerapan sistem kerja
manajemen konstruksi yang dikelompokkan menurut fungsi manajemen, yaitu :
1. Faktor manusia, faktor yang paling berpengaruh adalah “Bersenda gurau
pada saat melakukan pekerjaan yang berbahaya’’, memiliki urutan yang ke
2 (dua). Hal tersebut menunjukan bahwa ketika melakukan pekerjaan yang
memiliki resiko yang cukup tinggi kita tidak boleh main-main.
2. Faktor Lingkungan, faktor yang paling berpengaruh adalah “ Keadaan
Lingkungan Kerja”, karena hal tersebut menyebabkan ketidaknyamanan
kepada para pekerja di proyek.
3. Faktor peralatan, faktor yang paling berpengaruh adalah “Biaya untuk
penyediaan APD”, memiliki urutan yang ke 1 (satu). Hal tersebut
menunjukkan bahwa Penganggaran untuk biaya APD sangat mempengaruhi
dalam penerapan sistem K3.
Dari hasis analisis mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam penerapan
Sistem Kerja K3 yang sudah di kelompokan diantara ke 3 kelompok fungsi tersebut,
bawah fungsi sistem K3 mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu proyek
atau lokasi kerja.
f. Berikut tindakan yang paling berpengaruh dalam penerapan sistem kerja
manajemen konstruksi yang dikelompokkan menurut fungsi K3 yaitu :
1. Jaminan Kemampuan yang paling berpengaruh adalah “Konsultasi, Motivasi
dan Kesadaran”. Perusahaan harus memberikan pendampingan berupa
konsultasi maupun pemberian motivasi kepada pekerja.
2. Dukungan Tindakan yang paling berpengaruh adalah “Komunikasi”,
Pentingnya Komunikasi akan menentukan kunci keberhasilan sistem K3.
3. Identifikasi Sumber bahaya dan Pengendalian Resiko yang paling
berpengaruh adalah “Tinjauan Ulang Kontrak”, Perusahaan harus
melakukan Peninjauan Ulang Kontrak Pekerja.
4. Pengukuran dan Evaluasi yang paling berpengaruh adalah “Inspeksi dan
Pengujian”.
5. Tinjauan Oleh Pihak Manajemen yang paling berpengaruh adalah “Evaluasi
terhadap Penerapan Kebijakan”. Melakukan Evaluasi terhadap kebijakan-
kebijakan yang sudah berjalan secara rutin.
6. Alat Pelindung Diri (APD) yang paling berpengaruh adalah “Helm Proyek
(Safety Helmet)”. APD yang paling mudah ditemukan disebuah Proyek.
Dari hasil analisis menganai tindakan-tindakan yang berpengaruh dalam
penerapan Sistem K3 yang sudah di kelompokkan diantara ke 6 kelompok fungsi
tersebut, bahwa fungsi K3 mempunyai fungus sangat penting.
Saran
Beberapan saran dari penyusun yang perlu diperhatikan mengenai
keselamatan kesehatan kerja adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya perbaikan mengenai Manajemen Konstruksi pada proyek
pembangunan Gedung Kecamatan Gajah Mungkur Semarang.
2. Adanya sosialisasi mengenai keselamatan kesehatan kerja yang rutin bagi para
pekerja baru maupun pekerja lama yang ada di lokasi pekerja.
3. Setiap pekerja harus mengenai SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
harus dilaksanakan.
4. Pemberian alat keamanan pada pekerja dengan jenis pekerjaan yang memiliki
resiko tinggi.
5. Diberikan sanksi atau hukuman atas pelanggaran jika tidak memakai alat
keselamatan kerja di lokasi proyek.
6. Melakukan evaluasi terhadap resiko yang mungkin akan terjadi pada lokasi
proyek konstruksi dan membuat laporan kemajuan dalam penanganan
keselamatan kerja pada proyek Pembangunan Gedung Kecamatan Gajah
Mungkur Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Panggabean, Mutiara Sibarani. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Ghalia Indonesia
A.A Anwar Prabu Mangkunegara. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Simanjuntak, J.P. (1994). Manajemen Keselamatan Kerja. Jakarta: HIPSMI
Ridley, John. (2008). Ikhtisar Kesehatan & Keselamatan Kerja Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Jackson. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia: Menghadapi abad ke-21.
Jakarta: Erlangga.
Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Yogyakarta Graha
Ilmu.
Tarwaka. (2012). Dasar-Dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan di
Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tarwaka. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi K3 di
Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.
Tarwaka. (2015). Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E), Dalam Perspektif
Bisnis. Surakarta: Harapan Press.
Soehatman, Ramli. (2009). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS
18001. Jakarta : PT. Dian Rakyat.
Silalahi B.N.B dan R.B.Silalahi. (1995). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Ervianto, Wulfram. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi Edisi Revisi.
Yogyakarta. Andi.
Rijanto, Boedi. (2011). Pedoman Pencegahan Kecelakaan di Industri. Jakarta: Penerbit
Mitra Wacana Media.
Sucipto, Cecep. (2014). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Suma’mur. (1985), Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan,
Jakarta: Gunung Agung.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Depnakertrans. (2011). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan
Kesehatan. Jakarta.
Pusat Kesehatan Kerja, Depkes RI 2003. Keselamatan Kerja di Sarana Kesehatan.
Depkes RI: Jakarta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan pasal 3 ayat 1 dan
pasal 7
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
Kep. 174/Men/1986 nomor : 104/Kpts/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Silalahi. (1985). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Pustaka
Binaman Perssindo
Rijanto, R, Boedi. (2010). Pedoman Praktis Keselamatan, Kesehatan kerja dan
Lingkungan (K3L) Industri Kontruksi. Jakarta: Mitra Wacana Media